Anda di halaman 1dari 17

A.

ANALISIS STRUKTUR KURIKULUM SD DAN PROSEDUR DASAR


PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

1. Analisis struktur kurikulum SD dan prosedur dasar pembelajaran kelas rangkap

Istilah kurikulum kini telah menjadi istilah teknis dalam ilmu pendidikan yang secara umum di
artikan sebagai program pendidikan yang harus ditempuh untuk mendapatkan status dan atau
kemampuan tertentu. Setiap jenjang pendidikan ( pendidikan dasar, menengah, dan tinggi ) pasti
memiliki kurikulum atau program pendidikan yang sengaja dibuat. Mulai tahun 1994 untuk
jenjang pedidikan dasar telah ditetapkan kurikulum pendidikan dasar 1994. Karena pendidikan
dasar terdiri atas pendidikan Sekolah Dasar 6 tahun dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
( SLTP 3 tahun ). SD dan SLTP memiliki kurikulum masing – masing.
Pada tahun 2004 secara terbatas mulai dirintis penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) sebagai upaya penyempurnaan Kurikulum 1994 dan Suplemen tahun 1999. Dengan
diundangkannya Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003) konsep KBK diteruskan dalam wadah pengembangan
kurikulum yang terdesentralisasi. Mulai tahun 2006, dengan ditetapkannya Standar Isi dan
Standar Kompetensi lulusan (SKL) dalam PerMendiknas No.22 Tahun 2006, No. 23 Tahun 2006,
dan No. 24 Tahun 2006, mulai diterapkan secara bertahap pengembangan kurikulum pada
tingkat satuan pendidikan sebagai pelaksanaan dari Pasal 37 UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003.
Mulai tahun 2006, model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) dikembangkan dan
dilaksanakan secara bertahap- berkelanjutan
pada setiap kabupaten/kota.
Bagi kita sebagai guru, terlepas dari kurikulum dengan model apapun yang dipakai, kurikulum
merupakan pedoman dalam melaksanakan proses pendidikan. Di dalam kurikulum dirumuskan
tujuan pendidikan dasar, mata pelajaran yang diberikan, beban waktu belajar yang disediakan,
dan pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Adanya kurikulum sebagai
dokumen tertulis belum menjamin terjadinya proses pembelajaran. Adanya guru yang
memahami dan mampu menerapkan kurikulumlah yang memungkinkan terjadinya proses
pembelajaran. Malah ada yang menekankan peran guru sebagai kurikulum hidup. Oleh karena
itu kita sebagai guru SD mutlak wajib memahami kurikulum Sekolah Dasar. Selain itu, agar kita
sebagai guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik, kita harus menguasai prosedur
dasar pengembangan pembelajaran. Dengan cara itu kurikulum sebagai rumusan tertulis akan
dapat diwujudkan menjadi proses belajar murid. Perlu kita garis bawahi bahwa kurikulum
disusun memang untuk mewujudkan tercapainya tujuan belajar murid.

A. KARAKTERISTIK KURIKULUM TINGKAT SATUAN


PENDIDIKAN

Sebagai pengganti Kurikulum SD 1994, Peraturan Mendiknas No. 22Tahun 2006 tentang
Standar Isi, dan Peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2006 Tentang Ketentuan Pelaksanaan
Permendiknas No. 22 dan No. 23
Tahun 2006, Kurikulum untuk Tingkat satuan Pendidikan Sekolah Dasar (KTSP SD/MI) memiliki
karakteristik sebagai berikut.

1. Kelompok Mata Pelajaran


Merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Pasal 6 ayat (1) kurikulum untuk jenis
pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah berlaku pengelompokan mata pelajaran sebagai berikut.
a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. kelompok mata pelajaran estetika;
e. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

Masing-masing kelompok memiliki cakupan isi seperti dikutip dari Standar Isi (Permendiknas No.
22 Tahun 2006), pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1.
Cakupan Kelompok Mata Pelajaran
No
Kelompok Mata
Pelajaran

Cakupan
1
Agama dan Akhlak
Mulia
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkanuntuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang berimandan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlakmulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral
sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
2
Kewarganegaraan
dan Kepribadian
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan
kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai
manusia.Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa
dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan
bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab
sosial,ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap
serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
3
Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan
untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang
kritis, kreatif dan mandiri.Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada
SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan
teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. Kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada
SMA/MA/SMALB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan
teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMK/MAK dimaksudkan untuk
menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi, membentuk kompetensi, kecakapan, dan
kemandirian kerja.

4
Estetika
Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan
mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni.
Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi
dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri
hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan
yang harmonis.
5
Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan
untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
pada SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan
sportivitas dan kesadaran hidup sehat. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan
kesehatan pada SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup
sehat. Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku
hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti
keterbebasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah,
muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk
mewabah.

Selain tujuan dan cakupan kelompok mata pelajaran sebagai bagian dari kerangka dasar
kurikulum, ditetapkan beberapa prinsip pengembangan kurikulum sebagai berikut.

2. Prinsip Pengembangan Kurikulum


Menurut Standar Isi (Permendiknas No. 22 Tahun 2006), kurikulum tingkat satuan pendidikan
jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah
berpedoman pada standar
kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh
BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsipprinsip berikut.
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya
Prinsip Pertama dinyatakan bahwa ”Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa
peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta
tuntutan lingkungan”. Hal ini mengandung makna bahwa pengembangan potensi peserta didik
dalam konteks lingkungannya merupakan kepedulian utama.
b. Beragam dan terpadu
Prinsip kedua dinyatakan bahwa ”Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa
membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender.
Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum,muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang
bermakna dan tepat antarsubstansi.” Hal ini mengandung makna bahwa antarsubstansi
kurikulum dikembangkan secara saling berkaitan, dan secara keseluruhan kurikulum
dikembangkan secara berdiversifikasi atau dengan keragaman yang bervariasi.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Prinsip Ketiga
dinyatakan bahwa ”Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni berkembang
secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.” Hal ini mengandung makna bahwa kurikulum harus difungsikan sebagai wahana
pendidikan untuk engakomodasikan dinamika perkembangan pemikiran dan prakatek dalam
dunia ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Prinsip Keempat dinyatakan bahwa ”Pengembangan kurikulum
dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi
pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi,
keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional
merupakan keniscayaan.” Hal ini mengandung makna bahwa kurikulum harus bersifat
fungsional, dalam pengertian hasil belajar yang dihasilkan harus memberi bekal kepada peserta
didik untuk melanjutkan pendidikan dan menjalani kehidupan nyata di lingkungannya.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan
Prinsip Kelima dinyatakan bahwa ”Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi
kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.” Hal ini mengandung makna bahwa
kurikulum harus menjadi wahana pengembangan kompetensi secara utuh dan menyeluruh yang
didukung oleh semua mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya memiliki saling keterkaitan.
f. Belajar sepanjang hayat
Prinsip Keenam dinyatakan bahwa ”Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan,
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan
antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi
dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.” Hal ini mengandung
makna bahwa isi dan proses kurikulum harus memungkinkan peserta didik mampu dan mau
belajar untuk belajar terus menerus.
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Prinsip Ketujuh dinyatakan bahwa ”Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi
dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia.” Hal ini mengandung makna bahwa kurikulum dikembangkan
sebagai wahana pendidikan ke-Indonesiaan yang mampu merekat keberagaman untuk
membangunpersatuan Indonesia.

2. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum


Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan dinyatakan perlunya menggunakan
prinsip-prinsip sebagai berikut.
a. Prinsip Pertama dinyatakan bahwa ”Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi,
perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi
dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus
mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk
mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.” Prinsip ini secara
operasional menuntut terlaksananya
kurikulum yang memungkinkan peserta didik mencapai ketuntasan kompetensi secara optimal.
b. Prinsip Kedua dinyatakan bahwa Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar
belajar, yaitu: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar
untuk memahami
dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar
untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan
menemukan jati diri, melalui
proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan”. Prinsip ini secara
operasional menuntut terlaksananya kurikulum yang memungkinkan peserta didik mencapai
kualitas proses dan hasil belajar
dalam suatu keutuhan pilar belajar.
c. Prinsip Ketiga dinyatakan bahwa ”Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik
mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan
potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan
keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke- Tuhanan, keindividuan,
kesosialan, dan moral.” Prinsip ini secara operasional menuntut terlaksananya kurikulum yang
memungkinkan peserta didik mencapai ketuntasan kompetensi secara optimal sesuai dengan
kecepatan belajarnya masing-masing.
d. Prinsip Keempat dinyatakan bahwa ”Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan
peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat,
dengan prinsip tut wurihandayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (dibelakang
memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangunsemangat dan prakarsa, di depan
memberikan contoh dan teladan)”Prinsip ini secara operasional menuntut terlaksananya
kurikulum yangmemungkinkan peserta didikmembangun budaya belajar mandiri,kreatif dan
mewarisi keteladanan.
e. Prinsip Kelima dinyatakan bahwa ”Kurikulum dilaksanakan denganmenggunakan pendekatan
multistrategi dan multimedia, sumber belajardan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan
lingkungan sekitarsebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru(semua
yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat danlingkungan sekitar serta lingkungan
alam semesta dijadikan sumberbelajar, contoh dan teladan).” Prinsip ini secara operasional
menuntutterlaksananya kurikulum yang memungkinkan peserta didik mencapaiketuntasan
kompetensi secara optimal dengan memanfaatkankeanekaragaman proses, dan sumber yang
tersedia dalam lingkunganterbuka.
f. Prinsip Keenam dinyatakan bahwa ”Kurikulum dilaksanakan denganmendayagunakan kondisi
alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerahuntuk keberhasilan pendidikan dengan muatan
seluruh bahan kajiansecara optimal.” Prinsip ini secara operasional menuntut
terlaksananyakurikulum yang memungkinkan peserta didik dapat belajar secara efektif
dengan memanfaatkan semua dimensi lingkungannya.
g. Prinsip Ketujuh dinyatakan bahwa ”Kurikulum yang mencakup seluruhkomponen kompetensi
mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangandiri diselenggarakan dalam keseimbangan,
keterkaitan, dankesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis sertajenjang
pendidikan.” Prinsip ini secara operasional menuntutterlaksananya kurikulum koheren atau
harmonis dan sistemik/bersistem.

3. Struktur Kurikulum SD/MI

Dalam Standar Isi dinyatakan bahwa “Struktur kurikulum SD/MImeliputi substansi pembelajaran
yang ditempuh dalam satu jenjangpendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan
Kelas VI.Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar
kompetensi mata pelajaran” yang berpedoman pada ketentuansebagai berikut.
a. “Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, danpengembangan diri seperti
tertera pada Tabel 5.2.Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkankompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan
ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukanoleh satuan
pendidikan.Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuholeh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatankepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan dirisesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap
peserta didik sesuaidengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan
atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapatdilakukan dalam
bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatanpengembangan diri dilakukan melalui kegiatan
pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial,belajar,
dan pengembangan karir peserta didik.
b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan “IPATerpadu” dan “IPS
Terpadu”.
c. Pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatantematik, sedangkan pada
Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melaluipendekatan mata pelajaran.
d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikansebagaimana tertera dalam
struktur kurikulum. Satuan pendidikandimungkinkan menambah maksimum empat jam
pembelajaran perminggu secara keseluruhan.
e. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
f. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38

B. PROSEDUR DASAR PENGEMBANGAN KERANGKA


RENCANA PEMBELAJARAN

Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari instructional berasal dari kata instruction yang
secara khusus diartikan sebagai upaya menciptakan kondisi yang memungkinkan seseorang
belajar. Istilah instruksionalmerupakan serapan dari kata instructional dan kini secara bertukar-
tukar dipakai istilah pembelajaran. Jadi istilah pengembangan instruksional sama dengan
pengembangan pembelajaran. Prosedur dasar pengembangan instruksional merupakan disain
atau cetak biru pembelajaran. Tahun 1975 istilah ini disebut Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI). Sebagai suatu prosedur disain instruksional merupakan langkah yang
sistematis untuk menyusun rencana atau persiapan pembelajaran dan bahan pembelajaran. Jadi
produk dari disain instruksional dapat berupa persiapan pembelajaran, modul, bahan tutorial dan
bentuk sarana pedagogis lainnya. Proses pengembangan pembelajaran secara konseptual
terkait erat pada unsur-unsur dasar kurikulum yakni tujuan, materi pelajaran, pengalaman belajar
dan penilaian hasil belajar (Tyler: 1954, Taba: 1962). Dikaitkan dengan Standar Isi 2006,
pembelajaran terkait pada proses pemberian asilitasi untuk menguasai Kompetensi Dasar setiap
mata pelajaran yang ada dalam Struktur Kurikulum SD. Bagaimana semua unsur tersebut
seharusnya dikembangkan, kita dapat mengkaji berbagai model disain instruksional yang
bersifat umum. Dalam uraian ini kita akan mencoba memanfaatkan model yang menerapkan
pendekatan sistem yang berangkat dari Kompetensi Dasar, sesuai dengan paradigma kurikulum
berbasis kompetensi.

KB 2
PERUMUSAN INDIKATOR,PENATAAN PENGALAMAN BELAJAR
DAN KEGIATAN KELAS RANGKAP

Perencanaan kelasrangkap (PKR) tentunya berbeda banyak hal dengan perencanaan


pembelajaran kelastunggal (PKT). Sebagaimana kita ketahui prasyarat PKR adalah seorang
guru harus melayani kelompok murid yang beraneka ragam (segi usia ,kemampuan, hubungan
social, gaya belajar,danuntjukkerjanya). dimanaseseorang guru di tuntut untuk dapat member
perlakuan atau pelayanan yang juga beraneka ragam,pelajaran di kelolah sedemikian rupa demi
terciptanya suasana tepat guna,dan bermakna (meaningful) bagi murid.
Dalam membuat perencanaan pembelajaran kelasrangkap (PKR) seorang guru
harusmelakukanserangkaiankegiatan ,antara lain:
1. Menggunakanstandarisiuntukmengembangkanindikatorpengalamanbelajar
2. Merumuskanindikatoratasdasaranalisismuatankompetensidasar
3. Merumuskankegiatanpembelajarankelasrangkap
4. Meilihsumberdan media belajaruntukmendukungkelasrangkap

A. PENGEMASAN PENGALAMAN BELAJAR DALAM KELAS RANGKAP


Untuk mengemas pengalaman belajar dalam rangka PKR maka kita harus mengetahui standar
isi dengan muatannya dari berbagai mata pelajaran pada tingattan tiap kelas jika kita akan
melakukan PKR untuk mata pelajaran yang sama dengan tingkatan kelas berbeda maka
pengembangan standar isi dan penjabaran muatan moral yang akan kita buat rumusan
pengalaman belajarnya kita sandingkan untuk di kaji penjabarannya untuk tingkatan kelas yang
berbeda sesuai intruksionalnya sehingga tersusunlah pengalaman belajar yang kita bias
terapkan pada tingkat-tingkatan kelas.

Ada beberapaprinsipteoris yang harus di perhatikan dalam menetapkan topic pembelajran dalam
PKR yaitu:
1. Berorientasi kepada tujuan
2. Di sesuaikan dengan karakteristik murid (kelas ,usia,kemampuan)
3. Di sesuaikan dengan pengolahan kemampuan guru
4. Layaksarana pendukung
5. Tidak bersipat di paksakan

KTSP SDdi Indonesia menganut model yang


berorientasikepadakompetensikeseluruhankegiatanperencanaan,pembelajarandanpenilaianharu
sbertolakdaritujuandantertujupadapencapaiantujuan yang telah di rumuskan
,tujuanpendidikanmemilikibanyakaras(banyaktingkat)mulaidariarastertinggitujuanpendidikannasi
onalsampaiketujuaninstruksionalharusmencerminkanarasdangugusprilaku
,guruPKRharusdapatmemilihungkapanprilaku (bentukkerjaoperasional) yang mewadahimateri
yang terkandungdalam topic sesuaidenganarasdangugusnya.
B. CARA MEMILIH SUBTANSI BELAJAR
Bajaradalahrincianmateri yang dapatberupapakta ,konsep,teori,nilai,prosedur,
dankegiatanbelajar yang di jabarkandaritujuandan topic PKR yang telah di pilih.
Untukdapatmelakukanpemilihanmateri yang memadaiadasyarat-syaratyangharus di
perhatikanantara lain:
1. Mendukungketercapaiankompetensidasardanindikator
2. Berkaitaneratdenganmaterisebelumnya
3. Di dukungsaranadansumberbelajar yang tersediahataudapatdisediakan
4. Sesuaidenganperkembangan mental murid
5. Menjadidasarbagistudilebihlanjut.
C. CARA MENYUSUN RANCANGAN KEGIATAN BEALAJAR
yang di maksudrancangandisaindalamkegiatanpembelajaranadalahkerangkaberpikir yang
melakukanbentukpenataaninteraksi (model pembelajaran) guru
muridsumberbelajardalamrangkapencapaiantujaunbelajar .
ada model dasarpembelajaran yang mengaitkanseluruh model(model weil murphy dan
Mcgreal:1986) model dasrinimemiliki lima langkasebagaiberikut:
1. Orientasiataupendahuluan (guru menetapkantujuan,langkahdanmateri)
2. Pengemangan (guru menjelaskankonsepatauketerampilan,mendemontrasikan model
,danmengecekpengertianmurid )
3. Latihanterstruktur (guru
memandukegiatankelompokmurid,memberibalikandanmuridmemberitanggapan)
4. Latihanterbimbing (muridberlatihmemahamikonsepbaru,gurumemantau,
danselanjutnyamurid-muridberlatih di luarkelas)
5. Latihanbebasataumandiri (guru memeriksadanmembetulkanhasillatihan di
luarkelasdanmuridmelanjutkanlatihanmandiri).
Secaraumumadaduagugus model
pembelajaranmerangkapkelasyakni,prosesbealjararahansendiri(PBAS)Dan proses
belajarmelaluikerjasama(PBMKS).

D. CARA MEMILIH SUMBER DAN MEDIA BELAJAR


Secarasederhana media belajarmencakupbahandanalat audio seperti I kaset audio
dansiaranradio,bahandanalat visual
sepertisiarantv,gambar,dandiagram,bendatiruandanbendaseseunggunya tang di
pilihsesuailingkungandantpatguna.
Layaklingkunganartinya media yang dipakaiitutersedah di lingkungansejitar,sehingadapat di
manfaatkanoleh guru dengansebaik-baiknya
KEGIATAN BELAJAR 3
EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

A. CARA PENILAIAN TERHADAP PELAKSANAAN PKR

1. Mengecek Keterlaksanaan Jadwal


PKR Yang baik seharusnya terjadwal dengan baik. Artinya anda sadar dan siap betul kapan, di
kelas mana, dan materi pembelajaran mana yang AKn diajarkan di kelas – kelas yang di rangkap
PKR Yang baik tidak bias dilaksanakan incidental artinya sewaktu-waktu karena situasi.

2. Mengecek Keterlaksanaan Pembelajaran di kelas-kelas yang di Rangkap


Dalam rangka PKR tentunya guru sudah mempersiapkan kegiatan-kegiatan apa saja yang akan
dikerjakan di kelas yang di rangkap, dan kegiatan-kegiatan apa pula yang diharapkan dapat
dilakukan oleh murid.

3. Mencatat Materi Pembelajaran yang tidak sempat diajarkan


Contohnya misalnya anda mendadak mendapat tugas lain, atau terjadi banjir atau kejadian lain.

4. Mencatat Kegiatan Yang Tertunda,


5. Mencatat Tugas-Tugas Yang Harus Di Berikan Kepada Murid Hari Minggu Berikutnya,
6. Mencatat Pertanyaan Murid Yang Belum Sempat Terjawab,
7. Mencatat Murid-Murid Yang Belum Banyak Terlibat Secara Baktif Dalam Belajar,
8. Menulis Hal-Hal Yang Perlu Anda Perbaiki Dalam PKR,
9. Mencatat Hal-Hal Yang Memuaskan Dan Mengecewakan Anda Sebagai Guru Dalam PKR,
10. Mengapa harus mencatat hal-hal yang perlu dibicarakan dengan guru lain,

B. BAGAIMANA MEMANFAATKAN HASIL PENILAIAN PROSES BELAJAR MURID DALAM


MEMPERBAIKI PKR

Selama ini tentu anda sudah terbiasa memberikan tes atas ulangan mengenai hal-hal yang
tidak diajarkan, bukan ? pernahkah anda memanfaatkan nilai ulangan murid untuk memperbaiki
PKR ? misalnya anda melaksanakan PKR dikelas III dan IV. Ternyata kelas III
cendrungmendapat nilai baik karena kelas III Dan IV Selalu dirangkap dalam satu ruangan tanpa
penyekat atau pemisah ruangan.
PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIK MATA KULIAH PKR

A. PENYUSUNAN RANCANGAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

1. Menetapkan Model PKR

Model PKR yang dapat anda pilih untuk kegiatan praktik PKR yang dilakukan dikelas anda
sendiri adalah model PKR 221 atau PKR 222.

2. Menyusun Rancangan PKR untuk Kegiatan Praktik dan simulasi

B. PELAKSANAAN PRAKTEK DAN SIMULASI PEMBELARAN KELAS RANGKAP

1. Konsultasikan proses praktek PKR yang harus anda lakukan dengan kepala sekolah dan
meminta izin untuk praktek. Kemudian anda harus mencari teman sejawat sesama guru dari
tingkat kelas yang berbeda untuk diminta bantuannya sebagai mitra mengajar ( jika anda
memilih mengajar secara tim ) di kelas pada saat praktek PKR.
2. Anda juga harus menyiapkan siswa-siswa di kelas anda dan menerangkan scenario
praktek PKR yang akan anda lakukan serta bagaimana seharusnya para siswa anda bersikap
jika dicampur dengan kakak atau adik kelas mereka karena anda mempratekkan PKR.
3. Anda juga harus membahas dan mempelajari bersama alat penilaian yang digunakan
untuk mengobservasi penampilan anda dalam PKR bersama-sama kepala sekolah/teman
sejawat sesame guru yang dimintai tolong untuk mengobservasi dan memberi penilaian
terhadap penampilan anda.
4. Praktek PKR dikelas anda sendiri harus berlangsung sesuai dengan waktu jam pelajaran
yang sebenarnya.

C. ALAT PENILAIAN PELAKSANAAAN PRAKTEK DAN SIMULASI PEMBELAJARAN KELAS


RANGKAP

1. Lembar Refleksi Pelaksanaan Praktek Pembelajaran Kelas Rangkap


2. Alat Penilaian Kemampuan Merancang Pembelajaran Kelas Rangkap ( PKR )

PENJELASAN SKALA NILAI APKG 1


LEMBAR PENILAIAN
KEMAMPUAN MERENCANAKAN PEMBELAJARAN KELAS
RANGKAP

1. Menentukan Bahan Pembelajaran dan Merumuskan Tujuan/Indikator

Indikator : 1.1 Mengunakan Bahan Pembelajaran yang sesuai dengan standar


isi dan kopetensi.
Penjelasan : Standar isi dan kopetensi dapat dilihat dari dokumen badan
stsndar nasional yang dikeluarkan Badan Standar Nasional Pendidikan
( BSNP ) Depdiknas atau silabus yang dikembangkan oleh sekolah
.masing-masing.
Indikator : 1.2 Merumuskan Indikator
Penjelasan : untuk butir ini perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a. Rumusan Indikator Dinyatakan dengan jelas sehingga tidak menimbulkan tafsiran ganda.
b. Rumusan indikator dinyatakan dengan lengkap, bila disebitkan rambu-rambu:
- Subjek belajar ( A=audience),
- Tingkah laku yang diharapkan dapat diamati dan diukur ( B=behavior),
- Kondisi ( C= condition ),
- Kriteria keberhasilan ( D= degree).
c. Indikator berurutan secara logis, dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke
yang komplek, dari yang kongret ke yang abstrak, atau dari ingatan hingga menilai.

2. Mengembangkan Dan Mengorganisasikan Materi, Media ( Alat Bantu Pemebelajaran ),


Dan Sumber Belajar.

Indikator : 2.1 mengembangkan dan mengorganisasikan Materi Untuk


Model PKR 221 dan 222.
Penjelasan : Dalam mengembangkan dan mengorganisasikan materi
untuk model PKR 221 dan 222, guru perlu mempertimbangkan
descriptor- deskriptor berikut.
Indikator : 2.2 menentukan media (alat bantu ) pembelajaran
Penjelasan : yang dimaksud alat bantu pembelajaran (media) adalah
segala sesuatu yang digunakan untuk menyajikan bahan pembelajaran
sehingga memudahkan siswa belajar (misalnya: gambar, model, peta,
dan “chart”), tidak termasuk papan tulis, pengapus dan kapur.
Indikator : 2.3 Memilih sumber belajar
Penjelasan : Sumber belajar dapat berupa buku paket, buku pelengkap, manusia sumber,
museum, lingkungan, laboratorium, dan sebaginya.
3. Merencanakan Skenario Kegiatan Pembelajaran Kelas Rangkap,

Indikator : 3.1 Menyusun langkah-langkah pemebelajaran kelas rangkap.


Penjelasan : Langkah pemebelajaran meliputi pendahuluan, kegiatan
inti/penyajian, dan penutup hendaknya memenuhi kriteria berikut.
Indikatot : 3.2 Menentukan Alokasi waktu pembelajaran kelas rangkap
Penjelasan : Alokasi waktu pembelajaran kelas rangkap adalah
pembagian waktu untuk setiap tahapan/jenis kegiatan dalam suatu
pertemuan.
Indikator : 3.4 menentukan cara- cara memotivasi siswa
Penjelasan : memotivasi siswa adsalah upaya guru untuk membuat
siswa belajar secara aktif.

4. Merancang Pengelolaan Kelas

Indikator : Menentukan cara-cara mengorganisasian siswa agar dapat


berpartisipasi dalam pemebelajaran kelas Rangkap.
Penjelasan : Yang dimaksud dengan pengorganisaian siswa adalah
kegiatan guru dalam menentukan pengelompokan. Meberi tugas, menata alur kerja dan
cara kerja, sehingga siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran kelas
rangkap yang dirancang.

5. Merencanakan Prosedur, Jenis, dan Menyiapkan Alat Penilaian,

Indikator : 5.1 Menentukan prosedur dan jenis penilaian


Penjelasan : Prosedur Penilaian meliputi :
- Penilai proses, dan penilai akhir
Jenis penilaian Meliputi :
- Tes lisan, tes tertulis, dan tes perbuatan.
Indikator : 5.2 Membuat alat-alat penilaian dan kunci jawaban
Penjelasan : Alat penilaian dapat berbentuk pertanyaan, tugas, dan
lembar observasi, sedangkan kunci jawaban dapat berupa
kunci jawaban yang benar atau rambu-rambu jawaban.

6. Tampilan Dokumen Rencana Pembelajaran Kelas Rangkap

Indikator : 6.1 kebersihan dan kerapian


Penjelasan : kebersihan dan kerapian rencana pembelajaran kelas
rangkap dapat dilihat dari penampilan fisik rencana pembelajaran
Kelas Rangkap.
Indikator : 6.2 Kebersihan dan kerapian
Penjelasan : Kebersihan dan kerapian rencana pembelajaran kelas
rangkap hendaknya mengikuti kaidah Bahasa tulis yang baik.

2b. Alat Penilaian Kemampuan Melaksanakan Praktek Pembelajaran Kelas Rangkap


Agar anda mendapatkan manfaat dari kegiatan praktek yang anda lakukan, maka teman
sejawat/kepala sekolah perlu melakukan pengamatan kekitaanda sedang melaksanakan praktek
pembelajaran kelas rangkap di kelas.

PENJELASAN SKALA NILAI APKG 2


LEMBAR PENILAIAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN
PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

1. Melakukan Pembelajaran

a. Indikator : Melaksanakan tugas rutin kelas


Penjelasan : Tugas dapat berhubungan langsung atau tidak
langsung dengan kegiatan pembelajaran.
b. Indikator : memulai kegiatan pembelajaran
Penjelasan : kemampuan guru dalam memulai pembelajaran akan
mempengaruhi keberhasilan kegiatan selanjutnya.

c. Indikator : mengunakan ragam kegiatan yang sesuai dengan


kemampuan/tujuan/indicator, siswa, situasi, dan lingkungan.
Penjelasan : terdapat kesesuaian antara ragam kegiatan yang
dipilih dan dugunakan guru dengan
kemampuan/tujuan belajar, siswa, serta situasi yang dihadapimdan
lingkungan.

d. Indikator : Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara


individual, kelompok, atau klasikal.
Penjelasan : variasi kegiatanyang bersifat individual, kelompok, dan
klasikal sangat penting dilakukanagar dapat memenuhi perbedaan
individual siswa.

e. Indikator : mengunakan sumber belajar


Penejelasan : sumberbelajar dapat berupa buku pelajaran, diklat, modul,
kamus, manusia sumber, museum, lingkungan, laboraturium,
dsb.

f. Indikator : menggunakan media belajar


Penjelasan : media untuk alat bantu mengajaradalah segala
sesuatu yang digunakan untuk menyajikan bahan pelajaran sehingga
menarik perhatian dan memudahkan siswa dalam belajar.

g. Indikator : mengunakan waktu pembelajaran secara efisien .


Penjelasan : guru dapat mengatur dan memanfaatkan waktu belajar secara optimal
sehingga seluruh kegiatan yang dirancang dapat terlaksana dengan baik untuk mencapai
kemampuan tujuan belajar.

h. Indikator : mengakhiri kegiatan pembelajaran


Penjelasan : guru dapat mengakhiri pembelajaran dengan cara merangkum mereviu
( menunjau ulang ) meberikan penegasan untuk hal-pembelajaran yang dilakukan.

2. Mengelola Interaksi Kelas

a. Indikator : Menunjukan perhatian serta sikap bersabat,


terbuka dan penuh pengertian terhadap siswa
Penjelasan : Indikator ini merujuk pada kemampuan dalam
bersikap dan berperilaku dengan siswa

b. Indikator : memicu dan memelihara keterlibatan siswa


Penjelasan : kegiatan belajar terjadi karena apa yang dilakukan’ Siswa secara aktif.

c. Indikator : melakukan konsumsi secara efektif


Penjelasan : guru mampu menjelaskan secara efektif konsep, ide
dan prosedur yang bertalian dengan pembelajaran.
Dengan Bahasa, lisan, tulis, isyarat, ekspresi muka, ataupun
gerakanbadan.

3. Mendemontrasikan Kemampuan khusus dalam Pembelajaran Kelas Rangkap, ( isis lah


dengan yang sesuai dengan RP PKR Yang sedang )
a. Mendemontrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
b. Mendemontrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran Matematika
c. Mendemontrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran IPA;
d. Mendemontrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran IPS;

4. Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar


Kesan umum PelaksanaanPembelajan kelas rangkap.

2c. Lembar penilaian simulasi dikelas tutorial

Penjelasan/Cara Menggunakan
Lembar Penilaian Simulasi Pembelajaran Kelas Rangkap

A. PENDAHULUAN KEGIATAN HAFAL


1. Menarik Minat /Perhatian
2 Membewerikan Acuan
3 Membuat Kaitan

B. PENYAJIAN KEGIATAN INTI

1. Penjelasan konsep/Data/Fakta/Pri.nsip, Dengan Contoh/ilustrasi/Demontrasi


2. Tnya – Jawab/pemberian Penguatan
3. Pemberian Tugas /latihan secara indufidu/kelompok evaluasi/proses.

C. PENUTUP/ KEGIATAN/AKHIR

1. Peninjauan Kembali
2. Evaluasi Hasil Belajar/ Pemberian Tindak Lanjut
3. Lembar Kesan
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengembangan potensi peserta didik dalam konteks lingkungannya merupakan kepedulian


utama pengembangan KTSP SD. Antarsubstansi kurikulum di SD dikembangkan secara
berdiversifikasi atau dengan keragaman yang bervariasi. Kurikulum harus difungsikan sebagai
wahana pendidikan untuk mengakomodasi dinamika perkembangan pemikiran dan praktek
dalam dunia ilmu pengetahuan,teknologi, dan seni.
KTSP SD harus bersifat fungsional, dalam pengertian hasil belajar yang dihasilkan harus
memberi bekalk kepada peserta didik untuk melanjutkan pendidikan dan menjalani kehidupan
nyata dilingkungannya. KTSP harus menjadi wahana pengembangan kompetensi secara utuh
dan menyeluruh yang didukung oleh semua mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya
memiliki saling keterkaitan. Isi dan proses kurikulum harus memungkinkan peserta didik mampu
dan mau belajar untuk belajar terus menerus. Kurikulum dikembangkan sebagai wahana
pendidikan ke Indonesiaan yang mampu merekat keberagaman untuk membangun persatuan
Indonesia.
Kompetensi dasar, khususnya memiliki muatan pengetahuan, nilai dan sikap, serta keterampilan
(mental/social/manual ) baik bersifat eksplisit maupun emplisit. Indikator perilaku dan setiap
muatan isi perlu dirumuskan dalam bentuk rumusan perilaku operasional yang memungkinkan
hasil belajarnya dapat diukur atau dideteksi ketercapaiannya. Settiap satu indikator atau
beberapa indikator, dapat dirumuskan aktivitas belajar yang memerlukan aktivitas belajar yang
memerlukan fasilitas guru agar peserta didik dapat menguasai muatan dari KD tersebut secara
optimal. Rumusan pengalaman belajar pada dasarnya harus menjawab substansi apa yang
perlu dikuasai peserta didik dan bagaimana seyogyanya peserta didik mencapai penguasan
tersebut dengan atau tanpa fasilitas guru.
Standar isi merupakan sumber utama dalam menetapkan indikator dan pengalaman belajar
PKR. Dalam menetapkan pengalaman belajar PKR guru dapat menggunakan kegiata pemetaan
topic dan sub topik menurut gugusannya. Substansi dan pengalama belajar menunjuk pada
penataan topik yang berbeda untuk tiap kelas dalam satu mata pelajaran. Gugus atau kelompok
topik merujuk pada penataan topik dan subtopik untuk berbagai mata pelajaran. Dalam PKR
orientasi pada aras dan gugus topik perlu dikombinasikan terutama dalam merencanakan PKR
kelas ganda dan mata pelajaran ganda.
Yang perlu dinilai dalam pelaksanaan PKR adalah :
1. Keterlaksanaan jadwal harian\
2. Keterlaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas – kelas yang dirangkap
3. Materi pelajaran yang tidak dapat diajarkan
4. Kegiatan yang masih tertunda
5. Tugas – tugas murid untuk hari atau minggu berikutnya
6. Pertanyaan murid yang belum sempat di jawab
7. Murid – murid yang belum banyak terlibat dalam proses belajar
8. Hal – hal yang dirasa perly diperbaiki dalam PKR
9. Hal –hal yang dirasakan masih mengecewakan guru
10. Hal – hal yang dirasa perlu untuk dibicarakan dengan guru lain.

Anda mungkin juga menyukai