Anda di halaman 1dari 40

NAMA : NURUL SA’ADAH

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN IPA DI SD


1.  Model Pembelajaran Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI)
a. Pengertian Model Pembelajaran Somatic Auditory Visula Intelectual (SAVI)
menurut Dewiyani (2012) dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Somatic berasal
dari bahasa Yunani yaitu soma yang berarti tubuh. Jika dikaitkan dengan belajar
maka dapat diartikan belajar dengan indera peraba, kinestetik, praktis melibatkan fisik
dan menggunakan serta mengerakkan tubuh ketika belajar atau bergerak dan berbuat.
Menurut Dave Meier pembelajaran somatic adalah pembelajaran yang memanfaatkan
dan melibatkan tubuh. Temuan penelitian menyimpulkan bahwa pikiran tersebar di
seluruh tubuh. 
b. Langkah-langkah model pemebelajaran SAVI
Tahapan yang perlu ditempuh dalam SAVI adalah persiapan,penyampaian,
pelatihan, dan  p e n a m p i l a n h a s i l . K r e a s i a p a p u n , g u r u p e r l u d e n g a n
m a t a n g , d a l a m k e e m p a t t a h a p tersebut
1)      Tahap Persiapan (Kegiatan Pendahuluan)
Pada tahap ini guru membangkitkan minat siswa, memberikan perasaan positif
mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan mereka dalam
situasi optimal untuk belajar. Secara spesifik meliputi hal:
a. Memberikan sugesti positif  
b. Meberikan pernyataan yang memberi manfaat kepada siswa
c. Memberikan tujuan yang jelas dan bermakna
d. Membangkitkan rasa ingin tahu
e. Menciptakan lingkungan fisik yang positif 
f. Menciptakan lingkungan emosional yang positif
g. Menciptakan lingkungan social yang positif 
h. Menenangkan rasa taku
i. Menyingkirkan hambatan-hambatan belajar 
j. Banyak bertanya dan mengemukakan berbagai masalah
k. Merangsang rasa ingin tahu siswa
l. Mengajak pembelajar terlibat penuh sejak awal
2)      Tahap Penyampaian (Kegiatan Inti)
Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa menemukan materi belajar yang
barudengan cara melibatkan panca indera, dan cocok untuk semua gaya belajar. Hal-
hal yangdapat dilakukan guru:
a.   Uji coba kolaboratif dan berbagai pengetahuan
b.  Pengamatan fenomena dunia nyata
c.    Pelibatan seluruh otak, seluruh tubuh
d.    Presentasi interaktif
e.   Grafik dan sarana yang presetasi berwarna-warni
f.  Aneka macam cara untuk disesuaikan dengan seluruh gaya belajar
g. Proyek belajar berdasar kemitraan dan berdasar tim
h.   Latihan menemukan (sendiri, berpasangan, berkelompok)
i.  Pengalaman belajar di dunia nyata yang kontekstual
j. Pelatihan memecahkan masalah
3)      Tahap Pelatihan (Kegiata Inti)
Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa mengintegrasikan dan
menyerapengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai cara. Secara spesifik,
yang dilakukan guru yaitu:
a.   Aktivitas pemrosesan siswa 
b.   Usaha aktif atau umpan balik atau renungan atau usaha kembali
c.    Simulasi dunia-nyata
d.  Permainan dalam belajar 
e.  Pelatihan aksi pembelajaran
f.    Aktivitas pemecahan masalah
g.   Refleksi dan artikulasi individu
h.  Dialog berpasangan atau berkelompok 
i.   Pengajaran dan tinjauan kolaboratif 
j.    Aktivitas praktis membangun keterampilan
k.    Mengajar balik 
4)      Tahap Penampilan Hasil (Tahap Penutup)
Pada tahap ini hendaknya membantu siswa menerapkan dan memperluas
pengetahuanatau keterampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga hasil belajar
akan melekat dan penampilan hasil akan terus meningkat. Hal-hal yang dapat
dilakukan adalah:
a.  Penerapan dunia nyata dalam waktu yang segera 
b.  Penciptaan dan pelaksanaan rencana aksi
c.   Aktivitas penguatan penerapan
d.   Materi penguatan persepsi
e.  Pelatihan terus menerus
f.   Umpan balik dan evaluasi kinerja
g.  Aktivitas dukungan kawan,Perubahan organisasi dan lingkungan
yang   mendukung.
c. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran SAVI
a. Kelebihan
a) Membangkitkan kecerdasan terpadu siswa secara penuh melalui
penggabungan gerak fisik dengan aktivitas intelektual
b) Siswa tidak mudah lupa karena siswa membangun sendiri
pengetahuannya.
c) Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena siswa merasa
diperhatikan sehingga siswa tidak cepat bosan untuk belajar matematika.
d)   Memupuk kerjasama karena siswa yang lebih pandai diharapkan dapat
membantu yang kurang pandai.
e)  Memunculkan suasana belajar yang lebih baik, menarik dan efektif
f)  Mampu membangkitkan kreatifitas dan meningkatkan kemampuan
psikomotor siswa
g)   Memaksimalkan ketajaman konsentrasi siswa
h)    Siswa akan lebih termotivasi untuk belajar lebih baik.
i)   Melatih siswa untuk terbiasa berpikir dan mengemukakan pendapat dan
berani menjelaskanjawabannya.
j)      Merupakan variasi yang cocok untuk semua gaya belajar
b. Kekurangan
a) Pendekatan ini menuntut adanya guru yang sempurna sehingga
dapat   memadukan keempat komponen dalam SAVI secara utuh.
b) Penerapan pendekatan ini membutuhkan kelengkapan sarana dan
prasarana pembelajaran yang menyeluruh dan disesuaikan dengan
kebutuhannya, sehingga memerlukan biaya pendidikan yang sangat besar.
Terutama untuk pengadaan media pembelajaran yang canggih dan
menarik. Ini dapat terpenuhi pada sekolah-sekolah maju.
( ( Meier,2005:91-99)
c)  Karena siswa terbiasa diberi informasi terlebih dahulu sehingga siswa
kesulitan dalam menemukan jawaban ataupun gagasannya sendiri.
d)  Membutuhkan waktu yang lama terutama bila siswa yang lemah.
e)   Membutuhkan perubahan agar sesuai dengan situasi pembelajaran saat
itu.
f)    Belum ada pedoman penilaian, sehingga guru merasa kesulitan dalam
evaluasi atau memberi nilai.
g) Pendekatan SAVI masih tergolong baru, sehingga banyak pengajar guru
yang belum mengetahui pendekatan SAVI tersebut
h)     Pendekatan SAVI ini cenderung kepada keaktifan siswa, sehingga
untuk siswa yang memiliki tingkat kecerdasan kurang, menjadika siswa
itu minder.
i) Pendekatan ini tidak dapat diterapkan untuk semua pelajaran matematika.
2. Model Pembelajaran Kontekstual
a. Pengertian model pembelajran konterkstual
Pembelajaran Kontekstual adalah konsep pembelajaran yang mendorong guru
untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan
juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.Pembelajaran Kontekstual adalah
konsep pembelajaran yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang
diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan juga mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-
hari.
b. Langkah-langkah model pembelajaran kontektual
a) Langkah pertama adalah Modeling yang mencakup pengutaraan kompetensi
dan tujuan, bimbingan dan motivasi. Tanamkan pola pikir bahwa para siswa
akan lebih memahami pelajaran dengan belajar secara mandiri, menemukan
ilmu secara mandiri, mengkonstruksi gagasan secara mandiri.
b) Berikutnya adalah Inquiry terdiri dari pengidentifikasian, analisis, observasi,
hipotesis. Lakukan aktivitas inquiry untuk berbagai teori dan konsep.
c) Questioning, langkah ini mencakup mengarahkan, eksplorasi, menuntun,
evaluasi, inquiry dan generalisasi. Tanamkan karakter ingin tahu pada
pembelajar dengan bertanya.
d) Learning community, cakupan pada bagian ini adalah belajar kelompok, siswa
diminta untuk bekerja sama, melaksanakan berbagai aktivitas dan penelitian.
e) Constructivisme terdiri dari membuat pengertian secara mandiri, tesis-sintesis,
konstruksi teori dan pemahaman.
f) Reflection, pada bagian ini siswa diminta untuk mengulas dan merangkum
materi pada sesi akhir pertemuan.
g) Authentic Assessment ini merupakan proses akhir pembelajaran dimana siswa
dinilai dan menilai secara objektif agar siswa bisa mewujudkan kompetensi

yang telah disampaikan pada awal sesi.


c. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kontektual
a. Kelebihan
a) Membuat siswa bisa menemukan potensi terbaik yang dimilikinya.
b) Dalam kerjasama antar grup, siswa bisa bertindak dengan efektif.
c) Siswa memiliki daya untuk berpikir kreatif dan kritis dalam memperoleh
informasi, bisa bijaksana dalam memahami isu dan bisa memperoleh
solusi atas masalah-masalah yang ada.
d) Peserta didik bisa mengetahui manfaat tentang apa yang mereka pelajari.
e) Siswa tidak tergantung dengan guru dalam memperoleh berbagai
informasi.
f) Anak didik akan merasa nyaman dan senang dalam setiap pembelajaran.
b. Kekurangan
a) Guru akan kewalahan dalam memutuskan materi pelajaran karena
pembelajaran CTL menekankan pada kebutuhan setiap siswa, sedangkan
kemampuan siswa dalam satu kelas tidaklah sama.
b) Pembelajaran CTL ini lebih cenderung untuk mengembangkan soft skill
siswa sehingga siswa yang memiliki tingkat intelegensi tinggi tetapi susah
untuk mengungkapkannya maka akan kewalahan.
c) Ketika pembelajaran ini diterapkan kemampuan siswa akan terlihat jelas,
mana yang memiliki kemampuan dan mana yang tidak. Sehingga akan
timbul kesenjangan.
d) Interpretasi siswa akan berbeda-beda pada setiap pembelajaran yang
disediakan.
e) Pada kenyataanya tidak semua siswa bisa adaptasi dan menemukan
potensi yang ada pada diri mereka.
f) Pembelajaran kontekstual ini sangat tidak irit waktu.
g) Karena siswa dituntut untuk proaktif dalam mencari fakta dan ilmu
pengetahuan sendiri, peran guru akan semakin kurang dalam proses
pembelajaran CTL.
3. Model Pembelajaran Quantum Teaching
a. Pengertian Model Pembelajaran Quantum Teaching 
Model pembelajaran Quantum Teaching muncul dalam sebuah program
percepatan yang dilakukan Learning Forum. Learning Forum adalah sebuah
perusahaan pendidikan internasional yang menekankan perkembangan
keterampilan akademis dan keterampilan pribadi (De Porter, 2005: 4). Dalam
Perkembanganya model Quantum Teaching banyak menjadi sumber kajian
tentang pengembangan pembelajaran baru yang menyenangkan. Menurut
Sriudin (2010) Quantum Teaching adalah badan ilmu pengetahuan dan
metodologi yang digunakan dalam rancangan, penyajian dan fasilitasi Super
Camp.
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa model
pembelajaran Quantum Teaching bersumber pada Quantum Learning yaitu
penggabungan teori-teori pendidikan terkemuka yang kemudian diuji cobakan
kepada siswa-siswa melalui program Super Camp. Hasil dari uji coba tersebut
ternyata Quantum Teaching meningkatkan kemampuan mereka dalam
menguasai segala hal dalam kehidupan. 
b. Langkah-langkah Pembelajaran Quantum Teaching:
a) Tumbuhkan

Konsep tumbuhkan ini sebagai konsep operasional dari prinsip


“bawalah dunia mereka ke dunia kita”. Dengan usaha menyertakan
siswa dalam pikiran dan emosinya, sehingga tercipta jalinan dan
kepemilikan bersama atau kemampuan saling memahami.Secara
umum konsep tumbuhkan adalah sertakan diri mereka, pikat mereka,
puaskan keingintahuan, buatlah siswa tertarik atau penasaraan tentang
materi yang akan diajarkan. Dari hal tersebut tersirat, bahwa dalam
pendahuluan (persiapan) pembelajaran dimulai guru seyogyanya
menumbuhkan sikap positif dengan menciptakan lingkungan yang
positif, lingkungan sosial (komunitas belajar), sarana belajar, serta
tujuan yang jelas dan memberikan makna pada siswa, sehingga
menimbulkan rasa ingin tahu.

b) Alami

Tahap ini jika kita tulis pada rencana pelaksanaan pembelajaran


terdapat pada kegiatan inti. Konsep “alami” mengandung pengertian
bahwa dalam pembelajaran guru harus memberi pengalaman dan
manfaat terhadap pengetahuan yang dibangun siswa sehingga
menimbulkan hasrat alami otak untuk menjelajah.Pada konsep alami
guru memberikan cara terbaik agar siswa memahami informasi,
memberikan permainan atau kegiatan yang memanfaatkan
pengetahuan yang sudah mereka miliki, sehingga dapat memfasilitasi
siswa untuk memperoleh pengetahuan yang melekat.
c) Namai

Konsep ini berada pada kegiatan inti, yang “namai” mengandung


maksud bahwa penamaan memuaskan hasrat alami otak (membuat
siswa penasaran, penuh pertanyaan mengenai pengalaman) untuk
memberikan identitas, menguatkan dan mendefinisikan. Penamaan
dalam hal ini adalah mengajarkan konsep, melatih keterampilan
berpikir dan strategi belajar. Pertanyaan yang dapat memandu guru
dalam memahami konsep “namai” yaitu perbedaan yang perlu dibuat
dalam belajar, apa yang harus guru tambahkan pada pengertian siswa,
strategi kiat jitu, alat berpikir yang digunakan untuk siswa ketahui atau
siswa gunakan.

d) Demonstrasikan

Tahap ini masih pada kegiatan inti, pada tahap ini adalah memberi
kesempatan siswa untuk menunjukkan bahwa siswa tahu. Hal ini
sekaligus memberi kesempatan siswa untuk menunjukkan tingkat
pemahaman terhadap materi yang dipelajari.Strategi yang dapat
digunakan adalah mempraktekkan, melakukan percobaan, menyusun
laporan, menganalisis data, melakukan gerakan tangan, kaki, gerakan
tubuh bersama secara harmonis, dan lain-lain.

e) Ulangi

Tahap ini jika kita tuangkan pada rencana pelaksanaan


pembelajaran terdapat pada penutup. Tahap ini dilaksanakan untuk
memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “aku tahu bahwa
aku tahu ini”. Kegiatan ini dilakukan secara multimodalitas dan
multikecerdasan.Guru memberikan ulangan tentang apa yang sudah
dipelajari, strategi untuk mengimplementasikan yaitu bisa dengan
membuat isian “aku tahu bahwa aku tahu ini” hal ini merupakan
kesempatan siswa untuk mengajarkan pengetahuan baru kepada orang
lain (kelompok lain), atau dapat melakukan pertanyaan pertanyaan
post tes.

f) Rayakan

Tahap ini dituangkan pada penutup pembelajaran. Dengan maksud


memberikan rasa puas, untuk menghormati usaha, ketekunan, dan
kesusksesan yang akhirnya memberikan rasa kepuasan dan
kegembiraan. Dengan kondisi akhir siswa yang senang maka akan
menimbulkan kegairahan siswa dalam belajar lebih lanjut.Panduan
pertanyaan dalam diri guru untuk melaksanakan adalah untuk
pelajaran ini, cara yang paling sesuai untuk merayakannya, bagaimana
dapat mengakui setiap orang atas prestasi mereka. Strategi yang dapat
digunakan adalah dengan pujian bernyanyi bersama, pesta kelas,
memberikan reward berupa tepukan (De Porter, 2005: 10).

c. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Quantum Teaching 

Menurut Sunandar (2012) menyatakan kelebihan dan kekurangan


model Quantum Teaching sebagai berikut:

a. Kelebihan Quantum Teaching.

a) Selalu berpusat pada apa yang masuk akal bagi siswa.


b) Menumbuhkan dan menimbulkan antusiasme siswa.
c) Adanya kerjasama.
d) Menawarkan ide dan proses cemerlang dalam bentuk yang enak
dipahami siswa.
e) Menciptakan tingkah laku dan sikap kepercayaan dalam diri
sendiri.
f) Belajar terasa menyenangkan.
g) Ketenangan psikologi.
h) Adanya kebebasan dalam berekspresi
b. Kekurangan Quantum Teaching
a. Memerlukan persiapan yang matang bagi guru dan lingkungan yang
mendukung.
b. Memerlukan fasilitas yang memadai.
c. Model ini banyak dilakukan di luar negeri sehingga kurang
beradaptasi dengan kehidupan di Indonesia.
d. Kurang dapat mengontrol siswa.
4. Model Pembelajaran Konstruktivisme
a. Pengertian model pembelajaran konstruktivisme
Model Pembelajaran Konstruktivisme merupakan suatu model pembelajaran dimana
seseorang aktif membangun pengetahuannya sendiri Landasan Teori :
a) Siswa mengkonstruksi idea berdasarkan pengalaman dan interaksi dng
sumber belajar
b) Hasil belajar dapat ditampilkan dengan berbagai cara.
b. Langkah-langkah dari model pembelajaran ini adalah:
a) Orientasi, Penggalian Idea,
b) Restrukturisasi Idea,
c) Aplikasi Idea,
d) Reviu,
e) Membandingkan

c. Kekurangan dan kelebihan model pembelajaran konstuktivisme


 Kelebihan model pembelajaran kontruktivisme, diantaranya:
1. Berfikir
Dalam proses pembinaan pengetahuan baru, murid berfikir untuk menyelesaikan
masalah, menjana ide dan membuat keputusan.
2. Faham
Oleh karena murid terlibat secara langsung dalam membina pengetahuan baru,
mereka akan lebih paham dan boleh mengaplikasikannya dalam semua situasi.
3. Ingat
Oleh karena murid terlibat langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama
semua konsep. Yakin murid melalui pandekatan ini membina sendiri kefahaman
mereka.Dan justru mereka lebih yakin menghadapi dan menyelesaikan masalah
dalam situasi baru.
4. Kemahiran Sosial
Kemahiran sosial dipengaruhi apabila berinteraksi dengan rekan dan guru dalam
membina pengetahuan baru.
5. Seronok
Murid terlibat secara terus menerus, mereka faham, ingat, yakin dan berinteraksi
dengan sehat, maka mereka akan berasa seronok belajar dalam membina
pengetahuan baru.
 Kelemahan model pembelajaran kontruktivisme, diantaranya:
1. Membutuhkan waktu yang lama
Kurangnya waktu yang dapat memberikan dampak negative yang menimbulkan
kekurangan yang begitu relefan dalam proses belajar mengajar.
2. Mengharuskan menyiapkan bahan ajar
Bahan ajar yang banyak digunakan untuk proses belajar sangat di perlukan, jika
tidak ada bahan ajar maka seorang guru harus dapat membuat/mempersiakannya.
3. Kurangnya refleksi yang diberikan oleh guru
Harus dapat memberikan penilaian sebagai refleksi tentang pa yang telah dipelajari
5. Model pembelajaran berbasis pengalaman (Experiential Learning)
a. Pengertian model pembelajaran berbasis pengaraman
Model Experiential Learning adalah suatu model proses belajar mengajar
yang mengaktifkan pembelajar untuk membangun pengetahuan dan keterampilan
melalui pengalamannya secara langsung. Dalam hal ini, Experiential
Learning menggunakan pengalaman sebagai katalisator untuk menolong
pembelajar mengembangkan kapasitas dan kemampuannya dalam proses
pembelajaran.
Experiential learning dapat didefinisikan sebagai tindakan untuk mencapai
sesuatu berdasarkan pengalaman yang secara terus menerus mengalami perubahan
guna meningkatkan keefektifan dari hasil belajar itu sendiri. Tujuan dari model ini
adalah untuk mempengaruhi siswa dengan tiga cara, yaitu; 1) mengubah struktur
kognitif siswa, 2) mengubah sikap siswa, dan 3) memperluas keterampilan-
keterampilan siswa yang telah ada. Ketiga elemen tersebut saling berhubungan
dan memengaruhi seara keseluruhan, tidak terpisah-pisah, karena apabila salah
satu elemen tidak ada, maka kedua elemen lainnya tidak akan efektif.mProsedur
pembelajaran dalam experiential learning terdiri dari 4 tahapan, yaitu; 1) tahapan
pengalaman nyata, 2) tahap observasi refleksi, 3) tahap konseptualisasi, dan 4)
tahap implementasi. Keempat tahap tersebut oleh David Kolb (1984).
b. Langkah-langkah model pembelajaran berbasis pengalaman (Experiential
Learning)
Fathurrohman (2015: 134-135) Adapun penjabaran dari langkah-langkah tersebut
adalah sebagai berikut :
a) Concrete experience (felling) : Belajar dari pengalaman-pengalaman yang
spesifik. Peka terhadap situasi.
b) Reflective observation (watching) : Mengamati sebelum membuat suatu
keputusan dengan mengamati lingkungan dari perspektif -perspektif yang
berbeda.
c) Abstract conceptualitation (thinking) : Analisis logis dari gagasan-gagasan
dan bertindak sesuai pemahaman pada suatu situasi.
d) Active experimentation (doing) : Kemampuan untuk melaksanakan
berbagai hal dengan orang-orang dan melakukan tindakan berdasarkan
peristiwa. Termasuk pengambilan resiko. Implikasi itu yang diambilnya
dari konsep-konsep itu dijadikan sebagai pegangannya dalam menghadapi
pengalaman-pengalaman baru.
c. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran berbasis pengalaman
(Experiential Learning)
Fathurrohman, (2015: 138) menyatakan bahwa beberapa kelebihan
model Experiental Learning secara individual adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kesadaran akan rasa percaya diri.


2. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi, perencanaan dan pemecahan
masalah.
3. Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan untuk menghadapi situasi yang
buruk.
4. Menumbuhkan dan meningkatkan komitmen dan tanggung jawab.
5. Mengembangkan ketangkasan, kemampuan fisik dan koordinasi.

Fathurrohman (2015: 138) Adapun kelebihan model dalam membangun dan


meningkatkan kerja sama kelompok antara lain adalah :

1. Mengembangkan dan meningkatkan rasa saling ketergantungan antar sesama


anggota kelompok.
2. Meningkatkan keterlibatan dalam pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan.
3. Mengidentifikasi dan memanfaatkan bakat tersembunyi dan kepemimpinan.
4. Meningkatkan empati dan pemahaman antar sesama anggota kelompok.

6. Model pembelajaran siklus belajar (Learning Cycle)


a. Pegertian model pembelajaran Siklus belajar ( learning cycle )
merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada teori Piaget dan
teori pembelajaran kognitif serta aplikasi model pembelajaran konstruktivis.
Model ini dikembangkan oleh Robert Karplus dan koleganya dalam rangka
memperbaiki kurikulum sains SCIS  ( Science Curriculum Improvement Study)
dengan tahapan-tahapannya : exploration, invention dan discovery, namun
kemudian dikembangkan oleh Charles R. Barman dengan tahapan-
tahapannya : exploration phase, concept introduction, dan concept application.
Selanjutnya model ini kemudian dikembangkan lagi dan dewasa ini lebih dikenal
dengan model siklus belajar sains 4-E ( 4-E science learning cycle ), dengan
tahapan-tahapan : exploration phase, explanation phase, expansion phase,
evaluation phase (Carin 1993:87)

b. Langkah-langkah model pembelajaran siklus belajar


Fase-fase siklus belajar sains  (the science learning cycle)  dengan
penjelasan fase-fasenya  sebagai berikut :
Fase  I. Exploration (penyelidikan) Pada fase ini para siswa belajar melalui
keterlibatan dan tindakan-tindakan, gagasan-gagasan mereka dan hubungan-hubungan
dengan materi baru diperkenalkan dengan bimbingan guru yang minimal agar
memungkinkan siswa menerapkan pengetahuan sebelumnya, mengembangkan minat,
menumbuhkan dan memelihara rasa ingin tahu terhadap materi itu. Materi perlu disusun
secara cermat sehingga sasaran belajar itu menggunakan konsep dan gagasan yang
mendasar. Selama fase ini guru menilai pemahaman para siswa terhadap sasaran
pelajaran. Menurut Bybee bahwa, tugas guru disini tidak boleh memberitahukan atau
menerangkan konsep
Fase  II. Explanation (Pengenalan) Pada fase ini para siswa kurang terpusat
dan ditunjukkan untuk mengembangkan mental. Tujuan dari fase ini guru membantu para
siswa memperkenalkan konsep sederhana, jelas dan langsung yang berkaitan dengan fase
sebelumnya, dengan berbagai strategi para siswa disini harus terfokus pada pokok
penemuan konsep-konsep yang mendasar secara kooeperatif dibawah bimbingan guru
(guru sebagai fasilitator) mengajukan konsep-konsep itu secara sederhana, jelas dan
langsung.
Fase  III.Expansion (Perluasan)Pada fase ini para siswa  mengembangkan
konsep-konsep yang baru dipelajari untuk diterapkan pada contoh-contoh lain, dipakai
sebagai ilustrasi konsep intinya dapat membantu para siswa mengembangkan  gagasan-
gagasan mereka dalam kehidupannya.
Fase  IV. Evaluation (Evaluasi)Pada fase ini ingin mengetahui penjelasan
para siswa terhadap siklus pembelajaran ini. Evaluasi dapat berlangsung setiap fase
pembelajaran, untuk menggiring pemahaman konsep juga perkembangan keterampilan
proses. Evaluasi bukan hanya pada akhir bab. Dari fase-fase yang disebutkan di atas
menurut  Carin dan Martin tujuan paedagoginya adalah sama. 
c. Kelebihan dan kekurangan
a. Kelebihan Learning Cycle 
Kelebihan atau keunggulan model belajar learning cycle yaitu:
1. Meningkatkan motivasi belajar siswa karena pembelajar dilibatkan secara
aktif dalam proses pembelajaran artinya mampu memberikan motivasi
kepada siswa untuk menjadi lebih efektif dan menambah rasa
keingintahuan siswa. 

2. Membantu mengembangkan sikap ilmiah pelajar, artinya melatih siswa


belajar melakukan konsep melalui kegiatan eksperimen.

3. Pembelajaran lebih bermakna, artinya Guru dan siswa menjalankan


tahapan-tahapan pembelajaran yang saling mengisi satu sama lain.

4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir, mencari,


menemukan, dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah mereka
pelajari.

b. Kekurangan Learning Cycle 

Kekurangan atau kelemahan model belajar learning cycle yaitu:

1. Efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan


langkah-langkah pembelajaran. 

2. Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan


melaksanakan proses pembelajaran. 

3. Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi. 

4. Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun


rencana dan melaksanakan pembelajaran.

7. Model Pembelajaran Problem Based Learning 


a. Pegertian model pembelajaran problem based learning
Permasalahan adalah sesuatu yang tidak bisa lepas dalam kehidupan kita
sehari-hari, seorang anak kecil sampai orang dewasa pun pasti akan
menjumpainya. Namun ada kabar gembira bagi mereka yang berusaha mencari
solusi atas permasalahan yang didapatkannya. Dia berkesempatan untuk menjadi
sesosok pribadi yang lebih dewasa dan cerdas dalam menghadapi masalah yang
didapatkannya.
Agar penerapan model pembelajaran problem based learning bisa berjalan
dengan lancar maka paling tidak guru harus faham terlebih dahulu tentang
langkah-langkah model pembelajarannya.
b. Langkah-langkah model problem based learning
a) Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas (Pemaparan
Konsep dan Materi)
Di sini setiap anggota harus memahami berbagai istilah dan konsep yang
ada dalam masalah. Langkah pertama ini dapat dikatakan tahap yang
membuat setiap peserta berangkat dari cara memandang yang sama
sehubungan dengan istilah-istilah atau konsep yang ada dalam masalah
b) Merumuskan masalah
Fenomena yang ada dalam masalah menuntut penjelasan hubungan-
hubungan apa yang terjadi di antara fenomena itu.

c) Menganalisis masalah

Setiap anggota kelompok mengeluarkan pengetahuan terkait apa


yang sudah dimiliki anggota tentang masalah. Nantinya terjadi diskusi
yang membahas informasi faktual (yang tercantum pada masalah), dan
juga informasi yang ada dalam pikiran anggota

d) Menata gagasan secara sistematis 

Bagian yang sudah berhasil dianalisa kemudian diperhatikan


sejauh mana keterkaitannya satu sama lain kemudian dikelompokkan;
mana yang paling menunjang, mana yang bertentangan, dan sebagainya.

e) Memformulasikan tujuan pembelajaran

Kelompok nantinya merumuskan tujuan pembelajaran. Sebab,


kelompok sudah tahu pengetahuan mana yang masih kurang, dan mana
yang masih belum jelas. Tujuan pembelajaran akan dikaitkan dengan
analisis masalah yang dibuat

f) Mencari informasi tambahan dari sumber lain

Saat ini kelompok sudah tahu informasi apa yang tidak dimiliki,
dan sudah punya tujuan pembelajaran. Kini saatnya mereka harus mencari
informasi tambahan itu, dan menemukan ke mana akan dicari.

g) Mensintesis (menggabungkan) dan menguji informasi baru dan membuat


laporan.

Dari informasi baru yang didapatkan, kita diskusikan kembali


dengan kelompok untuk kemudian dari semua yang sudah dibahas disusun
menjadi suatu laporan. Laporan bisa berupa laporan tertulis, video,
maupun karya fisik.

h) Mempresentasikan / Memamerkan Hasil Laporan

Setelah semua selesai, masing-masing kelompok diminta untuk


mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

c. Kelebihan dan kekurangan


Kelebihan Model Pembelajaran PBL
Setiap model pembelajaran yang diterapkan tentunya memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing.  Beberapa kelebihan yang didapatkan ketika menerapkan
model pembelajaran PBL  adalah sebagai berikut :

 Pemecahan masalah sangat efektif digunakan untuk memahami isi pelajaran.


 Pemecahan masalah akan mendobrak dan menantang kemampuan siswa serta
memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
 Pemecahan masalah menjadikan aktivitas pembelajaran siswa lebih meningkat.
 Pemecahan masalah dapat membantu siswa mengetahui bagaimana menstansfer
pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
 Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan
barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
 Siswa menjadi lebih peka terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungan
sekitarnya.
Kekurangan Model Pembelajaran PBL
Selain memiliki kelebihan, model pembelajaran PBL juga memiliki beberapa
kekurangan, berikut ini beberapa kekurangan yang sepertinya nampak dalam
penerapan model pembelajaran berbasis proyek.

 Kesulitan memecahkan persoalan manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak
memiliki kepercayaan bahwa masalah tersebut bisa dipecahkan.
 Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan persiapan agar model pembelajaran ini
cukup lama.
 Jika tidak diberikan pemahaman dan alasan yang tepat kenapa mereka harus berupaya
untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar
apa yang mereka ingin pelajari.

8. Model Pembelajaran CTL ( Contextual Teaching and Learning)


a. Pegertian Model Pembelajaran CTL
sebuah model pembelajaran yang dalam proses belajarnya bertujuan untuk
menolong para peserta didik melihat arti dan makna dibalik materi ajar yang
mereka pelajari dengan cara mengaitkan subjek-subjek materi pembelajaran
dengan konteks yang ada kaitannya dengan kehidupan siswa, baik itu dari
keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka. Dengan diberlakukannya model
pembelajaran CTL diharapkan proses belajar siswa berlangsung alamiah dimana
siswa bekerja dan juga mengalami tidak sebatas transfer ilmu dari guru ke
siswanya. 
Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dari pemberlakuannya model pembelajaran CTL
terhadap proses belajar siswa. Ketiga hal ini merujuk pada manfaat dari model
pembelajarn itu sendiri:
a) Dengan diterapkannya model pembelajaran CTL diharapkan siswa mampu
menemukan materi berdasarkan pemahaman sendiri (Konstruksi).
b) Diharapkan dengan model pembelajarn ini siswa mampu menghubungkan
antara materi yang dipelajari dengan konteks - konteks kehidupan nyata.
c) Siswa mampu menerapkan ilmu dari materi yang dipelajari dengan kehidupan
sehari - hari.
b. Langkah-langkah
langkah - langkah apa saja yang harus dilakukan dalam penerapan model
pembelajaran CTL. Adapun step by stepnya adalah sebagai berikut:
a) Kembangkan sebuah pemikiran dimana siswa akan belajar lebih bermakna
jika mereka bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengonstruksikan
sendiri berkenaan dengan pengetahuan dan keterampilan barunya; 
b) Lakukan sejauh mungkin aktifitas inkuiri untuk semua pembahasan.
c) Kembangkan sifat ingin tahu para peserta didik dengan bertanya.
d) Ciptakan masyarakat belajar di dalam kelas.
e) Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran; 
f) Lakukan sebuah kegiatan refleksi diakhir pertemuan.
g) Lakukan sebuah penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara dan
teknik.
c. Kelebihan dan kekurangan CTL ( Contextual Teaching and Learning)
Kelebihan

1. Membuat siswa bisa menemukan potensi terbaik yang dimilikinya.


2. Dalam kerjasama antar grup, siswa bisa bertindak dengan efektif.
3. Siswa memiliki daya untuk berpikir kreatif dan kritis dalam memperoleh
informasi, bisa bijaksana dalam memahami isu dan bisa memperoleh solusi atas
masalah-masalah yang ada.
4. Peserta didik bisa mengetahui manfaat tentang apa yang mereka pelajari.
5. Siswa tidak tergantung dengan guru dalam memperoleh berbagai informasi.
6. Anak didik akan merasa nyaman dan senang dalam setiap pembelajaran.

Kekurangan

1. Guru akan kewalahan dalam memutuskan materi pelajaran karena pembelajaran


CTL menekankan pada kebutuhan setiap siswa, sedangkan kemampuan siswa
dalam satu kelas tidaklah sama.
2. Pembelajaran CTL ini lebih cenderung untuk mengembangkan soft skill siswa
sehingga siswa yang memiliki tingkat intelegensi tinggi tetapi susah untuk
mengungkapkannya maka akan kewalahan.
3. Ketika pembelajaran ini diterapkan kemampuan siswa akan terlihat jelas, mana
yang memiliki kemampuan dan mana yang tidak. Sehingga akan timbul
kesenjangan.
4. Interpretasi siswa akan berbeda-beda pada setiap pembelajaran yang disediakan.
5. Pada kenyataanya tidak semua siswa bisa adaptasi dan menemukan potensi yang
ada pada diri mereka.
6. Pembelajaran kontekstual ini sangat tidak irit waktu.
7. Karena siswa dituntut untuk proaktif dalam mencari fakta dan ilmu pengetahuan
sendiri, peran guru akan semakin kurang dalam proses pembelajaran CTL.
9. Model Pembelajaran Inkuiri

a. Model pembelajaran inkuiri

Terdapat beberapa definisi tentang model pembelajaran inkuiri. Akan tetapi,


secara umum dapat dirumuskan secara sederhana sebagai berikut: Model pembelajaran
inkuiri adalah model pembelajaran yang mengajarkan siswa berpikir melalui proses
merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan informasi, untuk kemudian

menguji hipotesis yang diajukan untuk dapat ditarik suatu kesimpulan .

b. Langkah-langkah model pemebelajaran inkuiri


Selama melaksanakan pembelajaran berbasis inkuiri, guru dapat
menerapkan langkah-langkah berikut sebagai bentuk model pembelajaran yang
disebut model pembelajaran inkuiri.
a) Orientasi terhadap Masalah
Beragam cara dan variasi dapat dilakukan guru agar dapat
mengorientasikan siswa kepada suatu permasalahan. Seringkali siswa
tidak menyadari pada suatu keadaan atau fenomena sesungguhnya terdapat
suatu permasalahan, atau sesuatu yang dapat dijadikan pertanyaan untuk
dipelajari secara lebih mendalam. Untuk mengorientasikan siswa terhadap
masalah ini, guru harus memiliki kreativitas sehingga stimulus atau
rangsangan yang diberikan benar-benar menarik bagi siswa. Rasa ingin
tahu akan suatu hal akan membimbing siswa terhadap suatu permasalahan
untuk dipelajari bersama-sama di kelas atau kelompoknya.
b) Merumuskan Masalah
Ketika rangsangan atau stimulus yang diberikan oleh guru bekerja
dengan baik, maka dalam pemikiran siswa akan muncul pertanyaan-
pertanyaan dan permasalahan-permasalahan yang akan menjadi basis dan
tujuan pembelajaran tersebut. Jika pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
oleh siswa belum memenuhi harapan guru, maka gurupun dapat
memberikan pertanyaan-pertanyaan yang akan mengarahkan siswa pada
"pertanyaan besar dan penting" yang seharusnya menjadi tujuan
pembelajaran itu. Memang tidaklah mudah bagi siswa untuk merumuskan
permasalahan secara baik jika mereka belum terbiasa dan terlatih. Tetapi,
memang seharusnyalah guru berusaha membuat mereka untuk memiliki
kemampuan ini. Kemampuan merumuskan masalah dalam pembelajaran
inkuiri sangat penting sebagai titik awal pembelajaran siswa. Pertanyaan
dan permasalahan yang baik akan membuat siswa benar-benar belajar,
sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang apa yang sedang dipelajari.
d) Mengajukan Hipotesis
Selanjutnya, setelah siswa merumuskan masalah yang ingin dipelajari,
mereka kemudian diajak untuk bersama-sama merumuskan hipotesis. Perumusan
hipotesis didasarkan pada informasi-informasi yang selama ini telah mereka
miliki. Hipotesis ini nantinya harus diuji kebenarannya. Untuk melanjutkan
sampai tahap ini, tentunya terlebih dahulu siswa harus mengumpulkan data atau
informasi-informasi yang dibutuhkan dan relevan.
e) Mengumpulkaninformasi (data)

Langkah ke-4 ini juga merupakan tahapan yang sangat penting. Pada tahap
keempat model pembelajaran inkuiri ini, siswa bersama kelompoknya harus
mengumpulkan sebanyak dan selengkap mungkin data dan informasi yang
dibutuhkan. Siswa dan kelompoknya juga harus memilah-milah informasi dan
data mana yang relevan dengan tujuan atau pemecahan masalah mereka. 
Informasi dan data dikumpulkan dengan beragam metode dan sumber data yang
mungkin. Guru bukanlah sumber informasi utama, tetapi lebih berperan sebagai
fasilitator sehingga semua kebutuhan siswa dan kelompoknya untuk
mengumpulkan data dan informasi yang lengkap dapat berjalan dengan baik.
Siswa akan lebih banyak membaca secara mandiri, mengumpulkan bahan-bahan
yang dibutuhkan dari internet, melakukan eksperimen-eksperimen kecil dan
sebagainya

h) Menguji Hipotesis
Setelah berkutat dengan beragam sumber belajar (sumber informasi) yang tersedia
dan sumber data yang ada, siswa kemudian akan diajak untuk memproses data dan
informasi yang diperoleh. Mereka dapat belajar mengorganisasikan data ke dalam tabel-
tabel, daftar-daftar, atau ringkasan yang akan mempermudah mereka dalam menguji
kebenaran hipotesis yang telah mereka susun dilangkah sebelumnya. Di sini mungkin
saja terjadi semacam perbedaan antara informasi yang baru mereka peroleh dengan
informasi yang telah mereka miliki sebelumnya. Proses berpikir kreatif, kritis, dan
analitis akan dibutuhkan di tahap ini, sehingga mereka dapat menguji hipotesis.
i) Menyimpulkan
Pada akhir langkah model pembelajaran inkuiri, siswa kemudian akan dapat
membuat kesimpulan mereka masing-masing tentang hasil pengujian hipotesis yang telah
dilakukan. Bisa saja dari pembelajaran yang baru mereka lakukan mereka ternyata
mendapati bahwa informasi lama yang telah mereka sebenarnya informasi yang keliru,
atau dapat pula sebaliknya, di mana informasi baru yang mereka peroleh semakin
memperkuat informasi yang telah mereka miliki itu. Atau dengan kata lain, mereka dapat
lebih dalam memahami hal tersebut dibanding sebelumnya.
Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri ini
memungkinkan siswa mempunyai kedalaman pemahaman akan suatu hal yang mereka
pelajari, dan ini terjadi secara kontruktif di mana mereka membangun sendiri
pengetahuan baru di atas fondasi pengetahuan yang sebelumnya telah mereka punyai.
c. Kelebihan dan kekurangan

Adapun kelebihan-kelebihan model pembelajaran inkuri adalah:

1. Terjadi peningkatan kemampuan ingatan dan pemahaman terhadap materi


pembelajaran oleh siswa, karena pengetahuan atau informasi yang mereka peroleh
berdasarkan pengalaman belajar mereka yang otentik ketika mereka (siswa)
menemukan sendiri jawaban akan pertanyaan-pertanyaan yang juga mereka ajukan
sendiri saat proses pembelajaran. Pemahaman yang mendalam oleh siswa terhadap
materi pembelajaran juga membuat mereka lebih mudah mengaplikasikan
pengetahuan itu pada situasi yang baru.
2. Model pembelajaran inkuiri meningkatkan keterampilan siswa dalam pemecahan
masalah pada situasi-situasi baru dan berbeda yang mungkin mereka dapati pada saat-
saat lain (mendatang). Sebagai hasil dari pembelajaran inkuiri, siswa-siswa menjadi
terlatih dan terbiasa menghadapi permasalahan-permasalahan baru yang ditemui.
Mereka juga mempunyai keterampilan-keterampilan khusus untuk memecahkan
masalah tersebut.
3. Model pembelajaran inkuiri membantu guru secara simultan meningkatkan
motivasi belajar siswa. Dalam model pembelajaran ini, siswa selalu diberikan
kesempatan untuk mempelajari informasi-informasi yang mereka minati atau
memecahkan masalah-masalah yang mereka formulasikan sendiri lewat pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan di awal pembelajaran. Secara alamiah motivasi siswa akan
terbangun karena apa yang informasi yang dipelajari atau masalah yang sedang
dipecahkan merupakan hal-hal yang menarik perhatian dan pemikiran mereka.
4. Siswa dalam model pembelajaran inkuiri akan belajar bagaimana mengatur diri
mereka sendiri untuk belajar. Hal ini akan terjadi karena belajar menjadi kebutuhan
bagi mereka. Secara bertahap mereka akan belajar bagaimana mengatur diri mereka
untuk belajar secara efektif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dan memecahkan
masalah. Proses ilmiah (metode ilmiah) yang menjadi dasar langkah-langkah (sintaks)
pembelajaran akan terotomatisasi dalam diri siswa sehingga ketika mereka berhadapan
dengan masalah (juga di dunia nyata/kehidupan sehari-hari), maka mereka akan
menerapkan keterampilan ini.
5. Konsep-konsep dasar suatu materi pembelajaran akan dapat diingat dan
mengendap dengan baik dalam memori siswa. Konsep-konsep dasar suatu
pengetahuan sangat penting bagi perkembangan kognitif siswa sehingga akan
memudahkan mereka menyerap informasi lainnya yang berhubungan.
6. Langkah-langkah model pembelajaran inkuiri memungkinkan siswa mempunyai
waktu yang cukup untuk mengasimilasi dan mengakomodasi setiap informasi yang
relevan yang mereka peroleh, sehingga pengetahuan yang mereka miliki akan semakin
mantap, luas dan mendalam.
7. Model pembelajaran inkuiri memberikan dorongan secara tidak langsung kepada
siswa untuk bekerja sama, bersikap objektif, jujur, percaya diri, penuh tanggung
jawab, berbagi tugas dan sebagainya. Pada intinya, beragam keterampilan akan
dikuasai oleh siswa dan secara terus-menerus terasah dalam penerapan model
pembelajaran inkuiri ini.
8. Bagi siswa, ketika mereka belajar dengan model pembelajaran inkuiri, mereka
akan tahu bahwa sumber informasi itu bisa datang dari mana saja, tidak melulu dari
guru. Dan ini sangat penting untuk menjadikan mereka sebagai orang-orang yang rajin
mencari dan menggunakan informasi dari beragam sumber, memilah-milahnya untuk
mengambil yang relevan dengan kebutuhan mereka dan kemudian mengolahnya untuk
menjadikannya sebagai pengetahuan bagi diri mereka sendiri.
9. Bagi guru yang selalu tanpa sadar terjebak dalam pola tradisional (pembelajaran
berpusat pada guru, dan pembelajaran dikuasai oleh guru), akan dapat mereduksi
kemungkinan ini dan secara berangsur-angsur guru akan bisa menahan diri sehingga
siswa tidak melulu memperoleh informasi dari guru saja, tetapi memungkinkan kelas
menjadi lebih hidup dan dinamis dengan munculnya diskusi-diskusi di dalam
kelompok dan arus pertukaran informasi yang lebih banyak dan bermakna.
10. Saat diskusi-diskusi atau pertanyaan-pertanyaan dilontarkan oleh siswa kepada
guru atau kepada siswa lain di kelas tersebut, maka dengan mudah guru dapat
mengambil keuntungan lain, yaitu ia dapat sekaligus mengetahui dan mengecek
pemahaman dan penguasaan siswa terhadap suatu materi pembelajaran atau suatu
permasalahan.
Kelemahan-Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri

Beberapa kelemahan model pembelajaran inkuiri dapat saja muncul dalam suatu
pembelajaran. Akan tetapi kelemahan-kelemahan ini dapat direduksi (dikuragni)
dengan kemampuan pengelolaan guru dalam melaksanakan model ini dikelasnya.
Kelemahan-kelemahan yang dapat muncul itu antara lain sebagai berikut:

1. Permasalahan dengan waktu yang dialokasikan. Apabila guru dan siswa belum
begitu terbiasa melaksanakan model pembelajaran inkuri, maka ada kemungkinan
yang besar waktu tidak dapat dimanajemen dengan baik. Pencarian dan pengumpulan
informasi bisa saja akan memakan waktu lama atau bahkan jauh lebih lama dibanding
jika guru langsung memberi tahu siswa tentang informasi tersebut. Godaan kepada
guru untuk segera memberitahu akan menyebabkan model pembelajaran inkuiri yang
dilaksanakannya menjadi tidak berfungsi dengan baik. Perlu kesabaran guru untuk
menahan diri dari memberi tahu secara langsung. Sebaiknya siswa diberikan
kesempatan dan waktu lebih banyak untuk belajar secara mandiri dan memanajemen
proses belajar mereka, sehingga mereka semakin terbiasa dan waktu berangsur-angsur
tak lagi akan menjadi sebuah masalah besar dalam implementasi model pembelajaran
ini.
2. Pembelajaran inkuri yang dilakukan oleh siswa dapat melenceng arahnya dari
tujuan semula karena mereka belum terbiasa melakukannya. Seringkali siswa justru
mengumpulkan informasi yang tidak relevan dan tidak begitu penting. Oleh karena itu,
peranan guru sebagai fasilitator pembelajaran yang handal sangat diperlukan. Bersama
latihan dan pembelajaran yang lebih sering, kendala kehilangan arah ini akan dapat
direduksi dengan lebih baik.
3. Pada akhir suatu pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran inkuri, bisa
saja setelah segala upaya dan kerja keras yang dilakukan oleh siswa dan kelompoknya
ternyata membuahkan hasil yang salah, keliru, kurang lengkap, atau kurang bagus. Ini
bisa jadi akan dapat menurunkan motivasi belajar mereka. Oleh karena itu guru perlu
hati-hati dan "awas" terhadap apa yang sedang berlangsung di dalam kelompok-
kelompok belajar di kelasnya agar setiap pembelajaran yang dilaksanakan memberikan
hasil yang memuaskan bagi siswa.
4. Akan terjadi hambatan dalam pelaksanaan model pembelajaran inkuiri ini pada
siswa-siswa yang telah terbiasa menerima informasi dari guru. Siswa-siswa yang tidak
terbiasa akan ragu-ragu dalam bertindak sehingga seringkali pembelajaran macet di
tengah jalan. Kesabaran guru di awal-awal pelaksanaan model pembelajaran ini sangat
diperlukan. Ketika siswa mulai terbiasa, keragu-raguan dalam bertindak, mencari
informasi, mengolahnya untuk kemudian membuat simpulan berdasarkan versi mereka
sendiri akan lebih mudah dan lancar.
5. Jika jumlah siswa di dalam kelas terlalu banyak, maka guru mungkin akan
mengalami kesulitan untuk memfasilitasi proses belajar seluruh siswa. 
6. Ketika pembelajaran inkuiri yang selalu disetting dalam kelompok-kelompok ini
berlangsung, biasanya ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam kelompoknya.
Bagaimana cara guru memotivasi dan membantu mereka untuk dapat besinergi dengan
anggota kelompoknya lalu mengambil peranan yang disukainya akan sangat
bermanfaat untuk mereduksi keadaan-keadaan seperti ini

10. Model pembelajaran Demostrasi


a. Pegertian model pembelajaran demostarasi
Model pembelajaran demonstrasi adalah model mengajar yang menggunakan peragaan
untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan
sesuatu kepada peserta didik.
b. Langkah Langkah Melaksanakan Demonstrasi.
a) Tahap persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:
(a) Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses
demonstrasi berakhir.
(b) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilakukan.
(c) Lakukan uji coba demonstrasi.
b) Tahap pelaksanaan
(a) Langkah pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan diantaranya:
1. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat
memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
2. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
3. Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa.
(b) Langkah pelaksanaan demonstrasi
1. Mulailah demonstrasi dengan kegiatan yang merangsang siswa
untuk berpikir.
2. Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari
suasana yang menegangkan.
3. Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi
dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa.
4. Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif
memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses
demonstrasi.
(c) Langkah mengakhiri demonstrasi
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu
diakhiri dengan memberikan tugas- tugas tertentu yang ada
kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian
tujuan prmbelajaran.
c.Kelebihan da kekurangan
1)   Kelebihan model pembelajaran demonstrasi adalah

 Demonstrasi dapat mendorong motivasi belajar peserta didik.


 Demonstrasi dapat menghidupkan pelajaran karena peserta didik tidak
hanya mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
 Demonstrasi dapat mengaitkan teori dengan peristiwa alam lingkungan
sekitar. Dengan demikian peserta didik dapat lebih meyakini kebenaran materi
pelajaran.
 Demonstrasi apabila dilaksanakan dengan tepat, dapat terlihat hasilnya.
 Demonstrasi seringkali mudah teringat daripada bahasa dalam buku
pegangan atau penjelasan pendidik.
 Melalui demonstrasi peserta didik terhindar dari verbalisme karena
langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.

2. Menurut Djamarah model pembelajaran demonstrasi selain mempunyai


kelebihan juga mempunyai kelemahan yaitu:
 Peserta didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan
dipertunjukkan.
 Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
 Sukar dimengerti apabila didemonstrasikan oleh guru yang kurang
menguasai apa yang didemonstrasikan.
 Demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa
persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat
menyebabkan model ini tidak efektif lagi

11. Model pemebelajaran SETS

a. Pegertian meodel pembelajaran SETS


Secara umum dapat dikatakan bahwa pendekatan pembelajaran
sets memiliki makna pengajaran sains yang dikaitkan dengan unsur lain
dalam SETS, yakni lingkungan teknologi, dan masyarakat. Sains tidak
berdiri sendiri di masyarakat karena keterkaitan dan ketergantungannya
pada unsur-unsur tersebut. Dalam konteks SETS, perkembangan sains
dianggap dipengaruhi oleh perubahan pada lingkungan, teknologi, juga
kepentingan serta harapan masyarakat. Pada saat yang sama hendaknya
dipahami bahwa perkembangan sains itu sendiri juga memiliki pengaruh
kepada perkembangan teknologi, masyarakat serta lingkungan.
Pembelajaran SETS, tak hanya memperhatikan isu masyarakat dan
lingkungan yang telah ada dan mengaitkannya dengan unsur lain, akan
tetapi juga pada cara melakukan sesuatu untuk kepentingan masyarakat
dan lingkungan itu yang memungkinkan kehidupan masyarakat serta
kelestarian lingkungan terjaga sementara kepentingan lain terpenuhi.

b. Langkah-langkah model pembelajaran SETS


 Dalam pembelajaran SETS, tentunya pendekatan yang paling sesuai
ialah pendekatan SETS itu sendiri. Adapun ciri-ciri pendekatan
SETS adalah sebagai berikut:
1) Guru tetap memberi pengajaran sains.
2) Siswa dibawa kesituasi untuk memanfaatkan konsep sains
kebentuk teknologi untuk kepentingan masyarakat.
3) Siswa diminta untuk berfikir tentang berbagai kemungkinan
akibat yang terjadi dalam proses pentrasferan sains tersebut
ke bentuk teknologi.
4) Siswa diminta untuk menjelaskan keterhubungkaitan antara
unsur sains yang dibincangkan dengan unsur-unsur lain
dalam SETS yang mempengarui berbagai keterkaitan antara
unsur-unsur tersebut.
5) Siswa dibawa untuk mempertimbangkan mamfaat atau
kerugian daripada menggunakan konsep sains tersebut bila
diubah dalam bentuk teknologi.
6) Dalam kontaks kontruktivisme, siswa dapat diajak
berbincang tentang SETS dari berbagai macam arah dan dari
berbagai macam titik awal tergantung pengetahuan dasar
yang dimiliki oleh siswa yang bersangkutan. (Nono
Sutanto,2007:29-30)
 Penerapan Pendekatan SETS dalam pembelajaran.
Di dalam pembelajaran menggunakan pendekatan SETS siswa
diminta menghubungkan antara unsur SETS. Yang dimaksudkan
adalah siswa menghubung kaitkan antara konsep sains yang
dipelajari dengan benda-benda berkenaan dengan konsep tersebut
pada unsur lain dalam SETS, sehingga kemungkinan siswa
memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang keterkaitan konsep
tersebut dengan unsur lain dalam SETS, baik dalam bentuk
kelebihan maupun kekurangannya. (Nono Sutanto,2007:30)
c. Kelebihan dan kekurangan SETS
 Kelebihan diterapkan pendekatan SETS
Adapun kelebihan SETS adalah :
1. Siswa memiliki kemampuan memandang sesuatu secara
terintegrasi dengan memperhatikan keempat unsur SETS, sehingga dapat
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang pengetahuan
yang telah dimiliki.
2. Melatih siswa peka terhadap masalah yang sedang berkembang di
lingkungan mereka
3. Siswa memiliki kepedulian terhadap lingkungan kehidupan atau
sistem kehidupan dengan mengetahui sains, perkembangannya dan
bagaimana perkembangan sains dapat mempengaruhi lingkungan,
teknologi dan masyarakat secara timbal balik. (Nono Sutanto,2007:36)
 Kelemahan diterapkan pendekatan SETS
Sedangkan kekurangan SETS antara lain :

1. Siswa mengalami kesulitan dalam manghubungkaitkan antar


unsur-unsur dalam pembelajaran.
2. Membutuhkan waktu yang lebih banyak dalam pembelajaran.
3. Pendekatan SET hanya dapat diterapkan dikelas atas.

12. Model pembelajaran VCT ( value clarification technique)


a. Pegertian model pembelajaran VCT
Pengertian Model Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) –
Model pembelejaran menurut Aunurrahman (2011: 141) mengatakan bahwa
model pembelajaran adalah seluruh aktivitas pembelajran yang dirancang dan
dilaksanakan oleh guru harus bermuara pada terjadinya proses belajar mengajar
siswa. Dalam hal ini model-model pembelajaran yang dipilih dan dikembangakan
guru hendaknya mendorong siswa untuk belajar dengan mendayagunakan potensi
yang merekan miliki secara optimal. Menurut Brady dalam Aunurrahman (2011:
146) mengemukan bahwa model pembelajan dapat diartikan
sebagai Blueprint yang dapat dipergunakan untuk membimbing guru di dalam
mempersiapkan pelaksanaan pembelajran.
Berdasarkan teori tersebut model pembelajran adalah aktivitas
pembelajaran yang sudah dirancang oleh guru dengan tujuan untuk
mengefektifkan proses belajar mengajar dan mengembangkan potensi atau bakat
atau kemampuan yang ada dalam diri siswa secara optimal. Dipihak lain, menurut
Mangkuprawira (2008: 1) dalam (Aunurrahman, 2011: 142) menyatakan bahwa
untuk mengkokohkan pemahahaman tetang model-model pembelajaran, perlu
dikaji kembali asumsi tentang belajar:

1. Setiap individu pada setiap tingkat usia memiliki potensi untuk belajar,
namun dalam prosesnya, keberhasilan antarindividu akan beragam; ada yang
cepat dan ada yang lambat tergantung pada motivasi dan cara yang
digunakan.
2. Tiap individu mengalami proses perubahan dimana situasi belajar yang baru
sangat mungkin menimbulkan keraguan, kebingungan, bahkan ketidak-
senangan tetapi dipihak lain banyak juga yang menyenangkan.

b. Langkah-langkah pembelajaran VCT


Setiap penerapan model pembelajaran harus mengikuti langkah-langkah
atau tahap-tahap agar proses belajar mengajar lebih sistematis atau tersusun.
Langkah-langkah penerapan model pembelajaran VCT yang bagi tujuh bagian
dan tiga tingkatan. Menurut Joralimek (1977) dalam Taniredja, dkk (2011: 89-90)
mengenai masalah tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Tingkat 1. Kebebasan Memilih

1. Memilih secara bebas, artinya kesemapatan untuk menentukan pilihan yang


menurutnya tidak akan menjadi miliknya secara penuh.
2. Memilih dari beberapa sikap, artinya menentukan pilihannya dari beberapa sikap
pilihan secara bebas.
3. Memilih setelah melakukan analisis pertimbangan konsekuensi yang akan timbul
sebagai akibat atas pilihannya itu.

2. Tingkat 2. Menghargai

c. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran VCT

Kebaikan-kebaikan Model Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT)


1. Mampu membina dan menanamkan nilai dan moral pada ranah internal side;
2. Mampu mengklarifikasi atau menggali dan menangungkapkan isi pesan materi
yang disampaikan selanjutnya akan mempermudah bagi guru untuk
menyampaikan makna atau pesan nilai atau moral;
3. Mampu mengklarifikasi dan menilai kualitas nilai moral dari siswa, melihat  nilai 
yang  ada  pada orang lain memahami nilai moral yang ada dalam kehiduapan
nyata;
4. Mampu mengundang, melibatkan, membina dan mengebangkan potensi diri siswa
terutama mengembangkan potensi sikap;
5. Mampu memberikan sejumlah pengalaman belajar dari berbagai kehidupan;
6. Mampu menangkal, meniadakan mengitervensi dan memadukan berbagai nilai
moral dan sistem nilai dan moral yang ada dalam diri seseorang.
7. Memberikan gambaran nilai moral yang patut diterima dan menuntun serta
memotivasi untuk hidup layak dan bermoral tinggi.

Kelemahan-kelemahan Model Pembelajaran Value Clarification


Technique (VCT)

1. Guru memiliki keterampilan melibatkan peserta didik dengan keterbukaan, saling


pengertian dan penuh kehangatan maka siswa akan memunculkan sikap semu atau
imitasi. Siswa akan bersikap menjadi siswa yang sangat baik, ideal, patuh, dan
penurut namun hanya bertujuan untuk menyenangkan guru atau memperoleh nilai
yang baik.
2. Sistem nilai yang dimiliki dan tertanam dalam guru, peserta didik dan masyarakat
yang kurang atau tidak baku dapat mengganggu tercapainya target nilai baku yang
ingin dicapai atau nilai etik.
3. Sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengajar teruma memerlukan
kemampuan atau keterampilan bertanya tingkat tinggi yang mampu
mengungkapkan dan menggali nilai yang ada dalam diri peserta didik.
4. Memerlukan  kreativitas  guru  menggunakan   media   yang tersedia dilingkungan
terutama yang aktual dan faktual sehingga dekat dengan kehidupan sehari-hari
peserta didik.
5. Cara Mengatasi Kelemahan Model Pembelajaran Value Clarification
Technique (VCT)
6. Guru berlatih dan memiliki keterampilan mengajar sesuai standar komptensi.
Pengalaman guru yang berulang-ulang kali menggunakan model pembelajaran
VCT akan memberikan pengalaman sangat berharga karena memunculkan model-
model pembelajaran model VCT yang  merupakan    modifikasi    sesuai  
kemampuan   dan kreativitas guru.
7. Dalam setiap pembelajaran menggunakan tematik atau pendekatan kontekstual,
antara lain dengan mengambil topik yang sedang terjadi dan ada di sekitar peserta
didik, menyesuaikan dengan hari besar nasional, atau mengaitkan dengan program
yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah.

13. Model pembelajaran mint mapping


a. Pegertian model pembelajaran mint mapping
Model mind mapping atau dalam bahasa indonesia berarti peta pikiran adalah
model pembelajaran menulis secara kreatif untuk meringankan para pembelajar
dalam mengingat pengetahuan dan informasi yang telah didapat, metode ini
ditemukan oleh Tony Buzna.
Dalam prosesnya sesudah tulisan selesai, catatan tulisan akan dirangkum dalam
bentuk gagasan utama yang saling terkait dimana gagasan utama berada di tengah
dan sub utama menjadi cabang-cabang dengan dihubungkan dengan garis.
Cabang dari sub topik bisa dikembangkan menjadi lebih terperinci hingga yang
terkecil. Ini bisa dianalogikan dengan cabang ranting pada pohon. Selanjutnya agar
Anda bisa membayangkan lebih mudah langkah pembuatan model mind mapping,
kami akan menyediakan gambar ilustrasinya.
b. Langkah-langkah model pembelajaran mint mapping
a) Pada permulaan pembelajaran Guru mengutarakan kompetensi yang harus diraih
oleh para siswa.
b) Siswa diharap bisa menemukan solusi dari konsep soal yang diutarakan oleh guru.
c) Guru membuat grup kecil dengan total anggota 2 sampai 3 siswa.
d) Grup bisa leluasa untuk berdiskusi dengan grup masing-masing tentang materi
permasalahan yang diberikan oleh pengajar.
e) Setiap grup diminta untuk menuliskan semua ide jawaban yang ada pada saat
diskusi tanpa harus takut salah (brainstorming).
f) Hasil diskusi akan dipresentasikan oleh tiap grup dengan cara diundi. Saat
presentasi siswa, guru akan menuliskan seluruh jawaban berdasarkan kriteria yang
telah disusun.
g) Guru dan siswa akan melakukan pengambilan kesimpulan dari hasil diskusi yang
telah dicatat oleh guru di papan tulis.
c. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran mint mapping
 Model Pembelajaran Mind Mapping mempunyai banyak kelebihan untuk
dimanfaatkan diantaranya adalah memaksimalkan otak logika bagian kiri dan otak
imajinasi pada bagian kanan. Ada juga manfaat untuk pembelajaran lebih hidup
dan mengasyikan serta mengembangkan kreativitas pembelajar dalam
mengakuisisi pengetahuan.
 mapping ini juga terdapat kekurangan yaitu para siswa yang cenderung lebih
mudah belajar dengan cara audio kurang mendapat porsi, hampir seluruh materi
yang akan dipraktekan dalam model pembelajaran ini lebih mengutamakan rincian

yang mendalam.
14. Model pembelajaran sains teknologi masyarakat
a. Pengertian Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) 
Sains dan teknologi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Hampir semua aspek kehidupan manusia saat ini telah
tersentuh oleh produk-produk teknologi yang merupakan penerapan
konsep-konsep sains. Sains dan teknologi sangat terasa dalam
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Oleh karena itu,
pembelajaran fisika harus dikaitkan secara langsung dengan teknologi dan
masyarakat.
Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan terjemahan
dari Scince-Technology-Society (STS). Scince Technology Society is the
teaching and learning of science-technology in the context of human
experience (Yager dalam Mikdar, 2006). STM adalah sebuah model
dalam proses belajar-mengajar yang mengaitkan antara sains-teknologi
dalam konteks kehidupan. Ciri-ciri khas pembelajaran dengan model STM
adalah sebagai berikut:
 siswa mengidentifikasi masalah-masalah yang ada di daerahnya
dan dampaknya,
 menggunakan sumber-sumber setempat (nara sumber dan bahan-
bahan) untuk memperoleh informasi yang dapat digunakan dalam
pemecahan masalah,
 keterlibatan siswa secara aktif dalam mencari informasi yang dapat
diterapkan untuk memecahkan masalah,
 penekanan pada keterampilan proses sains, agar dapat digunakan
oleh siswa dalam mencari solusi terhadap masalahnya, dan
 sebagai perwujudan otonomi setiap individu dalam proses belajar.
b. Langkah-langkah
 Tahap pendahuluan (inisiasi, invitasi, apersepsi, dan eksplorasi),
Dikemukakan isu/masalah yang ada di masyarakat yang
dapat digali siswa, tetapi apabila guru tidak berhasil memperoleh
tanggapan dari siswa, dapat saja dikemukakan oleh guru sendiri.
Isu yang diangkat merupakan pernyataan yang mengandung pro
dan kontra. Hal ini mengharuskan siswa berpikir untuk
menganalisis isu tersebut. Apabila masalah berasal dari guru, siswa
juga harus tetap berpikir tentang penyelesaian masalah yang
direncanakan.
 Tahap pembentukan dan pengembangan konsep
Dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan dan metode,
misalnya pendekatan keterampilan proses, pendekatan kecakapan
hidup, eksperimen di laboratorium, diskusi kelompok, dll. Pada
akhir pembentukan konsep diharapkan siswa telah dapat
memahami apakah analisis tehadap isu/masalah yang dikemukakan
di awal pelajaran telah menggunakan konsep-konsep yang diikuti
ole para ilmuwan.
 Tahap aplikasi konsep dalam kehidupan
Berbekal pemahaman konsep yang benar, siswa melakukan
analisis isu/masalah yang disebut aplikasi konsep. Adapun konsep
yang telah dipahami siswa dapat diaplikasikan dalam kehidupan
mereka sendiri.
 Tahap pemantapan konsep
 Guru meluruskan kalau ada miskonsepsi selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung. Apabla selama proses pembentukan konsep
tidak tampak adanya miskonsepsi yang terjadi pada siswa, maka
guru tetap perlu melakukan pemantapan konsep.
 Tahap evaluasi
Guru member tes dan siswa diminta menjawab soal tes yang
diberikan. Dari jawaban tes tersebut guru dapat menilai dan
mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran dengan model
STM.
c. Kelebihan dan kekurangan model STM
 Kelebihan model STM adalah dapat meningkatkan literasi sains,
perhatian terhadap interaksi sains, teknologi, dan masyarakat.
Karena siswa dituntut lebih aktif menemukan permasalahan sendiri
yang kemudian ditindaklanjuti mencari solusinya. Pemahaman
yang baik dalam sains ini akan meningkatkan kemampuan berpikir
kritis, bernalar logis, memecahkan masalah secara kreatif dan
membuat keputusan yang bertanggung jawab terhadap
permasalahan yang menyangkut sains, teknologi, dan masyarakat.
  STM juga mempunyai kelemahan, yaitu dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar di kelas memerlukan tambahan waktu jika
dibandingkan dengan pembelajaran model konvensional. Untuk
mengatasi hal tersebut, maka sebelum proses belajar mengajar
harus dibuat pembagian waktu secermat mungkin, agar waktu
tidak habis untuk mengajar satu konsep saja.

15. Model pembelajaran PBL (Problem Based)

a. Pegertian model pembelajaran PBL


Problem based instruction (PBI) atau dalam bahasa Indonesia berarti
pembelajaran berdasarkan masalah (PBM) merupakan suatu model pembelajaran
yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengembangkan pengetahuan baru bagi siswa melalui proses kerja kelompok
yang memerlukan penyelesaian nyata sehingga membuat siswa berpartisipasi aktif
dalam kegiatan pembelajaran.
Model pembelajaran problem based instruction menggunakan pendekatan
pembelajaran siswa pada masalah kehidupan nyata. Problem based instruction
dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir,
pemecahan masalah dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran, melalui
pengalaman belajar dalam kehidupan nyata.
Model pembelajaran ini berpusat pada kegiatan siswa. Dalam proses
pembelajaran, guru hanya bertindak sebagai fasilitator sedangkan siswa dituntut
lebih aktif dalam bertanya, menjawab, berpendapat, menyanggah pendapat dan
lain sebagainya
b. Langkah-langkah model pembelajaran PBI

Menurut Trianto (2009:98), langkah-langkah atau tahapan pembelajaran


model pembelajaran problem based instruction, yaitu:

 Tahap pertama, yaitu orientasi siswa pada masalah. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran, logistik yang diperlukan, mengajukan fenomena/demonstrasi/cerita
untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan.
 Tahap kedua, yaitu mengorganisasi siswa untuk belajar. Guru membantu siswa
untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut.
 Tahap ketiga, yaitu membimbing penyelidikan individual maupun kelompok.
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah.
 Tahap keempat, yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru
membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti
laporan, video dan model serta membantu mereka berbagi tugas dengan
temannya.
 Tahap kelima, yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.

c. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran PBI

Kelebihan atau keunggulan model pembelajaran problem based instruction,


diantaranya yaitu:

 Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserap


dengan baik.
 Siswa dilatih untuk mandiri dan bekerja sama dengan siswa lain.
 Berperan aktif dan menuntut keterampilan berfikir siswa yang lebih tinggi dalam
pembelajaran.
 Siswa bisa merasakan manfaat pembelajaran matematika sebab masalah yang
diselesaikan merupakan
 masalah sehari-hari.
 Bisa mengembangkan cara berfikir logis dan berlatih mengemukakan pendapat.

Kekurangan atau kelemahan menggunakan model pembelajaran problem based


instruction, diantaranya yaitu:
 Untuk siswa  yang malas, tujuan model pembelajaran problem based instruction atau
berbasis pada masalah ini tidak akan tercapai.
 Memerlukan banyak waktu.
 Menuntut guru membuat perencanaan pembelajaran yang lebih matang.

Anda mungkin juga menyukai