Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN STUDI KASUS

“Rendahnya Keaktifan dan Minat Belajar Siswa Kelas IV”

Disusun Oleh:

Gilang Ramadhan
229022485420

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2023
A. Deskripsi Studi Kasus
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan tempat pelatihan untuk
menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan mahasiswa dalam rangka
pembentukan guru yang profesional. Pada pelaksanaan siklus pembelajaran dalam
kegiatan PPL II di SDI BTN IKIP II, penulis menemukan sebuah pemasalahan yaitu
proses pencapaian pembelajaran masih jauh dari kriteria tuntas belajar. Peserta didik
terlihat kurang antusias dalam mengikuti atau melakukan aktivitas pembelajaran seperti
kurang fokus, sibuk mengerjakan kegiatan lain diluar konteks pembelajaran. Dari hasil
observasi ditemukan bahwa, peserta didik cenderung pasif, keberanian untuk bertanya
maupun menjawab pertanyaan yang kurang aktif. Sehingga proses belajar mengajar
terkesan kurang menunjukkan aktivitas yang berarti. Hal ini ditunjukkan dengan hanya
ada 2 dari 16 peserta didik yang dapat menjawab pertanyaan guru dan berani
menyampaikan pendapatnya saat ditanya oleh guru. Dari permasalahan tersebut perlu
adanya tindakan yang dapat mengubah kebiasaan peserta didik yang pasif menjadi aktif,
karena dengan menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan, proses
pembelajaran akan menjadi lebih bermakna, serta diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik.

B. Analisis Situasi
Berdasarkan hasil observasi pada kegiatan praktik pembelajaran PPL II di kelas
IV SDI BTN IKIP II, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, ditemukan bahwa pada
pembelajaran IPAS di kelas IV peserta didik belum paham materi dari pelajaran IPAS
dan peserta didik cenderung pasif serta kurang aktif dalam menerima pembelajaran.
Peserta didik yang aktif menjawab pertanyaan cenderung hanya peserta didik tertentu
saja. Peserta didik yang menjawab adalah peserta didik yang memahami penjelasan guru,
sedangkan peserta didik yang tidak memahami penjelasan guru, hanya duduk, diam, dan
memperhatikan saja.
Sebagai seorang guru model yang berperan untuk merancang pembelajaran yang
telah disesuaikan dengan permasalahan yang telah teridentifikasi dalam pembelajaran
sebelumnya. Diharapkan bahwa kegiatan pembelajaran berikutnya akan mengalami
peningkatan. Dalam proses perancangan dan evaluasi ini, partisipan yang terlibat adalah
guru pembimbing yang juga bertindak sebagai guru kelas, dan mereka akan mengamati
pelaksanaan praktik pembelajaran.
Dalam proses merancang dan evaluasi pembelajaran tidak lepas dari beberapa
tantangan dan hambatan yang ada. Tantangan dan hambatan yang di alami pada saat
merancang dan evaluasi pada kasus ini adalah melakukan diferensiasi kepada peserta
didik, karena setelah dilakukan asesmen diagnostig awal ditemukan bahwa peserta didik
memiliki kemampuan belajar yang berbeda sehingga diperlukan adanya diferensiasi
dalam pembelajaran. Kemudian minimnya sarana prasarana juga menjadi hambatan
karena dalam satu sekolah hanya terdapat satu buah LCD dan proyektor sehingga harus
bergantian dengan kelas lain untuk menggunakannya.

C. Alternatif Solusi
Berdasarkan analisis situasi yang telah diuraikan, guru dapat mengambil tindakan
konkret untuk menghadapi masalah tersebut. Tindakan konkret yang dapat diambil
dalam mengatasi permasalahan tersebut mencakup mempertimbangkan semua faktor
situasional, termasuk memeriksa ketersediaan peralatan dan fasilitas yang akan
digunakan, serta menciptakan suasana belajar yang mengasyikkan dengan memanfaatkan
materi pembelajaran yang menarik. Hal ini juga dapat diperkuat dengan penggunaan
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Interaktif dan penerapan sistem pemberian hadiah
dan hukuman dalam proses pembelajaran.
LKPD disusun sesuai tahapan belajar peserta didik dengan menggunakan desain
dengan gambar, warna, serta memperhatikan penggunaan bahasa yang sesuai dengan
peserta didik. Menciptakan kegiatan belajar yang menarik dengan menambahkan
permainan sederhana disela kegiatan peserta didik dalam LKPD untuk menumbuhkan
rasa senang saat pembelajaran berlangsung sehingga dapat menggugah motivasi belajar
peserta didik. Motivasi belajar merupakan suatu perasaan yang muncul dalam diri yang
ditandai dengan perasaan seneng dan bergairah saat melakukan aktivitas belajar.
(Sumantri, 2015). Penggunaan LKPD yang manarik akan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran, membantu dan
mempermudah kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif
antara peserta didik dengan pendidik, sehingga dapat meningkatkan aktifitas peserta
didik dalam peningkatan prestasi belajar. (Chairudin (2021:3)
Sedangkan untuk sistem reward dan punisment, diterapkan kepada peserta didik
menggunakan pengumpulan bintang, jadi apabila peserta didik mampu menjawab
pertanyaan dengan tepat atau peserta didik yang berani bertanya akan diberikan 1 bintang
untuk ditempel pada papan bintang. Dan apa bila peserta didik melakukan kesalahan
maka saya mengambil 1 bintangnya kemudian di akhir pertemuan, peserta didik akan
menghitung perolehan bintangnya, bagi peserta didik yang memperoleh bintang
terbanyak akan diberikan sebuah hadiah.

D. Evaluasi
Hasil dari alternatif yang telah ditawarkan atau telah dilaksanakan mendapatkan
data keberhasilan dengan bentuk perubahan perilaku peserta didik yang antusias dan
lebih aktif ketika mengikuti proses pembelajaran. Dampak positif dari penggunaan
LKPD
interaktif ini membantu peserta didik dalam meningkatkan semangat dan menumbuhkan
rasa senang dalam belajar khususnya mata pelajaran IPAS. Design yang menarik dengan
permainan disela kegiatan pembelajarannya membuat peserta didik lebih tertarik dan
merasa senang dalam belajar. Ketika peserta didik sudah merasa senang dalam
pembelajaran hari ini, maka mereka akan selalu menantikan hal menyenangkan lain pada
pembelajaran berikutnya. Keuntungan penggunaan LKPD ini adalah memudahkan
pendidik dalam melaksanakan pembelajaran, bagi peserta didik akan belajar mandiri dan
belajar memahami serta menjalankan suatu tugas tertulis. Ditambah dengan penggunaan
sistem reward and punishment, antusias dan keaktifkan peserta didik meningkat, pada
prakteknya guru sampai kuwalahan untuk menahan peserta didik yang ingin menjawab
pertanyaan yang diberikan guru di depan kelas. Dengan adanya LKPD Interaktif dan
dengan proses pembelajaran yang di kemas secara menarik, peserta didik dapat dengan
mudah untuk memahami materi yang di ajarkan, dan tentunya berpengaruh pada hasil
atau nilai yang di capai peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA

Sumantri, S. (2015). Strategi Pembelajaran: Teori dan Praktik di Tingkat Pendidikan


Dasar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Choirudin. (2021). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis
Problem Solving. Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika. Dari:
https://www.researchgate.net/publication/351829786_pengembangan_lembar_
kerja_peserta_didik_lkpd_berbasis_problem_solving

Anda mungkin juga menyukai