Anda di halaman 1dari 15

KURIKULUM SMK PGRI 29 JAKARTA

BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Kerangka Dasar (Kelompok Mata Pelajaran)


      1.  Kelompok Mata Pelajaran
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional 
Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis
pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah terdiri atas:
a.       kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b.   kelompok mata pelajaran kewarganegaraan   dan kepribadian;
c.       kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d.       kelompok mata pelajaran estetika;
e.       kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

Cakupan setiap kelompok mata pelajaran disajikan pada tabel dibawah ini
Tabel : Cakupan Kelompok Mata Pelajaran
Kelompok Mata
No Cakupan
Pelajaran
1. Agama dan Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
Akhlak Mulia mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta
didik menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
serta berakhlak mulia. Akhlak mulia
mencakup etika, budi pekerti, atau moral
sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
2. Kewarganegaraan Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan
dan Kepribadian dan kepribadian dimaksudkan untuk
peningkatan kesadaran dan wawasan peserta
didik akan status, hak, dan kewajibannya
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara, serta peningkatan kualitas
diriny a sebagai manusia.

78
KURIKULUM SMK PGRI 29 JAKARTA

Kelompok Mata
No Cakupan
Pelajaran
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan
kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela
negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi
manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian
lingkungan hidup, kesetaraan gender,
demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan
pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan
sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
 3. Ilmu Pengetahuan Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan Teknologi dan teknologi pada SD/MI/SDLB
dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi,
dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta menanamkan kebiasaan
berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis,
kreatif dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi pada SMP/MTs/SMPLB
dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi
dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta
membudayakan berpikir ilmiah secara kritis,
kreatif dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi pada SMA/MA/SMALB
dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi
lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta
membudayakan berpikir ilmiah secara kritis,
kreatif dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi pada SMK/MAK dimaksudkan
untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan

79
KURIKULUM SMK PGRI 29 JAKARTA

Kelompok Mata
No Cakupan
Pelajaran
teknologi, membentuk kompetensi, kecaka-
pan, dan kemandirian kerja.
4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika
dimaksudkan untuk meningkatkan
sensitivitas, kemampuan mengekspresikan
dan kemampuan mengapresiasi keindahan
dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi
dan mengekspresikan keindahan serta
harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi,
baik dalam kehidupan individual sehingga
mampu menikmati dan mensyukuri hidup,
maupun dalam kehidupan kemasyarakatan
sehingga mampu menciptakan kebersamaan
yang harmonis.
5. Jasmani, Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga
Olahraga dan dan kesehatan pada SMP/MTs/SMPLB
Kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan potensi
fisik serta membudayakan sportivitas dan
kesadaran hidup sehat.
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga
dan kesehatan pada
SMA/MA/SMALB/SMK /MAK dimaksudkan
untuk meningkatkan potensi fisik serta
membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja
sama, dan hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran,
sikap, dan perilaku hidup sehat yang bersifat
individual ataupun yang bersifat kolektif
kemasyarakatan seperti keterbebasan dari
perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba,
HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan

80
KURIKULUM SMK PGRI 29 JAKARTA

Kelompok Mata
No Cakupan
Pelajaran
penyakit lain yang potensial untuk mewabah.
  B.  Struktur Kurikulum (Mata Pelajaran)
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat
satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi
dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan
penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian.
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman
muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan
dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai
dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi
yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan
kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur
kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Struktur kurikulum meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam
satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas X sampai dengan
kelas XII. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi
lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran, yaitu:
1) Kurikulum  kelas X terdiri atas 5 mata pelajaran normatif, 6 mata
pelajaran adaptif, mata pelajaran produktif yang terdiri dari mata

81
KURIKULUM SMK PGRI 29 JAKARTA

pelajaran dasar kejuruan dan kejuruan, muatan lokal, dan


pengembangan diri.
2) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan 
sebagaimana tertera pada tabel struktur kurikulum selama 3 tahun
dibawah ini :
Struktur Kurikulum :
Kompetensi Keahlian : Administrasi Perkantoran
Tahun Pelajaran 2016/2017

Alokasi Waktu Persemester Versi


Jml
Komponen
Permen 22 Jam
SMK PGRI 29 Jakarta

1 2 1 2 3 4 5 6
A.   Mata Pelajaran Normatif
1. Pendidikan Agama 2 2 2 2 2 2 2 2 192
2. Pendidikan
2 2 2 2 2 2 2 2 192
Kewarganegaraan
3. Bahasa  Indonesia 2 2 2 2 2 2 2 2 192
4. Penjasorkes 2 2 2 2 2 2 2 2 192
5. Seni Budaya 2 2 2 2 2 - - - 128
Jumlah 10 10 10 10 8 8 896
B. Mata Pelajaran Adaptif
1. Bahasa Inggris 4 4 4 4 4 4 4+1 4+1 440
2. Matematika 4 4 4 4 4+1 4+1 4+1 4+1 403
3. IPA 2 2 2 2 2 2 2 - 192
4. IPS 2 2 2 2 2 2 - - 128
5. Mulok (Bahasa
2 2 2 2 2 2 128
Arab)
Jumlah 14 14 15 15 12 10 1163
C. Mata Pelajaran Produktif
C.1. Dasar Kompetensi
13 554
Kejuruan (DKK)
C.2. Kompetensi
4 12 11 11 16 18 1358
Kejuruan (KK)
Jumlah 17 12 11 11 16 18 1912
D.  Pengembangan Diri 2*) 2*) 2 2*) 2 2*) 2 (192)

82
KURIKULUM SMK PGRI 29 JAKARTA

Alokasi Waktu Persemester Versi


Jml
Komponen
Permen 22 Jam
SMK PGRI 29 Jakarta

1 2 1 2 3 4 5 6
Jumlah 41 44 44 44

Catatan : 2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran


 

C. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata
pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran
tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak
terbatas pada mata pelajaran keterampilan. Muatan lokal merupakan mata
pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang
diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata
pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun
satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal
Untuk saat ini SMK PGRI 29 Jakarta memutuskan Mata Pelajaran Bahasa
Arab dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran sebagai salah satu muatan lokal
untuk tingkat X dan XI. Dasar pemikiran penggunaan bahasa Arab untuk
memperkenalkan bahasa asing selain bahasa Inggris, yang materinya
mencakup aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis,
sedangkan XII sudah tidak lagi diadakannya pembelajaran mulok mengacu
pada karakteristik program studi keahlian seperti pada tahun pelajaran
2015/2016.
D. Pembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan

83
KURIKULUM SMK PGRI 29 JAKARTA

kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing


oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam
bentuk kegaiatan ekstra kurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat
dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan
dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karir peserta didik serta kegiatan kepramukaan,
kepemimpinan, dan kelompok ilmiah remaja. Pengembangan diri bukan
merupakan mata pelajaran. Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan
secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata pelajaran.

Sekolah memfasilitasi kegiatan  pengembangan diri seperti berikut :


a. Pengembangan diri yang berupa Bimbingan Konseling yang mencakup
hal-hal yang   berkaitan dengan pribadi, kemasyarakatan, belajar, dan
karier peserta didik yang dilaksanakan di luar kegiatan intrakurikuler,
yaituTadarus Al-Qur’an atau Kebaktian sesuai dengan agamanya masing-
masing yang dilaksanakan pada pukul 06.30 – 06.45 WIB
b.  Pengembangan diri yang berupa kegiatan ekstrakurikuler yang
dilaksanakan secara reguler pada siang hari (Selasa dan Kamis) setelah
kegiatan belajar mengajar berakhir, yaitu pukul 14.30 – 15.00 WIB, yang
terdiri dari kegiatan/olah raga:
       - Pramuka      
- Rohis (Islam)
- Rokris (Kristen)
- Paskibra                                                        
- Palang Merah Remaja (PMR)
       - Bola Basket
- Bola Volly
- Futsal           
- Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)
       - Kesenian (Paduan Suara)
- Patroli Keamanan Sekolah (PKS)
- Marawis
- Debat Club Bahasa Inggris
- Karate
84
KURIKULUM SMK PGRI 29 JAKARTA

