Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

MATERI AKIDAH AKHLAK DI MADRASAH ALIYAH

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Studi Materi PAI

Oleh:
Nyairoh
Oga Sugianto

Dosen Pengampu:
Dr. Marwan Salahudin, M.Ag

PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM SUNAN GIRI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM SUNAN GIRI PONOROGO
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pengampu yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik
dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………… 2
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 2
BAB II: PEMBAHASAN
A. Rumusan Kompetensi Dasar dan Alokasi Waktu……………………… 3
B. Materi Pembelajaran……………………….…………………………... 16
C. Analisis Tentang relevansi Materi Pelajaran dengan Waktu yang
Tersedia dan Perkembangan Jiwa Anak……………………………….. 17
D. Analisis tentang Relevansi Materi Pelajaran dengan Perkembangan
Iptek di Era Global……………………………………………………... 18
E. Analisis Tentang Relevansi Materi Pelajaran dengan Kebutuhan Hidup
di Masa Depan………………………………………………………….
19
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 21
3.2 Saran……………………………………………………………………. 21
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan menjadi sebuah kunci dari kemajuan suatu bangsa dan negara.
Pendidikan menjadi suatu pondasi dasar dalam sebuah kehidupan berbangsa
dan bernegara sehingga harus dibangun dengan semaksimal mungkin. Sesuai
dengan pengertian pendidikan dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003
yaitu “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan di setiap jenjang, termasuk di Madrasah Tsanawiyah (MTs) harus
dilaksanakan dengan baik dan sistematis, karena hal iniberkaitan dengan
pendidikan dan pembentukan karakter peserta didik. Agar terciptanya lulusan
yang tidak hanya cerdas dalam akademik namun juga lulusan yang beretika,
bermoral, sopan santun dan dapat berinteraksi baik dengan masyarakat.
Pendidikan karakter dapat diintegrasikan atau digabungkan dnegan baik
pada pada setiap pembelajaran. Karena setiap materi yang di sampaikan
berkaitan dengan norma dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Dengan
demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif,
tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan
peserta didik sehari-hari di masyarakat. Pada Madrasah Tsanawiyah sendiri
pendidikan karakter disampaikan melalui mata Pelajaran Akidah Akhlak.
Mata pelajaran Akidah Akhlak yang selama ini diselenggarakan sekolah
merupakan salah satu media yang potensial untuk pembinaan karakter dan
peningkatan mutu akademik peserta didik. Mata pelajaran Akidah Akhlak
merupakan mata pelajaran untuk membantu pengembangan iman, takwa dan
akhlak peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat
mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik
dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di
sekolah. Melalui mata pelajaran Akidah Akhlak diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial, serta potensi
dan prestasi peserta didik. Mata pelajaran akidah akhlak bertujuan untuk
menumbuh kembangkan akidah dengan cara pengembangan, pemupukan dan
pemberian pengetahuan, pengamalan, pengalaman, pembiasaan serta
penghayatan peserta didik terkait akidah Islam hingga menjadikannya sebagai
seorang muslim yang terus mengalami perkembangan dalam ketakwaan dan
keimanannya kepada Allah Swt. Menciptakan manusia Indonesia yang
1
2

memiliki akhlak mulia dan menghindarkan diri dari akhlak tercela, baik pada
kehidupan individu ataupun sosialnya dalam kehidupan sehari-hari, sebagai
manifestasi nilai-nilai dan ajaran akidah Islam. Dari tujuan yang telah
disampaikan kita dapat mengetahui pentingnya mata pelajaran akidah akhlak
bagi peserta didik, maka dari itu dalam makalah ini penulis akan membahas
tentang “Materi Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah (MA)”,karena dalam
materi tersebut menentukan bagaimana kwalitas dan output peserta didik
dalam pendidikan karakter.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang telah disampaikan, maka
penulisingin mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa Rumusan Kompetensi Dasar dan Alokasi Waktu dalam Pelajaran Akidah
Akhlak di MA?
2. Bagaimana Deskripsi Materi Pelajaran Akidah Akhlak di MA?
3. Bagaimana Analisis Materi Pelajaran Akidah Akhlak di MA dengan Waktu
Yang Tersedia dan Perkembangan Anak?
4. Bagaimana Analisis Materi Pelajaran Akidah Akhlak di MA dengan
perkembangan IPTEK ?
5. Bagaimana Analisis Materi Pelajaran Akidah Akhlak di MA dari sudut
kebutuhan hidup anak masa depan?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan darirumusan diatas, adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk Mengetahui Rumusan Kompetensi Dasar dan Alokasi Waktu dalam
Pelajaran Akidah Akhlak di MA.
2. Untuk Mengetahui Deskripsi Materi Pelajaran Akidah Akhlak di MA.
3. Untuk Mengetahui Analisis Materi Pelajaran Akidah Akhlak di MA dengan
Waktu Yang Tersedia dan Perkembangan Anak.
4. Untuk Mengetahui Analisis Materi Pelajaran Akidah Akhlak di MA dengan
perkembangan IPTEK.
5. Untuk Mengetahui Analisis Materi Pelajaran Akidah Akhlak di MA dari sudut
kebutuhan hidup anak masa depan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Rumusan Kompetensi Dasar dan Alokasi Waktu


Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi setiap mata pelajaran
untuk setiap kelas yang di turunkan dari kompetensi inti, kompetensi dasar
adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus di kuasai
peserta didik, kemampuan awal serta ciri dari suatu mata pelajaran.1 Alokasi
waktu pembelajaran untuk Materi Akidah Akhlak di MA adalah 4 X 40
menit per minggu. Berikut merupakan Kompetensi Dasar kelas X, XI, dan
XII MA:

KELAS X SEMESTER GANJIL


Kompetensi dasar Alokasi
Kompetensi inti
Waktu
1. Menghayati dan 1.1 Meyakini kesempurnaan akidah
mengamalkan ajaran Islam
agama yang dianutnya 1.2 Meyakini ajaran tauhiid dalam
kehidupan sehari-hari
1.3 Menghayati akhlak Islam dan
metode peningkatan kualitasnya
1.4 Menghayatinilai akhlak terpuji
(hikmah, iffah, syaja’ah dan
‘adalah)
3.5 Menunjukkan sikap penolakan
terhadap akhlak tercela (hubbun-
dun-ya, hasad, kibr-ujub, riya`)
3.6 Menghayati makna syukur,
qana’ah, rida dan sabar
3.7 Menghayatiadab kepada orang
tua dan guru
3.8 Menghayatikisah keteladanan
Nabi Yusuf as
2. Menghayati dan 2.1 Memiliki akidah yang kokoh
mengamalkan perilaku dalam kehidupan sehari-hari
jujur, disiplin, 2.2 Terbiasa ber-tauhiid dalam
tanggungjawab, peduli kehidupan sehari-hari
(gotong royong, kerja 2.3 Terbiasa menerapkan metode-

1 Artikel Tips dan Informasi Sekolah dan Pendidikan, https://ujione.id/blog/.


Diakses 19 November 2022

3
4

Kompetensi dasar Alokasi


Kompetensi inti
Waktu
sama, toleran, damai) metode peningkatan kualitas
santun, responsif dan akhlak dalam kehidupan
pro-aktif dan 2.4 Membiasakan akhlak-akhlak
menunjukkan sikap terpuji (hikmah, iffah, syaja’ah
sebagai bagian dari solusi dan ’adalah) dalam kehidupan
atas berbagai 2.5 Menghindarkan diri dari sifat-
permasalahan dalam sifat buruk (hubbun-dun-ya,
berinteraksi secara efektif hasad, kibr-ujub, riya`)
dengan lingkungan sosial 2.6 Terbiasa bersyukur, qana’ah,
dan alam serta dalam rida dan sabar dalam kehidupan
menempatkan diri 2.7 Terbiasa berakhlak terpuji
sebagai cerminan bangsa kepada orang tua dan guru
dalam pergaulan dunia. dalam kehidupan sehari-hari
2.8 Meneladani sifat-sifat utama
nabi Yusuf as
3. Memahami, menerapkan, 3.1 Menganalsis akidah Islam dan
menganalisis metode peningkatan kualitasnya
pengetahuan faktual, 3.2 Menganalisi konsep tauhiid
konseptual, prosedural dalam Islam
berdasarkan rasa 3.3 menganalisis akhlak Islam dan
ingintahunya tentang metode peningkatan kualitasnya
ilmu pengetahuan, 3.4 Menganalisis induk-induk akhlak
tehnologi, seni, budaya, terpuji (hikmah, iffah, syaja’ah
dan humaniora dengan dan ‘adalah)
wawasan kemanusiaan, 3.5 Menganalisis induk-induk akhlak
kebangsaan, kenegaraan, tercela (hubbun-dun-ya, hasad,
dan peradaban terkait kibr-ujub, riya`)
penyebab fenomena dan 3.6 Menganalisis makna syukur,
kejadian, serta qana’ah, rida dan sabar
menerapkan pengetahuan 3.7 Memahami adab kepada orang
prosedural pada bidang tua dan guru
kajian yang spesifik 3.8 Menganalisiskisah keteladanan
sesuai dengan bakat dan Nabi Yusuf as
minatnya untuk
memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Mempraktikkan metode-metode
menyaji dalam ranah peningkatan kualitas iman/
konkret dan ranah abstrak akidah islamiyah
terkait dengan 4.2 menunjukkan contoh prilaku
pengembangan dari yang bertauhiid dalam Islam
dipelajarinya di sekolah 4.3 Mempraktikkan metode-metode
secara mandiri, dan peningkatan kualitas akhlak
mampu menggunakan dalam Islam
5

Kompetensi dasar Alokasi


Kompetensi inti
Waktu
metoda sesuai kaidah 4.4 Mempraktikan contoh akhlak
keilmuan yang baik (hikmah, iffah,
syaja’ah dan ‘adalah)
4.5 menunjukkan contoh-contoh
akhlak tercela (hubbun-dun-ya,
hasad, kibr-ujub, riya`)
4.6 Menunjukkancontoh perilaku
bersyukur, qana’ah, rida dan
sabar
4.7 Mensimulasikam adab kepada
orang tua dan guru
4.8 Menyajikan sinopsis kisah
keteladanan Nabi Yusuf as

KELAS X SEMESTER GENAP

Kompetensi dasar Alokasi


Kompetensi inti
Waktu
1. Menghayati dan 1.1 Menunjukkan sikap penolakan terhadap
mengamalkan perbuatan syirik dalam kehidupan sehari-
ajaran agama hari
yang dianutnya 1.2 Menghayati nilai-nilai yang terkandung
dalam 10 Asmaul Husna: al-Kariim, al-
Mu’min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami’,
al-‘Adl, an-Naf’i, al Basith, al-Hafidz dan
al-Akhiir
1.3 Menghayati perilaku husnuzh-zhan, ar
Raja’ dan taubat.
1.4 Menunjukkan sikap penolakan terhadap
perilaku licik, tamak, dzalim dan
diskriminasi
1.5 Menghayati akhlak (adab) yang baik
ketika membesuk orang sakit
1.6 Menghayati keutamaan dan keteguhan
Nabi-nabi Ulul Azmi
2 Menghayati dan 2.1 Menghindari perbuatan syirik dalam
mengamalkan kehidupan sehari-hari
perilaku jujur, 2.2 Membiasakan diri untuk meneladani
disiplin, sifatal-Kariim, al-Mu’min, al-Wakiil, al-
tanggungjawab, Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, an-Naf’i, al
peduli (gotong Basith, al-Hafidz dan al-Akhiir;
royong, kerja 2.3 Terbiasa berperilaku husnuzh-zhan, ar
sama, toleran, Raja’ dan taubat.
6

Kompetensi dasar Alokasi


Kompetensi inti
Waktu
damai) santun, 2.4 Menghindari perilaku licik, tamak,
responsif dan dzalim dan diskriminasi
pro-aktif dan 2.5 Membiasakan akhlak (adab) yang baik
menunjukkan ketika membesuk orang sakit
sikap sebagai 2.6 Meneladani keutamaan dan keteguhan
bagian dari Nabi-nabi Ulul Azmi
solusi atas
berbagai
permasalahan
dalam
berinteraksi
secara efektif
dengan
lingkungan
sosial dan alam
serta dalam
menempatkan
diri sebagai
cerminan bangsa
dalam pergaulan
dunia.
3 Memahami, 3.1 Menganalisis perbuatan syirik dan
menerapkan, macam-macam dan cara menghindarinya
menganalisis 3.2 Menganalisismakna 10 Asmaul Husna:
pengetahuan al-Kariim, al-Mu’min, al-Wakiil, al-
faktual, Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, an-Naf’i, al
konseptual, Basith, al-Hafidz dan al-Akhiir;
prosedural 3.3 Memahami pengertian dan pentingnya
berdasarkan rasa memiliki akhlak husnuzh-zhan, Raja’
ingintahunya dan taubat.
tentang ilmu 3.4 Memahami pengertian dan pentingnya
pengetahuan, menghindari licik, tamak, dzalim dan
tehnologi, seni, diskriminasi
budaya, dan 3.5 Memamhami adab islami ketika
humaniora membesuk orang sakit
dengan wawasan 3.6 Menganalisis kisah keteguhan Nabi-nabi
kemanusiaan, Ulul Azmi
kebangsaan,
kenegaraan, dan
peradaban terkait
penyebab
fenomena dan
kejadian, serta
7

Kompetensi dasar Alokasi


Kompetensi inti
Waktu
menerapkan
pengetahuan
prosedural pada
bidang kajian
yang spesifik
sesuai dengan
bakat dan
minatnya untuk
memecahkan
masalah
4. Mengolah, 4.1. Menyajikan contoh praktik-praktik
menalar, dan perbuatan syirik di masyarakat
menyaji dalam 4.2. Menghafalkan lafal asmaul husna
ranah konkret 4.3. Melafalkan do’a-do’a taubat dari Al Qur’an
dan ranah dan Al Hadits
abstrak terkait 4.4. Menceritakan bahaya dari akhlak tercela:
dengan licik, tamak, dzalim dan diskriminasi
pengembangan 4.5. Mempraktikan contoh akhlak (adab) yang
dari yang baik ketika membesuk orang sakit
dipelajarinya di 4.6. Mencerikatan Kisah keteguhan Nabi-nabi
sekolah secara Ulul Azmi
mandiri, dan
mampu
menggunakan
metoda sesuai
kaidah keilmuan

KELAS XI SEMESTER GANJIL

Kompetensi dasar Alokasi


Kompetensi inti Waktu
1. Menghayati dan 1.1. Menghayati fungsi ilmu kalam
mengamalkan ajaran dalam mempertahankan akidah
agama yang dianutnya 1.2. Menghayati nilai-nilai positif
dari adanya aliran-aliran dalam
ilmu kalam
1.3. Menghayati kewajiban
menghindari perilaku dosa besar
1.4. Menghayati akhlak (adab) yang
baik dalam berpakaian, berhias,
perjalanan, bertamu dan
menerima tamu
1.5. Menghayatikeutamaan sifat
8

Kompetensi dasar Alokasi


Kompetensi inti Waktu
Fatimatuzzahra dan Uwes al-
Qarni
2. Mengembangkan perilaku 2.1 Terbiasa berpikir kritis dan
(jujur, disiplin, kreatif serta menghargai
tanggungjawab, peduli, keberagaman dalam kehidupan
santun, ramah sehari-hari
lingkungan, gotong 2.2 Membiasakan diri untuk
royong, kerjasama, cinta menghargai perbedaan aliran-
damai, responsif dan pro aliran yang ada dalam kehidupan
aktif) dan menunjukan bermasyarakat
sikap sebagai bagian dari 2.3. Menghindari dampak negatif
solusi atas berbagai akibat perbuatan dosa besar
permasalahan bangsa (mabuk-mabukan,
dalam berinteraksi secara mengkonsumsi narkoba, berjudi,
efektif dengan lingkungan zina, pergaulan bebas dan
sosial dan alam serta mencuri)
dalam menempatkan diri 2.4. Membiasakan akhlak (adab)
sebagai cerminan bangsa yang baik dalam berpakaian,
dalam pergaulan dunia berhias, perjalanan, bertamu dan
menerima tamu
2.5. Meneladani keutamaan sifat
Fatimatuzzahra dan Uwes al-
Qarni
3. Memahami dan 3.1 Memahami pengertian, ruang
menerapkan pengetahuan lingkup, fungsi ilmu kalam serta
faktual, konseptual, hubungannya dengan ilmu lainnya
prosedural, dan 3.2 Menganalisis pokok-pokok aliran-
metakognitif berdasarkan aliran ilmu kalam (Khawarij,
rasa ingin tahunya tentang Murji`ah, Syi`ah, Jabariyah,
ilmu pengetahuan, Qadariyah, asy’ariyah, al-
teknologi, seni, budaya, dan Maturidiyah dan Mu`tazilah)
humaniora dengan wawasan 3.3 Memahami dosa besar (mabuk-
kemanusiaan, kebangsaan, mabukan, mengkonsumsi
kenegaraan, dan peradaban narkoba, berjudi, zina, pergaulan
terkait fenomena dan bebas dan mencuri)
kejadian, serta menerapkan 3.4 Memahamiakhlak (adab)
pengetahuan prosedural berpakaian, berhias, perjalanan,
pada bidang kajian yang bertamu dan menerima tamu
spesifik sesuai dengan 3.5 Menganalsisi sifat-sifat utama
bakat dan minatnya untuk Fatimatuzzahrah binti Rasulullah
memecahkan masalah saw dan Uwes al-Qarni
4. Mengolah, menalar, dan 4.1. Menyajikan peta konsep
9

Kompetensi dasar Alokasi


Kompetensi inti Waktu
menyaji dalam ranah pengertian, ruang lingkup, fungsi
konkret dan ranah abstrak ilmu kalam serta hubungannya
terkait dengan dengan ilmu lainnya
pengembangan dari yang 4.2. Menyajikan peta konseppokok-
dipelajarinya di sekolah pokok aliran-aliran ilmu kalam
secara mandiri, bertindak (Khawarij, Murji`ah, Syi`ah,
secara efektif dan kreatif, Jabariyah, Qadariyah, Asy’ariyah,
sertamampu menggunakan al-Maturidiyah dan Mu`tazilah)
metoda sesuai kaidah 4.3. Menyajikan contoh perbuatan
keilmuan dosa besar di masyarakat dan
akibatnya
4.4. Mensimulasikan akhlak (adab)
berpakaian, berhias, perjalanan,
bertamu dan menerima tamu
dalam kehidupan sehari-hari
4.5. Menceritakan sifat-sifat utama
Fatimatuzzahrah binti Rasulullah
saw dan Uwes al-Qarni

KELAS XI SEMESTER GENAP

Kompetensi dasar Alokasi


Kompetensi inti Waktu
1. Menghayati dan 1.1 Menghayati ajaran tasawuf untuk
mengamalkan ajaran memperkokoh keimanan
agama yang dianutnya 1.2 Menghayati nilai-nillai tasawuf
dalam kehidupan modern
1.3 Menghayati nilai-nilai positif dalam
pergaulan remaja
1.4 Menyadari kewajiban menghindari
akhlak tercela: israaf, tabdziir dan
bakhil
1.5 Menghayati nilai-nilai dari
peristiwa kematian melalui
takziyah
1.6 Menghayati keutamaan sifat
Shahabat: Abdurrahmanbin Auf
dan Abu Dzar al-Ghifari
2. Mengembangkan perilaku 2.1 Membiasakan penerapan nilai-nilai
(jujur, disiplin, tasawuf dalam kehidupan sehari-
tanggungjawab, peduli, hari
santun, ramah 2.2 Membiasakan penerapan nilai-nilai
lingkungan, gotong tasawuf dalam kehidupan modern
10

Kompetensi dasar Alokasi


Kompetensi inti Waktu
royong, kerjasama, cinta 2.3 Menghindari perilaku pergaulan
damai, responsif dan pro remaja yang tidak sesuai dengan
aktif) dan menunjukan akhlak Islam dalam fenomena
sikap sebagai bagian dari kehidupan
solusi atas berbagai 2.4 Menghindari perbuatan israaf,
permasalahan bangsa tabdziir dan bakhil dalam
dalam berinteraksi secara kehidupan sehari-hari
efektif dengan 2.5 Membiasakan diri untuk melakukan
lingkungan sosial dan takziyah
alam serta dalam 2.6 Meneladani keutamaan sifat
menempatkan diri Shahabat: Abdurrahman bin Auf
sebagai cerminan bangsa dan Abu Dzar al-Ghifari
dalam pergaulan dunia
3. Memahami dan 3.1 Menganalisis pengertian,
menerapkan kedudukan dan sejarah tasawuf
pengetahuan faktual, dalam Islam
konseptual, prosedural 3.2 Menganalisis fungsi dan peranan
dan metakognitif tasawuf dalam kehidupan modern
berdasarkan rasa ingin 3.3 Memahami pentingnya akhlak
tahunya tentang ilmu terpuji dalam pergaulan remaja
pengetahuan, teknologi, 3.4 Memahami pengertian dan bentuk
seni, budaya, dan israaf, tabdziir dan bakhil
humaniora dengan 3.5 Memahami akhlak (adab) yang baik
wawasan ketika melakukan takziyah
kemanusiaan, 3.6 Menganalisis kisah keteladanan
kebangsaan, kenegaraan, Shahabat: Abdurrahman bin Auf
dan peradaban terkait dan Abu Dzar al-Ghifari
fenomena dan kejadian,
serta menerapkan
pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya
untuk memecahkan
masalah
4.Mengolah, menalar, dan 4.1. Menyajikan pengertian, kedudukan
menyaji dalam ranah dan sejarah tasawuf dalam Islam
konkret dan ranah 4.2. Memaparkan fungsi dan peranan
abstrak terkait dengan tasawuf dalam keagamaan dan
pengem-bangan dari kehidupan modern
yang dipelajarinya di 4.3. Menunjukkan contoh akhlak terpuji
sekolah secara mandiri, dalam pergaulan remaja
bertindak secara efektif 4.4. Menunjukkan contoh prilakuisraaf,
11

Kompetensi dasar Alokasi


Kompetensi inti Waktu
dan kreatif, serta tabdziir dan bakhil
mampu menggunakan 4.5. Mempraktikkan tatacara takziyah
metoda sesuai kaidah 4.6. Menceritakan kisah keteladanan
keilmuan Shahabat: Abdurrahman bin Auf
dan Abu Dzar al-Ghifari

KELAS XII SEMESTER GANJIL

Kompetensi dasar Alokasi


Kompetensi inti Waktu
1. Menghayati dan mengamalkan 1.1 Meyakini sifat-sifat Allah
ajaran agama yang dianutnya. yang terkandung dalam
tujuh Asmaul Husna: al
Ghaffar, al-Razzaq, al-
Malik, al-Hasib, al-Hadi,
al-Khaliq dan al-Hakim;
1.2 Menghayati nilai-nilai
positif dari amal salih,
toleransi, musawah dan
ukhuwwah
1.3 Menyadari dampak negatif
dari perilaku nifaq dan keras
hati (pemarah)
1.4 Menghayati adab yang baik
dalam bergaul dengan orang
yang sebaya, yang lebih tua,
yang lebih muda dan lawan
jenis
1.5 Menghayati keutamaan sifat-
sifat al-Ghazali, Ibn Sina
2. Menghayati dan 2.1 Terbiasa menerapkan nilai-
Mengamalkan perilaku jujur, nilai positif yang terkandung
disiplin, tanggungjawab, dalam tujuh Asmaul Husna:
peduli (gotong royong, al Ghaffar, al-Razzaq, al-
kerjasama, toleran, damai) Malik, al-Hasib, al-Hadi, al-
santun, responsif dan pro- Khaliq dan al-Hakim dalam
aktif dan menunjukkan sikap keseharian
sebagai bagian dari solusi 2.2 Terbiasa berperilaku amal
atas berbagai permasalahan salih, toleransi, musawah dan
dalam berinteraksi secara ukhuwwah dalam kehidupan
efektif, sosial dan alam serta sehari-hari
dalam menempatkan diri 2.3 Menghindari nilai-nilai
sebagai cerminan bangsa negatif akibat perilaku nifaq
12

Kompetensi dasar Alokasi


Kompetensi inti Waktu
dalam pergaulan dunia. dan keras hati (pemarah)
2.4 Terbiasa beradab yang baik
dalam bergaul dengan orang
yang sebaya, yang lebih tua,
yang lebih muda dan lawan
jenis
2.5 Meneladani keutamaan sifat-
sifat al-Ghazali, Ibn Sina
3. Memahami, menerapkan, 3.1 Memahami makna 7 Asmaul 3.6
menganalisis dan Husna: al Ghaffar, al-Razzaq,
mengevaluasi pengetahuan al-Malik, al-Hasib, al-Hadi, al-
faktual, konseptual, Khaliq dan al-Hakim;
procedural , dan 3.2 Memahami pengertian dan
metakognitif berdasarkan pentingnya amal salih,
rasa ingin tahunya tentang toleransi, musawah dan
ilmu pengetahuan, teknologi, ukhuwwah
seni, budaya, dan humaniora 3.3 Memahami pengertian nifaq
dengan wawasan dan keras hati (pemarah)
kemanusiaan, kebangsaan, 3.4 Memahami adab bergaul
kenegaraan, dan peradaban dengan orang yang sebaya,
terkait penyebab fenomena yang lebih tua yang lebih muda
dan kejadian, serta dan lawan jenis
menerapkan pengetahuan 3.5 Menganalisis Kisah
procedural pada bidang keteladanan al-Ghazali dan Ibn
kajian yang spesifik sesuai Sina
dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, menyaji, 4.1. Melafalkan dan menghafal
dan mencipta dalam ranah asmaul husna dengan baik
konkret dan ranah abstrak 4.2. Menyajikan fakta dan data
terkait dengan pengembangan pentingnya amal salih,
dari yang dipelajarinya di toleransi, musawah dan
sekolah secara mandiri, serta ukhuwwah
bertindak secara efektif dan 4.3. Memaparkan dampak negatif
kreatif, dan mampu dari perilaku nifaq dan keras
menggunakan metoda sesuai hati (pemarah)
kaidah keilmuan 4.4. Mensimulasikan adab bergaul
dengan orang yang sebaya,
yang lebih tua, yang lebih
muda dan lawan jenis
4.5. Menceritakan Kisah
keteladanan al-Ghazali dan
Ibn Sina
13

KELAS XII SEMESTER GENAP


Alokasi
Kompetensi inti Kompetensi dasar Waktu
1. Menghayati dan 1.1 Menghayati pentingnyanilai-
mengamalkan ajaran agama nilai positif pada kompetisi
yang dianutnya. dalam kebaikan (fastabiqul
khairat), optimis, dinamis,
inovatif dan kreatif
1.2 Menghayati bahaya fitnah,
namimah dan ghibah
1.3 Meyakinikeutamaan
membaca Al-Qur’an dan
do’a
1.4 Menghayati keutamaan sifat
Ibn Rusyd dan Iqbal
2. Menghayati dan Mengamalkan 2.1 Membiasakan berperilaku
perilaku jujur, disiplin, dengan semangat
tanggungjawab, peduli berkompetisi dalam kebaikan
(gotong royong, kerjasama, (fastabiqul khairat), optimis,
toleran, damai) santun, dinamis, inovatif dan kreatif
responsif dan pro-aktif dan 2.2 Menghindari hal-hal yang
menunjukkan sikap sebagai mengarah pada perilaku
bagian dari solusi atas fitnah, namimah dan ghibah
berbagai permasalahan dalam 2.3 Terbiasa membaca al Qur’an
berinteraksi secara efektif, dan berdo’a dengan adab
sosial dan alam serta dalam yang baik.
menempatkan diri sebagai 2.4 Meneladani keutamaan sifat
cerminan bangsa dalam Ibn Rusyd dan Iqbal
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, 3.1 Menjelaskan pengertian dan
menganalisis dan pentingnya perilaku semangat
mengevaluasi pengetahuan berkompetisi (fastabiqul
faktual, konseptual, procedural khairat), optimis, dinamis,
, dan metakognitif berdasarkan inovatif dan kreatif
rasa ingin tahunya tentang 3.2 Menganalisis pengertian dan
ilmu pengetahuan, teknologi, bahaya perilaku tercela: fitnah
seni, budaya, dan humaniora namimah dan ghibah
dengan wawasan 3.3 Memahami keutamaan adab
kemanusiaan, kebangsaan, membaca Al Qur’an dan adab
kenegaraan, dan peradaban berdoa dengan baik
terkait penyebab fenomena 3.4 Menganalisis keutamaan sifat
dan kejadian, serta Ibn Rusyd dan Iqbal
menerapkan pengetahuan
14

Alokasi
Kompetensi inti Kompetensi dasar Waktu
procedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, menyaji, 4.1 Menyajikan contoh perilaku
dan mencipta dalam ranah berkompetisi (fastabiqul
konkret dan ranah abstrak khairat), optimis, dinamis,
terkait dengan pengembangan inovatif dan kreatif
dari yang dipelajarinya di 4.2 Mempresentasikan pengertian
sekolah secara mandiri, serta dan bahaya perilaku tercela:
bertindak secara efektif dan fitnah namimah dan ghibah
kreatif, dan mampu 4.3 Mempraktikkan akhlak (adab)
menggunakan metoda sesuai membaca Al Qur’an dan
kaidah keilmuan berdo’a secara baik dan benar
4.4 Meceritakan keutamaan sifat
Ibn Rusyd dan Iqbal

B. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan komponen penting dalam suatu
pembelajran. Dalam pembelajaran diperlukan materi ajar untuk mengetahui
pelajaran apa saja yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan
mencapai kompetensi yang diinginkan. Materi pembelajaran adalah segala
sesuatu yang termasuk dalam isi kurikulum dan peserta didik harus
menguasai dan mencocokkan keterampilan dasar untuk memenuhi standar
kompetensi setiap mata pelajaran pada satuan pengajaran yang paling
ditentukan. Materi pembelajaran juga dapat dipahami sebagai dokumen yang
diperlukan untuk pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
harus dikuasai siswa untuk mencapai standar kompetensi yang ditentukan.
Materi dapat dibagi menjadi pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan
keterampilan (psikomotor). 2
Menurut Neliwati, materi ajar merupakan faktor penting yang harus dipilih
seorang guru sebelum belajar mengajar. Secara umum dapat dijelaskan bahwa
bahan ajar adalah segala bentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
harus dipelajari dan dipahami oleh siswa guna mencapai kompetensi yang
diinginkan. Oleh karena itu, bahan ajar (teaching material) memegang

2 Fauzan Alghi Fari. 2015. Materi Pembelajaran (Pengembangan Materi).


peranan yang sangat penting dan harus disiapkan dalam kurikulum agar
pengajaran dapat dilakukan dengan baik dan terarah.3
Sedangkan Muhammad Ali (2004) memiliki pendapat bahwa materi ajar
adalah isi pembelajaran yang disediakan untuk mencapai tujuan tertentu. Sulit
membayangkan seorang guru tanpa menguasai mata pelajaran. Selain itu,
untuk mencapai hasil yang lebih baik, guru hendaknya tidak hanya menguasai
bahan ajar tertentu yang merupakan bagian dari suatu mata pelajaran, tetapi
penguasaan bahan ajar yang lebih luas dapat mengarah pada hasil yang lebih
baik.Sehingga dapat disimpulkan bahwa materi pembelajaran merupakan
komponen penting dalam pembelajaran untuk mencapai pemahaman dan
kompetensi yang diinginkan. 4
Pembelajaran Akidah Akhlak merupakan salah satu pembelajaranyang
ada di madrasah. Menurut Gange istilah pembelajaran adalah “a set of
events embedded in purfoseful activities that fasilitate learning” yang
berarti pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan
dengan maksud untuk memudahkan terjadinya proses belajar. Dimana
pembelajaran adalah suatu proses nyata dan sadar yang dilakukan untuk
mecapai suatu tujuan secara mudah dan menyenangkan. Pada Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan bahwasanya pembelajaran berawal
dari kata ajar yang artinya pemberian petunjuk kepada orang lain agar
diketahui dan dituruti. Adapun pembelajaran adalah cara, proses dan
perbuatan untuk membuat orang atau makhluk hidup itu belajar. Sedangkan
akidah menurut Bahasa berasal dari bahasa Arab yaitu [‫َع ْقًد‬- ‫َيْع ِقُد‬-‫ ]َع َقَد‬artinya
adalah mengikat atau mengadakan perjanjian. Sedangkan Aqidah menurut
istilah adalah urusan-urusan yang harus dibenarkan oleh hati dan diterima
dengan rasa puas serta terhujam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak dapat
digoncangkan oleh badai subhat (keragu-raguan).
Sementara kata “akhlak” juga berasal dari bahasa Arab, yaitu [‫ق‬XX‫]خل‬
jamaknya [‫ ]أخالق‬yang artinya tingkah laku, perangai tabi’at, watak, moral
atau budi pekerti. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akhlak dapat
diartikan budi pekerti, kelakuan. Jadi, akhlak merupakan sikap yang telah
melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah
laku atau perbuatan. Jika tindakan spontan itu baik menurut pandangan akal
dan agama, maka disebut akhlak yang baik atau akhlaqul karimah,
atau akhlak mahmudah. Akan tetapi apabila tindakan spontan itu
berupa perbuatan-perbuatan yang jelek, maka disebut akhlak tercela
atau akhlakul madzmumah.

3 Neliwati, (2018), Telaah Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Medan: UIN-SU, hal. 91
4 Mohammad Daud Ali, (2006), Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

15
Akhlak Islami adalah sesuatu yang melekat dalam jiwa manusia. Maka
dari itu suatu perbuatan bisa disebut pencerminan akhlak, apabila memenuhi
beberapa kriteria. kriteria tersebut yaitu (1) dilakukan dengan berulang-
ulang. Jika perbuatan itu hanya dilakukan sekali atau jarang, maka belum
dikatakan akhlak. Contohnya apabila seseorang tiba-tiba bersedekah atau
memberi uang untuk orang lain dengan suatu alasan, maka seseorang itu
belum bisa disebut berakhlak dermawan. (2) timbul dengan sendirinya, yaitu
perbuatan yang dilakukan tanpa dipikir panjang dan tidak ditimbang
berulang kali karena perbuatan tersebut sudah menjadi kebiasaan bagi
dirinya. apabila suatu pekerjaan atau perbuatan dilakukan dengan dipikir
dan ditimbang berulang-ulang, apalagi sampai terpaksa, maka perbuatan itu
bukan pencerminan akhlak
Dari uraian tersebut bisa kita pahami, bahwsa pembelajaran akidah
akhlak adalah proses, cara, perbuatan atau serangkaian kegiatan dan upaya
yang dilakukan agar terjadinya proses belajar mengajar untuk memahami
akidah akhlak sebagai kepercayaan dan keyakinan terhadap Allah Swt. guna
menciptakan budi pekerti, perangai, tingkah laku dan sikap yang baik.
Adapun Materi Akidah Akhlak Di MA di antranya adalah :
Kelas X
Semester 1 Semester 2
- Ayo Menghindari Sifat Tercela - Indahnya Asma’ul Husna
- Ayo Mengenal Sifat-Sifat Allah - Jadikan Islam Washatiyah Sebagai
- Ayo Bertaubat Rahmatan Lil Alamin
- Hidup Mulia Dengan - Ayo Menundukkan Nafsu
Menghormati Orang Tua Dan Syahwat Dan Gadhlab
Guru - Menerapkan Sikap Hikmah, Iffah,
- Kisah Teladan Nabi Luth Syaja’ah Dan ‘Adalah Sebagai
Pembentuk Akhlak Karimah
- Ayo Menjauhi Perilaku Tercela

Kelas XI
Semester 1 Semester 2
- Munculnya Aliran Kalam Dalam - Akhlak Pergaulan Remaja
Peristiwa Tahkim - Menghindari Akhlak Tercela
- Aliran-Aliran Ilmu Kalam - Kematian Dan Kehidupan Di
- Menghindari Dosa Besar Alam Barzakh
- Adab Berpakaian, Berhias, - Syari’at, Ṭarekat, Hakikat,
Perjalanan, Bertamu Dan Ma’rifat
Menerima Tamu - Tokoh Dan Ajaran Tasawuf Sufi
- Kisah Teladan Besar
16
17

- Kisah Teladan

Kelas XII
Semester 1 Semester 2
- Cerminan Dan Nilai Mulia Al- - Ragam Sikap Terpuji
Asmā` Al-Ḥusna - Ragam Sikap Tercela
- Kunci Kerukunan - Etika Dalam Organisasi Dan
- Ragam Penyakit Hati Profesi
- Etika Bergaul Dalam Islam - Suri Teladan Tokoh Islam Di
- Suri Teladan Empat Imam Indonesia
Maẓhab Fikih

C. Analisis Tentang relevansi Materi Pelajaran dengan Waktu yang


Tersedia dan Perkembangan Jiwa Anak
Setiap individu pasti memiliki perbedaan yang unik. Perbedaan inilah
yang nantinya akan membedakan antara individu yang satu dengan yang
lainnya sehingga dapat dijadikan sebagai cirri khas yang dapat membedakan
individu tersebut. Akan tetapi, pada dasarnya perbedaan ini disebabkan oleh
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi adanya perbedaan individual yang
terdapat pada setiap individu. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jenis-
jenis perbedaan individual adalah (1) Kecerdasan (Inteligence); (2) Bakat
(Aptitude); (3) Keadaan Jasmaniah (Physical Fitness); (4) Penyesuaian Sosial
dan Emosional (Social And Emotional Adjusment); (5) Latar Belakang
Keluarga (Home Background).5
Berbagai cara dapat dilakukan oleh guru untuk melayani perbedaan
individual yang terjadi dalam proses belajar mengajar di sekolah supaya
siswa memiliki niatan dan termotivasi untuk belajar. Dengan adanya niat dan
motivasi belajar diharapkan ketika proses belajar mengajar berlangsung,
siswa tidak merasa kesulitan dalam menerima materi pembelajaran yang
diberikan oleh guru. penanganan terhadap perbedaan individual dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut: sistem modul, pembelajaran dengan
bantuan komputer (computer assisted instruction), pembelajaran terprogram,
sistem tugas, dan sistem keller (ARCS).6
Pada dasarnya proses penanganan pada setiap individu dilakukan
dengan cara-cara yang berbeda-beda antara individu yang satu dengan yang
lain. Setiap individu memiliki karakter yang berbeda-beda sehingga dalam
melakukan suatu penanganan juga menggunakan cara yang berbeda-beda.
Setelah guru menemukan perbedaan-perbedaan dari setiap individu, maka

5 Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.


6 Subini, Nini dkk. 2012. Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta: Mentari Pustaka
18

langkah berikutnya adalah melakukan perencanaan dan pelaksanaan program


pengajaran yang disesuaikan dengan perbedaan tersebut supaya setiap
individu mampu berkembang sesuai dengan kemampuan dan kecepatan yang
dimiliki oleh masing-masing individu siswa. Kalau kita perhatikan bahwa
system pengajaran di madrasah masih mengikuti system klasikal di mana
murid dengan berbagai ragam perbedaannya mendapat pelajaran yang sama
pada waktu yang sama, maka metode yang relevan untuk perbedaan
individual ialah dengan metode proyek, pemberian tugas dan
pengelompokkan berdasar kemampuan.7
Guru dapat memanfaatkan media berupa ilustrasi gambar atau tayangan
visual (film) yang relevan. Guru juga dapat memanfaatkan
model/strategi/metode pembelajaran yang digunakan di antaranya (1)
ceramah interaktif (menceritakan dan menjelaskan kisah melalui gambar atau
tayangan visual/film), (2) diskusi dalam bentuk the educational-diagnosis
meeting, artinya peserta didik berbincang mengenai pelajaran di kelas dengan
maksud saling mengoreksi pemahaman mereka atas pelajaran/materi yang
diterimanya agar masingmasing memperoleh pemahaman yang benar, dan
dilengkapi dengan lembar pengamatan dalam pelaksanaan diskusi.
Kemudian Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar
didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran
perminggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan,
kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.
Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu
untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan peserta didik yang
beragam. Pembelajaran mata pelajaran Aqidah di Madrasah Aliyah kelas X,
XI dan XII adalah 2 X 40 menit per minggu. Alokasi waktu tersebut sangat
cukup untuk murid Madrasah Aliyah.

D. Analisis tentang Relevansi Materi Pelajaran dengan Perkembangan


Iptek di Era Global
Penerapan teknologi pendidikan berkembangan secara pesat, baik
penerapan dalamsystem pembelajaran yang inovatif maupun ataupun stategi
pembelajaran. Penerapan ini sudah dianggap secara signifikan, oleh karena itu
perkembangan tekonologi pendidikan dapat mencangkup semuaaspek
pendidikan serta dapat diterapkan system pembelajaranIlmu pengetahuan dan
teknologi tidak hanya terbatas pada pada penemuan - penemuan ataupun

7 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,


2005) 41
19

kecanggihan teknologi, akan tetapi juga pemanfaatan akan kegunaan ilmu


pengetahuan itu sendiri.8
Globalisasi pendidikan khususnya teknologi informasi yang memiliki
potensi untuk mengubah system kehidupan baik masyarakat,ekonomi,
budaya, dll. Sehingga semakin tinggi keberadaan ilmu pengetahuan dan
teknologi maka penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi
bersifat rasional, berorientasi ke masadepan, terbuka, menghargai waktu,
kreatif, mandiri, dan inovatif. Dimana akan lahir era globalvillage yang
dikatakan sebagai world of the years yaitu era teknologi informasi. Bahwa
pendidikanyang akan datang bersifat flexible, terbuka, dan dapat diakses oleh
siapapun baik dari jenis usiamaupun pengalaman Pendidikan.

E. Analisis Tentang Relevansi Materi Pelajaran dengan Kebutuhan Hidup


di Masa Depan
Pendidikan Agama sebagai sudut pandang terhadap kebutuhan hidup
dimasa yang akan datang merupakan peranan penting yang harus diraih oleh
siswa dan diharapkan dapat menjadikan siswa lebih baik dalam berperilaku
yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Materi Aqidah yang sudah
disebutkan dalam indikator diatas banyak di sampaikan materi tentang
akhlaq, asmaul husna dan keteladanan dari Rasul Allah. Diantara materi
tersebut adalah menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya,
menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
Remaja sebagai penerus bangsa yang berahklak mulia sesuai harapan
dan keinginan orang tua tidak akan dicapai kecuali dengan pendidikan. Dalam
hal ini pendidkan agama Islam memegang peranan penting dalam membentuk
kepribadian para remaja, karena dengan menanamkan pendidkan agama
manusia dapat mengendalikan hawa nafsunya dan mengarahkan pada
perbuatan yang baik serta dapat memecahkan persoalan-persoalan hidupnya,
baik dengan sesama manusia atau yang ada keterkaitan batin antara dirinya
dengan Allah SWT.9
Sedangkan menurut Hurlock, seperti halnya dengan semua periode-
periode yang penting selama rentang kehidupan, masa remaja mempunyai
ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode sebelumnya dan
sesudahnya, ciri-ciri tersebut seperti:
a. Masa remaja sebagai periode yang penting. Yaitu perubahan-perubahan
yang dialami masa remaja akan memberikan dampak langsung pada
8 https://www.detik.com/jabar/berita/d-6203017/iptek-adalah-pengertian-beserta-manfaat-dan-
dampaknya, diakses 19 November 2022
9 Haris Budiman,”Kesadaran Beragama Pada Remaja Islam”, Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6,
Mei 2015
20

individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan


selanjutnya.
b. Masa remaja sebagai periode peralihan. Disini masa kanak-kanak
dianggap belum dapat sebagai orang dewasa. Status remja tidak jelas,
keadaan ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang
berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling
sesuai dengan dirinya.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan. Yaitu perubahan pada emosi
perubahan tubuh, minat dan Pengaruh (menjadi remaja yang dewasa
dan mandiri) perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan
akan kebebasan.
d. Masa remaja sebagai periode mencari Identitas. Diri yang di cari berupa
usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa Pengaruhannya dalam
masyarakat.
e. Masa remaja sebagai periode usia yang menimbulkan ketakutan.
Dikatakan demikian karena sulit diatur, cenderung berprilaku yang
kurang baik. Hal ini yang membuat banyak orang tua yang menjadi
takut.
f. Masa remaja sebagai periode masa yang tidak realistik. Remaj cendrung
memandang kehidupan dari kacamta berwarna merah jambu, melihat
dirinya sendirian orang lain sebagaimana yang di inginkan dan bukan
sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.
g. Masa remaja sebagai periode Ambang masa dewasa. Remaja
mengalami kebingungan atau kesulitan didalam usaha meninggalkan
kebiasaan pada usia sebelumnya dan didalam meberikan kesan bahwa
mereka hamper atau sudah dewasaa, yaitu dengan merokok, minum-
minuman keras menggunakan obat-obatan.10

Usia remaja (adolecense) umur 16-21 tahun, usia dimana remaja


dihadapkan langsung dalam kehidupan bermasyarakat. Mereka dianggap
mampu menjadi imam shalat, amil zakat, bisa jadi orang yang dianggap bisa
menyelesaikan suatu permasalahan, terkadang di usia ini sudah berumah
tangga dan bekerja. Dari sini, mereka dituntut untuk paham serta memiliki
pedoman dalam menjalankan kehidupan, dalam materi pelajaranAkidah
Akhlak di MA sesuai dengan kebutuhan hidup sekarang dan masa mendatang.

10 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga,2003), hal.207


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kompetensi Dasar (KD) Merupakan kompetensi setiap matapelajaran
untuk setiap kelas yang di turunkan dari kompetensi inti, kompetensi dasar
adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus di kuasai
peserta didik, kemampuan awal serta ciri dari suatu mata pelajaran.
2. Pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak di MA 2 jam x 40 menit per
minggu. Alokasi waktu tersebut sangat cukup.
3. Relevansi materi Akidah Akhlak di MA dewasa ini sudah mengikuti
perkembangan IPTEK. Materi pelajaran Akidah Akhlak di MA sesuai
dengan kebutuhan hidup sekarang dan masa mendatang
4. Analisis Materi Pelajaran adalah kegiatan pemilihan materi esensial dari
keselulruhan materi suatu pelajaran yang merupakan materi pelajaran
minimal yang harus dikuasai dan dimiliki dalam proses pelajarannya.

B. Saran
Sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran Aqidah Aklak penulis
para pembaca makalah inidapat berkontribusi memberikan saran dan
pendapatnya untuk memperbaiki agar lebih baik kedepannya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Artikel Tips dan Informasi Sekolah dan Pendidikan, https://ujione.id/blog/.


Diakses 19 November 2022

Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga,2003), hal.207

Fauzan Alghi Fari. 2015. Materi Pembelajaran (Pengembangan Materi).

Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Haris Budiman,”Kesadaran Beragama Pada Remaja Islam”, Jurnal Pendidikan


Islam, Volume 6, Mei 2015

https://www.detik.com/jabar/berita/d-6203017/iptek-adalah-pengertian-beserta-
manfaat-dan-dampaknya, diakses 19 November 2022

Mohammad Daud Ali, (2006), Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

Neliwati, (2018), Telaah Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Medan: UIN-SU,


hal. 91

Subini, Nini dkk. 2012. Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta: Mentari Pustaka

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Jakarta: PT


Rajagrafindo Persada, 2005) 41

22

Anda mungkin juga menyukai