Anda di halaman 1dari 21

Tema : Metodologi Pengajaran PAI

MAKALAH

PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK

Dosen pembimbing :

Dr. H. Syafruddin MA.

Disususun Oleh :

Rian tendri wahyudi


Zulfikar ali mahdi

STAI AL-AQIDAH AL-HASYIMIYYAH


Jl. Kayu manis Barat 99, Matraman, Jakarta Timur
Tahun ajaran 2019/2020
KATA PENGANTAR
‫ٱلر ۡح َٰم ِن ه‬
‫ٱلر ِح ِيم‬ ِ ‫بِ ۡس ِم ه‬
‫ٱَّلل ه‬
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”

Dengan menyebut nama Allah SWT sang pencipta semua alam semesta jagat raya,
manusia menciptaka dengan kesempurnaan akal serta mengutus utusannya paling sempurna
untuk membimbing manusia menuju kesempurnaan hakiki. Shalawat serta salam kita
hanturkan kepada baginda muhammad Saw, beserta para keluarga yang suci dan para
sahabat. Puji dan syukur atas rahmat Allah Yang Maha Esa, karna berkat rahmat beliau
sehingga bisa menyelesaikan makalah ini dengan judul : pembelajaran akidah akhlak.
Tugas Makalah ini bertemakan ”pembelajaran akidah akhlak” . Dalam
menyelesaikan Makalah ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan dan masukannya
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
terima kasih kepada :
1. Dr. H. Syafruddin, MA. selaku Dosen Mata Kuliah Metodologi Pengajaran PAI yang
telah memberikan tugas mengenai makalah ini sehingga pengetahuan kami dalam
Ilmu serta makalah ini semakin bertambah.
2. Rekan-rekan senasib seperjuangan yang telah memberikan motivasi semangat dan
dukungan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dalam
penulisan maupun penyusunan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna memperbaiki kesalahan dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga
Makalah ini bisa menambah ilmu serta wawasan kita dan bermanfaat khususnya bagi
penyusun umumnya pagi pembaca, amiin.

Penulis, Desember 2019

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii
BAB 1 : PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2. Permasalahan ........................................................................................................... 2
1.2.1. Identifikasi masalah .......................................................................................... 2
1.2.2. Pembatasan masalah ......................................................................................... 2
1.2.3. Perumusan masalah .......................................................................................... 2
1.3. Tujuan dan manfaat.................................................................................................. 2
1.3.1. tujuan ................................................................................................................ 2
1.3.2. manfaat ............................................................................................................. 3
BAB II : PEMBAHASAN ...................................................................................................... 4
2.1. Pengertian Akidah Akhlak ....................................................................................... 4
2.2. Fungsi dan Tujuan pembelajaran akidah akhlak ...................................................... 5
2.2.1. Fungsi ............................................................................................................... 5
2.2.2. Tujuan ............................................................................................................... 6
2.3. Metode pembelajaran akidah akhlak ....................................................................... 7
2.3.1. Metode ceramah ............................................................................................... 7
2.3.2. Metode Cerita (kisah) ....................................................................................... 9
2.3.3. Metode Diskusi ............................................................................................... 10
2.3.4. Metode tanya jawab ........................................................................................ 12
2.3.5. Metode Pemberian Tugas ............................................................................... 13
2.3.6. Metode presentasi ........................................................................................... 14
BAB III : PENUTUP ............................................................................................................ 17
3.1. Kesimpulan ............................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 18

ii
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi Sumber
Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua buah konsep kependidikan
yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning ) dan pembelajaran ( instruction
). Konsep belajar berakar pada pihak peserta didik dan konsep pembelajaran berakar
pada pihak pendidik.

Pembelajaran akidah akhlak merupakan mata pelajaran yang bertujuan agar


peserta didik memiliki pengetahuan, penghayatan, dan keyakinan yang benar terhadap
hal-hal yang harus diimani oleh orang Islam, sehingga dalam kehidupan sehari-hari
para peserta didik bersikap dan bertingkah-laku berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits.
Pembelajaran akidah akhlak diharapkan dapat Memberikan pengetahuan dan
bimbingan kepada siswa agar mau menghayati dan mengamalkan ajaran Islam tentang
akhlak, baik yang berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan Allah, manusia
dengan dirinya, dan manusia dengan alam lingkungannya. 1

Pembelajaran Aqidah Akhlak merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang
menekankan pada kemampuan memahami, mempertahankan keyakinan/keimanan
yang benar, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai asma’ul husna, serta penciptaan
suasana keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji melalui
pemberian contoh-contoh perilaku dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-
hari.

Dengan demikian, materi pendidikan Aqidah Akhlak bukan hanya mengajarkan


pengetahuan tentang agama, akan tetapi bagaimana membentuk kepribadian siswa agar

1
Khayat Hidayatullah. Skripsi : Pembelajaran Aqidah Akhlak Dan Pengaruhnya Terhadap Prilaku
Sosial Siswa Kelas Viii Di Madrasah Tsanawiyah (Mts) Karangmangu Desa Dukuhjati Kecamatan Krangkeng
Kabupaten Indramayu, Hal 1.

1
memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat dan kehidupanya dihiasi dengan akhlak
yang mulia dimanapun mereka berada.2

1.2. Permasalahan
1.2.1. Identifikasi masalah
Berdasarkan problematika yang telah disebutkan, maka penulis
merumuskan beberapa masalah antara lain :
1. Banyaknya metode pengajaran dalam pendidikan.
2. Kurang pengetahuan mengenai keurgensian dalam pengajaran akidah
akhlak
1.2.2.Pembatasan masalah
Mengenai pembahasan dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah
pada permasalahan sebagai berikut :
1. Apa sajakah persoaalan dalam pengajaran akidah akhlak ?
2. Bagaimanakah cara pengajaran akidah akhlak ?
1.2.3. Perumusan masalah
Berbagai problematika yang telah dipaparkan di atas, maka penulis
merumuskan beberapa masalah diantaranya sebagai berikut:
1. Apa pengertian akidah akhlak ?
2. Apa tujuan pembelajaran akidah akhlak ?
3. Apa sajakah metode yang digunakan dalam pembelajaran akidah akhlak ?
1.3.Tujuan dan manfaat
1.3.1.tujuan
Sesuatu yang pasti, setiap sesuatu dilakukan memiliki tujuan, adapun yang
menjadi tujuan dari penulis dalam penelitian skiripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan kualitas keilmuan dan keimanan.

2
Http://Sitihalimah33.Blogspot.Com/2017/06/Metode-Pembelajaran-Akidah-Akhlaq-Di-
Sd.Html?M=1

2
2. Untuk menambah wawasan kepada pembaca tentang etika-etika dan
tata cara yang harus dilakukan dalam berdoa.

1.3.2. manfaat
1. Memberikan kontribusi dan sumbangsih pemikiran khususnya bagi
Lembaga keagamaan.
2. Bagi penulis adalah dapat menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai doa dalam al-Qur’an ataupun dalam beberapa agama.
3. Bagi pembaca adalah memberikan pencerahan jasmani dan rohani
setelah mengetahui hakikat doa dan dapat menambah kualitas sebuah
doa.

3
BAB II : PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Akidah Akhlak
pengertian Aqidah Akhlak dapat dikaji dari dua kata pembentuknya yaitu Aqidah
dan akhlak. Kata Aqidah berasal dari Bahasa arab yaitu ‘aqida, ya’qidu, Aqidah yang
artinya membuhul atau mengikat. Jadi, berdasarkan isim masdar, maksud ikatan dan
buhulan yaitu seseorang dengan rela mengikatkan dirinya, membuhulkan dirinya
kepada apa yang dipercayainya, dengan ikatan yang paling kuat sehingga ia sendiri
menjadi terikat tanpa terpaksa. Aqidah juga berarti yang dipercayai dalam hati.3

Sedangkan Aqidah menurut istilah adalah urusan-urusan yang harus dibenarkan


oleh hati dan diterima dengan rasa puas serta terhujam kuat dalam lubuk jiwa yang
tidak dapat digoncangkan oleh badai subhat (keragu-raguan). Dalam definisi yang lain
disebutkan bahwa aqidah adalah sesuatu yang mengharapkan hati membenarkannya,
yang membuat jiwa tenang tentram kepadanya dan yang menjadi kepercayaan yang
bersih dari kebimbangan dan keraguan.4

Sedangkan pengertian akhlak dilihat dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari
bahasa arab yaitu isim mashdar dari kata akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai dengan
timbangan (wazan) tsulasi majid af’ala, yuf’ilu, if’ala yang berarti al-sajiyah (perangai),
ath-thabi’ah (kelakuan, tabi’at, watak dasar), al-‘adat (kebiasaan, kelaziman), al-
maru’ah peradaban yang baik), dan al-din (agama).5

Kata akhlak lebih luas dari pada moral atau etika yang sering dipakai dalam
bahasa Indonesia sebab akhlak mencakup segi-segi kejiwaan dan tingkah laku
seseorang baik secara lahiriah maupun batiniah.6 Kata akhlak merupakan bentuk jamak

3
Asmal May, Op.Cit.,
4
Https://Aqidahakhlak4mts.Wordpress.Com/2011/12/01/Pengertian-Dasar-Dan-Tujuan-Akidah-
Akhlak/
5
Abuddin Nata. Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Rajawali Press, 2006), H 1
6
A. Zainuddin Dan Muhammad Jamhari, Al-Islam 2: Muamalah Dan Akhlak, (Bandung: Cv. Pustaka
Setia, 1999),H.73

4
dari kata khuluk yang memiliki arti tabiat, budi pekerti, kebiasaan, keperwiraan,
kejantanan, agama, dan kemarahan.7

Akhlak merupakan pondasi dasar sebuah karakter diri. Sehingga pribadi yang
berakhlak baik nantinya akan menjadi bagian dari masyarakat yang baik pula. Akhlak
dalam Islam juga memiliki nilai yang mutlak karena persepsi antara akhlak baik dan
buruk memiliki nilai yang dapat diterapkan pada kondisi apapun. Hal ini sesuai dengan
fitrah manusia yang menempatkan akhlak sebagai pemelihara eksistensi manusia
sebagai makhluk yang paling mulia.8

Secara umum ruang lingkup akidah akhlak membahas dua hal yaitu hubungan
manusia dengan Tuhan-nya dan hubungan manusia dengan sesama manusia.

2.2. Fungsi dan Tujuan pembelajaran akidah akhlak


2.2.1. Fungsi
1. Pencegahan, yaitu mencegah hal-hal yang negatif dari lingkungan atau
budaya lain yang membahayakan dan menghambat perkembangan menuju
manusia yang berakhlak kulkarimah.
2. Perbaikan, yaitu memperbaiki kesahalah-kesalahan yang pernah dilakukan
sebelumnya, pemahaman, dan pengalaman ajaran Islam dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
SWT yang telah ditanamkan dalam diri sendiri dan lingkungan keluarga.
4. Pengajaran, yaitu menyampaikan informasi dan ilmu pengetahuan tentang
amal shaleh dan akhlak.9

7
Tim Penyusun Mkd Iain Sunan Ampel Surabaya, Akhlak Tasawuf, (Surabaya: Iain Sunan Ampel
Press 2011),H.1
8
Ahmad Syafi’i Ma’arif, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: Lppi, Cet. Ke-7, 2005,) H.Viii
9
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, (Surabaya:Pustaka Belajar), 2004, h. 310

5
2.2.2. Tujuan
Departeman agama : “Pembelajaran Aqidah Akhlak bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan
dalam akhlak yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
penghayatan pemahaman serta pengamalan peserta didik tentang Aqidah dan
akhlak Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan
meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT.”10

Menurut Moh. Athiyah Al-Abrasyi tujuan dari pendidikan moral atau


akhlak dalam Islam adalah untuk membentuk individu yang baik, keras
kemauan, sopan dalam berbicara dan bertingkah laku, bersifat bijaksana, ikhlas,
jujur dan suci.11

Adapun tujuan pada mata pelajaran akidah akhlak yaitu, sebagai berikut :

1. Siswa memiliki pengetahuan, penghayatan, dan keyakinan akan hal-hal


yang harus diimani sehingga tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya
sehari-hari.
2. Siswa memiliki pengetahuan, penghayatan, dan kemauan yang kuat untuk
mengamalkan akhlak yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk, baik
dalam hubungannya dengan Allah, dengan dirinya sendiri, dengan sesama
manusia, maupun dengan alam lingkungannya.
3. Siswa memperoleh bekal tentang akidah dan akhlak untuk melanjutkan
pelajaran ke jenjang pendidikan menengah.12
4. Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari
akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan individu

10
Departemen Agama.Loc. Cit
11
Moh. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam,(Jakarta: Bulan Bintang, 1984),
Hal. 104.
12
Abdul Karim Skripsi : Implementasi Pembelajaran Akidah Akhlak Dalam Pengembangan
Kepribadian Siswa Di Mts Pab 2 Sampali Di Ambil Dalam Ibid., Hal 310

6
maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah
Islam.13

kesimpulan bahwa tujuan akidah akhlak adalah untuk lebih memperkuat


dan mempertebal keyakinan atas kebenaran ajaran Islam sebagai pedoman
hidup, sehingga terhindar dari kehidupan yang sesat dan menyesatkan serta
berperilaku muslim yang diridhai Allah.

2.3.Metode pembelajaran akidah akhlak


Ditinjau dari segi etimologis (bahasa), metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu
“Methodos”. Kata ini berasal dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berarti melalui
atau melewati, dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Maka metode memiliki suatu
jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam bahasa Inggris dikenal term method
dan way yang diterjemahkan dengan metode dan cara, dan dalam bahasa Arab, kata
metode diungkapkan dalam berbagai kata seperti al-ṭariqah, al-manhaj, dan al-wasilah.
Al-ṭariqah berarti jalan, Al-Manhaj berarti sistem, dan Al-Wasilah berarti mediator atau
perantara. Dengan demikian, kata Arab yang paling dekat dengan arti metode adalah
al-ṭariqah.14

2.3.1. Metode ceramah


Metode ceramah ialah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru
terhadap kelas. Dengan kata lain dapat pula dimaksudkan, bahwa metode
ceramah atau lecturing itu adalah suatu cara penyajian atau penyampaian
informasi melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap
siswanya.15

13
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 2 Tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi
Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Di Madrasah, Hlm 20-21
14
Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikem, (Semarang: Rasail Media Group,
2011), Hlm. 7.
15
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), hlm. 269.

7
Proses-proses :
1. Tahap persiapan
a. Guru merumuskan tujuan.
b. Guru menentukan pokok-pokok materi.
c. Mempersiapkan alat bantu.
2. Tahap pelaksanaan
a. Langkah pembukaan
b. Langkah penyajian materi
c. Langkah mengakhiri atau menutup ceramah

Kelebihan dari metode ceramah


1. Suasana kelas berjalan dengan tenang karena siswa melakukan aktifitas yang
sama, sehingga guru dapat mengawasi siswa sekaligus.
2. Tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama, dengan
waktu yang singkat siswa dapat menerima pelajaran sekaligus.
3. Pelajaran bisa dilaksanakan dengan cepat, karena dalam waktu yang sedikit
dapat diuraikan bahan yang banyak.
4. Fleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan, jika bahan banyak sedangkan
waktu terbatas dapat dibicarakan pokok-pokok permasalahannya saja,
sedangkan apabila materi sedikit sedangkan waktu masih panjang, dapat
dijelaskan lebih mendetail.16

