Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis selama ini bahwa di SD
Naskat Donbosco III Saumlaki, Khususnya pada kelas V (lima), pemahaman
siswa tentang pembelajaran IPA masih minim/ rendah disebabkam karena
kebanyakan hanya menerapkan metode ceramah dalam pembelajaran IPA di
kelas. Demi peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPA untuk materi
pencernaan makanan pada hewan dan manusia, maka guru mencoba menerapkan
metode demonstrasi dan kegunaannya pada mata pelajaran IPA. Dari uraian
diatas, penulis ingin menerapkan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA
pada materi pencernaan makanan pada hewan dan manusia yang diharapkan akan
menambah atau meningkatkan pemahaman siswa dengan judul “Peningkatan
Pemahaman Siswa Tentang Organ Pencernaan Makanan pada Hewan dan
Manusia” melalui penerapan metode demonstrasi di kelas V SD Naskat Donbosco
III Saumlaki.
Guru sebagai tenaga pengajar dan motivator kegiatan di kelas pada
dasarnya merupakan kunci utama dalam proses belajar mengajar. Tercapai
tidaknya tujuan pembelajaran tergantung kesiapan guru sendiri dan siswa sebagai
objek pendidikan selayaknya diarahkan pada penggelolaan kelas yang di
dalamnya mencakup penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran.
Dikelas segala akses pendidikan mermutu dan berproses. Guru sebagai
pendidik professional, membina, mediator dan fasilitator harus mempersiapkan
diri dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Pencapaian
tujuan pembelajaran oleh siswa dinyatakan berhasil jika siswa telah menguasai
materi pembelajaran IPA tentang organ pencernaan makanan pada hewan dan
manusia.
Oleh karena itu, materi yang diberikan harus menggunakan metode yang
bervariasi untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas V SD Naskat Donbosco
III Saumlaki.Seperti yang dikemukakan oleh Gangne bahwa “yang terpenting
dalam pembelajaran adalah menciptakan suatu kondisi pembelajaran (eksternal)
yang dirancang untuk mendukung terjadinya prose belajar yang bersifat
internal.Nilai hasil belajar siswa yang dicapai didapat dari evaluasi yang
dilakukan oleh guru baik melalui tes formatif atau hasil belajar secara menyeluruh
yaitu tes hasil belajar semester.
Guru dinyatakan telah berhasil dalam pembelajaran jika penguasan materi
oleh siswa telah mencapai hasil yang maksimum. Namun dalam kenyataannya
tidak semua evaluasi yang dilakukan dalam pembelajaran mencapai hasil yang
diinginkan.Dan dilihat dari hasil pembelajaran IPA yang dicapai siswa
mencerminkan bahwa siswa belum mampu memahami tentang organ pencernaan
makanan pada hewan dan manusia.
Dalam hal ini, penulispun mengalami bahwa proses belajar mengajar tidak
berhasil karena siswa tidak mencapai hasil yang diharapkan. Hasil ini dibuktikan
dengan 5 dari 23 orang siswa kelas V SD Naskat Donbosco III Saumlaki yang
mencapai tingkat penguasaan materi diatas rata-rata 75%.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka yang menjadi masalah
adalah?“Bagaimana meningkatkan pemahaman siswa tentang organ pencernaan
makanan pada hewan dan manusia.
C. TUJUAN PENELITIAN PERBAIAKAN PEMBELAJARAN
Adapun yang menjadi tujuan dalam peraikan ini adalah :
1. Untuk mengetahui penyebab siswa yang tidak mampu memahami materi
tentang organ pencernaan makanan pada hewan dan manusia.
2. Untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA
kelas V untuk materi tentang organ pencernaan makanan pada hewan dan
manusia.
3. Sebagai salah satu motivasi bagi siswa untuk mau belajar.
D. MANFAAT PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Perbaikan pembelajaran
1. UntukSiswa :
a). Membanguan semangat/ minat siswa untuk belajar, mampu memahami
materi yang pelajaran IPA yang diajarkan.
b). Mengetahui oragan pencernaan makanan pada hewan dan manusia.
2. Untuk Guru :
a). Guru memiliki gambaran tentang pelajaran IPA yang efektif dalam
membanguan pemahaman dan prestasi belajar siswa.
b). Guru dapat mengidentifikasi permasalahan yang timbul di kelas
sekaligus mencari solusi pemecahannya.
c). Sebagai rujukan ilmiah untuk menyusun program pembelajaran pada
tahap berikutnya.
3. Untuk Sekolah :
Perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas ini dapat
dijadikan sebagai referensi ilmiah bagi sekolah dalam pembelajaran IPA.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR


1. Pengertian Ilmu Penetahuan Alam (IPA)
Pengertian IPA Ilmu Pengetahuan Alam sudah jelas artinya adalah
tentang alam semesta dan segalah isinya.Adapun pengetahuan itu sendiri
artinya segalah sesuatu yang diketahui oleh manusia. Untuk itu secara singkat
IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dan
segalah isinya (Darmajo 1992: 3) ; selain itu, Nash 1993 (Darmajo 1992: 3)
dalam bukunya “The nature of sciences” menyatakan bahwa IPA adalah suatu
cara atau metode untuk mengamati alam.
 Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi
kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri
dengan (adaptasi) dengan lingkungannya. Dengan adanya proses belajar inilah
manusia bertahan hidup (Survived). Belajar secara sederhana dikatakan
sebagai proses peubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, ini terjadi
dalam jangka waktu tertentu.
 Belajar menurut teori Gestalt adalah belajar berlangsung berdasarkan
pengalaman yaitu kegiatan interaksi antara individu dan lingkungannya.
Belajar bukanlah menghafal akan tetapi memecahkan masalah dan metode
belajar yang dicapai adalah metode ilmiah dengan cara dihadapkan pada
sebagai permasalahan, merumuskan hipotesis atau praduga, menggumpulkan
data yang diperlukan untuk memecahkan masalah, menguji hipotesis yang
dirumuskan dan pada akhirnya para siswa dibimbing untuk menarik
kesimpulan-kesimpulan.
Nash juga menjelaskan bahwa cara IPA mengamati dunia ini bersifat
analisis, cermat serta menghubungkan antara satu fenomena dengan fenomena
lainnya sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru
tentang objek yang diamatinya. Sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu
tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lainnya
saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu
kesatuan yang utuh. Sedangkan yang berlaku umum artinya pengetahuan itu
tidak hanya berlaku oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara
eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten.
Selanjutnya Winaputra (1992: 123) mengemukakan bahwa tidak hanya
merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi
merupakan cara kerja, cara berpikir dan cara memecahkan masalah. Jadi
kesimpulan diatas, SAINS adalah Ilmu Pengetahuan yang mempunyai objek
serta menggunakan metode ilmiah.
2. Tujuan IPA di Ajarkan di Sekolah Dasar
Setiap guru harus paham akan alasan mengapa IPA di ajarkan di
Sekolah Dasar. Ada berbagai alasan yang meyebabkan satu mata pelajaran itu
dimasukan kedalam kurikulum suatu sekolah alasan itu dapat digolongkan
menjadi empat golongan yakni :
a. Bila diajarkan IPA menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu
mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis dan objektif
pengetahuan yang benar artinya pengetahuan yang dibenarkan menurut
tolak ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional dan objektif. Rasional artinya
masuk akal atau logis, diterima oleh akal sehat. Objektif artinya sesuai
dengan objektifnya, sesuai dengan kenyataan atau sesuai dengan
pengalaman, pengamatan melalui panca indra.
b. Bila IPA diajarkan melalui percobaan-petrcobaan yang dilakukan sendiri
oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat
hafalan belaka.
c. Mata pelajaran ini mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai
potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.

B. PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP PENDEKATAN


KETERAMPILAN PROSES
1. Pengertian
Pendekatan ketrampilan proses pada hakekatnya adalah suatu
pengelohan kegiatan belajar mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa
secara aktif dan kreatif dalam proses pemerohkan hasil belajar (Semawan
1992) pendekatan ketrampilan proses ini dipandang sebagai pendekatan yang
oleh banyak pakar paling sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran di sekolah
dalam rangka menghadapi pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan
dan tekhnologi yang semakin cepat dewasa ini Sumatoa (2006: 138)
mengemukakan bahwa keunggulan pendekatan ketrampilan proses didalam
proses pembelajaran, antara lain:
a.Siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga dapat dengan mudah
pemahaman siswa terdapat materi 2pelajaran.
b. Siswa menemukakan sendiri konsep-konsep yang dipelajari.
c.Melatih siswa untuk berpikir lebih kritis.
d. Melatih siswa untuk bertanya dan terlibat lebih aktif dalam
pembelajaran.
e.Mendorong siswa untuk menemukakan konsep-konsep baru.
f. Member kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan metode
ilmiah.
2. Pendekatan Ketrampilan Proses
Menurut (Semiawan 1992) terdapat sepuluh ketrampilan proses yaitu 1).
Kemampuan mengamati, 2).Kemampuan menghitung, 3).Kemampuan
mengukur, 4).Kemampuan mengklasifikasi, 5).Kemampuan menemukan
hubungan, 6).Kemampuan membuat prediksi (Ramalan), 7).Kemampuan
melaksanakan (Percobaan), 8).Kemampuan mengumpulkan dan menganalisis
data, 9).Kemampuan menginterprestasikan data, 10).Kemampuan
mengomunikasikan data.
a. Mengamati :
Mengamati merupakan salah satu ketrampilan yang sangat penting
untuk memperolh pengetahuan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun
dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Kegiatan ini tidak sama dengan
kegiatan melihat.
b. Kemampuan Menghitung :
Kemampuan menghitung dalam pengertian yang luas, merupakan
salah satu kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari dapat
dikatakan bahwa dalam semua aktifitas kehidupan manusia memerlukan
ini.
c. Kemampuan Mengukur :
Dalam pengertian luas, kemampuan mengukur sangat diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari, dimana seseorang dapat mengetahui sesuatu
yang diamatinya dengan mengukur apa yang diamatinya.
d. Kemampuan Mengklasifikasi :
Kemampuan mengklasifikasi merupakan kemampuan
mengelompokan atau menggolongkan sesuatu yang merupakan benda
fakta informasi dan gagasan pengelompokan ini didasar pada karakteristik
atau cirri-ciri yang sama dalam tujuan tertentu, baik dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
e. Kemampuan Menemukan Hubungan
Kuasai oleh siswa yang termasuk dalam kemampuan ini adalah
fakta, .informasi, dan gagasan, pendapat ruang, dan waktu.Kesemuanya
merupakan variabel untuk menentukan hubungan antara sikap dan
tindakan yang sesuai.
f. Kemampuan Membuat Prediksi (Ramalan)
Ramalan yang dimaksud disini bukanlah sembarang perkiraan
melalui pikiran yang mempunyai dasar atau penalaran.Kenampakan
membuat ramalan atau pikiran yang mendasari penalaran baik dan
kehidupan sehari-hari maupun dalam menghubungkan ilmu
pengetahuan.Dalam teori penelitian, kemampuan membuat ramalan itu
disebut juga dengan kemampuan membuat, menyusun hipotesis, hipotesis
adalah suatu pikiran yang beralasan untuk menerangkan sesuatu kejadian
atau pengamatan tertentu.dalam kerja ilmiah, seorang ilmian biasanya
membuat hipotesis yang kemudian diuji melalui ekperimen.
C. HIPOTESIS
Berdasarkan kajian pustaka diatas maka hipotesis penelitian
perbaikan pembelajaran ini adalah, jika menggunakan pendekatan
ketrampilan proses dalam pembelajaran IPA maka pemahaman siswa akan
meningkat.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIANPERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. SUBJEK, TEMPAT, DAN WAKTU PENELITIAN


