*Fattah Hanurawan
35
Hanurawan, Strategi Intervensi Psikologi Sosial Untuk Meningkatkan Dampak Intervensi
Perilaku | 77
Pada artikel ini diuraikan strategi- Dalam dunia kita yang cenderung
strategi intervensi dalam psikologi menuntut ukuran-ukuran yang materi-
sosial untuk meningkatkan dampak allistic dan positivistic nampaknya
intervensi perilaku terfokus terkait pendekatan analisis perilaku terhadap
masalah-masalah sosial. Strategi- intervensi perilaku sosial cukup
strategi intervensi untuk meningkatkan mendapat tempat. Hal ini terjadi
dampak intervensi perilaku terfokus karena banyak bagian dari masyarakat
terkait masalah-masalah sosial kita menuntut hasil nyata atau terukur
terutama memanfaatkan pendekatan sebagai bukti empiris dari suatu
analisis perilaku (behaviour analysis intervensi perilaku. Pendekatan ini
approach) terhadap rancangan dan cukup sesuai diterapkan oleh para
evaluasi intervensi perilaku sosial. praktisi sosial yang dalam proyek
mereka mencoba menghadirkan ranca-
STRATEGI INTERVENSI ngan dan hasil yang bersifat terukur
PSIKOLOGI SOSIAL UNTUK atau bersifat empiris dalam penangan-
MENINGKATKAN DAMPAK an masalah-masalah sosial kemasya-
INTERVENSI PERILAKU rakatan.
Selain filosofi keilmuan yang
Pendekatan Analisis Perilaku berbasis pada pengukuran perilaku
terhadap Intervensi Perilaku teramati, karakteristik kedua pende
Sosial katan analisis perilaku adalah pada
konsep Skinner tentang “seleksi
Pendekatan analisis perilaku konsekuensi”. Dalam hal ini seseorang
terapan dikembangkan berdasar melakukan suatu perilaku karena
filsafat ilmu salah satu tokoh aliran seseorang tersebut menseleksi kon-
psikologi behavioristik, yaitu B.F. sekuensi-konsekuensi positif yang
Skinner. Seperti umumnya para tokoh mengikuti dari suatu perilaku dan
psikologi behavioristik, Skinner menghindari konsekuensi-konsekuensi
memiliki keyakinan filsafat ilmu yang negatif. Konsekuensi-konsekuensi
menjelaskan bahwa psikologi memiliki positif yang paling memotivasi terjadi-
objek perilaku yang teramati nya perilaku tersebut dipilih berdasar
(observable behaviour) ketimbang kriteria “kesegeraan” dan kriteria
perilaku tidak teramati (covert “kepastian”.
behaviour). Berdasar keyakinan Sebagai contoh, konsep “seleksi
filosofis ini maka pendekatan analisis konsekuensi” terkait kriteria“ kesege
perilaku terhadap intervensi secara raan” dan kriteria “kepastian” ini dapat
konsekuen mengukur hasil intervensi diterapkan dalam menjelaskan alasan-
perilaku pada objek sasaran perilaku alasan yang memotivasi orang tetap
yang teramati atau pada hasil perilaku melakukan perilaku merokok. Dalam
(behavioral outcomes) (Lehman & hal ini perokok melihat konsekuensi
Geller, 2008). yang segera dan pasti (perasaan
nyaman) lebih memotivasi terjadinya
78 | Jurnal Sains Psikologi, Jilid 2, Nomor 1, November 2012, hlm. 35-44
emosi negatif. Dalam situasi ini, istilah ganjaran (reward). Ganjaran ini
individu tidak melakukan perilaku dapat berbentuk pujian verbal,
yang tidak diinginkan oleh masyarakat keistimewaan, pemberian uang, ke-
lebih karena sekedar menghindari naikan upah, dan promosi (Riggio,
konsekuensi negatif ketimbang karena 2009).
mengharapkan menerima konsekuensi Sebelum intervensi pemberian
positif. Ini berarti dalam bahasa yang ganjaran dilakukan maka intervensi itu
sederhana dapat disimpulkan bahwa harus didahului dengan pesan ante-
hukuman memiliki makna memberi seden yang menginformasikan kepada
motivasi kepada seseorang untuk individu atau public tentang keberada-
melaksanakan suatu perilaku (mem- an suatu ganjaran apabila seseorang
buang sampah pada tempat sampah) melaksanakan suatu perilaku yang
namun itu tidak memberi makna diinginkan.Pesan anteseden ini disebut
member kebahagiaan kepada sese- dengan istilah insentif.Pesan anteseden
orang pada saat melaksanakan suatu tidak hanya menginformasikan kepada
perilaku. individu atau publik tentang keberada-
Dalam hal ini apabila penindakan an suatu ganjaran apabila seseorang
atau pemberian hukuman tidak melaksanakan suatu perilaku diingin-
konsisten maka perilaku individu akan kan namun juga menginformasikan
cenderung kembali pada perilaku kepada individu atau publik tentang
semula (sebelum intervensi sosial). keberadaan suatu hukuman apabila
Fenomena ini dapat dilihat pada seseorang melaksanakan suatu peri-
disiplin penggunaan helm pengaman laku yang tidak diinginkan (disin-
bagi pengendara sepeda motor di sentif).
Indonesia. Apabila pemberian hukum- Berbagai jenis perilaku telah
an berupa tilang oleh polisi kepada menjadi sasaran program intervensi
pengendara sepeda motor yang tidak insentif/ganjaran yang berjalan dengan
menggunakan helm pengaman bersifat efektif. Berbagai jenis perilaku telah
tidak konsisten maka banyak pengen- menjadi sasaran program intervensi
dara sepeda motor di Indonesia insentif/ganjaran antara lain adalah
kemudianmenjaditidakdisiplinmenggu penggunaan sabuk pengaman, kepa-
nakan helm pengaman. tuhan pada pengobatan dokter, komit-
men pada donasi organ tubuh,
b. Ganjaran pengurangan penyalahgunaan narkoba,
Dalam upaya untuk meng- produktivitas karyawan, dan perilaku
hindari efek samping negative pember- lingkungan hidup (Lehman & Geller,
lakuan hukuman, para ahli psikologi 2008).
behavioristik member alternative Selain kemampuan untuk mem
pengembangan teknik pengembangan bantu secara efektif peningkatan
perilaku diinginkan yang diikuti perilaku yang diinginkan, ternyata
dengan konsekuensi positif. Konse- terdapat beberapa kelemahan teknik
kuensi positif ini dapat disebut dengan pemberian ganjaran. Kelemahan
Hanurawan, Strategi Intervensi Psikologi Sosial Untuk Meningkatkan Dampak Intervensi
Perilaku | 83