Anda di halaman 1dari 14

NAMA : FITRI RAHMADANI

NIM : 105401115021

KELAS : PGSD 4 F

A. Metode Pembelajaran beserta Langkah-langkahnya


1. Metode Demonstrasi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah guru harus benar-benar
menguasai sesuatu hal yang akan didemonstrasikan kepada peserta didik. Kita
bisa menunjukkan bagaimana menggunakan alat tertentu, sebuah proses
mekanik atau peristiwa yang menarik. Tujuan akhirnya, peserta didik bukan
sekedar tahu, melainkan mampu menyelesaikan suatu masalah.
Langkah-langkahnya, berikut ini.
a) Kita perlu menyusun perencanaan terlebih dahulu sebelum pembelajaran
dilaksanakan. Perhatikan fasilitas yang dibutuhkan untuk demonstrasi
berjalan sukses.
b) Penting merumuskan tujuan pembelajaran agar hasilnya lebih terarah dan
pilih materi yang tepat serta menarik.
c) Berikutnya, susunlah garis besar langkah-langkah demonstrasi. Utamakan
yang mudah didemonstrasikan oleh guru dan dipahami oleh peserta didik.
d) Kita harus menentukan pilihan, apakah demonstrasi dilakukan oleh guru
atau peserta didik agar lebih efektif dan menyenangkan.
e) Berikan pertunjukan yang berkesan agar peserta didik terstimulus untuk
mencoba dan pastikan suasananya nyaman.
f) Kita harus memberikan porsi yang lebih kepada peserta didik untuk
mendemonstrasikannya
g) Terakhir, evaluasi menjadi bagian pening yang tidak boleh terlupakan
untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran serta efektivitas
metode demonstrasi.
Kelebihan metode demonstrasi :
 Menghindari verbalisme
 Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari
 Proses pengajaran lebih menarik
 Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara
teori dengan kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri.
Kelemahan metode demonstrasi :
 Memerlukan keterampilan guru secara khusus
 Kurangnya fasilitas
 Membutuhkan waktu yang lama.
2. Metode Inquiry
Metode belajar yang dikemukakan oleh Carin dan Sund tahun 1975
bahwa Inquiry adalah the process of investigating a problem. Kemudian
dijelaskan lebih lengkap oleh Piaget yakni Inquiry adalah metode
pembelajaran berupa penyelidikan dengan mengutamakan proses mental
dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a) Menyusun daftar pertanyaan terkait fenomena alam;
b) Merumuskan masalah yang diperoleh;
c) Menentukan hipotesis;
d) Mengonsep dan melaksanakan eksperimen;
e) Mengumpulkan dan menelaah data;
f) Membuat kesimpulan
g) Membangun sikap ilmiah yang objektif, jujur, berwawasan luas dan
bertanggung jawab.
3. Metode Penemuan
Dalam metode ini, lebih mengutamakan keterampilan proses dari pada
hasil belajar peserta didik. Artinya, peserta didik akan dilibatkan pada
pengalaman belajar secara langsung yang berbasis masalah yang harus
ditemukan penyelesaiannya.
Cara menggunakan metode penemuan ini, perhatikan langkah berikut ini.
a) Ditemukan masalah yang akan ditemukan solusinya.
b) Perhatikan tingkat perkembangan kognitif peserta didik.
c) Peserta didik harus menemukan konsep atau prinsip dan perlu dicatat
serta dikemukakan.
d) Tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
e) Adanya pengaturan susunan kelas agar mudah melibatkan peserta didik
terlibat dalam kegiatan belajar mengajar.
f) Peserta didik berupaya mengeksplorasi dan mengumpulkan data
sebanyak-banyaknya.
g) Guru perlu kreatif dalam memberikan jawaban berupa data yang
dibutuhkan peserta didik
4. Metode Eksperimen
Metode ini mengajak anak untuk berani mencoba secara terkonsep.
Proses pembelajaran yang dilaksanakan memberikan pengalaman anak untuk
menguji hipotesis dan variabel yang terukur yang saling mempengaruhi satu
sama lainnya. Berikut hal-hal yang perlu disiapkan oleh guru.
a) Tentukan tujuan eksperimen.
b) Sediakan peralatan dan bahan.
c) Pilih tempat eksperimen yang aman dan nyaman.
d) Hitung secara imbang antara jumlah peserta didik dengan ketersediaan
sarana.
e) Utamakan keselamatan dan kesehatan pada saat melakukan
eksperimen.
f) Ada tata tertib atau disiplin kerja yang harus dipatuhi untuk
menghindari resiko yang berbahaya.
g) Sebelum bereksperimen perlu dijelaskan tahapan-tahapan, apa yang
boleh dilakukan atau dilarang
Kelebihan metode eksperimen :
 Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaan
 Membina siswa membuat terobosan baru
 Hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk
kemakmuran umat manusia.
Kelemahan metode eksperimen :
 Cenderung sesuai bidang sains dan teknologi
 Kesulitan dalam fasilitas
 Menuntut ketelitian, kesabaran, dan ketabahan
 Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang
diharapkan.
5. Metode Karyawisata
Salah satu metode pembelajaran yang menarik adalah karyawisata.
Kita bisa melakukan perjalanan atau wisata agar peserta didik mendapatkan
pengalaman belajar yang lebih luas. Meski non akademik, tapi konsep belajar
yang demikian mampu membantu peserta didik dalam mencapai tujuan umum
pendidikan.
Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan agar karyawisata dapat
dilaksanakan dengan berhasil dan menyenangkan.
a) Perhatikan sumber masyarakat sebagai sumber kegiatan belajar
mengajar.
b) Sesuaikan dengan program dan tujuan pembelajaran.
c) Utamakan sumber belajar yang memiliki nilai pedagogis.
d) Lakukan sinkronisasi antara kurikulum, sumber belajar. Perhatikan
tuntutan kurikulum agar bisa dilaksanakan dengan baik.
e) Terlebih dahulu susun dan kembangkan program karyawisata secara
sistematis.
f) Melaksanakan karyawisata dengan mengutamakan tujuan, materi, dan
pengaruh positif bagi pengembangan kompetensi peserta didik.
g) Perlu analisis dan evaluasi terkait tujuan pembelajaran, hambatan
pelaksanaan dan bagaimana penyusunan laporan karyawisata yang
akan datang.
Kelebihan metode karyawisata :
 Memiliki prinsip pengajaran modern dengan memanfaatkan
lingkungan nyata
 Membuat relevansi antara apa yang dipelajari dengan
kebutuhan di masyarakat
 Merangsang kreatifitas siswa
 Bahan pelajaran lebih luas dan aktual.

Kelemahan metode karyawisata :

 Kurangnya fasilitas
 Perlu perencanaan yang matang
 Perlu koordinasi agar tidak tumpah tindih waktu
 Mengabaikan unsur studi
 Kesulitan mengatur siswa yang banyak
6. Metode Problem Based Introduction (PBI)
Pembelajaran berbasis masalah dilaksanakan dengan cara memberikan
permasalahan yang harus dipecahkan oleh peserta didik. Langkah-langkah
metode pembelajaran ini adalah :
a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan logistik yang dibutuhkan
b) Guru memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah
yang dipilih
c) Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut 
d) Guru mendorong siswa agar mengumpulkan data dan informasi yang
sesuai dengan masalah.
e) Siswa melaksanakan penelitian atau eksperimen untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah berdasarkan pengumpulan data dan
hipotesis dari eksperimen/penelitian.
f) Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang
sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan
temannya
g) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penelitian mereka
h) Penutup
7. Metode Pembelajaran Artikulasi
Metode pembelajaran ini meminta siswa untuk secara berpasangan
untuk menyampaikan materi yang diterima dari guru dan mencatatnya secara
bergantian.
a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan
menyajikan materi sebagaimana biasa
b) Guru membagi siswa menjadi kelompok yang terdiri dari dua orang
c) Siswa meminta salah satu dari pasangan itu menceritakan materi yang
baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat
catatan-catatan kecil
d) Secara bergiliran siswa menyampaikan hasil wawancara dengan
pasangannya
e) Guru menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa
f) Penutup
8. Metode Pembelajaran Jigsaw (Metode Tim Ahli)
Langkah-langkah metode Jigsaw adalah sebagai berikut:
a) Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim
b) Setiap anggota dalam tim diminta untuk menjadi seorang ahli
c) Semua tim ahli dari tim yang berbeda berkelompok dan membentuk
tim ahli untuk berdiskusi dan mempelajari materi yang sama
d) Masing-masing tim ahli akan kembali ke kelompok mereka untuk
membagikan keahliannya pada tim asal tersebut
e) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
f) Guru memberikan evaluasi
g) Penutup
9. Metode Ceramah
Metode pembelajaran ceramah ini merupakan salah satu metode yang
paling sering digunakan dan paling lama dikenal oleh setiap tenaga pengajar.
Dalam metode ini, seorang pengajar dituntut untuk menyampaikan informasi
lebih banyak daripada mempertimbangkan feedback dari siswa. Metode
pembelajaran ceramah ini memiliki kelemahan dan kelebihan didalamnya.
Kelemahan metode ini adalah hanya berfokus pada sang pengajar dan siswa
cenderung pasif atau mendengarkan materi yang telah disiapkan dan
dituturkan oleh sang pengajar. Di sisi lain, kelebihan metode ini justru
memberikan materi yang sangat jelas dari guru.
10. Metode Diskusi
Metode pembelajaran jenis ini berbanding terbalik dengan metode
ceramah sebelumnya, karena lebih memfokuskan memahami materi pada
siswa. Biasanya, guru membagi anggota kelas menjadi beberapa kelompok,
kemudian menyuguhkan suatu persoalan atau permasalahan dimana siswa atau
kelompok tersebut harus menemukan jawabannya. Melalui metode diskusi,
secara tidak langsung siswa akan memahami materi yang disampaikan.
Kelebihan metode diskusi :
 Merangsang kreatifitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa
dan terobosan baru dalam pemecahan masalah
 Mengembangkan sikap saling menghargai pendapat orang lain
 Memperluas wawasan
 Membina untuk terbiasa musyawarah dalam memecahkan suatu masalah.
Kelemahan metode diskusi :
 Membutuhkan waktu yang panjang
 Tidak dapat dipakai untuk kelompok yang besar
 Peserta mendapat informasi yang terbatas
 Dikuasai orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.

B. Model Pembelajaran beserta Langkah-langkahnya


1. PICTURE AND PICTURE
  Langkah-langkah :
a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b) Menyajikan materi sebagai pengantar
c) Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan
berkaitan dengan materi
d) Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian
memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
e) Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
f) Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan
konsep/materi sesuai dengan kompetensi  yang ingin dicapai
g) Kesimpulan/rangkuman
2. COOPERATIVE SCRIPT 
Skrip kooperatif : metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan
dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang
dipelajari
Langkah-langkah :
a) Guru membagi siswa untuk berpasangan
b) Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan
membuat ringkasan
c) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai
pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
d) Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan
memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar
:
- Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang
lengkap
- Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan
menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
e) Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar
dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
f) Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru
3. MIND MAPPING
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan
alternatif jawaban
  Langkah-langkah :
a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b) Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh
siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
c) Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
d) Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil
diskusi
e) Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil
diskusinya dan guru mencatat di papat dan mengelompokkan sesuai
kebutuhan guru
f) Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru
memberi bandingan sesuai  konsep yang disediakan guru
4. EXAMPLES NON EXAMPLES
Contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan KD
Langkah-langkah :
a) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran
b) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
c) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar
d) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa
gambar tersebut dicatat pada kertas
e) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
f) Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan
materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
g) Kesimpulan
5. KOPERATIF TIPE LEARTING TOGETHER (LT)  
David dan Roger Johnson dari Universitas Minnesota mengembangkan
model learning together dari pembelajaran kooperatif. Metode yang mereka
teliti meliputi siswa yang dibagi dalam kelompok yang terdiri atas empat atau
lima kelompok dengan latar belakang yang berbeda mengerjakan lembar
tugas, dan menerima pujian dan penghargaan berdasarkan hasil kerja
kelompok.
Langkah - Langkah Pembelajaran Koperatif Tipe Learning Together
Adapun sintaks dari Learning Together adalah:
a) Guru menyajikan pelajaran.
b) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 sampai 5 orang secara
heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku dan lain-
lain)
c) Masing-masing kelompok menerima lembar tugas dan
menyelesaikannya.
d) Beberapa kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya.
e) Pemberian pujian dan penghargaan berdasarkan hasil kerja kelompok.

6. MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG


Model pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk
mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan
pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik, dan tentunya juga dapat
dipelajari selangkah demi selangkah. Oleh karena itu, guru sangat berperan
dalam membantu siswa memperoleh pengetahuan prosedural (pengetahuan
tentang bagaimana melakukan sesuatu), pengetahuan deklaratif (pengetahuan
tentang sesuatu), dan mengembangkan keterampilan belajar. Berikut contoh
sintaks model pembelajaran langsung.
C. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran matematika adalah cara yang ditempuh oleh guru
dalam pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang disajikan dapat diadaptasikan oleh
siswa. Pendekatan pembelajaran matematika terdiri dari: pendekatan kontruktivisme,
pendekatan pemecahan masalah, pendekatan open ended, dan pendekatan realistik.
1. Pendekatan Kontruktifisme
Dalam kelas kontruktivis seorang guru tidak mengajarkan kepada anak
bagaimana menyelesaikan persoalan, namun mempresentasikan masalah dan
meng’encourage’ (mendorong) siswa untuk menemukan cara mereka sendiri
dalam meyelesaikan permasalahan. Ketika siswa memberikan jawaban, guru
mencoba untuk tidak mengatakan bahwa jawabannya benar atau tidak benar.
Namun guru mendorong siswa untuk setujua atau tidak setuju kepada ide
seseorang dan saling tukar menukar ide sampai persetujuan dicapai tentang
apa yang dapat masuk akal siswa. Didalam kelas kontruktivis, para siswa
diberdayakan oleh pengetahuannya yang berada dalam diri mereka. Mereka
berbagi strategi dan penyelesaiannya, debat antara satu dengan lainnya,
berpikir secara kritis tentang cara terbaik untuk menyelesaikan setiap masalah.
2. Pendekatan Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika
yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaian,
siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan
serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan
masalah yang bersifat tidak rutin. Jika suatu masalah diberikan kepada
seseorang dan seseorang tersebut langsung mengetahui cara menyelesaikannya
dengan benar, maka soal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai masalah.
Menurut Polya (1957), solusi soal pemecahan masalah memuat empat langkah
fase penyelesaian, yaitu memahami masalah, merencanakan penyelesaian,
menyelesaiakan masalah sesuai rencana dan melakukan pengecekan kembali
terhadap semua langkah yang dikerjakan.
3. Pendekatan Open Ended
Penerapan problem open-ended dalam kegiatan pembelajaran adalah
ketika siswa diminta mengembangkan metode, cara atau pendekatan yang
berbeda dalam dalam menjawab permasalahan yang diberikan dan bukan
berorientasi pada jawaban (hasil) akhir. Siswa dihadapkan pada open-ended
tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan
pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban. Pendekatan open-ended
prinsipnya sama dengan pembelajaran berbasis pemecahan masalah yaitu
suatu pendekatan pembelajaran yang dalam prosesnya dimulai dengan
memberikan suatu masalah kepada siswa. Bedanya problem yang disajikan
memiliki jawaban benar lebih dari satu. Problem yang memiliki jawaban benar
lebih dari satu disebut problem tak lengkap atau problem open ended.
4. Pendekatan Realistik
Realistic mathematics Education (RME), merupakan teori belajar
mengajar dalam pendidikan matematika. Realistic mathematics Education
(RME) pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan di Belanda pada tahun
1970 oleh Institut Freudenthal. Teori ini mengacu pada pendapat Freudenthal
yang mengatakan bahwa matematika harus berkaitan dengan realita dan
matematika merupakan aktivitas manusia. Ini berarti matematika harus dekat
dengan anak dan relevan dengan kehidupan nyata sehari-hari.
Menurut Erman, (2003: 143) pada dasarnya Realistic mathematics
Education (RME) membentuk siswa untuk menemukan kembali
konsepkonsep matematika yang pernah ditemukan oleh para ahli matematika
atau bila memungkinkan siswa dapat menemukan hal yang sama sekali belum
pernah ditemukan. Pengembangan pembelajaran matematika dengan
pendekatan realistic merupakan salah satu usaha meningkatkan kemampuan
siswa memahami matematika.

D. Strategi Pembelajaran
Terdapat beberapa jenis strategi pembelajaran yang dapat digunakan guru saat
mengajar di kelas. Berikut adalah jenis-jenis strategi pembelajaran.
1. Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran di mana
guru memiliki peranan yang dominan, sedangkan siswa cenderung menerima
dan mengikuti apa yang disajikan oleh guru. Dalam strategi ini, proses
penyampaian materi dilakukan oleh guru secara lisan kepada siswa agar dapat
memahami dan menguasai materi pelajaran secara optimal.

2. Strategi Pembelajaran Inkuiri


Berbeda dengan strategi pembelajaran ekspositori, dalam strategi
pembelajaran inkuiri, siswa memiliki peranan yang lebih aktif dalam kegiatan
belajar-mengajar. Hal ini sesuai dengan definisi strategi pembelajaran inkuiri
itu sendiri, yaitu strategi pembelajaran yang memberikan ruang pada siswa
untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran.
Itu artinya, siswa tidak hanya menerima penjelasan saja dari guru, tapi
juga berupaya untuk menemukan inti dari materi pelajaran secara mandiri.
Adapun tujuan dari strategi pembelajaran ini adalah mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis atau mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.

3. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)


Sesuai dengan namanya, strategi ini berfokus pada proses penyelesaian
masalah dengan menggunakan cara-cara ilmiah. Permasalahan ini bisa diambil
dari buku teks, peristiwa di lingkungan sekitar, maupun peristiwa yang terjadi
di masyarakat. Strategi pembelajaran berbasis masalah ini sangat cocok
digunakan bila guru ingin:
a. Siswa tidak hanya mengingat materi pelajaran, tapi juga dapat
memahaminya dengan baik.
b. Mengembangkan kemampuan menganalisis situasi, menerapkan
pengetahuan yang dimiliki siswa dalam kondisi tertentu, dan
mengetahui adanya perbedaan antara fakta dan pendapat.
c. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan suatu
permasalahan.
d. Membuat tantangan intelektual untuk siswa.
e. Mendidik siswa agar lebih bertanggung jawab dalam belajarnya
f. Membuat siswa lebih memahami hubungan antara teori yang mereka
pelajari di sekolah dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Strategi Pembelajaran Kooperatif


Strategi pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang
menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5
sampai 6 orang. Setiap kelompok akan mendapatkan tugas masing-masing dari
guru untuk dikerjakan bersama-sama.
Apabila ada anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang
diberikan oleh guru, maka anggota kelompok yang lain bertugas untuk
menjelaskannya, sebelum mengajukan bertanya kepada guru.
Adapun tujuan dari strategi pembelajaran kooperatif ini adalah
menumbuhkan rasa tanggung jawab pada siswa, memberikan peluang yang
sama kepada setiap siswa untuk sukses dalam belajar, dan mengembangkan
keterampilan sosial siswa.

7. Strategi Pembelajaran Afektif


Jenis strategi pembelajaran berikutnya adalah strategi pembelajaran
afektif. Strategi ini menekankan pada pembentukan sikap yang positif kepada
siswa dengan cara menghadapkan mereka pada situasi yang mengandung
konflik atau situasi yang problematis.
Dengan menghadapkan siswa pada situasi tersebut, diharapkan mereka
dapat membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai yang dianggapnya baik.
Strategi pembelajaran afektif ini sangat cocok diterapkan untuk menguatkan
karakter siswa, seperti tanggung jawab, kerjasama, disiplin, komitmen,
percaya diri, jujur, menghargai pendapat orang lain, dan kemampuan
mengendalikan diri.

8. Strategi Pembelajaran Kontekstual


Strategi pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and
learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada
proses keterlibatan siswa dalam menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan peristiwa atau permasalahan dalam kehidupan
nyata. Dengan begitu, siswa dapat menerapkan materi yang mereka pelajari di
sekolah ke dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai