Anda di halaman 1dari 13

MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG

KELOMPOK I

1. Rezky Zepriani Rais 1713041010

2. Eda Silambi` 1713040014

3. Resty Fauziah 1713042004

4. Julkipli Eko Baskoro 17130420

5. Mavdita Pratiwi 1613042024

6. Atika Hardianti Syam 1613440004

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
RANGKUMAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG

A. Pengertian Model Pembelajaran Langsung


Model pembelajaran langsung atau Direct Instruction, juga dikenal dengan
istilah strategi belajar ekspositori dan whole class teaching. Pembelajaran
langsung merupakan suatu model pembelajaran yang terdiri dari penjelasan guru
mengenai konsep atau keterampilan baru terhadap siswa. Menurut Arends (dalam
Trianto, 2009) Model pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk
mengembangkan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif.
Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan tentang sesuatu sedangkan
pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan
sesuatu yang keduanya berstruktur dengan baik dapat dipelajari selangkah demi
selangkah
Model pengajaran langsung (Direct Instruction) dilandasi oleh teori belajar
perilaku yang berpandangan bahwa belajar bergantung pada pengalaman termasuk
pemberian umpan balik. Satu penerapan teori perilaku dalam belajar adalah
pemberian penguatan. Umpan balik kepada siswa dalam pembelajaran merupakan
penguatan yang merupakan penerapan teori perilaku tersebut.
Lebih lanjut Arends (2001) menyatakan: ”Direct instruction is a teacher-
centered model that has five steps: establishing set, explanation and/or
demonstration, guided practice, feedback, and extended practice a direct
instruction lesson requires careful orchestration by the teacher and a learning
environment that businesslike and task-oriented”. Artinya: Pengajaran langsung
adalah model berpusat pada guru yang memiliki lima langkah: menetapkan tujuan,
penjelasan dan/atau demonstrasi, panduan praktek, umpan balik, dan perluasan
praktek. Pelajaran dalam pengajaran langsung memerlukan perencanaan yang
hati-hati oleh guru dan lingkungan belajar yang menyenangkan dan berorientasi
tugas.
Sedangkan menurut Hamzah (2008) bahwa model pembelajaran langsung
adalah program yang paling efektif untuk mengukur pencapaian keahlian dasar,
keahlian dalam memahami suatu materi dan konsep diri sendiri. Model
pembelajaran langsung ini sangat ditentukan oleh pendidik, artinya pendidik
berperan penting dan dominan dalam proses pembelajaran. Penyebutan ini
mengacu pada gaya mengajar di mana pendidik terlibat aktif dalam mengusung isi
pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya kepada seluruh peserta didik
dalam kelas. Sedangkan Joyce, Weil, Calhoun (1972) berpendapat suatu model
pembelajaran yang terdiri dari penjelasan guru mengenai konsep atau
keterampilan baru terhadap siswa.
Model pengajaran langsung memberikan kesempatan siswa belajar dengan
mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan apa yang dimodelkan
gurunya. Oleh karena itu hal penting yang harus diperhatikan dalam menerapkan
model pengajaran langsung adalah menghindari menyampaikan pengetahuan yang
terlalu kompleks. Di samping itu, model pengajaran langsung mengutamakan
pendekatan deklaratif dengan titik berat pada proses belajar konsep dan
keterampilan motorik, sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang lebih
terstruktur.
Guru yang menggunakan model pengajaran langsung tersebut bertanggung
jawab dalam mengidentifikasi tujuan pembelajaran, struktur materi, dan
keterampilan dasar yang akan diajarkan. Kemudian menyampaikan pengetahuan
kepada siswa, memberikan permodelan/demonstrasi, memberikan kesempatan
pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep/keterampilan yang telah dipelajari,
dan memberikan umpan balik.

B. Karakteristik Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)


Salah satu karakteristik dari suatu model pembelajaran adalah adanya
sintaks/tahapan pembelajaran. Selain harus memperhatikan sintaks, guru yang
akan menggunakan pengajaran langsung juga harus memperhatikan variabel-
variabel lingkungan lain, yaitu fokus akademik, arahan dan kontrol guru, harapan
yang tinggi untuk kemajuan siswa, waktu dan dampak dari pembelajaran. Joyce
and Weil berpendapat beberapa keunggulan terpenting dari pembelajaran
langsung adalah adanya Fokus akademik merupakan prioritas pemilihan tugas-
tugas yang harus dilakukan siswa selama pembelajaran, aktivitas akademik harus
ditekankan.
Pengarahan dan kontrol guru terjadi ketika memilih tugas-tugas siswa dan
melaksanakan pembelajaran, menentukan kelompok, berperan sebagai sumber
belajar selama pembelajaran dan meminimalkan kegiatan non akademik. Kegiatan
pembelajaran diarahkan pada pencapaian tujuan sehingga guru memiliki harapan
yang tinggi terhadap tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa. Dalam
model pembelajaran langsung terdapat beberapa ciri-ciri khusus yang memberikan
keunggulan pada model ini. Adapun ciri-ciri tersebut, diantaranya:
a. Fokus akademik
Fokus akademik berarti prioritas tertinggi yang diletakkan dalam penugasan
dan penyelesaian tugas akademik. Dalam hal ini, penggunaan perangkat non
akademik seperti misalnya mainan dan teka-teki tidak terlalu ditekankan atau
bahkan ditiadakan. Menurut beberapa para ahli, fokus yang kuat terhadap masalah
akademik menciptakan keterlibatan siswa yang semakin kuat dalam rangka
menghasilkan dan memajukan prestasi mereka (Fisher, Berliner, Filby, Marliave,
Ghen, dan Dishaw, 1980; Madaus, Airasian, dan Kellaghan, 1980; Rosenshine,
1970, 1971, 1985).
b. Arahan dan kontrol guru
Kontrol dan arahan guru diberikan saat guru memilih dan mengarahkan
tugas pembelajaran, menegaskan peran inti selama memberi instruksi, dan
meminimalisir jumlah percakapan siswa yang tidak berorientasi akademik.
c. Harapan yang tinggi terhadap perkembangan siswa
Guru memiliki harapan besar kepada peserta didik serta concern dalam
bidang tersebut akan berupaya menghasilkan kemajuan akademik serta perilaku
kondusif demi terciptanya kemajuan dalam pendidikan.
d. Sistem manajemen waktu
Salah satu tujuan dari model pembelajaran langsung, yaitu memaksimalkan
waktu belajar siswa. Dalam hal ini, perilaku-perilaku guru yang tampak
berhubungan langsung dengan waktu yang dimiliki siswa dan rating kesuksesan
dalam mengerjakan tugas, yang pada akhirnya juga berhubungan dengan tingkat
kemajuan prestasi siswa. Menurut Rosenshine (1970) siswa menghabiskan waktu
50% sampai 70% waktu untuk mengerjakan tugas seorang diri. Artinya, siswa
dituntut untuk menyelesaikan tugas dalam 50% sampai 70% dari jumlah waktu.
Jika hal ini dimaksimalkan, akan berdampak pada kemajuan prestasi siswa yang
cukup signifikan.

C. Macam – Macam Pembelajaran Langsung


1. Demonstrasi
Model pembelajaran demonstrasi adalah model mengajar yang menggunakan
peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana
melakukan sesuatu kepada peserta didik.
2. Questioner
Questioner (Daftar Pertanyaan) adalah salah satu alat pengumpul data yang
paling popular dalam penelitian social, sehingga paling banyak digunakan. Akan tetapi
merancang sebuah questioner yang baik adalah tidak mudah. Sangat sulit untuk
merumuskan dan membuat pertanyaan yang baik dalam sebuah questioer, kadang-
kadang perlu ditulis berulang-ulang sampai akhirnya cocok untuk dipakai sesuai
dengan tujuan penelitian. Questioer harus menggambarkan ukuran variable yang
dicari.
3. Ceramah merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seorang
kepada sejumlah pendengar.
4. Ekspositori, merupakan suatu cara penyampaian informasi yang mirip dengan
ceramah, hanya saja frekuensi pembicara/guru lebih sedikit.
5. Mencongak
Membicarakan metode ini, mengingatkan kita pada masa jadul, masa kala kita
masih duduk dibangku sekolah dasar. Selain itu, mencongak juga erat sekali dengan
pelajaran matematika, kedua nya bak aur dengan tebing, di mana keberadaanya
keduanya seperti tidak terpisahkan, ada matematika pasti mencongak dan mencongak
pasti matematika. Memang dulu, metode ini tidak pernah digunakan pada mata
pelajaran lain selain pada matematika.
Mencongak adalah metode menghitung di luar kepala, dengan ingatan saja dan
siswa cukup menuliskan hasilnya. Siswa harus menjawab setiap pertanyaanya yang
dibacakan oleh gurudengan waktu yang singkat. Dengan pelaksanaan yang kontinu
(berkesinambungan, terus-menerus, dan berkelanjutan) di setiap pelajaran matematika,
maka hasil yang diharapkan adalah siswa akan lebih mudah mengingat tentang
perkalian dan lebih cepat dalam menghitung matematika. tidak sekedar ingat dan
hafal, tetapi dapat melekat yang sangat rekat dipikiran siswa, karena terbiasa.

D. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Langsung

Dalam setiap model pembelajaran yang diterapkan oleh guru, pasti memiliki
kelebihan dan kelemahan. Tidak terkecuali model pembelajaran langsung.
Adapun kelebihan dan kelemahan model pembelajaran langsung, sebagai berikut:
a. Kelebihan model pembelajaran langsung :
 Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan
urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan
fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.
 Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
 Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-
kesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat
diungkapkan.
 Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan
pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.
 Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan
keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi
rendah.
 Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam
waktu yang relatif singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh
siswa.
 Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai
mata pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang dapat merangsang
ketertarikan dan dan antusiasme siswa.
 Ceramah merupakan cara yang bermanfaat untuk menyampaikan informasi
kepada siswa yang tidak suka membaca atau yang tidak memiliki
keterampilan dalam menyusun dan menafsirkan informasi.
 Secara umum, ceramah adalah cara yang paling memungkinkan untuk
menciptakan lingkungan yang tidak mengancam dan bebas stres bagi siswa.
Para siswa yang pemalu, tidak percaya diri, dan tidak memiliki pengetahuan
yang cukup tidak merasa dipaksa dan berpartisipasi dan dipermalukan.
 Model pembelajaran langsung dapat digunakan untuk membangun model
pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukkan
bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi
dianalisis, dan bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan.
 Pengajaran yang eksplisit membekali siswa dengan ”cara-cara disipliner
dalam memandang dunia (dan) dengan menggunakan perspektif-perspektif
alternatif” yang menyadarkan siswa akan keterbatasan perspektif yang
inheren dalam pemikiran sehari-hari.
 Model pembelajaran langsung yang menekankan kegiatan mendengar
(misalnya ceramah) dan mengamati (misalnya demonstrasi) dapat
membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini.
 Ceramah dapat bermanfaat untuk menyampaikan pengetahuan yang tidak
tersedia secara langsung bagi siswa, termasuk contoh-contoh yang relevan
dan hasil-hasil penelitian terkini.
 Model pembelajaran langsung (terutama demonstrasi) dapat memberi siswa
tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat di antara
teori (yang seharusnya terjadi) dan observasi (kenyataan yang mereka lihat).
 Demonstrasi memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi pada hasil-hasil
dari suatu tugas dan bukan teknik-teknik dalam menghasilkannya. Hal ini
penting terutama jika siswa tidak memiliki kepercayaan diri atau
keterampilan dalam melakukan tugas tersebut.
 Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi
apabila model pembelajaran langsung digunakan secara efektif.
 Model pembelajaran langsung bergantung pada kemampuan refleksi guru
sehingga guru dapat terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya.
b. Kelemahan Model Pembelajaran Langsung
 Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk
mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati,
dan mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-
hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya kepada siswa.
 Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan
dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan
pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa.
 Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif,
sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan
interpersonal mereka.
 Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi
pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap,
berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi
bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.
 Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru
yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi karakteristik model
pembelajaran langsung, dapat berdampak negatif terhadap kemampuan
penyelesaian masalah, kemandirian, dan keingintahuan siswa.
 Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi
guru. Komunikator yang buruk cenderung menghasilkan pembelajaran yang
buruk pula dan model pembelajaran langsung membatasi kesempatan guru
untuk menampilkan banyak perilaku komunikasi positif.
 Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci, atau abstrak, model
pembelajaran langsung mungkin tidak dapat memberi siswa kesempatan
yang cukup untuk memproses dan memahami informasi yang disampaikan.
 Model pembelajaran langsung memberi siswa cara pandang guru mengenai
bagaimana materi disusun dan disintesis, yang tidak selalu dapat dipahami
atau dikuasai oleh siswa. Siswa memiliki sedikit kesempatan untuk
mendebat cara pandang ini.
 Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa, siswa
akan kehilangan perhatian setelah 10-15 menit dan hanya akan mengingat
sedikit isi materi yang disampaikan.
 Jika terlalu sering digunakan, model pembelajaran langsung akan membuat
siswa percaya bahwa guru akan memberitahu mereka semua yang perlu
mereka ketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai
pembelajaran mereka sendiri.
 Karena model pembelajaran langsung melibatkan banyak komunikasi satu
arah, guru sulit untuk mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman
siswa. Hal ini dapat membuat siswa tidak paham atau salah paham.
 Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa.
Sayangnya, banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga dapat
melewatkan hal-hal yang dimaksudkan oleh guru.

E. Langkah-langkah atau Sintak Model Pembelajaran Langsung


Pada Model Pembelajaran Direct Instruction terdapat lima fase yang sangat
penting. Sintaks Model tersebut disajikan dalam 5 (lima) tahap, seperti ditunjukan
table berikut:
 Fase 1 : Fase Orientasi
Pada fase ini guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap
materi pelajaran. Kegiatan pada fase ini meliputi:
 Kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki siswa
 Mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pembelajaran
 Memberi penjelasan atau arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan
 Menginformasikan materi atau konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang
akan dilakukan selama pembelajaran
 Menginformasikan kerangka pelajaran
 Memotivasi siswa
 Fase 2 : Fase Presentasi/Demonstrasi
Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep
atau keterampilan. Kegiatan ini meliputi:
 Penyajian materi dalam langkah-langkah
 Pemberian contoh konsep
 Pemodelan/peragaan keterampilan
 Menjelaskan ulang hal yang dianggap sulit atau kurang dimengerti oleh siswa
 Fase 3 : Fase Latihan Terstruktur
Dalam fase ini, guru merencanakan dan memberikan bimbingan kepada
siswa untuk melakukan latihan-latihan awal. Guru memberikan penguatan
terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi yang salah
 Fase 4 : Fase Latihan Terbimbing
Pada fase berikutnya, siswa diberi kesempatan untuk berlatih konsep dan
keterampilan serta menerapkan pengetahuan atau keterampilan tersebut ke situasi
kehidupan nyata.
Latihan terbimbing ini baik juga digunakan guru unruk mengakses kemampuan
siswa dalam melakukan tugas, mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan
tugas dengan baik atau tidak, serta memberikan umpan balik. Guru memonitor
dan memberikan bimbingan jika perlu.
 Fase 5 : Fase Latihan Mandiri
Siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, fase ini dapat dilalui
siswa dengan baik jika telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85% - 90%
dalam fase latihan terbimbing. Guru memberikan umpan balik bagi keberhasilan
siswa.

F. Pelaksanaan Pembelajaran Langsung


Sebagaimana halnya setiap mengajar, pelaksanaan yang baik model
pengajaran langsung memerlukan tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan
yang jelas dari guru selama berlangsungnya perencanaan, pada saat melaksanakan
pembelajaran, dan waktu menilai hasilnya. Ciri utama unik yang terlihat dalam
melaksanakan suatu pengajaran langsung adalan sebagai berikut.
a. Tugas-Tugas Perencanaan
Pengajaran langsung dapat diterapkan di bidang studi apa pun, namun
model ini paling sesuai untuk mata pelajaran yang berorientasi pada penampilan
atau kinerja seperti menulis, membaca, matematika, musik, dan pendidikan
jasmani. Di samping itu pengajaran langsung juga cocok untuk mengajarkan
komponen-komponen keterampilan dan mata pelajaran sejarah dan sains.
1) Merumuskan Tujuan, dapat digunakan Model Mager dalam Kardi dan Nur
(2000:18). Mager mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran khusus harus
sangat spesifik. Tujuan yang ditulis dalam format Mager dikenal sebagai
tujuan perilaku dan terdiri dari tiga bagian: Perilaku siswa, Situasi pengetesan
dan Kriteria kinerja.
2) Memilih Isi, kebanyakan guru pemula meskipun telah beberapa tahun
mengajar, tidak dapat diharapkan akan menguasai sepenuhnya materi
pelajaran yang diajarkan. Bagi mereka yang masih dalam proses menguasai
sepenuhnya materi ajar, disarankan agar dalam memilih materi ajar mengacu
pada GBPP kurikulum yang berlaku, dan buku ajar tertentu Kardi dan Nur
2000:20).
3) Melakukan Analisis Tugas, analisis tugas ialah alat yang digunakan oleh guru
untuk mengidentifikasi dengan presisi yang tinggi hakikat yang setepatnya
dari suatu keterampilan atau butir pengetahuan yang terstruktur dengan baik,
yang akan diajarkan guru. Ide yang melatar belakangi analisis tugas ialah,
bahwa informasi dan keterampilan yang kompleks tidak dapat dipelajari
semua dalam kurun waktu tertentu.
4) Merencanakan Waktu dan Ruang, pada suatu pengajaran langsung,
merencanakan dan mengelola waktu merupakan kegiatan yang sangat
penting. Ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh guru: (1) bakat dan
kemampuan siswa, (2) memotivasi siswa agar mereka tetap melakukan tugas-
tugasnya dengan perhatian yang optimal.

b. Langkah-langkah Pembelajaran Model Pengajaran Langsung


Langkah-langkah pembelajaran model langsung pada dasarnya mengikuti
pola-pola pembelajaran secara umum. Menurut Slavin (2003) mengemukakan
tujuh langkah dalam sintaks pembelajaran langsung, yaitu sebagai berikut.
 Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada
siswa. Dalam tahap ini guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari
dan kinerja siswa yang diharapkan.
 Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam tahap ini
guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan
keterampilan yang telah dikuasai siswa.
 Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini, guru menyampaikan
materi, menyajikan informasi, memberikan contoh-contoh,
mendemontrasikan konsep dan sebagainya.
 Melaksanakan bimbingan. Bimbingan dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan
mengoreksi kesalahan konsep.
 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam tahap ini,
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilannya
atau menggunakan informasi baru secara individu atau kelompok.
 Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Guru memberikan
reviu terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberikan umpan balik
terhadap respon siswa yang benar dan mengulang keterampilan jika
diperlukan.
 Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini, guru dapat memberikan
tugas-tugas mandiri kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya
terhadap materi yang telah mereka pelajari.
DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Lukmanul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana


Prima.

Kardi, Soeparman dan Mohammad Nur. 2004. Pengajaran Langsung. Surabaya:


PSMS Unesa.
Majid, Abdul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Rosda Karya.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher.

Anda mungkin juga menyukai