Anda di halaman 1dari 30

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN


MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA
KELAS V SEMESTER I SD N 01 KAPUNG
TAHUN AJARAN 2021/2022
Oleh :

INDAH SHRAIFATUL MULAH


857815194
Indahsharifa21@gmail.com

ABSTRAK

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana upaya peningkatan hasil
belajar matematika operasi hitung bilangan pecahan melalui metode eksperimen pada
siswa kelas V semester 1 SD N 01 Kapung.
Tujuan dari penelitian ini adalah Meningkatan Hasil Belajar Matematika Operassi
Hitung Bilangan Pecahan Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas V Semester 1
SD N 01 Kapung Tahun Ajaran 2021/2022.
Sumber data penelitian ini adalah Siswa Kelas V SD Negeri 01 kapung dengan jumlah
peserta didik sebanyak 26 peserta didik. Waktu penelitian dilakukan pada semester 1
tahun pelajaran 2021/2022. Penelitian dilakukan selama 2 siklus. Data yang
dikumpulkan adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang
diperoleh dari hasil tes formatif pada setiap siklus. Sedangkan data kualitatif berupa
hasil observasi pada tiap siklus pembelajaran. Data yang diperoleh kemudian
dikonsultasikan dengan kriteria keberhasilan untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Hasil belajar siswa pada prasiklus Dari 26 siswa, hanya 4 siswa (15%) yang
memperoleh nilai di atas KKM, prasiklus 1 meningkat 16 peserta didik (59%) yang
memperoleh nilai di atas KKM, prasiklus 2 meningkat menjadi 26 siswa (100%).
Kesimpulan penelitian perbaikan pembelajaran menggunakan media kue dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran matematika.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Media Kue, Operasi Hitung Bilangan Pecahan

1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang
Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut
pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional
sebagimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006
menetapkan bahwa Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
Matematika di SD merupakan standar minimum yang secara nasional
harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan
kurikulum di setiap satuan pendidikan.
Berdasarkan hasil evaluasi dan penilaian awal mata pelajaran
Matematika (MTK) Kelas V Sd 01 Kapung materi operasi hitung bilangan
pecahan. Hasil evaluasi menunjukkan dari 26 peserta didik hanya 10 orang
yang mendapat nilai ≥KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Sedangkan
peserta didik lainnya mendapat nilai ≤KKM. Jadi siswa yang belum
menguasai materi pelajaran sebanyak 60%. KKM mata pelajaran
matematika di SD N 01 kapung adalah 73.
Hasil evaluasi menunjukkan masih banyak peserta didik yang belum
menguasai materi pembelajaran dan belum tercapainnya tujuan
pembelajaran yang diharapkan, maka dari itu penulis mengadakan
perbaikan sebagai upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik yang
maksimal. Kegiatan perbaikan dilaksanakan melalui “Penilaian Tindakan
Kelas (PTK)”. Menurut (Mills,2000) PTK adalah proses penelitian
sistematis yang dilakukan guru (atau orang lain dalam lingkungan

2
pembelajaran untuk memperoleh informasi tentang bagaimana guru
mengajar dan peserta didik belajar serta melakukan tindakan untuk
memperbaiki.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti membuat penelitian
tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Operassi Hitung Bilangan Pecahan Melalui Metode Eksperimen Pada
Siswa Kelas V Semester 1 SD N 01 Kapung Tahun Ajaran 2021/2022”
1. Identifikasi Masalah
Hasil identifikasi masalah yang didapat adalah :
a. Rendahnya hasil belajar peserta didik pada pelajaran
matematika
b. Guru tidak menggunakan media pembelajaran
c. Pembelajaran hanya berpusat pada guru
2. Analisis Masalah
Faktor penyebab peserta didik kurang menguasai pembelajaran
yang diajarkan :
a. Guru kurang memberikan kesempatan siswa dalam bertanya
b. Kurangnya perhatian peserta didik terhadap materi yang
sedang diajarkan
c. Media dan metode yang digunakan terlalu monoton, sehingga
perlu mengganti metode dengan lebih variasi.
3. Alternatif dan prioritas pemecahan masalah
Berdasarkan analisis masalah, langakah selanjutnya guru
merencanakan alternatif pemecahan masalah, untuk memperbaiki
proses pembelajaran peneliti mengambil beberapa alternatif
pemecahan masalah yaitu :
a. Penggunaan alat media kue untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik
b. Pemberian motivasi kepada peserta didik
c. Penggelolaan kelas yang berfokus pada cara belajar peserta
didik aktif

3
Dilihat dari materi pembelajaran yang diajarkan penulis
mengambil prioritas pemecahan masalah yaitu :
menggunakan media kue untuk praktik guna meningkatkan
hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran matematika
operasi hitung bilangan pecahan di SD N 01 Kapung
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Meningkatan Hasil Belajar Matematika Operassi
Hitung Bilangan Pecahan Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas
V Semester 1 SD N 01 Kapung Tahun Ajaran 2021/2022
C. Tujuan penelitian perbaikan pembelajaran
Tujuan perbaikan ini adalah Meningkatan Hasil Belajar
Matematika Operassi Hitung Bilangan Pecahan Melalui Metode
Eksperimen Pada Siswa Kelas V Semester 1 SD N 01 Kapung Tahun
Ajaran 2021/2022
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Bagi peserta didik
a. Peserta didik termotivasi dalam mengikuti pelajaran matematika
b. Meningkatkan hasil belajar peserta didik
c. Dapat menumbuhkan sikap kritis terhadap hasil belajar
2. Bagi guru
a. Membantu untuk meningkatkan proses pembelajaran guru di kelas
sebagai upaya meningkatkan proses dan hasil belajar peserta didik
b. Memberikan arahan dan pedoman dalam proses belajar mengajar
yang kaitannya dengan variasi pembelajaran agar proses dan hasil
belajar peserta didik baik
c. Pemikiran dan pertimbangan dalam menentukan metode
pembelajaran atau pendekatan yang tepat
3. Bagi sekolah
Sekolah dapat dijadikan bahan informasi tentang pendekatan metode
eksperimen dalam belajar, sehingga diharapkan pihak sekolah dapat

4
memberikan bimbingan serta arahan kepada anak didiknya agar
keberhasilan bisa dicapai melalui kebiasaan belajar yang baik.

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
Belajar ialah proses memperoleh kebiasaan, pengetahuan sikap,
dengan belajar seseorang akan menghasilkan ide ide baru yang sejalan
dengan apa yang ia peroleh selama belajar. Belajar merupakan suatu
aktivitas berpikir yang dilakukan melalui interaksi yang dilakukan oleh
manusia, baik sesama manusia atau dengan lingkungannya
Nasution (1995:25) mengemukakan bahwa hasil adalah suatu
perubahan pada diri individu. Perubahan yang dimaksud tidak halnya
perubahan pengetahuan, tetapi juga meliputi perubahan kecakapan, sikap
pengertian, dan penghargaan diri pada individu tersebut.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki individu
setelah ia menerima pengalaman belajarnya yang meliputi kognitif, afektif,
dan psikomotorik.
Pengertian hasil belajar secara umum adalah sesuatu yang dicapai
atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal
tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan
kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga
nampak pada diri indivdu penggunaan penilaian terhadap sikap,
pengetahuan, kecakapan dasar dan perubahan tingkah laku secara
kuantitatif.
Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa
dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam

5
6

skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi


pelajaran tertentu. (Nawawi 2013)
Hasil belajar adalah prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang
menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan prilaku yang
bersangkutan. Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu dinyatakan
sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar siswa yang
mengacu pada pengalaman langsung. (Mulyasa 2008)
Hasil belajar juga dapat didefinisikan sebagai prestasi belajar yang
dicapai oleh siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan
membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang
dalam sebuah sistem pendidikan tertentu . Definisi hasil belajar lainnya
adalah suatu hasil yang diperoleh peserta didik setelah melakukan kegiatan
belajar dan pembelajaran serta bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh
seseorang dengan meibatkan aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik,
yang dinyatakan dalam simbol, huruf maupun kalimat.
B. Metode Eksperimen
1. Pengertian Metode Eksperimen
Metode merupakan cara-cara yang ditempuh oleh guru untuk
menciptakan situasi pembelajaran yang membuat menyenangkan dan
mendukung kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar
anak yang memuaskan Mulyani Sumantri dan Johar Permana (1999.
134) menurut Syaiful Bahari Djamarah dan Aswan Zain (20120. 46),
metode adalah satu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, sedangkan menurut Hamzah B Uno (2010: 2),
metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru,
yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat procedural,
yaitu beridi tahapan tertentu.
Eksperimen sebagai sebuah atau sekumpulan percobaan yang
dilakukan melalui perubahan-perubahan terencana terhadap variabel
input suatu proses atau sistem sehingga dapat ditelusuri penyebab dan
7

faktor-faktor sehingga membawa perubahan pada output sebagai respon


dari eksperimen yang telah dilakukan.
Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab
akibat (hubungan kausal) anatar dua faktor yang sengaja ditimbulkan
oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan
faktor-fakor lain yang mcngganggu.
Metode eksperimen dapat diartikan sebagai pendekatan penelitian
kuantitatif yang yang paling penuh, dalam arti memenuhi semua
persyaratan untuk menguji hubungan sebab-akibat.
Metode eksperimen adalah prosedur penelitian yang dilakukan
untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dua variabel atau lebih,
dengan mengendalikan pengaruh variabel yang lain. Metode ini
dilaksanakan dengan memberikan variabel bebas secara sengaja
(bersifat induse) kepada objek penelitian untuk diketahui akibatnya di
dalam variabel terikat.
Metode eksperimen adalah salah satu cara mengajar, di mana siswa
melakukan sesuatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati
prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil
pengamatan itu disampaikan didepan kelas dan dievaluasi oleh guru.
Beberapa pengertian metode eksperimen dapat disimpulkan bahwa
metode eksperimen merupakan metode mengajar yang melibatkan
peserta didik untuk melakukan mengalami dan membuktikan sendiri
proses dan hasil percobaan tersebut.
2. Jenis Metode Eksperimen
Metode eksperimen dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
a. Eksperimen Terbimbing
Metode eksperimen terbimbing Paul Suporno (2007: 78), yaitu
metode yang seluruh jalannya percobaan telah dirancang oleh guru
sebelum percobaan dilakukan oleh siswa, baik dari langkah-
langkah percobaan, peralatan yang harus digunakan apa yang
harus diamati dan diukur semuanya sudah ditentukan sejak awal.
8

