Istilah kurikulum kini telah menjadi istilah teknis dalam ilmu pendidikan yang secara umum di
artikan sebagai program pendidikan yang harus ditempuh untuk mendapatkan status dan atau
kemampuan tertentu. Setiap jenjang pendidikan ( pendidikan dasar, menengah, dan tinggi ) pasti
memiliki kurikulum atau program pendidikan yang sengaja dibuat. Mulai tahun 1994 untuk
jenjang pedidikan dasar telah ditetapkan kurikulum pendidikan dasar 1994. Karena pendidikan
dasar terdiri atas pendidikan Sekolah Dasar 6 tahun dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
( SLTP 3 tahun ). SD dan SLTP memiliki kurikulum masing – masing.
Pada tahun 2004 secara terbatas mulai dirintis penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) sebagai upaya penyempurnaan Kurikulum 1994 dan Suplemen tahun 1999. Dengan
diundangkannya Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003) konsep KBK diteruskan dalam wadah pengembangan
kurikulum yang terdesentralisasi. Mulai tahun 2006, dengan ditetapkannya Standar Isi dan
Standar Kompetensi lulusan (SKL) dalam PerMendiknas No.22 Tahun 2006, No. 23 Tahun 2006,
dan No. 24 Tahun 2006, mulai diterapkan secara bertahap pengembangan kurikulum pada
tingkat satuan pendidikan sebagai pelaksanaan dari Pasal 37 UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003.
Mulai tahun 2006, model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) dikembangkan dan
dilaksanakan secara bertahap- berkelanjutan
pada setiap kabupaten/kota.
Bagi kita sebagai guru, terlepas dari kurikulum dengan model apapun yang dipakai, kurikulum
merupakan pedoman dalam melaksanakan proses pendidikan. Di dalam kurikulum dirumuskan
tujuan pendidikan dasar, mata pelajaran yang diberikan, beban waktu belajar yang disediakan,
dan pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Adanya kurikulum sebagai
dokumen tertulis belum menjamin terjadinya proses pembelajaran. Adanya guru yang
memahami dan mampu menerapkan kurikulumlah yang memungkinkan terjadinya proses
pembelajaran. Malah ada yang menekankan peran guru sebagai kurikulum hidup. Oleh karena
itu kita sebagai guru SD mutlak wajib memahami kurikulum Sekolah Dasar. Selain itu, agar kita
sebagai guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik, kita harus menguasai prosedur
dasar pengembangan pembelajaran. Dengan cara itu kurikulum sebagai rumusan tertulis akan
dapat diwujudkan menjadi proses belajar murid. Perlu kita garis bawahi bahwa kurikulum
disusun memang untuk mewujudkan tercapainya tujuan belajar murid.
Sebagai pengganti Kurikulum SD 1994, Peraturan Mendiknas No. 22Tahun 2006 tentang
Standar Isi, dan Peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2006 Tentang Ketentuan Pelaksanaan
Permendiknas No. 22 dan No. 23
Tahun 2006, Kurikulum untuk Tingkat satuan Pendidikan Sekolah Dasar (KTSP SD/MI) memiliki
karakteristik sebagai berikut.
Masing-masing kelompok memiliki cakupan isi seperti dikutip dari Standar Isi (Permendiknas No.
22 Tahun 2006), pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1.
Cakupan Kelompok Mata Pelajaran
No
Kelompok Mata
Pelajaran
Cakupan
1
Agama dan Akhlak
Mulia
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkanuntuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang berimandan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlakmulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral
sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
2
Kewarganegaraan
dan Kepribadian
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan
kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai
manusia.Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa
dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan
bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab
sosial,ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap
serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
3
Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan
untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang
kritis, kreatif dan mandiri.Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada
SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan
teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. Kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada
SMA/MA/SMALB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan
teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMK/MAK dimaksudkan untuk
menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi, membentuk kompetensi, kecakapan, dan
kemandirian kerja.
4
Estetika
Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan
mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni.
Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi
dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri
hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan
yang harmonis.
5
Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan
untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
pada SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan
sportivitas dan kesadaran hidup sehat. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan
kesehatan pada SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup
sehat. Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku
hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti
keterbebasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah,
muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk
mewabah.
Selain tujuan dan cakupan kelompok mata pelajaran sebagai bagian dari kerangka dasar
kurikulum, ditetapkan beberapa prinsip pengembangan kurikulum sebagai berikut.
Dalam Standar Isi dinyatakan bahwa “Struktur kurikulum SD/MImeliputi substansi pembelajaran
yang ditempuh dalam satu jenjangpendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan
Kelas VI.Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar
kompetensi mata pelajaran” yang berpedoman pada ketentuansebagai berikut.
a. “Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, danpengembangan diri seperti
tertera pada Tabel 5.2.Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkankompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan
ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukanoleh satuan
pendidikan.Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuholeh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatankepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan dirisesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap
peserta didik sesuaidengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan
atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapatdilakukan dalam
bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatanpengembangan diri dilakukan melalui kegiatan
pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial,belajar,
dan pengembangan karir peserta didik.
b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan “IPATerpadu” dan “IPS
Terpadu”.
c. Pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatantematik, sedangkan pada
Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melaluipendekatan mata pelajaran.
d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikansebagaimana tertera dalam
struktur kurikulum. Satuan pendidikandimungkinkan menambah maksimum empat jam
pembelajaran perminggu secara keseluruhan.
e. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
f. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38
Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari instructional berasal dari kata instruction yang
secara khusus diartikan sebagai upaya menciptakan kondisi yang memungkinkan seseorang
belajar. Istilah instruksionalmerupakan serapan dari kata instructional dan kini secara bertukar-
tukar dipakai istilah pembelajaran. Jadi istilah pengembangan instruksional sama dengan
pengembangan pembelajaran. Prosedur dasar pengembangan instruksional merupakan disain
atau cetak biru pembelajaran. Tahun 1975 istilah ini disebut Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI). Sebagai suatu prosedur disain instruksional merupakan langkah yang
sistematis untuk menyusun rencana atau persiapan pembelajaran dan bahan pembelajaran. Jadi
produk dari disain instruksional dapat berupa persiapan pembelajaran, modul, bahan tutorial dan
bentuk sarana pedagogis lainnya. Proses pengembangan pembelajaran secara konseptual
terkait erat pada unsur-unsur dasar kurikulum yakni tujuan, materi pelajaran, pengalaman belajar
dan penilaian hasil belajar (Tyler: 1954, Taba: 1962). Dikaitkan dengan Standar Isi 2006,
pembelajaran terkait pada proses pemberian asilitasi untuk menguasai Kompetensi Dasar setiap
mata pelajaran yang ada dalam Struktur Kurikulum SD. Bagaimana semua unsur tersebut
seharusnya dikembangkan, kita dapat mengkaji berbagai model disain instruksional yang
bersifat umum. Dalam uraian ini kita akan mencoba memanfaatkan model yang menerapkan
pendekatan sistem yang berangkat dari Kompetensi Dasar, sesuai dengan paradigma kurikulum
berbasis kompetensi.
KB 2
PERUMUSAN INDIKATOR,PENATAAN PENGALAMAN BELAJAR
DAN KEGIATAN KELAS RANGKAP
Ada beberapaprinsipteoris yang harus di perhatikan dalam menetapkan topic pembelajran dalam
PKR yaitu:
1. Berorientasi kepada tujuan
2. Di sesuaikan dengan karakteristik murid (kelas ,usia,kemampuan)
3. Di sesuaikan dengan pengolahan kemampuan guru
4. Layaksarana pendukung
5. Tidak bersipat di paksakan
Selama ini tentu anda sudah terbiasa memberikan tes atas ulangan mengenai hal-hal yang
tidak diajarkan, bukan ? pernahkah anda memanfaatkan nilai ulangan murid untuk memperbaiki
PKR ? misalnya anda melaksanakan PKR dikelas III dan IV. Ternyata kelas III
cendrungmendapat nilai baik karena kelas III Dan IV Selalu dirangkap dalam satu ruangan tanpa
penyekat atau pemisah ruangan.
PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIK MATA KULIAH PKR
Model PKR yang dapat anda pilih untuk kegiatan praktik PKR yang dilakukan dikelas anda
sendiri adalah model PKR 221 atau PKR 222.
1. Konsultasikan proses praktek PKR yang harus anda lakukan dengan kepala sekolah dan
meminta izin untuk praktek. Kemudian anda harus mencari teman sejawat sesama guru dari
tingkat kelas yang berbeda untuk diminta bantuannya sebagai mitra mengajar ( jika anda
memilih mengajar secara tim ) di kelas pada saat praktek PKR.
2. Anda juga harus menyiapkan siswa-siswa di kelas anda dan menerangkan scenario
praktek PKR yang akan anda lakukan serta bagaimana seharusnya para siswa anda bersikap
jika dicampur dengan kakak atau adik kelas mereka karena anda mempratekkan PKR.
3. Anda juga harus membahas dan mempelajari bersama alat penilaian yang digunakan
untuk mengobservasi penampilan anda dalam PKR bersama-sama kepala sekolah/teman
sejawat sesame guru yang dimintai tolong untuk mengobservasi dan memberi penilaian
terhadap penampilan anda.
4. Praktek PKR dikelas anda sendiri harus berlangsung sesuai dengan waktu jam pelajaran
yang sebenarnya.
1. Melakukan Pembelajaran
Penjelasan/Cara Menggunakan
Lembar Penilaian Simulasi Pembelajaran Kelas Rangkap
C. PENUTUP/ KEGIATAN/AKHIR
1. Peninjauan Kembali
2. Evaluasi Hasil Belajar/ Pemberian Tindak Lanjut
3. Lembar Kesan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN