Anda di halaman 1dari 165

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu proses fisiologik yang hampir

selalu terjadi pada setiap wanita. Adapun beberapa ketidak nyamanan

dalam kehamilan pada ibu berbeda–beda setiap trimester, pada ibu

hamil trimester tiga keluhan yang sering timbul salah satunya sesak

nafas, nyeri peru bawah, gangguan tidur, mudah lelah dan sering

buang air kecil, tetapi jika tidak tertangani dengan baik maka bisa

menimbulkan masalah yang dapat membahayakan kehamilan.

Kehamilan didefinisikan sebagai suatu periode pertumbuhan

dan perkembangan hasil konsepsi yang umumnya dihitung menurut

HPHT berdasarkan rumus Naegele atau hari pertama menstruasi, yang

belangsung sekitar 280 hari atau 40 minggu dan berakhir pada usia

kehamilan 37 minggu - 42 minggu dengan permulaan persalinan .


Persalinan adalah proses pengeluaran hasi konsepsi (janin dan

plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan

melalui jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu

sendiri) yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Preses ini

dimulai dengan adanya kontraksi persalinan senjati, yang ditandai

1
dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan

kelahiran plasenta. Kelahiran bayi merupakan peristiwa penting bagi

kehidupan seorang pasien dan keluarganya. Sangat penting untuk

diingat bahwa persalinan adalah suatu proses yang normal


Bayi baru lahir Menurut Depkes RI (2015) adalah bayi yang lahir

dengan umur kehamilan 37 minggu - 42 minggu dengan berat badan

lahir 2.500-4.000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan

tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan).


Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,

plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali

organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6

minggu.
Masa neonatus adapah masa sejak lahir sampai dengan 4

minggu (28 hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi yang

berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan setelah kelahiran.


Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” berarti mencegah atau

melawan, sedangkan “konsepsi” adalah pertemuan antara sel telur (sel

wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan

kehamilan. Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya

kehamilan sebagai akibat dari pertemuan antara sel telur yang matang

dengan sel sperma.

Kehamilan, persalinan, nifas maupun bayi baru lahir

merupakan suatu proses fisiologis dimana terjadinya angka kematian

2
ibu dan bayi sebagai indicator keberhasilan pelayanan kesehatan.

Sehingga di lakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan

pendekatan manajemen kebidanan secara komprehensif untuk

menghasilkan pelayanan yang berkualitas ( Asih Setyorini, Yuniarti

Risna Dewi. 2017 ).

Asuhan kebidanan meliputi Kehamilan dan persalinan adalah

peristiwa yang alamiah atau natural bagi perempuan. Meskipun

alamiah, kehamilan, persalinan dan masa setelah persalinan dapat

terjadi adanya suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan

penanganan lebih lanjut


Agar proses proses yang alamiah ini berjalan dengan lancar dan

tidak berkembang menjadi patologis diperlukan upaya sejak dini

dengan memantau kesehatan ibu yang berkesinambungan dan

berkualitas serta melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur

kepetugas kesehatan, melakukan kunjungan minimal 4x pada trimester

pertama minimal kali (usia kehamilan 0-12 minggu). Pada trimester

kedua minimal 1 kali (usia kehamilan 12-28 minggu), Pada trimester

ketiga minimal 4 kali (usia kehamilan 28 minggu-lahir) .


Menurut World Health Organization (WHO), kematian

maternal ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42

hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari

tuanya kehamilan dan tindakan yang di lakukan untuk mengakhiri

3
kehamilan. Angka kematian yang tinggi setengah abad yang lalu

umumnya mempunyai dua sebab pokok yaitu, masih kurangnya

pengetahuan mengenai sebab-sebab dan penanggulangan komplikasi-

komplikasi penting dalam kehamilan, persalinan, serta nifas.

Kurangnya pengertian dan pengetahuan mengenai kesehatan

reproduksi, dan kurang meratanya pelayanan kebidanan yang baik

bagi ibu hamil ( Yulistiana Evayanti, 2015).

Data yang diperoleh dari Profil Dinas Kesehatan Profinsi

Sulawesi Selatan tahun 2015 Angka Kematian Ibu (AKI) tercatat 50

per 100.000 kelahiran hidup (0,50%). Angkah tersebut lebih rendah

dari Angka Kematian Ibu (AKI) di tahun 2014 sebelumnya mencapai

59 per 100.000 kelahiran hidup (0,59%), sedangkan pada tahun

2016 Angka Kematian Ibu (AKI) tercatat 54 per 100.000 kelahiran

hidup (0,54%), penyebab langsung kematian ibu di Profinsi Sulawesi

Selatan di sebabkan karena perdarahan ( 54), hipertensi (6), infeksi

(6), abortus (4), partus lama (6), dan lain-lain(24) ( Profil Dinkes

Sulawesi Selatan, 2016 ).

Data yang diperoleh dari Puskesmas Benteng tahun 2017

jumlah kematian neonatal 0 orang, dan bayi 0 orang, jumlah

kunjungan ibu hamil 476 orang, persalinan yang di tolong oleh

tenaga kesehatan 426 orang, dan bukan tenaga kesehatan 0 orang.

4
Pada tahun 2018 kematian neonatal 0 orang, bayi 0 orang, ibu

nifas 0 orang, kematian janin dalam rahim (KJDR) 0 orang, persalinan

yang di tolong oleh tenaga kesehatan yaitu 449 orang, dan yang bukan

tenaga kesehatan 0 orang, dan ibu hamil sebanyak 487 orang, dalam

upaya mempercepat penurunan kematian, Kementrian Kesehatan

menekankan pada ketersediaan pelayanan kesehatan bagi ibu di

masyarakat. Oleh sebab itu, kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru

lahir di perlukan asuhan yang berkesinambungan dan berkualitas oleh

petugas kesehatan, serta melakukan pemeriksaan secara teraturpada

masa kehamilan.

B. RumusanMasalah

Kehamilan, persalinan, dan masa nifas adalah suatu kondisi

yang normal bagi suatu perempuan di seluruh dunia ini, namun

memerlukan pengawasan supaya tidak berubah menjadi tidak normal.

Kematian ibu bisa terjadi sebagai akibat keterlambatan dan di perlukan

asuhan kebidanan yang komprehensif, sehingga dengan demikian

rumusan masalah adalah “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada NY

“J” di Puskesmas Benteng Kecamatan Benteng Kabupaten Kepulauan

Selayar Tahun 2019.

C. TujuanPenulisan

5
1. Tujuan umum

Diperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan

kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL,

neonates dan KB pada Ny”J” di Puskesmas Benteng Kecamatan

Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2019.

2. Tujuan khusus

a. Dilaksanakannya asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny “J” di

Puskesmas Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

2019.
b. Dilaksanakannya asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny “J”

di Puskesmas Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

2019.
c. Dilaksanakannya asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny “J” di

Puskesmas Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

2019.
d. Dilaksanakannya asuhan kebidanan BBL pada Ny “J” di

Puskesmas Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

2019.
e. Dilaksanakannya asuhan kebidanan Neonatus pada Ny “J” di

Puskesmas Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

2019.

6
f. Dilaksanakannya asuhan kebidanan KB pada Ny “J” di

Puskesmas Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

2019.

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Sebagai penambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman

terhadap masa kehamilan, persalinan, nifas, BBL, Neonatus dan KB

secara normal di Puskesmas Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar

Tahun 2019.

2. Manfaat Aplikatif

a. Bagi Ibu

Dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan Komprehensif dari

masa kehamilan, bersalin, nifas, BBL, Neonatus, dan KB.

b. Bagi Puskesmas Benteng

Dapat menjadikan bahan untuk meningkatkan kualitas

pelayanan dalam Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan

bagaimana cara penanganan yang benar dalam asuhan

kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, neonatusdan

KB.

7
c. BagiPeneliti

Dapat menjadikan pengalaman berharga dalam upaya

memperluas wawasan dalam rangka penerapan ilmu

pengetahuan yang telah diperoleh selama kuliah di Program

DIII Kebidanan.

E. Ruang Lingkup

1. Sasaran

Ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, neonatus, dan KB.

2. Tempat

Puskesmas Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar

3. Waktu

Dilaksanakan pada bulan April s/d Juli Tahun 2019

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Konsep Dasar Kehamilan Trimester III


a. Pengertian Kehamilan Trimester III

8
Kehamilan adalah penyatuan antara spermatozoa dan

ovum dan di lanjutkan dengan nidasi atau implantasi, jika di

hitung pada saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan

normal akan berlansung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan

dalam menurut kelender internasional


Kehamilan trimester III adalah masa kehamilan yang

berlangsung selama 15 minggu yaitu pada minggu ke-13

sampai minggu ke 27. Kehamilan trimester III merupakan

kehamilan akhir bulan atau kehamilan yang memasuki bulan

ke-7 sampai usia 9 bulan atau 28 minggu sampai 42 minggu.


b. Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamil trimester

III
1) Sistem Reproduksi
a) Uterus
Pada akhir kehamilan uterus akan terus membesar

dalam rongga pelvis dan seiring perkembangannya

uterus akan menyentuh dinding abdomen, terus tumbuh

hingga menyentuh bagian organ dalam termasuk usus

dan hati, pada saat pertumbuhan uterus akan berotasi ke

arh kanan, dekstrorotasi ini di sebabkan oleh adanya

rektosigmoid di daerah kiri pelvis.


b) Serviks uteri
Pada saat kehamilan mendekati aterm terjadi penurunan

lebih laju dari konsentrasi kolagen. Konsentrasinya

menurun secara nyata dari keadaan yang relative dilusi

9
dalam keadaan menyebar. Proses perbaikan serviks

terjadi setelah persalinan sehingga siklus kehamilan

yang berkutnya akan terulang.


c) Vagina dan Vulva
Dinding vagina banyak mengalami perubahan yang

merupakan persiapan untuk mengalami peregangan

pada waktu persalinan dengan meningkatnya ketebalan

mukosa, mengendorkan jaringan ikat, dan hipertrofi sel

otot polos.
d) Ovarium

Sampai kehamilan 16 minggu masih terdapat

korpus luteum graviditas dengan diameter 3 cm yang

memproduksi estrogen dan progestrogen .Lebih dari 16

minggu plasenta sudah terbentuk dan korpus luteum

mengecil, sehingga produksi estrogen dan

progesterondi gantikan oleh plasenta.


Pada trimester ke III korpus luteum sudah tidak

berfungsi lagi karena telah digantikkan oleh plasenta

yang telah terbentuk.

2) Sistem Payudara
Pada trimester III pertumbuhan kelenjar mammae

membuat ukuran payudara semakin membesar, pada

kehamilan 32 minggu terdapat cairan berwarna putih yang

10
encer hingga anak lahir cairan terus bertambah dan berubah

menjadi kental dan berwarna agak kekuningan yang biasa

di sebut kolostrum.
3) Sistem kekebalan

Kadar imunoglobulin tidak berubah pada

kehamilan. Kadar anti bodi IgG ibu spesifik memiliki

kepentingan khusus karena kemampuan melintasi plasenta.

IgG adalah komponen utama dari imunoglobulin janin in

utero dan periode neonatal dini. IgG adalah satu-satunya

imunoglobulin yang menembus plasenta.

4) Sistem Perkemihan

Trimester 1 kehamilan kandung kemih tertekan

uterus yang mulai membesar, akibatnya ibu sering kencing.

Trimester II kehamilan dimana uterus telah keluar dari

rongga pelvis gejala sering kencing tidak di jumpai

lagi.Trimester III, bila kepala janin mulai turun ke PAP,

keluhan sering kencing timbul lagi kareha kandung kemih

tertekan.

5) Sistem Pencernaan
Pada trimester III ibu hamil biasanya mengalami

konstipasi karena terjadinya peningkatan hormon

11
progesterone. Selain itu perut biasanya kembung karna

adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut

yang mendesak organ-organ dalam perut khususnya saluran

pencernaan, usus besar, kearah atah dan lateral.


6) Sistem Muskuloskeletal
Pada trimester pertama tidak banyak terjadi perubahan

pada sistem muskuloskeletal. Bersamaan dengan

membesarnya ukuran uterus menyebabkan perubahan yang

drastis pada kurva tulang belakang yang biasanya menjaedi

salah satu ciri pada ibu hamil. Lordosis progreseif

merupakan gambaran karakteristik pasda kehamilan

normal. Mobilitas sendi sakro iliaka, sakro kogsigeal, sendi

pubis bertambah besar dan menyebabkan rasa tidak

nyaman di bagian bawah punggung khususnya pada ahir

kehamilan mengakibatkan rasa pegal, mati rasa dan lemah

di alami pada anggota bada bagian atas.


7) Sistem Kardiovaskuler

Curah jantung meningkat 30% pada minggu ke 10

kehamilan. Tekanan darah akan turun selama 24 minggu

pertama kehamilan akibat terjadi penurunan dalam periver

vaskuler resistance yang di sebabkan oleh pengaruh

peregangan otot halus oleh progesteron. Hipertrofi atau di

12
latasi ringan jantung mungkin di sebabkan oleh

peningkatan volume darah dan curah jantung.

8) Sistem Integume

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan

hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulatin

hormone (MSH) dari lobus hipofisis anterior dan pengaruh

kelenjar suprarenalis . Hiperpigmentasi terjadi pada striae

gravidarum livide atau alba, areola mammae,papilla

mammae, linea nigra, pipi (cloasma gravidarum) akan

menghilang saat persalinan.

9) Sistem Pernapasan

Sistem respirasi terjadi perubahan guna dapat

memenuhi kebutuhan O2 karena pembesaran uterus

terutama pada bulan-bulan terakhir kehamilan dan

kebutuhan oksigen meningkat +20% untuk metabolisme

janin. Oleh karena diafragmanya tidak dapat bergerak

bebas menyebabkan bagian thorax juga melebar ke sisi

luas. Dorongan rahim yang membesar terjadi desakan

diafragma.Terjadi desakan rahim dan kebutuhan o2

13
meningkat ibu hamil akan bernapas lebih cepat 20-25%

dari biasanya.

10) Metabolisme dan Indeks Masa Tubuh (IMT)

Basal metabolik rate (BMR) meningkat 15%-20%

untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan asi

yang di temukan pada triwulan terakhir. Kalori di butuhkan

terutama dari pembakaran hidrat arang khususnya

kehamilan 20 mg ke atas. Protein di perlukan untuk

perkembangan badan, alat kandungan, mammae, janin.

Protein di simpan untuk persiapan laktasi . Ibu hamil sering

haus, nafsu makan besar, sering kencing di pengaruhi oleh

Hormon Somatomammotropin, peningkatan plasma insulin

dan hormon adrenal. Kebutuhan mineral ibu yaitu kalsium

30 gr/hari, fosfor rata-rata 2 gr/hari, zat besi 800mg/30-50

mg sehari, dan air mineral 8 gelas/hari. Peningkatan berat

badan ibu di sebabkan oleh hasil konsepsi .Berat badan

wanita hamil naik 6,5-16,5 kg, rata-rata 12,5 kg, terutama

20 minggu terakhir.

c. Perubahan anatomi dan adaptasi psikologi ibu hamil trimester

III

14
Pada kehamilan trimester III (periode penantian dengan

penuh kewaspadaan).
Trimester III seringkali di sebut periode menunggu

dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar

menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan

membesarnya perut merupakan 2 hal yang mengingatkan

ibu terhadap bayinya.


Pada trimester III terjadi perubahan psikologis

diantaranya :
1) Rasa tidak nyaman
2) Takut akan rasa sakit
3) Khwatir terhadap bayinya
4) Libido menurun
5) Sensitive terhadap apapun
d. Kebutuhan dasar ibu hamil trimester III
1). Kebutuhan fisik ibu hamil trimester III
a. kebutuhan oksigen
Perang oksigen yang sangat penting bagi kehidupan

menjadikan oksigen perhatian khusus pada ibu

hamil. Hal ini di karenakan ibu hamil harus lebih

ketat memperhatikan segala sesuatu yang di

komsumsinya agar tidak mengganggu dan merusak

kondisi janin pada pada ibuhamil, kebutuhan

oksigen meningkat dari 500 mL menjadi 700 ml dan

ini relative sama dari trimester I,II dan III.


b. nutrisi
Kebutuhan nutrisi ibu hamil adalah seperti protein,

energy,vitamin,mineral,oksigen dan lain- lain.

15
Tujuannya adalah mengenal atau mengubah pola

kebiasaan makan dan menetapkan kenaikan berat

badan sesuai anjuran.kenaikan berat badan wanita

hamil berkisar antara 6,5 sampai 16 kg selama

kehamilan
c. personal hygiene
Kebersihan ibu hamil harus di perhatikan karna peruban

sistem metabolism mengakibatkan meningkatan

pengeluaran keringat. Keringat yang menempel dikulit

meningkatkan kelembapan kulit dan memungkinkan

menjadi tempat mikro organisme jika tidak di bersiakan

( dengan mandi ), ibu hamil sangat mudah terkenah

penyakit kulit

d. pakaian

Pakaian yang di gunakan ibu haml harus nyaman , mudah

menyerap keringat, mudah di cuci, tanpa sabuk atau pita

yang menekan bagian perut atau pergelangan tangan .


Meskipun pakaian bukan merupakan hal yang berakibat

langsung terhadap kesejatraan ibu dan janin , namun perlu

kiranya jika tetap dipetimbangkan beberapa aspek

kenyamanan dalam berpakaiaan. Pakaian dan

perlengkapannya yang kurang tepat akan menyebabkan

16
ketidak nyamanan yang akan mengganggu fisik dan

psikologis
e. eliminasi
Masah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahakan

cukup lancer. Untu, memperlancar dan mengurangi infeksi

kandung kemih,ibu hamil perlu banyak minum dan

menjaga kebersihan sekitar kelaming . perubahan

hormonal mempengaruhi aktivitas usus halus dan usus

besar sehinga ibu hamil ering mengalami optipasi.


f. hubungan sexsual
Salah satu kebutuhan biologis manusia adalah kebutuhan

untuk melakukan hubungan sexsual. Perubahan lain yang

dapat terjadi aktivitas sex adalah pada masa hamil.

Keingana berhubungan sexsual pada waktu hamil sebagisn

besar tidak berubah, bahkan sebagian kecil makin

meningkat, berkaitan dengan hrmon estrogen.


g. mobilisasi
Ibu hamil boleh melakukan kegiatsan atau aktivitas fisik

biasa selama tidak terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat

melakukan pekerjaan seperti menyapu, mesak dan

mengepel. Semua pekerjaan itu harus sesuai dengan

kemampuan wanita tersubut sehingga ia mempungai cukup

waktu istirhat .

h. senam hamil

17
Secara umum , tujuan utama persianpan fisik dari senam

hamil adalah mengurangi terjadinya berat badan baiy lahir

renda dan mengurangi terjadinya persalinan prematur hal

Yng perlu di perhatiakan untuk melakukan senam hamil

adalah sebai berikut :


1) Kehamilan normal yang di mulai pada umur

kehamilan 5 bulan
2) di utamakan kehamilan pertama atau pada kehamilan

berikutnya yang menjalani kesakitan persalinan atau

melahirkan anak premature pada persalinan

sebelumnya
3) latihan harus secara teratur dalam suasana yang

tenang
4) berpakaian cukup longgar
5) menggunakan kasur atau matras
c. istirahat dan tidur
Wanita harus mengurangi semua kegiatan yang

melelahkan , tetapi tidsak boleh di gunanakan sebagai alas

an untuk menghindari pekerjaan yang tidak di sukainya.

Wanit hamil harus juga menghindari posisi duduk dan

berdiri dalam waktu yang sangat lama. Ibu hamil harus

mempertimbangkan pola istirahat dan tidur yang

mendukung kesehatan sendiri , maupun kesehatan

bayinya.tidur malam sekitar 8 jam dan istihat atau

tidur siang 2 jam

18
d. persiapan persalinan dan laktasi
Payudarah adalah sumber ASI yang merupakan utama

bagi bayi , yang perlu di perhatikan dalam persiapan

laktasi adalah :
1) bra harus sesuai dengan pembesaran payudara yang

sifatnya menyokong dari bawah bukan menekan dari

depan.
2) sebaiknya ibu hamil masuk dalam kelas bimbingan

persiapan menyusui
3) penyuluhan tengtang keunggulan ASI, perawatan bayi,

gizi ibu hamil dan menyusui, dan keluarga berencana.

2). Kebutuhan psikologis ibu hamil trimester III

a`) dukungan keluarga


Dukungan selama masa kehamilan sangat di

butuhkan bagi seorang wanita yang sedang hamil, terutama

dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang baru pertama kali

hamil. Seorang wanita akan merasa tenang dan nyaman

dengan adanya dukungan dan perhatian dari orang- orang

terdekat.

b.) dukungan tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan dapat memberikan peranannya

melalui dukungan aktif yaitu dalam kelas antenatal dan

dukungan pasif yaitu dengan memberikan kesempatan

19
kepada ibu hamil yang mengalami masalah untuk

berkonsultasi.
Tenaga kesehatan harus mampu mengenali keadaan

yang ada di sekitar ibu hamil atau pasca bersalin, yaitu :

bapak, kakak dan pengunjung.

c.) rasa aman dan nyaman selama hamil

Peran keluarga khususnya suami, sangat diperlukan

bagi seorang wanita hamil. Keterlibatan dan dukungan

yang diberikan suami kepada kehamilan akan mempererat

hubungan antara ayah anak dan suami istri.dukungan yang

diperoleh oleh ibu hamil akan membuatnya lebih renang

dan nyaman dalam kehamilannya .hal ini akan memberikan

kehamilan yang sehat. Dukungan yang dapat diberikan oleh

suami misalnya dengan mengantar ibu memeriksakan

kehamilan, memenuhi keinginang ibu hamil yang ngidam,

mengingatkan minum tablet besih, maupun membantu ibu

melakukan kegiantang rumah tangga selama ibu hamil.

Walaupun suami melakukan hal kecil namun hal itu

mempunyai makna yang tinggi dalam meningkatkan

keadaan psikologis ibu hamil ke arah yang lebih baik.


d.) persianpan menjadi orangtua .

20
kehamilang dan peran sebagai orangtua dapat

dianggap sebagai masa transisi atau peralihan. terlihat

adanya peralihan yang sangat besar akibat kelahirang dan

peran yang baru , serta ketidakkepastian yang terjadi

sampai peran yang baru ini dapat di satukan dengan

anggota kueluarga yang baru.

e.) persiapan sibling./ Saudara kandung

Sibling rivalry adalah rasa persaingan antara

saudara kandung akibat kelahirang anak berikutnya .sibling

rivalry ditunjutkan dengan penolakang terhadap kelahiran

adiknya, menangis. Menarik diri dari lingkungannya ,

menjauh dari ibunya,atau melakukan kekerasan terhadap

adiknya. Usia dan tinkat perkembangan anak

memengaruhi respons mereka .oleh karenah itu, persiapan

harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan siap anak.

Persiapan bagi anak mengcankup pengjelasan yang dilihat

dan di dengar. Cara untuk mengatasih terjadinya antarlain;


(1) menjelaskan pada anak tentang posisinya
(2) melibatkan anak dalam pesiapan kelahirang adiknya
(3) mengajak anak berkomunukasih dengan calon bayi

yang ada dalam kandungan ibunya


(4) mengenalkan anak dengan profil bayi
e. Keluhan yang muncul pada ibu hamil trimester III
1) Ketidaknyamanan payudara

21
Penyebab :
a) Stimulasi hormonal yang menyebabkan

pigmentasi
b) Adanya peningkatan pembentukan pembuluh

darah
Cara mengatasi :
a) Gunakan bra yang menyangga besar dan berat

payudara
b) Pakai bantalan yang dapat menyerap

pengeluaran kolustrum
c) Ganti segera jika kotor, bersihkan dengan air

hangat dan jaga agar tetap kering.


2) Peningkatan frekuensi urinasi
Penyebab :
Berkurangnya kapasitas kandung kemih akibat

penekanan Rahim.

Cara mengatasi :

a) Kosongkan kandung kemih secara teratur


b) Batasi minum pada malam hari
c) Pakai pembalut wanita, ganti segera jika basah
d) Perbanyak minum pada siang hari
e) Batasi minum kopi dan minuman bersoda
3) Rasa lemah dan mudah lelah
Penyebab :
a) Peningkatan metabolisme
b) Peningkatan hormonal estrogen, progesterone,

relaksin dan HCG

Cara mengatasi :

a) Istirahat sesuai kebutuhan

22
b) Komsusmsi menu seimbang untuk mencegah

anemia
c) Hindari istirahat yang berlebihan
4) Keputihan
Penyebab :
a) Peningkatan pelepasan epitel vagina akibat

peningkatan pembentukan sel


b) Peningkatan produksi lender akibat stimulasi

hormonal pada leher Rahim

Cara mengatasi :

a) Jangan membilas bagian dalam vagina


b) Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari
c) Memakai pakaian dalam dengan bahan katun

yang mudah menyerap


d) Tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan

buah dan sayur


e) Kenakan pembalut wanita
f) Jaga kebersihan alat kelamin
g) Segera laporkan ke tenaga kesehatan jika terjadi

gatal, bau busuk, atau perubahan sifat dan

warna.
5) Hemoroid
Cara mengatasi :
a) Hindari konstipasi
b) Makan makanan yang berserat dan banyak

minum
c) Gunakan kompres es atau air hangat
d) Secara perlahan masukan kembali anus setiap

selesai BAB
6) Sesak nafas

23
Cara mengatasi :
a) Dorong ibu agar secara sengaja mengatur laju

dan dalamnya pernapasan pada kecepatan

normal
b) Merentangkan tangan di atas kepala serta

menarik napas panjang


c) Mendorong postur tubuh yang baik dan

melakukan pernapasan interkosta


f. Tanda bahaya kehamilan trimester III
1) Perdarahan pervaginam
Perdarahan pervaginam pada kehamilan lebih dari

28 minggu, perdarahan antepartum dapat berasal dari

kelainan plasenta atau perdarahan yang belum jelas

sebabnya.

a. Plasenta previa
Plasenta previa adalah keadaan ketika plasenta

terletak di tempat yang tidak normal, yakni di

segmen bawah uterus sehingga menutupi

sebagian atau seluruh ostium uteri internum.


b. Solutio plasenta
Solusio plasenta adalah peristiwa terlepasnya

plasenta dari tempatnya yang normal sebelum

anak lahir. Penyebab terjadinya solusio plasenta

antara lain trauma, tali pusat pendek, hipertensi

menahun, usia yang telah tua, dan multiparitas

tinggi.

24
2) Sakit kepala menetap
Sakit kepala bisa terjadi pada saat kehamilan

dan seringkali merupakan ketidaknyamanan yang

normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang

menunjukkan suatu masalah yang serius dalam

kehamilan adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan

tidak hilang dengan istirahat. Hal ini merupakan gejala

dari pre-eklamsia dan jika tidak ditangani dapat

menyebabkan kejang maternal, stroke, dan bahkan

kematian.

3) Penglihatan kabur
Penglihatan kabur atau berbayang dapat di

sebabkan oleh sakit kepala yang hebat sehingga terjadi

oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak

yang memengaruhi sistem saraf pusat yang dapat

menimbulkan kelainan serebral dan gangguan

penglihatan.
4) Bengkak di wajah dan tangan
Oedema adalah penimbunan cairan yang

berlebihan dalam jaringan tubuh, dan dapat di ketahui

dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki,

jari tangan, dan muka. Edema yang ringan sering di

temukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa

berarti untuk penemuan pre-eklamsia. Edema yang

25
mengkwatirkan ialah edema yang muncul tiba-tiba dan

cenderung meluas.
5) Keluar cairan per-vaginam
Keluar cairan berupa air dari vagina setelah

kehamilan 22 minggu. Ketuban dinyatakan pecah dini

jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung.

Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan

preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun

kehamilan aterm.
g. Tinjauan antenatal cere
Pelayanan kesehatan ibu tidak dapat di pisahkan dengan

pelayanan persalinan, nifas dan bayi baru lahir. Yang

berkualitas mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif,

rehabilatif yang bertujuan untuk memenuhi hak pada setiap ibu

hamil berhak memperoleh pelayanan yang berkualitas sehingga

menjalani kehamilan dengan sehat bersalin dengan selamat dan

dapat melahirkan bayi yang sehat.


1) Sasaran pelayanan
Untuk mendapatkan pelayanan yang terpadu, ibu

hamil di harapkan melakukan kontak dengan pelayanan

kesehatan minimal 8 kali selama kehamilan. Kontak 8

kali di lakukan sebagai berikut:


a. Dua kali pada trimester I yaitu sebelum usia

kehamilan 14 minggu.
b. Dua kali pada trimester II selama umur kehamilan 14

sampai 28 minggu.

26
c. Empat kali pada trimester III selama kehamilan 28

sampai 36 minggu dan setelah umur kehamilan 36

minggu.

2) Jenis pelayanan

Pelayanan antenatal terpadu di berikan oleh tenaga

kesehatan yang kompoten, yaitu dokter, bidan dan

perawatan terlatih dengan ketentuan yang berlaku.

Pelayanan antenatal terpadu terdiri dari:


3) Anamnesis
a) Menanyakan status kunjungan (baru atau lama),

riwayat kehamilan penyakit ibu


b) Menanyakan keluhan yang dirasakan ibu
c) Menanyakan tanda bahaya yang terkait dengan masalah

kehamilan yang mungkin diderita ibu


d) Menanyakan status imunisasi tetanus toksoid, tablet Fe

dan obat-obatan yang di komsumsi


e) Menanyakan riwat IMS
f) Menanyakan pola mkan ibu sebelum hamil dan selama

hamil
g) Menanyakan kesiapan menghadapi persalinan, seperti

penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping,

pendonor darah, transportasi dan persiapan biaya

persalinan.

4 ) Pemeriksaan

27
Pemeriksaan dalam pelayanan antenatal terpadu

meliputi pemeriksaan keadaan umum ibu (fisik) dan

psikologis ibu, pemeriksaan laboratorium/penunjang (Hb,

Protein, urin, dan reduksi).


5) Komunikasi, informasi, dan edukatif (KIE), yang efektif,

Materi KIE yang efektif dalam pelayanan antenatal terpadu

meliputi:
(1) Persiapan persalian
(2) Inisiasi menyusui dini (IMD)
(3) Asi ekslusif
(4) KB pascasalin dan
(5) Masalah gizi dan penyakit.
h. Konsep SOAP pada ibu hamil
1) Data subjektif merupakan data yang berhubungan atau

masalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi pasien

mengenai kekhwatiran dan keluhan yang di catat

sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan

berhubungan langsung dengan diagnosis.


2) Data objektif menggambarkan pendokumentasian hasil

analisa dan fisik klien, hasil lab, dan tes diagnostik lain

yang di rumuskan dalam data focus untuk mendukung

assessment. Pada ibu hamil data di peroleh dari

observasi seperti ,
a) Pemeriksaan fisik umum, meliputi :
(1) Keadaan umum : baik, lemah
(2) Kesadaran : composmentis, apatis,

samnolen, spoor, delirium, semi koma,

koma.

28
(3) TTV : TD : 110/70 – 130/90

mmHg
RR: 16-24 x/menit
N : 60-100 x/menit
S : 36,5 – 37,5 ℃
(4) BB : kenaikan BB trimester

III normalnya yaitu 5,5 kg. total

kenaikan BB selama hamil yaitu 11-12

kg.
(5) TB : > 145 cm
(6) LILA : > 23,5 cm
(7) IMT : 20-24,5
b) Pemeriksaan fisik khusus, meliputi :
(1) Leopold I : untuk menentukan TFU dan

bagian apa yang teraba pada fundus


(2) Leopold II : untuk menentukan letak

punggung janin
(3) Leopold III: untuk menentukan bagian

bawah janin dan memastikan sudah

masuk PAP atau masih BAP.


(4) Leopold IV: untuk menentukan bagian

terbawah janin sudah seberapa jauh

masuk PAP.
(5) DJJ : 120-160 x/menit
(6) TBJ : memastikan TBJ sesuai usia

kehamilan, dengan melihat adanya

resiko BBLR atau tidak.


c) Pemeriksaan penunjang
Hasil USG, pemeriksaan darah lengkap,

pemeriksaan urin.

29
3) Analisa data
Diagnose kebidanan :
“diagnose ditegakkan berdasarkan pengkajian data

yang diperoleh : G…P…A… Uk.. minggu dengan ….

4) Penatalaksanaan merupakan suatu tindakan yang

dilakukan terhadap klien dan telah di rencanakan

sebelumnnya dan di evaluasi secara mendetail. Seperti :


a) Menjaga kebersihan diri terutama organ

genetalia esterna dengan cara membasuhnya

menggunakan air bersih.


b) Membersihkan dan mengeringkan alat genetalia

saat selesai BAB dan BAK dengan

menggunakan tissue bersih dan kering.


c) Mengganti pakaian setiap kali lembab untuk

menghindari bertumpuknya kuman-kuman atau

mikroorganisme yang menimbulkan suatu

penyakit
d) Menjaga nutrisi dengan gizi seimbang, makan

makanan yang banyak mengandung protein,

kalsium, karborhidrat dll.


e) Istirahat yang cukup agar tubuh bisa rileks

kembali saat beraktivitas


f) Melakukan senam hamil di pagi hari agar tubuh

menjadi bugar.

30
i. Asuhan kehamilan
Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, Tenaga

kesehatan harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai

standar (10T)
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Pengukuran tinggi badan cukup satu kali, bila

tinggi badan dibawah 145 cm, maka faktor resiko

panggul sempit, kemungkinan sulit melahirkan secara

normal. Penimbangan berat badan setiap kali periksa,

sejak bulan ke empat pertambahan berat badan paling

sedikit 1 kg/bulan.
2) Ukur tekanan darah
Tekanan darah normal 120/80 mmHg. Bila

tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90

mmHg, ada faktor resiko hipertensi (tekanan darah

tinggi) dalam kehamilan.


3) Nilai status gizi(ukur lingkar lengan atas/lila)
Bila dibawah 23,5 cm menunjukkan ibu hamil

menderita kurang energi kronis (KEK) dan beresiko

melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

4) Ukur tinggi fundus utrerus


Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan setiap

kali kunjungan Antenatal untuk mendeteksi

pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur

31
kehamilan, Pengukuran menggunakan menggunakan

pita penukuran setelah kehamilan 24 minggu.


5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin

(DJJ)
Apabila trimester III bagian bawah janin bukan

kepala atau kepala belum masuk panggul, kemungkinan

ada kelainan letak atau ada masalah lain. Bila denyut

jantung janin kurang dari 120 kali permenit atau lebih

dari 160 kali permenit menunjkkan adanya tanda gawat

janin.
6) Skrining status imunisasi tetanus dan pemberian

imunisasi TT
Untuk mencegah terjadinya tetanus

neonatorium, ibu hamil harus mendapat imunisasi TT.

Pada saat kontak pertama diperlukan mendapatkan

suntikan tetanus toksoid sesuai anjuran petugas

kesehatan untuk mencegah tetanus pada ibu dan bayi.


Tabel 1.2.Pemberian TT

Jadwal pemberian Selang waktu minimal


TT1 Saat kunjungan pertama
TT2 4 minggu setelah TT1
TT3 6 bulan setelah TT2
TT4 1 tahun setelah TT3
TT5 1 tahun setelah TT4
Sumber: Buku saku pedoman Bagi tenaga kesehatan,2013. Pelayanan

kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan, bagian Asuhan

Antenatal,Jakarta ,halaman 29.

32
7) Beri tablet tambah darah(tablet besi)
Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah

darah setiap hari minimal 90 tablet. Tablet tambah darah diminum

pada malam hari untuk mengurangi rasa mual.


8) Pemeriksaa laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil

yaitu; golongan darah, hemoglobin darah,protein urine, dan

pemeriksaan fisik daerah edemis/epidemis (malaria, IMS, HIV,dll)


9) Tatalaksana/penanganan kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil

pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada

ibu hamil harus di tangani sesuai standar dan kewenangan bidan.


10) Temu wicara (konseling)
Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai

perawatan kehmilan, pencegahan kelainan bawaan, persalinan

dan inisiasi menyusu dini ( IMD ), nifas, perawatan bayi baru

lahir, ASI eksklusif, keluarga berencana dan imunisasi pada

bayi.
2. Konsep Dasar Persalinan
a. Pengertian persalinan
1) Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat

hidup dari dalam uterus ke dunia luar. Persalinan mencakup

proses fisiologis yang memungkinkan serangkaian perubahan

yang besar pada ibu untuk dapat melahirlan janinnya melalui

jalan lahir (Jannah N, 2015)


2) Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang

dimulai secara spontan, berisiko rendah pada awal persalinan

33
dan tetap demikian selama proses persalinan. Bayi dilahirkan

secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia

kehamilan antara 37 hingga 42 minggu lengkap. Setelah

persalinan ibu maupun bayi berada di dalam kondisi sehat (Sari

EP dan rimandini KD, 2014).

b. Teori penyebab persalinan


1) Teori keregangan
a) Otot rahim mempunyai kemampuan meregangkan dalam

batas tertentu.
b) Setelah melewati batas tersebut, maka akan terjadi

kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.


2) Teori penurunan progesterone
Progesteron merupakan hormon penting dalam menjaga

kehamilan tetap terjadi hingga masa persalinan yang di

tentukan. Hormon ini dihasilkan oleh plasenta, yang akan

menjadi pada usia hamil 28 minggu, dimana terjadi

penimbungan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami

penyempitan dan buntu. Ketika hormon ini mengalami

penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap

oksitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah

tercapainya tingkat penurunan progesteron tertentu .


3) Teori oksitosin

34
Kontraksi persalinan tidak terjadi secara mendadak,

tetapi berlangsung lama dengan persiapan semakin

meningkatnya reseptor oksitosin. Oksitosin adalah hormon

yang dikeluarkan oleh kelenjar hifofisis pars posterior.

Distribusi reseptor oksitosin, dominan pada fundus dan korpus

uteri, ia makin berkurang jumlahnya dalam segmen bawah

rahim dan praktis tidak banyak dijumpai pada serviks uteri.

Ketidakseimbangan estrogen dan progesteron akan

mempengaruhi perubahan sensitivitas otot rahim, sehingga

terjadi braxton hicks. Menurunyya konsentrasi progesteron

akibat tuanya umur kehamilan, akan menyebabkan oksiotosin

meningkat, sehingga persalinan dapat dimulai.


4) Teori rangsangan estrogen
Estrogen merupakan hormon yang dominan saat hamil

selain progesteron. Hormon ini berguna meningkatkan

sensitivitas otot rahim dan memudahkan penerimaan ransangan

dari luar seperti ransangan oksitosin, ransangan prostaglandin

dan ransangan mekanis. Hal ini mungkin disebabkan karena

peningkatan konsentrasi antin myocin dan adenosin tripospat

(ATP).
5) Teori plasenta sudah tua
Meurut teori ini, plasenta yang menjadi tua dapat

menyebabkan menurunya kadar progesteron dan estrogen yang

dapat menyebabkan kekejangan pembuluh darah pada

35
vilichorialis di plasenta, sehingga menyebabakan kontraksi

pada rahim.
6) Teori tekanan serviks
Fetus yang berpresentasi baik dapat meransang saraf

sehingga serviks menjadi lunak dan terjadi dilatasi dalamnya

mengakibatkan segmen atas rahim dan segmen bawah rahim

bekerja berlawanan sehingga terjadi kontraksi dan retraksi.


7) Teori penurunan kadar prostaglandin
Progesteron merupakan hormon penting dalam

kehamilan. Hormon ini meningkat sejak umur kehamilan 15

minggu, dikeluarkan oleh desidua. Progesteron memiliki fungsi

menurunkan kontraktilitas dengan cara meningkatkan potensi

membran istirahat pada sel miometrium sehingga menstabilkan

kontraksi berkurang, uterus dan tenang .

c. Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi persalinan


Perubahan fisiologis yang terjadi pada persalinan kala I,

kala II, kala III dan kala IV adalah :


1) Kala I
Persalinan Kala I dimulai dari munculnya kontraksi

persalinan yang ditandai dengan perubahan serviks secara

progresif dan diakhiri dengan pembukaan serviks lengkap

(Rohani dkk, 2014).


Sejumlah perubahan fisiologis yang normal akan

terjadi selama persalinan, hal ini bertujuan untuk

mengetahui perubahan-perubahan yang dapat dilihat secara

klinis bertujuan untuk dapat secara tepat dan cepat

36
menginterpretasikan tanda-tanda, gejala tertentu dan

penemuan perubahan fisik dan laboratorium apakah normal

atau tidak selama kala I (Kuswanti dan Melina, 2013).


Menurut Kuswanti dan Melina, 2013 Perubahan fisiologis pada

kala I meliputi:
a) Perubahan Tekanan Darah
Tekanan darah meningkat dalam kontraksi selama

kontraksi uterus dengan kenaikan sistolik rata-rata sebesar

10-20 mmHg dan kenaikan diastolik rata-rata 5-10 mmHg.

Diantara kontraksi uterus, tekanan darah akan turun seperti

sebelum masuk persalinan, sehingga untuk memastikan

tekanan darah yang sesungguhnya diperlukan pengukuran

di antara kontraksi/diluar kontraksi. Jika ibu dalam keadaan

sangat takut, mungkin rasa takut itulah yang menyebabkan

kenaikan tekanan darah, sehingga diperlukan asuhan yang

mndukung yang dapat menimbulkan ibu rileks.

b) Perubahan Metabolisme
Selama persalinan metabolisme karbohidrat naik secara

perlahan. Kenaikan ini sebagian disebabkan oleh

kecemasan serta kegiatan otot kerangka tubuh. Kegiatan

metabolisme yang meningkat tercermin dengan kenaikan

suhu badan, denyut nadi, pernapasan, kardiak output dan

kehilanga cairan.
c) Perubahan Suhu Badan

37
Selama persalinan suhu badan akan sedikit meningkat,

suhu mencapai tertinggi selama persalinan dan segera turun

setelah kelahiran. Kenaikan dianggap normal jika tidak

melebihi 0,5-10. Suhu badan yang naik sedikit merupakan

keadaan yang wajar, tetapi bila keadaan ini berlangsung

lama, kenaikan ini mengindikasikan adanya dehidrasi.


d) Perubahan Denyut Jantung
Denyut jantung di antara kontraksi sedikit lebih tinggi

dibanding selama periode persalinan atau sebelum masuk

persalinan. Hal ini mencerminkan kenaikan dalam

metabolisme yang terjadi selama persalinan. Denyut

jantung yang sedikit naik merupakan keadaan yang normal,

meskipun normal perlu dikontrol secara periode untuk

mengidentifikasi adanya infeksi.


e) Pernapasan
Pernapasan terjadi sedikit kenaikan dibanding dengan

sebelum persalinan, kenaikan pernapasan ini dapat

disebabkaan karena adanya rasa nyeri, kekhawatiran serta

penggunaan teknik pernapasan yang tidak benar. Untuk itu

diperlukan tindakan untuk mengendalikan pernapasan

(untuk menghindari hiperventilasi) yang telah ditandai oleh

adanya perasaan pusing.


f) Perubahan Renal
Polyuri sering terjadi selama persalinan, hal ini

disebabkan oleh kardiak output yang meningkat, serta

38
karena filtrasi glomelurus serta aliran plasma ke renal.

Polyuri tidak begitu kelihatan dalam posisi telentang, yang

mempunyai efek mengurangi aliran urine selama

kehamilan. Kandung kemih harus sering dikontrol (setiap 2

jam) yang bertujuan agar tidak mnghambat penurunan

bagian terendah janin dan trauma pada kandung kemih

serta menghindari retensi urine setelah melahirkan. Protein

dalam urine (+1) selama persalinan merupakan hal yang

wajar, tetapi protein urine (+2) merupakan hal yang tidak

wajar, keadaan ini lebih sering pada ibu primipara, anemia,

persalinan lama atau pada kasus pre eklamsi.


g) Perubahan Gastrointestinal
Kemampuan pergerakan gastric serta penyerapan

makanan padat berkurang, yang akan menyebabkan

pencernaan hampir berhenti selama persalinan dan

menyebabkan konstipasi. Lambung yang penuh dapat

menimbulkan ketidaknyamanan, oleh karena itu ibu

dianjurkan tidak makan terlalu banyak atau minum

berlebihan, tetapi makan dan minum semaunya untuk

mempertahankan energi dan hidrasi.


h) Perubahan Hematologis
Hb akan meningkat 1,2 gr/100ml selama persalinan dan

kembali ke tingkat pra persalinan pada hari pertama setelah

persalinan apabila tidak terjadi kehilangan darah selama

39
persalinan, waktu koagulasi berkurang dan akan mendapat

tambahan plasma selama persalinan. Jumlah sel darah putih

akan mmeningkat secara progresif selama kala I persalinan

sebesar 5000 s/d 15000 WBC sampai dengan akhir

pembukaan lengkap. Gula darah akan turun selama

persalinan dan akan turun secara mencolok pada persalinan

yang mengalami penyulit atau pesalinan lama, hal ini

disebabkan karena kegiatan uterus dan otot-otot kerangka

tubuh.
i) Perubahan Endokrin
Sistem endokrin akan diaktifkan selama persalinan

dimana terjadi penurunan kadar progesteron dan

peningkatan kadar estrogen, prostaglandin dan oksitosin.


j) Perubahan Integumen
Adaptasi sistem integumen khususnya distensibilitas

yang besar pada introitus vagina yang terbuka. Derajat

distensibilitas bervariasi pada ibu yang melahirkan.

Walaupun tanpa episiotomi atau laserasi, robekan kecil

pada kulit sekitar introitus vagina mungkin terjadi.


k) Perubahan Muskuloskeletal
Perubahan metabolisme dapat mengubah keseimbangan

asam basa, cairan tubuh, dan darah sehingga menambah

terjadinya kram pada kaki. Sistem muskuloskeletal

mengalami stres selama persalinan. Diaforesis, keletihsan,

proteinuria (+1), dan kemungkinan peningkatan suhu

40
menyertai peningkatan aktivitas otot yang menyolok. Nyeri

punggung dan nyeri sendi (tidak berkaitan dengan posisi

janin) terjadi sebagai akibat semakin renggangnya sendi

pada masa aterm.

l) Sistem Reproduksi
Kontraksi uterus terjadi karena adanya rangsangan pada

otot polos uterus dan penurunan hormon progesteron yang

menyebabkan keluarnya hormon oksitosin. Kontraksi

uterus dimulai dari fundus uteri menjalar ke bawah, fundus

uteri bekerja kuat dan lama untuk mendorong janin ke

bawah, sedangkan uterus bagian bawah pasif hanya

mengikuti tarikan dari segmen atas rahim, akhirnya

menyebabkan serviks menjadi lembek dan membuka. Kerja

sama antara uterus bagian bawah dan uterus bagian atas

disebut polaritas.
2) Kala II
Menurut Kuswanti dan Melina, 2013 perubahan

fisiologis pada kala II meliputi :


a) Kontraksi, dorongan otot-otot dinding
Kontraksi uterus pada persalinan mempunyai

sifat tersendiri. Kontraksi menimbulkan nyeri,

merupakan satu-satunya kontraksi normal muskulus.

Kontraksi ini dikendalikan oleh saraf intrinsik, tidak

41
disadari, tidak dapat diatur oleh ibu bersalin, baik

frekuensi maupun lama kontraksi.

Pemeriksaan kontraksi uterus meliputi :


(1) Frekuensi
Frekuensi dihitung dari awal timbulnya kontraksi

sampai muncul kontraksi berikutnya.


(2) Durasi/lama
Pada saat memeriksa durasi perlu diperhatikan

bahwa cara pemeriksaan kontraksi uterus dilakukan

dengan palpasi perut.


(3) Intensitas/kuat lemah
Hasil pemeriksaaan yang disimpulkan tidak

dapat diambil dari seberapa reaksi nyeri ibu bersalin

pada saat kontraksi. Intensitas dapat diperiksa

dengan cara jari-jari tangan ditekan pada perut, bisa

atau tidak uterus ditekan. Pada kontraksi yang

lemah akan mudah sekali dilakukan tetapi pada

kontraksi yang kuat hal itu tidak mudah dilakukan.

Kontraksi uterus yang paling kuat pada fase

konntraksi puncak tidak akan melebihi 40 mmHg.


b) Uterus
Terjadi perbedaan pada bagian uterus, yaitu :
(1) Segmen atas : bagian yang berkontraksi, bila

dilakukan palpasi akan teraba keras saat kontraksi


(2) Segmen bawah : terdiri atas uterus dan serviks,

merupakan daerah yang teregang, bersifat pasif. Hal

42
ini mengakibatkan pemendekan segmen bawah

uterus
(3) Batas antara segman atas dan segmen bawah uterus

membentuk lingkaran cincin retraksi fisiologis.

Pada keadaan kontraksi uterus inkoordinasi akan

membentuk cincin retraksi patologis yang

dinamakan cincin bandl.


(4) Perubahan bentuk : bentuk uterus menjadi oval

yang disebabkan adanya pergerakan tubuh janin

yang semula membungkuk menjadi tegap, sehingga

uterus bertambah panjang 5-10 cm.


3) Kala III
Kala III dimulai sejak bayi lahir sampai lahirnya

plasenta dan uri. Persalinan kala III disebut juga kala uri.

Kala III merupakan periode waktu dimana penyusutan

volume rongga uterus setelah kelahiran bayi. Penyusutan

ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat

perlengketan plasenta. Oleh karena tempat perlengketan

menjadi kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah,

maka plasenta menjadi berlipat, menebal dan kemudian

lepas dari dinding uterus atau ke dalam vagina. Kala III ini

tidak kalah pentingnya dengan kala I dan kala II.


Kelalaian dalam memimpin kala III dapat

mengakibatkan kematian karena perdarahan. Rata-rata

43
lama kala III berkisar 15-30 menit, baik pada primipara

maupun multipara. Tempat implantasi plasenta sering pada

dinding depan dan belakang korpus uteri atau dinding

lateral. Sangat jarang terdapat pada fundus uteri (Kuswanti

dan Melina, 2013).


Menurut Kuswanti dan Melina, 2013 dalam

kelahiran plasenta, didapat 2 tingkat atau fase yaitu :


a) Pelepasan plasenta
Setelah bayi lahir, uterus masih mengadakan kontraksi

yang mengakibatkan penciutan kavum uteri, tempat

implantasi plasenta. Hal ini mengakibatkan plasenta

lepas dari tempat implantasinya.


Tanda-tanda pelepasan plasenta :
(1) Perubahan bentuk uterus
Bentuk uterus yang semula discoid menjadi

globuler (bundar) akibat dari kontraksi uterus.

(2) Semburan darah tiba-tiba


Semburan darah ini disebabkan karena

penyumbat retroplasenter pecah saat plasenta

lepas.
(3) Tali pusat memanjang
Hal ini disebabkan karena plasenta turun ke

segmen uterus yang lebih bawah atau rongga

vagina.
(4) Perubahan posisi uterus

44
Setelah plasenta lepas dan menempati segmen

bawah rahim, maka uterus muncul pada rongga

abdomen (uterus naik di dalam abdomen).


b) Pengeluaran plasenta
Plasenta yang sudah lepas dan menempati segmen

bawah rahim, kemudian melalui servik, vagina dan

dikeluarkan ke introitus vagina.


4) Kala IV
Kala IV adalah masa 2 jam setelah plasenta lahir.

Dalam kala IV ini, penderita masih membutuhkan

pengawasan yang intensif karena perdarahan. Pada keadaan

ini atonia uteri masih mengancam. Oleh karena itu, kala IV

penderita belum boleh dipindahkan ke kamarnya dan tidak

boleh ditinggalkan bidan (Rohani dkk, 2014).


d. Perubahan anatomi dan adaptasi psikologi persalinan
Menurut Purwoastuti dan Walyani, 2015 Perubahan

psikologis yang dialami oleh ibu bersalin adalah:


1) Perasaan tidak enak
2) Takut dan ragu akan persalinan yang akan dihadapi
3) Sering memikirkan persalinan apakah berjalan normal
4) Menganggap persalinan sebagai percobaan
5) Khawatir akan sikap penolong persalinan, khawatir akan

keadaan bayinya
6) Cemas akan perannya sebagai ibu.
e. Kebutuhan dasar dalam persalinan
1) Ada lima kebutuhan dasar bagi wanita dalam persalinan

menurut Lesser & Keane ialah:


a) Asuhan fisik dan psikologis
b) Kehadiran seorang pendamping secara terus menerus
c) Pengurangan rasa sakit
d) Penerimaaan atas sikap dan perilakunya

45
e) Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang

aman.
2) Sedangkan Sumarah (2008) mengkategorikan kebutuhan ibu

dalam proses persalinan meliputi :


a) Kebutuhan fisiologis
(1) Oksigen.
(2) Makan dan minum.
(3) Istirahat selama tidak ada his.
(4) Kebersihan badan terutama genetalia.
(5) Buang air kecil dan buang air besar.
(6) Pertolongan persalinan yang terstandar.
(7) Penjahitan perineum bila perlu.
b) Kebutuhan rasa aman
(1) Memilih tempat dan penolong persalinan.
(2) Informasi tentang proses persalinan atau tindakan yang

akan dilakukan.
(3) Posisi tidur yang dikehendaki ibu.
(4) Pendampingan oleh keluarga.
(5) Pantauan selama persalinan.
(6) Intervensi yang diperlukan.
c) Kebutuhan dicintai dan mencintai
(1) Pendampingan oleh suami/keluarga.
(2) Kontak fisik (memberi sentuhan ringan)
(3) Masase untuk mengurangi rasa sakit.
(4) Berbicara dengan suara yang lembut dan sopan.
d) Kebutuhan harga diri
(1) Merawat bayi sendiri dan menetekinya.
(2) Asuhan kebidanan dengan memperhatikan privasi ibu.
(3) Pelayanan yang bersifat empati dan simpati.
(4) Informasi bila akan melakukan tindakan.
(5) Memberikan pujian pada ibu terhadap tindakan positif

yang ibu lakukan.


e) Kebutuhan aktualisasi diri
(1) Memilih tempat dan penolong sesuai keinginan.
(2) Memilih pendamping selama persalinan.
(3) Bounding and attachment

f. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

46
1) Power
Power adalah kekuatan atau tenaga yang mendorong

janin keluar. Kekuatan tersebut meliputi :


a) His ( kontraksi uterus )
Adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot otot polos

rahim bekera dengan baik dan sempurna .Sifat his yang

baik ialah kontraksi simetris ,fundus dominan

,terkoordinasi,dan relaksasi. Pembagian his dan sifatnya :


(1) His pendahuluan : his tidak kuat ,datangnya tidak

teratur ,menyebabkan keluarnya lendir darah atau

bloody show
(2) His pembukaan (kala 1):menyebabkan pembukaan

serviks ,semakin kuat ,teratur dan sakit


(3) His pengeluaran (kala 2): untuk mengeluarkan janin

,sangat kuat, teratur, simetris ,terkoordinasi .


(4) His pelepasan plasenta (kala 3):kontraksi sedang untuk

melepaskan dan melahirka plasenta


(5) His pengiring (kala 4):kontraksi lemah ,masih sedikit

nyeri ,terjadi pengecilan dalam beberapa jam atau hari


b) Hal hal yang harus di perhatikan pada his saat melekukan

obeservasi :
(1) Frekunsi his :jumlah his dalam waktu tertentu ,biasanya

per menit per 10 menit


(2) Intensitas his :kekuatan his (adekuat atau lemah)
(3) Durasi (lama his ):lamanya setiap his berlangsung dan

di tentukan dalam detik ,misalnya 50 detik


(4) Interval his : jarak antara his yang satu dengan his

berikutnya ,his datan tiapa 2-3 menit .


2) Passage

47
Passage atau jalan lahir di bagi menjadi 2 .
a) Bagian keras yaitu Tulang panggul
Tulang panggul terdiri dari empat buah tulang terdiri dari :
(1) Dua os coxae (tulang pangkal paha )
Os ilium (tulang usus) terdiri dari : crista

iliaca ,spina iliaca anterior superior (SIAS) dan

spina iliaca posterior superior (SIPS) ,spina

iliaca posterior inferior (SIPI),spina iliaca

anterior inferor (SIAI),incisura ischiadi mayor

,linea inominata,corpus os ilii.


(2) Os pubis (tulang kemaluan ) terdiri dari

:foramen obtutarium,ramus superior ossis

pubis,ramus inferior ossis pubis

,lineailliopectinea ,corpus pubis,tuber culum

pubicum,arcus pubis ,simfibis pubis .


(3) Os sacrum ( tulang kelangkang) terdiri dari

:promontorium,foramen scralia anterior ,crista

scralis,vertebra sacralis,ala sacralis,vertebra

lumbalis
(4) Os coccygeus (tulang tungging) terdiri dari :

vertebra coccyges.

Ukuran menentukan berapa jauhnya bagian depan anak

turun ke dalam rongga panggul ,maka hodge telah menentukan

beberapa bidang khayalan dalam panggul .

(1) H I : sama dengan pintu atas panggul


(2) H II :sama dengan H I melalui pinggir bawah synphisis

48
(3) H III:sama dengan H I melalui spina isciadica
(4) H IV :sama dengan H I melalui ujung os coccyges

b) Bagian Lunak
Bagian lunak panggul terdiri dari otot-otot dan

ligamentum yang meliputi dinding panggul sbeelah dalam

dan menutupi panggul sebelah bawah. Yang menutupi

panggul dari bawah membentuk dasar panggul, disebut

diagfragma pelvis
3) Passenger
a) Janin
Passanger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir

merupakan akibat interaksi beberapa factor yakni kepala

janin, presentasi, leak, sikap, dan posisi janin. Karena

plasenta harus melewati jalan lahir, maka dia dianggap

sebagai bagian dari passenger yang menyertai janin.

Namun plasenta jarang menghambat proses persalinan

normal (Sumarah, 2010)


(1) Kepala Janin
Kepala janin adalah bagian yang terpenting

karena dalam persalinan perbandingan antara besarnya

kepala dan luasnya panggul merupakan hal yang

menentukan. Jika kepala dapat melalui jalan lahir,

49
bagian-bagiannya dapat menyusul dengan mudah.

Kepala bayi terdiri dari:


(a) Bagian muka, terdiri dari
 Tulang hidung (os nasale)
 Tulang pipi (os zygomatikum)
 Tulang rahang atas (os maxilare)
 Tulang rahang bawah (mandibulare)

(b) Bagian tengkorak


Bagian ini yang terpenting pada persalinan

karena biasanya bagian tengkoraklah yang

paling depan Yang membentuk bagian

tengkorak adalah :

 Tulang dahi (os frontale) 2 buah


 Tulang ubun ubun (os parietale) 2 buah
 Tulang pelipis (os temporale) 2 buah
 Ulang belakang kepala (os occipitale)

(c) Sutura
Sutura adalah sela-sela diantara tulang yang

ditutupi oleh membrane. Kegunaannya :

 Memungkinkan terjadinya maulage


 Dapat mengetahui posisi kepala janin

Macam-macam sutura:

 Sutura sagitalis: terletak diantara kedua os

parietal

50
 Sutura Coronalis : terleta antara os frontal

dan os parietal
 Sutura lamboidea : terletak antara os

occipital dan kedua os parietal


 Sutura frontalis : terletak os frontal kiri

kanan

(d) Fontanel/ubun-ubun
Merupakan pertemuan bberapa sutura yang

ditutupi oleh membrane fontanel terdiri dari dua

macam:

 Fontanel mayor/ubun esar/ fontanel anterior

merupakan pertemuan anatara sutura

sagitalis, sutura frontalis, sutura coronalis.

Berbentuk segi empat. Fontanel ini menutup

pada usia bai 18 bulan.


 Fontanel minor/ubun-ubun kecil/fontanel

superior erupakan pertemuan anatra sutura

sagitalis dan sutura lamboidea. Berbentuk

segitiga fontanel ini menutup pada usia bayi

6-8 minggu.
b) Letak Plasenta
Letak plasenta pada umunya pada korpus uteri bagian

depan atau belakang agak kea rah fundus uteri. Hal ini

51
fisiologis karena permukaan bagian atas korpus uteri lebih

luas , sehingga lbih banyak tempat berimplantasi


c) Bentuk dan ukuran plasenta
Plasenta berbentuk bundar atau oval. Ukuran diameter

15-20cm, tebal 2-3 cm dan beratnya ± 500 gram. Panjang

tali pusat 30-100 cm, terdiri dari :2 arteri dan 1 vena (arteri

mengandung darah kotor dan vena mengandung darah

bersih)
Biasanya plasenta akan terbentuk lengkap pada usia

kehamilan kira-kira 16 minggu, dimana ruang amnion telah

mengisi seluruh rongga rahim.


Meskipun ruang amnion membesar sehingga amnion

tertekan kea rah korion, anmun amnion hanya menempel

saja tidak sampai melekat pada korion.


4) Psikologis
Keadaan psikologis ibu mempengaruhi proses

persalinan. Ibu bersalin yang didampingi oleh suami dan orang

yang dicintainya cenderung mengalami proses persalinan yang

lebih lancer disbanding dengan ibu bersalin tanpa pendamping.

Ini menunjukkan bahwa dukungan mental berdampak positif

bagi keadaan psikis ibu, yang berpengaruh tehadap kelancaran

proses persalinan.
g. Tanda bahaya dalam persalinan
1) Pendarahan Lewat Jalan Lahir
Perdarahan menjelang persalinan dapat disebabkan oleh

berbagai hal, antara lain, mulai dari keguguran yang disengaja

52
karena tindakan nonmedis, kelainan letak ari-ari yang

menutupi jalan lahir (plasenta previa), lepasnya ari-ari yang

disebut solusio plasenta, hingga trauma fisik akibat kekerasan

pada daerah perut ibu.


2) Ibu Mengalami Kejang
Kejang selama kehamilan kemungkinan besar

disebabkan oleh preeklampsia. Preeklampsia adalah penyakit

tekanan darah tinggi pada kehamilan, yang disertai dengan

tanda-tanda kerusakan pada organ tubuh, misalnya pada mata,

hati, ginjal, dan lainnya. Terdapat gejala awal sebelum

terjadinya kejang, antara lain sakit kepala hebat, pandangan

kabur, mual-muntah, ataupun nyeri ulu hati.

3) Ibu Tidak Kuat Mengejan


Mengejan adalah salah satu hal penting yang menjadi

faktor kelancaran proses persalinan. Proses kelahiran akan

berlangsung aman jika ibu dapat mengejan dengan baik.

Namun, jika ibu tidak kuat mengejan, bayi akan berada di

dalam tulang panggul terlalu lama. Hal ini tentu saja akan

membahayakan bayi karena ketika lahir ia akan dalam kondisi

lemas hingga tidak menangis saat lahir.


Ibu yang tidak kuat mengejan biasanya disebabkan oleh

beberapa hal, di antaranya adalah usia ibu yang melahirkan di

atas 35 tahun dan malnutrisi selama kehamilan. Oleh karena

53
itu, Bunda sebaiknya memperhatikan asupan gizi selama

kehamilan.
4) Air Ketuban Keruh dan Berbau
Air ketuban berfungsi melindungi bayi ketika ia dalam

kandungan. Air ketuban sendiri terdiri dari 99% air yang

membuatnya berwarna bening. Namun, ketika air ketuban

sudah berubah menjadi hijau keruh dan berbau, maka akan

membahayakan keselamatan bayi. Beberapa penyebab air

ketuban keruh:
a) Ketuban pecah dini.
Ketuban pecah dini, jika terjadi lebih dari 12 jam, maka

akan meningkatkan risiko terjadi infeksi pada air ketuban,

yang akan meningkatkan risiko terjadinya infeksi pada

janinnya. Tanda-tandanya antara lain nyeri di rahim, dan

denyut nadi yang meningkat pada ibu dan janin, serta air

ketuban yang mengalir berbau tidak sedap.


b) Kehamilan melebihi batas waktu.
Air ketuban bercampur dengan mekonium yang

menyebabkan warnanya menjadi kekuningan, kehijauan,

atau kecokelatan. Mekonium merupakan kotoran yang

dikeluarkan bayi, dan merupakan salah satu tanda bahwa

bayi mengalami kekurangan oksigen di otak, sehingga

kotorannya keluar saat masih berada di dalam rahim.


c) Ibu Gelisah atau Mengalami Rasa Sakit yang Hebat
Supaya proses melahirkan dapat berjalan dengan lancar,

Bunda sebaiknya rileks. Umumnya, beberapa ibu

54
merasakan kegelisahan yang luar biasa saat melahirkan

karena sugesti. Akibatnya, rasa sakit yang timbul akan

menjadi semakin sakit. Namun, rasa sakit yang timbul–

terutama dari daerah vagina–akan dapat ibu lalui jika ibu

merasa rileks dan tenang. Akan lebih baik jika selama

kehamilan, ibu mengikuti kelas senam kehamilan, karena

akan diajarkan mengenai cara mengontrol pernapasan dan

cara mengedan yang benar pada saat persalinan.


h. Mekanisme persalinan
Pada akhir kala I, segmen uterus, serviks, dasar panggul,

dan pintu keluar vulva membentuk satu jalan lahir yang continue.

Gaya yang diperlukan untuk mengeluarkan janin berasal dari

aktivitas otot uterus dan dari otot abdomen sekunder dan

diafragma yang memperkuat kontraksi.


1) Ubun-ubun kecil depan: LOA.
LOA (Left Occipito Anterior = UUK kiri depan) adalah

presentasi kepala yang lazim. Sikapnya adalah fleksi, bagian

terendah janin bagian posterior vertex dan ubun-ubun kecil,

dan penunjuknya occiput (O).


Mekanisme persalinan seperti yang kita kenal sekarang

pertama kali di uraikan oleh Willian Smile pada abad ke

delapan-belas. Mekanisme persalinan adalah cara penyesuaian

diri dan lewatnya janin melalui panggul ibu. Ada enam gerakan

55
dengan overlapping. Uraian berikut adalah untuk kedudukan

UUK kiri depan.


2) Penurunan
Penurunan, yang meliputi engagement pada diameter

oblique kanan panggul, berlangsung terus selama persalinan

normal pada waktu janin melalui jalan lahir.

3) Fleksi
Dengan majunya kepala, biasanya fleksi juga

bertambah hingga ubun – ubun kecil lebih rendah dari ubun–

ubun besar. Keuntungan dari bertambahnya fleksi ialah bahwa

ukuran kepala yang lebih kecil melalui jalan lahir.


4) Putaran paksi dalam
Yang dimaksud dengan putaran paksi dalam adalah

pemekaran bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian

terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah

simfisis.
5) Ekstensi
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sudah sampai

didasar panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala.

Hal ini disebabkan oleh karena sumbu jalan lahir pada pintu

bawah panggul mengarah ke depan dan ke atas, sehingga

kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Pada

kepala terjadi dua kekuatan, yang satu mendesaknya ke bawah

dan satunya disebabkan tahanan dasar panggul yang

menolaknya ke atas.
6) Restitusi

56
Pada waktu kepala mencapai dasar panggul maka bahu

memasuki panggul. Oleh karena itu panggul tetap berada pada

diameter obliqua sedangkan kepala berputar kedepan, maka

leher ikut berputar. Begitu kepala dilahirkan dan bebas dari

panggul maka leher berputar kembali dan kepala mengadakan

restitusi kembali 45 derajat .


7) Putaran paksi luar
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar ke

arah punggung anak utuh menghilangkan storsi pada leher

yang terjadi karena putaran paksi dalam. Gerakan ini disebut

putaran retribusi (putaran balasan). Selanjutnya putaran

dilanjutkan dengan belakang kepala berhadapan dengan tuber

aschiadikum sepihak (disisi kiri). Gerakan yang terakhir ini

paksi luar yang sebenarnya yang disebabkan karena ukuran

bahu menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari

pintu bawah panggul.


8) Mekanisme bahu
Pada waktu kepala tampak di PBP, bahu memasuki

PAP, mereka engage pada diameter obliqua yang

berlawanan dengan kepala. Misalnya pada LOA kalau

kepala engage pada diameter obliqua kanan PAP maka

bahu engage pada diameter obligua kiri.

9) Kelahiran badan dan anggota

57
Setelah bahu dilahirkan maka bagian tubuh janin

lainnya lahir dengan hejan perut ibu tanpa mekanisme yang

khusus dan kesulitan.


10) Moulage
Pada LOA maka diameter suboccipitobregmatica

berkurang dan kepala menjadi lebih panjang pada diameter

verticomentalis
11) Lepasnya plasenta
Beberapa menit setelah bayi lahir maka kontraksi uterus

timbul lagi. Akibat kontraksi ini plasenta terlepas dari dinding

uterus. Selama proses pelepasan, darah menumpuk diantara

plasenta dan uterus. Kalau pelepasan sudah sempurna maka

darah dilepaskan dan mengalir keluar melalui vagina


12) Pengeluaran plasenta
Segera setelah plasenta dilepaskan, kontraksi uterus

mengeluarkan plasenta dari vagina. Dari sini plasenta

dilahirkan mengejan oleh pasien. Ada di kemukakan dua

metode pengeluran plasenta.


a) Pada metode Duncan tepi bawah plasenta keluar lebih

dahulu dengan permukaan maternal dan fetal tampak

bersama-sama, kemudian sisanya menyusul.


b) Pada metode schultze plasenta keluar seperti payung

yang dilipat, nyusul dibelakangnya.


c) Kontrol perdarahan
Setelah plasenta di lepaskan, retraksi

menyebabkan pemendekan serabut otot uterus yang

permanen. Ini menekan, memutar dan menutup

58
anteriolae dan venulae seperti ikatan yang hidup.

Aliran darah ketempat plasenta dengan efektif ditutup,

dan perdarahan dapat berhenti. Apabila uterus atonis

dan tidak retraksi sebagaimana mestinya setelah

pelepasan plasenta maka pembuluh-pembuluh darah

tidak ditutup dan mengkin terjadi perdarahan

postpartum yang banyak .

i. Asuhan persalinan
PersalinanAsuhan persalinan adalah asuhan yang diberikan

selama persalinan, dalam upaya mencapai pertolongan persalinan

yang bersih dan aman dengan memperhatikan aspek sayang ibu

dan sayang bayi (Rohani dkk, 2014).


1) Asuhan kala I
a. Beri dukungan dan dengarkan keluhan ibu
b. Jika ibu tampak gelisah/kesakitan
c. Biarkan ia berganti posisi sesuai keinginan, tapi jika di

tempat tidur.
d. sarankan untuk miring kiri.
e. Biarkan berjalan atau beraktivitas ringan sesuai

kesanggupannya.
f. Anjurkan suami atau keluarga memijat punggung atau

membasuh muka ibu.


g. Ajari teknik bernapas.
h. Jaga privasi ibu gunakan tirai penutup dan tidak

menghadirkan orang lain tanpa seizin ibu


i. Izinkan ibu untuk mandi atau membasuh kemaluannya

setelah buang air kecil/besar

59
j. Jaga kondisi ruangan sejuk. Untuk mencegah kehilangan

panas pada bayi baru lahir, suhu ruangan minimal 250C

dan semua pintu serta jendela harus tetap tertutup


k. Beri minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi
l. Sarankan ibu berkemih sesering mungkin
m. Pantau kondisi ibu secara rutin dengan menggunakan

partograf
2) Asuhan persalinan kala II, III dan IV
Asuhan persalinan kala II, III, dan IV merupakan

kelanjutan data yang dikumpulkan dan di evaluasi selama kala I

yang dijadikan data dasar untuk menentukan kesejahteraan ibu dan

janin selama kala II, III, dan IV persalinan. Kala II persalinan

dimulai ketika pembukaan serviks lengkap (10 cm) dan berakhir

dari keluarnya bayi, kala III dari bayi lahir hingga plasenta lahir

dan kala IV dimulai dari lahirnya plasenta hingga 2 jam

postpartum. Asuhan Persalinan Normal (APN) merupakan asuhan

yang diberikan secara bersih dan aman selama persalinan

berlangsung. Menurut Sarwono (2014), APN terdiri dari 60

langkah yaitu :
a) Melihat tanda gejala kala dua
1) Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
2) Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada

rektum dan vagina


3) Perineum menonjol
4) Vulva-vagina dan sfingter ani membuka
b) Menyiapkan persalinan
1) Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan

esensial siap digunakan. Mematahkan ampul oksitosin

60
10 unit dan menempatkan tabung suntik steril sekali

pakai didalam partus set.


2) Menggunakan celemek plastik yang bersih
3) Melepaskan semua perhiasan, mencuci kedua

tangan dibawah air mengalir dan mengeringkan

tangan dengan handuk bersi


4) Memakai sarung tangan DTT untuk pemeriksaan

dalam
5) Mengisap oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik
c) Memastikan pembukaan lengkap
6) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya

dengan hati-hati dari depan kebelakang dengan

menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi

air DTT
7) Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan

bahwa pembukaan sudah lengkap. Bila selaput

ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah

lengkap lakukan amniotomi


8) Mendekontaminasi sarung tangan dengan

mencelupkan kedalam larutan klorin 0,5% dan

kemudian melepaskannya keadaan terbalik.

Mencuci kedua tangan


9) Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah

kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJJ

dalam batas normal


d) Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses

persalinan

61
10) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan

keadaan janin baik. Membantu ibu berada dalam

posisi yang nyaman sesuai keinginanya


11) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi

ibu untuk meneran. (pada saat ada his)


12) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai

dorongan yang kuat untuk meneran


e) Persiapan pertolongan kelahiran bayi
13) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan

diameter 5-6 cm, Meletakkan handuk bersih di atas

perut ibu untuk mengeringkan bayi


14) Meletakkan kain yang bersih dengan lupatan 1/3

bagian bawah bokong ibu


15) Membuka partus set
16) Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
f) Menolong kelahiran bayi
17) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-

6 cm, lindungi perineum dengan satu tangan dan

tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan

yang lembut dan tidak menghambat pada kepala

bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran


18) Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung

bayi
19) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan

yang sesuai jika hal itu terjadi


20) Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran

paksi luar secara spontan


g) Melahirkan bahu

62
21) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar

tempatkan kedua tangan di masing masing sisi

muka bayi (biparetal). Dengan lembut menarik

kepala kearah bawah untuk melahirkan bahu depan

(anterior) dan menarik kearah atas untuk

melahirkan bahu belakang (posterior)


22) Setelah kedua bahu dilahirkan, mengunakan lengan

bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat

dilahirkan
23) Setelah tubuh dari lengan lahir menyelusuri tangan

yang ada di atas, Memegang kedua mata kaki

dengan hati-hati membantu kelahiran bayi

h. Penanganana bayi baru lahir


24) Lakukan penilaian (selintas)
 Apakah bayi cukup bulan?
 Apakah bayi menangis kuat?
 Apakah bayi bergerak aktif?
25) Mengeringkan bayi bayi mulai dari muka, kepala

dan bagian tubuh lainya


26) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak

ada lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal)


27) Beritahu ibu bahwa dia akan disuntik oksitosin agar

kontraksi uterus baik


28) Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi suntik

oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha kanan ibu

63
29) Setelah 2 menit pasca persalinan , jept tali pusat

dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi dan jepit

kembali tali pusat pada 2 cm dari klem pertama


30) Pemotongan dan pengikatan tali pusat
31) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu agar ada

kontak kulit ibu dengan bayi (IMD)

i. Manejemen aktif Kala III


32) Pindahkan klem pada talipusat hingga berjarak 5-10

cm dari vulva
33) Letakkan satu tangan di atas kain ada perut ibu di

tepi atas syimpisis, tangan lain menegangkan tali

pusat
34) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke

arah bawah sambil tangan lain mendorong uterus ke

arah belakang-atas (Dorso kranial) secara hati-hati

(untuk mencegah inversio uteri)


35) Lakukan penegangan dan dorong dorso kranial

hingga plasenta terlepas, minta ibu untuk menerang

sambil meregangkan tali pusat sejajar lantai

kemudian kearah atas


36) Setelah plasenta muncul di introitus vagina , lahirkan

plasenta dengan kedua tangan pegang dan putar

64
searah jarum jam lahirkan dan tempatkan plasentah

dalam kantong plastik


37) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir

lakukan massase uterus pada fundus ibu dengan

gerakan melingkar

n. Estimasi jumlah perdarahan


38) Periksa kedua sisi plasenta patikan selaput ketuban

lengkap dan utuh


39) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum
40) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi

pendarahan pervagina
41) Celupkan sarung tangan kedalam laruran klorin 0,5%

kemudian cucu kedua tangan dibawah air mengalir


42) Evaluasi
43) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan kandung

kemih kosong
44) Ajarkan ibu dan keluarga cara massase uterus dan menilai

kontraksi
45) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
46) Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik
47) Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas

dengan baik (40-60 kali/menit)


48) Kebersihan dan keamanan
Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan

klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit)


49) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi kedalam tempat

sampah yang sesuai

65
50) Bersihkan ibu dari sisa air ketubaban dan darah dengan

air DTT
51) Pastikan ibu merasa nyaman dan bantu ibu memakai

pakain yang bersih. Anjurkan keluarga untuk memberi

ibu minum dan makan


52) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin

0,5%
53) Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin

0,5%
54) Cuci kedua tangan di bawah air mengalir dan keringkan
55) Pakai srung tangan untuk penatalaksanaan bayi baru lahir
56) Dalam waktu 1 jam berika salep mata dan vitamin k IM

paha kiri, setelah itu lakukan pemeriksaan fisik bayi baru

lahir
57) Setelah satu jam pemberian vitamin k suntikkan

imunisasi Hepatitis B di paha kanan


58) Lepas sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%
59) Cucu kedua tanagan dan keringkan
60) Dokumentasi dan Lengkapi partograf
3. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir
a. Pengertian bayi baru lahir
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia

kehamilan genap 37-41 minggu, dengan presentasi belakang kepala atau

letak sungsang yang melewati vagina tanpa memakai alat. Neonatus

adalah bayi baru lahir yang menyesuaikan diri dari kehidupan di dalam

uterus ke kehidupan di luar uterus ( Tando, 2016 ).


Menurut Tando, 2016 ciri-ciri Bayi Baru Lahir :
1) Berat badan 2.500-4.000 gram.
2) Panjang badan 48-52 cm.
3) Lingkar dada 30-38 cm.
4) Lingkar kepala 33-35 cm.

66
5) Frekuensi jantung 120-160 x/menit.
6) Pernapasan ± 40-60 x/menit.
7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup.
8) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
9) Kuku agak panjang dan lemas.
10) Genitalia: pada perempuan, labia mayora sudah menutupi labia minora

; pada laki-laki, testis sudah turun, skrotum sudah ada.


11) Refleks isap dam menelan sudah terbentuk dengan baik.
12) Refleks moro atau gerak memeluk jika di kagetkan sudah baik.

b. Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi bayi baru lahir


Menurut Muslihatun, 2012 adaptasi fisiologis yang terjadi pada bayi

baru lahir adalah


1) Sistem pernafasan
Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi.

Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30

menit pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk

mempertahankan tekanan alveoli, selain adanya surfaktan yang

dengan menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan merintih

sehingga udara tertahan di dalam.


2) Suhu Tubuh
Terdapat empat mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh

dari bayi baru lahir ke lingkungannya.


a) Konduksi
Panas yang dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya

yang kontak langsung dengan tubuh bayi (pemindahan panas

dari tubuh bayi ke objek lain melalui kontak langsung).


b) Konveksi
Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang

bergerak (jumlah panas yang hilang tergantung kepada

kecepatan dan suhu udara)

67
c) Radiasi
Panas dipancarkan dari bayi baru lahir, keluar tubuhnya ke

lingkungan yang lebih dingin (pemindahan panas antara 2

objek yang mempunyai suhu berbeda).

d) Evaporasi
Panas hilang melalui proses penguapan tergantung kepada

kecepatan dan kelembapan udara (perpindahan panas dengan

cara merubah cairan menjadi uap).


3) Metabolisme
Bayi baru lahir harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru

sehingga energi diperoleh dari metabolisme karbohidrat dan

lemak. Pada jam-jam pertama energi didapatkan dari perubahan

karbohidrat. Pada hari kedua, energi berasal dari pembakaran

lemak. Setelah mendapat susu kurang lebih pada hari keenam,

pemenuhan kebutuhan energi bayi 60% didapatkan dari lemak dan

40% dari karbohidrat.


4) Peredaran darah
Setelah bayi lahir, paru akan berkembang mengakibatkan tekanan

anteriol dalam paru menurun. Tekanan dalam jantung kanan turun,

sehingga tekanan jantung kiri lebih besar daripada tekanan jantung

kanan yang mengakibatkan menutupnya foramen ovale secara

fungsional.
5) Keseimbangan air dan fungsi ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar

natrium relatif lebih besar dari kalium karena ruangan ekstraseluler

68
luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron masih

belum sebanyak orang dewasa.


c. Tanda bahaya pada bayi baru lahir
1) Bayi tidak mau menyusu
2) Kejang
3) Hipotermi
4) Bayi kurang bergerak
5) Sianosis
6) Demam tiba-tiba
7) Tidak BAB beberapa hari
8) Tali pusat berbau
d. Manajemen bayi baru lahir
1) Pengaturan suhu
a) Konduksi adalah kehilangan panas melalui benda-benda

padat yang berkontak dengan kulit bayi


b) Konveksi adalah pendinginan melalui aliran udara di

sekitar bayi
c) Evaporasi adalah kehilangan panas melalui penguapan air

melalui kulit bayi yang basah


d) Radiasi adalah melalui benda padat dekat bayi yang tidak

berkontak secara langsung dengan kulit bayi

2) Resusitasi bayi baru lahir


Resusitasi neonates tidak di lakukan pada semua bayi baru

lahir.akan tetapi penilaian untuk menentukan apakah bayi

memerlukan resusitasi yang harus dilakukan pada setiap bayi baru

lahir. Pengisapan lender mulut bayi, secara stimulasi bayi dengan

mengusap telapak kaki dan punggung bayi apabila dapat bernafas

dengan spontan perlu di lakukan resusitasi.


3) Inisiasi menyusui dini
Manfaat IMD bayi adalah membantu stabilisasi pernapasan,

mengendalikan suhu tubuh bayi lebih baik di bandingkan dengan

69
incubator, menjadi kolonisasi kuman yang aman untuk bayi dan

mencegah infeksi nosocomial.


4) Pengikatan dan pemotongan tali pusat
Pengikatan dan pemotongan tali pusat segera setelah persalinan

banyak dilakukan secara luas di seluruh dunia, tetapi penelitian

menunjukkan kali ini tidak bermanfaat bagi ibu dan bayi, bahkan

dapat berbahaya bagi bayi. Penundaan pengikatan tali pusat

memberikan kesempatan bagi bayi terjadinya transfuse

fetomaternal sebanyak 20-50 % (rata-rata 21 % ) volume darah

bayi.
5) Perawatan tali pusat
Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam

minggu pertama secara alami mengurangi insiden infeksi pada

bayi baru lahir.


6) Pemberian salep mata
Konjungtivitis pada bayi baru lahir sering terjadi terutama pada

bayi dengan ibu yang menderita penyakit menular seksual seperti

gonore dan clamidiasis. Pemberian antibiotic profilaksis pada mata

dapat mencegah terjadinya konjugtivitis


7) Pemberian vit.k
Pemberian vitamin K baik secara intramuskuler maupun oral

terbukti menurunkan insiden perdarahan akibat defisiensi vit K


8) Pengukuran Berat dan panjang lahir
Bayi yang baru lahir harus di timbang dan diukur panjang

badannya untuk mengetahui keadaan fisik bayi.


9) Memandikan bayi
Memandikan bayi merupakan hal yang sering dilakukan tetapi

masih banyak kebiasaan yang dalam memandikan bayi, seperti

70
memandikan bayi segera setelah lahir yang dapat menyebabkan

hepotermia.

4. Konsep dasar neonates


a. Defenisi
Masa neonatus adalah masa sejak lahir sampai dengan 4

minggu (28 hari)sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur

0(baru lahir)sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus

adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7-

28 hari.
b. Neonatus menurut masa gestasinya :
1) Kurang bulan (preterm infant) : < 259 hari (37 minggu)
2) Cukup bulan (term infant) : 259-294 hari (37-42 minggu)
3) Lebih bulan (postterm infant) : > 294 hari (42 minggu atau

lebih)
c. Neonatus menurut berat badan lahir :
1) Berat lahir rendah : < 2500 gram
2) Berat lahir cukup : 2500-4000 gram
3) Berat lahir lebih : > 4000 gram
d. Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi
Gestasi dan ukuran berat lahir yang sesuai untuk Kehamilan :
1) Nenonatuscukup/kurang/ lebih bulan (NCB/NKB/NLB)
2) Sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan

(SMK/KMK/BMK).

e. Kebutuhan dasar neonatus


1) Minuman bayi
Pastikan bayi di berikan minuman ASI sesegera

mungkin setelah lahir( dalam waktu 30 menit-1 jam setelah

71
lahir) dan eksklusif. ASI eksklusif mengandung zat gisi yang di

perlukan untuk tumbuh kembang bayi, mudah di cerna dan

efisien, mencegah penyakit infeksi, KB (metode

amenorelaktasi),bnding ibu dan bayi.berikan ASI sedini

mungkin. jikaASI belum keluar, bayi tidak usah diberi apa-apa,

biarkan bayi menisap payudarasebagai stimulasi keluarnya

ASI. Cadangan nutrisi pada bayi cukup bulan dapat sampai

selama 4 hari pasca persalinan. Ajuran abu untuk menyusui

tanpa di jadwalkan siang malam (minimal 8 kali dalam 24 jam)

setiap bayi mengginkan.


2) Eliminasi
a) Buang air kecil (BAK)
Baryi baru lahir harus dalam BAK dalam waktu 24

jam setelah lihir. Pada awalnya volume urine bayi sebanyak

20-30 ml/hari, meningkat menjadi 100-200 ml/hari pada

akhir minggu pertama.

b) Buang air besar (BAB)


Kororan yang di keluarkan oleh bayi baru lahir pada

hari-hari kehidupannya adalah berupa meconium. Warna

meconium adalah hijau kehitam-hitaman, lembut.

Meconium adalah ekskresi gastor intestinal bayi baru lahir

yang di akumulasikan dalam masa janin . meconium ini

72
keluar pertama kali waktu 24 jam setelah lahir dan di

kelurkan seluruhnya 2-3 hari setelah lahir.


Warna veses bayi menjadi kining pada saat bayi

berumur 4-5 hari. Bayi yang di berikan ASI feses mendi

lebih lembut, berwarna kuning terang, dan tidak berbau.

Bayi yang di berikan susu formula feses cendrung

berwarna pucat dan agak berbau. Pemberian ASI cendrung

membuat frekuensi BAB bayi menjadi lebih sering .pada

hari ke 4-5 produksi ASI lebih banyak, apabila bayi di beri

ASI maka bayi akan BAB lima kali atau lebih sehari. Pada

bayi yang berumur 3-4 minggu, frekuensi BAB berkurang

menjadi satu kali dalam 2-3 hari.


3) Tidur
Memasuki bulan pertama kehidupannya, bayi baru lahir

menghabiskan waktunya unyuk tidur. Pada siang hari bayi

hanya 15% waktu untuk di gunakan bayi dalam keadaan

terjaga, yaitu untuk menangis, gerak motorik, sadar, dan

mengantuk. Sisa waktu 85% lainya di gunakan untuk tidur.


4) Kebersiaan kulit
Kulit bayi masih sangat sensitive terhadap

kemungkinan terjadinya infeksi. Verniks kaseose bermamfaat

untuk melindungi kulit sehingga jangan dibersikan saat

memandikan bayi.
5) Keamanan bayi

73
Untuk menghindari terjadinya kecelakan atau hal-hal

yang tidak di inginkan pada bayi, sebaiknya tidak membiarkan

bayi sendiri tanpa ada yang menunggu.


f. Kunjungan pada bayi ( neonatus )
1) KN 1 : 6-48 jam setelah bayi lahir.
a) Mempertahankan suhu tubuh bayi
b) Pemeriksaan fisik bayi
c) Tanda-tanda bahaya yang harus dikenali oleh ibu :
(1) Pemberian ASI sulit, sulit menghisap atau lemah

hisapan,
(2) Kesulitan bernafas yaitu pernafasan cepat > 60 x/m atau

menggunakan otot tambahan


(3) Letargi bayi terus menerus tidur tanpa bangun untuk

makan
(4) Warna kulit abnormal kulit biru (sianosis) atau kuning
(5) Suhu-terlalu panas (febris) atau terlalu dingin

(hipotermi),
(6) Tanda dan perilaku abnormal atau tidak biasa
(7) Ganggguan gastro internal misalnya tidak bertinja

selama 3 hari, muntah terus-menerus, perut

membengkak, tinja hijau tua dan darah berlendir, Mata

bengkak atau mengeluarkan cairan.


d) Lakukan perawatan tali pusat Pertahankan sisa tali pusat

dalam keadaan terbuka agar terkena udara dan dengan kain

bersih secara longgar.


e) Memberikan Imunisasi HB-0 dan vit K
2) KN 2 : hari ke-3 sampai dengan hari ke 7 setelah bayi lahir.
a) Menjaga tali pusat dalam keadaaan bersih dan kering
b) Menjaga kebersihan bayi

74
c) Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi

bakteri, ikterus, diare, berat badan rendah dan Masalah

pemberian ASI
d) Memberikan ASI Bayi harus disusukan minimal 10-15 kali

dalam 24 jam)
e) Menjaga keamanan bayi
f) Menjaga suhu tubuh bayi
g) Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan

ASI ekslutif pencegahan hipotermi dan melaksanakan

perawatan bayi baru lahir dirumah dengan menggunakan

Buku KIA
h) Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan
3) KN 3 : hari ke-8 sampai dengan hari ke-28 setelah lahir.
a) Pemeriksaan fisik
b) Menjaga kebersihan bayi
c) Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya Bayi baru

lahir
d) Memberikan ASIBayi harus disusukan minimal 10-15 kali

dalam 24 jam) dalam 2 minggu pasca persalinan.


e) Menjaga keamanan bayi
f) Menjaga suhu tubuh bayi
g) Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan

ASI ekslutif pencegahan hipotermi dan melaksanakan

perawatan bayi baru lahir dirumah dengan menggunakan

Buku KIA
h) Memberitahu ibu tentang Imunisasi BCG
i) Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan

4. Konsep Dasar Masa Nifas

75
a. Pengertian masa nifas
1) Masa Nifas atau masa puerperium adalah masa setelah

persalinan selesai sampai 6 minggu atau 42 hari ( Maritalia

Dewi, 2014 ).
2) Masa nifas adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6

minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi

secara perlahan akan mengalami perubahan seperti sebelum

hamil ( Ristiyaningsih, 2014 ).


b. Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi masa nifas
1) Selama kehamilan, uterus berfungsi sebagai tempat tumbuh

dan berkembangnya hasil konsepsi. Pada akhir kehamilan

berat uterus dapat mencapai 1000 gram.berat uterus dalam

keadaan tidak hamil hanya sekitar 30 gram.perubahan berat

ini karena pengaruh peningkatan kadar hormone ekstrogen

dan progesterone selama hamil yang menyebabkan

hipertropi otot polos uterus. Satu minggu setelah persalinan

berat uterus menjadi sekitar 500 gram, dua minggu setelah

persalinan menjadi sekitar 300 dan menjadi 40 - 60 gram

setelah enam minggu persalinan.

2) Serviks
Serviks merupakan bagian besar dari uterus yang

bentukna menyempit sehingga disebut juga leher

rahim.selama kehamilan, serviks mengalami perubahan

76
karena pengaruh hormon ekstrogen.meningkatnya kadar

hormone ekstrogen pada saat hamil dan disertai dengan

hipervaskularisasi mengakibatkan konsistensi serviks

menjadi lunak.segera setelah janin dilahirkan, serviks

dapat dilewati oleh tangan pemeriksa. Setelah 2 jam

persalinan serviks hanya dapat dilewati 2 - 3 jari dan

setelah 1 minggu persalinan hanya dapat dilewati oleh 1

jari.
3) Vulva
Vulva merupakan organ reproduksi eksterna, berbentuk

lonjong, bagian depan dibatasi oleh clitoris, bagian

belakang oleh perineum, bagian kanan dan kiri oleh

labia minora.sama halnya dengan vagina, vulva juga

mengalami penekanan serta peregangan yang sangat

besar selama proses melahirkan bayi.beberapa hari

pertama sesudah proses melahirkan vulva tetap berada

dalam keadaan kendur.setelah 3 minggu vulva akan

kembali kepada keadaan tidak hamil dan labia menjadi

lebih menonjol.
4) Vagina
Vagina merupakan saluran yang menghubungkan rongga

uterus dengan tubuh bagian luar.selama proses

persalinan vagina mengalami penekanan serta

peregangan yang sangat besar,terutama pada saat

77
melahirkan bayi.beberapa hari pertama sesudah proses

tersebut,vagina tetap berada dalam keadaan tidak hamil

dan rugae dalam vagina secara berangsur - angsur akan

muncul kembali.
5) Lochea
a) Lochea rubra
Timbul di hari 1 – 2 post partum,terdiri darah segar

bercampur sisa -sisa selaput ketuban, sel - sel desi

dua, verniks kaseosa, lanugo dan mekoneum.


b) Lochea sanguinolenta
Timbul pada hari 3 - 7 pst partum, berupa darah dan

lendir.
c) Lochea serosa
Berupa cairan yang agak kuning,timbul setelah 1

minggu post partum.


d) Lochea alba
Timbul setelah 2 minggu post partum dan hanya

merupakan cairan putih.


6) Payudara
Payudara atau mammae adalah kelenjar yang terletak di

bawah kulit, di atas otot dada. setelah proses persalinan

selesai, pengaruh hormone ekstrogen dan progesterone

terhadap hipofisis mulai menghilang. Hipofisis mulai

mensekresi hormon kembali yang salah satu

diantaranya adalah lactogenic hormone atau hormone

prolaktin.
7) Tanda - tanda vital

78
Tanda - tanda vital merupakan tanda - tanda penting

pada tubuh yang dapat berubah bila tubuh mengalami

gangguan atau masalah.Tanda - tanda vital yang sering

digunakan pada masalah kesehatan adalah nadi,

pernapasan, suhu, dan tekanan darah.


8) Hormon
Selama kehamilan mengalami peningkatan kadar

hormone ekstrogen dan progesterone. Sekitar 1 - 2

minggu sebelum partus dimulai, kadar hormone

ekstrogen dan progesteroneakan menurun.memasuki

trimester II kehamilan, mulai terjadi peningkatan

hormone prolaktin dan prostagladin. Hormon prolaktin

akan merangsang pembentukan air susu pada kelenjar

mammae dan prostaglandin memicu sekresi oksitosin

yang menyebabkan timbulnya kontraksi uterus.


9) Sistem peredaran darah ( cardio vaskuler )
Perubahan hormon selam hamil dapat menyebabkan

terjadinya hemodulusi sehingga kadar hemoglobin (Hb)

wanita hamil biasanya sedikit lebih rendah dibandingkan

dengan wanita hamil. Selain itu, terdapat hubungan

sirkulasi ibu dengan sirkulasi janin melalui plasenta.

setelah janin dilahirkan, hubungan sirkulasi darah

tersebut akan terputus sehingga volume darah ibu

relative akan meningkat. Keadaan ini terjadi secara

79
cepat dan mengakibatkan beban kerja jantung sedikit

meningkat. namun hal tersebut segera diatasi oleh

system homeostatis tubuh dengan mekanisme

kompensasi berupa timbulnya hemokonsentrasi

sehingga volime darah akan kembali normal.biasanya

ini terjadi sekitar 1 – 2 minggu setelah melahirkan.


10) Sistem pencernaan
Pada ibu yang melahirkan dengan cara operasi ( sectio

Caesarea ) biasany membutukan waktu sekitar 1 - 3 hari

agar fungsi saluran cerna dan nafsu makan dapt kembali

normal. Ibu yang melahirkan secara spontan biasanya

lebi cepat lapar karena telah mengeluarkan energi yang

begitu banyak pada saat proses melahirkan. Buang air

besar ( BAB ) biasanya mengalami perubahan pada 1 - 3

hari pertama postpartum.hal ini disebabkan terjadinya

penurunan tonus otot selam proses persalinan.


11) Sistem perkemihan
Perubahan hormonal pada masa hamil menyebabkan

peningkatan fungsi ginjal, sedangkan penurunan kadar

hormone steroid setelah wanita melahirkan sebagian

menjelaskan sebab penurunan fungsi ginjal selama masa

post partum. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu

satu bulan setelah wanita melahirkan. Diperlukan waktu

sekitar 2 - 8 minggu supaya hipotonia pada kehamilan

80
dan dilatasi ureter serta pelvis ginjal kembali ke keadaan

sebelum hamil.
12) Sistem integumen
Perubahan kulit selama kehamilan berupa

hiperpigmentasi pada wajah ( cloasma gravidarum ),

leher, mammae, dinding perut, dan beberapa lipatan

sendi karena pengaruh hormone,akan menghilang

selama masa nifas.


13) Sistem musculoskeletal
Setelah proses persalinan selesai, dinding perut akan

menjadi longgar,kendur dan melebar selama beberapa

minggu atau bahkan sampai beberapa bulan akibat

peregangan yang begitu lama selam hamil.ambulasi

dini,mobilisasi dan senam nifas sangat dianjurkan untuk

mengatasi hal tersebut ( Dewi Maritalia, 2014 ).


c. Perubahan anatomi dan adaptasi psikologi masa nifas
Adaptasi psikologis ibu dalam masa nifas berbeda antara

individu satu dengan yang lainnya.


1) Fase taking In
Fase taking in merupakan fase ketergantungan yang

berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah

melahirkan.pada fase ini ciri - ciri yang bisa diperlihatkan

adalah :
a) Ibu nifas masih pasif dan sangat tergantung.
b) Fokus perhatian ibu adalh pada dirinya sendiri.
c) Ibu nifas lebih mengingat pengalaman melahirkan dan

persalinan yang dialami.

81
d) Kebutuhan tidur meningkat,sehingga diperlukan

istirahat yang cukup karena baru saja melalui proses

persalinan yang melelahkan.


e) Nafsu makan meningkat.
2) Taking hold
Fase taking hold berlangsung mulai hari ketiga

sampai kesepuluh masa nifas. Adapun ciri - ciri fase toking

hold antara lain :


a) Ibu nifas sudah bisa menikmati peran sebagai seorang

ibu.
b) Ibu nifas mulai belajar merawat bayi tetapi masih

membutuhkan orang lain untuk membantu.


c) Ibu nifas berkonsentrasi pada kemampuannya

menerima tanggungjawab terhadap perawatan bayi.


d) Ibu nifas merasa khawatir akan ketidakmampuan serta

tanggungjawab dalam merawat bayi.


e) Perasaan ibu nifas sangat sensitif sehingga mudah

tersinggung.
3) Letting go
Fase ini terjadi setelah hari kesepuluh masa nifas

atau pada ibu nifas sudah berada di rumah.pada fase ini ibu

nifas sudah bisa menikmati dan menyusaikan diri dengan

tanggungjawab peran barunya.selain itu keinginan untuk

merawat bayi secara mandiri serta bertanggungjawab

terhadap diri dan bayinya sudah meningkat ( Reni Yuli

Astutik, 2015 ).
d. Kebutuhan dasar masa nifas
1) Gizi

82
Gizi adalah nutrisi atau zat yang di perlukan oleh tubuh

untuk keperluan metabolismenya. Kebutuhan gizi pada

masa nifas akan meningkat 25 karena berguna untuk

proses penyembuhan setelah melahirkan dan untuk

memproduksi air susu yang cukup.


2) Ambulasi dini
Ambulasi dini merupakan kebijakan untuk selekas

mungkin membimbing pasien beranjak dari tempat

tidurnya dan membimbing untuk berjalan. Menurut

penelitian ambulasi dini tidak mempunyai pengaruh yang

buruk , tidak menyebebatkan perdarahan yang

abnosmal,tidak mempengaruhi proses penyembuhan luka

episiotomy, dan tidak memperbesar kemunkinan terjadinya

prolapseuteri dan retrofleksi .ambulasi dini tidak

dibenarkan pada pasien dengan penyakit anemia ,jantung

paru-paru ,demam dan keadaan lain dan masih

membutuhkan istirahat.
3) Eliminas;BAB dan BAK
a) Buang air kecil / BAK
Dalam enam jam ibu nifas harus sudah bisa BAK

spontan.kebanyakan ibu bisa berkemih spontan dalam

waktu 8 jam .urine dalam jumlah yang banyak akan

diproduksi dalam waktu 12-36 jam setelah melahirkan .

83
ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam

waktu 6 minggu.
b) Buang air besar / BAB
BAB biasanya tertunda selama 2-3 hari karena enema

persalinan, diet cairan, obat-obatan analgesic, dan

perineum yang sangat sakit bila lebih dari tiga hari

belum BAB,ibu bisa diber-akan obat

laksantia.Ambulasi secara dini dan teratur akan

membantu dalam regulasi BAB. Asupan cairan yang

adekuat dan diet tinggi serta sangat dianjurkan .


4) Kebersihan diri dan bayi
a) Kebersihan Diri
Hal yang perlu dilakukan untuk ibu nifas adalah :
(1) Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan seluruh

tubuh.
(2) Ajarkan ibu cara membersihkan daerah kelamin

dengan sabun dan air.


(3) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setiap

kali mandi ,BAB/BAK, atau paling tidak setiap

3-4 jam sekali.


(4) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan

sabun dan air sebelum menyentuh daerah

kelamin.
(5) Anjurkan ibu untuk tidak sering menyentuh luka

episiotomi dan laserasi.


(6) Pada ibu post section caersarea, luka dijaga agar

tetap bersih dan kering,ganti balutan setiap hari.


b) Kebersihan bayi

84
Hal yang perlu dijelaskan pada ibu nafis agar bayi

tetap terjaga kebersihannya:


(1) Memandinkan bayi setelah 6 jam untuk men-

cegah hipotermia
(2) Memandinkan bayi 2 kali sehari setiap pagi dan

sore.
(3) Mengganti pakaian bayi setiap habis mandi dan

setiap kali basah atau kotor karena BAB/BAK.


(4) Menjaga bonkong dan daerah kelamin bayi agar

selalu bersih dan kering.


(5) Menjaga tempat tidur bayi selalu bersih dan

hangat karena ini adalah tempat tinggal bayi .


(6) Menjaga alat apa saja yang dipakai bayi agar

selalu bersih.
e. Tanda bahaya pada masa nifas
Dalam masa nifas terdapat penyulit dan komplikasi,

berbagai komplikasi dapat di alami ibu masa nifas dan bila tidak

tertangani dengan baik akan memberi kontribusi yang cukup besar

terhadap tingginya angka kematian ibu (AKI) I Indonesia .

beberapa penyulit dan kompilikasi yang sering di alami ibu selama

masa nifas akan di bahas sebagai berikut.


1) infeksi nifas
infeksi nifas adalah peradangan yang terjadi pada

organ reproduksi yang di sebabkan oleh masuknya

mikroorganisme atau virus ke dalam organ reproduksi

tersebu dalam proseses persalinan dan masa nifas.


Macam macam infeksi nifas di antaranya ;
a) endometritis

85
Endometritis adalah peradangan atau infeksi yang

terjadi pada endometrium. Infeksi ini merupakan jenis

infeksi yang paling sering terjadi pada masa nifas.


b) Peritonitis
Peritonitis adalah peradangan atau infeksi yang terjadi

pada peritoneum, pada masa nifas peritonitis terjadi

akibat menyebarnya atau meluasnya infeksi yang

terjadi pada uterus melalui pembuluh limfe.


c) Mastitis
Mastitis adalah peradangan atau infeksi yang terjadi

pada payudara.
d) Thrombophlebitis
Merupakan penjalaran infeksi melalui vena, hal ini

terjadi pada masa nifas karena terbukanya vena-vena

selama proses persalinan sehingga memudahkan

masuknya mikroorganisme pathogen.


e) Infeksi luka perineum
Infeksi luka perineum merupakan infeksi yang terjadi

akibat masuknya mikroorganisme ke dalam luka

perineum.
2) Perdarahan post partum
a) Post partum dini atau post partum primer, perdarahan

post partum primer terjadi 24 jam pertama setelah bayi

lahir.
b) Post partum lanjut atau post partum sekunder,

perdarahan post partum sekunder terjadi setelah 24 jam

pertama sejak bayi lahir, penyebabnya yaitu :


(1) Atonia uteri

86
(2) Retensio plasenta
(3) Inversion uteri
(4) Robekan jalan lahir
(5) Adanya sisa-sisa plasenta dalam uterus
f. Asuhan kunjungan masa nifas
Paling sedikit 3 kali kunjungan pada masa nifas, dilakukan

untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir dan untuk

mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah - masalah

yang terjadi.
1) Kunjungan 1 ( 6 – 8 jam setelah persalinan )
Tujuan :
a) Memastikan involusi uterus normal
b) Menilai adanya tanda – tanda demam, infeksi, atau

perdarahan
c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan,

dan istirahat.
d) Pemberian ASI awal
e) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
f) Menjaga bayi tetap hangat dengan mencegah

hipotermia
2) Kunjungan II ( hari ke 4 sampai 28 setelah persalinan )

Tujuan :

a) Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus

berkontraksi dengan baik, fundus di bawah umbilicus,

tidak ada perdarahan abnormal


b) Menilai adanya tanda-tanda demam
c) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan

dan istirahat
d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

memperlihatkan tanda-tanda penyulit

87
e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada

bayi, perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat

dan merawat bayi sehari-hari


3) Kunjungan III ( kunjungan III hari ke 29 sampai 42

hari )
a) Permulaan hubungan seksual
b) Metode KB yang digunakan
c) Latihan pengencangan otot perut.

( Bahan Ajar Kesehatan Ibu dan Anak , 2016 ).

6. Konsep keluarga berencana


1) Pengertian keluarga berencana
Keluarga Berencana merupakan usaha suami-istri untuk

mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Usaha yang

dimaksud termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan

dan perencanaan keluarga. Prinsip dasar metode kontrasepsi

adalah mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi

telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah

dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di

dalam rahim.
2) Tujuan keluarga berencana
program keluarga berencana memilik tujuan :
a) Tujuan umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya

masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan

88
kalahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertumbahan

penduduk

b) Tujuan Khusus
Meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi dan

kesehatan keluarga berencana dengan cara pengaturan jarak

kelahiran. (Walyani dan Endang, 2015).


c) Sasaran Keluarga Berencana:
(1) Sasaran langsung
Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan

untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara

penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan.


(2) Sasaran Tidak Langsung
Pelaksana dan pengelola KB, dengan tujuan

menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan

kebijaksaan kependudukan terpadu dalam rangka

mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera.

(Setiyaningrum dan Zulfa, 2014)


3) Jenis-jenis alat kontasepsi
Jenis kontrasepsi yang banyak digunakan di

Indonesia, yaitu;
a. Suntik
Suntikan kontrasepsi diberikan setiap 3 bulan sekali.

Suntikan kontrasepsi mengandung hormon progesteron

yang menyerupai hormon progesteron yang diproduksi

oleh wanita selama 2 minggu pada setiap awal siklus

menstruasi.

89
Hormon tersebut mencegah wanita untuk melepaskan

sel telur sehingga memberikan efek kontrasepsi


Keuntungan Dan Kerugian Alat Kontrasepsi Suntik
Keuntungan;
1) Dapat digunakan oleh ibu yang menyusui.
2) Tidak perlu dikonsumsi setiap hari atau dipakai

sebelum melakukan hubungan seksual.


3) Darah menstruasi menjadi lebih sedikit dan

membantu mengatasi kram saat menstruasi.

Kerugian

1) Dapat memengaruhi siklus menstruasi.


2) Kekurangan suntik kontrasepsi/kb suntik dapat

menyebabkan kenaikan berat badan pada beberapa

wanita.
3) Tidak melindungi terhadappenyakit menular seksual
4) Harus mengunjungi dokter/klinik setiap 3 bulan

sekali untuk mendapatkan suntikan berikutnya.


b. Metode Amenorea Laktasi (MAL
Lactational amnorrhea Method(LAM) adalah metode

kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian Air Susu

Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja

tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya.


Keuntungan Dan Kerugian Metode Amenorea Laktasi (MAL).
Keuntungan
1) Efektivitas tinggi (98% apabila digunakan selama enam

bulan pertama setelah melahirkan, belum mendapat haid

dan menyusui eksklusif)


2) Dapat segera dimulai setelah melahirkan
3) Tidak memerlukan prosedur khusus, alat maupun obat.
4) Tidak memerlukan perawatan medis.

90
5) Tidak menganggu senggama6.Mudah digunakan.
6) Tidak perlu biaya.
7) Tidak menimbulkan efek samping sistemik.
8) Tidak betentangan dengan budaya maupun agama.

Kerugian;

1) Memerlukan persiapan dimulai sejak kehamilan.


2) Metode ini hanya efektif digunakan selama 6 bulan setelah

melahirkan, belum mendapat haid dan menyusui secara

eksklusif
3) Tidak melindungi dari penyakit menular seksual termasuk

Hepatitis B ataupun HIV/AIDS


4) Tidak menjadi pilihan bagi wanita yang tidak menyusui.
5) Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara

esklisif.
c. Pil Kontrasepsi
Pil kontrasepsi dapat berupa pil kombinasi (berisi hormon

estrogen dan progesteron) ataupun hanya berisi progesteron

saja.Pil kontrasepsi bekerja dengan cara mencegah terjadinya

ovulasi dan mencegah terjadinya penebalan dinding rahim.


Keuntungan Dan Kerugian Pil Kontrasepsi
Keuntungan
1) Mengurangi risiko terkena kanker rahim dan kanker

endometrium.
2) Mengurangi darah menstruasi dan kram saat menstruasi.
3) Dapat mengontrol waktu untuk terjadinya menstruasi.
4) Untuk pil tertentu dapat mengurangi timbulnya jerawat

ataupun hirsutism (rambuttumbuh menyerupai pria).

Kerugian;

1) Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual.


2) Harus rutin diminum setiap hari.

91
3) Saat pertama pemakaian dapat timbul pusing dan spotting.
4) Efek samping yang mungkin dirasakan adalah sakit kepala,

depresi, letih, perubahan mood dan menurunnya nafsu

seksual.
5) Kekurangan untuk pil kb tertentu harganya bisa mahal dan

memerlukan resep dokter untuk pembeliannya.


d. AKDR
Cara kerja ;
AKDR menimbulkan respons inflamasi dengan

penambahan jumlah leukosit yang merusak spermatozoa dan

ovum. Kemampuan hidup gamet dihalangi oleh perubahan

rahim dan cairan tuba.


Penggunaan AKDR;
Tembaga yang dapat dipasang 5 hari setelah perkiraan

tanggal ovulasi yang terdahulu, yaitu pada hari ke-19 dalam

siklus 28 hari, Beberapa wanita mungkin merasa tidak nyaman

selama pemasangan, yang harus dilakukan dengan teknik

aseptik. Bergantung pada tipe AKDR yang digunakan alat

kontrasepsi dapat dipasang selama 3-10 tahun atau bahkan

lebih lama.
e. KB Implan

Kontrasepsi implan adalah metode kontrasepsi yang

diinsersikan pada bagian subdermal, yang hanya mengandung

hormon progestin dengan masa kerja jangka pajang, dengan

dosis rendah dan reversibl untuk wanita .

Jenis-jenis kontrasepsi KB Implan

92
1) Norplant
Ini di pakai sejak tahun 1987. Terdiri atas enam batang

silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm dengan

diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel

dan jangka kerjanya lima tahun.


2) Implanon
Ini terdiri atas satu batang putih lentur yang berisi hormon

progestin generasi ketiga, yang dimasukkan kedalam

inserter steril pakai (disposable), dengan panjang kira-kira

40 mm dan diameter 2 mm, terdiri atas suatu Ethylene

Vinyl Acetate (EVA) yang berisi 68 mg 3-keto-desogestrel,

dan lama kerjanya tiga tahun.


3) Jadena dan indoplant
Ini terdiri atas dua batang yang diisi dengan 75 mg

levonorgestrel dengan jangka panjang tiga tahun.


4) Uniplant
Ini terdiri atas satu batang putih silastik dengan panjang 4

cm yang mengandung 38 mg nomegestrol asetat dengan

kecepatan pelepasan sebesar 100 ug perhari dengan jangka

waktu satu tahun.

5) Capronor
Ini terdiri atas satu kapsul biodegradable. Biodegradable Implan

melepaskan hormon progestin dari bahan pembawa atau

pengankut yang secara perlahan – lahan larut dalam jaringan

tubuh. Kapsul ini mengandung levonogestrel dan tediri atas

polimer E-kaprolakton, mempunyai diameter 0,24 cm terdiri atas

93
dua ukuran dengan panjang 2,5 cm mengadung 16 mg

levonogestrel dan kapsul dengan panjang 4 cm yang mengandug

26 mg levonogestrel dengan lama kerjanya 12 sampai 18 bulan .


Kuuntungan dan kerugian alat kontra sepsi Implan:
Keuntungan
1) Dapat mencegah terjadinya kehamilan dalam jangka waktu 3

tahun
2) Sama seperti suntik, dapat digunakan oleh wanita yang

menyusui
3) Tidak perlu dikonsumsi setiap hari atau dipakai sebelum

melakukan hubungan seksual.


Kerugian
1) Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual
2) Dapat menyebabkan kanaikan berat badan pada beberapa

wanita
Hal-hal yang harus di perhatikan dalam pemasangan implan
a) Pastikan syarat dalam indikasi pemasangan implan pada klien

sudah terpenuhi sebelum melakukan tindakan pamasangan

implan
b) Jagah kesterilan alat dan bahan yang akan digunakan
c) Letakkan peralatan yang telah disiapkan pada tempat yang

terjangkau.
d) Melakukan pencegahan infeksi pada klien melalui tindakan

pencucian dan pemberian antiseptik pada daerah pemasangan

implan.
e) Melakukan tindakan pemasangan implan dalam ruangan yang

sesuai standar.
f) Menggunakan sarung tangan steril
g) Melakukan teknik pembuangan sampah atau limbah bekas

pakai sesuai dengan prosedur

94
4) Asuhan keluarga berencana

Aspek yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga berencana

(KB). Dengan melakukan konseling berarti petugas membantu klien dalam

memilih dan memutuskan kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan

pilihannya. Dalam melakukan konseling, khususnya bagi calon klien KB

yang baru, setidaknya diterapkan enam langkah yang sudah dikenal dengan

kata kunci SATU TUJU.

Penerapan SATU TUJU (Walyani dan Purwoastuti tahun 2015)

Kata kunci SATU TUJU yaitu:


a. Sapa dan salam: SA
1) klien secara terbuka dan sopan
2) Beri perhatian sepenuhnya, jaga privasi klien-Bangun percaya diri

pasien
3) Tanyakan apa yang perlu dibantu dan jelaskan pelayanan apa yang

dapat diperolehnya.
b. Tanya: T
1) Tanyakan informasi tentang dirinya
2) Bantu klien untuk berbicara pengalaman tentang KB dan

kesehatan reproduksi
3) Tanyakan kontrasepsi yang ingin digunakan
c. Uraikan: U
1) Uraikan pada klien mengenai pilihannya
2) Bantu klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia inginkan serta

jelaskan jenis yang lain


d. Bantu: TU
1) Bantu klien berpikir apa yang sesuai dengan keadaan dan

kebutuhannya
2) Tanyakan apakah pasangan mendukung pilihannya
e. Jelaskan: J

95
1) Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi

pilihannya setelah klien memilih jenis kontrasepsinya


2) Jelaskan bagaimana penggunaannya-Jelaskan manfaat ganda dari

kontrasepsi
f. Kunjungan ulang: U
1) Perlu dilakukan kunjungan ulang untuk dilakukan pemeriksaan

atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan

6. Kewenangan Bidan

Dalam menangani kasus, seorang bidan di beri kewenangan sesuai

dengan keputusan menteri kesehatan Indonesia No 28 tahun 2017 tentang

izin dan penyelanggaraan praktik bidan, yang disebut dalam

a. Pasal 18 : dalam menjalankan praktik kebidanan, bidan memiliki

kewenangan untuk memberikan :


1) Pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas
2) Pelayanan kesehatan anak, dan
3) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga

berencana.
b. Pasal 19 : pelayanan kesehatan ibu sebagai yang dimaksud dalam

pasal 18 huruf a di berikan pada masa sebelum hamil, masa

persalinan, masa nifas.


1) Pelayanan kesehatan ibu sebagai mana dimaksud pada ayat

1 meliputi pelayanan :
a) Konseling pada masa sebelum hamil
b) Antenatal pada kehamilan normal
c) Ibu nifas normal
d) Konseling pada masa antara dua kehamilan

96
2) Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana

yang di maksud pada ayat (2) meliputi pelayanan:


a) Pertolongan persalinan normal
b) Penjahitan luka jalan tingkat 1 dan 2
3) Penanganan kegawatan darurat;
a) Memberikan tablet tambahan darah pada ibu hamil
b) Pemberian vitamin A
c) Penyuluhan dan konselin
d) Pemberian surat keterangan kehamilan dan

kelahiran.
Dalam melaksanakan otonomi, bidan diperlukan kompetensi-

kompetensi baik dari segi pengetahuan umum, keterampilan, dan perilaku

yang berhubungan dengan ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan

kesehatan secara profesional.


Menurut (Yulifah, Rita, dan Surachmindar,2010) Kompetensi tersebut

antara lain sebagai berikut:


a. Kompetensi ke-1
bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-

ilmu sosial, kesehatan masyarakat, dan etik yang membentuk dasar dari

asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya untuk wanita, bayi

baru lahir dan keluarganya.


b. Kompetensi ke-2
Bidan memberi asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang

tanggap terhadap budaya, dan pelayanan menyeluruh di masyarakat

dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat,

perencanaan kehamilan, dan kesiapan menjadi orang tua


c. Kompetenis ke-3

97
Bidan memberi asuhan antenatal yang bermutu tinggi untuk

mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi deteksi

dini, pengobatan, atau rujukan dari komplikasi.


d. Kompetensi ke-4
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap

budaya setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang

bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk

mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.


e. Kompetensi ke-5
Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu

tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat.


f. Kompetensi ke-6
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi

baru lahir sehat sampai dengan satu bulan.


g. Kompetensi ke-7
bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi

dan balita sehat (1 bulan sampai 5 tahun).


h. Kompetensi ke-8
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada

keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat.


i. Kompetensi ke-9
Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan

sistem reproduksi.

Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses

pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai

dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan

kiat kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan

asuhan kebidanan.

98
Standar asuhan kebidanan bertujuan sebagai berikut:
a. Acuan dan landasan dalam melaksanakan tindakan kebijakan

dalam lingkuptanggung jawab bidan.


b. Mendukung terlaksanya asuhan kebidanan yang berkualitas.
c. Parameter tingkat kwalitas dan keberhasilan asuhan yang diberikan

bidan.
d. Perlindungan hukum bagi bidan dan klien (Dr. Emi Nurjasmi, dkk,

2016).

Adapun standar asuhan kebidanan tersebut adalah:

a. Standar 9, Asuhan persalinan kala I


Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai

kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai,

dengan memperhatikan kebutuhan klien, selama proses persalinan

sedang berlangsung.
b. Standar 10, asuhan persalinan kala II yang aman
Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman, dengan sikap

sopan dan penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi

setempat.
c. Standar 11, pengeluaran plasenta dan penegangan tali pusat
Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk

membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara

lengkap.
d. Standar 12, penanganan kala II dengan gawat janin melalui

episiotomy
Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II

lama, dan segera melakukan episiotomy dengan aman untuk

memperlancar persalinan, diikuti penjahitan perineum.

99
BAB III

ASUHAN KEBIDANAN

100
Pada bab ini akan di uraikan hasil asuhan kebidanan pada Ny “ J “ yang

dimulai sejak kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus, dan

sampai dengan keluarga berencana.

A. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil


1. Kunjungan ANC Ke-1
Hari/Tanggal : Rabu / 12 juni 2019
Pukul : 09.00 wita
Tempat : Puskesmas Benteng
a. Identitas istri / suami
1) Nama : Ny J Nama : Tn J
2) Umur : 29 tahun Umur : 30 tahun
3) Nikah : ± 15 tahun Nikah : ± 15 tahun
4) Suku : Selayar Suku : Islam
5) Agama : Islam Agama : Islam
6) Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
7) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : nelayan
8) Alamat : Matalalang Alamat : Matalalang
b. Prolog
Ibu sekarang hamil ke-3 dan tidak pernah keguguran,

HPHT 05 oktober 2019 dan tafsiran persalinannyanyaitu tanggal 12

juli 2019, riwayat kehamilan pertama lahir spontan di rumah

BBL(-) Jenis kelamin laki-laki, riwayat kehamilan kedua lahir

spontan di puskesmas benteng, BBL 3700 gram jenis kelamin laki-

laki, jarak kehamilan lalu dengan sekarang ± 4 tahun. Sebelumnya

ibu tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi, Pada kehamilan

sekarang pemeriksaan ANC sudah 8 kali, tujuh kali di Puskesmas

Benteng dan satu kali di rumah sakit, Berat badan ibu sebelum hami

65 kg, tinggi badan 163,5 cm, LILA 31cm, Status imunisasi TT 4

yang didapatkan pada tanggal 23 februari 2019. Ibu dan keluarga

101
tidak ada yang menderita penyakit jantung, asma, hipertensi dan

tidak ada riwayat alergi terhadap makanan ataupun obat-obatan. Ibu

selalu mengkomsumsi tablet fe selama hamil. Hasil kunjungan

ANC terpadu 16 mei 2019 dengan hasil pemeriksaan Hemoglobin

10 gr%, albumin ( - ) reduksi ( - ).


c. Data Subjektif
1) Ibu ingin memeriksakan kehamilannya sesuai jadwal kunjungan

dengan tujuan untuk mengetahui keadaan ibu dan janinnya.


2) HPHT tanggal 05 oktober 2018
3) Ibu tidak pernah merasakan nyeri perut hebat selama hamil
4) Ibu tidak pernah mengalami perdarahan selama hamil
5) Ibu merasakan gerakan janinnya sejak usia kehamilan 5 bulan
6) Usia kehamilan ± 7 bulan
7) Ibu tidak pernah di operasi
d. Data Objektif
1) Keadaan umum ibu baik
2) Kesadaran composmentis
3) Berat badan 74 kg
4) Tanda-tanda vital :
a) Tekanan darah : 110/80 mmHg
b) Suhu : 36,7 ℃
c) Nadi : 78 x/menit
d) Pernapasan : 22 x/menit
5) Pemeriksaan fisik
a) Wajah
Inspeksi : ekspresi wajah tampak tenang.
Palpasi : tidak ada cloasma gravidarum dan tidak oedema
b) Mata
Inspeksi : kongjungtiva merah mudah, sclera putih.
c) Mulut
Inspeksi : tidak ada stomatitis dan tidak ada karies.
d) Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,vena jugularis

dan kelenjar limfe.


e) Payudara

102
Inspeksi : puting susu terbentuk, tidak ada benjolan dan

tampak hiperpigmentasi.
Palpasi :tidak ada nyeri tekan dan tidak teraba massa saat di

tekan, belum ada pengeluaran ASI.


f) Abdomen
Inspeksi : Tidak ada bekas operasi, tampak linea nigra,
pemeriksaan leopold ;
(1) Leopold I : TFU pertengahan pst dan px( 32 cm)
dan teraba bokong.
(2) Leopold II : punggung kanan
(3) Leopold III : kepala
(4) Leopold IV : BAP
g) DJJ : denyut jantung janin terdengar jelas dan teratur pada

kuadran sisi kanan perut ibu dengan frekuensi 130 x/menit.


h) Ekstremitas atas bawah
(1) Ekstremitas atas
Palpasi : tidak ada odema
Inspeksi : kuku tidak pucat

(2) Ekstremitas bawah


Palpasi : tidak ada oedema dan tidak ada varises
Perkusi : reflex patella kiri dan kanan ( + )
e. Analisa Data
Diagnose :
GIII PII A0, Gestasi 35 minggu 5 hari, situs memanjang,punggung

kanan, bergerak atas panggul, presentase kepala, intra uteri,

tunggal, hidup, keadaan ibu dan janin baik.


Masalah kebidanan : -
f. Penatalaksanaan

Jam Penatalaksanaan
09:05 Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dalam batas
normal bahwa keadaan ibu dan janin baik.
; ibu merasa senang dengan hasil pemeriksaan yang di
dapatkan.
09:10 Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang
bernutrisi seperti sayur, ikan, dan buah buahan

103
; ibu bersedia makan makanan yang bernutrisi seperti
ikan, sayur dan buah-buahan.
09.14 Menganjurkan ibu untuk minum obat fe secara oral
dengan dosis 1x1 di malam hari setelah makan malam
atau saat ingin tidur malam dengan menggunakan air
putih saja
; ibu mau minum obat yang di berikan bidan selama
hamil
09.16 Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup yaitu 1-
2 jam pada siang hari dan pada malam hari minimal 7-
8 jam
; ibu bersedia mengatur pola istirahatnya.
09.18 Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan dirinya
mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari, dan
keramas minimal 3-4 kali dalam seminggu
; ibu mandi 2 x dalam sehari, keramas 2-3 kali dalam
sehari, sikat gigi 2 kali sehari.
09. 20 Menganjurkan ibu untuk sering mengganti pakaiannya
terutama pakaian dalam (setiap kali lembab)
; ibu mengganti pakaian dalamnya setiap kali lembab.
09.23 Mengingatkan ibu tanda bahaya trimester III seperti
nyeri perut yang hebat, perdarahan pervagina , pecah
ketuban sebelum waktunya, sering pusing; ibu
mengerti dan sudah tau tanda bahaya dalam
kehamilan trimester 3
09..30 Menganjurkan pada ibu untuk menghindari hal-hal
yang bisa membahayakan ibu dan janinnya seperti
terkena asap rokok, ataupun ibu merokok, minum-
minuman beralkohol, minum obat tanpa resep dokter,
mengangkat beban yang berat
; ibu mengerti dan mau menghindari hal-hal yang
bisa membahayakan ibu dan janinnya.
09.35 Menganjurkan ibu untuk datang kembali tanggal 20
juni atau jika ada keluhan
; ibu bersedia datang kembali saat ada keluhan

6) Kunjungan ANC ke-2


Hari / Tanggal : Kamis / 20 juni 2019
Pukul : 09.00 wita
Tempat : Puskesmas Benteng
a. Data Subjektif

104
1) Ibu ingin memeriksakan kehamilannya sesuai dengan

jadwal kunjungan dengan tujuan untuk mengetahui

keadaan ibu dan janinnya.


2) Ibu minum Obat fe dan obat ibu masih ada
3) Ibu mengeluh mual selama 2 hari dan 2 malam
4) Ibu tidak merasakan tanda bahaya trimester III
5) Ibu selalu menjaga kesbersihan dirinya sesuai dengan

anjuran yang di berikan


6) Ibu tidur siang selama 1 jam dan tidur malam ± 7 jam
7) Ibu makan makanan yang bernutrisi seperti sayur ( daun

kelor ), ikan dan buah ( buah pisang dan papaya ).


b. Data Objektif
1) Keadaan umum ibu baik
2) Kesadaran composmentis
3) Tanda-tanda vital :
a) Tekanan darah : 110/70 mmHg
b) Suhu : 36,6 ℃
c) Nadi : 78 x/menit
d) Pernapasan : 22 x/menit
4) BB sekarang : 74 kg
5) Pemeriksaan fisik khusus
a) Mata
Inspeksi : kongjuntiva merah muda dan sclera

putih

b) Abdomen
(1) Leopold I : TFU 3 jari di bawah px (34 cm)
Teraba bokong.
(2) Leopold II: Punggung kanan
(3) Leopold III: kepala
(4) Leopold IV: BDP ( 5/5 )
6) DJJ : denyut jantung janin terdengar jelas dan teratur pada

kuadran sisi kanan perut ibu dengan frekuensi 128 x/menit.


7) Ekstremitas atas bawah
(1) Ekstremitas atas

105
Palpasi : tidak ada odema
Inspeksi : kuku tidak pucat
(2) Ekstremitas bawah
Palpasi : tidak ada oedema dan tidak ada varises
c. Analisa Data
GIII PII A0, Gestasi 36 minggu 6 hari Situs memanjang,

punggung kanan bergerak dalam panggul, presentase kepala,

intra uteri, tunggal, hidup, keadaan ibu dan janin baik.

d. Penatalaksanaan

Jam Penatalaksanaan
09.05 Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan yang di
dapatkan
; ibu mengerti dan merasa senang dengan hasil
pemeriksaan yang di dapatkan.
09.10 Menganjurkan ibu mengurangi makan makanan yang
memicu mual seperti makanan yang berlemak seperti
gorengan, makanan yang pedis, makanan yang
mengandung gas seperti ubi, buncis dan kol
; ibu bersedia melakukan anjuran yang di berikan
yaitu mengurangi makan makanan yang berlemak dan
lainnya.
09.12 Menganjurkan ibu untuk sering makan dalam porsi
sedikit
; ibu bersedia makan sedikit tapi sering
09.13 Menganjurkan pada ibu untuk makan biscuit di pagi
hari
; ibu bersedia makan biscuit di pagi hari atau di sela-
sela istirahat
09.15 Menganjurkan pada ibu untuk sikat gigi setelah
makan ; ibu mau sikat sikat gigi setelah makan
09.18 Menganjurkan ibu untuk datang kembali tanggal 3 juli
atau jika ada keluhan
; ibu bersedia datang kembali

106
3) Kunjungan ANC ke- 3
Hari / Tanggal : Rabu 3 juli 2019
Pukul : 08.30 wita
Tempat : Puskesmas Benteng
a. Data Subjektif
1) Ibu ingin memeriksakan kehamilannya sesuai dengan jadwal

kunjungan
2) Ibu tidak merasakan mual lagi
3) Ibu makan biscuit setiap bangun di pagi hari
4) Ibu sikat gigi setelah makan
5) Ibu makan 2-3 kali sehari dengan porsi sedikit
6) Obat tablet fe ibu tinggal sedikit
b. Data Objektif
1) Keadaan umum ibu baik
2) Kesadaran composmentis
3) Tanda-tanda vital :
a) Tekanan darah : 110/70 mmHg
b) Suhu : 36,6 ℃
c) Nadi : 78 x/menit
d) Pernapasan : 22 x/menit
4) BB sekarang : 75 kg
5) Pemeriksaan fisik khusus
a) Mata
Inspeksi : kongjuntiva merah muda dan sclera putih
b) Abdomen
(1) Leopold I : TFU 2 jari di bawah px (34 cm),
teraba bokong.
(2) Leopold II : Punggung kanan
(3) Leopold III: kepala
(4) Leopold IV: BDP ( 5/5 )
6) DJJ : denyut jantung janin terdengar jelas dan teratur pada kuadran

sisi kanan perut ibu dengan frekuensi 128 x/menit.


7) Ekstremitas atas bawah
(1) Ekstremitas atas
Palpasi : tidak ada odema
Inspeksi : kuku tidak pucat
(2) Ekstremitas bawah
Palpasi : tidak ada oedema dan tidak ada varises
c. Analisa Data

107
GIII PII A0, Gestasi 38 minggu 5 hari Situs memanjang,punggung

kanan bergerak dalam panggul, presentase kepala, intra uteri,

tunggal, hidup, keadaan ibu dan janin baik.


d. Penatalaksanaan

Jam Penatalaksanaan
08.45 Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan yang di
dapatkan
; ibu merasa senang dengan hasil pemeriksaan yang di
dapatkan
08.47 Mengingatkan kembali ibu untuk memperhatikan
gerakan janinnya minimal 10 kali dalam 24 jam
; gerakan janin sering dirasakan
08.48 Menganjurkan ibu untuk tidak tidur terlentang > dari
10 menit
; ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang
di lakukan.
08.50 Mengingatkan ibu untuk ikut kelas ibu hamil
; ibu selalu mengikuti kelas ibu hamil
08.55 Mengingatkan kembali tanda bahaya trimester 3
seperti gerakan janin kurang, sakit kepala yang
menetap, dan bengkak pada wajah,tangan dan kaki
; ibu mengerti dan sudah tau tanda bahaya kehamilan
trimester 3
08.58 Menganjurkan ibu untuk datang kembali tanggal 8 juli
2019 atau jika ada keluhan
; ibu bersedia kembali jika ada keluhan

4) Kunjungan ANC ke-4


Hari / Tanggal : senin / 08 juli
Pukul : 09.00 wita
Tempat : Puskesmas Benteng
a. Data Subjektif
1) Ibu ingin memeriksakan kehamilannya sesuai dengan jadwal

kunjungan
2) Ibu sering merasakan gerakan janinnya
3) Ibu tidak merasakan tanda bahaya kehamilan trimester III

108
4) Ibu tidur dengan posisi miring kiri / kanan di siang hari /

malam hari
5) Ibu mengikuti kelas ibu hamil.
b. Data Objektif
1) Keadaan umum ibu baik
2) Kesadaran composmentis
3) Tanda-tanda vital :
a) Tekanan darah : 110/70 mmHg
b) Suhu : 36,6 ℃
c) Nadi : 78 x/menit
d) Pernapasan : 22 x/menit
4) BB sekarang : 75 kg
5) Pemeriksaan fisik khusus
a) Mata
Inspeksi : kongjuntiva merah muda dan sclera
Putih.
b) Abdomen
(1) Leopold I : TFU 3 jari di bawah px (33 cm),
Teraba bokong.
(2) Leopold II: Punggung kanan
(3) Leopold III : kepala
(4) Leopold IV : BDP ( 5/5 )
6) DJJ : denyut jantung janin terdengar jelas dan teratur pada

kuadran sisi kanan perut ibu dengan frekuensi 138 x/menit.


7) Ekstremitas atas bawah
(1) Ekstremitas atas
Palpasi : tidak ada odema
Inspeksi : kuku tidak pucat

(2) Ekstremitas bawah


Palpasi : tidak ada oedema dan tidak ada varises
e. Analisa Data
GIII PII A0, gestasi 39 minggu 3 hari, situs memanjang,

punggung kanan, bergerak dalam panggul, presentase kepala,

intra uteri, tunggal, hidup, keadaan ibu dan janin baik


f. Penatalaksanaan

Jam Penatalaksanaan

109
09.05 Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan yang di
dapatkan dalam batas normal
; ibu merasa senang dengan hasil pemeriksaan yang di
dapatkan.
09.10 Memberikan informasi tentang ASI esklusif
; ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan dan
bersedia menyusui bayinya sampai 6 bulan tanpa
makanan pendamping
09.13 Menganjurkan ibu untuk sering jalan-jalan di pagi
hari minimal 20 menit
; ibu bersedia melakukan anjuran yang di berikan
09.15 Memberikan konseling tentang jenis-jenis alat
kontrasepsi
; ibu mengerti dan memilih kontrasepsi suntik 3 bulan
09.18 Menganjurkan ibu untuk bersalin di fasilitas
kesehatan ( puskesmas / rumah sakit )
; ibu telah menyetujui dan menandatangani lembar
persetujuan di buku KIA
09.20 Mengingatkan kembali tanda-tanda awal mulainya
persalinan seperti nyeri perut tembus kebelakang,
keluar lender bercampur darah.
; ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
09.23 Mengingatkan ibu tentang persiapan persalinan seperti
baju bayi, sarung bayi, biaya persalinan, kendaraan
untuk ke faskes, pendonor dan pendamping persalinan
; ibu sudah mempersiapkan persiapan persalinan
09.24 Memberikan konseling tentang inisiasi menyusui dini
; ibu mengerti dengan penjelasan
09.25 Menganjurkan ibu untuk datang kembali jika ada
keluhan
; ibu bersedia datang kembali

B. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin


1. Pendokumentasian kala I
Tanggal : 09 juli 2019
Jam : 09.45 wita
Tempat : Puskesmas Benteng kepulauan selayar
Oleh : Nur Suciani Linda
a. Data subjektif

110
1) Ibu masuk puskesmas dengan keluhan nyeri perut tembus ke

belakang di rasakan sejak pukul 07.00 wita.


2) Pelepasan lendir dan darah dirasakan sejak pukul 09.00 wita.
3) Sifat keluhan hilang timbul.
4) Usaha untuk mengatasi keluhan yaitu dengan berjalan-jalan.
5) Ibu makan 1 porsi nasi dan minum ± 100 cc sebelum ke

puskesmas.
6) Sebelum ke puskesmas ibu sudah BAB 1 kali dan BAK 2 kali.
b. Data objektif
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tanggal TP : 12 juli 2019
4) TTV
a) Tekanan darah : 110/70 mmHg
b) Suhu : 36,6 ℃
c) Nadi : 78 x/menit
d) Pernapasan : 22 x/menit
5) Pemeriksaan khusus
Palpasi Abdomen :
a) Leopold I : 3 jari bawah px, TFU 32 cm,
b) Leopold II : PUKA
c) Leopold III : Kepala
d) Leopold IV : BDP ( 5/5 )
e) Pemeriksaan DJJ
Denyut jantung janin terdengar jelas dan teratur pada

kuadran kanan bawah perut ibu dengan frekuensi 128

x/menit.
f) His : 2 kali dalam 10 menit durasi 20-25 detik
6) Pemeriksaan dalam
( VT 1 ) jam : 10.00 wita
a) Vulva / vagina : tidak ada kelainan
b) Porsio : tebal
c) Pembukaan : 1 cm
d) Ketuban : utuh
e) Presentasi : kepala, UUK
f) Penurunan : Hodge I
g) Penumbungan : tidak ada
h) Molase : tidak ada

111
i) Kesan panggul : normal
j) Pelepasan : lendir bercampur darah
c. Analisa data
GIIIPIIA0, gestasi 39 minggu 4 hari dengan inpartu kala I fase

laten
d. Penatalaksanaan

Jam Penatalaksanaan
09.45 Menyambut ibu dan mempersilakan masuk
; ibu merasa senang dengan perlakuan bidan
09.55 Melakukan pemeriksaan TTV, his dan DJJ
1) TTV : TD : 110/70 mmHg
S : 36,5
N : 76 x/menit
P : 20 x/menit
2) His : 2x dalam 10 menit durasi 20-25 detik
3) DJJ : 130 x/menit
10.00 Melakukan pemeriksaan dalam
a) Vulva / vagina : tidak ada kelainan
b) Porsio : tebal
c) Pembukaan : 1 cm
d) Ketuban : utuh
e) Presentasi : kepala, UUK
f) Penurunan : Hodge I
g) Penumbungan : tidak ada
h) Molase : tidak ada
i) Kesan panggul : normal
j) Pelepasan : lendir bercampur darah
10.05 Mengfasilitasi ibu untuk berjalan-jalan
; ibu bersedia melakukan anjuran yang di lakukan
10.10 Menganjurkan ibu untuk makan dan minum
; ibu makan nasi 1 porsi dan teh kotak 150 cc
10.12 Menemani ibu bercerita di dalam ruangan
; ibu merasa senang telah di temani
10.15 Mengajarkan ibu tehnik relaksasi saat ada his
; ibu mengikuti gerakan yang di lakukan
10.18 Menjelaskan pada ibu penyebab nyeri yang di rasakan
; ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan
10.22 Menganjurkan ibu untuk tidur miring kiri
; ibu tidur dengan posisi miring kiri

112
10.25 Memberikan dukungan dan support pada ibu
menjelang persalinannya
; ibu merasa senang di beri dukungan dan support
10.27 Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung
kemih.
; ibu telah mengosongkan kandung kemih.
10.30 Melakukan pemeriksaan his dan DJJ
1) His : 2-3 x dalam 10 menit durasi 25-30 detik
2) DJJ : 128 x/menit
10.35 Mengingatkan kembali ibu untuk makan dan minum
; ibu minum air putih 2 gelas
10.38 Membantu ibu untuk jalan-jalan di sekitar puskesmas
; ibu merasa senang telah di temani
10.40 Menganjurkan ibu untuk istirahat ketika lelah
; ibu istirahat saat lelah
10.43 Menganjurkan ibu untuk tidur siang
; ibu bersedia melakukan anjuran yang di berikan
10.47 Mengingatkan ibu untuk tidur miring kiri
; ibu tidur miring kiri
10.53 Mengingatkan ibu untuk berjalan-jalan
; ibu bersedia jalan-jalan
10.56 Mengingatkan ibu untuk relaksasi saat ada his
; ibu melakukan anjuran yang di berikan
11.00 Melakukan pemeriksaan his dan DJJ
His : 2-3 x dalam 10 menit durasi 25-30 detik
DJJ : 128 x/menit
11.05 Mengfasilitasi ibu untuk makan dan minum di sela-
sela his.
; ibu makan ½ porsi nasi dan minum the kotak 150 cc.
11.30 Melakukan pemeriksaan his dan DJJ
His : 2-3 x dalam 10 menit durasi 25-30 detik
DJJ : 128 x/menit
11.38 Menyampaikan kepada ibu bahwa detak jantung janin
dalam batas normal.
; ibu dan suami mengetahui hasil pemeriksaan dan
senang mengetahuinya.
11.46 Menfasilitasi ibu untuk berjalan-jalan saat tidak ada
kontraksi.
; ibu berjalan pada saat tidak ada kontraksi yang
ditemani oleh suami.
11.53 Mengfasilitasi ibu cara tehnik relaksasi yaitu dengan
cara menarik nafas lewat hidung lalu hembuskan

113
melalui mulut.
; ibu mengikuti gerakan yang di ajarkan dan dilakukan
setiap kali kontraksi.
12.00 Melakukan pemeriksaan his dan DJJ
His : 2-3 x dalam 10 menit durasi 25-30 detik
DJJ : 128 x/menit
12.15 Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung
kemih.
; ibu telah mengosongkan kandung kemih
12.30 Melakukan pemeriksaan his dan DJJ
His : 2-3 x dalam 10 menit durasi 25-30 detik
DJJ : 128 x/menit
12 48 Mengfasilitasi ibu untuk memilih posisi yang nyaman.
; ibu memilih posisi miring kiri
13.00 Melakukan pemeriksaan his dan DJJ
His : 2-3 x dalam 10 menit durasi 25-30 detik
DJJ : 128 x/menit
13. 15 Mengfasilitasi ibu makan dan minum
; ibu makan 1 porsi nasi dan minum air putih 2 gelas
13.30 Melakukan pemeriksaan his dan DJJ
His : 2-3 x dalam 10 menit durasi 25-30 detik
DJJ : 128 x/menit
14.00 Melakukan Pemeriksaan dalam
a) Vulva / vagina : tidak ada kelainan
b) Porsio : tebal
c) Pembukaan : 3 cm
d) Ketuban : utuh
e) Presentasi : kepala, UUK
f) Penurunan : Hodge I
g) Penumbungan : tidak ada
h) Molase : tidak ada
i) Kesan panggul : normal
j) Pelepasan : lendir bercampur darah
14.15 Memeriksa TTV
TD : 110/70 mmHg
S : 36,5
N : 76 x/menit
P : 20 x/menit

14.30 Menyampaikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan


bahwa pembukaan sudah maju ( 3 cm ) dan keadaan
janin baik.

114
; ibu dan suami mengetahui hasil pemeriksaan dan
senang mengetahuinya.

2. kala I fase aktif


a. Data objektif
1) Keadaan umum ibu baik
2) Kesadaran composmentis
3) Pemeriksaan tanda-tanda vital :
a) TD : 110/70 mmHg
b) N : 72 x/menit
c) S : 36,6 ℃
d) N : 80 x/menit
4) 130 x/menit
5) His 4 x 10 menit durasi 40-45 detik
6) Pemeriksaan dalam pukul 18.00 wita
a) Vulva / vagina : tidak ada kelainan
b) Porsio : lunak, tipis
c) Pembukaan : 5 cm
d) Ketuban : utuh
e) Presentasi : kepala
f) B. terendah : ubun-ubun kecil ( lintang kiri )
g) Penurunan : Hodge II
h) Penumbungan : tidak ada
i) Molase : tidak ada
j) Kesan panggul : normal
k) Pelepasan : lender bercampur darah
b. Penatalaksanaan

jam Pelaksanaan
16.20 Menyampaikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
bahwa keadaan ibu dan janin baik.
; ibu dan suami mengetahui hasil pemeriksaan dan
senang mengetahuinya.
16.30 Menfasilitasi ibu untuk berjalan-jalan saat tidak ada
kontraksi.
; ibu berjalan pada saat tidak ada kontraksi yang
ditemani oleh suami.
16.45 Menganjurkan ibu untuk mandi agar tubuh jadi rileks
kembali
; ibu bersedia melakukan anjuran yang di berikan
17.00 Mengfasilitasi ibu cara tehnik relaksasi yaitu dengan
cara menarik nafas lewat hidung lalu hembuskan

115
melalui mulut.
; ibu mengikuti gerakan yang di ajarkan dan dilakukan
setiap kali kontraksi.
17.30 Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung
kemih.
; ibu telah mengosongkan kandung kemih.
18.00 Melakukan pemeriksaan dalam
a) Vulva / vagina : tidak ada kelainan
b) Porsio : lunak, tipis
c) Pembukaan : 5 cm
d) Ketuban : utuh
e) Presentasi : kepala
f) B. terendah : ubun-ubun kecil
g) Penurunan : Hodge II
h) Penumbungan : tidak ada
i) Molase : tidak ada
j) Kesan panggul : normal
Pelepasan : lender bercampur darah
18.30 Memantau TTV
TD : 110/70 mmHg
S : 36,5
N : 76 x/menit
P : 20 x/menit

19.00 Melakukan observasi his dan DJJ.


1) DJJ : 128 x/menit
2) His : 2 x 10 menit durasi 20-25 detik
19.30 Melakukan observasi his dan DJJ.
1) DJJ : 139 x/menit
2) His : 3 x 10 menit durasi 35-40 detik
19.35 Memberitahu ibu untuk tidak takut menghadapi
persalinnya
; ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan
19.40 Mengingatkan kembali ibu untuk istirahat
; ibu istirahat di sela-sela his
19.46 Mengingatkan ibu untuk makan dan minum
; ibu sudah makan dan minum
20.00 Melakukan observasi his dan DJJ.
DJJ : 126 x/menit
His : 4 x 10 menit durasi 40 detik
20.30 Memantau his perut ibu
; his 3-4 x dalam 10 menit durasi 40 detik

116
20.48 Memantau DJJ
; 130 x/menit
21.00 Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung
kemihnya
; ibu sudah buang air kecil
21`30 Pemeriksaan dalam pukul 21.30 wita
Vulva / vagina : tidak ada kelainan
Porsio : lunak, tipis
Pembukaan : 7 cm
Ketuban : utuh
Presentasi : kepala
B. terendah : ubun-ubun kecil
Penurunan : Hodge II
Penumbungan : tidak ada
Molase : tidak ada
Kesan panggul : normal
Pelepasan : lender bercampur darah
21.40 Melakukan pemeriksaan TTV
TD : 110/80 mmHg
S : 36,7
N : 78 x/menit
P : 20 x/menit
22.56 Menyampaikan kepada ibu dan suami tentang hasil
pemeriksaan bahwa pembukaan sudah maju(7 cm),
dan keadaan ibu dan janin baik
; ibu dan suami merasa senang dengan hasil
pemeriksaan.
22.58 Mengingatkan ibu untuk tetap melakukan tehnik
relaksasi apabila ibu merasakan his
; ibu melakukan tehnik relaksasi jika merasakan his
23.05 Mengfasilitasi ibu untuk memilih posisi yang
membuatnya nyaman
; ibu miring kiri
23.10 Mempersiapkan partus set, pakaian ibu, pakaian bayi
dan alat resusitasi
23.15 Melakukan observasi his dan DJJ
1) His : 5x 10 menit durasi 40-45 detik
2) DJJ : 130 x/menit
23.20 Melihat tanda gejala kala II :
1) Ekspresi ibu meringis
2) Ibu tampak ingin meneran
3) Ibu merasa ingin BAB

117
4) Ada tekanan pada anus
5) Perineum menonjol
6) Vulva dan spinter ani membuka
23.25 Ketuban pecah dan warna jernih
23.30 Pemeriksaan dalam :
1) Vulva / vagina : tidak ada kelainan
2) Porsio : melesap
3) Pembukaan : 10 cm
4) Ketuban : jernih
5) Presentasi : kepala
6) B. terendah : uuk berada didepan simpisis
7) Penurunan : Hodge IV
8) Penumbungan : tidak ada
9) Molase : tidak ada
10) Kesan panggul : normal
11) Pelepasan : lender bercampur darah

2. Pendokumentasian Kala II
a. Data subjektif
1) Ibu merasa ingin buang air besar
2) Sakit semakin sering dan tembus kebelakang
b. Data objektif
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Ekspresi ibu tampak meneran kuat
4) Ketuban pecah pukul 23.25 wita
c. Analisa data
Perlangsungan kala II
d. Penatalaksanaan

Jam Penatalaksanaan
23.40 Memakai celemek bersih
23.43 Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang
dipakai, mencuci kedua tangan dengan sabun dan air
bersih yang nengalir dan mengeringkan tangan
dengan handuk bersih dan kering.
23.46 Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan
23.50 Memasukkan oxitosyn 10 iu dari spoit dengan
menggunakan tangan yang memakai sarung tangan
DTT

118
23.52 Membersihkan vulva dan perineum dengan kasa steril
dan air DTT
23.55 Dekontaminasi sarung tangan dengan mencelupkan
tangan yang masih memakai sarung tangan DTT
kedalam larutan clorin 0,5 % secara terbalik
00.05 Memberitahu ibu dan suami bahwa pembukaan sudah
lengkap ( 10 cm )
; ibu dan suami merasa senang dengan hasil
pemeriksaan.
00.07 Meminta suami untuk membantu menyiapkan posisi
ibu
; suami siap membantu dalam proses kelahiran bayi
00.08 Meneran aktif mengikuti dorongan dalam
00.09 Meletakkan handuk bersih diatas perut ibu ( untuk
mengeringkan tubuh bayi )
00.11 Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian di
bawah bokong ibu
00.12 Membuka tutup partus set
00.13 Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
00.14 Saat tampak kepala bayi dengan diameter 5 cm
embuka vulva maka lindungi perineum dengan satu
tangan kiri menahan belakang kepala bayi agar tetap
fleksi dan membantu lahirnya kepala bayi
; kepala bayi lahir dengan posisi dagu berada di depan
anus
00.15 Periksa kemungkinan lilitan tali pusat
; tidak ada lilitan tali pusat
00.16 Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar
secara spontan
; kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan
00.18 Memegang kepala bayi secara bipariental kemudian
melakukan estraksi kebawah untuk melahirkan bahu
depan dan di lanjutkan estraksi ke atas untuk
melahirkan bahu belakang
00.20 Tangan kanan menyangga kepala dan bahu belakang
sedangkan tangan kanan menelusuri siku lengan
sebelah atas bayi, punggung, dan tungkai kemudian
menjepit kedua kaki bayi
; bayi lahir pukul 00.20 wita dengan jenis kelamin
laki-laki, segera menangis, tonus otot aktif dan warna
kulit kemerahan.

119
3. perlangsungan kala III
a. Data subjektif
Perut ibu masih mules.
b. Data objektif
1) Bayi lahir pukul 00.20 wita
2) Jenis kelamin laki-laki
c. Analisa data
Perlangsungan kala III
d. Penatalaksanaan

Jam Penatalaksanaan
00.26 Mengecek tinggi fundus uterus untuk memastikan hanya
satu bayi lahir ( hamil tunggal ) dan bukan kehamilan
ganda
; tfu setinggi pusat dan tidak terdapat bagian-bagian janin
00.27 Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oxytosin
; ibu bersedia di suntik
Melakukan penyuntikan oksitosin 10 IU secara
intramuskuler di 1/3 distal lateral paha
00.28 Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5 cm dari
vulva
00.28 Meletakkan tangan kiri di atas kain pada perut bagian
bawah ibu untuk mendeteksi kontraksi dan tangan kanan
melakukan peregangan tali pusat saat uterus berkontraksi,
tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan lain
mendorong uterus ke arah belakang-atas (Dorso kranial)
secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri)

00.29 Saat plasenta terlepas dari dinding uterus regangkan tali


pusat dengan mengikuti poros jalan lahir dan menarik
dengan lembut searah lantai sampai plasenta muncul di
intraitus vagina

00.30 Melahirkan plasenta dengan kedua telapak tangan, pegang


dan putar searah jarum jam hingga selaput ketuban
terpilin sampai plasenta lahir seluruhnya
; plasenta lahir pukul 00.30 wita

120
00.31 Melakukan massase uterus secara teratur dan lembut
; uterus berkontraksi dengan baik dan teraba bundar dan
keras

00.33 Memeriksa plasenta


; plasenta lahir lengkap, tidak ada kotiledon tertinggal dan
selaput ketuban utuh

4. perlangsungan kala IV
a. Data subjektif
Ibu merasakan badannya masih lemas dan nyeri perut

bagian bawah.
b. Data objektif
1) Keadaan umum ibu baik
2) Kesadaran composmentis
3) Plasenta lahir lengkap pukul 00.30
4) Uterus teraba keras dan bundar

a. Analisa data
Perlangsungan Kala IV
b. Penatalaksanaan

Jam Penatalaksanaan
00.35 Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan
perineum
; tidak terjadi laserasi pada vagina dan perineum
00.37 Memastikan uterus berkontraksi dan kandung kemih
ksosong
; uterus teraba bundar dan keras, kandung kemih
kosong
00.39 Mengajarkan ibu dan keluarga untuk melakukan
massase uterus dan memeriksakan kontraksi uterus
; suami memperagakan cara massase fundus uteri
searah jarum jam
00.40 Mencelupkan tangan yang memakai sarung tangan
DTT ke dalam larutan clorin 0,5 % dan melepaskan

121
sarung tangan secara terbalik serta merendam dalam
larutan clorin tersebut selama 10 menit.
00.42 Mencuci kedua tangan dengan sabun di bawah air
mengalir kemudian mengeringkan tangan dengan
handuk bersih dan kering
00.43 Mengevaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
; perdarahan ± 200 cc
00.45 Mengobservasi tekanan darah, nadi, suhu, kontrkasi
uterus,TFU :
1) TD : 100/70 mmHg
2) N : 78 x/menit
3) S : 36,7 ℃
4) P : 22 x/menit
5) TFU : 1 jari bawah pusat
6) Kontraksi uterus baik teraba bundar dan keras.
00.50 Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam
larutan clorin untuk untuk dekontaminasi di rendam
selam 10 menit
00.52 Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke
tempat sampah yang sesuai
00.57 Membersihkan ibu dari paparan darah dan cairan
tubuh menggunakan air DTT
01.02 Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan
clorin 0,5 %
01.04 Memastikan ibu merasa nyaman dan meminta
keluarga untuk memberi makan dan minum
; ibu makan roti dan minum air putih
01.05 Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan
clorin 0,5 % dan melepas sarung tangan secara
terbalik dan rendam selama 10 menit.
01.07 Cuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir lalu
di keringkan dengan handuk bersih dan kering
01.45 Mengobservasi tekanan darah, nadi, suhu, kontraksi
uterus, TFU :
1) TD : 110/70 mmHg
2) N : 78 x/menit
3) S : 36,7 ℃
4) P : 22 x/menit
5) TFU : 1 jari bawah pusat
6) Kontraksi uterus baik teraba bundar dan keras.
01.47 Menganjurkan ibu untuk makan dan minum
; ibu makan ½ porsi nasi dan minum air putih ± 200

122
cc
01.49 Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering
mungkin
; ibu sedang menysui bayinya
02.04 Mengobservasi tekanan darah, nadi, suhu, kontraksi
uterus, TFU :
7) TD : 110/70 mmHg
8) N : 76x/menit
9) S : 36,6 ℃
10) P : 20 x/menit
11) TFU : 1 jari bawah pusat
Kontraksi uterus baik teraba bundar dan keras.
02.06 Menganjurkan ibu untuk istirahat
; ibu berbaring di atas tempat tidur
02.38 Mengobservasi tekanan darah, nadi, suhu, kontraksi
uterus, TFU :
1) TD : 110/70 mmHg
2) N : 78x/menit
3) S : 36,7 ℃
4) P : 20 x/menit
5) TFU : 1 jari bawah pusat
6) Kontraksi uterus baik teraba bundar dan keras.
02.40 Memberikan ibu terapi obat asam mefenamat 3 x 1,
tablet fe 1 x 1 dan vitamin A 1 x 1 di minum secara
rutin
; ibu telah meminumnya
03.10 Mengobservasi tekanan darah, nadi, suhu, kontraksi
uterus, TFU :
1) TD : 110/70 mmHg
2) N : 78x/menit
3) S : 36,7 ℃
4) P : 20 x/menit
5) TFU : 1 jari bawah pusat
6) Kontraksi uterus baik teraba bundar dan keras.

C. Asuhan pada Bayi Baru Lahir


Tanggal : 10 Juli 2019
Tempat: Puskesmas Benteng
Jam : 02.30 wita
Oleh : Nur suciani linda
a. Data Objektif
a. Bayi cukup bulan

123
b. segera menangis
c. kulit kemerah-merahan
d. tonus otot bergerak aktif.
b. Analisa Data
Bayi cukup bulan sesuai masa kehamilan

c. Penatalaksanaan

Jam Penatalaksanaan
00.22 Mengeringkan tubuh bayi kecuali telapak tangan
dengan handuk kering dan bersih lalu mengganti
sarung bayi dengan sarung yang kering dan bersih
00.24 Menjepit tali pusat dengan klem 2 cm dari pusat bayi
menggunakan jari telunjuk dan jari tengah yang akan
mendorong isi tali pusat kearah ibu, lalu klem tali
pusat pada 2 cm distal dari klem pertama
00.25 Memotong tali pusat dengan satu tangan memegang
tali pusat yang telah di jepit untuk melindungi perut
bayi dan gunting tali pusat di antara klem tersebut
00.26 Menfasilitasi bayi untuk IMD dengan meletakkan
bayi tengkurap di atas dada ibu untuk kontak kulit
secara langsung, meluruskan bahu bayi sehingga
dada bayi menempel di dada ibu, kepala bayi berada
di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah
dari putting susu atau aerolla mammae ibu.
01.09 Memantau keadaan bayi dengan memastikan bayi
bernafas di atas dada ibu
; bayi dalam keadaan baik, dan bernafas di atas dada
ibu
01.10 Memakai sarung tangan DTT untuk melakukan
pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir :
1) Pemeriksaan antropometri
a) Berat badan bayi : 3000 gram
b) Panjang badan : 48 cm
c) Lingkar kepala : 33 cm
d) Lingkar dada : 31 cm
e) Lingkar lengan : 10 cm
2) Pemriksaan TTV
a) S : 36,5 °C
b) FJ : 136 x/menit

124
c) P : 48 x/menit
3) Pemeriksaan fisik
a) Kepala : tulang kepala tidak tumpang tindih,
tidak ada che-pal hematoma maupun caput
succedaneum.
b) Mata : tidak ada tanda-tanda infeksi
c) Hidung: simetris, tidak ada pernapasan cuping
hidung.
d) Mulut : tidak ada labioskisis maupun labio
palatoskisis.
e) Telinga: simetris, daun telinga sejajar dengan
mata.
f) Dada : pernapasan normal, tidak ada retraksi
pada dada.
g) Abdomen : tali pusat bersih terbungkus
dengan kasa steril.
h) Genitalia : terdapat penis dan lubang penis,
scrotum sudah turun dan terdapat lubang anus
i) Ekstremitas : pergerakan aktif, jari-jari
lengkap.
4) Pemeriksaan refleks :
a) Refleks rooting :(+)
b) Refleks suckling :(+)
c) Refleks swallowing : ( + )
d) Refleks moro :(+)
e) Refleks babinsky :(+)
01.20 Memberikan salep mata profilaksis infeksi dan vit K
0,5 ml di berikan secara IM pada paha bagian kiri
01.23 Memakaikan baju bayi, lalu bayi di bedong dengan
kain bersih dan kering, kemudian bayi di berikan
pada ibunya
01.25 Melepas sarung tangan ke dalam larutan clorin 0,5 %
secara terbalik dan rendam selama 10 menit
01.27 Mecuci kedua tangan dengan sabun di bawah air
mengalir kemudian mengeringkan dengan kain
kering dan bersih
01.28 Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan
bayi dan menyusui bayinya sesering mungkin
; ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
01.30 Memberikan imunisasi hepatitis B di paha kanan
bawah lateral secara IM

125
D. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas
1. Kunjungan ke -1
Tanggal : 12 juli 2019

Jam : 08.30 wita

Tempat : Puskesmas Benteng kepulauan selayar

Oleh : Nur Suciani Linda

a. Data subjektif
1) Ibu tidak ada keluhan apapun
2) Pengeluaran kolostrum
3) Ibu belum BAB
4) Ibu BAK 2-3 kali sehari
5) Pengeluaran lochea rubra
6) Ganti pembalut 2-3 kali sehari
b. Data objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV
a) Tekanan darah : 110/70 mmHg
b) Suhu : 36,6 ℃
c) Nadi : 78 x/menit
d) Pernapasan : 22 x/menit
4. TFU : 2 jari bawah pusat
5. Kontraksi : normal, uterus teraba bundar dan keras
6. Kandung kemih : kosong
7. Lochea : rubra
c. Analisa data
PIIIA0, post partum hari ke-2
d. Penatalaksanaan

126
Jam Penatalaksanaan
08.30 Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini
dalam batas normal
; ibu dan suami merasa senang dengan hasil
pemeriksaan yang di dapatkan.
08.33 Memberitahu ibu tentang tanda bahaya masa nifas
seperti demam berhari-hari, payudara bengkak, merah
disertai rasa nyeri, keluar cairan berbau dari jalan lahir
; ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan dan
tau tanda bahaya masa nifas
08.35 Memberitahu ibu untuk makan makanan yang bergizi
seperti nasi, sayuran, telur, daging, dan buah serta
minum air putih 8 gelas/hari
; ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan
08.37 Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene
dan selalu untuk mengganti pembalut tiap kali penuh
; ibu mengganti pembalut setiap kali penuh
08.40 Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan
payudaranya
; ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan
08.42 Mengajarkan ibu cara menyusui yang benar
; ibu mengerti dan telah melakukannya dengan baik.
08.44 Memberitahu ibu akan di lakukan kunjungan ulang
dirumah
; ibu mengerti dan bersedia di kunjungi

2. Kunjungan ke-2
Tanggal : 20 juli 2019

Jam : 09.30 wita

Tempat : Rumah pasien

Oleh : Nur Suciani Linda

a) Data subjektif
1) Ibu tidak merasakan keluhan apapun
2) ASI keluar lancar dan bayi sering menyusu

127
3) BAK ± 5x/hari
4) BAB 3/minggu, konsistensi lembek
5) Ibu tidak merasakan tanda bahaya masa nifas
6) Nafsu makan baik
7) Ibu minum 7-8 gelas/hari
b) Data objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV
a) Tekanan darah : 110/70 mmHg
b) Suhu : 36,6 ℃
c) Nadi : 78 x/menit
d) Pernapasan : 22 x/menit
4. TFU : uterus sudah tidak teraba
5. Kandung kemih : kosong
6. Lochea : serosa
c) Analisa Data
PIII A0, Post Partum hari ke-10
d) Penatalaksanaan

Jam Penatalaksanaan
09 : 35 Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan
; ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan kondisinya saat
ini
09 : 40 Menganjurkan ibu jangan takut pada saat BAB
;ibu mengerti dan melakukan apa yang dianjurkan
09.45 Menganjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup
; ibu bersedia melakukan anjuran yang dilakukan
09.50 Memberikan konseling tentang pentingnya
menkonsumsi makanan yang bernutrisi seperti buiah
pepaya, sayuran dan ikan.
; ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan
09.55 Mengingatkan kembali ibu untuk menjaga kebersihan
diri terutama organ genetalia karena dapat menyebabkan
infeksi pada luka jahitan perineum
; ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan
10.00 Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan
rumah pada tanggal 9 agustus 2019,tetapi apa bila ada
keluhan ibu datang ke pelayanan kesehatan,
;ibu mengerti dan bersedia diadakan kunjungan rumah

128
serta akan datang kepasilitas kesehatan jika ada keluhan

3. Asuhan Neonatus

1. Kunjungan Neonatus Ke-1


Tanggal : 12 Juli 2019
Tempatr : Puskesmas Benteng
Jam : 10 : 00 wita
Oleh : Nur suciani linda
a. Data Subjektif
1) Keadaan bayi dalam kondisi sehat
2) Bayi dimandi setiap pagi jam 08:00 wita
3) Bayi hanya mengkonsumsi ASI
4) BAK ± 5 kali dalam 24 jam warna kuning jernih
5) BAB ± 2/hari warna kuning konsistensi lembek.
b. Data Objektif
1) Keadaan umum bayi baik
2) Gerak : Aktif
3) BB : 3000 gram
4) S : 37°C
5) RR : 48x/menit
6) FJ : 128 x/menit

Pemeriksaan fisik khusus :

1) Kulit : Tidak ikterus, tidak sianosis


2) Mata : sclera tidak ikterus
3) Hidung : Bersih dan tidak ada cuping hidung
4) Dada : Pergerakan nafas normal,
5) Abdomen : Tali pusat masih basah, tidak ada infeksi
Tidak ada pendarahan

129
6) Ekstremitas : pergerakan aktif, simetris, tidak sianosis
tidak ada kelainan
c. Analisa Data
Neonatus usia 2 hari
d. Penatalaksanaan

Jam Penatalaksanaan
10 : 15 Memberitahu pada ibu tentang hasil pemeriksaan
yang dilakukan pada bayinya
;Ibu merasa senang terhadap hasil pemeriksaan yang
dilakukan pada bayinya, bayi dalam keadaan sehat
10 : 20 Memberitahu ibu cara merawat tali pusat bayi dengan
benar
; ibu mengerti cara perawatan tali pusat
10 : 25 Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering
mungkin
; ibu menyusui bayinya sesering mungkin
10 : 30 Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene
bayi seperti, menggantikan popok atau baju yang
dipakai bayi jika basah dengan popok atau kain yang
bersih
;ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan
10.34 Memberitahu ibu tanda bahaya bayi baru lahir seperti
bayi tidak mau menyusu, tali pusat kemerahan dan
bernanah serta berbau, demam tinggi
;ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan
10.36 Memberitahu pada ibu akan di kunjungi tanggal 16
juli 2019
; ibu bersedia di kunjungi

2. Kunjungan Neonatus Ke-2


Tanggal : 16 Juli 2019
Jam : 12 : 05 wita
Oleh : Nur suciani linda
Tempat : Rumah pasien
a. Data Subjektif
a. Ibu menjaga kebersihan tali pusat bayi
b. Bayi menyusu kuat
c. Tali pusat sudah kering dan sudah terlepas
d. Tidak ada yang dirasakan tanda-tanda bahaya pada bayi

130
e. Bayi tidur siang ± 6 jam dan tidur malam ± 9 jam
f. Bayi mandi 2 kali sehari
b. Data Objektif
1) Gerak : Aktif
2) Warna kulit : Kemerahan, tidak ikterus
3) S : 36,6°C
4) RR : 42x/menit
5) Abdomen : Tali pusat masih basah, tidak ada

infeksi, tidak ada pendarahan


6) BB sekarang : 3200 gram
d. Analisa Data
Neonatus usia 6 hari
e. Penatalaksanaan

jam penatalaksanaan
12 :10 Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan pada ibu bahwa keadaan bayinya
sehat
;ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan
12 : 15 Mengingatkan kembali pada ibu untuk menjaga
kehangatan bayi sehingga bayi tidak hipotermi
; ibu mengerti dengan penjelasannya
12 : 20 Mengingantkan kembali kepada ibu untuk menjaga
kebersihan tali pusat bayi dan tidak memberikan
ramuan-ramuan seperti daun-daunan
; ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan
12.23 Mengingatkan ibu untuk menyusui bayinya sesring
mungkin
; ibu menyusui bayinya sesering mungkin
12 :25 Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan
ulang pada tanggal 09 agustus 2019
;ibu bersedia dilakukan kunjungan ulang

131
E. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana
Tanggal : 16 Juli 2019
Jam : 08.30 wita
Oleh : Nur suciani linda
Tempat : Puskesmas Benteng
a. Data Subjektif
Ibu ingin memakai KB suntik 3 bulan
b. Data Objektif
1) Keadaan umum baik
2) Tanda-tanda vital
TD : 110/80 mmHg
N : 82 x/menit
S : 36ºc
P : 20 x/menit
c. Analisa Data
P1II A0 dengan akseptor KB suntik 3 bulan
d. Penatalaksanaan

Jam penatalaksanaan
09 : 20 Menjelaskan pada ibu mengenai hasil pemeriksaanya
; ibu mengatakan senang dengan hasil pemeriksaanya
09 : 25 Menjelaskan kembali tentang keuntungan dari KB suntik
3 bulan yaitu dapat digunakan oleh ibu yang menyusui.,
Tidak perlu dikonsumsi setiap hari atau dipakai sebelum
melakukan hubungan seksual, Darah menstruasi menjadi
lebih sedikit dan membantu mengatasi kram saat
menstruasi
; ibu dapat mengulangi penjelasan yang diberikan
09.26 Menjelaskan kerugian dari suntik 3 bulan yaitu Dapat
memengaruhi siklus menstruasi, Kekurangan suntik
kontrasepsi/kb suntik dapat menyebabkan kenaikan berat
badan pada beberapa wanita, Tidak melindungi terhadap
penyakit menular seksual, Harus mengunjungi
dokter/klinik setiap 3 bulan sekali untuk mendapatkan
suntikan berikutnya
; ibu mengerti dan tetap mau menggunakan alat

132
kontrasepsi suntuk 3 bulan.
09.28 Memberitahu ibu efek samping dari suntik 3 bulan yaitu
terdapat bercak-bercak darah
; ibu mengerti dan tetap mau suntik 3 bulan
09 : 30 Menginformasikan pada ibu untuk datang sewaktu-watu
jika ada keluhan
; ibu mengerti dan bersedia datang kembali
09 : 35 Memberikan jadwal/kartu kontrol ulang pada tanggal 16
oktober 2019
; ibu mengerti dan bersedia datang kembali

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini akan dijelaskan mengenai kesesuaian antara teori

dan kenyataan yaitu fakta yang terjadi pada klien dari hasil asuhan kebidanan

133
secara berkesinambungan (Continuity of Care) yang telah dilaksanakan, dan

teori yang mendukung antara fakta dengan kenyataan serta ditambahkan opini

yang luas dari penulis sebagai pendamping klien yang telah melaksanakan

asuhan pada Ny “J” GIII PII A0, UK 35 minggu 5 hari dengan kehamilan

normal.

A. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Trimester III


Pembahasan yang pertama yang akan dibahas adalah tentang

pemeriksaan Antenatal Care yang telah dilakukan kepada Ny”J” dengan

kehamilan normal di Puskesmas Benteng kepulauan selayar. Berikut akan

disajikan data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan

tentang Antenatal Care. Dalam pembahasan yang berkaitan dengan Antenatal

Care maka, dapat diperoleh data pada tabel dibawah ini:


Tabel 4.1 Distribusi Subyektif dan Obyektif dari Variabel ANC Ny “J” di

Puskesmas Benteng

12 20 02 03
Tanggal
Juni Juni Mei Juni Ket
ANC
2019 2019 2019 2019
UK 35mgg 36mgg 38mgg 39mgg Usia ibu 29
5 hari 6 hari 5 hari 3 hari tahun
Anamnesa Kontrol Mual-mual Kontrol Kontrol Gerakan janin
ANC ANC ANC dirasakan
pertama pada
Usia
Kehamilan 20
minggu
TD 110/70 90/60 110/70 110/70
mmHg mmHg mmHg mmHg
BB 74 Kg 73 Kg 75 Kg 75 Kg Sebelum
hamil 65 Kg

134
TFU 32 cm 34 cm 34 cm 33 cm
Terapi Fe, B.com, Fe, B1, SF, Calk Fe, Calk,
Calk Calk B.com
Nasihat Istirahat Minum Istirahat Jalan di
teratur dan susu dan yang pagi hari,
makan makan cukup makan
sayuran sayuran,ma persiapka bernutrisi
kan biscuit P4k
Sumber : Buku KIA

1. Data Subyektif
a. Umur
Berdasarkan fakta umur Ny “J” 29 tahun. Menurut (Media Wineka ,

2018), usia reproduksi yang baik yaitu pada usia 18-35 tahun, wanita

pada usia 29 tahun merupakan kondisi yang sangat matang untuk bisa

memproduksi embrio dalam Rahim sehingga tidak membahayakan ibu

dan janin. Berdasarkan hal diatas, umur Ny “J” termasuk usia yang cukup

untuk melakukan reproduksi.

b. Kontrol ANC
Pada kasus ini Ny “J” pada TM I : 1 kali, TM II : 4 kali, TM III : 5

kali. Menurut penulis kontrol ANC Ny “J” lebih dari standar yang telah

ditentukan, karena Ny “J” selalu ingin mengetahui keadaan kehamilannya

dan janinnya. ANC sangat penting dan wajib dilakukan oleh ibu hamil,

karena dalam pemeriksaan tersebut dilakukan pemantauan secara

menyeluruh baik mengenai kondisi ibu maupun janin yang sedang

dikandungnya.
Berdasarkan teori , kunjungan ANC meliputi: TM I minimal 1

kali, TM II minimal 1 kali, TM III minimal 2 kali dengan pemeriksaan

135
kehamilan, tingkat kesehatan kandungan, kondisi janin dan bahkan

penyakit atau kelainan diharapkan dapat dilakukan penanganan secara

dini. Berdasarkan hal diatas, jarak kontrol ANC Ny “J” dalam keadaan

normal dilihat dari keluhan-keluhan yang dirasakan oleh Ny “J”.


c. Keluhan selama trimester III
Pada usia kehamilan 36 minggu 5 hari, Ny “J” mengeluh

mual.yang di sebabkan karena respon emosional ibu terhadap kehamilan

dank arena adanya peningkatan hormone HCG. Berdasarkan hal diatas

fisik Ny “J” masih dalam keadaan normal, kehamilan berjalan dengan

fisiologis.
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan umum
1) Tekanan Darah
Berdasarkan fakta tekanan darah Ny “J” pada UK 35 minggu 5 hari-

39 minggu 3 hari yaitu 110/70 mmHg. Menurut penulis tekanan

darah Ny “j” dalam batas normal. Hal ini, sesuai dengan teori ,

tekanan darah dalam batas normal yaitu 100/70-120/80 mmHg,

tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg.

Berdasarkan hal diatas, tekanan darah Ny “J” masih dalam batas

normal.
2) Berat Badan
Berdasarkan fakta berat badan Ny “” sebelum hamil yaitu 65

kg, dan pada akhir kehamilan meningkat menjadi 75 kg, terjadi

penambahan berat badan sebanyak 10 kg. Menurut penulis

penambahan berat badan ibu masih dalam keadaan normal, karena

dari hasil IMT/BMI ibu sebelum hamil yaitu 22,0 seharusnya

136
penambahan berat badan yang dianjurkan selama hamil yaitu 11,5-16

kg. Menurut , sebelum hamil IMT 18,5 sampai 24,9 merupakan IMT

normal dan adapun penambahan berat badan sesuai dengan IMT

normal yang dianjurkan yaitu 11,5-16 kg.


3) LILA
Berdasarkan fakta ukuran LILA Ny “J” 30 cm. Menurut

penulis pengukuran LILA sangat penting karena dari hasil

pengukuran tersebut kita bisa melihat ststus gizi ibu hamil baik atau

tidak. LILA ibu dalam batas normal, jadi gizi ibu sudah terpenuhi dan

sudah tidak dikhawatirkan lagi ibu kekurangan gizi, apabila LILA ibu

dalam kurang dari batas normal maka ibu akan mengalami KEK yang

akan berdampak pada bayinya yaitu BBLR. Menurut (Kemenkes RI

2016), LILA normal ≥ 23,5 cm. Berdasarkan hal diatas maka ukuran

LILA Ny “J” masih dalam batas normal.


4) Abdomen
Pada Ny “J” ukuran TFU menurut Leopold saat UK 35-36 minggu

pertengahan pusat-processus xipoideus, 38-39 minggu 2 jari bawah

processus xipoideus. Menurut penulis ukuran TFU setiap ibu memang

berbeda sesuai dengan bentuk perut dan ketebalan dinding perut

namun dengan rumus yang sudah ada dapat dengan mudah mengukur

TFU ibu hamil. Manurut (Walyani, 2015), usia kehamilan 35-36

minggu: fundus uteri terletak kira-kira 3 jari. Berdasarkan hal diatas

maka pemeriksaan TFU Ny “J” masih dalam batas normal.


b. Pemeriksaan Fisik

137
Pemeriksaan fisik yang terjadi pada Ny “J” saat hamil trimester III yaitu,

muka tidak oedema, konjungtiva merah muda, sklera putih, palpebra

tidak oedema, mammae tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan

abnormal, puting susu menonjol/terbentuk, colostrum belum keluar, pada

abdomen ibu terjadi pembesaran membujur. Menurut penulis, perubahan

tersebut merupakan perubahan fisiologis yang dialami oleh setiap ibu

hamil meskipun tiap-tiap ibu hamil memiliki perubahan yang berbeda-

beda. Pemeriksaan fisik untuk ibu hamil harus dilakukan karena dengan

pemeriksaan fisik sedini mungkin kita bisa menyimpulkan ada atau

tidaknya tanda bahaya dan resiko yang mungkin terjadi. Hal ini fisiologis

menurut , dimana perubahan yang terjadi pada trimester III didapatkan

tidak ada oedema pada muka, sklera putih, konjungtiva merah muda,

tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tiroid dan tidak ada bendungan vena

jugularis, puting susu menonjol dan terjadi pembesaran membujur pada

abdomen, hal ini tidak menunjukkan tanda-tanda terjadinya patologis

kehamilan. Berdasarkan hal diatas pemeriksaan fisik pada Ny “J” dalam

batas normal.
c. Pemeriksaan (khusus) Penunjang
1) Pemeriksaan darah (Hb)
Hasil pemeriksaan Hb Ny “J” 10 g%, menurut penulis, haemoglobin

sangat berpengaruh langsung terhadap ibu dan janin karena untuk

mengetahui jumlah sel darah merah ibu hamil, agar kadar

haemoglobin tetap stabil dapat dilakukan dengan cara beristirahat

138
yang cukup, serta makan-makanan yang bergizi, kadar haemoglobin

yang rendah pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia yang

berdampak bagi ibu dan bayi serta bisa terjadi perdarahan pada masa

nifas dan BBLR. Menurut penulis, kadar haemoglobin yang normal

adalah 11-14g%. Berdasarkan pernyataan diatas tidak terdapat

kesenjangan antara fakta dan teori dan kadar haemoglobin Ny “J”

masih dalam batas normal


2) Pemeriksaan urine albumin
Hasil pemeriksaan urine albumin Ny “J” selama kehamilan normal
(-) menurut penulis pemeriksaan ini berfungsi untuk mengetahui

tinggi atau rendahnya kadar protein dalam urin yang menjadi salah

satu tanda dari diagnosa pre-eklampsi, pada ibu hamil sebaiknya urine

albumin hasilnya negatif, karena jika hasilnya positif maka dapat

menjadi masalah pada kesehatan seperti bisa menyebabkan terjadinya

preeklamsia yanga akan menyebabkan terjadinya kejang pada masa

kehamilan, perdarahan pada masa nifas, BBLR, bahkan bisa

menyebabkan kematian pada ibu. pemeriksaan urin albumin normal

bila hasilnya negatif (urine tidak keruh). Berdasarkan pernyataan

diatas tidak terdapat kesenjangan antara fakta dan teori.


3) Pemeriksaan urine reduksi
Sesuai dengan data yang diperoleh dari pemeriksaan pasien hasil

pemeriksaan urine reduksi Ny “J” adalah negatif. Menurut penulis,

hal ini fisiologis karena hasil dari pemeriksaan urine reduksi

sebaiknya adalah negatif. Tujuan dari pemeriksaan urine reduksi yaitu

139
untuk mendiagnostik apakah ibu mengalami positif kenaikan gula

darah atau tidak didalam urine, karena jika dalam pemeriksaan

ditemukan hasilnya positif maka bisa berdampak tidak baik bagi

kesehatan ibu yaitu bisa terjadi preeklamsia menurut, pemeriksaan

urine dikatakan normal jika hasilnya negatif (warna biru sedikit

kehijau-hijauan dan sedikit keruh). Berdasarkan pernyataan diatas

tidak terdapat kesenjangan antara fakta dan teori.


3. Analisa Data
Berdasarkan fakta analisa data pada Ny “J” adalah GIII PII A0

usia kehamilan 35 minggu 5 hari dengan kehamilan normal. Menurut

penulis, dalam memberikan asuhan pada Ny “J” kehamilan berjalan

normal tidak mengalami komplikasi atau keadaan ibu dan janin dalam

keadaan sehat tidak ada gangguan.


4. Penatalaksanaan
Asuhan pada masa hamil penulis melakukan penatalaksanaan

pada Ny “J” sebagaimana asuhan yang diberikan untuk kehamilan

normal karena tidak ditemukannya masalah, asuhan yang diberikan

yaitu seperti KIE tentang bagaimana cara mengatasi mual, tanda

bahaya ibu hamil, tanda-tanda persalinan, persiapan persalinan,

keluhan pada ibu hamil seperti kenceng-kenceng, dan sebagainya,

kolaborasi dengan pemberian suplemen serta kontrol ulang. Menurut

penulis hal ini merupakan keluhan yang fisiologis. Menurut (Sarwono,

2014), asuhan yang diberikan untuk kehamilan normal diantaranya

KIE tentang keluhan pada ibu hamil seperti kenceng-kenceng, dan

140
sebagainya, tanda bahaya ibu hamil, tanda-tanda persalinan, persiapan

persalinan, kolaborasi pemberian suplemen, dan kontrol ulang.

Berdasarkan hal diatas, penatalaksanaan kehamilan pada Ny “J” sudah

sesuai dengan keluhan yang dialami.


B. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin
Pada pembahasan yang kedua, akan dijelaskan tentang kesesuaian teori

dan kenyataan pada Intranatal Care. Berikut akan disajikan data-data yang

mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang Intranatal Care. Dalam

pembahasan yang berkaitan dengan Intranatal Care maka dapat diperoleh data

pada tabel berikut ini.

Tabel 4.2 Distribusi Subyektif dan Obyektif dari Variabel INC Ny “J” di

Puskesmas Benteng kabupaten kepulauan selayar

KALA
KALA I KALA IV
INC Tgl/ KALA II
Ket 10.00 III 00.40
Keluhan Jam 23.30 wita
wita 00.30 wita
wita

Ibu 10 VT 1 cm, VT:vulva Lama kala Lama Lama kala

mengeluh juli Eff 15 %, dan vagina II ± 1 kala III ± IV ± 1 jam,

nyeri perut 2019 presentasei tidak ada jam/40 10 menit, perdarahan


09.45
tembus wita kepala, kelainan menit, bayi plasenta 200cc,

kebelakang, ketuban (tidak lahir lahir Observasi

disertai (+),UUK, teraba belakang lengkap 1 jam PP:

pengeluaran molase (-), benjolan kepala spontan, TD:100/70


kotiledon mmHg,
lendir dan Hodge I abnormal) pukul: N: 80x/i
utuh. S: 36,8°C
darah ada lendir, 00.20 wita, RR: 20x/i

141
pembukaa jenis TFU:1 jari

n: 1 cm, kelamin bawah

presentasi laki-laki, pusat,

kepala, segera kontraksi

ketuban menangis, uterus

(+), UUK, gerakan baik,

molase (-), aktif, kandung

Hodge I warna kulit kemih

kemerahan kosong.

.
Sumber data primer
Berdasarkan fakta diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut:
1. Data Subjektif
a. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan Ny “J” nyeri perut tembus kebelakang dan keluar

lendir sejak 09 juli 2019 pukul 07.30 wita. Menurut penulis keluhan ini

adalah keluhan yang fisiologis pada ibu bersalin. keluhan yang dirasakan

ibu bersalin yaitu dimulai dengan adanya his yang dipengaruhi oleh

hormone esterogen dan progesterone. Selanjutnya keluar lendir darah

yang terjadi karena adanya pembuluh darah yang pecah akibat pendataran

dan pembukaan servik, serta adanya pengeluaran cairan, hal ini

dikarenakan ketuban telah pecah, sebagian ketuban pecah menjelang

pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan

berlangsung dalam waktu 24 jam. Berdasarkan hal biatas keadaan fisik

Ny “J” masih dalam keadaan normal. Persalinan berjalan dengan

fisiologis.

142
2. Data Objektif
Pada fakta, diperoleh data pada Ny “J” muka tidak oedema,

konjungtiva merah muda, sklera putih, mukosa bibir lembab, payudara

bersih, puting susu terbenam, kolostrum sudah keluar, tidak ada

bendungan / massa yang abnormal, pemeriksaan abdomen, meliputi:


a. TFU: 3 jari dibawah Processus Xypoideus (33 cm). Bagian fundus
teraba bulat, lunak dan tidak melenting (bokong). Bagian

kanan perut ibu teraba panjang, keras seperti papan (PU-

KA), disisi/bagian kanan perut ibu teraba bagian terkecil

janin, dibagian bawah perut ibu teraba bulat, keras dan

melenting (presentasi kepala), kepala sudah masuk PAP 5/5.


b. Kontraksi : 2x dalam 10 menit durasi 20-25 detik.
c. DJJ : 130x/menit
d. Genitalia : tidak odema, tidak ada varises, keluar lendir. VT

(dilakukan Pukul : 10.00 wita) pembukaan 1 cm, Efficement:

20%, ketuban: utuh (+), Hodge: I Menurut penulis pemeriksaan

yang dilakukan masih dalam batas normal dan fisiologis.

3. Analisa Data
Analisa data pada Ny “J” adalah PIII A0 UK 39 minggu 3 hari, dengan

persalinan normal. Menurut penulis proses persalinan pada ibu yang hamil

cukup bulan, dengan presentasi belekang kepala, yang berlangsung dalam

waktu 24 jam dan tidak menimbulkan komplikasi baik ibu maupun janin.

Yang diawali dengan terjadinya kontraksi atau mules yang datang secara

143
teratur setiap 10-15 menit, keluarnya lendir dan darah dari jalan lahir dengan

4 tahapan yaitu kala 1, kala 2, kala 3 dan kala 4.


Menurut (Eka Puspita, 2014), persalinan normal adalah proses

pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan untuk

hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan

bantuan atau tampah bantuan (kekuatan ibu sendiri).


4. Penatalaksanaan
a. Kala I
Berdasarkan fakta, persalinan kala I fase laten pada Ny “J” berlangsung

selama 8 jam (10.00-18.00). Pada kala ini pasien mendapatkan asuhan

pemenuhan nutrisi, mobilisasi dan relaksasi. Menurut penulis hal ini

fisiologis, karena merupakan kemajuan persalinan yang bagus. Batas

pembukaan persalinan untuk primigravida yaitu 10-12 jam dan pada

multigravida 8-10 jam dan telah mendapatkan asuhan yang sesuai.

Menurut (varney, 2007) persalinan kala I berlangsung antara pembukaan


0-10 cm. Pada permulaan His, kala pembukaan berlangsung tidak begitu

kuat sehingga pasien masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk

primigravida sekitar 12 jam sedangkan untuk multigravida sekitar 8 jam.

Berdasarkan kurva friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida 1

cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/jam. Pada partograf Ny “J”

tidak melewati garis waspada, ibu diberikan makan dan minum serta

tehnik relaksasi, pada ibu bersalin kekuatan dipengaruhi oleh asupan

nutrisi sebelum persalinan. Berdasarkan hal diatas tidak ada kesenjangan

144
antara teori, opini dan fakta. Dengan penatalaksanaan KIE nutrisi,

mengajari mobilisasi dan relaksasi.


b. Kala II
Berdasarkan fakta, persalinan kala II Ny “J” berlangsung selama 40 menit

(23.30-00.20 wita ), tidak ada penyulit selama proses persalinan pasien

mendapatkan asuhan bimbingan meneran, pertolongan persalinan dan

IMD. Menurut penulis hal ini fisiologis karena partograf tidak melewati

garis waspada. Menurut (Yuli Aspiani, 2017), kala II dimulai dari

pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini berlangsung 2

jam pada primigravida dan multigravida 1 jam. Menurut (APN, 2016)

pada kala II diberikan asuhan bimbingan meneran, pertolongan persalinan

dan IMD untuk mempercepat berlangsungnya proses persalinan.

c. Kala III
Berdasarkan fakta, persalinan kala III pada Ny “J” berlangsung selama 10

menit (00.20-00.30 wita), tidak ada penyulit pasien mendapatkan asuhan

penyuntikan oksitosin, PTT dan masase. Menurut penulis hal ini

fisiologis dalam kala III karena tidak ada penyulit atau masalah yang

menyertai. Menurut (Wagiyo dan Putrono, 2016), kala III dimulai segera

setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,, yang berlangsung tidak lebih

dari 30 menit dengan asuhan manajemen aktif kala III. Berdasarkan hal

diatas, tidak dijumpai tidak dijumpai kesenjangan antara fakta, opini dan

teori, dengan penatalaksanaan penyuntikan oksitosin, PTT dan masase.


d. Kala IV

145
Berdasarkan fakta persalinan kala IV Ny “J” berlangsung selama 2 jam

yaitu dari jam ( 00.40-2.40 ) wita, perdarahan 200 cc, tidak ada

komplikasi dan di lakukan IMD. Menurut (Yuli Aspiani, 2017), kala IV

dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.

Observasi yang harus dilakukan pada kala IV adalah: tingkat kesadaran

klien, pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu dan

pernapasan, kontraksi uterus, TFU, terjadinya perdarahan dianggap masih

normal jika jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc. Berdasarkan

pernyataan di atas tidak terdapat kesenjangan antara fakta dan teori.

C. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas


Pada pembahasan ketiga ini dijelaskan tentang kesesuaian teori dan

fakta pada PNC (Post Natal Care). Berikut akan disajikan data-data yang

mendukung untuk dibahas dalam pembahasan yang berkaitan dengan PNC

(Post Natal Care), maka dapat diperoleh pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3 Distribusi Subyektif dan Obyektif dari Variabel PNC Ny “J” di

Puskesmas Benteng kecamatan kepulauan selayar

Tanggal PNC 12 Juli 2019 20 Juli 2019


Post partum
2 hari 10 hari
(hari ke)
Anamnesa Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Eliminasi BAK ± 3x/hari BAK ± 4-5x/hari
Warna kuning
warnah kuning
jernih, belum BAB.
jernih, BAB 2-3x
seminggu
Tekanan Darah 100/70 mmHg 110/70 mmHg
Laktasi Kolostrum sudah ASI lancar,

146
keluar
TFU TFU teraba 2 jari TFU tidak teraba
Involusi
dibawah pusat
Lochea Lochea rubra Lochea serosa
Sumber : Buku KIA
1. Data Subjektif
a. Keluhan
Berdasarkan fakta, pada 2 hari post partum Ny “J” tidak merasakan

keluhan apapun, pada 10 post partum ASI ibu sudah lancer, tidak ada

keluhan apapun dan belum menstruasi. Masa nifas yang dijalani Ny

“J” berjalan secara normal, tanpa ada masalah infeksi selama masa

nifas. Berdasarkan pernyataan diatas tidak terdapat kesenjangan antara

fakta dan teori.


b. Eliminasi
Berdasarkan fakta pada hari ke-2 post partum, BAB pada 10 hari post

partum. Menurut penulis hal ini merupakan proses eliminasi Ny “J”

berjalan dengan normal karena pada 2 hari post partum Ny “J” sudah

bisa BAK dan pada 10 hari post partum Ny “J” sudah bisa BAB

dengan konsistensi keras ini kemungkinan disebabkan karena sudah ±

10 feses tidak dikeluarkan karena Ny “J” merasa takut untuk BAB.

Dalam hal ini ibu dianjurkan untuk makan makanan yang banyak

mengandung serat seperti buah dan sayur, agar BAB ibu bisa lancar

setiap harinya dan juga disarankan untuk minum air putih 7-8 gelas

per hari. Menurut (Ambarwati dan Wulandari, 2010) , klien BAK

dalam waktu 6 jam post partum, bila 8 jam post partum belum BAK,

dirangsang dengan air mengalir, kompres hangat dan lain-lain, bila

147
tidak bisa dilakukan kateterisasi. BAB dapat kembali normal dengan

melakukan diet tinggi serat, peningkatan asupan cairan dan ambulasi

awal. Normalnya ibu sudah BAB sampai pada 6 hari post partum.

Berdasarkan hal diatas proses eleminasi Ny “J” berjalan dengan

normal.

2. Data Obyektif
a. Laktasi
Berdasarkan fakta hari ke-2 post partum kolostrum Ny “J” sudah

keluar, puting susu terbentuk, tidak bendungan. Pada hari ke 10 ASI

lancer dan tidak ada kelainan pada payudara. Menurut penulis,

sesering mungkin bayi menyusu semakin baik untuk merangsang

produksi ASI serta reproduksi ibu akan cepat kembali/pulih seperti

sebelum hamil. selama kehamilan hormon estrogen dan progesteron

menginduksi perkembangan alveoli dan duktus laktiferus didalam

payudara, serta merangsang produksi kolostrum. Cairan pertama yang

peroleh bayi dari ibunya sesudah dilahirkan adalah colostrum, yang

mengandung campuran yang kaya akan protein, mineral dan antibodi

dari pada ASI yang telah “matur”, ASI mulai ada kira-kira pada hari ke

3 atau 4 setelah kelahiran bayi dan colostrum berubah menjadi ASI

yang matur kira-kira 15 hari sesudah bayi lahir. Berdasarkan

pernyataan diatas tidak ada kesenjangan antara teori dan fakta.


b. Involusi
1) TFU

148
Berdasarkan fakta Ny “J” pada 2 hari post partum TFU teraba 2 jari

dibawah pusat, kontraksi uterus baik, lochea rubra. Pada hari ke 10

post partum TFU sudah tidak teraba, kontraksi uterus baik, lochea

serosa, kontraksi uterus baik. Pada hari ke 30 post partum TFU

tidak teraba, lochea alba. Menurut (Sulistyawati, 2009), TFU

menurut masa involusi bayi lahir setinggi pusat, plasenta lahir 2 jari

dibawah pusat, 1 minggu pertengahan pusat symphisis, 2 minggu

tidak teraba diatas symphisis, 6 minggu bertambah kecil, 8 minggu

sebesar normal (tidak teraba). Berdasarkan hal diatas ukuran TFU

Ny “J” dalam batas normal, masa nifas berjalan dengan normal.


2) Lochea
Berdasarkan fakta pada Ny “J”, pada 2 hari post partum lochea rubra,

pada 10 hari post partum lochea serosa dan pada 30 hari post partum

lochea alba. Menurut penulis, proses involusi berdasarkan lochea

pada Ny “J” berjalan fisiologis. Menurut (Rukyah, dkk 2010) , bahwa

lochea rubra berwarna merah berlangsung pada hari pertama sampai

hari ke 3 post partum. Loche sanguinolenta warnanya merah

kecoklatan dan berlendir terjadi pada hari ke 4-7 hari post partum,

lochea serosa berwarna kuning kecoklatan berlangsung pada hari ke

8-14 hari post partum, lochea alba mengandung leukosit, sel desidua,

sel epitel, selaput lendir serviks dan serabut jaringan mati yang

berlangsung selama 2-6 minggu post partum. Berdasarkan pernyataan

diatas tidak terdapat kesenjangan antara fakta dan teori.

149
3. Analisa Data
Analisa data pada Ny “J” adalah PIII A0 dengan post partumnormal

menurut penulis, nifas normal adalah nifas yang berlangsung selama 6

minggu tanpa ada keluhan dan penyulit pada masa nifas sehingga nifas

berjalan secara normal. menurut (Sulistyawati, 2009), nifas normal

yaitu masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat

kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang ditandai

dengan ibu tidak ada keluhan, ASI keluar lancar, perdarahan dalam

batas normal dan kontraksi baik. Berdasarkan pernyataan diatas tidak

ada kesengjangan antara teori dan fakta.


4. Penatalaksanaan
Penulis melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan masa nifas pada

Ny “J“ sebagaimana untuk ibu nifas normal, karena tidak di

temukannya masalah Seperti melakukan observasi pengeluaran

pervaginam, tinggi fundus uteri dan proses laktasi, memberikan KIE

tentang tanda bahaya, ASI eksklusif, nutrisi, menurut penulis, dengan

diberikan implementasi yang sesuai dengan asuhan pada ibu nifas

dapat mencegah terjadinya tanda bahaya masa nifas seperti demam,

perdarahan, lochea berbau dan bendungan ASI. Selain itu juga

memberikan dampak yang positif bagi ibu dan bayi seperti mengajari

ibu bagaimana cara menyusui yang benar, perawatan payudara,

menjaga personal hyigiene, melakukan perawatan bayi sehari-hari

serta memberikan konseling tentang KB agar ibu merasa mantap dan

150
nyaman sebelum manggunakan alat kontrasepsi. Menurut

(Sulistyawati, 2009), seperti melakukan observasi pengeluaran

pervaginam, tinggi fundus uteri dan proses laktasi, memberikan KIE

tentang tanda bahaya nifas, ASI eksklusif dan nutrisi serta kontrol

ulang. Berdasarkan pernyataan diatas tidak ada kesengjangan antara

fakta dan teori.


D. Asuhan Kebidanan pada BBL (Bayi Baru Lahir)
Pada pembahasan yang keempat, akan dijelaskan tentang kesesuaian

antara teori dan kenyataan asuhan kebidanan pada BBL. Berikut akan disajikan

data-data yang mendukung untuk dibahas dala pembahasan tentang asuhan

kebidanan pada BBL. Dalam pembahasan yang berkaitan dengan asuhan

kebidanan pada BBL, maka dapat diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Subyektif dan Obyektif dari Variabel BBL Ny “J” di

Puskesmas Benteng Kecamatan Benteng Kepulauan Selayar

Asuhan BBL 10 juli 2019 Nilai


Jam 01.05
Penilaian 01.10 wita Segera menangis, warnah kulit kemerahan,
Awal
Apgar Score 01.15 cukup bulan dan tonus otot bergerak aktif
Inj. Vit K 01.28 wita 8/10
Salep mata 01.26 wita Sudah diberikan
BB 01.17 wita Sudah diberikan
PB 01.20 wita 3000 gram
Lingkar kepala 01.22 wita 48 cm
Lingkar dada 01.24 wita 33 cm
Lila 01.25 wita 31 cm
Inj. HB0 01.29 wita 10 cm
BAK Sudah diberikan
BAB 1 kali hari ini warna kuning jernih
Keluar meconium
Sumber : partograf

151
Pada usia 1 jam bayi sudah BAK 1 kali warna kuning jernih, dan BAB 1 kali

warna hitam.
1. Data Subyektif
a. Eliminasi
Berdasarkan fakta, pada usia 1 jam bayi Ny “J” sudah BAB warna hitam

kehijauan (mekonium). Menurut peneliti, hal ini menunjukkan keadaan

fisiologis, mekonium adalah feses pertama bayi, hal ini bagus karena

menandakan sistem pencernaan bayi baru lahir sedang melakukan

tuganya, mengeluarkan zat sisa pada tubuh bayi. Normalnya feses ini

akan dikeluarkan bayi setelah lahir, kira-kira 24 jam pertama setelah

kelahiran. Menurut (Vivian, 2010), proses pengeluaran defekasi dan urin

terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir. Feses bayi baru lahir berwarna

hijau kehitaman, konsistensi mekonium lebih kental dan lengket. Feses

bayi yang keluar akan berubah warna menjadi kubing setelah beberapa

hari bayi lahir (3-5 hari setelah lahir). Berdasarkan hal diatas proses

eliminasi pada bayi Ny “J” berjalan dengan normal.

b. Nutrisi
Berdasarkan fakta, bayi Ny “J” sudah menyusu pada saat dilakukan IMD

setelah kelahiran. Menurut penulis, saat bayi lahir langsung diberi ASI

yang bertujuan untuk memenuhi asupan nutrisi bayi agar terpenuhi.

Pemberian ASI Eksklusif sedini mungkin sangat penting bagi tumbuh

kembang bayi, mudah dicerna dan efisien, mencegah infeksi, dan bisa

menjadi alat kontrasepsi alamiah (amenore laktasi). Menurut (Sondkh

2013), anjuran ibu memberikan ASI Dini (dalam 30 menit-1 jam setelah

152
lahir) dan Eksklusif. Prosedur pemberian ASI dijadwal siang malam

(minimal 8 kali dalam 24 jam) dan setiap bayi menginginkan.

Berdasarkan hal diatas nutrisi yang diberikan oleh Ny “J” sudah cukup.
2. Data Objektif
a. Tanda-tanda vital
Berdasarkan fakta, tanda-tanda vital bayi Ny “J” pada saat pemberian

asuhan kebidanan yaitu: denyut jantung : 136x/menit, pernapasan :

48x/menit, suhu : 36,6°C. Menurut penulis, hasil pemeriksaan tanda-

tanda vital pada bayi Ny “J” adalah normal. Pemeriksaan tanda-tanda

vital bayi sangat mutlak dilakukan karena dari pemeriksaan tersebut kita

bisa mengetahui apakah keadaan bayi sehat atau timbul tanda bahaya bayi

baru lahir seperti hipotermi, asfiksia, dan yang lainnya, jika keadaan bayi

tidak sehat maka perluh dilakukan pemeriksaan yang lebih lanjut karena

bisa menyebabkan tumbuh kembang bayi menjadi tidak optimal. Menurut

(Muslihatun, 2010), suhu bayi normal adalah antara 36,5°C-37,5°C,

pernapasan bayi normal 30-60x/menit, denyut jantung normal bayi antara

100-160x/menit, tetapi dianggap masih normal jika diatas 160x/menit

dalam jangka waktu yang pendek, beberapa kali dalam satu hari selama

beberapa hari pertama kehidupan, terutama bila bayi mengalami distress.

Berdasarkan hal diatas tanda-tanda vital pada bayi baru lahir pada Ny “J”

dalam batas normal.


b. Antropometri
Berat badan lahir bayi Ny “J” 3000 gram, panjang badan 48 cm, lingkar

dada 34 cm, lingkar kepala 33 cm, SOB : 30 cm, SMB : 32 cm, MO : 35

153
cm. Menurut penulis pemeriksaan antropometri pada bayi Ny “J” sangat

normal, dilihat dari BB bayi yang 3000 gram dan panjang badan 48 cm.

Hal ini fisiologis sesuai dengan teori (Vivian, 2010), pengukuran

antropometri, minimal meliputi BB (2.500-4000 gram), PB (45-50 cm),

LK (33-35 cm). Panjang badan bayi Ny “J” 48 cm, hal ini fisiologis

sesuai sesuai dengan pendapat (Vivian, 2010), panjang badan neonatus

cukup bulan 45 sampai 54 cm. Berdasarkan hal diatas pemeriksaan fisik

bayi baru lahir pada bayi Ny “J” masih dalam batas normal.
c. Lingkar dada
Lingkar dada bayi Ny “J” 33 cm. Menurut penulis hal ini fisiologis sesuai

dengan pendapat vivian (2010), panjang lingkar dada 32-34 cm,

berdasarkan hal diatas, ukuran lingkar dada bayi dalam batas normal atau

fisiologis.
d. Pemeriksaan fisik
Pada bayi Ny “J”, warna kulit merah muda, tidak ada kelainan pada

anggota tubuh, tidak ada tanda-tanda infeksi tali pusat, anus ada, tidak

ada kelainan pada ekstremitas. Menurut penulis, pemeriksaan fisik pada

BBL sangat penting karena dengan melakukan pemeriksaan kita bisa

menyimpulkan resiko atau komplikasi yang menyertai, selain itu bisa

mencegah terjadinya tanda bahaya bayi. Menurut (Kemenkes, 2010),

prosedur pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir meliputi,

penerangan yang cukup dan hangat untuk bayi, memeriksa secara

sistematis head to toe (kepala, muka, klavikula, lengan, tangan, dada,

abdomen, tungkai kaki, spinal dan genitalia), mengidentifikasi warna dan

154
mekonium bayi. Berdasarkan hal diatas pemeriksaan fisik bayi baru lahir

pada bayi Ny “J” baik dalam batas normal. Berdasarkan pernyataan diatas

tidak terdapat kesenjangan antara teori dan fakta.


3. Analisa Data
Analisa data pada bayi Ny “J” adalah bayi baru lahir usia 1 jam fisiologis.

Menurut penulis bayi baru lahir normal fisiologis adalah bayi baru lahir

aterm, berat badan lahir normal dan tidak ada kelainan bawaan yang

menyertai. Menurut (Saminem), diagnose asuhan kebidanan pada BBL

fisiologis yaitu, BBL usia 1 jam keadaan normal.


Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemukan kesenjangan antara fakta, opini

dan teori, karena hal tersebut sesuai dengan teori diagnosa asuhan kebidanan

BBL.
4. Penatalaksanaan
Pada asuhan bayi baru lahir, penulis melakukan penatalaksanaan pada bayi

Ny “J” sebagaimana asuhan yang diberikan untuk BBL normal karena tidak

ditemukan masalah selama kunjungan. Asuhan yang diberikan yaitu

memberikan KIE, seperti KIE tentang menjaga agar tubuh bayi tetap dalam

keadaan hangat, imunisasi, ASI eksklusif dan perawatan bayi sehari-hari, KIE

diberikan secara bertahap agar ibu lebih mudah dalam memahami penjelasan

yang diberikan, imunisasi, kontrol ulang. Menurut penulis penatalaksanaan

ini merupakan fisiologis. Menurut (Muslihatum, 2010), penatalaksanaan BBL

fisiologis, meliputi KIE tentang imunisasi, ASI eksklusif dan perawatan bayi

sehari-hari. KIE diberikan secara bertahap agar ibu lebih mudah dalam

memahami penjelasan yang telah diberikan, mengenai imunisasi dan kontrol

155
ulang. Berdasarkan hal diatas penatalaksanaan BBL Ny “J” sudah sesuai

dengan asuhan bayi baru lahir normal, dan tidak ada kesenjangan antara teori

dan fakta.
E. Asuhan Kebidanan pada Neonatus
Pada pembahasan kelima ini akan dijelaskan tentang kesesuaian teori

dan fakta asuhan kebidanan pada neonatus. Berikut ini akan disajikan data-

data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang asuhan

kebidanan pada neonatus. Dalam pembahasan yang berkaitan dengan asuhan

kebidanan pada neonatus, maka dapat diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Subyektif dan Obyektif dari Variabel Neonatus Ny “J” di

Puskesmas Benteng Kecamatan Benteng Kepulauan Selayar

Tgl. Kunjungan 12 Juli 2019 16 Juni 2019 11 agustus 2019


Neonatus
ASI Ya Ya Ya

BAK BAK ± 4-5 kali BAK ± 5-6 kali BAK ± 7 kali

dalam 24 jam, dalam 24 jam warnag dalam 24 jam

warnah kuning jernih kuning jernih warna kuning


BAB
BAB 1x/hari BAB 2x/hari warna jernih
Kuning kehijauan, BAB 2x/hari
kuning, konsistensi
BB konsistensi lembek warna kuning,
Ikterus lembek
Tali pusat 3000 gram konsistensi
Tidak BB 3100 gram
Belum lepas Tidak lembek
Sudah lepas BB3400
Tidak
Sudah lepas
Sumber : Buku KIA
1. Data Subyektif
a. Eliminasi

156
Berdasarkan fakta, pada usia 6 jam bayi Ny “J” sudah BAK, 4 kali

warna kuning jernih, dan BAB 1 kali warna hitam. Menurut penulis hal

ini fisiologis, sesuai dengan teori (Walyani, 2015), proses pengeluaran

defekasi dan urin terjadi selama 24 jam pertama setelah bayi lahir adalah

20-300 cc/24 jam atau 1-2 cc/kg BB/jam/8 kali/hari. Berdasarkan hal

diatas proses eliminasi pada bayi Ny “J” berjalan normal.


b. Nutrisi
Berdasarkan fakta, bayi Ny “J” sudah menyusui pada saat dilakukan

IMD. Menurut penulis hal ini fisiologis karena nutrisi ASI sangat penting

untuk mencukupi kebutuhan tumbuh kembang bayi, menurut (Walyani,

2015), setelah lahir bayi segera disusukan pada ibunya. Pada bayi usia 1

hari, membutuhkan 5-7 ml atau satu sendok makan ASI sekali minum,

dan diberikan dengan jarak sekitar 2 jam. Kebutuhan ASI memang baru

sedikit, karena ukuran lambung bayi pada usia ini hanya sebesar biji

kemiri. Bayi usia 3 hari, membutuhkan 22-27 ml ASI sekali minum yang

diberikan 8-12 kali sehari atau hampir satu gelas takar air untuk satu hari.

Pada usia ini lambung berkembang menjadi sebesar buah ceri atau anggur

berkurang sedang. Bayi usia 1 minggu, membutuhkan ASI 45-60 ml

dalam 1x minum, dan dapat menghabiskan 400-600 ml ASI atau satu

setengah gelas hingga dua setengah gelad takar air dalam 1 hari. Bayi usia

1 bulan, membutuhkan ASI 80-150 ml dalam 1x minum, dan diberikan 8

hingga 12 kali dalam 1 hari, dengan jeda 1,5 jam sampai 2 jam pada siang

157
dan pada malam hari dijeda selama 3 jam. Berdasarkan hal diatas nutrisi

yang diberikan pada bayi Ny “J” hanya ASI saja.


2. Data Obyektif
a. Tanda-tanda vital
Berdasarkan fakta, tanda-tanda vital bayi Ny “J” dalam batas normal.

Menurut penulis, pemeriksaan tanda-tanda vital bayi sangat mutlak untuk

dilakukan karena dari pemeriksaan tersebut kita bisa mengetahui apakah

keadaan bayi dalam keadaan sehat atau timbul tanda bahaya pada bayi

baru lahir seperti hipotermi, asfiksia, dan sebagainya. Tanda-tanda vital

harus dipantau setiap melakukan kunjungan neonatus, karena untuk

mengetahui perkembangan berat badan bayi, panjang badan, lingkar

kepala serta pemeriksaan refleks juga dilakukan untuk mengetahui

apakah bayi tumbuh dengan optimal. Menurut (Walyani, 2015) suhu bayi

normal adalah antara 36,5°C-37,5°C, laju nafas normal neonatus berkisar

antara 40-60 x/menit dan nadi apikal dapat berfluktuasi dari 110-

180x/menit. Berdasarkan hal diatas pemeriksaan tanda-tanda vital pada

bayi Ny “J” telah dilakukan.


b. Pemeriksaan fisik
Pada bayi Ny “J” warna kulit selama kunjungan rumah merah muda,

tidak ada kelainan pada anggota tubuh, tidak ada tanda-tanda infeksi pada

tali pusat, anus ada, tidak ada kelainan pada ekstremitas tidak ada ruam

pada genitalia dan lipatan hal ini disebabkan karena ibu sering mengganti

popok. Menurut penulis pemeriksaan fisik pada neonatus sangat penting

karena dengan melakukan pemeriksaan kita bisa menyimpulkan resiko

158
atau komplikasi yang menyertai, selain itu bisa mencegah terjadinya

tanda bahaya pada bayi, bayi yang mengalami kelainan dapat disebabkan

karena kurangnya nutrisi yang dikonsumsi oleh ibu. Menurut (Walyani,

2015) warna kulit bayi harus berwarnah merah muda yang bersih, tidak

ada kelainan pada anggota tubuh, dan tidak tanda-tanda infeksi tali pusat.

Berdasarkan hal diatas pemeriksaan fisik pada bayi Ny “J” masih dalam

batas normal.
3. Analisa Data
Analisa data pada Ny “J” adalah neonatus aterm usia 1 hari fisiologis.

Menurut penulis, neonatus fisiologis adalah neonatus yang lahir aterm/cukup

bulan dan selama bayi maupun neonatus tidak terjadi komplikasi. Menurut

(Padila , 2010), neonatus normal mulai dari usia 0-28 hari.


4. Penatalaksanaan
Pada asuhan neonatus, penulis melakukan penatalaksanaan pada bayi Ny “J”

sebagaimana untuk asuhan neonatus normal karena tidak ditemukan adanya

masalah selama kunjungan. Asuhan yang diberikan yaitu memberikan KIE,

seperti KIE tentang tanda bahaya neonatus, imunisasi, ASI Eksklusif,

perawatan bayi sehari-hari, dan sebagainya. KIE diberikan secara bertahap

agar ibu lebih mudah memahami penjelasan yang diberikan, imunisasi,

kontrol ulang. Menurut (Walyani, 2015) penatalaksanaan pada neonatus

fisiologis, meliputi KIE tanda bahaya neonatus, imunisasi, ASI Eksklusif,

perawatan bayi sehari-hari dan sebagainya. KIE diberikan secara bertahap

agar ibu lebih mudah dalam memahami penjelasan yang diberikan, imunisasi

159
dan kontrol ulang. Berdasarkan hal diatas penatalaksanaan bayi pada Ny “J”

sudah sesuai dengan asuhan neonatus.


F. Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana
Pada pembahasan yang keenam akan dijelaskan tentang kesesuaian teori

dan fakta asuhan kebidanan pada keluarga berencana. Berikut ini akan disajikan

data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang asuhan

kebidanan pada keluarga berencana. Dalam pembahasan yang berkaitan dengan

asuhan kebidanan pada keluarga berencana, maka dapat diperoleh data sebagai

berikut:

Tabel 4.6 Distribusi Subyektif dan Obyektif dari Variabel KB Ny “J” di

Puskesmas Benteng.

Tanggal kunjungan KB 12 juli 2019 16 Juli 2019


Subyektif Ibu memilih alat kontrasepsi Ibu akseptor KB suntik

suntik 3 bulan 3 bulan

Tensi
Haid 110/70 mmHg 100/70 mmHg
Belum haid Belum haid
Sumber : Kunjungan rumah
1. Data Subyektif
Berdasarkan fakta pada hari pertama post partum Ny” J” tidak ada keluhan

dan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan. Menurut penulis, keadaan ibu

dalam batas normal, serta keinginan ibu untuk memilih KB suntik 3 bulan

adalah hal yang paling efektif karena alat kontrasepsi tersebut tidak

menganggu prosuksi ASI ibu. Menurut (Sulistyawati, 2013) KB suntik 3

bulan cocok untuk ibu nifas karena salah satu keuntungannya yaitu tidak

160
mempengaruhi ASI. Berdasarkan pernyataan di atas tidak terdapat

kesengjangan antara fakta dan teori.


2. Data Obyektif
Berdasarkan pemeriksaan Ny” J” dengan akseptor KB suntik 3 bulan.

Menurut penulis, keadaan ibu dalam batas normal salah satunya tekanan

darah 110/70 mmHg, serta keinginan ibu untuk memilih KB suntik 3 bulan

adalah hal yang paling efektif karena alat kontrasepsi tersebut tidak

menganggu prosuksi ASI ibu. Menurut (Sulistyawati, 2013) KB suntik 3

bulan cocok untuk ibu nifas karena salah satu keuntungannya yaitu tidak

mempengaruhi ASI. Berdasarkan pernyataan di atas tidak terdapat

kesengjangan antara fakta dan teori.


3. Analisa Data
Berdasarkan fakta dan analisa Ny” J” dengan akseptor KB suntik 3 bulan.

Menurut penulis, KB suntik 3 bulan sangat tinggi efektifitasnya karena tidak

menganggu ASI dan hubungan seksual. Menurut (Sulistyawati, 2013) KB

suntik 3 bulan cocok untuk ibu nifas karena salah satu keuntungannya yaitu

tidak mempengaruhi ASI. Berdasarkan pernyataan di atas tidak terdapat

kesengjangan antara fakta dan teori.

4. Penatalaksanaan

Pada asuhan kebidanan untuk akseptor KB suntik 3 bulan, penulis melakukan

penatalaksanaan pada Ny”J” dengan akseptor KB suntik 3 bulan, ibu

diberikan KIE tentang efek samping, keuntungan dan kerugian KB suntik 3

bulan. Menurut (Sulistyawati, 2010) penatalaksanaan pada akseptor KB suntik

161
3 bulan meliputi KIE tentang keuntungan dan kerugian KB suntik 3 bulan .

berdasarkan pernyataan diatas tidak terdapat kesengjangan antara fakta dan

teori.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

162
Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny “J” telah dilakukan selama

kurang lebih 3 bulan yang dimulai dari usia kehamilan 35 minggu, bersalin,

BBL, neonatus, nifas sampai dengan Keluarga Berencana (KB), sesuai

dengan standar pelayanan kebidanan dengan menggunakan pendekatan

manajemen Asuhan Kebidanan Komprehensif dan didokumentasikan dalam

bentuk data Subyektif, data Obyektif, Analisa data dan Penatalaksanaan

(SOAP).
1. Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Kehamilan Ny J” GIII PII A0

Kehamilan Normal . Tidak terjadi komplikasi sampai akhir masa

kehamilan dan ditangani dengan baik oleh tenaga kesehatan.


2. Asuhan Kebidanan Komprehensif pada persalinan Ny “J” PIII A0

fisiologi, Tidak terjadi komplikasi pada kala I, kala II, kala III, kala IV

dan ditangani dengan baik oleh tenaga kesehatan.


3. Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Masa Nifas Ny “J” P3A0

Fisiologi, dan ditangani dengan baik oleh tenaga kesehatan.


4. Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Bayi Baru Lahir Ny “J” fisiologis.

Tidak ada komplikasi atau penyulit yang menyertai.


5. Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Neonatus Ny “J” fisiologis. Tidak

terjadi komplikasi atau penyulit yang menyertai.


6. Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Keluarga Berencana dengan KB

KB suntik 3 bulan. Tidak terjadi komplikasi atau penyulit yang menyertai.


B. Saran
1. Bagi Penulis
Diharapkan penulis selanjutnya dapat meningkatkan pengetahuan,

keterampilan dan pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan

secara Continuity Of, serta dapat membedakan kesenjangan antara lahan

163
praktik dan teori dalam penerapan Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil

dengan kehamilan normal.


2. Bagi Klien
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi pengetahuan dan

wawasan bagi para ibu hamil tentang bagaimana cara mencegah dan

penanganan yang tepat serta mengetahui secara dini resiko atau bahaya

pada ibu hamil.


3. Bagi Lahan Praktik (Puskesmas Benteng )
Diharapkan bagi para bidan agar dapat menerapkan asuhan

kebidanan Continuity Of Care dengan tepat dalam melakukan pelayanan

kebidanan agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan

anak serta dapat meningkatkan pelayanan yang berkualitas bagi kesehatan

masyarakat.

4. Bagi Institusi Pendidikan


Diharapkan Institusi untuk meningkatkan praktek pembelajaran

mahasiswa yang lebih efektif dan efisien dalam mengaplikasikan ilmu

yang didapat dari kampus seperti kegiatan pengabdian masyarakat serta

selain menambah asuhan kebidanannya mahasiswa juga mampu

meningkatkan ilmu enterpreuner dilapangan.

164
DAFTAR PUSTAKA

165

Anda mungkin juga menyukai