Kekurangan dari metode ceramah


1. Interaksi cenderung bersifat teacher centered (berpusat pada guru).
2. Guru kurang mengetahui secara pasti sejauh mana siswa telah menguasai
materi.
3. Pada siswa dapat terbentuk konsep-konsep yang lain dari apa yang
dimaksudkan guru.

16
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, hlm. 271.

8
4. Sering sukar ditangkap maksudnya, apabila ceramah berisi istilah-istilah
yang tidak atau kurang dimengerti siswa sehingga mengarah kepada
verbalisme.
5. Tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah,
dan berpikir. Karena siswa diarahkan untuk mengikuti pikiran guru.
6. Cenderung membosankan dan perhatian siswa berkurang, karena guru
kurang memperhatikan faktor-faktor psikologis siswa, sehingga bahan yang
dijelaskan menjadi kabur.17

2.3.2. Metode Cerita (kisah)


Dalam pendidikan islam, kisah mempunyai fungsi edukatif yang tidak
dapat diganti dengan penyampaian selain bahasa. Karena kisah Qur‟ani dan
Nabawi memiliki beberapa keistimewaan yang mempunyai dampak psikologis
dan edukatif yang sempurna, rapih dan jauh jangkauannya seiring dengan
perkembangan zaman.18 Metode cerita merupakan cara guru cerita untuk
menyampaikan pesan atau materi secara lisan kepada anak didik.

Langkah-langkahnya sebagai berikut :


1. Guru menyiapkan tujuan dan tema cerita.
2. Guru mengatur tempat duduk siswa.
3. Guru melaksanakan kegiatan pembukaan.
4. Guru mengembangkan cerita.
5. Guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.
6. Guru meminta siswa untuk memberikan tanggapan.
7. Guru memberikan penguatan dan apresiasi kepada siswa yang aktif.

17
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, hlm. 271.
18
Chabib Thoha, dkk. Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm.
123.

9
Kelebihan metode cerita
Kelebihan metode cerita yaitu sangat efektif sekali digunakan dalam
pembelajaran, terutama untuk materi sejarah (tarikh), sirah, dan kultur Islam, dan
terlebih lagi sasarannya untuk siswa yang masih dalam perkembangan fantasi

Kekurangan metode cerita


Sedangkan kekurangan metode cerita siswa menjadi pasif karena lebih
banyak mendengar cerita dari guru, daya serap setiap siswa berbeda sehingga
sukar memahami isi pokok cerita dan cepat menumbuhkan rasa bosan apabila
dalam penyampaiannya tidak menarik.

2.3.3. Metode Diskusi


Metode diskusi yaitu merupakan interaksi antara siswa dan siswa atau
siswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali atau
memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu.19

Langkah-langkah pelaksanaannya sebagai berikut :


1. Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan
arahan mengenai cara-cara pemecahannya.
2. Dengan pimpinan guru, para siswa membentuk kelompok diskusi,
memilih ketua, sekretaris dan moderator.
3. Siswa berdiskusi dengan kelompok masing-masing, sedangkan guru
berkeliling untuk memantau jalannya diskusi.
4. Setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya.
5. Kelompok yang lain menanggapi jawaban dari presentator.
6. Guru memberikan penguatan dari jawaban siswa.20

19
Arni Janu Wulandari Skripsi : Pelaksanaan Variasi Metode Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak
Di Madrasah Aliyah Negeri (Man) Gubug Tahun 2015/2016
20
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, hlm.147-148.

10
Kelebihan metode diskusi
1. Membantu siswa untuk mengambil keputusan yang lebih baik daripada
ia memutuskan sendiri, karena terdapat berbagai sumbangan pikiran dari
para peserta diskusi lainnya yang dikemukakan dari berbagai sudut
pandang.
2. Siswa tidak terjebak pada jalan pikirannya sendiri yang kadang-kadang
salah, penuh prasangka dan sempit, karena dengan diskusi ia
mempertimbangkan alasan-alasan orang lain, menerima berbagai
pandangan dan secara hati-hati mengajukan pendapat dan pandangannya
sendiri.
3. Berbagai diskusi timbul percakapan antara guru dan siswa mengenai
sesuatu kegiatan belajar yang akan mereka lakukan.
4. Diskusi memberikan motivasi terhadap pola pikir siswa dan
meningkatkan perhatian kelas terhadap apa-apa yang sedang mereka
pelajari, karena itu dapat membantu siswa menjawab pertanyaan-
pertanyaan guru dengan alasan-alasan yang memadai, bukan hanya
sekedar jawaban “ya” atau “tidak” saja.
5. Diskusi juga membantu mendekatkan dan mengeratkan hubungan antara
siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru. 21

Kekurangan metode diskusi


1. Menyita waktu lama dan jumlah siswa harus sedikit.
2. Mempersyaratkan siswa memiliki latar belakang yang cukup tentang
topik atau masalah yang di diskusikan.
3. Metode ini tidak tepat digunakan pada tahap awal proses belajar
apabila siswa baru diperkenalkan kepada bahan pembelajaran baru.
4. Apatis bagi siswa yang tidak terbiasa berbicara dalam forum.

21
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, hlm. 151-152.

11
2.3.4. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab ialah suatu cara mengajar dimana seorang guru
mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang bahan pelajaran yang
telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca sambil memperhatikan
proses berfikir diantara siswa-siswi.22 Prosesmya :

1. Guru menjelaskan materi pembahasan.


2. Diakhir pembahasan guru mempersilakan untuk bertanya.

Kelebihan dari metode tanya jawab


1. Memberi kesempatan kepada siswa-siswi untuk dapat menerima
penjelasan lebih lanjut.
2. Guru dapat dengan segera mengetahui kemajuan siswa-siswinya dari
bahan yang telah diajarkan.
3. Pertanyaan-pertanyaan yang sulit dari siswa-siswi dapat mendorong guru
untuk memahami lebih mendalam dan mencari sumber-sumber lebih
lanjut.23

Kelemahan dari metode tanya jawab


1. Pemakaian waktu lebih banyak jika dibandingkan dengan metode ceramah.
Jalan pelajaran lebih lambat dari metode ceramah, sehingga kadang-
kadang menyebabkan bahan pelajaran tidak dapat dilaksanakan menurut
yang ditetapkan.
2. Mungkin terjadi perbedaan pendapat antara guru dan siswa. Hal ini terjadi
karena pengalaman siswa berbeda dengan guru. Kalau hal itu terjadi guru
dan siswa harus dapat membuktikan kebenaran jawaban-jawabannya.
3. Sering terjadi penyelewengan dari masalah pokok. Karena pertanyaan
terlalu sulit dan siswa kurang memahami maka, terkadang jawaban siswa

22
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, hlm. 139.
23
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, hlm. 143.

12
menyimpang dari persoalan. Kalau terjadi hal seperti itu guru harus
menjaganya supaya jangan timbul persoalan yang baru dengan jalan
mengusahakan baik supaya perhatiannya tertuju pada permasalahan
semula. Kalau perlu boleh berubah susunan pertanyaannya atau
memperinci pokok persoalan dalam beberapa perincian.
4. Apabila siswa terlalu banyak tidak cukup waktu memberi giliran kepada
setiap siswa.24

2.3.5. Metode Pemberian Tugas


Metode pemberian tugas adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana
guru memberikan tugas tertentu kepada siswa agar melakukan kegiatan latihan
(di sekolah, di rumah, di perpustakaan, di laboratorium dan lain tempat)
kemudian harus dipertanggungjawabkan.25

