Dosen Pengampu:
Lalan Jaelani, M.Pd
Disusun Oleh :
Alfian Maulana
Nur Nur Solihat
Shilma Nurbani Alam
Euis Tresnawati
Wildan Nugraha
Penyusun
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata pelajaran Fiqih Madrasah Tsanawiyah adalah salah satu mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari
pelajaran Fiqih yang telah dipelajari oleh peserta didik Madrasah
Ibtidaiyah. Peningkatan tersebut dilakukan dengan cara belajar dan
memperdalam pelajaran Fiqih sebagai persiapan untuk melanjutkan ke
pendidikan yang lebih tinggi dan untuk hidup bermasyarakat.
Dalam melaksanakan proses pembelajaran dibutuhkan materi,
metode dan media pembelajaran untuk menunjang meningkatnya
pengetahuan peserta didik khususnya dalam mata pelajaran Fiqih . Materi
pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik tentu tidak
sekedar memberi pengetahuan. Harus ada rancangan proses pembelajaran
dan evaluasi pembelajaran. Dalam proses pembelajaran dibutuhkan juga
desain materi pembelajaran dengan tujuan agar kita memiliki tujuan yang
jelas dalam melakukan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Oleh
karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas beberapa hal
mengenai desain materi pembelajaran Fiqih tingkat Madrasah Tsanawiyah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja materi dan ruang lingkup pelajaran Fiqih ditingkat
Madrasah Tsanawiyah?
2. Bagaimana metode pembelajaran Fiqih ditingkat Madrasah
Tsanawiyah?
3. Apa saja media yang dibutuhkan untuk menunjang pembelajaran
Fiqih ditingkat Madrasah Tsanawiyah ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui materi dan ruang lingkup pelajaran Fiqih
ditingkat Madrasah Tsanawiyah.
2. Untuk mengetahui metode pembelajaran Fiqih ditingkat Madrasah
Tsanawiyah.
3. Untuk mengetahui media apa saja yang dibutuhkan untuk
menunjang pembelajaran Fiqih ditingkat Madrasah Tsanawiyah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. KOMPETENSI INTI
1. Kompetensi Inti (KI 1):
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Kompetensi Inti (KI 2):
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya
3. Kompetensi Inti (KI 3):
Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahu nya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Kompetensi Inti (KI 4):
Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
3
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui pendekatan saintifik dengan metode kooperatif siswa dapat:
1. Merumuskan arti taharah
2. Merumuskan pengertian najis
3. Menunjukan dalil tentang najis
4. Menyebutkan macam-macam najis
5. Membedakan tata cara bersuci dari najis
6. Menjelaskan tata cara bersuci dari najis
7. Memperagakan tata cara bersuci dari najis
8. Menghafal dalil tentang najis
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian Najis
Najis ialah sesuatu yang kotor menurut agama. Manusia tidak boleh
membuat aturan sendiri untuk menentukan apakah suatu benda najis atau tidak.
Selain sebagai bentuk ketaatan kita kepada Allah dan dengan selalu berpikir
positif, kita sebagai hamba Nya harus yakin bahwa di balik itu semua ada
hikmah yang tersembunyi.
4
2. Macam – Macam Najis
a. Najis Mughaladzah (Najis Berat)
Yaitu najis yang disebabkan dari air liur anjing dan babi yang mengenai
bejana. Cara mensucikannya ialah dengan menghilangkan wujud benda
najis terlebih dahulu kemudian di cucikan dengan air bersih sebanyak tujuh
kali dan salah satunya dengan dicampur tanah.
b. Najis Mukhaffafah (Najis Ringan)
Yaitu najisnya air kencing anak laki-laki yang belum makan apa-apa
kecuali ASI dan berumur kurang dari dua tahun. Cara mensucikannya cukup
dengan memercikkan air pada benda yang terkena najis tersebut.
c. Najis Muthawasithah (Najis Sedang)
Yaitu semua najis yang tidak termasuk najis mughaladzah dan mukaffafah.
Cara mensucikannya adalah dengan menghilangkan najis tersebut baik
wujud, bau ataupun rasanya. Adapun jika wujud, bau dan rasa dari najis
tersebut sudah tidak ada seperti air kencing yang sudah kering, maka cukup
disiram air di atasnya.
3. Perbedaan Najis Dan Hadas
Najis adalah sesuatu yang tampak (kotoran) yang dapat membatalkan
sahnya shalat, tetapi tidak membatalkan wudhu contohnya: air liur anjing.
Hadas adalah keadaan yang menyebabakan seseorang tidak suci dan dapat
membatalkan wudhu dan shalat contohnya: kentut, kencing dll.
E. METODE PEMBELAJARAN
Diskusi, ceramah, inkuiri, drill, Contextual Teaching Learning (CTL).
F. MEDIA, ALAT/BAHAN, SUMBER PEMBELAJARAN
1. Media: Proyektor, Audio Visual
2. Alat/Bahan: Spidol, white board, penghapus
3. Sumber Pembelajaran: Buku paket, Al-Qur’an terjemahan, gambar
(Proyektor), alat bersuci (air, benda padat)
5
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
3 PENUTUP 5 menit
Guru dan peserta didik bersama sama menyimpulkan hasil
pembelajaran
Guru memberi tugas untuk dikerjakan di rumah
Guru memberi pesan moral terkait dengan materi
Guru mengakhiri pembelajaran dengan membaca hamdalah dan
salam
6
H. PENILAIAN
1. TES TULIS BENTUK URAIAN
1. Menjelaskan pengertian najis?
2. Menyebutkan macam-macam najis?
3. Menjelaskan tata cara mensucikan najis?
4. Apa perbedaan najis dan hadas?
Kunci jawaban:
1. Najis ialah sesuatu yang kotor rmenurut agama. Manusia tidak boleh
membuat aturan sendiri untuk menentukan apakah suatu benda najis
ataukah tidak.
2. a. Najis mughaladzah (najis berat)
b. Najis mukhaffafah (najis ringan)
c. Najis mutawasithah (najis sedang)
3. a. Cara mensucikannya dengan membasuh sebanyak 7 x salah satunya
dengan tanah
b. Cara mensucikannya dengan membasuh pada tempat yang terkena
najis sampai hilang warna, rasa, dan bau.
c. Cara mensucikannyacukup dengan memercikkan air pada benda
yang terkena najis tersebut.
4. Najis adalah sesuatu yang tampak (kotoran) yang dapat membatalkan
sahnya shalat, tetapi tidak membatalkan wudhu contohnya: air liur
anjing sedangkan Hadas adalah keadaan yang menyebabakan
seseorang tidak suci dan dapat membatalkan wudhu dan shalat
contohnya: kentut, kencing dll.
7
2. INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL
No Pernyataan Ya Tidak
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu 1
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan 1
3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan 1
pendapat/ presentasi
4 Berserah diri kepada Tuhan apabila gagal dalam 0
mengerjakan sesuatu
5 Menjaga lingkungan hidup di sekitar rumah tempat tinggal, 0
sekolah dan masyarakat
Petunjuk Penyekoran
Jawaban Ya diberi skor 1, dan jawaban Tidak diberi skor 0
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Contoh :
Jawaban YA sebanyak 3, maka diperoleh nilai skor 3, dan skor maksimal 5 maka
nilai akhir adalah :
___3____X4 = 2.4 (Cukup)
5
Peserta didik memperoleh nilai :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 4
Baik : apabila memperoleh skor : 3.2
Cukup : apabila memperoleh skor : 2.4
Kurang : apabila memperoleh skor : < 1,6
8
3. ISNTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL
No Pernyataan SL SR KD TP
1 Tidak menyela pembicaraan 4
2 Tidak berkata kata kotor, kasar, dan takabur 3
3 Tidak meludah disembarang tempat 2
4 Mengucapkan terimakasih setelah menerima
1
bantuan orang lain
Keterangan:
SL = Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
SR = Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan
KD = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
TP = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Petunjuk Penskoran:
Skor 4 jika SL Skor 2 jika KD
Skor 3 jika SR Skor 1 jika TP
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
9
4. PENILAIAN PENGETAHUAN
No Pernyataan Nilai
1 Menjelaskan pengertian najis 25
2 Menyebutkan macam-macam najis 25
3 Menjelaskan tata cara mensucikan najis 25
4 Apa perbedaan najis dan hadas 15
Jumlah nilai 90
Rubrik penilaian:
Jika peserta didik dapat menjawab dengan benar dan
sempurna, skor 25
Jika peserta didik dapat menjawab dengan benar tapi kurang
sempurna, skor 15
Jika peserta didik menjawab tidak benar, skor 0
5. PENILAIAN KETERAMPILAN
No Pernyataan Predikat
1. Mempraktekan tata cara mensucikan najis B
Keterangan:
A : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
D : Kurang
10
6. INSTRUMEN PENIALAIAN PERFORMANCE/UNJUK KERJA
MEMBACA/MENGHAFAL
Kelancaran
Predikat
Lantang
Cekatan
Trampil
No Nama PD Skor Nilai
1 Miftahuddin 2 3 4 1 10 62.5 D
2 Munirotulafifah 3 2 1 2 8 50 D
3 Muflihatulmah 4 3 4 4 15 93.75 A
4 Mubinhaqul 4 3 3 3 13 81.25 B
Penskoran:
Skor 4 jika Cekatan, Trampil, Lantang, kelancaran SANGAT BAIK
Skor 3 jika Cekatan, Trampil, Lantang, kelancaran BAIK
Skor 2 jika Cekatan, Trampil, Lantang, kelancaran CUKUP
Skor 1 jika Cekatan, Trampil, Lantang, kelancaran KURANG
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑥 100 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
11
Keterangan Predikat:
Apabila memiliki nilai 91-100 Predikat A (Sangat Baik)
Apabila memiliki nilai 81-90 Predikat B (Baik)
Apabila memiliki nilai 70-80 Predikat C (Cukup)
Apabila memiliki nilai < 69 Predikat D (Kurang)
Mengetahui, Bandung,
Kepala Madrasah Guru Mata Pelajaran
12
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Tercapainya hasil pembelajaran tidak terlepas dari strategis materi,
metode, dan media belajar yang diterapkan oleh guru, jadi guru harus
pandai dalam mencari strategi materi, metode, dan media dalam
menyampaikan pembelajaran. Jika salah dalam pemilihan strategi materi,
metode, dan media pembelajaran akan berimbas pada tujuan pembelajran
yang tidak tercapai. Serta menjadi suatu permasalahan yang
berkepanjangan. Jadi seorang guru harus bijak terhadap langkah yang
diambilnya.
Seorang guru harus pandai memilih strategis materi, metode, dan
media yang sesuai dengan individu–individu seorang guru. Belum tentu
antara guru satu dengan guru yang lainnya akan sama dalam penggunaan
strategis materi, metode, maupun media yang digunakan. Serta melihat
situasi dan kondisi siswa itu sendiri.
Dari deskripsi diatas bertujuan untuk memudahkan seorang guru
dalam pemilihan strategi materi, metode maupun media agar guru tidak
merasa terberatkan dengan tugas yang sedang dijalankan. Selain itu untuk
memudahkan guru untuk berlaku bijak dalam melangkah. Hal ini
bertujuan untuk tercapainya pembelajaran khususnya mata pelajaran Fiqih
ditingkat Madrasah Tsanawiyah.
13