Jakarta: Pustaka
Publisher.
2. Pengajaran langsung adalah model pembelajaran yang berpusat pada guru, yang
mempunyai 5 langkah dalam pelaksanaannya, yaitu menyiapkan siswa menerima
pelajaran, demontrasi, pelatihan terbimbing, umpan balik, dan pelatihan lanjut
(mandiri) (Nur, 2000:7).
3. Model Pembelajaran berasal dari kata Model dan Pembelajaran. ”Model diartikan
sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
suatu kegiatan” (Nur, 1996 : 78). Hakikat pembelajaran atau hakikat mengajar
adalah membentuk siswa untuk memperoleh informasi, ide, keterapilan, nilai,
cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara bagaimana
belajar (Joyce dan Weil dalam Nur, 1996 : 79). Berdasarkan pengertian di atas
dapat dipahami bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan dapat berfungsi sebagai
pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pendidik dalam merencanakan
dan melaksanakan aktifitas proses belajar mengajar.
Model pembelajaran langsung menurut Arends (Trianto, 2011 : 29) adalah “Salah satu
pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang
berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur
dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi
selangkah”. Sejalan dengan Widaningsih, Dedeh (2010:150) bahwa pengetahuan prosedural
yaitu pengetahuan mengenai bagaimana orang melakukan sesuatu, sedangkan pengetahuan
deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu.
Pembelajaran langsung tidak sama dengan metode ceramah, tetapi ceramah dan resitasi
(mengecek pemahaman dengan tanya jawab) berhubungan erat dengan model pembelajaran
langsung. Guru berperan sebagai penyampai informasi, dan dalam hal ini guru seyogyanya
menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape recorder, gambar, peragaan,
dan sebagainya.
Mendemonstrasikan
2 Pengetahuan dan Mendemonstrasikan keterampilan atau
Keterampilan menyajikan informasi tahap demi tahap
3
Membimbing Pelatihan Guru memberi latihan terbimbing
Mengecek pemahaman
4 dan memberikan umpan Mengecek kemampuan siswa dan
balik memberikan umpan balik
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi peserta didik untuk belajar.
2. Guru menyampaikan materi dengan membahas bahan ajar melalui kombinasi ceramah dan
demonstrasi.
3. Setelah materi selesai disampaikan, guru memberikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
kepada peserta didik untuk dikerjakan sebagai latihan secara individu.
4. Selanjutnya guru bersama peserta didik membahas Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
5. Di akhir pembelajaran guru memberikan soal-soal latihan sebagai pekerjaan rumah.
Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Langsung Widaningsih, Dedeh (2010 : 153)
adalah sebagai berikut :
Pembelajaran langsung akan terlaksana dengan baik apabila guru mempersiapkan materi yang
akan disampaikan dengan baik pula dan sistematis, sehingga tidak membuat peserta didik cepat
bosan dengan materi yang dipelajari.
Daftar Pustaka:
Trianto. (2011).Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivitis. Jakarta:Prestasi
Pustaka.
Widaningsih, Dedeh. (2010). Perencanaan Pembelajaran matematika. Bandung: Rizqi Press.
https://anggitaata.wordpress.com/2012/09/04/pengertian-model-pembelajaran-langsung/
Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang menekankan pada penguasaan
konsep dan/atau perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan deduktif, dengan ciri-ciri
sebagai berikut: (1) transformasi dan ketrampilan secara langsung; (2) pembelajaran berorientasi
pada tujuan tertentu; (3) materi pembelajaran yang telah terstuktur; (4) lingkungan belajar yang
telah terstruktur; dan (5) distruktur oleh guru. Guru berperan sebagai penyampai informasi, dan
dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape
recorder, gambar, peragaan, dan sebaganya. Informasi yang disampaikan dapat berupa
pengetahuan prosedural (yaitu pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu) atau
pengetahuan deklaratif, (yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip,
atau generalisasi). Kritik terhadap penggunaan model ini antara lain bahwa model ini tidak dapat
digunakan setiap waktu dan tidak untuk semua tujuan pembelajaran dan semua siswa.
2. Bagaimana Tahapan Model Pembelajaran?
Tahapan atau sintaks model pembelajaran langsung menurut Bruce dan Weil (1996), sebagai
berikut:
Orientasi. Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, akan sangat menolong siswa jika guru
memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan disampaikan. Bentuk-bentuk
orientasi dapat berupa: (1) kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki siswa; (2) mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pelajaran; (3)
memberikan penjelasan/arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan; (4) menginformasikan
materi/konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran; dan(5)
menginformasikan kerangka pelajaran.
Presentasi. Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep-konsep maupun
keterampilan. Penyajian materi dapat berupa: (1) penyajian materi dalam langkah-langkah kecil
sehingga materi dapat dikuasai siswa dalam waktu relatif pendek;(2) pemberian contoh-contoh konsep;
(3) pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah
kerja terhadap tugas; dan (4) menjelaskan ulang hal-hal yang sulit.
Latihan terstruktur. Pada fase ini guru memandu siswa untuk melakukan latihan-latihan. Peran guru
yang penting dalam fase ini adalah memberikan umpan balik terhadap respon siswa dan memberikan
penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi respon siswa yang salah.
Latihan terbimbing. Pada fase ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih konsep
atau keterampilan. Latihan terbimbing ini baik juga digunakan oleh guru untuk mengases/menilai
kemampuan siswa untuk melakukan tugasnya. Pada fase ini peran guru adalah memonitor dan
memberikan bimbingan jika diperlukan.
Latihan mandiri. Pada fase ini siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, fase ini dapat dilalui
siswa jika telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85-90% dalam fase bimbingan latihan.
Di lain pihak, Slavin (2003) mengemukakan tujuh langkah dalam sintaks pembelajaran langsung,
yaitu sebagai berikut.
Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada siswa.Dalam tahap ini
guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan kinerja siswa yang diharapkan.
Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam tahap ini guru mengajukan pertanyaan
untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai siswa.
Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini, guru menyampaikan materi, menyajikan informasi,
memberikan contoh-contoh, mendemontrasikan konsep dan sebagainya.
Melaksanakan bimbingan. Bimbingan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk
menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan konsep.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam tahap ini, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilannya atau menggunakan informasi baru secara
individu atau kelompok.
Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Guru memberikan reviu terhadap hal-hal yang
telah dilakukan siswa, memberikan umpan balik terhadap respon siswa yang benar dan mengulang
keterampilan jika diperlukan.
Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini, guru dapat memberikan tugas-tugas mandiri kepada
siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang telah mereka pelajari.
3. Pada situasi apa Pembelajaran Langsung dapat digunakan?
Beberapa situasi yang memungkinkan model pembelajaran langsung cocok untuk diterapkan
dalam pembelajaran:
Ketika guru ingin mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang baru dan memberikan garis besar
pelajaran dengan mendefinisikan konsep-konsep kunci dan menunjukkan keterkaitan di antara konsep-
konsep tersebut.
Ketika guru ingin mengajari siswa suatu keterampilan atau prosedur yang memiliki struktur yang jelas
dan pasti.
Ketika guru ingin memastikan bahwa siswa telah menguasai keterampilan-keterampilan dasar yang
diperlukan dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa, misalnya penyelesaian masalah (problem
solving).
Ketika guru ingin menunjukkan sikap dan pendekatan-pedekatan intelektual (misalnya menunjukkan
bahwa suatu argumen harus didukung oleh bukti-bukti, atau bahwa suatu penjelajahan ide tidak selalu
berujung pada jawaban yang logis)
Ketika subjek pembelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan dengan pola penjelasan,
pemodelan, pertanyaan, dan penerapan.
Ketika guru ingin menumbuhkan ketertarikan siswa akan suatu topik.
Ketika guru harus menunjukkan teknik atau prosedur-prosedur tertentu sebelum siswa melakukan suatu
kegiatan praktik.
Ketika guru ingin menyampaikan kerangka parameter-parameter untuk memandu siswa dalam
melakukan kegiatan pembelajaran kelompok atau independen.
Ketika para siswa menghadapi kesulitan yang sama yang dapat diatasi dengan penjelasan yang sangat
terstruktur.
Ketika lingkungan mengajar tidak sesuai dengan strategi yang berpusat pada siswa atau ketika guru tidak
memiliki waktu untuk melakukan pendekatan yang berpusat pada siswa.
