Anda di halaman 1dari 31

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI


VISUAL PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA
KELAS V SDN 10 LEBONG
KABUPATEN LEBONG

Dyan Rafika Caya Suhadi


835953025

LAPORAN
KARYA ILMIAH

PROGRAM STUDI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA BENGKULU
2021

i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI
VISUAL PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS
V SDN 10 LEBONG
KABUPATEN LEBONG

Dyan rafika caya suhadi


835953025
fikasuhadi@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi hasil tes formatif pada pembelajaran


tematik di kelas V SDN 10 Lebong dengan materi panas dan perpindahannya
menggunakan metode ceramah ternyata membuat siswa kurang aktif dalam
kegiatan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan
metode Demonstrasi Visual dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas V
SDN 10 Lebong. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan
subjek penelitian adalah guru dan 26 orang siswa kelas V SDN 10 Lebong.
Penelitian ini dilksanakan pada semester II tahun ajaran 2020/2021,yang terdiri
dari siklus I dan siklus II. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar
observasi dan lembar tes. Data tes dianalisis dengan menggunakan rumus rata-
rata nilai dan persentase ketuntasan belajar klasikal,sedangkan data observasi
dianalisis dengan rata-rata nilai,nilai tertinggi,nilai terendah,selisih nilai dan
kisaran nilai untuk tiap kriteria. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini
menunjukkan proses sebagai berikut :(1) tahap persiapan (2) tahap pelaksanaan
(3)tahap pengamatan (4)tahap refleksi. Pada tahap siklus I nilai ketuntasan siswa
adalah 53,84%. Kemudaian setelah diterapkannya metode Demonstrasi Visual
pada siklus II persentase nilai ketuntasan siswa meningkat menjadi 84,61%.
Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan metode
Demonstrasi Visual dapat meningkatkan hasil belajar tematik kelas V SDN 10
Lebong.

KATA KUNCI : Pembelajaran Tematik,Metode Demonstrasi Visual,Hasil.

i
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan materi dari beberapa mata
pelajaran dalam suatu tema untuk memberikan pengalaman belajar yang
bermakna bagi peserta didik. Penerapan pembelajaran tematik merupakan
salah satu bagian dari elemen perubahan standar proses pembelajaran pada
kurikulum 2013 di SD. Tujuan diterapkannya pembelajaran tematik di SD
adalah agar pembelajaran menyenangkan, memberikan pengalaman hasil
belajar siswa, berkesan dan bermakna, mengembangkan keterampilan
berpikir anak, menumbuhkan keterampilan sosial, menumbuhkan sikap
toleransi, komunikasi, dan tanggap, menyajikan kegiatan yang bersifat nyata.
(Rohartati, 2013). Dalam kurikulum 2013, pembelajaran tematik
diterapkan di SD dari kelas I sampai kelas VI. Banyak penelitian
dilakukan mengenai pelaksanaan pembelajaran tematik pada kurikulum
2013 ini karena berbeda dengan kurikulum sebelumnya.
Setelah dilakukannya penelitian dan pengamatan pada proses
pembelajaran pada siswa kelas V SDN 10 Lebong pada pembelajaran
Tematik dengan menggunakan metode ceramah ternyata banyak siswa yang
kurang bisa memahami dan ikut aktif, terkesan pembelajaran menjadi
membosankan dan monoton saja karena pada metode ceramah guru hanya
memberikan materi pada siswa dan kurang melibatkan siswa dalam
pembelajaran sehingga pembelajaran jadi kurang efektif.

ii
Di akhir pembelajaran guru memberikan tugas berupa tes formatif
kepada 26 siswa kelas V SDN 10 Lebong pada pembelajaran Tematik dan
didapati hasil bahawa hanya 14 siswa yang mendapat nilai diatas 65
sedangkan 12 siswa lainnya mendapatkan nilai dibawah 65.
Ketuntasan nilai yang rendah ini disebabkan oleh adanya kesulitan
dan kurangnya pemahaman siswa pada pembelajaran Tematik dengan
menggunakan metode ceramah saja. Untuk memecahkan masalah ini dan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 10 Lebong, maka
alternatif penyelesaian masalah yang dapat dilakukan dengan
mengembangkan strategi pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa
agar pembelajaran tidak membosankan dan memotivasi siswa pada
pembelajaran Tematik adalah dengan menggunakan metode demonstrasi
visual.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran dengan menggunakan
Demonstrasi menggunakan Pianika kelas V SDN 10 Lebong pada
pembelajaran Tematik tema 6 materi panas dan perpindahannya dapat
diidentifikasi suatu masalah, yaitu:
a. Dalam penyampaian materi pembelajaran guru hanya menggunakan
metode ceramah, yang hanya terpusat pada guru, sehingga kurang
adanya interaksi antara siswa dan guru
b. Kurangnya motivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran

c. Kurangnya penggunaan media lain untuk memberikan contoh-


contoh pembelajaran Tematik tema 6 materi panas dan perpindahannya.

2. Analisis Masalah

Berdasarkan hasil pengamatan di kelas V SDN 10 Lebong dan diskusi


yang telah dilakukan bersama teman sejawat dan supervisor untuk materi
pembelajaran Tematik tema 6 materi panas dan pepindahannya dari 26 siswa
yang mencapai ketuntasan belajar hanya 50%. Hal ini disebabkan oleh
metode yang digunakan oleh seorang guru yaitu metode ceramah tanpa

iii
melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar
Dari hasil pengamatan terhadap situasi yang demikian penulis
merasakan adanya permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :
a. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang telah dilakukan guru
dikelas kurang adanya interaktif dari peserta didik, aktivitas
cenderung terpusat pada guru.
b. Pelaksanaan menggunakan metode ceramah di pembelajaran Tematik
tema 6 materi panas dan perpindahannya terkesan membosankan
sehingga siswa kurang termotivasi.
c. Kurangnya kemampuan siswa dalam memahami di pembelajaran
Tematik tema 6 materi panas dan perpindahannya

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Berdasarkan hasil evaluasi nilai yang diperoleh siswa dari tes
formatif yang telah dilakukan pada mata pelajaran matematika dengan
menggunakan metode ceramah ternyata belum mencapai persentase
ketuntasan dengan KKM 65. Maka, penulis memutuskan untuk mencari
solusi yang dapat dilaksanakan dalam perbaikan pembelajaran, dalam hal ini
alternatifnya sebagai berikut :

