Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

TEORISASI DAN REFLEKSI AKADEMIS

A. TEORISASI

1. Penerapan Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran Fiqih Bagi


Siswa di Mts Nahdhatul Umam Kempek
a. Pengertian Pembelajaran
Kata pembelajaran, secara bahasa berasal dari katabelajar, dengan
mendapat tambahan awalan “pe” dan akhiran “an” yang menunjukan
sebuah arti proses, belajar adalah proses seseorang memperoleh
berbagai kecakapan, keterampilan dan sikap.
Secara sederhana istilah pembelajaran (instruction) bermakna
sebagai upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang
melalui berbagai upaya dan berbagai strategi, metode, dan pendekatan
kearah pencapaian tujuan yang telah di rencanakan. pembelajaran dapat
pula di pandang sebagai kegiatan guru secara terprogram untuk
membuat siswa belajar secara aktif dan menekankan pada penyediaan
sumber belajar. Dengan demikian, pembelajaran pada dasarnya
merupakan kegiatan terencana yang mengondisikan atau merangsang
seseorang agar bisa bisa belajar dengan baik agar sesuai dengan
pembelajaran.
Menurut Oemar Hamalik mendefinisikan pembelajaran adalah
suatu kombinasi yang terorganisir yang meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedural yang
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
Pembelajaran adalah pemindahan pengetahuan dari seseorang yang
mempunyai pengetahuan kepada orang lain yang belum mengetahui.
Pengetahuan yang di pindahkan tersebut berasal dari dua sumber,
yakni: sumber ilahi dan sumber manusiawi.
b. Pengertian Metode Demonstrasi
Dari asal katanya demonstrasi dapat diartikan sebagai pertunjukan
mengenai cara–cara memakai sesuatu. Secara bahasa metode adalah

41
cara yang tersusun dan teratur untuk mencapai tujuan khususnya dalam
ilmu pengetahuan.
Menurut Sudjana metode demonstrasi merupakan metode yang
sangat efektif, sebab membantu para siswa untuk mencari jawaban
dengan usaha sendiri berdasarkan fakta/ data yang benar. Demonstrasi
yang dimaksud ialah suatu metode yang memperlihatkan bagaimana
proses terjadinya sesuatu.
Putra mengemukakan bahwa metode demonstrasi adalah cara
penyajian pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek
atau cara melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan proses tertentu.
Pengertian metode demonstrasi menurut Rahardja (2002) adalah
suatu cara menyajikan bahan pelajaran dimana guru atau nara
sumbernya dengan sengaja mempertunjukkan atau memperagakan
tindakan/ proses yang disertai penjelasan, ilustri seperlunya dan siswa
mengamati dengan seksama.
Metode demonstrasi adalah cara penyampaian bahan ajar yang
disampaikan dengan cara memperagakan atau mempertunjukkan
tentang suatu proses atau kejadian tertentu pada suatu benda yang
sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk
tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber lain yang ahli dalam
topik bahasan.
Metode demonstrasi memiliki kelebihan dan kelemahan yaitu
sebagai berikut:
1. Kelebihan metode demonstrasi:
2. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu
proses atau kerja suatu benda.
3. Memudahkan berbagai jenis penjelasan.
4. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat
diperbaiki melalui pengamatan dan contoh yang konkret, dengan
menghadirkan obyek sebenarnya.
5. Dapat memperjelas pemahaman siswa dengan mengamati
peragaan dari guru.

42
6. Dapat memperkecil kemungkinan terjadinya pemahaman yang
salah terhadap bahan pelajaran dibandingkan dengan
mendengarkan ceramah dari guru.
7. Siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dengan secara
langsung mengamati peragaan dalam demonstrasi.
8. Dapat mempermudah pemusatan perhatian siswa, karena secara
khusus dituntut mengamati secara seksama.
9. Mendorong keberanian siswa untuk mengajukan pertanyaan
terhadap hal-hal yang belum diketahui selama kegiatan
demonstrasi berjalan.
a) Kelemahan Metode Demonstrasi
1. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang
akan dipertunjukkan yang dikarenakan jarak pandang jauh dan
obyek yang diamati kecil.
2. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
3. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang
menguasai apa yang didemonstrasikan karena proses
demonstrasi harus didukung dengan penjelasan yang rinci oleh
guru/ instrukturnya.
4. Memerlukan waktu yang cukup lama
5. Memerlukan persiapan yang matang, teliti dan cermat
6. Memerlukan peralatan yang memadai
7. Belum tentu semua siswa dapat mendemonstrasikan ulang
setelah menyaksikan peragaan guru
8. Tidak semua bahan pelajaran dari berbagai bidang studi tepat
didemonstrasikan.

Demonstrasi merupakan praktek yang diperagakan kepada peserta.


Karena itu, demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan: demonstrasi
proses untuk memahami langkah demi langkah, dan demonstrasi hasil
untuk memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah proses.

43
Setelah demonstrasi dilanjutkan dengan praktek oleh peserta
sendiri. Sebagai hasil, peserta akan memperoleh pengalaman belajar
langsung setelah melihat, melakukan, dan merasakan sendiri.

Tujuan dari demonstrasi yang dikombinasikan dengan praktek


adalah membuat perubahan pada keterampilan. Berdasarkan pendapat
para ahli mengenai metode demonstrasi tersebut, maka dapat diketahui
bahwa metode demonstrasi adalah metode yang digunakan oleh guru
dengan cara mempraktekkan secara langsung dan siswa mengamati serta
mencatat hal penting selama demonstrasi, setelah itu siswa diberikan
kesempatan untuk mempraktekkan secara langsung dengan
mendemonstrasikan materi yang sedangg dipelajari.

c. Pengertian fiqih
Fikih adalah bahasa Arab dalam bentuk masdar dari kata faquha-
yafqahu. Kata fikih semula berarti al-‘ilmu (pengetahuan) dan al-fahmu
(pemahaman). Jadi fikih menurut bahasa berarti “mengerti, faham, dan
pintar”. Selain itu menurut Syarifuddin fikih secara etimologis berarti:
“faham yang mendalam.”
Menurut para fuqaha fikih berarti: “ilmu yang menerangkan
hukumhukum syara’ dari dalil-dalil yang rinci “. Sedangkan definisi
ilmu fikih menurut istilah syara’ adalah pengetahuan tentang hukum-
hukum syariat Islam mengenai perbuatan manusia, yang diambil dari
dalil-dalilnya secara rinci.
Dari definisi tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan fikih yaitu ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan hukum-hukum perbuatan mukallaf yang diperoleh dari dalil-
dalil yang rinci.
2. Langkah-langkah dalam pelaksanaan metode demonstrasi
Dalam melaksanakan demonstrasi tidak serta merta dilakukan, karena
ketika demonstrasi dilakukan dengan serta merta maka tidak akan bisa
mencapai hasil yang maksimal. Untuk itu di perlukan langkah-langkah
pelaksanaannya dengan harapan demonstrasi yang akan dilakukan bisa

44
mencapai hasil yang optimal dan maksimal sesuai dengan tujuan
demonstrasi tersebut. Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan
demonstrasi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Adapun hal yang harus dilakukan dalam melakukan metode
demonstrasi adalah :
1. Merumuskan tujuan yang jelas, baik dari sudut kecakapan atau
kegiatan yang di harapkan dapat tercapai setelah metode
demonstrasi berakhir.
a) Mempertimbangkan apakah metode itu wajar dipergunakan dan
merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai tujuan
yang telah direncanakan.
b) Apakah alat-alat yang dipergunakan untuk demonstrasi itu bisa di
peroleh dengan mudah.
c) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa,
misalnya ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap
penting dari pelaksanaan metode demonstrasi.2
d) Menerapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang
akan di laksanakan. Dan sebaliknya, sebelum melakukan
demonstrasi hendaknya melakukan percobaan terlebih dahulu
agar sesuatu yang tidak di inginkan akan terjadi saat demonstrasi
berlangsung.
e) Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan. Apakah tersedia
waktu untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan beberapa hal dan komentar selama dan sesudah
demonstrasi. Menyiapkan beberapa pertanyaan untuk merangsang
observasi.
f) Selama demonstrasi berlangsung seorang guru hendaknya
intropeksi diri apakah keterangan-keteraangannya dapat di dengar
dengan jelas oleh siswa.
g) Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik.