1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah siswa/siswi
kelas V SD Naskat Donbosco III Saumlaki Kecamatan Tanimbar Selatan
Kabupaten Maluku Tenggara Barat dengan jumlah siswa 23 orang yang
terdiri dari laki-laki 12 orang perempuan 11 orang.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan di SD
Naskat Donbosco III Saumlaki Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten
Maluku Tenggara Barat.
3. Waktu Penelitian
Waktu penelitian perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan dari
tanggal 13 November dan 14 November 2017. Adapun jadwal pelaksanaan
perbaikan pembelajaran tersebut sebagai berikut :
 Siklus 1 (Pertama)
Hari selasa 13 November
 Siklus 2 (Kedua)
Hari rabu 14 November 2017
4. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V pada mata pelajaran IPA semester I
(satu) tahun 2017/2018.
5. Pihak yang membantu
Supervisor II dan Kepala Sekolah
B. DESKRIPSI PER SIKLUS
Langkah-langkah yang dilaksanakan disetiap prosedur pelaksanaan siklus
yaitu :
a. Pra Siklus
Dalam pembelajaran pra siklus di SD Naskat Donbosco III siswa kurang
mampu atau memahami pelajaran IPA khusus organ pencernaan makanan
pada hewan dan menusia maka perlu dilakukan pembelajaran ulang dalam
kedua siklus. Pra Siklus, siklus I (pertama) siklus II (kedua) penilaiannya
dapat dilihat dalam tabel dan grafik pada bab IV.
b. Siklus I (pertama)
1. Perencanaan
 Identifikasi masalah dan penerapan internatif pemecahan masalah
 Mempersiapkan konsep materi yang akan dijadikan bahan
pembelajaran yaitu :
 Kompetensi dasar mendeskripsikan tentang organ pencernaan
makanan pada hewan dan manusia
 Malaksanakan konsultasi dengan kepala sekolah dan guru teman
sejawat tentang akan dilaksanakan perbaikan perbaikan pembelajaran
 Menentukan skenario pembelajaran dengan metode berfariasi
 Mempersiapkan buku sumber, bahan, dan alat bantu yang diperlukan
 Mempersiapkan soal-soal yang dijadikan bahan evaluasi
 Pengembangan program tindakan I (pertama)
2. Tindakan
Didalam perlakukan siklus I (pertama) tindakan yang dilakukan adalah:
 Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran
 Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang terdapat
pada buku sumber
 Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang dipelajari
 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru
3. Pengamatan
Untuk pengamatan dari kegiatan siklus I (pertama) adalah
 Melakukan prose pelaksanaan tindakan
 Menilai hasil pekerjaan siswa yang diberikan oleh guru
4. Refleksi
Sedangkan refleksinya meliputi :
 Evaluasi tindakan yang telah dilakukan sebagai evaluasi mutu, jumlah
dan waktu dari setiap macam tindakan
 Pertemuan untuk mebahas hasil evaluasi tentang skenario
pembelajaran dan lembar kerja siswa
 Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi yang
dijadikan acuan lanjutan pada siklus berikutnya (siklus II).
c. Siklus II (Kedua)
1. Perencanan pelaksanaan meliputi.,
 Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I (pertama) belum teratasi
dan penetapan alternatif pemecahan masalah
 Menentukan indikator baru
 Pengembangan program tindakan siklus II (kedua)
2. Tindakan
Tindakan yang diambil dalam siklus II (kedua) yang mengacu pada
identifikasi masalah yang muncul pada siklus I (pertama) sesuai dengan
alternatif pemecahan masalah yang sudah ditentukan, antara lain melalui.,
 Guru melakukan apresepsi
 Siswa diperkenalkan yang akan dibahas dan tujuan yang ingin dicapai
dalam pembelajaran
 Membahas materi pembelajaran dengan Tanya jawab dan memberikan
contoh
 Melaksanakan evaluasi
 Menyampaikan materi pelajaran
 Memberikan pekerjaan rumah (PR)
3. Pengamatan
Sebagai keberlanjutannya maka perlu adanya pengamatan yang meliputi
 Observasi sesuai dengan format yang sudah disampaikan dan mencatat
hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan kelas
berlangsung
 Memberikan penilaian hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah
dikembangkan
4. Refleksi
Melaksanakan pembelajaran dalam kedua siklus ternyata dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk memaksimalkannya maka
diperlukan penambahan tindakan kepada siswa seperti memberikan
pengertian kepada siswa kurang aktif, dan dalam pelaksanaan siklus II
(kedua) berpedoman pada rencana pembelajaran siklus I (pertama) yang
telah dibuat
Pengamatan terhadap siswa dapat mengalami kemajuan pada siklus I
(pertama) dan siklus II (kedua) dengan nilai rata-rata 87,17 atau 73,100%
sehingga dapat dikategorikan sangat baik.
C. TEKNIK ANALISA DATA
Untuk menganalisa data digunakan teknik analisa data :
1. Tes
2. Observasi
1. Tes
Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang keberhasilan siswa dalam
proses pembelajaran yang sedang berlangsung, data dari hasil tindakan
digunakan analisis kuantitatif, butir soal untuk mengetahui keberhasilan
hasil belajar siswa.
Daya Serap: Jumlah Siswa Tuntas
100%
Total Siswa