1. Penerapan metode Demonstrasi pada pembelajaran Tematik tema 6


materi panas dan perpindahannya kelas V di SD Negeri 10 Lebong?
2. Penggunaan metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar
pada pembelajaran Tematik tema 6 materi panas dan perpindahannya
di kelas V di SD Negeri 10 Lebong?
3. Penggunaan metode Demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan
siswa dalam kegiatan pembelajaran Tematik tema 6 materi panas dan
perpindahannya?
sesuai dengan karakteristik peserta didik maupun materi
pembelajaran yang ada. Sebagai prioritas pemecahan masalah tersebut
penulis menggunakan metode demonstrasi agar para peserta didik dapat lebih
aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga, dapat tercapainya perbaikan

iv
pembelajaran.
B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian ini


adalah :
1. Apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada pembelajaran Tematik di kelas V SD Negeri 10
Lebong?
C. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:

1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan metode


demonstrasi pada pembelajaran Tematik siswa kelas V SD Negeri 10
Lebong.
● Manfaat Penelitian

a. Meningkatkan keaktifan siswa sekaligus sebagai motivasi bagi


siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran Tematik
tema 6 materi panas dan perpindahannya.
b. Meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan
peningkatan jumlah presentase ketuntasan nilai siswa.

● Manfaat Bagi Guru dan Institusi Pendidikan


- Manfaat Bagi Guru

a. Guru dapat menerapkan metode pembelajaran demonstrasi


untuk meningkatkan hasil belajar siswa
b. Guru dapat menciptakan suasana belajar yang lebih
menyenangkan dan tidak kaku sehingga terciptanya interaktif
dari peserta didik
c. Guru dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menciptakan
suasana belajar yang inovatif, kretif dan tidak monoton.
- Manfaat Bagi Sekolah

v
a. Dapat meningkatkan kualitas pendidikan disekolah.

II. KAJIAN PUSTAKA


A. HAKIKAT PEMBELAJARAN TEMATIK
1. PENGERTIAN PEMBELAJARAN TEMATIK
Pembelajaran tematik adalah bentuk model pembelajaran terpadu yang
menggabungkan suatu konsep dalam beberapa materi, pelajaran atau bidang studi
menjadi satu tema atau topik pembahasan tertentu sehingga terjadi integrasi antara
pengetahuan, keterampilan dan nilai yang memungkinkan siswa aktif menemukan
konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik.
Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang
menekankan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran ini
melibatkan beberapa kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator dari
suatu mata pelajaran, atau bahkan beberapa mata pelajaran. Melalui
pembelajaran tematik, siswa diharapkan dapat belajar dan bermain dengan
kreativitas yang tinggi. Sebab, dalam pembelajaran tematik, belajar tidak
semata-mata mendorong siswa untuk mengetahui (learning to know),
tetapi belajar juga untuk melakukan (learning to do), untuk menjadi
(learning to be), dan untuk hidup bersama (learning to live together).
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep
belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu,
guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan
mempengaruhi kebermaknaan belajar peserta didik. Pengalaman belajar
yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses
pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang
dipelajari akan membentuk skema, sehingga peserta didik akan
memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan.
Berikut definisi dan pengertian pembelajaran tematik dari beberapa sumber buku:
 Menurut Mamat dkk (2007), pembelajaran tematik adalah pembelajaran
terpadu yang melibatkan beberapa pelajaran (bahkan lintas rumpun mata
pelajaran) yang diikat dalam tema-tema tertentu.

vi
 Menurut Suryosubroto (2009), pembelajaran tematik adalah satu usaha
untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap
pembelajaran serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema.
 Menurut Rusman (2012), pembelajaran tematik adalah model
pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu
sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual
maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-
prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik.
 Menurut Majid (2014), pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang
menggabungkan suatu konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda
dengan harapan siswa akan belajar lebih baik dan bermakna.

2. TUJUAN PEMBELAJARAN TEMATIK


Tujuan utama dari pembelajaran tematik adalah untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Pembelajaran tematik telah dikembangkan
sehingga mempunyai beberapa tujuan lain, yaitu :
a. Agar para siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu
karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.
b. Supaya peserta didik mmapu mempelajari pengetahuan dan
mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar bagian dalam satu tema.
b. Agar pemahaman peserta didik terhadap aspek Pendidikan Agama Islam
lebih mendalam dan berkesan.
c. Agar kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi lebih baik karena
mengaitkan berbagai topik/bagian dengan pengalaman pribadi dalam
situasi nyata yang dirangkaikan dalam tema tertentu.
d. Agar guru Pendidikan Agama Islam bisa menghemat waktu karena mata
pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan
diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, sehingga waktu yang tersisa bisa
digunakan untuk pendalaman.
3. MANFAAT PEMBELAJARAN TEMATIK

vii
Dengan diterapkannya proses pembelajaran tematik, maka akan
memberikan beberapa manfaat, yakni :
a. Dengan menyatukan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi
mata pelajaran, maka akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih
materi bisa dikurangi atau bahkan dihilangkan.
b. Peserta didik mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna karena
materi pembelajaran lebih berperan sebagai alat atau sarana, bukan tujuan
akhir.
b. Pembelajaran menjadi lengkap sehingga siswa akan mendapat pengertian
mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah.
c. Dengan adanya pengaitan beberapa mata pelajaran, maka penguasaan
konsep akan semakin baik dan meningkat (Salimudin, 2011:36).
d. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa.
e. Memanfaatkan prinsip belajar sambil bermain yang menyenangkan.
f. Bersifat flexibel.