- Taekwondo

Adapun program kerja kegiatan pengembangan diri tercantum seperti pada


tabel dibawah ini :

85
KURIKULUM SMK PGRI 29 JAKARTA

 D. Pengaturan Beban Belajar


SMK PGRI 29 Jakarta menggunakan beban belajar dengan menggunakan
sistem paket bukan sistem kredit semester (sks), sehingga siswa diwajibkan
mengikuti seluruh program pembelajaran yang telah ditentukan oleh sekolah
dengan struktur kurikulum yang berlaku selama 3 tahun. Beban jam
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan  sebagaimana tertera
dalam struktur kurikulum. Alokasi waktu satu jam  pembelajaran adalah 45
menit. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah ± 39
minggu. Jam masuk yang berlaku adalah 12.30 WIB dengan dimulai kegiatan
pengembangan diri berupa kegiatan Tadarus atau Kebaktian dan Olah
Raga/Senam Pagi setiap hari Jum’at.

F. Ketuntasan Belajar
Kriteria ketuntasan minimal (KKM)  adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB)
yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir jenjang satuan
pendidikan untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu pengetahuan dan
teknologi merupakan batas ambang kompetensi (Permendiknas Nomor:
20/2007 tentang Standar Peniaian Pendidikan, Pengertian butir 10).
Nilai ketuntasan belajar untuk aspek kompetensi pengetahuan dan praktik 
dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat, dengan rentang 0 -100.
Penetapan KKM dilakukan oleh dewan pendidik pada awal tahun pelajaran
melalui proses penetapan KKM setiap Indikator, KD, SK   menjadi KKM mata
pelajaran, dengan mempertimbangkan, hal-hal sebagai berikut:
- Tingkat kompleksitas (kesulitan dan kerumitan) setiap KD yang harus
dicapai oleh peserta didik..
- Tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa pada sekolah yang
bersangkutan.
- Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran pada masing-masing sekolah.
- Ketuntasan belajar setiap indikator, KD, SK dan mata pelajaran yang
telah ditetapkan dalam suatu kompetensi   dasar berkisar antara 0–
100%. Kriteria ideal ketuntasan masing-masing indikator 75 %.
- Dewan guru dapat menentukan kriteria ketuntasan minimal  (KKM)
dibawah nilai ketuntasan belajar ideal, namun secara bertahap harus
86
KURIKULUM SMK PGRI 29 JAKARTA

meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk


mencapai kriteria ketuntasan ideal.
- KKM tersebut dicantumkan dalam LHB (berlaku untuk pengetahuan
maupun praktik) dan diinformasikan kepada seluruh warga sekolah dan
orang tua peserta didik.

Daftar KKM Mata Pelajaran/Standar Kompetensi tercantum pada tabel


dibawah ini:

87
KURIKULUM SMK PGRI 29 JAKARTA

KKM/Tingkat
No Mata Pelajaran/Stándar Kompetensi
X XI XII
I Kelompok Normatif
1 Pendidikan Agama 75 75 75
2 Pendidikan Kewarganegaraan 75 75 75
3 Bahasa Indonesia 75 75 75
4 Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan 75 75 75
5 Seni Budaya 75 75 75
II Kelompok Adaptif
1 Bahasa Inggris 75 75 75
2 Matematika 75 75 75
3 IPA 75 75 75
4 IPS 75 75 75
5 Muatan Lokal (Bahasa Arab) 75 75
III Kelompok Produktif
A Dasar Kompetensi Kejuruan 75
Memahami Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan
1 75
Aministrasi Perkantoran
Mengaplikasikan Keterampilan Dasar
2 75
Komunikasi
3 Menerapkan Prinsip-Prinsip Kerjasama 75
Dengan Kolega dan Pelanggan
4 Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja
75
dan Lingkungan Hidup (K3LH)
5 Keterampilan Komputer dan Pengolahan
75 75 75
Informasi
6 Kewirausahaan 75 75 75
B Kompetensi Kejuruan
1 Mengoperasikan Aplikasi Perangkat Lunak 75
2 Mengaplikasikan Aplikasi Persentasi 75
3 Mengelola Peralatan Kantor 75
4 Melakukan Prosedur Administrasi 75

88
KURIKULUM SMK PGRI 29 JAKARTA

5 Menangani Penggandaan Dokumen 75


6 Menangani Surat/Dokumen Kantor 75 75
7 Mengelola Sistem Kearsipan 75
8 Membuat Dokumen 75
9 Memproses Perjalanan Bisnis 75
10 Mengelola Pertemuan Rapat 75 75
11 Mengelola Dana Kas Kecil 75 75
12 Memberikan Pelayanan Kepada Pelanggan 75
13 Mengelola Data/Informasi Di Tempat Kerja 75
Menaplikasikan Administrasi Perkantoran Di
14 75
Tempat Kerja

Sekolah akan mengusahakan ketuntasan minimal dari tahun ke tahun selalu


mengalami peningkatan sehingga mencapai kriteria ketuntasa minimal (KKM)
ideal 75 %.

G. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan


Kriteria Kenaikan Kelas bagi peserta didik apabila memenuhi syarat:
1. Telah menyelesaikan semua program pembelajaran yang menjadi
bebannya
2. Nilai Pendidikan Agama dan PKN harus telah mencapai KKM
3. Diperbolehkan ada 3 mata pelajaran yang belum KKM, tetapi
program pembelajaran lainnya telah mencapai KKM
4. Mempunyai nilai minimal B pada penilaian akhir untuk mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok estetika dan kelompok
pendidikan jasmani dan olahraga
5. Dewan guru menyatakan bahwa siswa yang bersangkutan memiliki
kepribadian baik.
6. Hadir di kelas minimal 90 % dari total pembelajaran yang diberikan
oleh guru pada semester tersebut.

89
KURIKULUM SMK PGRI 29 JAKARTA

Kriteria peserta didik dinyatakan lulus apabila memenuhi syarat:


1. Telah menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
2. Mempunyai nilai minimal B pada penilaian akhir untuk mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok estetika dan kelompok
pendidikan jasmani dan olahraga
3. Lulus Ujian Sekolah untuk kelompok mata pelajaran Iptek yang
tidak diujikan pada UN, kelompok mata pelajaran pendidikan agama
dan akhlak mulia, serta kelompok mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan dan kepribadian
4. Lulus UN untuk mata pelajaran yang diujikan sesuai ketentuan dari
BNSP tahun bersangkutan
H. Pendidikan Kecakapan hidup
Mata pelajaran ketrampilan diberikan agar peserta didik dapat
mengembangkan kecakapan hidup (life skills) yang meliputi ketrampilan
personal, sosial, vokasional, dan akademik. Ketrampilan personal dan
sosial diperlukan oleh seluruh peserta didik, ketrampilan vokasional
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk telibat dalam
berbagai pengalaman apresiasi dan berkreasi untuk menghasilkan suatu
karya yang bermanfaat langsung bagi kehidupan peserta didik, dan
ketrampilan akademik diperlukan oleh mereka yang akan melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi.
Oleh karena ketrampilan personal dan sosial diperlukan oleh seluruh
peserta didik, maka SMK PGRI 29 Jakarta akan memberikan ketrampilan
secara terintregasi dengan semua mata pelajaran (merupakan bagian
integral dari pembelajaran sehari-hari). Mengingat hampir semua peserta
didik setelah lulus ingin bekerja, berdagang dan sebagian kecil saja ingin
melanjutkan sekolah yang lebih tinggi, maka sekolah memilih ketrampilan
akademik yang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik. Ketrampilan
yang diberikan adalah dalam penguasaan multi media dengan
memberikan materi Adobe Photoshop 7 dan praktek kewirausahaan
dengan membuka usaha kecil.   

90
KURIKULUM SMK PGRI 29 JAKARTA

I. Pendidikan Berbasis Lokal dan Global


Salah satu desentralisasi pendidikan adalah desentralisasi kurikulum.
Pemerintah, c.q. Kementrian Pendidikan Nasional dan Kebudayaan hanya
menentukan standar-standar minimal yang harus dipenuhi oleh satuan
pendidikan di tingkat daerah. Standar minimal itu berupa standar
kompetensi lulusan, standar isi, standar evaluasi, dan standar sarana dan
prasarana. Pengembangan lebih jauh terhadap standar-standar tersebut
diserahkan kepada daerah masing-masing. Dengan adanya desentralisasi
kebijakan itu, maka daerah dapat mengembangkan potensi wilayahnya
sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Salah satu kebijakan yang
dapat dikembangkan adalah membuat kurikulum sekolah yang berbasis
keunggulan lokal dan global.
Berdasarkan peraturan perundang-undangan, diatur bahwa pelaksanaan
pendidikan di luar kewenangan pemerintah pusat dan harus dilakukan di
daerah. Oleh karena itu pengembangan kurikulum sebagai salah satu
substansi utama dalam pengembangan pendidikan perlu di
desentralisasikan, terutama kebutuhan siswa, keadaan  sekolah dan
kondisi daerah. Dengan demikian daerah atau sekolah memiliki cukup
kewenangan untuk merancang dan menentukan hal-hal yang akan
diajarkan. Sehubungan dengan kondisi daerah dan potensi daerah di
Indonesia yang cukup beragam, maka daerah perlu menggali,
meningkatkan dan mempromosikan potensinya melalui pendidikan di
sekolah.
Masing-masing daerah mempunyai keunggulan potensi daerah yang perlu
dikembangkan yang lebih baik lagi. Keunggulan yang dimiliki oleh masing-
masing daerah  sangat bervariasi. Dengan kebergaman potensi daerah ini
pengembangan potensi dan keunggulan daerah perlu mendapatkan
perhatian secara khusus bagi pemerintah daerah sehingga sehingga
anak-anak daerah tidak asing dengan daerahnya sendiri dan faham betul
tentang potensi dan nilai-nilai serta budaya daerahnya sendiri, sehingga
anak-anak dapat mengembangkan dan memberdayakan potensi
daerahnya sesuai dengan tuntutan ekonomi global yang telah disepakati
oleh pemerintah Indonesia. Diharapkan dengan ekonomi global tersebut,

91
KURIKULUM SMK PGRI 29 JAKARTA

masing-masing daerah ingin berlomba bersaing dengan negara lain untuk


memasarkan keunggulan daerahnya sendiri.
Keunggulan lokal adalah hasil bumi, kreasi seni, tradisi, budaya,
pelayanan, jasa, sumber daya alam, sumber daya manusia atau lainnya
yang menjadi keunggulan suatu daerah. Keunggulan yang dimiliki suatu
daerah dapat lebih memberdayakan penduduknya sehingga mampu
meningkatkan pendapatan atau meningkatkan PAD (Pendapatan Asli
Daerah). Karena manfaat dan pendapatan yang diperoleh menjadikan
penduduk daerah tersebut berupaya untuk melindungi, melestarikan dan
meningkatkan kualitas keunggulan lokal yang dimiliki daerahnya sehingga
bermanfaat bagi penduduk  daerah setempat serta mampu mendorong
persaingan secara kompetitif pada tingkat nasional maupun global.
Dengan memberdayakan keunggulan lokal dan global dapat menjawab
permasalahan yang ada, antara lain :
a. Keunggulan lokal dan global apa yang dapat dikembangkan
b. Adakah manfaatnya bagi masyarakat
c. Bagaimana cara mengembangkannya
d. Bagaimana cara pembelajarannya yang efektif dan efesien
e. Infrastruktur apa yang diperlukan.

92

Anda mungkin juga menyukai