Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENDIDIKAN KELAS RANGKAP

Tentang

PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

Dosen Pembimbing:
Animar Fauziah,. S.Pd. MM

Disusun oleh: Kelompok 3


FATIMA JASMINI
TIARA FITRAH NABILLA
ARIF FAJRI LUTFI
JALALIL ADHA

PROGRAM STUDI PGSD


WIDYASWARA INDONESIA
TAHUN AKADEMIK
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan hidayahnya jualah
penulisan makalah yang berjudul PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN KELAS
RANGKAP ( RPKR ) ini dapat diselesaikan tepat waktu .
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan
seingga penulis memohon kritik dan saran kepada semua pihak sehingga saya dapat memperbaikinya
dalam penulisan – penulisan makalah pada selanjutnya.
Demikianlah akhir kata semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya untuk
menambah ilmu pengetahuan penulis khususnya dan umumnya bagi pembaca. Atas bantuan dosen
pembimbing dan semua pihak kami mengucapkan terimakasih.

Muaralabuh , 07 juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.....................................................................................................................
Rumusan Masalah................................................................................................................
Tujuan Penulisan..................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
Analisis Struktur Kurikulum SD Dan Prosedur Dasar Pengembangan PKR........................
Prosedur Dasar Pengembangan KerangkaRencana Pembelajaran........................................
Perumusan Indikator,Penataan Pengalaman Belajardan Kegiatan Kelas Rangkap............... 

BAB III PENUTUP


Kesimpulan..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam makalah ini akan mempelajari tentang penyusunan rencana PKR. Dalam menyusun
rencana PKR ini sangat penting bagi terselenggaranya program PKR di SD. Ada yang menegaskan bahwa
rencana yang baik menjamin setidaknya tercapai 50% tujuan program. Untuk memberikan kemudahan
dalam upaya menguasai semua kemampuan tersebut dalam makalah ini akan membahas sebagai berikut :
1. Analisis struktur kurikulum SD dan prosedur dasar pengembangan pembelajaran kelas rangkap
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana menyusun rencana PKR ?
2. Apa yang harus kita ketahui dalam menyusun PKR ?
C. Tujuan
1. Dapat menganalisis karakteristik kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP ) SD
BAB II
PEMBAHASAN

ANALISIS STRUKTUR KURIKULUM SD DAN PROSEDUR DASAR PENGEMBANGAN


PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

1. Analisis struktur kurikulum SD dan prosedur dasar pembelajaran kelas rangkap

Istilah kurikulum kini telah menjadi istilah teknis dalam ilmu pendidikan yang secara umum di
artikan sebagai program pendidikan yang harus ditempuh untuk mendapatkan status dan atau kemampuan
tertentu. Setiap jenjang pendidikan ( pendidikan dasar, menengah, dan tinggi ) pasti memiliki kurikulum
atau program pendidikan yang sengaja dibuat. Mulai tahun 1994 untuk jenjang pedidikan dasar telah
ditetapkan kurikulum pendidikan dasar 1994. Karena pendidikan dasar terdiri atas pendidikan Sekolah
Dasar 6 tahun dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ( SLTP 3 tahun ). SD dan SLTP memiliki
kurikulum masing – masing.
Pada tahun 2004 secara terbatas mulai dirintis penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
sebagai upaya penyempurnaan Kurikulum 1994 dan Suplemen tahun 1999. Dengan diundangkannya
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas No. 20
Tahun 2003) konsep KBK diteruskan dalam wadah pengembangan kurikulum yang terdesentralisasi.
Mulai tahun 2006, dengan ditetapkannya Standar Isi dan Standar Kompetensi lulusan (SKL) dalam
PerMendiknas No.22 Tahun 2006, No. 23 Tahun 2006, dan No. 24 Tahun 2006, mulai diterapkan secara
bertahap pengembangan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan sebagai pelaksanaan dari Pasal 37 UU
Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. Mulai tahun 2006, model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP)
dikembangkan dan dilaksanakan secara bertahap- berkelanjutan
pada setiap kabupaten/kota.
Bagi kita sebagai guru, terlepas dari kurikulum dengan model apapun yang dipakai, kurikulum
merupakan pedoman dalam melaksanakan proses pendidikan. Di dalam kurikulum dirumuskan tujuan
pendidikan dasar, mata pelajaran yang diberikan, beban waktu belajar yang disediakan, dan pelaksanaan
pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Adanya kurikulum sebagai dokumen tertulis belum menjamin
terjadinya proses pembelajaran. Adanya guru yang memahami dan mampu menerapkan kurikulumlah
yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran. Malah ada yang menekankan peran guru sebagai
kurikulum hidup. Oleh karena itu kita sebagai guru SD mutlak wajib memahami kurikulum Sekolah
Dasar. Selain itu, agar kita sebagai guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik, kita harus
menguasai prosedur dasar pengembangan pembelajaran.

A. KARAKTERISTIK KURIKULUM TINGKAT SATUAN


PENDIDIKAN
Sebagai pengganti Kurikulum SD 1994, Peraturan Mendiknas No. 22Tahun 2006 tentang Standar
Isi, dan Peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2006 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Permendiknas No. 22
dan No. 23
Tahun 2006, Kurikulum untuk Tingkat satuan Pendidikan Sekolah Dasar (KTSP SD/MI)
memiliki karakteristik sebagai berikut.

1. Kelompok Mata Pelajaran


Merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Pasal 6 ayat (1) kurikulum untuk jenis
pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah berlaku pengelompokan mata pelajaran sebagai berikut.
a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. kelompok mata pelajaran estetika;
e. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Cakupan Kelompok Mata Pelajaran
No Kelompok Mata Cakupan
Pelajaran

Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia


dimaksudkanuntuk membentuk peserta didik menjadi manusia
Agama dan Akhlak yang berimandan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
1
Mulia berakhlakmulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti,
atau moral
sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
2 Kewarganegaraan Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
dan Kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan
peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.Kesadaran dan
wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa
dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak
asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan
hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab
sosial,ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan
sikap
serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada
SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan
mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang
kritis, kreatif dan mandiri.Kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi pada SMP/MTs/SMPLB
dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu
pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah
secara kritis, kreatif dan mandiri. Kelompok mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan
3 ilmu pengetahuan dan teknologi pada
dan Teknologi
SMA/MA/SMALB dimaksudkan untuk memperoleh
kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta
membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan
mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada
SMK/MAK dimaksudkan untuk menerapkan ilmu pengetahuan
dan teknologi, membentuk kompetensi, kecakapan, dan
kemandirian kerja.

4 Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk


meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan
kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni.
Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan
serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam
kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan
mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan
sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada
SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik
serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
pada SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk meningkatkan
potensi fisik serta membudayakan sportivitas dan kesadaran
hidup sehat. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan
kesehatan pada SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dimaksudkan
Jasmani, Olahraga
5 untuk
dan Kesehatan
meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif,
disiplin, kerja sama, dan hidup sehat. Budaya hidup sehat
termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku
hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat
kolektif kemasyarakatan seperti keterbebasan dari perilaku
seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam
berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk
mewabah.

Selain tujuan dan cakupan kelompok mata pelajaran sebagai bagian dari kerangka dasar kurikulum,
ditetapkan beberapa prinsip pengembangan kurikulum sebagai berikut.

2. Prinsip Pengembangan Kurikulum


Menurut Standar Isi (Permendiknas No. 22 Tahun 2006), kurikulum tingkat satuan pendidikan
jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman
pada standar
kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsipprinsip berikut.
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya
Prinsip Pertama dinyatakan bahwa ”Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa
peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung
pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan”. Hal ini
mengandung makna bahwa pengembangan potensi peserta didik dalam konteks lingkungannya
merupakan kepedulian utama.
b. Beragam dan terpadu
Prinsip kedua dinyatakan bahwa ”Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama,
suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi
komponen muatan wajib kurikulum,muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun
dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.” Hal ini mengandung
makna bahwa antarsubstansi
kurikulum dikembangkan secara saling berkaitan, dan secara keseluruhan kurikulum dikembangkan
secara berdiversifikasi atau dengan keragaman yang bervariasi.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Prinsip
Ketiga dinyatakan bahwa ”Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni berkembang
secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti
dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.” Hal ini
mengandung makna bahwa kurikulum harus difungsikan sebagai wahana pendidikan untuk
engakomodasikan dinamika perkembangan pemikiran dan prakatek dalam dunia ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Prinsip Keempat dinyatakan bahwa ”Pengembangan kurikulum
dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi
pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha
dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.” Hal
ini mengandung makna bahwa kurikulum harus bersifat fungsional, dalam pengertian hasil belajar yang
dihasilkan harus memberi bekal kepada peserta didik untuk melanjutkan pendidikan dan menjalani
kehidupan nyata di lingkungannya.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan
Prinsip Kelima dinyatakan bahwa ”Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi,
bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan
antarsemua jenjang pendidikan.” Hal ini mengandung makna bahwa kurikulum harus menjadi wahana
pengembangan kompetensi secara utuh dan menyeluruh yang didukung oleh semua mata pelajaran yang
satu dengan yang lainnya memiliki saling keterkaitan.
f. Belajar sepanjang hayat
Prinsip Keenam dinyatakan bahwa ”Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan
keterkaitan
antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.” Hal ini
mengandung
makna bahwa isi dan proses kurikulum harus memungkinkan peserta didik mampu dan mau belajar untuk
belajar terus menerus.
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Prinsip Ketujuh dinyatakan bahwa ”Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan
nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan
motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.” Hal ini mengandung
makna bahwa kurikulum dikembangkan sebagai wahana pendidikan ke-Indonesiaan yang mampu
merekat keberagaman untuk membangunpersatuan Indonesia.

2. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum


Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan dinyatakan perlunya menggunakan
prinsip-prinsip sebagai berikut.
a. Prinsip Pertama dinyatakan bahwa ”Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi,
perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam
hal ini peserta didik harus
mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan
dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.” Prinsip ini secara operasional menuntut terlaksananya
kurikulum yang memungkinkan peserta didik mencapai ketuntasan kompetensi secara optimal.
b. Prinsip Kedua dinyatakan bahwa Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar
belajar, yaitu: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk
memahami
dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk
hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri,
melalui
proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan”. Prinsip ini secara operasional
menuntut terlaksananya kurikulum yang memungkinkan peserta didik mencapai kualitas proses dan hasil
belajar
dalam suatu keutuhan pilar belajar.
c. Prinsip Ketiga dinyatakan bahwa ”Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik
mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi,
tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan
pribadi peserta didik yang berdimensi ke- Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.” Prinsip ini
secara operasional menuntut terlaksananya kurikulum yang memungkinkan peserta didik mencapai
ketuntasan kompetensi secara optimal sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing.
d. Prinsip Keempat dinyatakan bahwa ”Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta
didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut
wurihandayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (dibelakang memberikan daya dan
kekuatan, di tengah membangunsemangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan
teladan)”Prinsip ini secara operasional menuntut terlaksananya kurikulum yangmemungkinkan peserta
didikmembangun budaya belajar mandiri,kreatif dan mewarisi keteladanan.
e. Prinsip Kelima dinyatakan bahwa ”Kurikulum dilaksanakan denganmenggunakan pendekatan
multistrategi dan multimedia, sumber belajardan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan
sekitarsebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru(semua yang terjadi, tergelar dan
berkembang di masyarakat danlingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumberbelajar,
contoh dan teladan).” Prinsip ini secara operasional menuntutterlaksananya kurikulum yang
memungkinkan peserta didik mencapaiketuntasan kompetensi secara optimal dengan
memanfaatkankeanekaragaman proses, dan sumber yang tersedia dalam lingkunganterbuka.
f. Prinsip Keenam dinyatakan bahwa ”Kurikulum dilaksanakan denganmendayagunakan kondisi
alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerahuntuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh
bahan kajiansecara optimal.” Prinsip ini secara operasional menuntut terlaksananyakurikulum yang
memungkinkan peserta didik dapat belajar secara efektif
dengan memanfaatkan semua dimensi lingkungannya.
g. Prinsip Ketujuh dinyatakan bahwa ”Kurikulum yang mencakup seluruhkomponen kompetensi
mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangandiri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan,
dankesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis sertajenjang pendidikan.” Prinsip ini
secara operasional menuntutterlaksananya kurikulum koheren atau harmonis dan sistemik/bersistem.

3. Struktur Kurikulum SD/MI

Dalam Standar Isi dinyatakan bahwa “Struktur kurikulum SD/MImeliputi substansi pembelajaran yang
ditempuh dalam satu jenjangpendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas
VI.Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi
mata pelajaran” yang berpedoman pada ketentuansebagai berikut.
a. “Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, danpengembangan diri seperti
tertera pada Tabel 5.2.Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkankompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak
dapat dikelompokkan
ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukanoleh satuan
pendidikan.Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuholeh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatankepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan dirisesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuaidengan kondisi
sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan
atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapatdilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatanpengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling
yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial,belajar, dan pengembangan karir
peserta didik.
b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan “IPATerpadu” dan “IPS
Terpadu”.
c. Pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatantematik, sedangkan pada
Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melaluipendekatan mata pelajaran.
d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikansebagaimana tertera dalam struktur
kurikulum. Satuan pendidikandimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran perminggu
secara keseluruhan.
e. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
f. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38

B. PROSEDUR DASAR PENGEMBANGAN KERANGKA


RENCANA PEMBELAJARAN

Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari instructional berasal dari kata instruction yang


secara khusus diartikan sebagai upaya menciptakan kondisi yang memungkinkan seseorang belajar.
Istilah instruksionalmerupakan serapan dari kata instructional dan kini secara bertukar-tukar dipakai
istilah pembelajaran. Jadi istilah pengembangan instruksional sama dengan pengembangan pembelajaran.
Prosedur dasar pengembangan instruksional merupakan disain atau cetak biru pembelajaran. Tahun 1975
istilah ini disebut Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sebagai suatu prosedur disain
instruksional merupakan langkah yang sistematis untuk menyusun rencana atau persiapan pembelajaran
dan bahan pembelajaran. Jadi produk dari disain instruksional dapat berupa persiapan pembelajaran,
modul, bahan tutorial dan bentuk sarana pedagogis lainnya. Proses pengembangan pembelajaran secara
konseptual terkait erat pada unsur-unsur dasar kurikulum yakni tujuan, materi pelajaran, pengalaman
belajar dan penilaian hasil belajar (Tyler: 1954, Taba: 1962). Dikaitkan dengan Standar Isi 2006,
pembelajaran terkait pada proses pemberian asilitasi untuk menguasai Kompetensi Dasar setiap mata
pelajaran yang ada dalam Struktur Kurikulum SD. Bagaimana semua unsur tersebut seharusnya
dikembangkan, kita dapat mengkaji berbagai model disain instruksional yang bersifat umum. Dalam
uraian ini kita akan mencoba memanfaatkan model yang menerapkan pendekatan sistem yang berangkat
dari Kompetensi Dasar, sesuai dengan paradigma kurikulum berbasis kompetensi.

PERUMUSAN INDIKATOR,PENATAAN PENGALAMAN BELAJAR


DAN KEGIATAN KELAS RANGKAP
Dalam membuat perencanaan pembelajaran kelasrangkap (PKR) seorang guru harus melakukan
serangkaian kegiatan ,antara lain:
1. Menggunakan standar isi untuk mengembangkan indikator pengalaman belajar
2. Merumuskan indikator atas dasar analisis muatan kompetensi dasar
3. Merumuskan kegiatan pembelajaran kelas rangkap
4. Meilih sumber dan media belajar untuk mendukung kelas rangkap

A. PENGEMASAN PENGALAMAN BELAJAR DALAM KELAS RANGKAP


Untuk mengemas pengalaman belajar dalam rangka PKR maka kita harus mengetahui standar isi
dengan muatannya dari berbagai mata pelajaran pada tingattan tiap kelas jika kita akan melakukan PKR
untuk mata pelajaran yang sama dengan tingkatan kelas berbeda maka pengembangan standar isi dan
penjabaran muatan moral yang akan kita buat rumusan pengalaman belajarnya kita sandingkan untuk di
kaji penjabarannya untuk tingkatan kelas yang berbeda sesuai intruksionalnya sehingga tersusunlah
pengalaman belajar yang kita bias terapkan pada tingkat-tingkatan kelas.

Ada beberapaprinsipteoris yang harus di perhatikan dalam menetapkan topic pembelajran dalam PKR
yaitu:
1. Berorientasi kepada tujuan
2. Di sesuaikan dengan karakteristik murid (kelas ,usia,kemampuan)
3. Di sesuaikan dengan pengolahan kemampuan guru
4. Layaksarana pendukung
5. Tidak bersipat di paksakan
B. CARA MEMILIH SUBTANSI BELAJAR
Bajaradalahrincianmateri yang dapatberupapakta ,konsep,teori,nilai,prosedur, dankegiatanbelajar yang di
jabarkandaritujuandan topic PKR yang telah di pilih.
Untukdapatmelakukanpemilihanmateri yang memadaiadasyarat-syaratyangharus di perhatikanantara lain:
1. Mendukungketercapaiankompetensidasardanindikator
2. Berkaitaneratdenganmaterisebelumnya
3. Di dukungsaranadansumberbelajar yang tersediahataudapatdisediakan
4. Sesuaidenganperkembangan mental murid
5. Menjadidasarbagistudilebihlanjut.
C. CARA MENYUSUN RANCANGAN KEGIATAN BEALAJAR
Yang dimaksud rancangan disain dalam kegiatan pembelajaran adalah kerangka berpikir yang
melakukan bentuk penataan interaksi (model pembelajaran) guru murid sumber belajar dalam rangka
pencapaian tujuan belajar.
ada model dasar pembelajaran yang mengaitkan seluruh model(model weil murphy dan
Mcgreal:1986) model dasrini memiliki lima langkah sebagai berikut:
1. Orientasi atau pendahuluan (guru menetapkan tujuan,langkah dan materi)
2. Pengemangan (guru menjelaskan konsep atau keterampilan,mendemontrasikan model ,dan mengecek
pengertian murid )
3. Latihan terstruktur (guru memandu kegiatan kelompok murid, memberi balikan dan murid memberi
tanggapan)
4. Latihan terbimbing (murid berlatih memahami konsep baru,guru memantau, dan selanjutnya murid-
murid berlatih di luarkelas)
5. Latihan bebas atau mandiri (guru memeriksa dan membetulkan hasil latihan di luar kelas dan murid
melanjutkan latihan mandiri).
Secara umum ada dua gugus model pembelajaran merangkap kelas yakni, proses bealjar arahan
sendiri(PBAS) Dan proses belajar melalui kerjasama(PBMKS).

D. CARA MEMILIH SUMBER DAN MEDIA BELAJAR


Secara sederhana media belajar mencakup bahan dan alat audio seperti I kaset audio dan siaran
radio,bahan dan alat visual seperti siaran tv,gambar,dan diagram, benda tiruan dan benda seseunggunya
tang di pilih sesuai lingkungan dan tpat guna.
Layak lingkungan artinya media yang dipakai itu tersedah di lingkungan sekitar, sehinga dapat di
manfaatkan oleh guru dengan sebaik-baiknya.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengembangan potensi peserta didik dalam konteks lingkungannya merupakan kepedulian utama
pengembangan KTSP SD. Antarsubstansi kurikulum di SD dikembangkan secara berdiversifikasi atau
dengan keragaman yang bervariasi. Kurikulum harus difungsikan sebagai wahana pendidikan untuk
mengakomodasi dinamika perkembangan pemikiran dan praktek dalam dunia ilmu
pengetahuan,teknologi, dan seni.
KTSP SD harus bersifat fungsional, dalam pengertian hasil belajar yang dihasilkan harus memberi
bekalk kepada peserta didik untuk melanjutkan pendidikan dan menjalani kehidupan nyata
dilingkungannya. KTSP harus menjadi wahana pengembangan kompetensi secara utuh dan menyeluruh
yang didukung oleh semua mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya memiliki saling keterkaitan. Isi
dan proses kurikulum harus memungkinkan peserta didik mampu dan mau belajar untuk belajar terus
menerus. Kurikulum dikembangkan sebagai wahana pendidikan ke Indonesiaan yang mampu merekat
keberagaman untuk membangun persatuan Indonesia.
Kompetensi dasar, khususnya memiliki muatan pengetahuan, nilai dan sikap, serta keterampilan
(mental/social/manual ) baik bersifat eksplisit maupun emplisit. Indikator perilaku dan setiap muatan isi
perlu dirumuskan dalam bentuk rumusan perilaku operasional yang memungkinkan hasil belajarnya dapat
diukur atau dideteksi ketercapaiannya. Settiap satu indikator atau beberapa indikator, dapat dirumuskan
aktivitas belajar yang memerlukan aktivitas belajar yang memerlukan fasilitas guru agar peserta didik
dapat menguasai muatan dari KD tersebut secara optimal. Rumusan pengalaman belajar pada dasarnya
harus menjawab substansi apa yang perlu dikuasai peserta didik dan bagaimana seyogyanya peserta didik
mencapai penguasan tersebut dengan atau tanpa fasilitas guru.
Standar isi merupakan sumber utama dalam menetapkan indikator dan pengalaman belajar PKR.
Dalam menetapkan pengalaman belajar PKR guru dapat menggunakan kegiata pemetaan topic dan sub
topik menurut gugusannya. Substansi dan pengalama belajar menunjuk pada penataan topik yang berbeda
untuk tiap kelas dalam satu mata pelajaran. Gugus atau kelompok topik merujuk pada penataan topik dan
subtopik untuk berbagai mata pelajaran. Dalam PKR orientasi pada aras dan gugus topik perlu
dikombinasikan terutama dalam merencanakan PKR kelas ganda dan mata pelajaran ganda.
DAFTAR PUSTAKA

Dahar. R. W. ( 1989 ) Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.


Daughs. D.R.( 1989 ) Sodia – science. Utoh: Utah state University Press.
Doughs, D.R. and Monson, J.A ( 1989 ). Secience Technology, end society.Utah State University Press.
Depdikbud (1993 ). Kurikulum Pendidikan Dasar dan pendidikan menengah..Jakarta : Depdikbud
Depar Temen Pendidikan Dan kebudayaan, ( 1994 ) . petunjuk pelaksanaa KBMSD ( kls II,IV,V,VI).
Jakarta; Dit, Dikdas
Raharjo,E dkk (1994). Ilmu pengetahuan alam, untuk SD ( Kelas IV,V,VI). Bandung: Sarana Pancar
Karya.
.

Anda mungkin juga menyukai