PROFESIONAL
NIM : 859511852
UPBJJ JAKARTA
UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PGSD
2023
Upaya Meningkatan Hasil Belajar Berhitung Pengurangan Siswa Kelas I
Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning Di SDN Cakung Barat
05, Jakarta Timur
Veronica Lusyana1, Diana Zulyetti 2
1Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Terbuka
veronicalusyana@gmail.com
Abstrak:
Pembelajaran Matematika materi berhitung pengurangan kelas I SDN Cakung Barat 05,
Jakarta Timur mengalami penurunan hasil belajar. Tujuan penelitian adalah meningkatkan
hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Matematika materi berhitung pengurangan
dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. Penelitian yang dilakukan
merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan dua siklus. Subjek penelitian adalah
peserta didik kelas IA di SDN Cakung Barat 05, Jakarta Timur yang berjumlah 32 peserta
didik. Terdapat empat tahap yang dilakukan pada PTK yaitu 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan,
3) Pengamatan, 4) Refleksi. Pengumpulan data menggunakan observasi, test, dan kajian
pustaka. Analisis data menggunakan teknik analisis statistik deskriptif untuk data kuantitatif
dan analisis deskriptif untuk data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar
peserta didik mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Pada pra siklus didapati sebesar 50%
peserta didik menuntaskan hasil belajarnya. Setelah Discovery Learning digunakan pada
pembelajaran di siklus 1, hasil belajar peserta didik meningkat sebesar 27% menjadi 75%. Di
siklus 2, hasil belajar peserta didik yang tuntas adalah sebesar 95%, meningkat sebesar 20%
dari siklus 1. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan adalah penggunaan
model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran
Matematika materi berhitung pengurangan pada peserta didik kelas I di SDN Cakung Barat
05, Jakarta Timur.
PENDAHULUAN
Pendidikan menjadi dasar kebutuhan manusia di setiap peradapan zaman. Pendidikan
juga dianggap sebagai sarana penting dalam pengembangan potensi siswa, melalui
pendidikan kemampuan siswa menjadi optimal melalui proses perencanaan dan pembelajaran
untuk pengembangan potensi diri, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Sisdiknas
Nomor 20 Tahun 2003 bahwa: “Pendidikan merupakan usaha sadar yang terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi
dirinyamasyarakat, bangsa maupun negara. Pendidikan dasar sebagai pendidikan awal sangat
berpengaruh terhadap pendidikan yang selanjutnya”. Salah satu peranan penting dari
pembelajaran di sekolah dasar adalah siswa memiliki pengetahuan dan kemampuan.
Kemampuan yang perlu dikembangkan salah satunya adalah kemampuan berhitung.
Belajar matematika yakni proses belajar tentang pengembangan berpikir logis sesuai
dengan prinsip, sifat, dalil, teorema tertentu (Simanjuntak, 2019). Menurut Naga (Romlah,
M., Kurniah, 2016) kemampuan berhitung adalah upaya pengenalan matematika yang
berkenaan dengan sifat dan hubungan bilangan-bilangan nyata dan dengan perhitungan
mereka terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian
merupakan operasi bilangan yang sangat dasar. Sejalan dengan pendapat (Fatmawati, 2014)
Kemampuan berhitung anak pada usia 7 sampai 11 tahun berada pada tahapan operasional
konkret. Pada usia ini anak perlu dijembatani dengan sebuah model pembelajaran agar dapat
mudah memahami materi operasi hitung yang disampaikan oleh guru.
Model pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran karena akan
mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran. Cahyo (2013) menjelaskan bahwa
model pembelajaran Discovery learning ini mengubah kondisi belajar yang pasif menjadi
aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented di mana guru menjadi pusat
informasi menjadi student oriented siswa menjdi subjek aktif belajar. Berdasarkan pemaparan
dari Agus N Cahyo, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Discovery Learning ingin
mengubah kebiasaan kondisi yang pasif menjadi aktif.
Mohammad (2012), “Model Discovery, banyak memberikan kesempatan bagi para
anak didik untuk terlibat langsung dalam kegiatan belajar”. Cahyo (2013) menjelaskan bahwa
langkah-langkah penerapan discovery tersebut memiliki cakupan yang sangat luas. Dengan
langkah-langkah yang ditawarkan tersebut, secara tidak langsung para anak didik akan
menemukan data dan informasi yang dibutukan berkaitan dengan proses pembelajaran
Discovery, berarti telah menguasai aspek kognitif secara matang, sehingga akan mampu
menerapkan dalam kehidupan nyata.
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai
akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas (Fauzan, 2015). Ketercapaian peserta
didik dalam hasil belajar berkaitan dengan pemilihan model pembelajaran yang akan
digunakan. Maka dari itu, menggunakan model pembelajaran Discovery Learning bisa
menjadi salah satu pilihan dalam proses belajar di kelas.
Melalui hasil evaluasi kegiatan belajar mengajar di kelas I SDN Cakung Barat 05,
Jakarta Timur didapati bahwa hasil belajar pada materi pengurangan siswa kelas I kurang
memuaskan. Hal lain yang ditemukan adalah guru menjelaskan materi pada mata pelajaran
Matematika lebih banyak dengan metode ceramah. Tahapan perkembangan kognitif yang
disampaikan oleh Piaget adalah bahwa pola pikir siswa kelas I Sekolah Dasar masih terikat
pada benda konkret. Oleh karenanya, penelitian dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar
mata pelajaran matematika melalui model pembelajaran Discovery Learning pada Siswa
Kelas I SDN Cakung Barat 05, Jakarta Timur.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dalam materi pengurangan pada mata
pelajaran Matematika kelas I, agar siswa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran Matematika,
serta mengembangkan kemampuan 4C (Critical Thinking, Creativity, Collaboration,
Communication) melalui model pembelajaran Discovery Learning.
METODOLOGI
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dalam proses
pembelajaran. Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas I A SDN Cakung Barat
05,Jakarta Timur yang berjumlah 32 peserta didik, terdiri dari 16 orang peserta didik laki-laki
dan 16 orang peserta didik perempuan. Tempat penelitian dilakukan di SDN Cakung Barat 05
yang berlokasi di daerah Jakarta Timur. SDN Cakung Barat 05, Jakarta Timur dipilih sebagai
tempat penelitian karena merupakan tempat peneliti bertugas dan mengalami secara langsung
permasalahan yang terjadi. Saat ini SDN Cakung Barat 05, Jakarta Timur memiliki 15
rombongan belajar yang didukung dengan 20 tenaga pendidik, serta 6 tenaga kependidikan.
Penelitian dilakukan selama 2 bulan, di Semester 1 pada Oktober-November 2023.
Tabel 1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Siklus Hari/Tanggal Waktu Pertemuan
1. Pra Siklus Rabu, 11 Oktober 2023 07.00 – 08.00
2. Siklus 1 Rabu, 25 Oktober 2023 07.00 – 08.00
3. Siklus 2 Rabu, 1 November 2023 07.00 – 08.00
Langkah berikutnya adalah melakukan analisis deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan untuk
menganalisis data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi sepanjang pembelajaran.
Perilaku atau keadaan yang ditunjukkan peserta didik selama pembelajaran dan juga saran dari
supervisor 2 perlu dikaji lebih dalam dan bagaimana keterkaitannya dengan data kuantitatif
yang diperoleh.
Data pada tabel 2 menunjukkan 50% peserta didik kelas I belum menuntaskan
pembelajarannya pada materi berhitung pengurangan. Hal ini menunjukkan bahwa peserta
didik belum memahami materi berhitung pengurangan. Dengan kata lain, melalui pra siklus ini,
diketahui bahwa sebanyak 50% peserta didik kelas I belum dapat menghitung pengurangan.
Perbaikan pembelajaran di siklus 1 dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran
discovery learning. Kegiatan pembelajaran pada siklus 1 terdiri dari kegiatan awal, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Kegiatan awal merupakan
kegiatan pembuka, guru menyapa peserta didik, menyampaikan kegiatan pembelajaran yang
akan dipelajari serta mengingatkan kembali aturan-aturan selama pembelajaran. Kegiatan inti
dilakukan dengan mengikuti tahapan model pembelajaran discovery learning. Tahap-tahap
yang dilakukan adalah 1) mengorientasi peserta didik pada masalah dengan diberikan tayangan
video simbol pengurangan, 2) mengorganisasikan kegiatan pembelajaran dengan membuat
pertanyaan-pertanyaan terkait video yang diberikan, 3) membimbing penyelidikan mandiri dan
kelompok dengan mengarahkan peserta didik berdiskusi mengenai pengurangan, 4)
mengembangkan dan menyajikan hasil karya dengan memberikan kesempatan peserta didik
untuk mempresentasikan hasil diskusinya, 5) analisis dan evaluasi proses diskusi dengan
membandingkan setiap hasil presentasi dan membuat kesimpulannya. Pada akhir pembelajaran,
peserta didik mengerjakan lembar evaluasi yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana
peserta didik memahami pembelajaran yang dilakukan.
Tabel 5 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2
No Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
F % F % F %
1 Tuntas 16 50% 24 75% 30 95%
2 Tidak Tuntas 16 50% 8 25% 2 5%
32 100% 32 100% 32 100%
Cahyo, A. N. (2013). Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar . In Diva Press. Yogjakarta.
Romlah, M. K. (2016). Peningkatan Kemampuan Berhitung Anak Melalui Kegiatan Bermain Sempoa.
72-77.