2
Wina sanjaya, Op. Cit hal. 154

45
b. Pelaksanaan
Adapun hal-hal yang perlu dan harus dilakukan dalam melaksanakan
metode demonstrasi adalah:
1. Memeriksa hal di atas untuk kesekian kalinya.
2. Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian siswa.
3. Mengingat pokok-pokok materi yang akan di demonstrasikan agar
demonstrasi mencapai sasaran.
4. Memperhatikan keadaan siswa untuk aktif memikirkan lebih lanjut
tentang apa yang dilihat dan didengar dalam bentuk mengajukan
pertanyaan, membendingkan dengan yang lain, dan mencoba m
5. elakukannya sendiri tanpa bantuan guru.
6. Menghindari ketegangan, oleh karena itu hendaknya selalu
menciptakan suasana yang harmonis.
c. Evaluasi
Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi seiring
dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat berupa
pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan,
mengadakan latihan lebih lanjut, apakah sekolah atau dirumah. Selain
itu guru dan siswa mengadakan evaluasi terhadap demonstrasi yang
telah dilakukan, apakah berjalan efektif sesuai dengan tujuan yang
diharapkan, ataukah ada kelemahan-kelemahan tertentu beserta faktor
penyebabnya. Evaluasi dapat dilakukan pada semua aspek yang terlibat
dalam demonstrasi tersebut, baik yang menyangkut perencanaan,
pelaksanaan, maupun tindak lanjut.
3. Prinsip-Prinsip Penerapan Metode Dalam Pembelajaran Fiqih
Dengan demonstrasi berarti kita menyampaikan sesuatu dan
berkomunikasi dengan orang lain sehingga orang lain mengerti dan
memahami. Oleh karena itu di perlukan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Menciptakan hubungan yang baik dan menarik perhatian murid.
b. Usahakan lebih jelas bagi oraang yang sebelumnya tidak
memahaminya.

46
c. Pikirkan pokok-pokok inti dari demonstrasi itu agar murid benar-
benar memahaminya.
Menurut suprihadi Saputra memberikan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
a. Mengusahakan agar siswa memahami apa yang di demonstrasikan
b. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah yang akan
dilakukan
c. Menyiapkan alat yang sesuai dan dapat diamati dengan jelas oleh
anak didik.

Dari uraian tersebut, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa prinsip-


prinsip dalam penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih
adalah memuat analisa materi pendidikan yang dalam skala lebih luas
adalah melakukan analisis terhadap kurikulum yang ada secara operasional.

4. Petunjuk Menggunakan Metode Demonstrasi


Bila melaksanakan teknik demonstrasi agar dapat berjalan efektif,
maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional, agar dapat
memberi motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar.
2. Guru mengamati apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu
demonstrasi yang berhasil, bila tidak maka harus mengambil kebijakan
lain.
3. Guru perlu meneliti alat-alat dan bahan yang akan digunakan mengenai
jumlah, kondisi, dan tempatnya. Juga guru perlu mengenal baik-baik, atau
telah mencoba terlebih dahulu, agar demonstrasi itu berhasil.
4. Guru harus sudah menentukan garis besar langkah-langkah yang akan
dilakukan.
5. Apakah tersedia waktu yang cukup, sehingga guru dapat memberikan
keterangan bila perlu, dan siswa dapat bertanya.
6. Selama demonstrasi berlangsung guru harus memberi kesempatan pada
siswa untuk mengamati dengan baik dan bertanya

47
B. REFLEKSI AKADEMIS

Pelaksanaan metode demonstrasi mata pelajaran fikih di MTs Nahdhatul


Umam Kempek Yaitu:

1. persiapan meliputi:
a. Mempersiapkan RPP,
b. Mempersiapkan materi pembelajaran,
c. Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan,
d. Mengatur tempat yang akan digunakan, selanjutnya
2. Penerapan metode demonstrasi
a. guru menunjuk salah satu siswa untuk maju di depan kelas untuk
memperagakan setiap gerakan wudhu disertai penjelasan singkat
dari guru, selanjutnya guru menunjuk dua siswa untuk
mempraktekan langsung gerakan wudhu sedangkan teman yang
lain mengamatinya.
b. guru memberikan pertanyaan terkait dengan materi yang akan di
demonstrasikan.
c. guru memberikan kesempatan kepada semua siswa melakukan
praktik wudhu
d. guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dan
memberikan kesimpulan terkait materi yang diajarkan hari ini.
3. Faktor Pendukung dan Hambatan
faktor pendukung penerapan metode demonstrasi dalam
pembelajaran wudhu yaitu: Sudah tersedianya fasilitas yang memadai
untuk mempraktekan demonstrsi seperti, musholla, tempat wudhu.
Dari hasl pelaksanaan metode demonstrasi tersebut

48
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Kegiatan PLP yang dilaksanakan oleh praktikan di MTsS Nahdhatul


Umam dapat dikatakan terlaksana dengan baik. Banyak pengalaman yang
diperoleh dalam kegiatan PLP ini yang dapat dipetik sebagai bekal dalam
menghadapi dunia kerja kelak. Pengalaman ini diperoleh dari guru, karyawan
TU, siswa dan rekan-rekan PLP lainnya.Mesikpun dalam pelaksaan PLP ini
terkadang menghadapai kendala namun kendala ini tidak dijadikan alasan
sebagai ketidak suksesan praktikan dalam pelaksanaan PLP. Kendala tersebut
dijadikan pelajaran berharga agar ketika praktikan menghadapi masalah yang
sama bahkan lebih besar praktikan dapat menghadapinya dengan tenang.

Selama praktikan melaksanakan kegiatan di MTsS Nahdhatul Umam,


praktikan dapat menarik beberapa kesimpulan, yaitu kegiatan PLP bertujuan
untuk melatih para calon pendidik (mahasiswa/praktikan) agar mendapatkan
pengalaman mendidik secara faktual di lapangan dan juga sebagai sarana
terbentuknya tenaga kependidikan yang profesional dibidangnya. Dengan
adanya kegiatan PLP, mahasiswa dapat mempraktikan secara langsung dan
menerapkan ilmu yang diperoleh pada perkuliahan di kampus dalam
kenyataan yang tampak di lapangan serta dihadapkan pada permasalahan
yang ada dalam realitas yang sebenarnya di sekolah.

Dari hasil penelitian, metode demonstrasi dengan berbagai bentuknya


dapat membantu siswa lebih mudah untuk belajar mata pelajaran fiqih. hal ini
terbukti dengan pemahaman dan praktek yang semakin baik. Bahkan proses
kegiatan belajar siswa dapat lebih meningkat dan lebih efesien.

Salah satu bidang studi yang termasuk dalam pendidikan agama adalah
fikih. Secara umum fikih salah satu bidang studi agama yang banyak
membahas tentang hukum-hukum yang mengatur pola hubungan manusia
dengan Allah, manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungannya.

49
B. Saran
Setiap kegiatan tentunya tidak akan terlepas dari kekurangan
meskipun terdapat banyak manfaat di dalamnya. Begitu pun dengan
kegiatan PLP yang telah dilaksanakan oleh praktikan di MTsS Nahdhatul
Umam selama kurang lebih 1 bulan mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Oleh karena itu, ada beberapa saran yang dapat menjadi
bahan pertimbangan bagi praktikan ke depannya, JurusanTarbiyah
Program Studi PAI, maupun bagi MTsS Nahdhatul Umam.
1. Bagi Praktikan
Adapun saran bagi praktikan ke depannya, antara lain:
a. Sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas, praktikan
diharapkan untuk lebih mempersiapkan diri secara maksimal agar
senantiasa dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan
baik.
b. Sebaiknya praktikan selalu mencari referensi mengenai strategi dan
metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa maupun
materi yang akan diajarkan agar penyampaiannya dapat diterima dan
diserap oleh siswa secara efektif.
c. Praktikan harus senantiasa meminta masukan dan koreksi, baik dari
guru pamong, maupun dari dosen pembimbing lapangan (PLP)
terhadap penampilan di kelas maupun terhadap rencana pengajaran
yang telah dibuat.
d. Praktikan harus mampu bersikap, berpenampilan, dan bertindak
sebagaimana layaknya seorang guru yang profesional serta senantiasa
memberikan teladan yang baik bagi siswa di dalam dan di luar kelas.
e. Selalu berinovasi dalam mengembangkan metode pembelajaran yang
dilakukan agar siswa tidak merasa bosan.
2. Bagi Pihak Sekolah
Adapun saran untuk pihak sekolah, praktikan berharap agar kerja
sama dan silaturahim yang telah terjalin dapat terus berlangsung.

50
3. Bagi Pihak Universitas
Saran untuk pihak INSTITUT STUDI ISLAM FAHMINA
Praktikan berharap agar meningkatkan kualitas kegiatan PLP hingga
mencapai keberhasilan yang maksimal dengan cara memberikan
pengarahan dan bimbingan kepada praktikan secara kontinu baik
sebelum pelaksanaan PLP maupun pada saat berlangsungnya PLP.

51
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: CV
Pustaka Setia, 1997, Cet I.
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta:
Ciputat Pers, Cet I.
Mansyur. 2000. Materi Pokok Proses Belajar Mengajar Modul 1-6, Jakarta:
direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Depag, , Cet VI.
Moejiono dkk. 1992. Stategi BelajarMengajar Jakarta: Depertemen Pendidikan
dan Kebudayaan Derektorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan
Tenaga Pendidikan.
Nata, Abudin. 2007. Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Ramayulis. 2001. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: KalamMulia.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta: Media
Kencana.
Usman, Basyirudin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta:
Ciputat Pers,Cet I.

46

Anda mungkin juga menyukai