Beberapa hal yang harus dilakukan guru dalam eksperimen


terbimbing Paul Suporno (2007: 78-79) yaitu :
a) Memilih eksperimen apa yang akan ditugaskan kepada siswa.
b) Merencanakan langkah-langkah percobaan seperti: apa
tujuannya, peralatan yang digunakan, bagaimana merangkai
percobaan, data yang harus dikumpulkan siswa, bagaimana
menganalisis data, dan apa kesimpulannya.
c) Mempersiapkan semua peralatan yang akan digunakan
sehinnga pada saat siswa mencoba semua siap dan lancer.
d) Pada saat percobaan sendiri guru dapat berkeliling melihat
bagaimana siswa melakukan percobaannya dan memberikan
masukan pada siswa.
e) Bila ada peralatan yang macet guru membantu siswa agar alat
dapat jalan dengan baik.
f) Membantu siswa dalam menarik kesimpulan dengan percobaan
yang dilakukan.
g) Setelah siswa membuat laporan, maka guru harus
memeriksanya.
h) Guru sebaiknya mempersiapkan petunjuk dan lagkah
percobaan dalam satu lembar kerja sehingga memudahkan
siswa bekerja.
b. Eksperimen Bebas
a. Metode eksperimen bebas yaitu dalam eksperimen guru tidak
memberikan petunjuk pelaksanaan percobaan terinci, dengan kata
lain siswa harus lebih banyak berpikir sendiri, bagaimana akan
merangkai rangkai, apa yang harus diamati, diukur, dan dianalisis
serta disimpulkan. Dengan percobaan bebas menantang peserta
didik untuk merancanakan percobaan sendiri tanpa banyak
dipengaruhi oleh arah guru dan dapat membangun kreativitas
siswa.
9

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen


terbimbing. Di mana segala sesuatu yang diperlukan pada
percobaan telah direncanakan oleh guru.
3. Kekurangan dan Kelebihan Metode Eksperimen
a. Kelebihan metode eksperimen menurut Syaiful Syagala (2010:
220-221), yaitu:
1) Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran
atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada
hanya menerima kata guru atau buku saja.
2) Dapat mengembangkan sikap mengadakan studi eksploratis
tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seseorang
ilmuwan.
3) Metode ini didukung oleh asas-asas didaktik modern antara
lain: (a) siswa belajar dengan mengalami atau mengamati
sendiri proses atau kejadian; (b) siswa terhindar jauh dari
verbalisme; (c) memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang
bersifat objektif dan realistis; (d) mengembangkan sikap
berpikir ilmiah (e) hasil belajar akan tahan lama dan
internalisasi.
Selain itu menurut Roestiyah N.K (2010: 82), keunggulan
dari metode eksperimen antara lain:
a) Dengan eksperimen siswa terlatih menggunakan metode
ilmiah dalam menghadapi segala masalah, sehingga tidak
mudah percaya pada sesuatu yang belum pasti kebenarannya,
dan tidak mudah percaya pula kata orang sebelum ia
membuktikan kebenarannya.
b) Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat; hal mana itu sangat
dikehendaki oleh kegiatan belajar mengajar yang modern, di
mana siswa lebih banyak aktif belajar sendiri dengan
bimbingan guru.
10

c) Siswa dalam melaksanakan proses eksperimen di samping


memperoleh ilmu pengetahuan; juga menemukan
pengalaman praktis serta keterampilan dalam menggunakan
alat-alat percobaan.
d) Dengan eksperimen siswa membuktikan sendiri kebenaran
teori, sehingga akan mengubah sikap mereka yang tahayul,
ialah peristiwa-persitiwa yang tidak masuk akal.
b. Kekurangan Metode Eksperimen
Adapun metode eksperimen juga memiliki kekurangan, menurut
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2010: 85):
1) Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan
teknologi.
2) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan
yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
3) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
4) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang
diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang
berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian.
C. Tinjauan Tentang Hakikat Pembelajaran Matematika di SD
1. Hakikat Matematika
Kata 'matematika' berasal dari perkataan Latin 'mathematika' yang
mulanya diambil dari perkataan Yunani 'mathematike' yang berarti
mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal katanya 'mathema' yang
berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata
'mathematike' berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir
sama, yaitu 'mathein' atau 'mathenein' yang artinya belajar (berpikir).
Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan 'matematika' berarti
ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar). Matematika
lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan
menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi matematika
11

terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan


idea, proses, dan penalaran
Matematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya
secara empiris. Kemudian pengalaman itu diproses di dalam dunia
rasio, diolah secara analisis dengan penalaran di dalam struktur
kognitif sehingga sampai terbentuk konsep-konsep matematika supaya
konsep-konsep matematika yang terbentuk itu mudah dipahami oleh
orang lain dan dapat dimanipulasi secara tepat, maka digunakan bahasa
matematika atau notasi matematika yang bernilai global (universal).
Konsep matematika didapat karena proses berpikir, karena itu logika
adalah dasar terbentuknya matematika.
Matematika adalah pola berpikir, pola
mengorganisasikan,pembuktian yang logis, Matematika itu adalah
bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat,
jelas dan akurat representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa
bahasasimbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Matematika
adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat dalam teori-
teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak
didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan
kebenarannya adalah ilmu tentang keteraturan pola atau ide, dan
Matematika itu adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada
keterurutan dan keharmonisannya. (johnson dan rising dalam
russefendi 1972)
Matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk,
susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan
lainnya. Matematika terbagi dalam tiga bagian besar yaitu aljabar,
analisis dan geometri. Tetapi ada pendapat yang mengatakan bahwa
matematika terbagi menjadi empat bagian yaitu aritmatika, aljabar,
geometris dan analisis dengan aritmatika mencakup teori bilangan dan
statistika.(james 1976)
12

Menurut Depdiknas (20016:147) standar isi matematika


merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi
modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
memajukan daya pikir manusia.
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa matematika merupakan
ilmu universal yang berperan penting bagi manusia karena matematika
dapat meningkatkaan kemampuan berpikir secara logis, rasional, kritis,
cermat, dan sistematis.
2. Pembelajaran Matematika SD
Sanjaya (2009:215),” pembelajaran merupakan istilah lain dari
mengajar. Dalam kegiatan pembelajaran siswa harus dijadikan sebagai
pusat dari kegiatan. Hal ini dimaksudkan untuk membentuk watak,
peradaban, dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik.” Dalam
proses pembelajaran La Costa (dalam Sanjaya, 2009:219),
mengklasifikasikan pembelajaran berpikir menjadi tiga, yang salah
satunya adalah teaching of thinking.
Russefendi (2006:94) menyatakan,”Matematika itu penting baik
sebagai alat bantu, sebagai ilmu (bagi ilmuwan), sebagai pembimbing
pola berpikir, maupun sebagai pembentuk sikap. Oleh karena itu, kita
harus mendorong siswa untuk belajar matematika dengan baik.
Menurut Dienes (dalam Ruseffendi, 2006:156), pembelajaran
matematika dibuat untuk meningkatkan pengajaran matematika yang
lebih mengutamakan kepada pengertian, sehingga matematika itu lebih
mudah dipelajari dan lebih menarik.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika adalah usaha sadar guru untuk membentuk watak,
peradaban, dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik serta
membantu siswa dalam belajar matematika agar tercipta komunikasi
matematika yang baik sehingga matematika itu lebih mudah dipelajari
dan lebih menarik.
13

pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang


dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang
memungkinkan siswa melaksanakan kegiatan belajar matematika.
Adapun tujuan pembelajaran matematika khususnya disekolah dasar
adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Memahami konsep matematika, mengetahui keterkaitan antar
konsep dan mampu mengaplikasikan konsep
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi;
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika;
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah;
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan.
3. Materi Operasi Hitung Bilangan Pecahan
a. Operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan langsung
Operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan secara langsung
bisa digunakan untuk pecahan yang memiliki penyebut sama. Hal
ini dikarenakan syarat utama dalam operasi penjumlahan dan
pengurangan pecahan adalah memiliki penyebut yang sama.

Pada contoh a dan b, caranya sangat mudah. Cukup jumlahkan atau


14

kurangkan pembilang tanpa perubah penyebut karena penyebutnya


sudah sama. Sedangkan penjumlahan dan pengurangan pecahan
biasa dengan bilangan asli, maka untuk bilangan asli harus pecahan
biasa terlebih dahulu. Untuk penyebut haruslah sama dengan lawan
bilangan yang akan dioperasikan. Untuk pembilang maka dicari
bilangan yang sekiranya jika dibagi dengan penyebut hasilnya
adalah bilangan asli tersebut.
Seperti pada poin D, bilangan asli pada operasi tersebut adalah 2.
Sedangkan penyebut dari lawan operasi adalah 5. Maka pembilang
dari pecahan adalah 10. Hal ini disebabkan 10 dibagi 5 sama
dengan 2 (bilangan asli).
b. Operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan penyebut berbeda
Untuk mengoperasikan dua pecahan yang penyebutnya berbeda,
maka yang harus dilakukan adalah dengan menyamakan penyebut.
Cara menyamakan penyebut dua pecahan adalah dengan mencari
KPK dari dua bilangan yang menjadi penyebut. Jelasnya bisa
disimak pada contoh di bawah ini.

Pada contoh soal di atas di terdapat perbedaan penyebut yakni 2


dan 5. Langkah pertama mencari KPK dari 2 dan 5 yaitu 10.
Berikutnya adalah melakukan operasi untuk menentukan
pembilang dengan cara membagi hasil KPK dari dua penyebut
terhadap penyebut pertama, kemudian dikalukan dengan
15

pembilang pertama. Begitu juga untuk pecahan kedua. Cara


tersebut juga berlaku pada operasi pengurangan pecahan.
c. Operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan campuran
Cata menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan
pecahan campuran ada du acara. Cara pertama dengan memisahkan
bilangan asli dengan pecahan biasanya. Cara kedua adalah dengan
merubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa. Lebih detilnya
bisa disimak di bawah ini.

Pada gambar di atas terdapat du acara. Cara pertama adalah


menjumlahkan bilangan asli seperti contoh di atas. Pada lingkarang
merah pertama yang dioperasikan melalui operasi penjumlahan
pecahan dengan penyebut berbeda. Pada cara kedua, langkah
pertama adalah dengan merubah pecahan campuran menjadi
pecahan biasa. Seperti halnya lingkaran merah nomor 2, yakni
dengan mengalikan penyebut dengan bilangan asli kemudian
ditambahkan pembilang pada bilangan pertama.
d. Operasi perkalian dan pembagian pecahan
Operasi perkalian dan pembagian untuk beberapa model pesahan
seperti pecahan biasa, pecahan campuran, pecahan decimal, dan
pecahan persen. Konsep perkalian pada pecahan adalah pembilang
16

dikali pembilang dan penyebut dikali penyebut, seperti terdapat


pada gambar di bawah ini.

Operasi perkalian dan pembagian pecahan campuran, maka


langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan merubah
pecahan campuran menjadi pecahan biasa. Begitu juga dengan
pecahan decimal dan persen langkah termudah dengan merubahnya
menjadi pecahan biasa
a) Perkalian pecahan
Perkalian pecahan juga termasuk dalam salah satu rangkuman
materi pecahan Matematika kelas 5 SD. Bilangan pecahan satu
dengan yang lainnya dapat dikalikan dengan cara operasi
perkalian biasa. Caranya yaitu pembilang dikalikan dengan
pembilang dan penyebut dikalikan dengan penyebut. Untuk
lebih jelasnya dapat anda simak contoh perkalian pecahan di
bawah ini:

b) Pembagian pecahan
Operasi bilangan pecahan selanjutnya yang akan saya
jelaskan ialah operasi pembagian pecahan. Operasi hitung
pecahan ini dapat diselesaikan dengan cara membalik
pecahan yang kedua dan mengubah operasi pembagian
17

menjadi perkalian. Setelah itu kedua bilangan pecahan


tersebut dikalikan saja. Untuk lebih jelasnya dapat anda
simak contoh pembagian pecahan seperti di bawah ini:
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, Waktu dan Pihak yang membantu


1. Subjek
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 01 Kapung
Kecamatan Tanggungharjo yang berjumlah 26 siswa terdiri dari 17
laki-laki dan 9 Perempuan.
2. Tempat Penelitian
Penelitian perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di SDN 01
Kapung Kecamatan Tanggungharjo, Grobogan, Jawa Tengah.
3. Waktu Pelaksanaan

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian


Tanggal Materi
No Kegiatan Kelas Keterangan
Pelaksanaan Pelajaran
Operasi
13 september
1 Prasiklus bilangan V
2020
pecahan
Operasi
14 september
2 Siklus I bilangan V
2020
pecahan
Operasi
20 september
3 Siklus II bilangan V
2020
pecahan

4. Pihak yang membantu


Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran ini dibantu oleh
Bapak Sukardi, S.Pd selaku Kepala Sekolah Tempat Praktik PKP dan
Ibu Yatini, S.Pd selaku teman sejawat yang bertugas mengamati
kegiatan pembelajaran.
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat komponen
pokok penelitian kelas, yaitu :
1. Perencanaan (planning)

18
1

2. Tindakan (action)
3. Pengamatan (observing)
4. Refleksi (reflecting)

I. Siklus 1
a. Perencanaan
Tahap ini merupakan tahap yang dilakukan penulis sebelum
membuat rencana perbaikan, meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi masalah
2. Menganalisis dan merumuskan masalah
3. Merancang model pembelajaran
4. Mendiskusi kan metode dan media yang akan digunakan
5. Menyiapkan instrumen.
b. Pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahap yang berisi kegiatan di dalam
kelas. Secara umum kegiatan yang dilakukan terdiri dari kegiatan
awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup, dimana kegiatan-
kegiatan yang dilakukan guru maupun siswa terdapat di dalam
rencana pelaksanaan pemelajaran (RPP). Dalam tahap pelaksanaan
ini, penulis melakukan kegiatan sebagai berikut :
1. Melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan
2. Menggunakan media gambar pada kegiatan pembelajaran
2

3. Melakukan pengamatan setiap langkah-langkah kegiatan


pembelajaran
4. Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan kegiatan yang
dilaksanakan
5. Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui
kedala saat melakukan tahap tindakan.
c. Observasi
Tahap observasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran
pada siklus I berlangsung dan setelah pembelajaran tersebut
selesai. Penulis dibantu teman sejawat yaitu Ibu Yatini, S.Pd
melakukan kegiatan sebagai berikut :
1. Melakukan diskusi mengenai rencana perbaikan pembelajaran
2. Ibu Yatini, S.Pd selaku teman sejawat melakukan observasi
terhadap penerapan media pembelajaran yang digunakan.
3. Ibu Yatini, S.Pd mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang
terjadi saat pelaksanaan pembelajaran.
4. Melakukan diskusi dengan Ibu Yatini, S.Pd tentang kelemahan
dan kelebihan yang dilakukan peneliti selama proses
pembelajaran berlangsung serta memberikan saran perbaikan
untuk pembelajaran berikutnya.
d. Refleksi
Setelah mengkaji hasil belajar siswa dan hasil pengamatan
aktivitas guru, serta menyesuaikan dengan ketercapaian indikator
kinerja, maka peneliti mengubah strategi pembelajaran pada siklus
berikutnya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
maksimal.
II. Siklus II
Kegiatan pembelajaran pada siklus II bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik lagi. Rincian
kegiatan pada siklus II ini tidak jauh berbeda dengan siklus
sebelumnya, yaitu :
2

a. Perencanaan
1) Hasil refleksi pada siklus I di evaluasi, didiskusikan dengan
Ibu Yatini, S.Pd selaku teman sejawat dan mencari upaya
perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran.
2) Mencatat kelemahan dan kelebihan pada saat pembelajaran
berlangsung
3) Merancang skenario pembelajaran berdasarkan hasil refleksi
siklus I
b. Pelaksanaan
1) Melakukan analisis pemecahan masalah
2) Melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II dengan
memaksimalkan penerapan media gambar.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan secara kolaboratif dengan
melibatkan Ibu Yatini, S.Pd untuk mengamati kegiatan
pembelajaran dengan berfokus pada :
1. Media gambar yang digunakan
2. Strategi pembelajaran yang diterapkan guru
d. Refleksi
Setelah mengkaji hasil belajar siswa dan hasil pengamatan
aktivitas guru, serta menyesuaikan dengan ketercapaian tujuan
pembelajaran, apabila tujuan pembelajaran belum tercapai,
maka peneliti tetap melanjutkan pembelajaran pada siklus
berikutnya sampai tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
maksimal.
2

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1) Hasil Penelitian Prasiklus
Pelaksanaan kegiatan prasiklus dalam penelitian ini dilakukan
dengan mengumpulkan data terkait dengan strategi, metode, media
yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran. Metode yang
digunakan pada kegiatan pembelajaran prasiklus adalah metode
ceramah dan penugasan, kendala ketika proses pembelajaran
berlangsung yaitu, siswa tidak termotivasi utuk megikuti kegiatan
pembelajaran, kegiatan pembelajaran hanya berfokus pada guru, masih
banyak siswa yang tidak bisa meyelesaikan tugas yang diberikan
dengan benar yang mengakibatkan rendahya hasil belajar siswa.
Adapun data hasil belajar siswa pada kegiatan prasiklus, yaitu :
Tabel : 4.1 Nilai Prasiklus
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
T TT
1 Adnan Angga Pranata 73 50 √
2 Alfiyatus Sa'adah 73 68 √
3 Amelia Kanda Dewi 73 68 √
4 Arta Linda Juandi 73 60 √
5 Asnal Fadhil Arwana 73 58 √
6 Ayanoi Kharista 73 70 √
7 Bonaffid Suryawan 73 40 √
8 Dika Muhajir 73 40 √
9 Dwi Anjar Priambodo 73 40 √
10 Inas Hafsah 73 50 √
11 Kafka Putra Alfiansyah 73 52 √
12 Keane Fajar Maheswara 73 85 √
13 Muhammad Umar Ridwan 73 40 √
14 Najla Dheya Qotrunnada 73 70 √
15 Nara Kasih Putri Nabila 73 70 √
16 Naura Almira 73 78 √
17 Nugroho Putra Pratama 73 40 √
18 Randy Fahza Irawan 73 58 √
19 Refan Raditya Wijaya 73 75 √
20 Revindra Akbarizal 73 45 √
21 Surya Angga Pribadi 73 62 √
22 Tesar Aviandi 73 40 √
23 Tzar Kenzie Suseno 73 85 √
24 Vamiga Destian P 73 40 √
25 Yuda Irfan Air Aziz 73 68 √
26 Zahira Adila Sava 73 70 √
2

Jumlah 1522
Rata – Rata 58
Tuntas 4
Tidak Tuntas 22
Presentasi Ketuntasan Belajar 15% 85%

Dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas lebih sedikit


dibandingkan dengan siswa yang tidak tuntas. Dari 26 siswa, hanya 4
siswa (15%) yang memperoleh nilai di atas KKM, 22 siswa (85%) belum
mencapai KKM. Dengan melihat hasil belajar pada kegiatan prasiklus
tersebut, perlu adanya tindakan perbaikan dalam pembelajaran mata
pelajaran Matematika di Kelas V pada materi Operasi hitung bilangan
pecahan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2) Hasil Penelitian Siklus I


a. Perencanaan
Pada tahap pelaksanaan yang dilakukan pada penelitian
berpedoman dengan kurikulum yang digunakan, yaitu kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP) 2006, memilih standar
kompetensi dan kompetensi dasar pada mata pelajaran Matematika
materi Operasi Hitung Bilangan Pecahan. Selanjutnya menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan pada
siklus I
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I, Peneliti bertindak
sebagai guru dengan diamati oleh ibu Yatini, S.Pd.SD selaku
teman sejawat menggunakan lembar observasi yang telah dibuat
sebelumnya. Langkah – langkah kegiatan pembelajaran siklus I
adalah :
1) Kegiatan Awal
 Salam
 Do’a
 Absensi
 Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Kegiatan inti
 Menjelaskan materi yang akan dipelajari dengan
menggunakan media kue dan gambar
 Tanya jawab
2

 Guru memberi penguatan


 Evaluasi
3) Kegiatan Penutup
 Menyimpulkan kegiatan pembelajaran
 Tindak lanjut berupa pekerjaan rumah (PR)
 Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran
 Tabel 4.2 Nilai Siklus 1
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
T TT
1 Adnan Angga Pranata 73 52 √
2 Alfiyatus Sa'adah 73 73 √
3 Amelia Kanda Dewi 73 73 √
4 Arta Linda Juandi 73 75 √
5 Asnal Fadhil Arwana 73 65 √
6 Ayanoi Kharista 73 76 √
7 Bonaffid Suryawan 73 68 √
8 Dika Muhajir 73 65 √
9 Dwi Anjar Priambodo 73 73 √
10 Inas Hafsah 73 68 √
11 Kafka Putra Alfiansyah 73 73 √
12 Keane Fajar Maheswara 73 80 √
13 Muhammad Umar Ridwan 73 60 √
14 Najla Dheya Qotrunnada 73 80 √
15 Nara Kasih Putri Nabila 73 73 √
16 Naura Almira 73 78 √
17 Nugroho Putra Pratama 73 68 √
18 Randy Fahza Irawan 73 70 √
19 Refan Raditya Wijaya 73 75 √
20 Revindra Akbarizal 73 73 √
21 Surya Angga Pribadi 73 73 √
22 Tesar Aviandi 73 58 √
23 Tzar Kenzie Suseno 73 86 √
24 Vamiga Destian P 73 50 √
25 Yuda Irfan Air Aziz 73 73 √
26 Zahira Adila Sava 73 80 √
Jumlah 1838
Rata – Rata 70
Tuntas 16
Tidak Tuntas 10
Presentasi Ketuntasan Belajar 59% 41%
2

Dapat diketahui bahwa jumlah peserta didik yang tuntas lebih


sedikit dibandingkan dengan siswa yang tidak tuntas. Dari 26 peserta
didik, hanya 16 peserta didik (59%) yang memperoleh nilai di atas
KKM, 11 siswa (41%) belum mencapai KKM. Hal ini dikarenakan,
peserta didik termotivasi mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
media kue, peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran media
kue. Dikarenakan masih ada beberapa siswa yang belum mencapai
KKM, maka peneliti ini dilanjutkan pada siklus berikutnya.

c. Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan ibu yatini, S.Pd
selaku teman sejawat, hasil belajar pada kegiatan perbaikan
pembelajaran siklus I meningkat dibandingkan pada pembelajaran
prasiklus, namun masih terdapat beberapa hal yang perlu dibaiki,
antara lain :
1) Mengelola waktu secara efisien
2) Masih ada peserta didik yang tidak fokus pada materi
pembelajaran
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi di atas, guru melakukan refleksi diri
dan
memutuskan untuk mengadakan perbaikan pada siklus II sebagai
berikut :
1) Mengelola waktu secara efisien
2) Meggunakan media gambar yang sudah dikenal siswa
3) Mengkondisikan kelas yang kondusif sehingga semua siswa
dapat fokus dengan materi pembelajaran.
3. Hasil Penelitian Siklus II
a. Perencanaan
Setelah melakukan refleksi pada kegiatan pembelajaran siklus I,
kegiatan perencanaan siklus II dilakukan dengan membuat RPP
perbaikan siklus II.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II, Peneliti bertindak
sebagai guru dengan diamati oleh ibu Yatini, S.Pd.SD selaku teman
sejawat menggunakan lembar observasi yang telah dibuat
sebelumnya. Langkah – langkah kegiatan pembelajaran siklus II
adalah :
1) Kegiatan Awal
 Salam
2

 Do’a
 Absensi
 Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan Menyampaikan
tujuan pembelajaran
2) Kegiatan Inti
 Guru meminta peserta didik mengamati makanan yang telah
dipotong dimeja masing - masing
 Guru meminta peserta didik memberi tanggapan pada bahan
tersebut
 Guru memberikan penguatan
 Guru menjelaskam materi pembelajaran
 Tanya jawab
 Guru memberi penguatan
 Evaluasi
3) Kegiatan penutup
 Menyimpulkan kegiatan pembelajaran
 Memberi motivasi
 Guru mengakhiri pembelajaran
 Tabel 4.3 Nilai Siklus 2
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
T TT
1 Adnan Angga Pranata 73 73 √
2 Alfiyatus Sa'adah 73 76 √
3 Amelia Kanda Dewi 73 78 √
4 Arta Linda Juandi 73 78 √
5 Asnal Fadhil Arwana 73 73 √
6 Ayanoi Kharista 73 78 √
7 Bonaffid Suryawan 73 73 √
8 Dika Muhajir 73 73 √
9 Dwi Anjar Priambodo 73 78 √
10 Inas Hafsah 73 76 √
11 Kafka Putra Alfiansyah 73 76 √
12 Keane Fajar Maheswara 73 86 √
13 Muhammad Umar Ridwan 73 73 √
14 Najla Dheya Qotrunnada 73 88 √
15 Nara Kasih Putri Nabila 73 78 √
16 Naura Almira 73 80 √
17 Nugroho Putra Pratama 73 76 √
18 Randy Fahza Irawan 73 73 √
19 Refan Raditya Wijaya 73 88 √
20 Revindra Akbarizal 73 78 √
2

21 Surya Angga Pribadi 73 80 √


22 Tesar Aviandi 73 76 √
23 Tzar Kenzie Suseno 73 88 √
24 Vamiga Destian P 73 73 √
25 Yuda Irfan Air Aziz 73 78 √
26 Zahira Adila Sava 73 88 √
Jumlah 2035
Rata – Rata 78
Tuntas 22
Tidak Tuntas
Presentasi Ketuntasan Belajar 100%

Semua siswa sudah memperoleh nilai di atas KKM dengan


nilai rata-rata kelas 78. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan
perbaikan pada siklus II meggunakan media makanan pada siswa
Kelas V materi operasi hitung bilangan pecahan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil tersebut peneliti
menyimpulkan bahwa peelitian ini dihentikan pada siklus ini.

c. Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan ibu yatini, S.Pd
selaku teman sejawat, hasil belajar pada kegiatan perbaikan
pembelajaran siklus II meningkat secara signifikan, hal ini
dikarenakan tujuan perbaikan yang menjadi fokus perbaikan pada
siklus ini dapat tercapai dengan baik.
d. refleksi
hasil observasi yang dilakukan oleh bu yatini, S.Pd peneliti
melakaukan refleksi dan menyimpulkan bahwa tindakan perbaikan
pembelajaran yang dilakukan peneliti sudah berhasil.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Tabel 4.4 Nilai prasiklus – siklus 2
No Nama Siswa KKM Nilai
Prasiklus Siklus Siklus
I II
1 Adnan Angga Pranata 73 50 52 73
2 Alfiyatus Sa'adah 73 68 73 76
3 Amelia Kanda Dewi 73 68 73 78
4 Arta Linda Juandi 73 60 75 78
5 Asnal Fadhil Arwana 73 58 65 73
6 Ayanoi Kharista 73 70 76 78
2

7 Bonaffid Suryawan 73 40 68 73
8 Dika Muhajir 73 40 65 73
9 Dwi Anjar Priambodo 73 40 73 78
10 Inas Hafsah 73 50 68 76
11 Kafka Putra Alfiansyah 73 52 73 76
12 Keane Fajar Maheswara 73 85 80 86
13 Muhammad Umar Ridwan 73 40 60 73
14 Najla Dheya Qotrunnada 73 70 80 88
15 Nara Kasih Putri Nabila 73 70 73 78
16 Naura Almira 73 78 78 80
17 Nugroho Putra Pratama 73 40 68 76
18 Randy Fahza Irawan 73 58 70 73
19 Refan Raditya Wijaya 73 75 75 88
20 Revindra Akbarizal 73 45 73 78
21 Surya Angga Pribadi 73 62 73 80
22 Tesar Aviandi 73 40 58 76
23 Tzar Kenzie Suseno 73 85 86 88
24 Vamiga Destian P 73 40 50 73
25 Yuda Irfan Air Aziz 73 68 73 78
26 Zahira Adila Sava 73 70 80 88
Jumlah 1522 1838 2035
Rata – Rata 58 70 78
Tuntas 4 16 26
Tidak Tuntas 22 10 0
Presentasi Ketuntasan Belajar 15% 59% 100%

Simpulan dari 26 peserta didik pada kegiatan pembelajaran


prasiklus terdapat 4 peserta didik yang mencapai nilai di atas KKM
dengan nilai rata-rata kelas 58. Setelah dilakukan perbaikan siklus I, hasil
belajar siswa meningkat menjadi 16 peserta didik yang mencapai nilai di
atas KKM dengan nilai rata-rata kelas 70. Selanjutnya pada kegiatan
perbaikan siklus II, hasil belajar siswa meningkat menjadi 26 peserta didik
mencapai nilai di atas KKM dengan nilai rata-rata kelas 78

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penggunaan media makanan (kue) pada mata pelajaran


Matematika materi Operasi Hitung Bilangan Pecahan di kelas V dapat
meningkatkan hasil belajar. pada kegiatan pembelajaran prasiklus terdapat
4 peserta didik yang mencapai nilai di atas KKM dengan nilai rata-rata
2

kelas 58. Setelah dilakukan perbaikan siklus I, hasil belajar siswa


meningkat menjadi 16 peserta didik yang mencapai nilai di atas KKM
dengan nilai rata-rata kelas 70. Selanjutnya pada kegiatan perbaikan siklus
II, hasil belajar siswa meningkat menjadi 26 peserta didik mencapai nilai
di atas KKM dengan nilai rata-rata kelas 78.

B. Saran
Setelah melakukan kegiatan penelitian perbaikan pembelajaran
mulai dari prasiklus sampai siklus II serta berdasarkan kesimpulan di atas,
maka penulis dapat menyumbangkan saran-saran sebagai berikut:
1. Media makanan sebaiknya disesuaikan dengan materi pembelajaran dan
gunakan makanan yang sudah dikenal peserta didik agar lebih mudah
diingat dan dicari.
2. Lakukan tanya jawab dengan peserta didik agar peserta didik lebih
memahami materi yang sudah di ajarkan.
Penataan kelas yang variatif membuat kegiatan pembelajaran menjadi
komunikatif.

DAFTAR PUSTAKA

(2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20


Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas.

Gagne. (2003). Kondisi Belajar dan Teori Pembelajaran. Jakarta : Depdikbud.

https://www.dosenpendidikan.co.id/hasil-belajar/senin, 08 november 2021, 20;23

https://www.zonareferensi.com/pengertian-hasil-belajar/senin, 08 november 2021,


21;20

https://idtesis.com/metode-eksperimental/

https://serupa.id/metode-penelitian-eksperimen/

https://www.defantri.com/2013/05/bbm-pembelajaran-matematika-sd-1.html
ttps://fatkhan.web.id/pengertian-pembelajaran-matematika/
30

Anda mungkin juga menyukai