Langkah-langkah metode pemberian tugas sebagai berikut:


1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dengan sejelas-jelasnya.
2. Guru memberikan tugas kepada siswa. Tugas yang diberikan itu hendaknya
mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai, jenis tugas jelas dan tepat
sehingga siswa mengerti apa yang ditugaskan kepadanya, kesesuaian tugas
dengan kemampuan siswa, ada atau tidaknya petunjuk atau sumber yang
dapat membantu pekerjaan siswa dan tersedianya waktu yang cukup untuk
mengerjakan tugas tersebut.
3. Pada waktu siswa mengerjakan tugasnya, guru hendaknya memberi
bimbingan dan pengawasan,
4. mendorong agar siswa mau mengerjakan tugasnya, mengusahakan agar
tugasnya dikerjakan sendiri, serta meminta siswa untuk mencatat hasil-hasil
tugasnya secara sistematis.

24
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, hlm. 143-144.
25
Anissatul Mufarrokhah, Strategi Belajar Mengajar. (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 95.

13
5. Guru meminta laporan tugas dari siswa, baik secara lisan maupun dalam
bentuk tulisan, mengadakan tanya jawab atau menyelenggarakan diskusi
kelas, menilai hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau
melalui cara lainnya.26

Kelebihan dari metode pemberian tugas sebagai berikut:


1. Dapat dilaksanakan pada berbagai materi pembelajaran.
2. Melatih daya ingat dan hasil belajar siswa.
3. Jika tugas individu dapat melatih belajar mandiri siswa dan jika tugas
kelompok dapat melatih belajar bersama menguasai materi.
4. Mengembangkan kreativitas siswa.
5. Meningkatkan keaktifan belajar siswa.

Kekurangan dari metode pemberian tugas sebagai berikut:


1. Seringkali siswa melakukan penipuan di mana mereka hanya meniru hasil
pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
2. Terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan.
3. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.
4. Sulit mengukur keberhasilan siswa.
5. Tugas yang sulit dapat mempengaruhi mental siswa.27

2.3.6. Metode presentasi


secara jelasnya presentasi bisa diartikan menyajikan atau mengemukakan
informasi kepada orang lain dengan tujuan bermacam-macam seperti, memberi
tahu, mempengaruhi ataupun mengajak (persuasif). Namun demikian pada saat

26
Jumanta Hamdayama, Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2014), hlm. 186.
27
Jumanta Hamdayama, Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter, hlm. 187-188.

14
ini presentasi juga dilakukan dalam proses pembelajaran, baik yang dilakukan
oleh guru maupun siswa.28

Presenting ( presentasi ) adalah penyajian materi secara lisan oleh


pembicara dengan menggunakan ide dan pemikiran yang terorganisasi.
Presentasi biasa dilakukan didalam kelas kecil maupun kelas besar. Dalam
metode ini peserta dikondisikan untuk menerima penjelasan dalam waktu
tertentu. Presentasi adalah salah satu strategi pembelajaran yang terdapat penyaji
yang menyampaikan materi di depan kepada audience menggunakan media
tertentu. Media yang biasa digunakan antara lain LCD, poster, peta, dan lain-
lain.29

Kelebihan metode presentasi


1. Cukup menyampaikan materi satu kali saja. Hal ini karena dalam satu kali
presentasi, peserta didik secara menyeluruh akan mudah memperhatikan.
2. Bahan materi yang disampaikan bisa digunakan lain waktu. Misal guru yang
mempresentasikan materi bisa menggunakannya untuk di kelas lain.
3. Lebih menarik. Hal ini karena teknologi dan media yang digunakan dalam
presentasi dapat menyajikan materi secara beragam.
4. Peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran. Selain yang presentasi peserta
didik kepada teman-temannya sehingga siswa aktif, juga dapat merangsang
diskusi secara aktif antara penyaji dengan audience.30

Kelemahan metode presentasi


1. Sulit diterapkan untuk beberapa siswa. Tidak semua peserta didik mampu
dan berani mempresentasikan di depan dengan baik. Selain itu, tidak semua
peserta didik mampu berdiskusi setelah presentasi disampaikan.

28
https://missevi.wordpress.com/2011/08/20/metode-presentasi-dalam-proses-pembelajaran/
29
https://www.slideshare.net/Sayyidah95/jurnal-35774282
30
https://www.slideshare.net/Sayyidah95/jurnal-35774282

15
2. Berpotensi membosankan bagi beberapa siswa. Bagi siswa yang kurang
mampu berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran ini, akan terasa sangat
membosankan.
3. Membutuhkan persiapan lebih. Penyaji harus mempersiapkan secara lebih
untuk menampilkan materi yang baik untuk di sampaikan.

16
BAB III : PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan pembelajaran Aqidah Akhlak adalah upaya sadar dan
terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati
dan mengimani Allah SWT dan merealisasikan dalam perilaku akhlak mulia dalam
kehidupan sehari-hari melalaui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan
pengalaman dan pembiasaan.31 Dan pembelajaran akidah akhlak bertujuan untuk
meningkatkan keimanan peserta didik yang termanifestasikan dalam akhlak terpuji.
Dan dalam pengajarannya dapat digunakan berbagai macam metode baik itu
metode yang telah disebutkam maupun metode yang kita ciptakan sendiri.

31
Departemen Agama.Loc. Cit

17
DAFTAR PUSTAKA

Khayat Hidayatullah. Skripsi : Pembelajaran Aqidah Akhlak Dan Pengaruhnya Terhadap


Prilaku Sosial Siswa Kelas Viii Di Madrasah Tsanawiyah (Mts) Karangmangu
Desa Dukuhjati Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu.
Http://Sitihalimah33.Blogspot.Com/2017/06/Metode-Pembelajaran-Akidah-Akhlaq-Di-
Sd.Html?M=1
Asmal May, Op.Cit.,
Https://Aqidahakhlak4mts.Wordpress.Com/2011/12/01/Pengertian-Dasar-Dan-Tujuan-
Akidah-Akhlak/
Abuddin Nata. Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Rajawali Press, 2006).
A. Zainuddin Dan Muhammad Jamhari, Al-Islam 2: Muamalah Dan Akhlak, (Bandung: Cv.
Pustaka Setia, 1999).
Tim Penyusun Mkd Iain Sunan Ampel Surabaya, Akhlak Tasawuf, (Surabaya: Iain Sunan
Ampel Press 2011).
Ahmad Syafi’i Ma’arif, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: Lppi, Cet. Ke-7, 2005,).
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, (Surabaya:Pustaka Belajar), 2004.
Departemen Agama.Loc. Cit
Moh. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam,(Jakarta: Bulan Bintang,
1984).
Abdul Karim Skripsi : Implementasi Pembelajaran Akidah Akhlak Dalam Pengembangan
Kepribadian Siswa Di Mts Pab 2 Sampali Di Ambil Dalam Ibid.
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 2 Tahun 2008 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab
Di Madrasah.
Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikem, (Semarang: Rasail Media
Group, 2011).
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008).
Chabib Thoha, dkk. Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999).
Arni Janu Wulandari Skripsi : Pelaksanaan Variasi Metode Dalam Pembelajaran Aqidah
Akhlak Di Madrasah Aliyah Negeri (Man) Gubug Tahun 2015/2016
Anissatul Mufarrokhah, Strategi Belajar Mengajar. (Yogyakarta: Teras, 2009).
Jumanta Hamdayama, Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter, (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2014).
https://missevi.wordpress.com/2011/08/20/metode-presentasi-dalam-proses-pembelajaran/
https://www.slideshare.net/Sayyidah95/jurnal-35774282

18

Anda mungkin juga menyukai