Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang


Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya lah kami
dapat menyelesaikan tugas buku untuk mata kuliah
pembelajaran Fiqih di Madrasah dan Sekolah. Dan juga kami
berterima kasih pada bapak Imam Mashuri, S.Pd.I, M.Pd.I
selaku dosen mata kuliah pembelajaran Fiqih di Madrasah
dan Sekolah yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap buku ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
pembelajaran Fiqih di Madrasah dan Sekolah. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam buku ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan.
Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa adanya sarana yang
membangun.
Semoga buku sederhana ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya dan Semoga buku yang telah
disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

ii
Banyuwangi, 19 Desember 2021

Penulis,

iii
DAFTAR ISI

COVER........................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................. iv
KONSEP METODE ...................................................... v
PENDAHULUAN
A. Metode ............................................................... 1
B. Kompetensi Inti ................................................. 4
C. Kompetensi Dasar ............................................. 5
PEMBAHASAN
A. Pengertian Taharah ............................................ 6
B. Pengertian Najis dan Hadas ............................... 6
C. Macam-Macam Najis dan Tata Cara
Taharahnya ........................................................ 6
D. Macam-Macam Hadas dan Tata Cara
Taharahnya ........................................................ 8
E. Ayo Berlatih ..................................................... 11
F. Kunci Jawaban .................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................. 19
LAMPIRAN ................................................................ 20

iv
KONSEP METODE

METODE CERAMAH

METODE YANG DAPAT


DIGUNAKAN

METODE THINK PAIR


SHARE

v
A. METODE
1. Metode yang dapat digunakan: Ceramah dan
demonstrasi.
a. Metode Ceramah yaitu cara menyampaikan
sebuah materi pelajaran dengan cara penuturan
lisan kepada peserta didik atau khalayak ramai.
Pengertian ini mengarahkan bahwa metode
ceramah menekankan pada sebuah pemberian
materi pembelajaran dengan cara penuturan lisan.
Lisan dijadikan sebagai alat utama dalam
menggunakan metode ceramah untuk
mengajarkan sebuah materi pembelajaran pada
peserta didik. (Arif, 2002: 135-136)
b. Metode Demonstrasi yaitu metode yang
digunakan untuk membelajarkan peserta dengan
cara menceritakan dan memperagakan suatu
langkah-langkah pengerjaan sesuatu.
Demonstrasi merupakan praktek yang
diperagakan kepada peserta. Karena itu,
demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan:
demonstrasi proses untuk memahami langkah
demi langkah; dan demonstrasi hasil untuk
memperlihatkan atau memperagakan hasil dari
sebuah proses. Biasanya, setelah demonstrasi

1
dilanjutkan dengan praktek oleh peserta sendiri.
Sebagai hasil, peserta akan memperoleh
pengalaman belajar langsung setelah melihat,
melakukan, dan merasakan sendiri. Tujuan dari
demonstrasi yang dikombinasikan dengan praktek
adalah membuat perubahan pada rana
keterampilan. (Mukrimah, 2014: 84-85)
2. Metode yang paling cocok digunakan adalah
Demonstrasi
a. Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang
proses terjadinya suatu proses atau benda sampai
pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan
agar dapat diketahui dan dipahami siswa secara
nyata atau tiruannya. Metode demonstrasi baik
digunakan untuk mendapatkan gambaran yang
lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan
dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat
sesuatu, proses berkejanya sesuatu, proses
mengerjakan atau menggunakannya, komponen-
komponen yang membentuk sesuatu,
membandingkan suatu cara dengan cara lain dan
untuk mengetahui atau melihat kebenaran
sesuatu. (Muttaqin, 2021: 69)

2
b. Langkah-langkah penerapan metode demonstrasi
yaitu:
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin
dicapai.
2) Guru menyajikan gambaran sekilas materi
yang akan dibahas.
3) Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan.
4) Menunjuk salah seorang siswa untuk
mendemonstrasikan sesuai skenario yang
telah disiapkan.
5) Seluruh siswa memperhatikan demonstrasi
dan menganalisisnya.
6) Tiap siswa mengemukakan hasil analisanya
dan juga pengalaman siswa didemonstrasikan.
7) Guru membuat kesimpulan. (Suprijono, 2009:
149)
c. Kelebihan metode demonstrasi yaitu:
1) Membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan
konkrit
2) Memusatkan perhatian
3) Lebih mengarahkan proses belajar siswa pada
materi yang sedang dipelajari
4) Lebih melekatkan pengalaman dan kesan
sebagai hasil pembelajaran dalam diri siswa

3
5) Membuat siswa lebih mudah memahami apa
yang dipelajari
6) Membuat proses pengajaran lebih menarik.
(Trisnawaty, 2017)
d. Kekurangan metode demonstrasi yaitu:
1) Mengharuskan keterampilan guru secara
khusus
2) Tidak tersedianya fasilitas-fasilitas
pendukung, seperti peralatan, tempat, dan
biaya yang memadai di setiap kelas
3) Memerlukan kesiapan dan perencanaan yang
matang disamping waktu yang cukup panjang
4) Kesulitan siswa terkadang untuk melihat jelas
benda yang akan dipertunjukkan
5) Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
(Huda, 2013: 233)
B. KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan social dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya

4
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual,
konseptual, dan procedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori
C. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
PENCAPAIAN KOMPETENSI
1.1.Meyakini pentingnya bersuci sebagai syarat
melaksanakan ibadah
1.2.Menghayati nilai-nilai bersuci
2.1.Membiasakan bersuci sebelum melaksanakan ibadah
3.1 Mengidentifikasi macam-macam najis dan tata cara
bersucinya
3.2 Mengidentifikasi macam-macam hadas dan tata cara
taharah
3.3 Memperagakan bersuci dari najis dan hadas

5
A. PENGERTIAN TAHARAH
Taharah berasal dari kata bahasa Arab yang
berarti bersih atau bersuci. Sedangkan menurut istilah
ialah suatu kegiatan bersuci dari najis dan hadas sehingga
seseorang diperbolehkan untuk beribadah yang dituntut
harus dalam keadaan suci. Kegiatan bersuci dari najis itu
meliputi menyucikan badan, pakaian, tempat dan
lingkungan yang menjadi tempat segala dan mandi
B. PENGERTIAN NAJIS DAN HADAS
Najis berasal dari bahasa Arab yang artinya
kotoran, dan menurut istilah adalah suatu benda yang
kotor yang mencegah sahnya mengerjakan suatu ibadah
yang dituntut harus dalam keadaan suci.
Sedangkan kata hadas berasal dari bahasa Arab
yang artinya suatu peristiwa, sesuatu yang terjadi, sesuatu
yang tidak berlaku. Sedangkan dalam istilah adalah
keadaan tidak suci bagi seseorang sehingga
menjadikannya tidak sah dalam melakukan ibadah
C. MACAM-MACAM NAJIS DAN TATA CARA
TAHARAHNYA
Dalam hukum Islam Ada tiga macam najis, yaitu najis
mukhaffafah, najis mutawassitah, dan najis mughalazah.
1) Najis Mukhaffafah

6
Adalah najis yang ringan, seperti air seni bayi laki-
laki yang belum berumur dua tahun dan belum makan
apapun kecuali air susu ibu. Cara menyucikannya
sangat mudah, cukup dengan memercikkan atau
mengusapkan air yang suci pada permukaan yang
terkena najis
2) Najis Mutawassitah
Adalah najis pertengahan atau sedang. Yang termasuk
najis ini ialah:
a) Bangkai binatang darat yang berdarah sewaktu
hidupnya
b) Darah
c) Nanah
d) Muntah
e) Kotoran manusia dan binatang
f) Arak (khamar)
Najis jenis ini ada dua macam, yaitu najis hukmiyah
dan najis ‘ainiyah.
a) Najis Hukmiyah adalah najis yang diyakini
adanya tetapi tidak nyata wujudnya (zatnya), bau
dan rasanya seperti air kencing yang sudah kering
yang terdapat pada pakaian atau lainnya. Cara
menyucikannya adalah cukup dengan
mengalirkan air pada benda yang terkena najis.

7
Jika seandainya bekas najis yang sudah dicuci
sampai berulang-ulang masih juga tidak dapat
dihilangkan semuanya, maka yang demikian itu
dapat dimaafkan.
b) Sedangkan najis ‘Ainiyah adalah najis yang
tampak wujudnya (zat-nya) dan bisa diketahui
melalui bau maupun rasanya. Cara
menyucikannya adalah menghilangkan najis
‘Ainiyahnya dengan cara membuang dan
menggosoknya sampai bersih dan diyakini sudah
hilang zat, rasa, warna, dan baunya dengan
menggunakan air yang suci.
3) Najis Mughalazah
Adalah najis yang berat. Najis ini bersumber dari
anjing dan babi. Cara menyucikannya melalui
beberapa tahap, yaitu dengan membasuh air sebanyak
tujuh kali, salah satu di antaranya menggunakan air
yang dicampur dengan tanah.
D. MACAM-MACAM HADAS DAN TATA CARA
TAHARAHNYA
Hadas ada dua macam, yaitu Hadas kecil dan Hadas
Besar.
1) Hadas Kecil
Yaitu keadaan seseorang tidak suci, dan supaya ia
menjadi suci maka ia harus berwudu, dan apabila
8
tidak ada air maka diganti dengan tayamum. Hal-hal
yang menyebabkan seseorang berhadas kecil ialah:
a) Karena keluar sesuatu dari dua lubang, yaitu
qubul dan dubur
b) Karena hilang akalnya, yang disebabkan mabuk,
gila atau sebab lainnya seperti tidur
c) Persentuhan antara kulit laki-laki dengan
perempuan yang bukan mahramnya tanpa ada
batas yang menghalanginya
d) Karena menyentuh kemaluan, baik kemaluan
sendiri ataupun kemaluan orang lain dengan
telapak tangan.
2) Hadas Besar
Yaitu keadaan seseorang tidak suci, dan
supaya ia menjadi suci maka ia harus mandi besar.
Apabila tidak ada air diganti dengan tayamum. Hal-
hal yang menyebabkan seseorang berhadas besar
ialah:
a) Karena bertemunya dua kelamin laki-laki dengan
perempuan (jima’ atau bersetubuh), baik keluar
mani ataupun tidak
b) Karena keluar mani, baik karena bermimpi atau
sebab lain
c) Karena haid, yaitu darah yang keluar dari
perempuan sehat yang telah dewasa pada setiap
bulannya
d) Karena nifas, yaitu darah yang keluar dari seorang
ibu sehabis melahirkan
e) Karena wiladah, yaitu darah yang keluar ketika
melahirkan

9
f) Karena meninggal dunia, kecuali yang meninggal
dunia dalam perang membela agama Allah, maka
dia tidak dimandikan

10
AYO BERLATIH
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d
pada jawaban yang paling tepat!
1. Berasal darimana kata taharah?
a. Yunani
b. Arab
c. Jawa
d. Indonesia
2. Apa arti dari kata taharah?
a. Bersuci
b. Berdosa
c. Berkah
d. Berdamai
3. Taharah yaitu kegiatan bersuci dari najis meliputi
menyucikan badan, pakaian, tempat dan ….?
a. Batin
b. Akhlak
c. Lingkungan
d. Hati
4. Ada berapakah macam-macam najis?
a. 5
b. 3
c. 2
d. 4

11
5. Mana yang termasuk najis yang paling ringan?
a. Mukhaffafah
b. Mutawassitah
c. Mubarakah
d. Mughalazah
6. Mana yang termasuk najis yang sedang?
a. Mughalazah
b. Mubarakah
c. Mutawassitah
d. Mukhaffafah
7. Mana yang termasuk najis yang paling berat?
a. Mubarakah
b. Mukhaffafah
c. Mughalazah
d. Mutawassitah
8. Yang termasuk najis mutawassitah di bawah ini
kecuali?
a. Air liur anjing
b. Kotoran ayam
c. Ludah manusia
d. Kencing bayi perempuan
9. Ada dua macam najis mutawassitah, najis hukmiyah
dan najis…?
a. Ringan

12
b. Berat
c. Maknawi
d. ‘Ainiyah
10. Apa itu najis hukmiyah?
a. Najis yang diyakini adanya tetapi tidak nyata
wujudnya (zatnya), bau dan rasanya
b. Najis yang modern
c. Najis yang baru terlihat
d. Najis yang tampak wujudnya (zat-nya) dan bisa
diketahui melalui bau maupun rasanya
11. Berapakah macam-macam hadas?
a. 2
b. 1
c. 5
d. 3
12. Apa yang harus dilakukan untuk mensucikan hadas
kecil?
a. Mandi besar
b. Berenang
c. Wudhu
d. Sholat
13. Apa solusi jika ingin berwudhu tetapi tidak ada air?
a. Wudhu menggunakan tepung
b. Tayamum menggunakan debu

13
c. Tayamum menggunakan tepung
d. Wudhu menggunakan sarang laba-laba
14. Apakah menangis menyebabkan hadas kecil?
a. Tidak
b. Iya
c. Bisa jadi
d. Semuanya benar
15. Bagaimana hukum bersentuhannya kulit laki-laki dan
perempuan yang masih mahramnya?
a. Berhadas kecil
b. Berhadas besar
c. Semuanya benar
d. Semuanya salah
16. Bagaimana cara mensucikan diri dari hadas besar?
a. Mengaji
b. Mandi besar/tayamum
c. Wudhu
d. Mencucinya
17. Apakah boleh tayamum saat masih ada air yang
melimpah
a. Boleh
b. Tidak boleh
c. Setengah menggunakan air, setengah
menggunakan debu

14
d. Semuanya benar
18. Bagaimana hukum jima’ tetapi tidak mengeluarkan
mani?
a. Berhadas kecil
b. Antara hadas besar dan hadas kecil
c. Berhadas besar
d. Semuanya salah
19. Apakah nifas juga termasuk hadas besar?
a. Meragukan
b. Bisa jadi
c. Iya
d. Tidak
20. Setelah bermain bola, budi tertutup debu yang amat
tebal sehingga kulitnya berwarna coklat kehitaman,
apakah budi wajib mandi besar dengan niat
mensucikan hadas besar?
a. Tidak perlu
b. Wajib
c. Sangat dianjurkan
d. Harus dilakukan segera
B. Kerjakan soal-soal di bawah ini!
1. Menurut istilah kata taharah yaitu…
2. Apa pengertian dari najis mughalazah?
3. Berikan contoh dari najis mukhoffafah!

15
4. Apa pengertian dari najis ‘ainiyah?
5. Bagaimana cara mensucikan najis mughalazah?
6. Apakah menyentuh setetes liur anjing tetap harus
membasuh dengan air 7x? kenapa?
7. Apa pengertian hadas kecil dan hadas besar?
8. Berikan contoh hadas kecil minimal 2!
9. Berikan contoh hadas besar minimal 2!
10. Apakah orang pingsan wajib mandi besar?

16
KUNCI JAWABAN
A. PILIHAN GANDA
1. B 2. A
3. C 4. 3
5. A 6. C
7. C 8. A
9. D 10. A
11. A 12. C
13. B 14. A
15. D 16. B
17. B 18. C
19. C 20. A
B. ESSAI
1. Ialah suatu kegiatan bersuci dari najis dan hadas
sehingga seseorang diperbolehkan untuk beribadah
yang dituntut harus dalam keadaan suci.
2. Yaitu najis yang berat
3. Air seni bayi laki-laki yang belum berumur dua tahun
dan belum makan apapun kecuali air susu ibu.
4. Yaitu najis yang tampak wujudnya (zat-nya) dan bisa
diketahui melalui bau maupun rasanya.
5. Cara menyucikannya melalui beberapa tahap, yaitu
dengan membasuh air sebanyak tujuh kali, salah satu

17
di antaranya menggunakan air yang dicampur dengan
tanah.
6. Iya, dikarenakan air liur anjing termasuk najis
mughalazah tak peduli seberapa banyak/sedikit itu
7. Hadas kecil yaitu keadaan seseorang tidak suci, dan
supaya ia menjadi suci maka ia harus berwudu,
sedangkan hadas besar yaitu keadaan seseorang tidak
suci, dan supaya ia menjadi suci maka ia harus mandi
besar.
8. Keluar sesuatu dari dua lubang, yaitu qubul dan dubur
dan juga hilangnya akal yang disebabkan mabuk, gila
atau sebab lainnya seperti tidur
9. Bertemunya dua kelamin laki-laki dengan perempuan
(jima’ atau bersetubuh), baik keluar mani ataupun
tidak dan juga keluar mani, baik karena bermimpi
atau sebab lain
10. Tidak perlu, karena itu hanya termasuk hadas kecil

18
DAFTAR PUSTAKA

Arief, Armai. 2002. Pengantar dan Metodologi Pendidikan


Islam. Jakarta: Ciputat Pers.
Muttaqin, Izza. 2021. Analisis Implementasi Metode
Demonstrasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Kelas X Di SMA Negri Darussilah Singojuruh.
Genteng: Institut Agama Islam Ibrahimy
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori dan
Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Trisnawaty, F. (2017). PENINGKATKAN HASIL BELAJAR
IPA MELALUI PENGGUNAAN METODE
DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD. Satya
Widya, 33(1).
Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan
Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mukrimah, syifa siti. 2014. 53 Metode Belajar Pembelajaran
Plus Aplikasinya. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.

19
LAMPIRAN
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Nama Sekolah : MTsN 1 Banyuwangi
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/Semester : VII/I
Materi Pokok : Najis dan Hadas
Alokasi Waktu : 2x35
Standar Kompetensi : Mensucikan Najis dan Hadas
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu mengetahui serta memahami
Pengertian Taharah, Najis dan Hadas
B. Metode Pembelajaran
Demonstrasi
C. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama.
b. Guru memeriksa kehadiran.
c. Guru memberikan infomasi tentang tujuan dan
manfaat mempelajari seputar tentang najis dan
hadas
d. Guru memberi tahu sub-bab apa saja yang akan
dipelajari.
2. Kegiatan Inti

20
a. Guru menjelaskan secara singkat tentang materi
Mensucikan Najis dan Hadas
b. Menyiapkan alat/bahan yang akan digunakan
c. Menunjuk salah seorang siswa untuk
mendemonstrasikan scenario yang sudah
disiapkan
d. Seluruh siswa memperhatikan demonstrasi dan
menganalisisnya
e. Tiap siswa mengemukakan hasil analisanya dan
juga pengalaman siswa didemonstrasikan
f. Guru membuat kesimpulan
3. Kegiatan Penutup
a. Bersama-sama melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan
b. Guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja
siswa
c. Sebelum berdoa, guru mengingatkan peserta
didik untuk benar-benar memperhatikan kesucian
saat akan dan proses beribadah sebagai
implementasi mensucikan najis dan nadas dalam
kehidupan sehari-sehari
d. Sama-sama menutup pelajaran dengan berdoa
D. Media/Alat Pembelajaran
1. Buku Fiqih kelas VII

21
2. Spidol
3. Papan tulis
4. Buku lain yang menunjang
E. Penilaian
1. Partisipasi aktif peserta didik
1. Hasil pemahaman peserta didik
2. Hasil evaluasi

Banyuwangi, 5 Oktober 2021


Kepala Sekolah Guru Kelas

(Imam Mashuri, M.Pd) (M. Rizky Maulana P.)

22

Anda mungkin juga menyukai