4. Kelebihan dan Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung
Kelebihan model pembelajaran langsung:
Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang
diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.
Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi
siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang sangat
terstruktur.
Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang
eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.
Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang relatif singkat yang
dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa.
Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata pelajaran (melalui
presentasi yang antusias) yang dapat merangsang ketertarikan dan dan antusiasme siswa.
Ceramah merupakan cara yang bermanfaat untuk menyampaikan informasi kepada siswa yang tidak
suka membaca atau yang tidak memiliki keterampilan dalam menyusun dan menafsirkan informasi.
Secara umum, ceramah adalah cara yang paling memungkinkan untuk menciptakan lingkungan yang
tidak mengancam dan bebas stres bagi siswa. Para siswa yang pemalu, tidak percaya diri, dan tidak
memiliki pengetahuan yang cukup tidak merasa dipaksa dan berpartisipasi dan dipermalukan.
Model pembelajaran langsung dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam bidang
studi tertentu. Guru dapat menunjukkan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana
informasi dianalisis, dan bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan.
Pengajaran yang eksplisit membekali siswa dengan ”cara-cara disipliner dalam memandang dunia (dan)
dengan menggunakan perspektif-perspektif alternatif” yang menyadarkan siswa akan keterbatasan
perspektif yang inheren dalam pemikiran sehari-hari.
Model pembelajaran langsung yang menekankan kegiatan mendengar (misalnya ceramah) dan
mengamati (misalnya demonstrasi) dapat membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini.
Ceramah dapat bermanfaat untuk menyampaikan pengetahuan yang tidak tersedia secara langsung bagi
siswa, termasuk contoh-contoh yang relevan dan hasil-hasil penelitian terkini.
Model pembelajaran langsung (terutama demonstrasi) dapat memberi siswa tantangan untuk
mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat di antara teori (yang seharusnya terjadi) dan observasi
(kenyataan yang mereka lihat).
Demonstrasi memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi pada hasil-hasil dari suatu tugas dan bukan
teknik-teknik dalam menghasilkannya. Hal ini penting terutama jika siswa tidak memiliki kepercayaan
diri atau keterampilan dalam melakukan tugas tersebut.
Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila model pembelajaran
langsung digunakan secara efektif.
Model pembelajaran langsung bergantung pada kemampuan refleksi guru sehingga gurudapat terus
menerus mengevaluasi dan memperbaikinya.
Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung:
Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi
melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki
keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya kepada siswa.
Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan,
pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa.
Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk
mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung
pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur,
siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.
Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru yang tinggi dalam kegiatan
pembelajaran, yang menjadi karakteristik model pembelajaran langsung, dapat berdampak negatif
terhadap kemampuan penyelesaian masalah, kemandirian, dan keingintahuan siswa.
Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi guru. Komunikator yang buruk
cenderung menghasilkan pembelajaran yang buruk pula dan model pembelajaran langsung membatasi
kesempatan guru untuk menampilkan banyak perilaku komunikasi positif.
Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci, atau abstrak, model pembelajaran langsung
mungkin tidak dapat memberi siswa kesempatan yang cukup untuk memproses dan memahami
informasi yang disampaikan.
Model pembelajaran langsung memberi siswa cara pandang guru mengenai bagaimana materi disusun
dan disintesis, yang tidak selalu dapat dipahami atau dikuasai oleh siswa. Siswa memiliki sedikit
kesempatan untuk mendebat cara pandang ini.
Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa, siswa akan kehilangan perhatian
setelah 10-15 menit dan hanya akan mengingat sedikit isi materi yang disampaikan.
Jika terlalu sering digunakan, model pembelajaran langsung akan membuat siswa percaya bahwa guru
akan memberitahu mereka semua yang perlu mereka ketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung
jawab mengenai pembelajaran mereka sendiri.
Karena model pembelajaran langsung melibatkan banyak komunikasi satu arah, guru sulit untuk
mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman siswa. Hal ini dapat membuat siswa tidak paham atau
salah paham.
Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa. Sayangnya, banyak siswa
bukanlah pengamat yang baik sehingga dapat melewatkan hal-hal yang dimaksudkan oleh guru.
==========
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/01/27/model-pembelajaran-langsung/
A. PENDAHULUAN
Dalam implementasi kurikulum, model, pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, karena suatu model
tertentu yang digunakan dalam implementasikan kurikulum membawa implikasi terhadap
penggunaan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran tertentu pula.
Salah satu komponen penting dalam kurikulum pembelajaran adalah model
pembelajaran. Karena melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta
didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, dan
mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas
belajar mengajar.
Menurut Arends, model
pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalamnya
tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam
kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Model
pembelajaran berarti pula adalah pola yang menggambarkan urutan alur tahap-tahap
keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran. Pola
urutan dari macam-macam model pengajaran memiliki komponen yang sama. Salah satu dari
model pembelajaran adalah model pembelajaran langsung.[1]
Model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang
khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif
dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola
kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.
Kita sering mendengar atau membaca bahkan menggunakan istilah model pembelajaran
langsung, akan tetapi dalam prakteknya, model pembelajaran yang digunakan tidak sesuai
dengan teorinya. Hal ini dapat disebabkan karena kurang pahamnya guru dalam mempelajari
model pembelajaran langsung. Untuk itulah dalam makalah ini akan dijelaskan tentang model
pembelajaran langsung meliputi pengertian, unsur-unsur pembelajaran langsung, tahap-tahap
pembelajaran langsung, kelebihan dan kekurangan pembelajaran langsung dan contoh aplikasi
pembelajaran langsung
PENUTUP
Model pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang
dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedur yang terstruktur dengan baik yang
dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.
Adapun langkah atau sintaks dari pembelajaran langsung adalah:
Fase 1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.
Fase 2. Mendemontrasikan pengetahuan dan keterampilan.
Fase 3. Membimbing pelatihan.
Fase 4. Mengecek dan memberikan umpan balik.
Fase 5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.
Pembelajaran langsung mempunyai keunggulan namun disisi lain ada keterbatasan
pada model ini. Diantaranya Relatif banyak materi yang bisa tersampaikan, dan Untuk hal-hal
yang sifatnya prosedural, model ini akan relatif mudah diikuti.
Pemikiran mendasar dari model pembelajaran langsung adalah bahwa siswa belajar
dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan tingkah laku gu ru. Atas dasar
pemikiran tersebut hal penting yang harus diingat dalam menerapkan model pembelajaran
langsung adalah menghindari penyampaian yang terlalu kompleks
Diantara Kekurangan/kelemahan model pembelajaran langsung adalah jika terlalu
dominan pada ceramah, maka siswa merasa cepat bosan.
Sebagai guru, hendaknya kita mempelajari berbagai macam model-model
pembelajaran dengan sungguh-sungguh, sehingga kita dapat mengaplikasikannya dalam
pembelajaran yang akan kita alami kemudian hari. Model pembelajaran sangat penting karena
dapat mempengaruhi keberhasilan pengajaran bagi guru, dan belajar bagi siswa. Penggunaan
model harus disesuaikan dengan keadaan sekolah, keadaan guru, keadaan siswa, serta
materi/kurikulum yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Bruce Joyce, Marsha Weil and Emily Calhoun, Models Of Teaching, (PHI Learning, tt
Hakim, Lukmanul, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: CV. Wacana Prima, 2009
Kardi, Soeparman dan Mohammad Nur, Pengajaran Langsung, Surabaya: PSMS Unesa, 2004
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Rosda Karya, 2009
Muijs, Daniel dan David Reynold, Terj. Nelly Prajitno, Effective Teaching,Teori dan
Aplikasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008
Prihatin, Eka, Guru Sebagai Fasilitator, (Bandung: Karsa Mandiri Persada, 2008
Sanjaya, Wina , Strategi Pembelajaran, (Bandung: Kencana Prenada Media Group, 2008
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima, 2009
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivitis. (Jakarta:Prestasi Pustaka,
2011)
Trianto, Model Pembelajaran dalam Teori dan Praktek. jakarta:Prestasi Pustaka Publisher, 2007
Widianingsih, Dedeh, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: Rizqi Press, 2010
http://makalahpendidikanislamlengkap.blogspot.co.id/2015/06/model-pembelajaran-
langsung.html
Model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang lebih berpusat pada guru dan
lebih mengutamakan strategi pembelajaran efektif guna memperluas informasi materi ajar.
1. Ceramah, merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seorang kepada
sejumlah pendengar.
2. Praktek dan latihan, merupakan suatu teknik untuk membantu siswa agar dapat menghitung
dengan cepat yaitu dengan banyak latihan dan mengerjakan soal.
3. Ekspositori, merupakan suatu cara penyampaian informasi yang mirip dengan ceramah,
hanya saja frekuensi pembicara/guru lebih sedikit.
4. Demonstrasi, merupakan suatu cara penyampaian informasi yang mirip dengan ceramah
dan ekspositori, hanya saja frekuensi pembicara/guru lebih sedikit dan siswa lebih banyak
dilibatkan.
5. Questioner
6. Mencongak
Model pembelajaran langsung dikembangkan untuk mengefisienkan materi ajar agar sesuai dengan
waktu yang diberikan dalam suatu periode tertentu. Dengan model ini cakupan materi ajar yang
disampaikan lebih luas dibandingkan dengan model-model pembelajaran yang lain.
http://artikelin.blogspot.co.id/2012/10/model-pembelajaran-langsung-dan.html
Seperti yang telah diuraikan secara singkat pada artikel Mengenal Model Pembelajaran
Langsung, sintaks model pembelajaran langsung terdiri dari 5 fase (langkah), yaitu:
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
2. Mempresentasikan dan mendemontrasikan pengetahuan atau keterampilan
3. Membimbing pelatihan
4. Mencek pemahaman dan umpan balik
5. Memberi kesempatan pelatihan lanjutan dan penerapan
Nah, kelima fase atau langkah ini akan dibahas secara mendetail pada uraian di bawah ini.
Tujuan dari fase (langkah) pertama dari sintaks model pembelajaran langsung (direct instruction)
ini adalah untuk membuat perhatian siswa menjadi terpusat pada pembelajaran yang akan
dilaksanakan sehingga mereka selanjutnya akan memiliki motivasi belajar yang baik dalam
mengikuti pembelajaran. Ada 2 bagian dari fase ke-1 sintaks model pembelajarang langsung ini,
yaitu: (a) menyampaikan tujuan pembelajaran; dan (b) mempersiapkan siswa mengikuti
pembelajaran.
Setiap guru wajib menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa selama atau
setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran. Dengan penyampaian tujuan pembelajaran
yang jelas dan lugas oleh guru maka siswa akan memiliki alasan mengapa mereka harus terlibat
secara aktif dalam kegiatan belajar. Selain itu, tentu saja membantu siswa untuk tahu persis apa
yang harus mereka kuasai dari kegiatan belajar mengajar yang akan dilakukan.
Bila siswa tahu apa yang akan mereka pelajari, maka mereka akan mencoba membuat
hubungan-hubungan materi pembelajaran itu dengan kehidupan mereka sendiri. Dengan
demikian, siswa akan berupaya untuk belajar dengan giat. Dengan mengetahui apa yang akan
dipelajari juga menolong siswa dalam menarik kembali pengetahuan awal (bekal awal) yang
telah mereka miliki dari sistem memori jangka panjang (long-term memory), di mana nantinya
bekal awal ini akan dipadukan dengan informasi dan hasil pengamatan yang diperoleh dari
presentasi dan demonstrasi yang dilakukan oleh guru selama kegiatan pembelajaran.
Untuk menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai secara lugas dan jelas, guru dapat
mengkomunikasikan tujuan tersebut di papan tulis, menjelaskan tahap-tahap kegiatan belajar
yang akan dilakukan, serta materi pembelajaran yang akan dipelajari. Bahkan lebih bagus lagi
apabila guru menjelaskan alokasi waktu yang diperlukan untuk setiap tahap kegiatan belajar.
Melalui penjelasan guru inilah diharapkan siswa akan memiliki gambaran umum tentang
kegiatan belajar yang akan mereka ikuti, hingga tahap-tahap dan hubungan antar tahap-tahap
kegiatan belajar.
Guru dapat menulis, menempel di papan tulis, atau menyajikan slide dengan power point singkat
seperti contoh berikut:
Tujuan Pembelajaran :
Siswa dapat memfokuskan lensa mikroskop untuk melakukan pengamatan sel-sel tumbuhan
Selain menyampaikan tujuan pembelajaran, hal kedua yang harus dilakukan guru adalah
menarik perhatian siswa. Guru harus memusatkan perhatian mereka sehingga mereka siap
mengikuti kegiatan pembelajaran.
Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran penting sebab:
1) memudahkan siswa mengingat kembali pengetahuan yang telah mereka miliki (bekal awal)
yang ada kaitannya, yang terdapat di dalam sistem memori jangka panjang (long-term memory),
dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2) siswa masuk ke dalam kelas dengan berbagai macam pemikiran masing-masing. Pikiran-
pikiran ini perlu dihilangkan sehingga tidak mengganggu konsentrasi mereka selama mengikuti
kegiatan belajar nantinya.
3) membuat siswa menjadi termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan oleh guru.
Cara untuk mempersiapkan siswa agar dapat mengikuti pembelajaran dengan baik sangat
variatif. Setiap guru akan mempunyai beragam ide untuk melaksanakan hal penting pada fase
pertama sintaks model pembelajaran langsung (direct instruction) ini. Makin kreatif guru, akan
makin bagus cara yang dilakukannya untuk mempersiapkan siswa.
Apabila guru menyajikan informasi (pengetahuan) dengan jelas, maka dampaknya sangat besar
terhadap proses pembelajaran pada siswa. Penelitian telah banyak membuktikan hal ini.
Biasanya, kemampuan memberikan presentasi atau penyajian informasi yang jelas diperoleh
bersama waktu (pengalaman). Walaupun demikian, karena kemampuan mempresentasikan
informasi atau pengetahuan dengan jelas merupakan sebuah keterampilan, maka ini dapat
dipelajari dan dilatihkan oleh seorang guru muda (pemula) yang belum berpengalaman.
Syarat yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk mencapai kejelasan presentasi atau
penyajian informasi adalah: (1) menguasai teknik / keterampilan komunikasi dengan baik; dan
(2) menguasai sepenuhnya isi materi pembelajaran yang akan disajikan.
Selain kedua hal tersebut di atas, guru juga perlu melakukan perencanaan dan persiapan bila
akan melakukan presentasi. Berikut tips yang dapat digunakan agar sukses melakukan
presentasi:
Untuk mendapatkan hal ini, nyatakan tujuan presentasi dengan jelas. Buat fokus pada sebuah
titik (arah) dalam suatu waktu tertentu. Selalu berhati-hati saat presentasi agar tidak
menyimpang dari pokok pembicaraan (presentasi).
Caranya, buat presentasi dalam langkah-langkah kecil yang berurutan secara logis. Sajikan
terlebih dahulu outline (kerangka utama) bila bahan presentasi sangat kompleks.
Kejelasan presentasi dapat diperoleh melalui contoh kongkrit yang beragam, yang mudah
dipahami siswa. Bila perlu lakukan pengulangan untuk poin-poin sulit.
Sebelum melanjutkan presentasi pada langkah berikutnya, pastikan siswa telah paham langkah
sebelumnya. Gunakan pertanyaan agar siswa juga dapat memantau pemahaman mereka
masing-masing. Bila perlu minta siswa mengutarakannya dalam bahasa mereka sendiri.
b. Mendemontrasikan Keterampilan
Mendemonstrasikan suatu keterampilan adalah ruh dari model pembelajaran langsung yang
berpegang pada Teori Belajar Sosial (Teori Pemodelan Tingkah Laku). Asumsi dari teori belajar
pemodelan tingkah laku adalah, bahwasanya belajar dilakukan sesorang melalui proses
mengamati orang lain. Belajar dengan melakukan pemodelan (peniruan) akan sangat
mengehmat waktu, tenaga, biaya, bahkan menghindarkan pebelajar dari bahaya. Pebelajar tidak
perlu melakukan trial and error (coba-coba dan gagal).
Agar demonstrasi keterampilan yang dilakukan guru sukses, maka guru perlu memperhatikan 2
hal berikut: (1) melakukan demonstrasi keterampilan dengan benar; dan (2) berlatih sebelum
melakukan demonstrasi.
Latihan yang dilakukan guru untuk melakukan demonstrasi suatu keterampilan akan membuat
pelaksanaan demonstrasi sukses. Latihan harus dilakukan oleh guru agar ia dapat yakin saat
mendemonstrasikan keterampilan tidak melakukan kesalahan. Semakin sulit dan kompleks
suatu keterampilan, semakin wajib guru melakukan latihan. Telah banyak penelitian
membuktikan, siswa tidak dapat melakukan suatu keterampilan kompleks dengan baik
dikarenakan guru kurang tepat atau kurang baik saat melakukan demonstrasi.
3. Membimbing Pelatihan
Fase ketiga sintak model pembelajaran langsung (direct instruction) adalah membimbing
pelatihan. Guru harus memberikan latihan terbimbing kepada siswa. Pada fase ini siswa tidak
sekedar berlatih saja, tetapi siswa harus berlatih di bawah bimbingan guru. Tujuan diberikan
pembimbingan adalah agar latihan yang dilakukan siswa dapat efektif. Setidaknya ada 4 (empat)
prinsip yang harus dipegang guru saat melakukan latihan terbimbing untuk siswanya, yaitu: (a)
latihan singkat tapi utuh; (b) keterampilan harus benar-benar dikuasai; (c) hati-hati terhadap
kelebihan dan kelemahan latihan berkelanjutan (massed practice) dan latihan terdistribusi
(distributed practice); dan (d) perhatikan tahap awal latihan.
Suatu keterampilan yang baru dipelajari oleh siswa harus dilatihkan. Keterampilan yang sulit
atau kompleks perlu dilatihkan dengan cara disederhanakan, dilakukan secara singkat, akan
tetapi tetap utuh.
Pada suatu keterampilan kompleks selalu terdapat sub keterampilan prasyarat. Misalnya, ketika
siswa belajar menggunakan mikroskop untuk melakukan pengamatan objek-objek berukuran
kecil, mereka terlebih dahulu harus menguasai sub keterampilan bagaimana memfokuskan lensa
mikroskop. Siswa tidak akan dapat melakukan pengamatan dengan mikroskop apabila lensa-
lensa mikroskop belum fokus. Sub keterampilan yang merupakan prasyarat bagi sub
keterampilan selanjutnya harus dilatihkan hingga benar-benar dikuasai oleh siswa. Bila tidak,
sia-sia saja guru melanjutkan untuk mengajarkan sub keterampilan berikutnya.
Bila suatu keterampilan amat kompleks dan rumit, maka dalam sekali kegiatan pembelajaran,
keterampilan itu tentu saja tak akan dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Karena itu diperlukan
latihan berkelanjutan (massed practice) dan latihan terdistribusi (distributed practice). Misalnya,
keterampilan menggunakan mikroskop dapat dilatihkan pada kegiatan-kegiatan belajar
selanjutnya di sepanjang semester atau tahun pembelajaran. Latihan dilakukan dengan tujuan
meningkatkan kemahiran mereka dengan meningkatkan tingkat kesulitan, dan juga dengan
membagi-bagi latihan ke dalam segmen-segmen. Hal ini perlu dilakukan karena bila suatu
keterampilan kompleks diajarkan dalam tempo yang lama tanpa berselang, maka siswa akan
bosan. Akibatnya latihan yang diberikan tidak lagi efektif.
Ada 3 hal yang dapat dijadikan panduan bagi guru saat memberikan pelatihan lanjutan dan
penerapan, yaitu: (a) PR bukan lanjutan proses pembelajaran; (b) memberi informasi kepada
orang tua siswa; dan (c) memberi umpan balik terhadap PR yang telah diberikan.
Perlu dicatat, bahwa PR bukan kelanjutan dari sebuah proses pembelajaran yang dilakukan di
kelas. PR adalah latihan lanjutan, atau dapat juga difungsikan sebagai sarana untuk
mempersiapkan siswa mengikuti pembelajaran berikutnya.
Orang tua sebaiknya mengetahui sejauh mana mereka harus terlibat dalam PR yang diberikan
oleh guru. Guru perlu memberi tahu apakah orang tua membantu menjawabkan pertanyaan-
pertanyaan yang sulit ataukah hanya sekedar memberikan lingkungan belajar yang kondusif dan
memotivasi sehingga siswa dapat menyelesaikan PR yang diberikan.
Umpan balik harus jelas. Guru tidak dapat hanya sekedar mencek apakah siswa mengerjakan
PR yang diberikan. Tetapi, guru juga harus betul-betul menelaahnya dengan baik, di mana
kelebihan siswa dan di mana kekurangan (kesulitan) yang masih dimiliki siswa. Bila guru hanya
mencek apakah siswa mengerjakan atau tidak PR yang diberikan, lambat laun siswa akan sadar
bahwa ia tidak perlu serius mengerjakan PR: cukup mengerjakan (yang penting mengerjakan)
atau sekedar menuliskan sesuatu di atas kertas, dan semuanya menjadi beres. Hasil telaah
penting untuk bahan pertimbangan perencanaan pembelajaran berikutnya agar dapat sukses.
Pada pengajaran langsung terdapat lima fase yang sangat penting dimana seorang guru dapat
mengawali pembelajaran dengan memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan latar
belakang pembelajaran serta mempersiapkan siswa untuk menerima penjelasan.
Pengajaran langsung dapat berupa ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktek serta kerja
kelompok. Pengajaran langsung digunakan untuk menyampaikan pembelajaran yang
ditransformasikan langsung oleh seorang guru kepada siswa. Penyusunan waktu yang digunakan
untuk mencapai tujuan pembelajaran harus seefisien mungkin, sehingga guru dapat merancang
dengan tepat waktu yang dibutuhkan. Adapun sintaks model pengajaran langsung sebagai
berikut.
Secara umum tiap-tiap model pembelajaran tentu terdapat kelebihan-kelebihan yang membuat model
pembelajaran tersebut lebih baik digunakan dibanding dengan model pembelajaran yang lainnya. Seperti halnya
pada Model Direct Instruction atau model pembelajaran langsung pun mempunyai beberapa kelebihan yaitu
sebagai berikut:
1. Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima
oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa
2. Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil
3. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit
kepada siswa yang berprestasi rendah
4. Model Pembelajaran Direct Instruction menekankan kegiatan mendengarkan (melalui ceramah) sehingga
membantu siswa yang cocok belajar dengan cara – cara ini. Dengan Ceramah dapat bermanfaat untuk
menyampaikan informasi kepada siswa yang tidak suka membaca atau yang tidak memiliki keterampilan
dalam menyusun dan menafsirkan informasi, serta untuk menyampaikan pengetahuan yang tidak tersedia
secara langsung bagi siswa, termasuk contoh-contoh yang relevan dan hasil-hasil penelitian terkini.
5. Model Pembelajaran Direct Instruction (terutama kegiatan demonstrasi) dapat memberikan tantangan untuk
mempertimbangkan kesenjangan antara teori dan observasi. Dengan ini memungkinkan siswa untuk
berkonsentrasi pada hasil – hasil dari suatu tugas dan bukan teknik – teknik dalam menghasilkannya. Hal ini
penting terutama jika siswa tidak memiliki kepercayaan diri atau keterampilan dalam melakukan tugas
tersebut
6. Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila model pembelajaran
langsung digunakan secara efektif.
Selain memiliki kelebihan – kelebihan tersebut pembelajaran langsung juga memiliki kekurangan-
kekurangan diantaranya sebagai berikut:
1. Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan,
pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa
2. Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk
mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka
3. Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung
pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa
dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat
4. Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi guru. Komunikator yang buruk
cenderung menghasilkan pembelajaran yang buruk pula dan model pembelajaran langsung membatasi
kesempatan guru untuk menampilkan banyak perilaku komunikasi positif
5. Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa, siswa akan kehilangan perhatian setelah
10-15 menit dan hanya akan mengingat sedikit isi materi yang disampaikan
http://kumpulanilmukesahatan.blogspot.co.id/2015/05/kelebihan-dan-kekurangan-
model.html
Sejarah
Pembelajaran langsung dikembangkan berdasarkan teori belajar social dari Albert
Bandura. Pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang dirancang untuk
mengajarkan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang diajarkan
setahap demi setahap. Ciri khas pembelajaran ini adalah adanya modeling, yaitu suatu
fase di mana Dosen memodelkan atau mencontohkan melalui demonstrasi bagaimana
suatu keterampilan itu dilakukan.
Pada saat Dosen melakukan modeling Mahasiswa melakukan pengamatan terhadap
keterampilan yang dimodelkan itu. Selanjutnya Mahasiswa diberi kesempatan untuk
meniru model yang dilakukan oleh Dosen melalui kesempatan latihan di bawah
bimbingan Dosen.
B. Definisi
Pembelajaran langsung adalah suatu proses dimana dalam melaksanakannya
dihadapkan pada contoh nyata. Pembelajaran ini dilakukan secara runtut dari awal
sampai akhir. Strategi pembelajaran langsung ini dirancang untuk mengenalkan siswa
terhadap mata pelajaran guna membangun minat, menimbulkan rasa ingin tahu, dan
merangsang mereka untuk berpikir. Siswa tidak bisa berbuat apa–apa jika pikiran
mereka jika dikembangkan oleh guru. Banyak guru yang membuat kesalahan dengan
mengajar, yakni sebelum siswa merasa terlibat dan siap secara mental guru langsung
memberikan materi pelajaran. Penggunaan beberapa strategi berikut ini akan
mengoreksi terjadi kecenderungan ini.
Menurut Silbernam (2006), strategi pembelajaran langsung melalui berbagai
pengetahuan secara aktif merupakan cara untuk mengenalkan siswa kepada materi
pelajaran yang akan diajarkan. Guru juga dapat menggunakannya untuk menilai tingkat
pengetahuan siswa sambil melakukan kegiatan pembentukan tim. Cara ini cocok pada
segala ukuran kelas dengan materi pelajaran apapun
C. Ciri-Ciri
Ciri-ciri pembelajaran langsung antara lain:
1. Adanya tujuan pembelajaran
2. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
3. sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung berlangsung dan
berhasilnya pembelajaran
D. Langkah-Langkah
I. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.
Pada fase ini guru berperan dalam menjelaskan TPK, materi prasyarat, memotivasi
siswa dan mempersiapkan siswa.
II. Mendemonstrasi pengetahuan dan keterampilan.
Pada fase ini guru berperan dalam mendemonstrasikan keterampilan atau menyajikan
informasi tahap demi tahap.
III. Membimbing pelatihan.
Pada fase ini guru berperan memberikan latihan terbimbing
IV. Mengecek pemahaman dan memberikan umpanbalik.
Pada fase ini seorang guru berperan mengecek kemampuan siswa seperti memberi kuis
terkini dan memberi umpan balik seperti membuka diskusi untuk siswa.
V. Memberikan latihan dan penerapan konsep.
Pada fase ini guru berperan dalam mempersiapkn latihan untuk siswa dengan
menerapkan konsep yang dipelajari pada kehidupan sehari-hari.
E. Kelebihan dan Kelemahan
1. Kelebihan pembelajaran Langsung:
– Bagi siswa berkemampuan rendah bisa mengikuti pembelajaran karena dipantau
secara terus menerus.
– Situasi dan kondisi kels dapat terkontrol.
2. Kelemahan pembelajaran Langsung:
– Monoton jika penyampai kurang trampil dalam memberikan materi.
– Siswa kurang aktif.
F. Prinsip Dasar
Lima prinsip dasar yang dapat membimbing guru dalam merencana system penilaian
dalam model pembelajaran langsung yakni :
1. Sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Mencakup semua tugas pembelajaran.
3. Menggunakan soal tes yang sesuai.
4. Membuat soal sevalid (terukur) dan sereliabel (konsisten) mungkin.
Sumber : Kardi, S. dan Nur M. 2000a . Pengajaran Langsung. Surabaya : Universitas
Negeri Surabaya University Press.
Arends, R.I. 2001. Learning to Teach. New York:Mc graw Hill Companies, Inc.
https://gigyhardians.wordpress.com/2013/01/03/metode-pembelajaran-langsung/
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar Bidang Studi
Paper
Oleh:
KELAS B
2014
Model pembelajaran langsung atau Direct Instruction, juga dikenal dengan istilah strategi belajar
ekspositori dan whole class teaching.Pembelajaran langsung merupakan suatu model pembelajaran
yang terdiri dari penjelasan guru mengenai konsep atau keterampilan baru terhadap siswa. Menurut
Arends (dalam Trianto, 2009) adalah suatu model pembelajaran dirancang khusus untuk menunjang
proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang
terstruktur dengan baik, dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap selangkah demi
selangkah.
Model pengajaran langsung (Direct Instruction) dilandasi oleh teori belajar perilaku yang
berpandangan bahwa belajar bergantung pada pengalaman termasuk pemberian umpan balik. Satu
penerapan teori perilaku dalam belajar adalah pemberian penguatan. Umpan balik kepada siswa
dalam pembelajaran merupakan penguatan yang merupakan penerapan teori perilaku tersebut.
Lebih lanjut Arends (2001) menyatakan: ”Direct instruction is a teacher-centered model that has
five steps: establishing set, explanation and/or demonstration, guided practice, feedback, and
extended practice a direct instruction lesson requires careful orchestration by the teacher and a
learning environment that businesslike and task-oriented”. Artinya: Pengajaran langsung adalah model
berpusat pada guru yang memiliki lima langkah: menetapkan tujuan, penjelasan dan/atau
demonstrasi, panduan praktek, umpan balik, dan perluasan praktek. Pelajaran dalam pengajaran
langsung memerlukan perencanaan yang hati-hati oleh guru dan lingkungan belajar yang
menyenangkan dan berorientasi tugas.
Sedangkan menurut Hamzah (2008) bahwa model pembelajaran langsung adalah program yang
paling efektif untuk mengukur pencapaian keahlian dasar, keahlian dalam memahami suatu materi
dan konsep diri sendiri. Model pembelajaran langsung ini sangat ditentukan oleh pendidik, artinya
pendidik berperan penting dan dominan dalam proses pembelajaran. Penyebutan ini mengacu pada
gaya mengajar di mana pendidik terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan
mengajarkannya kepada seluruh peserta didik dalam kelas. Sedangkan Joyce, Weil, Calhoun(1972)
berpendapat suatu model pembelajaran yang terdiri dari penjelasan guru mengenai konsep atau
keterampilan baru terhadap siswa.
Model pengajaran langsung memberikan kesempatan siswa belajar dengan mengamati secara
selektif, mengingat dan menirukan apa yang dimodelkan gurunya. Oleh karena itu hal penting yang
harus diperhatikan dalam menerapkan model pengajaran langsung adalah menghindari
menyampaikan pengetahuan yang terlalu kompleks. Di samping itu, model pengajaran langsung
mengutamakan pendekatan deklaratif dengan titik berat pada proses belajar konsep dan
keterampilan motorik, sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang lebih terstruktur.
Guru yang menggunakan model pengajaran langsung tersebut bertanggung jawab dalam
mengidentifikasi tujuan pembelajaran, struktur materi, dan keterampilan dasar yang akan diajarkan.
Kemudian menyampaikan pengetahuan kepada siswa, memberikan permodelan/demonstrasi,
memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep/keterampilan yang telah
dipelajari, dan memberikan umpan balik.
2. Karakteristik Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Salah satu karakteristik dari suatu model pembelajaran adalah adanya sintaks/tahapan
pembelajaran. Selain harus memperhatikan sintaks, guru yang akan menggunakan pengajaran
langsung juga harus memperhatikan variabel-variabel lingkungan lain, yaitu fokus akademik, arahan
dan kontrol guru, harapan yang tinggi untuk kemajuan siswa, waktu dan dampak dari
pembelajaran. Joyce and Weil berpendapat beberapa keunggulan terpenting dari pembelajaran
langsung adalah adanya Fokus akademik merupakan prioritas pemilihan tugas-tugas yang harus
dilakukan siswa selama pembelajaran, aktivitas akademik harus ditekankan.
Pengarahan dan kontrol guru terjadi ketika memilih tugas-tugas siswa dan melaksanakan
pembelajaran, menentukan kelompok, berperan sebagai sumber belajar selama pembelajaran dan
meminimalkan kegiatan non akademik. Kegiatan pembelajaran diarahkan pada pencapaian tujuan
sehingga guru memiliki harapan yang tinggi terhadap tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh
siswa. Dalam model pembelajaran langsung terdapat beberapa ciri-ciri khusus yang memberikan
keunggulan pada model ini. Adapun ciri-ciri tersebut, diantaranya:
a. Fokus akademik
Fokus akademik berarti prioritas tertinggi yang diletakkan dalam penugasan dan penyelesaian tugas
akademik. Dalam hal ini, penggunaan perangkat non akademik seperti misalnya mainan dan teka-teki
tidak terlalu ditekankan atau bahkan ditiadakan. Menurut beberapa para ahli, fokus yang kuat
terhadap masalah akademik menciptakan keterlibatan siswa yang semakin kuat dalam rangka
menghasilkan dan memajukan prestasi mereka (Fisher, Berliner, Filby, Marliave, Ghen, dan Dishaw,
1980; Madaus, Airasian, dan Kellaghan, 1980; Rosenshine, 1970, 1971, 1985).
Kontrol dan arahan guru diberikan saat guru memilih dan mengarahkan tugas pembelajaran,
menegaskan peran inti selama memberi instruksi, dan meminimalisir jumlah percakapan siswa yang
tidak berorientasi akademik.
Guru memiliki harapan besar kepada peserta didik serta concern dalam bidang tersebut akan
berupaya menghasilkan kemajuan akademik serta perilaku kondusif demi terciptanya kemajuan
dalam pendidikan.
Salah satu tujuan dari model pembelajaran langsung, yaitu memaksimalkan waktu belajar siswa.
Dalam hal ini, perilaku-perilaku guru yang tampak berhubungan langsung dengan waktu yang dimiliki
siswa dan rating kesuksesan dalam mengerjakan tugas, yang pada akhirnya juga berhubungan dengan
tingkat kemajuan prestasi siswa. Menurut Rosenshine (1970) siswa menghabiskan waktu 50% sampai
70% waktu untuk mengerjakan tugas seorang diri. Artinya, siswa dituntut untuk menyelesaikan tugas
dalam 50% sampai 70% dari jumlah waktu. Jika hal ini dimaksimalkan, akan berdampak pada kemajuan
prestasi siswa yang cukup signifikan.
Lingkungan instruksi langsung adalah tempat dimana pembelajaran menjadi fokus utama dan tempat
diman siswa terlibat dalam tugas-tugas akademik dalam waktu tertentu dan mencapai rating
kesuksesan yang tinggi. Iklim sosial dalam lingkungan ini harus diciptakan secara positif dan bebas dari
pengaruh negatif. Dimana guru harus menghindari praktek-praktek negatif, seperti mencela perilaku
siswa.
Dalam setiap model pembelajaran yang diterapkan oleh guru, pasti memiliki kelebihan dan
kelemahan. Tidak terkecuali model pembelajaran langsung. Adapun kelebihan dan kelemahan model
pembelajaran langsung, sebagai berikut:
a. Kelebihan
1) Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang
diterima oleh siswa sehingga guru dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai
oleh siswa.
2) Model Pembelajaran langsung (terutama kegiatan demonstrasi) dapat memberikan tantangan untuk
mempertimbangkan kesenjangan antara teori (hal yang seharusnya) dan observasi (kenyataan yang
terjadi).
3) Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila model pembelajaran
langsung digunakan secara efektif. Karena disini, guru secara penuh memegang kendali siswa serta
menjadi guide bagi siswa untuk mencapai apa yang diharapkan.
b. Kelemahan
1) Dalam model pembelajaran langsung, guru sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan,
pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa.
Karena di dalam setiap kelas, terdapat bermacam-macam siswa yang memiliki tingkat intelegensi yang
berbeda-beda. Dan setiap siswa memiliki perlakuan yang berbeda pula. Jadi guru harus berpikir keras
untuk menemukan berbagai cara dalam mengatasi perbedaan-perbedaan di setiap siswa.
2) Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk
mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
3) Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini
bergantung pada image guru. Artinya, guru harus memiliki kesiapan yang lebih dalam berhadapan
dengan siswa, lebih percaya diri, dan juga berpengetahuan yang luas pula. Selain itu, gaya
berkomunikasi guru juga mempengaruhi sukses tidaknya model ini. Jika hal ini tidak dicapai oleh guru,
maka pembelajaran akan terhambat, suasana kelas menjadi tidak kondusif, serta siswa akan menjadi
bosan.
Langkah-langkah atau sintak Pembelajaran langsung menurut Joyce & Weil (1972) terdiri
dari lima tahap-tahap, yang meliputi:
a. Orientasi
Dalam tahap ini, guru mulai membangun/membuat kerangka kerja pelajaran. Guru
menyampaikan harapan dan keinginannya, menjelaskan tugas-tugas yang ada dalam pembelajaran,
dan menentukan tanggung jawab siswa. Terdapat 3 langkah yang menjadi syarat untuk dapat
mencapai tujuan ini, yakni:
1) Guru memaparkan maksud dari pelajaran dan tingkat-tingkat performa dalam praktek.
b. Presentasi
Dalam tahap ini, guru menjelaskan konsep atau skill baru dan memberikan pemeragaan serta
contoh. Jika materi yang ada merupakan konsep yang baru, maka guru harus mendiskusikan
karakteristik-karakteristik dari konsep, aturan-aturan pendefinisian, dan beberapa contoh. Jika
materinya merupakan skill baru, maka guru harus menyampaikan langkah-langkah untuk memiliki skill
tersebut dengan menyajikan contoh di setiap langkah. Guru hendaknya mentransfer informasi materi
atau skill yang baru, baik secara lisan maupun visual, sehingga siswa akan dapat memiliki dan
mempelajari representasi visual sebagai referensi di awal pembelajaran. Selain itu, guru juga menguji
siswa dalam penguasaan informasi materi atau skill sebelum beralih ke tahap selanjutnya.
Dalam tahap ini, guru menuntun siswa melalui contoh-contoh praktek dan langkah-langkah
didalamnya. Biasanya, siswa menjalankan praktek dalam sebuah kelompok, kemudian menawarkan
diri untuk menulis jawaban. Cara yang paling efektif yaitu dengan menyajikan contoh praktek secara
transparan dan terbuka, sehingga semua siswa bisa melihat bagaimana tahap-tahap praktek dilalui.
Peran guru disini, yaitu memberikan respon balik terhadap respon siswa, baik untuk menguatkan
respon yang sudah tepat maupun memperbaiki kesalahan dan mengarahkan siswa pada performa
praktek yang tepat.
Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan praktek dengan
kemampuan sendiri. Praktek dibawah bimbingan dapat memudahkan guru dalam mempersiapkan
untuk mengembangkan kemamuan siswa dan menampilkan tugas pembelajaran. Hal ini biasa
dilakukan dengan meminimalisir jumlah dan ragam kesalahan yang dilakukan siswa. Peran guru dalam
tahap ini yaitu mengontrol kerja siswa dan memberikan respon balik yang bersifat korektif ketika
diperlukan.
c. Praktek mandiri
Dalam tahap ini, siswa melakukan praktek dengan caranya sendiri tanpa bantuan dan respon balik
dari guru. Adapun tahap ini dilakukan ketika siswa telah mencapai level akurasi 85% sampai 90% dalam
praktek dibawah bimbingan. Tujuan dari praktek mandiri adalah memberikan materi baru untuk
memastikan dan menguji pemahaman siswa terhadap praktek-praktek sebelumnya. Praktek mandiri
ini harus ditinjau sesegera mungkin setelah siswa menyelesaikan semua proses. Hal ini dilakukan
untuk memperkirakan dam mengetahui level akurasi siswa (stabil atau tidak), serta memberikan
respon balik yang bersifat korektif di akhir praktek kepada siswa yang membutuhkan. Aktivitas praktek
mandiri bisa dilakukan dengan waktu yang singkat namun dalam satu waktu.
Sebagaimana halnya setiap mengajar, pelaksanaan yang baik model pengajaran langsung
memerlukan tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan yang jelas dari guru selama berlangsungnya
perencanaan, pada saat melaksanakan pembelajaran, dan waktu menilai hasilnya. Ciri utama unik
yang terlihat dalam melaksanakan suatu pengajaran langsung adalan sebagai berikut.
a. Tugas-Tugas Perencanaan
Pengajaran langsung dapat diterapkan di bidang studi apa pun, namun model ini paling sesuai
untuk mata pelajaran yang berorientasi pada penampilan atau kinerja seperti menulis, membaca,
matematika, musik, dan pendidikan jasmani. Di samping itu pengajaran langsung juga cocok untuk
mengajarkan komponen-komponen keterampilan dan mata pelajaran sejarah dan sains.
1) Merumuskan Tujuan, dapat digunakan Model Mager dalam Kardi dan Nur (2000:18). Mager
mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran khusus harus sangat spesifik. Tujuan yang ditulis dalam
format Mager dikenal sebagai tujuan perilaku dan terdiri dari tiga bagian: Perilaku siswa, Situasi
pengetesan dan Kriteria kinerja.
2) Memilih Isi, kebanyakan guru pemula meskipun telah beberapa tahun mengajar, tidak dapat
diharapkan akan menguasai sepenuhnya materi pelajaran yang diajarkan. Bagi mereka yang masih
dalam proses menguasai sepenuhnya materi ajar, disarankan agar dalam memilih materi ajar
mengacu pada GBPP kurikulum yang berlaku, dan buku ajar tertentu Kardi dan Nur 2000:20).
3) Melakukan Analisis Tugas, analisis tugas ialah alat yang digunakan oleh guru untuk mengidentifikasi
dengan presisi yang tinggi hakikat yang setepatnya dari suatu keterampilan atau butir pengetahuan
yang terstruktur dengan baik, yang akan diajarkan guru. Ide yang melatar belakangi analisis tugas
ialah, bahwa informasi dan keterampilan yang kompleks tidak dapat dipelajari semua dalam kurun
waktu tertentu.
4) Merencanakan Waktu dan Ruang, pada suatu pengajaran langsung, merencanakan dan mengelola
waktu merupakan kegiatan yang sangat penting. Ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh guru: (1)
bakat dan kemampuan siswa, (2) memotivasi siswa agar mereka tetap melakukan tugas-tugasnya
dengan perhatian yang optimal.
2) Menyampaikan Tujuan
3) Menyiapkan Siswa
5) Mencapai Kejelasan
6) Melakukan Demontrasi
8) Berlatih
Berikut contoh materi dari pembelajaran langsung dengan menggunakan model pembelajaran
langsung:
2. Kegiatan Inti
a. Sikap
b. Pengetahuan
c. Keterampilan
3. Kegiatan Penutup
1) Guru menentukan materi pelajaran: menjelaskan pengertian dan ruang lingkup sejarah dengan cara
ceramah dan menjelaskan pengertian sejarah kepada peserta didik.
2) Guru meninjau pelajaran sebelumnya: menanyakan kembali materi sebelumnya dengan adanya
umpan balik antar guru dan siswa.
3) Guru menetukan tujuan pelajaran: menjelaskan cakupan materi yang akan di bahas.
1) Guru menjelaskan konsep atau ketrampilan baru: guru menjelaskan sejarah sebagai peristiwa,kisah
,ilmu, dan seni. Serta guru memberikan contoh kepada siswa.
2) Guru menyajikan representasi visual atau tugas yang di berikan: guru menjelaskan dengan cara
ceramah.
3) Guru memastikan pemahan: untuk memastikan pemaham yang sudah di jelaskan guru menanyakan
kembali kepada peserta didik apa tadi yang sudah di jelaskan mengenai pengertian sejarah.
1) Guru menentukan kelompok siswa dengan contoh praktik dalam beberapa langkah: guru menjelaskan
aturan-aturan dalam praktek dengan cara terstruktur.
2) Siswa merespon pertanyaan: ketika guru memberikan pertanyaan yang terkait dengan pengertian
sejarah kepada siswa, siswa merespon dengan pertanyaan.
3) Guru memberikan koreksi terhadap kesalahan dan memperkuat praktik yang telah benar: adanya
umpan balik antar guru dan siswa agar siswa dapat memahami apa yang sudah di praktikkan oleh
siswa.
1) Siswa berpraktik secara semi-independen: siswa melakukan peraktik dengan kemauan mereka sendiri.
2) Guru menggilir siswa untuk melakukan praktik dan mengamati praktik: dalam hal ini peran guru
mengontrol siswa, dan juka dibutuhkan, memberikan respons yang korektif ketika di butuhkan.
1) Guru melakukan praktik secara mandiri di rumah atau di kelas: dalam hal ini guru memberikan
kesempatan latihan mandiri yang terkait dengan pengertian sejarah.
2) Guru menunda respons balik dan memberikannya di akhir rangkaian praktik: dalam hal ini guru
memberikan respon balik pada akhir parktik yang sudah dilakukan oleh siswa.
3) Praktik mandiri dilakukan beberapa kali dalam periode yang lama: praktik mandiri memerlukan jangka
waktu yang lama dalam hal pemahan materi.
Alasan saya karena model pembelajaran ini efektif untuk mengukur pencapaian kompetensi
dasar yang ada dalam kurikulum 2013, keahlian dalam memahami suatu materi dan konsep menurut
pemikirannya sendiri. Dalam pelaksanaan pembelajaran ini berlandaskan teori yang berpandangan
bahwa belajar bergantung kepada pengalaman peserta didik. Pengajaran pada model ini
mengutamakan pada pendekatan secara deklaratif dengan titik berat pada proses belajar konsep dan
keterampilan peserta didik sehingga dapat menciptakan suasana pembelajarn yang lebih terstruktur
sesuai dengan sifat pelajaran sejarah yang diakronis dan sinkronik. Selain peserta didik, pendidik harus
aktif juga dalam proses pembelajaran di dalam maupun di luar kelas karena di sini pendidik di jadikan
contoh bagi peserta didik.
Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) merupakan salah satu pendekatan mengajar
yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan
deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan
pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Dengan penerapan model pembelajaran ini
peserta didik diberikan kesempatan untuk berlatih menerapkan konsep atau keterampilan
berkomunikasi dengan cara melakukan umpan balik tentang materi yang telah dipelajarinya. Prioritas
dalam pembelajaran langsung ini adalah fous pada akademik artinya dalam pemilihan tugas-tugas
harus memiliki milai akademik yang dapat berarti bagi peserta didik.
http://nurmarifa8.blogspot.co.id/2014/12/pembelajaran-langsung-direct-instruction.html
Pada fase persiapan, guru memotivasi siswa agar siap menerima presentasi materi pelajaran
yang dilakukan melalui demonstrasi tentang keterampilan tertentu. Pembelajaran diakhiri dengan
pemberian kesempatan kepada siswa untuk melakukan pelatihan dan pemberian umpan balik terhadap
keberhasilan siswa. Pada fase pelatihan dan pemberian umpan balik tersebut, guru perlu selalu
mencoba memberikan kesempatan pada siswa untuk menerapkan pengetahuan atau keterampilan
yang dipelajari kedalam situasi kehidupan nyata.
Langkah-langkah spesifik pembelajaran langsung, yaitu :
a. Menyiapkan Siswa
Tujuan langkah awal ini untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa, serta memotivasi mereka
untuk berperan serta dalam pelajaran itu.
b. Menyampaikan Tujuan
Penyampaian tujuan kepada siswa dapat dilakukan guru melalui rangkuman rencara pembelajaran
dengan cara menuliskannya di papan tulis atau menempelkan informasi tertulis pada papan bulletin,
yang berisi tahap-tahap dan isinya, serta alokasi waktu yang disediakan untuk setiap tahap.
c. Menyiapkan Siswa
Kegiatan ini bertujuan untuk menarik perhatian siswa, memusatkan perhatian siswa pada pokok
pembicaraan, dan mengingatkan kembali pada hasil belajar yang telah dimilikinya, yang relevan
dengan pokok pembicaraan yang akan dipelajari.
d. Presentasi dan Demonstrasi
Kunci untuk berhasil ialah mempresentasikan informasi sejelas mungkin dan mengikuti langkah-
langkah demonstrasi yang efektif.
e. Mencapai Kejelasan
Kemampuan guru untuk memberika informasi yang jelas dan spesifik kepada siswa, mempunyai
dampak yang positif terhadap proses belajar siswa. Sementara itu, para peneliti dan pengamat
terhadap guru pemula dan belum berpengalaman menemukan banyak penjelasan yang kabur dan
membingungkan. Hal ini pada umumnya terjadi pada saat guru tidak menguasai sepenuhnya isi pokok
bahasan yang dikerjakannya, dan tidak menguasai teknik komunikasi yang jelas.
f. Melakukan Demonstrasi
Agar dapat mendemonstrasikan suatu konsep atau keterampilan dengan berhasil, guru perlu
dengan sepenuhnya menguasai konsep atau keterampilan yang akan didemonstrasikan, dan berlatih
melakukan demonstrasi untuk menguasai komponen-komponennya.
g. Mencapai Pemahaman dan Penguasaan
Untuk menjamin agar siswa akan mengamati tingkah laku yang benar dan bukan sebaliknya, guru
perlu benar-benar memperhatikan apa yang terjadi pada setiap tahap demonstrasi.
h. Berlatih
Agar dapat mendemostrasikan sesuatu dengan benar diperlukan latihan yang intensif, dan
memperhatikan aspek-aspek penting dari keterampilan atau konsep yang didemonstrasikan
7. Tugas-Tugas Perencanaan
Sebelum melaksanakan pembelajaran langsung guru perlu merencanakan proses pembelajaran.
Adapun tugas-tugas perencanaan guru adalah :
a. Merumuskan Tujuan
Menurut Mager tujuan yang baik perlu berorientasi pada siswa yang spesifik, mengandung
uraian yang jelas tentang situasi penilaian (kondisi evaluasi), dan mengandung tingkat ketercapaian
kinerja yang diharapkan (kriteria keberhasilan).
b. Memilih Isi
Bagi guru pemula yang masih dalam proses penguasaan sepenuhnya materi ajar, disarankan
agar dalam memilih materi ajar mengacu pada GBPP kurikulum yang berlaku, dan buku ajar tertentu
(Kardi & Nur,2000:20).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar
dari awal sampai akhirnya yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode
dan teknik pembelajaran.
Macam-macam model pembelajaran diantaranya adalah model pembelajaran
kontekstual, Pembelajaran Langsung, Pembelajaran Kooperatif, Pembelajaran, Berdasarkan
Masalah, Pembelajaran Diskusi Kelas, Pembelajaran Inkuiri atau Belajar Melalui Penemuan,
dan Model OME-AKE.
Model pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang
khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif
dan pengetahuan prosedur yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola
kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.
Ciri-ciri model pembelajaran langsung adalah 1)Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model
pada siswa termasuk prosedur penilaian belajar 2)Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan
pembelajaran, dan 3)Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar
Teori yang melandasi pembelajaran langsung adalah teori belajar sosial yang juga disebut belajar
melalui observasi. Tokoh penyumbang dasar pengembangan model pembelajaran langsung adalah
Arends, John Dolard, Neal Miller, dan Albert Bandora yang percaya bahwa sebagian besar manusia
belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain.
Adapun jenis – jenis pembelajan langsung diantaranya ceramah, praktek, ekspositori, demonstrai,
kuesioner dan mencongak.
Langkah atau sintaks dari pembelajaran langsuns adalah:
Fase 1: Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
Fase 2: Mendemostrasikan pengetahuan dan keterampilan
Fase 3: Membimbing pelatihan
Fase 4: Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
Fase 5: Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjut dan penerapan
B. SARAN
Sebagai calon guru, hendaknya kita mempelajari berbagai macam model-model
pembelajaran denagn sungguh-sungguh, sehingga kita dapat mengaplikasikannya dalam
pembelajaran yang akan kita alami kemudian hari. Model pembelajaran sangat penting
karena dapat mempengaruhi keberhasilan pengajaran bagi guru, dan belajar bagi siswa.
Penggunaan model harus disesuaikan dengan keadaan sekolah, keadaan guru,
keadaan siswa, serta kurikulum yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
http://bahtiar2385.wordpress.com
http://foto1.detik.com
http://one.indoskripsi.com
http://info.g.excess.com
http://anwarholil.blogspot.com/2009/01/model-pengajaran-langsung.html
http://anggianggraeni26.blogspot.co.id/2016/01/pembelajaran-langsung.html
a. Definisi/Konsep
Model Discovery Learning adalah didefinisikan sebagai proses
pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran
dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri.
Sebagaimana pendapat Bruner, bahwa: “Discovery Learning can be
defined as the learning that takes place when the student is not presented
with subject matter in the final form, but rather is required to organize
it him self” (Lefancois dalam Emetembun, 1986:103). Ide dasar Bruner
ialah pendapat dari Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan
aktif dalam belajar di kelas.
Model Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan
hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu
kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi bila individu
terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk
menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui
observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi. Proses
tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri
adalah the mental process of assimilatig conceps and principles in the
mind (Robert B. Sund dalam Malik, 2001:219).
Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri
(inquiry). Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada kedua istilah ini, pada
Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau
prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan
discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang diperhadapkan
kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru, sedangkan
pada inkuiri masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga siswa harus
mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan
temuan-temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian.
5) Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan
temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah,
2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar
akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau
pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada,
pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian
dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.
Untuk memfasilitasi proses belajar yang baik dan kreatif harus berd
asarkan pada
manipulasi bahan pelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan ko
gnitif siswa.
Manipulasi bahan pelajaran bertujuan untuk memfasilitasi kemampua
n siswa dalam berpikir
(merepresentasikan apa yang dipahami) sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
c) Bahan ajar disajikan dalam bentuk informasi dan peserta didik melakukan
kegiatan menghimpun, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis,
serta membuat kesimpulan.
b. Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh
karenamenguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
a. Metode inimenimbulkan
asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yangk
urang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atauberpikiratau
mengungkapkan hubunganantara konsep-
konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan meni
mbulkan frustasi.
b.
Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak,
karenamembutuhkan
waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau
pemecahan masalah lainnya.
c. Harapan-
harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapa
ndengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar
yang lama.
d. Pengajaran discovery
lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan
mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara
keseluruhan kurang mendapat perhatian.
e.
Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk me
ngukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa
Pertama-
tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menim
bulkan
kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generali
sasi, agar timbul
keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat mem
ulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca
buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan
pemecahan masalah. Stimulasi
pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar
yang dapat mengembangkan dan membantu siswa
dalam mengeksplorasi bahan. Dalam hal ini Bruner
memberikan stimulation dengan menggunakan teknik bertanya yaitu
dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang dapat menghadapkan siswa pada kondisi internal y
ang
mendorong eksplorasi. Dengan demikian seorang Guru harus mengu
asai teknik-teknik
dalam memberi stimulus kepada siswa agar tujuan mengaktifkan sis
wa untuk mengeksplorasi dapat tercapai.
Identifikasi Masalah dalam model Pembelajaran Discovery Learning atau Penemuan bisa dengan cara
diskusi
Pengumpulan Data dalam model Pembelajaran Discovery Learning atau Penemuan bisa dengan cara
wawancara, Studi Pustaka, dll.
Dataprocessing
disebut juga dengan pengkodean coding/ kategorisasi yang berfungsi
sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi ters
ebut siswa akan
mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/ penyele
saian yang perlu mendapat pembuktian secara logis
Ini contoh verifikasi data dalam model Pembelajaran Discovery Learning atau Penemuan
5. Verification (Pembuktian)
Contoh Proses Menarik Simpulan dalam model Pembelajaran Discovery Learning atau Penemuan
Tahap Deskripsi
D. Sistem Penilaian
1. Penilaian Tertulis
a. pilihan ganda
c. menjodohkan
b. jawaban singkat
c. soal uraian
Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah, isian
singkat, dan
menjodohkan merupakan alat yang hanya menilai kemampuan berpi
kir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes pilihan
ganda dapat digunakan untuk menilai
kemampuan mengingat dan memahami. Pilihan ganda mempunyai k
elemahan, yaitu peserta didik tidak mengembangkan sendiri jawabannya
tetapi cenderunghanya memilih jawaban yang benar dan jika peserta didik
tidak mengetahui jawaban yang benar, maka peserta didik akan menerka.
Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut pese
rta didik untuk
mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-
hal yang sudah
dipelajari, dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagas
an tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-
katanya sendiri. Alat ini dapat menilai
berbagai jenis kemampuan, misalnya mengemukakan pendapat, berp
ikir logis, dan menyimpulkan.Kelemahan alat ini antara lain cakupan
materi yang ditanyakan terbatas.
Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-
hal berikut:
b. konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas.
2. PenilaianDiri
Daftar Pustaka
http://darussholahjember.blogspot.com/2011/05/aplikasi-metode-
discovery-learning.
http://ebookbrowse.com/pengertian-model-pembelajaran-discovery-
learning-menurut-para-ahli-pdf-d368189396
http://prismabekasi.blogspot.com/2012/10/definisi-belajar-menurut-para-
ahli.html
Jurnal Geliga Sains 3 (2), 8-13, 2009 Program Studi Pendidikan Fisika
FKIP Universitas Riau ISSN 1978-502X.