2. Observasi
Hasil observasi digunakan untuk mengumpulkan data partisipasi dan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dalam bentuk presentasi-
Teknik observasi data menggunakan rumus teknik poporsi, data observasi
hasil belajar berupa nilai presentasi dengan rumus :

K=

Dimana :
K= Presentasi Keberhasilan Siswa
A= Jumlah Siswa yang menggunakan kegiatan
N= Jumlah Keberhasilan Siswa

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI PER SIKLUS


1. Siklus 1 (Pertama)
Dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 (pertama)
pada siswa kelas V SD Naskat Donbosco III dapat dilihat pada tabel
berikut ini :

Data siswa yang diperoleh pada siklus 1 (pertama)


Siklus 1 (Pertama)
Nilai 60, nilai 65, nilai 70, nilai 75, nilai 80, nilai 85, nilai 90, nilai 95,
nilai 100
Berdasarkan tabel 1 dan grafik 1 pra siklus menunjukan bahwa hasil
belajar siswa kelas V SD Naskat Donbosco III pada pra siklus memiliki nilai
rata-rata 78, 47 dengan rincian dari 32 siswa, masih belum tuntas sehingga
perlu adanya perbaikan pada siklus II (kedua)
1. Siklus 2 (Kedua)
Dengan melihat hasil data dari grafik pada siklus I (pertama) maka
perlu adanya perbaikan pada siklus II (Kedua)

Siklus 2
Data siswa yang memperoleh nilai pada siklus 2 (kedua)
Nilai 70, nilai 75, nilai 80, nilai 85, nilai 90, nilai 95, nilai 100
Berdasarkan table 3 dan grafik 3 menunjukan bahwa hasil siswa kelas V
SD Naskat Donbosco III pada siklus II (kedua) mencapai rata-rata 87,17 dengan
rincian dari 23 siswa, namun ke 23 siswa semuanya mecapai ketuntasan yaitu 8
orang siswa mendapat nilai 80, 2 orang siswa mendapat nilai 85, 8 orang siswa
mendapat nilai 90 dan 5 orang lagi mendapat nilai 95, jadi secara keseluruhan
dari hasil perbaikan pembelajaran pada siklus II (kedua) presentasi ketuntasan
siswa mencapai 37, 90% sehingga dapat dikategorikan baik.
Siklus, I dan siklus II
Dalam diagram kelihatan pada Siklus 1 (Pertama) nilai rata-rata78,47 dan
presentasi ketuntas 34,12% dengan kategori buruk namun pada siklus 2 (Kedua)
nilai rata-rata 87,17 dan presentasi ketuntas 37,100% dapat dikategorikan sangat
baik.

B. PEMBAHASAN
Didalam permasalahan pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran
lebih dirumuskan pada pemehaman konsep-konsep IPA secara sederhana dan
mampu menggunakan metode ilmiah tentang bagaimana siswa dapat
mendeskripsikan organ pencernaan makanan pada hewan dan manusia. Penulis
menemukan beberapa permasalahan mendasarkan yang menyebabkan rendahnya
tingkat kemampuan, sehingga pada akhir pelaksanaan kegiatan, perbaikan
pembelajaran, siswa diharapkan sudah mengalami peningkatan perolehan nilai
yang kurang dari 75 tidak ada lagi .