B. METODE MENGAJAR

Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus


digunakan dalam kegiatan pembelajaran karena untuk mencapai tujuan
pembelajaran maupun dalam upaya membentuk kemampuan siswa
diperlukan adanya suatu metode atau cara mengajara yang efektif.
Penggunaan metode mengajar harus dapat menciptakan terjadinya
interaksi antara siswa dengan siswa maupun interaksi antara siswa
dengan guru sehingga proses pembelajaran dapat dilakukan secara
maksimal.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penggunaan
metode mengajar terutama berkaitan dengan perkembangan kemampuan
siswa, diantaranya sebagai berikut:
a. Harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa lebih
jauh terhadap materi pelajaran.
b. Harus memungkinkan dapat memberikan peluang untuk berekspresi yang

viii
kreatif dalam aspek seni.
c. Harus memungkinkan siswa belajar melalui pemecahan masalah.

d. Harus memungkinkan siswa untuk selalu ingin menguji kebenaran sesuatu.

e. Harus memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan (inkuiri)


terhadap sesuatu topik permasalahan.
f. Harus memungkinkan siswa untuk mampu menyimak.

g. Harus memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri.

h. Harus memungkinkan siswa untuk belajar secara bekerja sama.


i. Harus memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dalam belajarnya.

1. Fungsi Metode Mengajar

Penggunaan metode mengajar dalam pembelajaran memiliki fungsi-


fungsi sebagai berikut:

a. Sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan pembelajaran atau


membentuk kompetensi siswa.
b. Sebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh oleh siswa dan guru
dalam kegiatan pembelajaran.
c. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alat penilaian
pembelajaran.

2. Faktor-faktor Metode Mengajar

Penentuan atau memilih metode mengajar dalam pembelajaran harus


mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi pembelajaran.
Faktor- faktor tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tujuan pembelajaran atau kompetensi siswa.

b. Karakteristik bahan pelajaran/materi pelajaran.

c. Waktu yang digunakan.

d. Faktor siswa

ix
e. Fasilitas, media, dan sumber belajar

Tujuan pembelajaran khusus dapat dikatakan sebagai enabling objectives


artinya tujuan pembelajaran harus dicapai selama proses pembelajaran berlangsung,
sedangkan tujuan pembelajaran umum dapat dikatakan sebagai target objectives yang
artinya tujuan pembelajaran tersebut dapat dicapai setelah pembelajaran selesai
(Gagne,1978:97)

C. METODE DEMONSTRASI
1. Pengertian Metode Demonstrasi menurut para ahli
Menurut Muhibbin Syah (1995:208), metode pembelajaran
demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan
barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara
langsung maupun melalui penggunaan media pelajaran yang relevan
dengan pokok bahasan atau materiyang sedang disajikan.
Sedangkan menurut Aminuddin Rasyad (2002:8), metode
demonstrasi adalah cara pembelajaran dengan memperagakan,
mempertunjukkan atau memperlihatkan sesuatu dihadapan murid si kelas
atau diluar kelas.
Menurut Zakiah Darajat, metode demonstrasi adalah metode
mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu
pengertian atau untuk memperhatikan bagaimana melakukan sesuatu
kepada anak didik.
Sedangkan menurut Wina Sanjaya, metode demonstrasi adalah
metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda
tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
Menurut Bahri Zain metode demonstrasi (2006:91), memiliki
kelebihan dalamproses pembelajaran yaitu, dapat membuat pengajaran
menjadi lebih jelas dan lebih kongkret, sehingga menghindari verbalisme
(pemahaman secara kata-kata atau kalimat), siswa lebih mudah
memahami apa yang dipelajari, proses pengajaran lebih menarik, siswa
dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dan

x
kenyataan dan coba untuk melakukannya sendiri.

xi
Sanjaya (2006) dan Sumantri dan Permana (1998/1999), mengemukakan
bahwa demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan pada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu
yang sedang dipelajari dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan
yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik
bahasan yang harus didemonstrasikan.
Merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan
mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu sehingga
dapat mempelajarinya secara proses. Guru dituntut menguasai bahan pelajaran
serta mampu mengorganisasikan kelas.
2. Karakteristik metode demonstrasi

a. Penyampaian pembelajaran pada siswa dalam penguasaan proses objek


tertentu.

b. Guru berperan sebagai model yang mendemontrasikan pembelajaran.

c. Mengutamakan aktivitas siswa.

d. Bahan dan situasi yang digunakan adalah objek yang sebenarnya.

3. Prasyarat untuk mengoptimalkan pembelajaran demonstrasi

a. Guru mampu secara proses dalam melaksanakan demonstrasi materi atau


topik yang dipraktikkan.
b. Guru mampu mengelola kelas.

c. Guru mampu menguasai siswa secara menyeluruh.

d. Guru mampu menggunakan alat bantu yang digunakan.

e. Guru mampu melaksanakan penilaian proses.

f. Siswa memiliki motivasi, perhatian, dan minat terhadap topik yang akan
didemonstrasikan.

g. Siswa mampu memahami tujuan/maksud yang akan didemonstrasikan.

h. Siswa mampu mengamati proses yang didemonstrasikan.

12
i. Siswa mampu mengidentifikasi kondisi dan alat yang digunakan dalam
demonstrasi.

4. Keunggulan metode demonstrasi

a. Siswa dapat memahami bahan pelajaran sesuai objek yang sebenarnya.

b. Dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa.

c. Dapat melakukan pekerjaan berdasarkan proses yang sistematis.

d. Dapat mengetahui hubungan struktural atau urutan objek.

e. Dapat melakukan perbandingan dari beberapa objek.

5. Kelemahan metode demonstrasi

a. Hanya dapat menimbulkan cara berpikir yang konkret saja.

b. Jika jumlah siswa banyak dan posisi siswa tidak diatur maka demonstrasi
tidak efektif.

c. Sering terjadi siswa yang kurang berani dalam mencoba atau melakukan
praktik yang didemonstrasi.

6. Langkah-langkah Menggunakan Metode Demonstrasi

a. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:

1. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi
berakhir.

2. Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.

3. Lakukan uji coba demonstrasi.

b. Tahap Pelaksanaan

1. Langkah pembukaan.

Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

13
 Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat
memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.

 Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.

 Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya


siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari
pelaksanaan demonstrasi.

2. Langkah pelaksanaan demonstrasi.

 Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa


untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaanpertanyaan yang me-ngandung
teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan
demonstrasi.

 Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang


menegangkan.

 Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan


memerhatikan reaksi seluruh siswa.

 Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih


lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.

3. Langkah mengakhiri demonstrasi.

Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri


dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan
demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk
meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain
memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi
bersama tentang jalannya proses de-monstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.

14
D. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Sri Anita W, dkk., (2011 : 2.19) Hasil belajar merupakan


kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar. kulminasi akan
selalu diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar harus menunjukkan
suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa yang
bersifat menetap, fungsional, positif dan disadari. Bentuk perubahan tingkah laku
harus menyeluruh secara komprehensif sehingga menunjukkan perubahan
tingkah laku seperti contoh di atas.
Aspek perilaku keseluruhan dari tujuan pembelajaran menurut Benyamin
Bloom (1956) yang dapat menunjukkan gambaran hasil belajar, mencakup spek
kognitif, afektif, dan psikomotor.
Romizoswki (1982) menunjukkan dalam skema kemampuan yang dapat
menunjukkan hasil belajar yaitu :
1. Keterampilan kognitif berkaitan dengan kemampuan membuat keputusan
memecahkan masalah dan berpikir logis
2. Keterampilan psikomotor berkaitan dengan kemampuan tindakan fisik dan
keiatan perseptual

3. Keterampilan reaktif berkaitan dengan sikap, kebijaksanaan, perasaan, dan


self control

4. Keterampilan interaktif berkaitan dengan kemampuan sosial dan


kepemimpinan
Gagne (1979) menyebutkan ada lima tipe hasil belajar yang dapat dicapai
oleh siswa:
1. Motor Skills
2. Verbal Information
3. Intelectual Skills
4. Attitudes
5. Cognitive Strategies

15
2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR
Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Secara umum Hasil
belajar dipengaruhi 3 hal atau faktor Faktor-faktor tersebut akan saya uraikan
dibawah ini, yaitu :
a. Faktor internal (factor dalam diri)
b. Faktor eksternal (factor diluar diri)
c. Faktor pendekatan belajar

a. Faktor internal
Faktor internal yang mempengaruhi Hasil belajar yang pertama adalah
Aspek fisiologis. Untuk memperoleh hasil Hasil belajar yang baik, kebugaran
tubuh dan kondisi panca indera perlu dijaga dengan cara : makanan/minuman
bergizi, istirahat, olah raga. Tentunya banyak kasus anak yang prestasinya turun
karena mereka tidak sehat secara fisik.
Faktor internal yang lain adalah aspek psikologis. Aspek psikologis ini
meliputi : inteligensi, sikap, bakat, minat, motivasi dan kepribadian. Factor
psikologis ini juga merupakan factor kuat dari Hasil belajar, intelegensi memang
bisa dikembangkang, tapi sikap, minat, motivasi dan kepribadian sangat
dipengaruhi oleh faktor psikologi diri kita sendiri. Oleh karena itu, berjuanglah
untuk terus mendapat suplai motivasi dari lingkungan sekitar, kuatkan tekad dan
mantapkan sikap demi masa depan yang lebih cerah.

b. Faktor eksternal
Selain faktor internal, Hasil belajar juga dipengaruhi oleh faktor eksternal.
Faktor eksternal meliputi beberapa hal, yaitu:
1. Lingkungan sosial, meliputi : teman, guru, keluarga dan masyarakat.
Lingkungan sosial, adalah lingkungan dimana seseorang bersosialisasi,
bertemu dan berinteraksi dengan manusia disekitarnya. Hal pertama yang menjadi
penting dari lingkungan sosial adalah pertemanan, dimana teman adalah sumber
motivasi sekaligus bisa menjadi sumber menurunnya prestasi. Posisi teman sangat
penting, mereka ada begitu dekat dengan kita, dan tingkah laku yang mereka
lakukan akan berpengaruh terhadap diri kita. Kalau kalian sudah terlanjur

16
memiliki lingkungan pertemanan yang lemah akan motivasi belajar, sebisa
mungkin arahkan teman-teman kalian untuk belajar. Setidaknya dengan cara itu
kaluan bisa memposisikan diri sebagai seorang pelajar.
Guru adalah seorang yang sangat berhubungan dengan Hasil belajar.
Kualitas guru di kelas, bisa mempengaruhi bagaimana kita balajar dan bagaimana
minat kita terbangun di dalam kelas. Memang pada kenyataanya banyak siswa
yang merasa guru mereka tidak memberi motivasi belajar, atau mungkin suasana
pembelajaran yang monoton. Hal ini berpengaruh terhadap proses pembelajaran.
Keluarga, juga menjadi faktor yang mempengaruhi Hasil belajar seseorang.
Biasanya seseorang yang memiliki keadaan keluarga yang berantakan (broken
home) memiliki motivasi terhadap prestasi yang rendah, kehidupannya terlalu
difokuskan pada pemecahan konflik kekeluargaan yang tak berkesudahan. Maka
dari itu, bagi orang tua, jadikanlah rumah keluarga kalian surga, karena jika tidak,
anak kalian yang baru lahir beberapa tahun lamanya, belum memiliki konsep
pemecahan konflik batin yang kuat, mereka bisa stress melihat tingkah kalian
wahai para orang tua yang suka bertengkar, dan stress itu dibawa ke dalam kelas.
Yang terakhir adalah masyarakat, sebagai contoh seorang yang hidup
dimasyarakat akademik mereka akan mempertahankan gengsinya dalam hal
akademik di hadapan masyarakatnya. Jadi lingkungan masyarakat mempengaruhi
pola pikir seorang untuk berprestasi. Masyarakat juga, dengan segala aktifitas
kemasyarakatannya mepengaruhi tidakan seseorang, begitupun juga berpengaruh
terhadap siswa dan mahasiswa.
2. Lingkungan non-sosial, meliputi : kondisi rumah, sekolah, peralatan, alam
(cuaca).
Non-sosial seperti hal nya kondiri rumah (secara fisik), apakah rapi, bersih,
aman, terkendali dari gangguan yang menurunkan Hasil belajar. Sekolah juga
mempengaruhi Hasil belajar, dari pengalaman saya, ketika anak pintar masuk
sekolah biasa-biasa saja, prestasi mereka bisa mengungguli teman-teman yang
lainnya. Tapi, bila disandingkan dengan prestasi temannya yang memiliki kualitas
yang sama saat lulus, dan dia masuk sekolah favorit dan berkualitas, prestasinya
biasa saja. Artinya lingkungan sekolah berpengaruh.

17
4. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (hal 120-121)
mengungkapkan, bahwa untuk mengukur dan mengevaluasi hasil belajar siswa
tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan
ruang lingkunya, tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian,
sebagai berikut:
a. Tes Formatif,
Penilaian ini dapat mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan
tujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok
bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar
mengajar dalam waktu tertentu.
b. Tes Subsumatif,
Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan
dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap
siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar atau hasil belajar siswa. Hasil
tes subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan
diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.
c. Tes Sumatif,
Tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan pokok-
pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau dua bahan
pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tarap atau tingkat keberhasilan
belajar siswa dalam satu periode belajar tertentu. Hasil dari tes sumatif ini
dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat (rangking) atau sebagai
ukuran mutu sekolah.

18
III. PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. SUBJEK PENELITIAN

1. Subjek

Subjek penelitian yaitu siswa kelas V SD Negeri 10 Jumlah siswa 26 orang terdiri dari
10 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki, pada pembelajaran Tematik.
2. Lokasi

Tempat pelaksanaan penelitian perbaikan yaitu di SD Negeri 10 Lebong Kabupaten


Lebong pada kelas V SD pada pembelajaran Tematik.
3. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tahun ajaran 2020– 2021, kelas V semester II pada bulan
April sampai bulan Mei 2021. Rincian waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
1. Tanggal 26 April 2021 Pelaksanaan Siklus 1

2. Tanggal 03 Mei 2021 Pelaksanaan siklus 2


B. DESKRIPSI PER SIKLUS
Siklus I

Pada siklus I peneliti menyusun dan menyiapkan hal-hal sebagai berikut:


1. Tahap Perencanaan
a. Menyiapkan rencana pembelajaran (RP)

b. Menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran

c. Membuat format penilaian

d. Mempersiapkan lembar observasi

e. Menyusun alat evaluasi

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanakan perbaikan siklus I dilaksanakan pada tanggal 26 April 2021 dikelas V


SDN 10 lebong dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan Awal (10 menit)

• Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar, dan mengecek kehadiran siswa
• Memotivasi siswa untuk siap belajar

19
• kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah seorang siswa.

• Mengaitkan pembelajaran hari ini dengan pembelajaran kemarin.

b. Kegiatan Inti (45 menit)

- Guru meminta siswa untuk membuka buku tema 6 tentang materi.


- Siswa membaca bacaan: “Manusia dengan Lingkungan Alam” dengan saksama.
- Siswa menuliskan kata-kata baru yang ia temukan dari bacaan, lalu menuliskan 3
informasi penting.
- Siswa diminta untuk mengidentifikasi kegiatan yang ia lakukan sehari-hari dan
menentukan energi panas (kalor) yang dibutuhkan.
- Siswa diminta membandingkan jenis-jenis kegiatan yang berbeda dan menentukan
kegiatan mana yang membutuhkan energi panas yang lebih banyak.

- Guru menjelaskan apa itu tangga nada dan jenis-jenisnya.

- Guru meminta salah satu siswa maju kedepan menyanyikan salah satu lagu dengan
tangga nada pentatonis Gundul-Gundul Pacul
- Guru menuliskan tangga nada lagu Ibu Kita Kartini di papan tulis

- Guru menggunakan media berupa Pianika

c. Kegiatan Penutup (10 menit)

• Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan materi yang telah diajarkan

• Guru memberikan tugas kepada siswa

• Guru meminta kepada siswa untuk menutup pelajaran dengan membaca Do’a.

3. Tahap Observasi

Dari hasil pengamatan dan observasi supervisor II selama proses perbaikan


pembelajaran I (Siklus I) adalah sebagai berikut:
Pembelajaran pada pertemuan ini guru menggunakan metode pembelajaran
demonstrasi. Tetapi, media yang digunakan oleh guru pada pertemuan ini berupa Pianika.
Ternyata masih belum mampu menarik minat para siswa. ada beberapa siswa yang kurang
memperhatikan penjelasan guru. Hal ini disebabkan penjelasan guru kurang rinci dan
kurangnya media pendukung untuk menjelaskan contoh- contoh lagu.
4. Tahap Refleksi ( Reflection )

20
Dari hasil analisis soal latihan yang telah diberikan dan pengamatan dari supervisor II
didapatkan hasil yang kurang, dikarenakan dari 26 siswa kelas V yang mencapai KKM 60
hanya 14 siswa tuntas, sedangkan 12 siswa lainnya belum tuntas. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu :
a. Suasana belajar yang belum kondusif

b. Pada kegiatan penjelasan guru menggunakan bahasa yang kurang dimengerti oleh para
siswa
c. Guru hanya menggunakan satu media saja.

d. Guru masih belum maksimal dalam membimbing para siswa.

Dari hasil refleksi kelemahan-kelemahan pembelajaran pada siklus I, maka peneliti


akan melanjutkan penelitian pada siklus II untuk memperbaiki hasil pembelajaran siswa.
Siklus II

1. Perencanaan

Pada siklus ke II guru menyiapkan:

a. Rencana perbaikan pembelajaran II yang merupakan perbaikan dari rencana


perbaikan pembelajaran I.
b. Membuat soal latihan

c. Menyiapkan lembar pengamatan/observasi

d. Menyiapkan APKG I dan APKG II.

e. Menyiapkan jadwal penelitian

f. Menyiapkan jurnal yang akan diisi oleh supervisor II sebagai bahan untuk refleksi.
2. Pelaksanaan

Rencana Perbaikan Pembelajaran II (RPP II) dilaksanakan pada tanggal 03 Mei 2021
di kelas V pada siswa Sekolah Dasar Negeri 10 Lebong pada pembelajaran Tematik tema 6
materi panas dan pepindahannya
Rencana Perbaikan Pembelajaran II (RPP II) adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan awal (10 menit)

 Kelas dibuka dengan salam,menanyakan kabar, dan mengecek kehadiran siswa

21
 Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah seorang siswa yang datang
paling awal.

 Memotivasi siswa untuk siap belajar

 Menyampaikan tujuan pembelajaran

 Mengaitkan pembelajaran hari ini dengan pembelajaran kemarin.

b. Kegiatan Inti (50 menit)

• Guru meminta siswa membuka buku Tematik tema 6 materi panas dan
pepindahannya

• Siswa diminta untuk mengidentifikasi kegiatan yang ia lakukan sehari-hari dan


menentukan energi panas (kalor) yang dibutuhkan.

• Siswa diminta membandingkan jenis-jenis kegiatan yang berbeda dan


menentukan kegiatan mana yang membutuhkan energi panas yang lebih banyak.

• Guru mejelaskan kembali tentang tangga nada

• Guru membawa media pendukung dalam kegiatan demonstrasi berupa :


Pianika,Laptop dll.
• Guru mendemonstrasikan Video di Laptop dan memutar lagu-lagu yang masuk
kedalam tangga nda mayor dan minor.
• Guru meminta siswa memperhatikan dan membentuk kelompok diskusi.

• Guru melakukan sesi tanya jawab mengenai lagu yang diputar sebelumnya.

• Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang dapat menjawab


pertanyaan dengan point nilai.
• Guru memainkan Pianika dengan tangga nada minor pada lagu Ibu Kita Kartini.
c. Kegiatan Penutup (10 menit)

• Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa

• Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan materi yang telah diajarkan

• Mengadakan refleksi dengan menanyakan kepada siswa bagaimana perasaan


siswa belajar setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran.
• Guru meberikan tugas

• Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam penutup.

22
3. Pengamatan ( Observation )

Pengamatan terhadap kegiatan penelitian ini dilakukan oleh supervisor II pada saat
mengamati pelaksanaan perbaikan pembelajaran II, supervisor mengisi:
a. APKG I dan APKG II untuk mengamati persiapan mengajar dan pelaksanaan
proses perbaikan pembelajaran pada siklus II.
b. Lembar pengamatan untuk mengamati guru selama proses perbaikan
pembelajaran II
c. Jurnal untuk mengamati tingkah laku siswa dan guru selama proses perbaikan
pembelajaran II.
Dari hasil pengamatan dan observasi supervisor II selama proses perbaikan
pembelajaran II (Siklus II) adalah sebagai berikut:
a. Guru memberikan penjelasan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
oleh para siswa
b. Guru menggunakan media pendukung pembelajaran berupa Laptop dengan
mendemonstrasikan Video lagu-lagu sehingga siswa lebih memahami perbedaan
tangga nada mayor dan minor.
c. Siswa sangat antusias ketika guru membentuk kelompok diskusi dan meminta
mereka menebak dan menjawab tangga nada sesuai Video pada Laptop.
d. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang dapat menjawab berupa point
dan siswa bersemangat.
e. Guru dan para siswa dapat menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah mereka
laksanakan dengan baik.
4. Refleksi ( Reflection )

Dari hasil analisis soal latihan dan pengamatan dari supervisor II, ternyata hasil
belajar siswa meningkat, yang dapat dilihat dari persentase ketuntasan belajar siswa yaitu
85% siswa hampir semua anak bisa menjawab dengan benar hanya beberapa yang tidak
tahu.
Sedangkan dari hasil pengamatan oleh supervisor II didapatkan hasil sebagai berikut:
• Siswa lebih aktif dan antusis dalam mengikuti pelajaran

• Siswa lebih percaya diri dalam menyatakan pendapat

• Pendekatan yang dipilih sudah tepat dengan materi

• Penggunaan metode demontrasi dengan menggunakan media sudah sangat optimal.

23
• Suasana belajar yang tercipta lebih kondusif

Dari hasil refleksi yang peneliti lakukan pada siklus II dan berdiskusi dengan
supervisor II selaku pembimbing, maka peneliti menyimpulkan bahwa hasil yang diperoleh
pada siklus II sudah sangat baik. Oleh karena itu peneliti menghentikan penelitian sampai
pada siklus II.
C. TEKNIK ANALISIS DATA
1. Pengertian Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu proses atau upaya mengolah data menjadi
informasi baru. Proses ini dilakukan bertujuan agar karakteristik data menjadi lebih mudah
dimengerti dan berguna sebagai solusi bagi suatu permasalahan, khususnya yang berkaitan
dengan penelitian. Teknik analisis data adalah metode yang digunakan untuk mengolah data
menjadi informasi yang mudah dipahami dan bermanfaat sebagai solusi permasalahan.
2. Jenis Teknik Analisis Data
a. Teknik Analisis Data Kualitatif
Jenis analisis data menggunakan data kualitatif adalah dengan menggunakan data yang
tidak dapat diangkakan atau bersifat non numerik. Teknik analisis data kualitatif pada
umumnya merupakan bahasan konseptual dari suatu permasalahan. Beberapa contoh teknik
analisis data kualitatif antara lain seperti, analisis konten, analisis naratif dan analisis wacana.

b. Teknik Analisis Data Kuantitatif


Jenis analisis data yang kedua adalah menggunakan data kuantitatif yaitu menggunakan
data numerik yang dapat dihitung secara akurat. Salah satu contoh data numerik dalam
metode penelitian kuantitatif yaitu hasil survey responden. Teknik analisis data kuantitatif
pada umumnya menggunakan model matematika, model statistik, dan lain-lain. Beberapa
teknik analisis data kualitatif yaitu analisis deskriptif dan analisis inferensial.
3. Tahap Analisis Data
a. Pengolahan Data
Dalam tahap pengolahan data, tahap awal yang dilakukan adalah memeriksa
kelengkapan data. Tahap ini dilakukan setelah data dikumpulkan. Peneliti perlu membuat
daftar untuk memastikan apakah semua data sudah terkumpul dengan benar. Tahap
Penganalisisan Data.Setelah data terklasifikasi dengan jelas, analisis data bisa dilakukan
untuk menemukan pola. Pada tahap ini ada perbedaan yang menonjol adalah antara penelitian
kuantitatif dan kualitatif. Riset kuantitatif umumnya menerapkan statistik. Sedangkan riset
kualitatif menerapkan coding. Keduanya bisa dilakukan secara manual atau bantuan software

24
komputer.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PELAKSANAAN SIKLUS
Berdasarkan hasil penelitian perbaikan pembelajaran yang telah disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran yaitu untuk mengetahui penerapan metode Demonstrasi dapat
meninggkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Tematik tema 6 materi panas dan
pepindahannya dikelas V SDN 10 Lebong.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan yang berlangsung dalam
bentuk siklus. Dimana setiap siklus memiliki kelebihan dan kekurangan/kelemahan dari
setiap perencanaan dan pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Hasil penelitian tersebut
disertai dengan data yang akurat. Adapun uraiannya sebagai berikut :
Siklus I

Kegiatan penelitian siklus I dilaksanakan pada tanggal 26 April 2021, pada pukul
07.30-09.15. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya.
Metode yang digunakan pada tahap siklus I pada pembelajaran Tematik tema 6 materi
panas dan pepindahannya pada materi dengan menggunakan metode ceramah.
Pada kegiatan belajar-mengajar yang dilaksanakan guru menjelaskan materi mengubah
panas dan perpindahannya dengan melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab
kepada para siswa tentang apa yang mereka ketahui tentang materi .
Dengan menggunakan metode ceramah diharapkan siswa dapat memahami tentang
materi panas dan perpindahannya. Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran, guru
memberikan tes formatif untuk melihat hasil dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Pada saat kegiatan pembelajaran dilaksanakan dilakukan penilaian melalui
lembar observasi, sehingga diperoleh hasil siklus I sebagai berikut ini :
a. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Penilaian aktivitas siswa pada pembelajaran Tematik tema 6 materi panas dan
perpindahannya dengan menggunakan metode ceramah.
Setelah dilakukan pengamatan pada saat kegiatan pembelajaran yang berlangsung
ternyata siswa kurang termotivasi melaksanakan kegiatan pembelajaran, siswa terlihat kaku
dan bosan. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan metode ceramah, guru hanya
menjelaskan materi pembelajaran.
b. Data Hasil Tes

25
Hasil perolehan nilai tes formatif yang dilaksanakan siswa adalah sebagai berikut :
Dari data diatas dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat ≤ 65 belum memenuhi
standar ketuntasan yang diharapkan,sedangkan menurut Depdiknas(2006:22) bahwa
pembelajaran dikatakan tuntas apabila secara klasikal siswa mendapat nilai >65 mencapai
80%. Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa:
1. Sebanyak 12 orang siswa mendapat nilai <65
2. Sebanyak 14 orang siswa mendapat nilai >65
jumlah siswa yg tuntas
Ketuntasan belajar= x 100 %
Jumlah siswa
14
Ketuntasan belajar= x 100 %=53 , 84 %
26

c. Data Hasil Observasi Aktivitas Guru


Pada kegiatan siklus I yang telah dilaksanakan oleh guru dengan menggunakan
metode ceramah pada pembelajaran panas dan perpindahan kurang efektif. Hal ini
dikarenakan guru hanya terfokus dengan menjelaskan materi pembelajaran.
d. Refleksi Siklus I
1. Siswa belum aktif dalam kegiatan pembelajaran
2. Hanya sebagian siswa yang dapat menjawab pertanyaan guru, sebagian lagi
hanya diam.
3. Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, sebagian siswa sibuk sendiri dan
kurang memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru

Siklus II

Pada kegiatan siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 03 Mei 2021 pada pukul 07.30-09.15,
hal yang diharapkan pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus 2 siswa dapat lebih
termotivasi dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga dapat memahami tentang konsep di
pembelajaran Tematik tema 6 materi panas dan pepindahannya dapat mengaplikasikan hasil
pembelajaran kedalam kehidupan sehari-hari serta meningkatkan hasil tes formatif.
Pada kegiatan awal pembelajaran guru memberikan apresepsi dan motivasi kepada para
siswa, serta menjelaskan tujuan yang diharapkan pada pembelajaran hari ini.
Pada kegiatan inti pembelajaran guru menjelaskan di pembelajaran Tematik tema 6
materi panas dan pepindahannya, Pada awalnya guru menjelaskan kepada siswanya apa yang
dimaksud dengan tangga nada dan jenis-jenisnya kemudian guru mencoba untuk

26
meningkatkan pemahaman siswanya dengan mendemonstrasikan video-video tentang lagu-
lagu yang masuk kedalam tangga nada mayor dan minor melalui media Laptop yang diputar
dan dipertontonkan di depan kelas, guru membentuk kelompok dan meminta siswanya
mendiskusikan dan mencari tahu lagu-lagu yg diputar tadi yang mana merupakan tangga nada
mayor dan yang mana masuk ke tangga nada minor dan melakukan sesi tanya jawab dengan
pemberian point sebagai bentuk apresiasi dan reward. Lalu guru mencontohkan dan
memainkan media Pianika untuk memberi contoh lagu yang masuk kedalam tangga nada
minor.
Pada pembelajaran IPA guru menjelaskan tentang perubahan suhu panas dan pengertian
dari pemuaian dn penyusutan serta apa saja bentuk-bentuknya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan menggunaan metode demonstrasi dengan menggunakan alat peraga berupa
termometer diharapkan siswa lebih termotivasi sehingga siswa dapat lebih memahami tentang
suhu dan perubahan suhu. Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran, guru memberikan tes
formatif untuk melihat hasil dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada saat
kegiatan pembelajaran dilaksanakan dilakukan penilaian melalui lembar observasi, sehingga
diperoleh hasil prasiklus sebagai berikut :
a. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Berdasarkan hasil observasi Pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus 1 dengan
menggunakan metode demonstrasi dengan alat peraga berupa termometer dalam
pembelajaran IPA dan video dalaam materi pembelajaran SBDP dapat meningkatkan
motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan materi panas dan perpindahan
dalam tema 6 kelas V. Selain itu, siswa juga termotivasi menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru karena mereka mendapatkan reward berupa point.
b. Data Tes Formatif
Data hasil tes formatif siswa sebagai berikut :
Dari data diatas dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat ≤ 65 belum memenuhi
standar ketuntasan yang diharapkan, sedangkan menurut Depdiknas(2006: ) bahwa
pembelajaran dikatakan tuntas apabila secara klasikal siswa mendapat nilai >65 mencapai 80
%.Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa:
1. Sebanyak 4 orang siswa mendapat nilai <65
2. Sebanyak 22 orang siswa mendapat nilai >65
jumlah siswa yg tuntas
Ketuntasan belajar= x 100 %
Jumlah siswa

27
22
Ketuntasan belajar= x 100 %=84 ,61 %
26
c. Data Observasi Guru
Berdasarkan hasil observasi guru pada kegiataan perbaikan pembelajaran siklus 2
menunjukkan hasil yang meningkat dari siklus 1, karena guru menggunakan alat peraga
dalam mendemonstrasi yaitu berupa benda yang sering siswa jumpai dalam kehidupan sehari-
hari.
d. Refleksi ( Reflection )
Dari hasil analisis soal latihan dan pengamatan dari supervisor II, ternyata hasil belajar
siswa meningkat, yang dapat dilihat dari persentase ketuntasan belajar siswa yaitu 84,61%
(85%) siswa mendapatkan nilai 75-90. Sedangkan 15,38% siswa mendapatkan nilai 65-55.
Sedangkan dari hasil pengamatan oleh supervisor II didapatkan hasil sebagai berikut:
1) Siswa lebih aktif dan antusis dalam mengikuti pelajaran
2) Siswa lebih percaya diri dalam menyatakan pendapat
3) Pendekatan yang dipilih sudah tepat dengan materi
4) Penggunaan metode demontrasi dengan menggunakan media yang dapat dijumpai
oleh para siswa pada kehidupan sehari-hari sudah sangat optimal.
5) Suasana belajar yang tercipta lebih kondusif
PEMBAHASAN DARI SETIAP SIKLUS
Berdasarkan penjelasan dan pengolahan data serta hasil observasi yang telah kita
lakukan pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran tema 6 “Panas dan Perpindahannya” pada
siklus I dan siklus II sudah ada peningkatan keberhasilan. Hal ini dapat dilihat dari hasl
temuan dan refleksi terhadap keberhasilan dan kegagalan yang ada pada setiap siklus
pelaksanaan perbaikan.
Siklus I
Pada Siklus I dengan menggunakan metode ceramah dipembelajaran tema 6 kelas V
diketahui bahwa persentase kelulusan siswa berkisar 53,84% dikarenakan metode ini kurang
menarik minat siswa dan mengakibatkan kurangnya hasil belajar siswa. Kurang
bervariasinya media yang digunakan, dan tidak adanya permainan atau sesi tanya jawab yang
bisa membangun suasana kelas menjadi semangat.
Siklus II
Pada siklus II peneliti menggunakan metode demonstrasi. media pendukung berupa
video-video dari media Laptop. Selain itu, pada siklus ini peneliti memberikan variasi berupa
pembagian kelompok diskusi dan siswa berlomba untuk mendapatkan point. Sehingga para

28
siswa lebih antusias dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan siswa
diberi kesempatan untuk aktif. Persentase kelulusan pada siklus ini naik menjadi 84 ,61 % .
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan melalui
dua siklus perbaikan dapat ditarik kesimpulan yaitu:
1. Penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini
terbukti dari hasil belajar siswa meningkat pada setiap siklusnya, pada siklus 1
persentase ketuntasan siswa hanya 53,84 % meningkat pada siklus 2 dengan
persentase ketuntasan menjadi 84,61 %. Dengan demikian hal ini lah yang
menunjukkan bahwa penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada pembelajaran Tematik kelas V SDN 10 Lebong.
B. Saran

Tindak Lanjut Bedasarkan kesimpulan tersebut, yang sebaiknya dilakukan oleh guru
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya meningkatkan hasil belajar siswa
dalam kelas yaitu:
1. Proses pembelajaran hendaknya dirancang sebaik mungkin sehingga anak terlihat
aktif, antusias, kreatif, dan menyenangkan agar tujuan dalam pembelajaran yang kita
harapkan dapat tercapai.
2. Dengan menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi dan beragam,dapat
membantu meningkatkan hasil belajar siswa dan minat siswa dalam mengikuti
pembelajaran.
3. Guru kelas merencanakan pembelajaran yang lebih menarik lagi dengan meminta
pihak sekolah menyediakan media Infocus Proyector dan alat-alat praktek secara
lengkap agar lebih menngkatkan pemahaman siswa dan hasil belajarnya. Disamping
itu, berdasarkan pengalaman perbaikan pembelajaran melalui PTK, kiranya perlu ada
kelompok kerja di antara guru untuk selalu bertukar pikiran dan pengalaman
berkenaan dengan masalah dan tugas- tugas mengajar sehari-hari.

29
DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV.Sindunata.

Arifin, Z. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Hanafiah, N. (2009). Konep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.

Karitas, D. (2017). Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Panas dan Perpindahannya.
Jakaarta : Intan Pariwara.

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan


Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Press.

Tim-FKIP UT. (2014). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : Universitas Terbuka.

Zainul, A. dan Agus Mulyana. (2007). Tes dan Asesmen di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
SUMBER LAIN

https://www.google.com/search?
q=tangga+nada+ibu+kita+kartini&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUK
EwjCv96809DwAhXGZCsKHT61AY0Q_AUoAXoECAEQAw#imgrc=u_ERqEHvDdznaM

https://www.google.com/search?
q=gundul+pacul&tbm=isch&ved=2ahUKEwjn_tDt1NDwAhXFJHIKHcBcC8UQ2-
cCegQIABAA&oq=gundul+pacul&gs_lcp=CgNpbWcQAzICCAAyAggAMgIIADICCAAy
AggAMgIIADICCAAyAggAMgIIADICCABQAFgAYJDgAmgAcAB4AIABnNgCiAHSxw
qSAQM5LTSYAQCqAQtnd3Mtd2l6LWltZw&sclient=img&ei=QVqiYKfaJ8XJyAPAua2o
DA&safe=strict#imgrc=60WzARbh0OqfTM

https://bobo.grid.id/read/082531868/perubahan-suhu-benda-pemuaian-dan-penyusutan-
benda-karena-pengaruh-kalor-serta-contohnya-di-sekitar-kita?page=all

https://www.kajianpustaka.com/2020/06/pembelajaran-tematik.html

https://blog.ub.ac.id/ketiksaja/manfaat-dan-tujuan-pembelajaran-tematik/

https://ainamulyana.blogspot.com/2012/01/pengertian-hasil-belajar-dan-faktor.html

https://www.dqlab.id/teknik-analisis-data-mengenal-lebih-dalam-analisis-dat

30

Anda mungkin juga menyukai