Adapun peningkatan pada akhirnya untuk mata pelajaran IPA sebagai berikut
1. Untuk mempeoleh gambar dari hasil penelitian diperlukan data. Data tersebut
adalah sejumlah fakta yang digunakan sebagai sumber atau masukan untuk
menentukan kesimpulan atau keputusan yang diambil.
2. Yang menjadi topik pengamatan adalah kegiatan siswa, kegiatan guru dan
hasil pembelajaran siswa pada mata pelajaran IPA Tentang Organ Pencernaan
Makanan Pada Hewan dan Manusia.
3. Peningkatan hasil belajar siswa kelas V SD Naskat Donbosco III Saumlaki
Maluku Tenggara Barat Mata Pelajaran IPA semakin membaik.
4. Motivasi dan kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran semakin
terarah.
5. Aktivitas dan kreatifitas siswa dalam mengikuti pelajaran IPA semakin
membaik hasil yang diperoleh dari perbaikan pembelajaran dapat diketahui
melalui penulis siklus 1 (pertama) dan siklus 2 (kedua) yang telah dilakukan
sehingga dapat dituangkan dalam bentuk tabel penilaian.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan yang dilakukan penulis setelah menganalisis
data, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa melihat analisis keberhasilan siswa
dalam mengikuti tes formatif maupun kegiatan lainnya menunjukan kenaikan
yang berarti dan positif.Kenaikan positif ini menunjukan bahwa minat, kreatifitas
serta hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA juga mengalami peningkatan.
Dengan selesainya kegiatan perbaikan ini, berdasarkan tahap-tahap
pelaksanaan pembelajaran mulai dari Siklus 1 (Pertama) sampai dengan Siklus 2
(Kedua) penulis menarik kesimpulan bahwa :
1. Setelah melaksanakan pembelajaran siklus 1 (Pertama) hasil yang diperoleh
adalah nilai rata-rata 78, 47 dengan presentasi ketuntasan 34,12% hal ini
belum maksimal, dikarenakan siswa belum terkonsentrasi dengan baik
sehingga banyak siswa yang kurang mendengar penjelasan guru saat
memberikan materi.
2. Pada siklus 2 (kedua) hasil ini dimana siswa dapat mengalami peningkatan
yang signifikan, kini terlihat pada hasil yang diperoleh siswa dengan nilai
rata-rata 87,17 dengan presentasi ketuntasan 37,100% sehingga kenaikan ini
sangat baik, nilai ini didapatkan karena siswa sudah bisa menjawab
pertanyaan yang diberikan guru, dengan baik dan benar.
3. Penggunaan materi pelajaran dapat ditingkatkan melalui penggunaan metode
mengajar bervariasi yang optimal sehingga dapat memberikan rangsangan
kreativitas siswa sehingga suasana kelas konduktif, maka terciptalah suasana
pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan (PAKREM).
B. SARAN
1. Guru dalam mengajar hendaknya melibatkan siswa secara aktif, Agar siswa
merasa lebih dihargai dan diperhatikan sehingga akan meningkatkan perilaku
yang baik.
2. Guru hendaknya melatih diri sehingga terampil dan terbiasa menerapkan
model-model pembelajaran serta bervariasi dalam menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa.
3. Guru hendaknya memahami prinsip-prinsip dalam menggunakan alat peraga
dan media pembelajaran.
4. Guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
pertanyaan dan motivasi dalam pembelajaran.
5. Siswa hendaknya percaya diri dan mengikuti semua pelajaran yang
disampaikan oleh setiap guru dalam memberikan pelajaran.
6. Dalam kegiatan pembelajaran hendaknya siswa dimotivasi untuk mampu
mengugkapkan ide dan penggalamannya dalam kehidupan sehari-hari
sehingga siswa akan lebih mampu mengkonsentrasikan penggalamannya
kedalam konsep pelajaran yang sedang dipelajari, sehingga didalam mengajar
dapat berperan sebagai fasilitator dan motivator yang bisa memberikan dan
menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa untuk
bertanggung jawab dalam melaksanakan proses pembelajaran.
7. Proses pembelajaran hendaknya guru menggunakan metode pembelajaran
yang tepat sesuai dengan materi pelajaran yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai