Anda di halaman 1dari 37

BAB II

PENDEKATAN LEARNING BY DOING DAN KONTRIBUSINYA


TERHADAP KEMAMPUAN SEWING PESERTA DIDIK DI SMK
A. Pendekatan Learning By Doing Pada Kompetensi Sewing
1. Konsep Pendekatan Learning By Doing
Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru
dan peserta didik dalam mencapai tujuan intruksional untuk suatu satuan
intruksional tertentu. Pendekatan pembelajaran merupakan penjelas untuk
mempermudah bagi para guru memberikan pelayanan belajar dan juga
mempermudah bagi peserta didik untuk memahami materi ajar yang disampaikan
guru, dengan memelihara suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Tujuan intruksional yang dinyatakan dengan baik dalam satuan pelajaran
dapat mengkomunikasikan suatu usaha intruksional agar tingkah laku tertentu
dapat dicapai. Dalam upaya pencapaian tujuan tersebut akan menghasilkan
kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, hal ini akan memberikan
dampak tertentu terhadap sistem pembelajaran beralih pendekatannya dari cara
lama ke cara baru yang lebih meyakinkan. Beberapa perubahan dalam pendekatan
tersebut yaitu :
a. Penerapan prinsip-prinsip belajar mengajar yang lugas dan terencana
b. Mengacu pada aspek-aspek perkembangan sesuai tingkatan peserta didik
c. Dalam proses pembelajaran betul-betul menghormati individu peserta didik
d. Memperhatikan kondisi objektif individu bertitik tolak pada perkembangan
pribadi peserta didik

13

14

e. Menggunakan metode dan teknik mengajar yang sesuai dengan kebutuhan


materi pelajaran
f. Memaparkan konsep masalah dengan penuh disiplin
g. Menggunakan pengukuran dan evaluasi hasil belajar yang standar untuk
mengukur kamajuan belajar
h. Penggunaan alat-alat audio visual dengan memanfaatkan fasilitas maupun
perlengkapan yang tersedia secara optimal
Dalam pembelajaran, guru harus terampil menggunakan pendekatan secara
arif dan bijaksana, karena pandangan guru terhadap peserta didik akan
menentukan sikap dan perbuatan di dalam memilih pendekatan pembelajaran.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan di SMK adalah
pendekatan pengalaman.
Experience is the best teacher, pengalaman adalah guru yang baik. Belajar
dari pengalaman adalah lebih baik daripada sekedar bicara, dan tidak pernah
berbuat sama sekali. Ciri-ciri pengalaman yang edukatif adalah berpusat pada
suatu tujuan yang berarti bagi anak (meaningful), kontinu dengan kehidupan anak,
interaktif dengan lingkungan dan menambah integrasi anak.
Hasil penelitian Brown (1998:2) mengungkapkan bahwa pendekatan
problem solving bagi pembelajaran dan pengajaran telah berkembang dari teoriteori John Dewey. Ini telah digunakan dalam pendidikan kejuruan sebagai suatu
cara untuk menghubungkan pembelajaran kelas dengan situasi atau masalah
kehidupan nyata. Hasil penelitian ini berfokus pada aplikasi praktek pemecahan

15

masalah dalam pendidikan kejuruan dan hubungannya dengan lingkungan belajar


kontekstual.
Sejalan dengan temuan dari penelitian Kerka (Mally Maeliah, 2008:10)
tentang pendekatan pembelajaran yang dikembangkan untuk pendidikan kejuruan,
yaitu :
Fokus pembelajaran harus ada dalam pembentukan pengetahuan individu
yang aktif dan utama pendidikan kejuruan untuk mempermudah pembentukan
pengetahuan melalui pendekatan pengalaman, konteks dan sosial pada
lingkungan dunia nyata.

a. Pengertian Pendekatan Learning By Doing


Pembelajaran bekerja langsung (learning by doing) dikembangkan oleh
John Dewey (Siti Nilla SM, 2005:30) yang menyatakan bahwa men have to do
something to the this when they wish ti find out something, they have to other
conditions. Pandangan ini diperkuat oleh Oemar Hamalik (1990:175), bahwa
Belajar yang efektif jika kegiatan belajar itu diarahkan pada upaya bagi individu
untuk dapat bekerja, melakukan tugas-tugas pekerjaan dalam bidang pekerjaan
tertentu.
Pembelajaran bekerja langsung (learning by doing) direncanakan dengan
mengatur waktu dan tempat secara khusus untuk tiap kompetensi. Pembelajaran
ditekankan pada drill, riview, demonstrasi dan pembelajaran yang sistematis untuk
memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik sesuai dengan situasi dan
kondisi di dunia kerja.

16

b. Fungsi dan Tujuan Pendekatan Learning By Doing


Pendekatan pembelajaran bekerja langsung dalam aktifitas kegiatan
pembelajaran seyogianya melibatkan minat, tujuan, prilaku dan belajar mengalami
pada

situasi

yang

sesungguhnya.

Pendekatan

pembelajaran

ini

lebih

mengembangkan hasil yang nyata dan kecakapan, karena memiliki fungsi sebagai
berikut.
1) Memperkenalkan beberapa realita dalam pengajaran
(a) Mengembangkan materi pembelajaran dari realitas sekitar, tidak hanya dari
apa yang ada di buku
(b) Mengundang praktisi ke dalam kelas untuk menambah wawasan peserta
didik dalam rangka melengkapi penjelasan guru baik secara teori maupun
praktek
2) Melaksanakan serangkaian pengajaran langsung dengan melibatkan peserta
didik untuk memecahkan masalah dengan bimbingan guru
(a) Memperhatikan kebebasan akademik guna mengembangkan prinsip
berdasarkan sikap saling menghormati dan memperhatikan satu sama lain
(guru dan peserta didik, peserta didik dan peserta didik lainnya)
(b) Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk aktif berpartisipasi dalam
merencanakan kegiatan, melakukan proses dan pengambilan keputusan.
Aktifitas pembelajaran bekerja langsung merupakan pendekatan interaktif
edukatif yang sangat efektif, karena peserta didik melakukan demonstrasi dan
eksperimen dengan mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan

17

hasil uji coba. Demonstrasi dan eksperimen dilaksanakan dengan tujuan sebagai
berikut :
a) Untuk mengetahui sesuatu secara lebih pasti dan teliti
b) Melakukan pengamatan dan pengumpulan data
c) Melaksanakan percobaan sesuai dengan prinsip learning by doing, bahwa
teori yang sudah dipelajari harus ditindaklanjuti dengan perbuatan
d) Menganalisa produk untuk memperoleh hasil yang optimal
c. Prinsip-Prinsip dan Karakteristik Pendekatan Learning By Doing
Prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan dalam pembelajaran bekerja
langsung yaitu :
1) Melibatkan peserta didik secara langsung dalam kegiatan belajar mengajar,
karena pendekatan ini menekankan pada pengalaman peserta didik secara
langsung yang berkenaan dengan kompetensi yang harus dikuasai.
2) Menyediakan pendekatan multi sensori bagi peserta didik ketika berlangsung
pembelajaran; seperti mendengar, merasa, mencium, dan mencipta objekobjek yang dipelajari
3) Memberikan

kompetensi

bagi

peserta

didik

untuk

mengembangkan

keterampilan menggunakan material dan melakukan eksperimen


4) Membina suasana sosial yang transaksional antara peserta didik dan guru
Karakteristik

pendekatan

pembelajaran

bekerja

langsung

yang

dikembangkan berdasarkan teknologi pembelajaran dari Seels dan Richey (Siti


Nilla M, 2005:35) mencakup lima komponen, yaitu :

18

1) Desain
Rancangan atau rencana yang akan dilakukan dengan pendekatan learning by
doing pada kegiatan pembelajaran sewing yaitu tujuan, langkah-langkah
kegiatan pembelajaran, latihan dan penilaian hasil belajar. Di dalam menyusun
rancangan ini harus sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
pada struktur kurikulum SMK Tata Busana. Langkah-langkahnya dirancang
mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, sampai kegiatan akhir. Pada kegiatan
inti guru menjelaskan materi dengan menggunakan learning by doing untuk
memberikan kesempatan latihan pada peserta didik dalam upaya mencapai
tujuan yang sudah direncanakan. Penilaian hasil belajar dirancang sesuai
dengan prosedur, jenis, bentuk dan alat penilaian yang dapat mengukur
kemampuan sewing peserta didik yang meliputi kemampuan kognitif, afektif
dan psikomotor.
2) Pengembangan
Proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik. Pengembangan
ini berkaitan dengan media pembelajaran dan sumber belajar yang akan
digunakan. Media yang digunakan bisa berupa media nyata (realia) dan untuk
sumber belajar yang digunakan bisa dari buku dan modul yang mengacu pada
standar kompetensi.
3) Pemanfaatan
Berfungsi memperjelas hubungan antara peserta didik dengan bahan dan
sistem pembelajaran dengan memanfaatkan media untuk mempermudah
proses adopsi suatu gagasan.

19

4) Pengelolaan
Penerapan pembelajaran bekerja langsung untuk menghasilkan suatu produk
sebagai hasil penerapan satu sistem.
5) Penilaian
Melakukan penilaian terhadap hasil belajar teori dan praktek dari pendekatan
pembelajaran bekerja langsung untuk membuat keputusan dan manfaat dari
proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
2. Pelaksanaan Learning By Doing Pada Pembelajaran Menjahit Dengan
Mesin (Sewing)
Pelaksanaan learning by doing pada pembelajaran menjahit dengan mesin
(sewing) berkaitan dengan pengembangan materi pembelajaran, penggunaan
pendekatan, metode dan media pembelajaran yang mengacau pada tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan.
a. Materi Pembelajaran Menjahit dengan Mesin (sewing)
Materi pembelajaran merupakan bahan yang diajarkan kepada peserta
didik dalam proses belajar dan diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Materi menjahit dengan mesin yang tercantum dalam kurikulum SMK
(2004:31-34), antara lain : menyiapkan tempat kerja dan alat kerja, menyiapkan
mesin jahit, mengoperasikan mesin jahit dan menjahit bagian-bagian busana.

20

1) Menyiapkan Tempat Kerja dan Alat Kerja


a) Pengenalan Piranti Menjahit : Alat Jahit Pokok dan Alat Jahit Bantu
Alat Jahit Pokok
Alat pokok dalam proses menjahit adalah mesin jahit, macam-macam
mesin jahit yaitu :
(1) Mesin Jahit Umum
Mesin jahit biasa yang menggunakan kaki, dengan memasang engkol (alat
yang digunakan untuk menggerakan mesin jahit tangan). Mesin ini dialih
fungsikan, bisa juga memakai dinamo yang dapat digerakan dengan tenaga
listrik.
(2)

Mesin Jahit Serbaguna


Mesin jahit ini pada hakikatnya sama dengan mesin jahit lurus biasa, namun
pada mesin ini dilengkapi dengan berbagai alat secara primer. Sehingga
mesin jahit serbaguna dapat bekerja secara otomatis. Untuk mendapat
setikan yang bervariasi dapat digunakan peralatan bagian khusus yaitu
tombol cam. Mesin jahit ini dapat membuat berbagai macam variasi jahitan,
tusuk hias dan lubang kancing.

(3)

Mesin Jahit Penyelesaian


Mesin jahit penyelesaian yaitu mesin jahit yang digunakan untuk
menyelesaiakan tepi kain. Adapun yang termasuk mesin penyelesaian ini
adalah mesin obras, mesin ini dibutuhkan untuk menyelesaikan tepi kampuh
agar tidak bertiras.

21

Alat Jahit Bantu


Beberapa alat bantu untuk menjahit perlu diketahui, agar dalam proses
menjahit peserta didik dapat menggunakan alat tersebut dengan tepat dan
memberikan hasil sesuai dengan teknologi yang berlaku, yaitu :
(1)

Pita ukuran yang baik adalah panjangnya 150 cm, terbuat dari bahan plastik,
tidak bertiras, garis dan angkanya jelas tercetak dikedua belah sisi, terdapat
logam penjepit diantara kedua ujungnya, logam dipasang datar dan tidak
miring, fungsi logam agar ujungnya tidak robek. Cara menyimpan pita
ukuran digantung, dilipat atau digulung, sehingga panjang ukuran tidak
berubah dan angka tidak rusak. Gambar 2.1(a)

(2) Macam- Macam Gunting


a) Gunting untuk memotong bahan atau kain
Gunting yang baik adalah gunting yang ujungnya tajam, baud terpasang
rapat, terbuat dari baja tahan karat, panjangnya 20-25 cm, mempunyai cincin
pegangan kecil ibu jari, dan cincin besar untuk jari lainnya. Gambar 2.1(b)
b) Gunting zig-zag yang baik yaitu terbuat dari bahan baja tahan karat.
Kegunaannya untuk menyelesaikan kampuh terbuka agar tidak bertiras atau
untuk menggunting pinggir kain sebagai garis hias. Gambar 2.1(c)
(3) Macam Macam Jarum
a) Jarum Jahit Mesin
Jarum jahit mesin mempunyai ukuran atau nomor, makin kecil nomor jarum
makin halus jarumnya untuk menjahit kain tipis, halus dan melangsai dapat
menggunakan jarum jahit mesin nomor 9-11 seperti kain : georgette,chiffon,
organdi dan sutera. Busana yang menggunakan kain poplin, katun dan

22

brookat dapat menggunakan jarum mesin nomor 11-13. Jarum jahit mesin
no 14-16 dapat digunakan untuk busana dan lenan rumah tangga yang
terbuat dari kain mantel, gorden, denim, sedangkan kain terpal, kulit jok
dapat menggunakan jarum jahit mesin nomor 16-18. Syarat pemilihan jarum
jahit yaitu ujungnya harus tajam, bentuknya ramping dan tidak berkarat serta
jarum jahit mesin yang terbaik terbuat dari lempengan baja. Gambar 2.1(d)
b) Jarum Jahit Tangan
Jarum jahit tangan yang baik adalah yang terbuat dari baja mempunyai
nomor yang sesuai dengan besarnya. Jarum jahit tangan sebaiknya
mempunyai bentuk yang panjang, ramping dan lubang untuk benang cukup
besar, dalam perdagangan jarum jahit tangan dikelompokkan sesuai dengan
penggunaannya yaitu untuk menghias, menisik dan menjelujur.
Gambar 2.1(e)
c) Jarum Pentul
Jarum pentul yang baik terbuat dari baja, panjangnya kira-kira 2,5 cm. Jarum
pentul yang berkepala dengan bermacam-macam warna mempunyai ujung
yang sangat tajam dan tidak mudah berkarat. Gambar 2.1(f)
(4) Rader berfungsi untuk memberi tanda batas pada bagian bagian busana
setelah digunting, macam-macam rader yaitu :
a) Rader bergerigi digunakan untuk bahan yang memiliki tenunan yang tebal
dan sedang. Gambar 2.1(g)
b) Rader bertepi licin digunakan untuk bahan tenunan licin yang tipis (ringan)
maupun sedang. Gambar 2.1(h)

23

c) Rader kembar mempunyai dua roda yang dapat diatur jaraknya, rader ini
biasanya digunakan untuk memberi garis kampuh pada pola. Gambar 2.1(i)
(5) Kapur jahit digunakan bersama rader atau pinsil kapur untuk memberi tanda
pola pada bahan. Gambar 2.1(j)
(6) Bidal digunakan untuk menutupi jari tengah pada waktu menjahit dengan
tangan dan menjaga jangan sampai jari sakit terkena ujung jarum.
Gambar 2.1(k)
(7)

Pendedel digunakan untuk membuka jahitan yang salah dan memotong


lubang rumah kancing yang dibuat dengan mesin. Gambar 2.1(l)

(a)(a)

(d)

(c)

(b)

(e)

(f)

(g)

(h)

(j)

(k)

(i)

(l)

Gambar 2.1 Macam-Macam Alat Jahit Bantu


Sumber : Roeswoto, (1999:1)

24

2) Menyiapkan Mesin Jahit


a) Memasang Jarum Mesin
Pemasangan jarum mesin yang benar adalah pangkal jarum yang bulat harus
menghadap ke luar atau ke sebelah kiri, dengan posisi demikian maka benang
harus dimasukkan ke lubang jarum dari sebelah kiri. Cara memasang jarum
adalah sebagai berikut : sekrup jepitan jarum dikendorkan, kemudian jarum
dimasukkan sampai batas besi dan sekrup dikencangkan kembali.
b) Memasang Benang pada Kumparan
Teknik memasang benang pada kumparan, pertama letakkan kumparan pada
tiang bagian atas. Gulungan dipasang pada cantelan benang, kemudian
masukkan ujung benang pada lubang kecil yang ada pada kumparan
(maksudnya agar benang tidak lepas dari kumparan). Setelah penekan
kumparan ke kumparan kemudian isilah kumparan dengan menjalankan
mesin. Perhatikan agar isi benang pada kumparan tidak terlalu penuh dan
harus rata.
(1) Memasukan Kumparan ke dalam Rumah Kumparan (Skoci)
Sisakan benang dari kumparan kira-kira 10 cm, peganglah kumparan dengan
tangan kanan dan rumah kumparan (skoci) dengan tangan kiri kemudian
masukkan kumparan tersebut ke dalam rumah kumparan. Selipkan sisa benang
tadi melalui klep yang terdapat pada rumah kumparan dan tariklah ujung sisa
benang tersebut.

25

Gbr 2.2 Cara Memasukan Kumparan ke dalam Rumah Kumparan (Skoci)


Sumber : Soedjono (1992:12-13)

(2)

Memasang Benang Atas


Proses memasang benang atas, mulai dari menarik benang pada gulungan
benang atau kumparan melalui sangkutan. Masukan lubang jarum searah
dengan masuknya sekoci benang pada kumparan. Tarik benang atas di
bawah sepatu dan periksalah tegangan benang atas.

(3)

Menarik Benang Bawah ke Atas


Ujung benang atas dipegang dengan tangan kiri dan jangan ditarik, roda
mesin dijalankan sehingga jarum membuat satu setikan. Ketika jarum naik,
benang bawah tertarik oleh benang atas dan kemudian benang bawah dapat
diambil. Benang atas dan benang bawah diletakkan di bawah sepatu mesin
mengarah ke belakang, kemudian mesin dicoba dengan dua lapis kain.

26

3) Mengoperasikan Mesin Jahit


Mengatur setikan mesin dapat diatur dengan jalan mengatur naik turunnya
gigi mesin, jika gigi mesin terlalu turun maka kain yang dijahit tidak dapat
berjalan. Posisi mesin seperti ini digunakan untuk menisip dan membordir dengan
mesin. Apabila kita menjahit kain yang tipis gigi mesin harus dinaikkan, tiap kain
mempunyai batas letak tinggi gigi mesin yang berbeda hal ini dapat dilihat pada
alat pengatur gigi mesin. Alat pengatur tekanan gigi mesin terletak disebelah
kanan bawah mesin berupa alat pemutar. Pada alat pemutar ini terdapat tandatanda ukuran tebal tipisnya kain yang akan dijahit.
4) Menjahit Bagian-Bagian Busana
a) Macam-Macam Kampuh
Kampuh adalah tambahan jahitan untuk menghubungkan dua bagian dari
busana yang di jahit. Macam-macam kampuh yang banyak digunakan pada
pembuatan busana yaitu :
(1)

Kampuh Balik
Tambahan kampuh yang dibutuhkan 1 cm, lebar kampuh setikan cm atau
kurang. Kampuh ini banyak digunakan untuk penyelesaian busana anak
karena kuat dan rapi, pakaian dalam wanita dan pakaian luar wanita yang
terbuat dari bahan yang tembus terang. Gambar 2.3 (a)

(2)

Kampuh Balik Variasi


Kampuh ini digunakan unntuk menyambung dua tepi, satu tepi berkerut,
tepi yang lain tidak, dan juga untuk menyambung dua jenis lengkung,
contohnya kerung lengan. Gambar 2.3 (b)

27

(3)

Kampuh Pipih
Kampuh ini banyak digunakan untuk penyelesaian busana bayi ,busana pria,
pada tempat-tempat yang harus pipih. Tambahan yang dibutuhkan untuk
kampuh 1 cm, lebar kampuh selesai cm. Gambar 2.3 (c)

(4)

Kampuh Tutup yang Diobras


Dengan kemajuan teknologi maka dewasa ini banyak macam jenis mesin
jahit. Mesin obras adalah satu mesin jahit untuk penyelesaian tepi kampuh
supaya tidak bertiras dan rapi. Busana konfeksi terutama busana anak dan
bayi, banyak diselesaikan dengan kampuh tutup yang diobras.
Gambar 2.3 (d)

(5)

Kampuh Terbuka
a. Kampuh terbuka diselesaikan dengan jarum tangan, bisa menggunakan
tusuk lilit atau tusuk feston. Gambar 2.3 (e)
b. Kampuh terbuka diselesaikan dengan mesin jahit, bagian tepi di lipat dan
di jahit kecil. Gambar 2.3 (f)
c. Kampuh terbuka dengan penyelesain obras
Kampuh yang diselesaikan dengan mesin obras, kampuhnya dapat dibuka
atau dirangkap tergantung tebal dan tipisnya bahan. Gambar 2.3 (g)

28

(a)

(b)

(c)

(d)

(e)

(f)

(g)
Gambar 2.3 Macam-Macam Kampuh
Sumber : Darminingsih (1985:78-80)

b) Pemasangan Tutup Tarik Biasa


Belahan ini sering diguankan baik pada busana anak maupun busana orang
dewasa. Belahan di buat pada tempat yang ada sambungan atau yang berkampuh.
Ada dua macam cara dalam pemasangan tutup tarik biasa, yaitu : secara
tersembunyi dan sama lebar kiri-kanan.

29

Cara menjahit tutup tarik secara tersembunyi dan sama lebar kiri-kanan :
(1)

Letakkan bagian tutup tarik berhadapan dengan bagian buruk pakaian. Lipat
kampuh sisi kiri cm di luar garis pola. Letakkan tepat gigi tutup tarik lalu
di jelujur. Setiklah dengan menggunakan sepatu khusus. Gambar 2.4 (1)

(2)

Tutup tarik dapat juga di jahit dengan setikkan sama lebarnya kiri dan kanan
Gambar 2.4 (2)

(1)

(2)

Gambar 2.4 Cara Menjahit Tutup Tarik Biasa


Sumber : Darminingsih (1985:92)

c) Menjahit Lengan Licin


(1)

Sebelum lengan dipasang setiklah pada puncak lengan dengan jahitan


kasar 2 kali, di atas dan di bawah rader dengan lebar cm.

(2)

Masukkan lengan pada lubang kerung lengan, bagian baik berhadapan


dengan bagian baik. Sematkan garis tengah lengan maju kedepan 1 cm
dari garis bahu, sematkan sambungan lengan pada sambung sisi dan
sisanya diatur sehingga rata dan baik

(3)

Kemudian dijelujur dan dicoba (di pas), bila letaknya sudah baik jahitlah
dengan mesin dari bagian buruk lengan.

30

(4)

Setelah dijahit, guntinglah sisa kampuh lalu di obras atau diselesaikan


dengan rompok menggunkan bisaban atau kain serong.

(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 2.5 Cara Menjahit Lengan Licin


Sumber : Darminingsih (1985:86)

d) Menjahit Kerah Chang ie


(1)

Kerah diberi pengeras (viselin) kemudian disetrika

(2)

Kerah dijahit (disatukan) dan kampuh dirapikan dengan digunting

(3)

Letakkan kerah pada badan bagian baik lalu dijahit. Kampuh dirapikan dan
buat guntingan dalam pada bagian yang melengkung

(4)

Sisi kerah yang lain/satunya diselesaikan dengan tusuk selip atau setik dari
bagian baik

(1)

(2)

Bagian buruk
Bagian baik
(4)

(3)

Gambar 2.6 Cara Menjahit dan Memasang Kerah Chang ie


Sumber : Roeswoto, (1992:39)

31

e) Menjahit Belahan Dua Lajur Sama (Belahan Buta)


(1)

Memberi tanda pada tengah depan kemudian gunting pada bagian tengah
sampai batas sudut puncak

(2) Setrika viselin ke lapisan


(3)

Letakan lapisan kanan pada sisi kanan dan lapisan kiri pada sisi kiri,
kemudian disetik

(4)

Lipat lapisan ke bagian buruk menurut tanda yang telah ditentukan. Tepi
lapisan yang bertiras dibuat lipat dalam

(5)

Setiklah ujung belahan dengan mesin dari bagian baik. Selesaikan ujung
belahan bagian buruk dengan tusuk kelim atau dijahit dengan mesin

(b)

(a)

(e)

(c)

(d)

Gambar 2.7 Cara Menjahit Belahan Dua Lajur Sama (Belahan Buta)
Sumber : Darminingsih (1985:90)

32

b. Pendekatan Pembelajaran Pada Pelaksanaan Learning By Doing


Dalam upaya penerapan pendekatan learning by doing untuk mencapai
belajar tuntas pada pembelajaran sewing di SMK, harus berorientasi pada :
1) Pelatihan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training)
Pelatihan berbasis kompetensi merupakan proses pengajaran yang
perencanaan, pelaksanaan dan penilaiannya mengacu kepada penguasaan
kompetensi peserta didik. Tujuan dari pendekatan ini adalah agar kegiatan yang
dilakukan dalam proses pengajaran benar-benar mengacu dan mengarahkan
peserta didik untuk mencapai penguasaan kompetensi yang telah diprogramkan
bersama antara sekolah dengan dunia usaha dan dunia industri. Dengan
pendekatan pelatihan berbasis kompetensi ini, pembelajaran pada intinya berisi
seperangkat kompetensi yang perlu dimiliki peserta didik melalui proses kegiatan
pembelajaran yang memiliki ciri sebagai berikut :
a) Kegiatan pembelajaran adalah penguasaan kompetensi oleh peserta didik
b) Proses pembelajaran harus memiliki kesepadanan dengan kondisi dimana
kompetensi tersebut akan digunakan
c) Aktivitas pembelajaran bersifat perseorangan (individualized instruction),
antara satu peserta didik dengan peserta didik lainnya tidak ada
ketergantungan
d) Harus tersedia program pengayaan (enrichment) bagi peserta didik yang lebih
cepat dan program perbaikan (remedial) bagi peserta didik yang lebih lamban
Strategi pembelajaran ini menekankan penguasaan kompetensi sesuai
standar yang ditentukan, melalui kegiatan pembelajaran yang dirancang dan

33

dilaksanakan secara terstruktur serta berfokus pada peserta didik (learner focused)
melalui penyelesaian tugas/kompetensi (task focused) secara bertahap. Oleh
karena itu, dalam penyelenggaraan pembelajaran dengan pendekatan pelatihan
berbasis kompetensi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a) Kurikulum harus dikembangkan mengacu kepada standar kompetensi yang
ditetapkan oleh industri/asosiasi profesi, dan memuat isi yang menunjang
pencapaian kompetensi
b) Modul/bahan ajar harus dikembangkan berdasarkan kurikulum dan standar
kompetensi, serta mampu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengikuti program sesuai dengan tingkat kecepatan yang dimilikinya
c) Guru atau instruktur harus memiliki kompetensi sesuai dengan bidangnya
d) Peserta didik, telah memiliki pengetahuan dasar yang memadai
e) Kegiatan diklat diorganisasi secara tepat agar dapat dilaksanakan secara
fleksibel dan memberikan perlakuan secara adil kepada peserta didik sesuai
dengan potensi yang dimilikinya
f) Fasilitas harus memadai untuk seluruh peserta didik, baik dari sisi jenis,
jumlah dan kualitas
g) Manajemen institusi perlu dikembangkan sesuai dengan semangat
pembaharuan
h) Biaya operasional diklat, memadai sesuai kebutuhan operasional dalam
pencapaian kompetensi peserta didik

34

2) Pelatihan Berbasis Produksi (Production Based Training)


Pelatihan berbasis produksi adalah proses pembelajaran keahlian atau
keterampilan dirancang berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang
sesungguhnya (real job) untuk menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan
tuntutan pasar atau konsumen.
Tujuan dari pelatihan berbasis produksi adalah :
a) Membekali peserta dengan kompetensi yang sepadan dengan tuntutan dunia
kerja, sekaligus menghasilkan produk/jasa yang laku dijual.
b) Menanamkan pengalaman produktif dan mengembangkan sikap wirausaha,
melalui pengalaman langsung memproduksi barang atau jasa yang berorientasi
pasar (konsumen)
Pelaksanaan pelatihan berbasis produksi di SMK antara lain :
a) Pelatihan berbasis produksi dilaksanakan bekerja sama dengan unit produksi
atau institusi pasangan
b) Setiap peserta kelompok, dapat dibagi tugas sesuai dengan jenis pekerjaan dan
tingkat kompetensi masing-masing, tetapi tetap dalam prosedur dan standar
kerja yang menjamin ketepatan waktu dan mutu hasil pekerjaan yang dituntut
oleh konsumen.
c) Keberhasilan pelatihan berbasis produksi harus didukung oleh : Fasilitas yang
siap pakai, Guru/instruktur yang memiliki profesionalisme tinggi, Kesiapan
bekerja yang tidak semata-mata bergantung kepada jam kerja sekolah, Sikap
menghargai kepada kualitas, dan Sikap komitmen kepada kualitas.

35

d) Hasil pembelajaran merupakan produk jadi yang layak jual atau bagian-bagian
produk (komponen) yang dapat dirakit menjadi produk yang layak jual
Dengan kriteria pembelajaran tersebut di atas, pada dasarnya desain yang
lebih memungkinkan adalah mengintegrasikan pelaksanaan pelatihan berbasis
produksi dengan penyelenggaraan unit produksi sekolah. Kondisi ini sejalan
dengan tujuan penyelenggaraan unit produksi, yaitu :
(1) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengerjakan praktik
yang berorientasi pasar
(2) Mendorong peserta didik dan guru dalam pengembangan wawasan ekonomi
dan kewirausahaan
(3) Memperoleh tambahan dana untuk membantu mengatasi kekurangan biaya
operasional sekolah, terutama digunakan untuk perawatan dan perbaikan
fasilitas
(4) Meningkatkan pendayagunaan sumber daya pendidikan yang ada di sekolah
(5) Meningkatkan kreativitas peserta didik dan guru
(6) Dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik, terutama
menyangkut keterampilan yang diperlukan untuk mengerjakan pesanan
masyarakat, sehingga diharapkan dapat lebih cepat menyesuaikan diri
terhadap dunia kerja.

36

c. Metode Pembelajaran Pada Pelaksanaan Learning By Doing


Metode

adalah

berkenaan

dengan

cara

yang

digunakan

untuk

menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik. Setiap pemilihan dan


penggunaan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuna yang harus
dicapai serta karakteristik materi yang akan disampaikan. Penggunaan multi
metode sangat disarankan, mengingat setiap metode pembelajaran masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu penggunaan metode
pembelajaran yang bervariasi akan mendukung proses pembelajaran yang
berkualitas, sehingga tujuan dapat tercapai secara optimal.
Metode yang digunakan dalam implementasi pendekatan learning by
doing pada praktek menjahit dengan mesin (sewing) yaitu menggunakan metode
demonstrasi dan latihan yang di tunjang dengan metode ceramah, tanya jawab dan
penugasan.
1) Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan meragakan
atau mempertunjukan suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang
dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai dengan
penjelasan lisan. Pada kegiatan pembelajaran sewing, metode demonstrasi
sering dipergunakan yaitu pada saat mempraktekan/mendemonstrasikan
langkah menjahit bagian-bagian busana.
2) Metode Latihan merupakan metode suatu cara mengajar yang baik untuk
menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Metode ini digunakan untuk
memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan.

37

3) Metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan
penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap peserta didik.
Metode ini digunakan pada saat menjelaskan materi pengenalan piranti
menjahit.
4) Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan
yang harus dijawab, terutama dari guru pada peserta didik, tetapi dapat pula
dari peserta didik kepada guru. Metode ini digunakan pada saat menjelaskan
materi, yang diharapkan ada interaksi antara guru dan peserta didik, serta antar
peserta didik.
4) Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru
memberikan tugas tertentu agar peserta didik melakukan kegiatan belajar.
Contohnya guru menugaskan peserta didik untuk menjahit busana tunik sesuai
prosedur kerja yang telah didemonstrasikan.
d. Media Pembelajaran Pada Pelaksanaan Learning By Doing
Media pembelajaran pada dasarnya adalah alat bantu pembelajaran yang
digunakan

untuk

mempermudah

membantu

pencapaian

menyampaikan

tujuan

yang

materi

ditetapkan.

pembelajaran
Penggunaan

agar
media

pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan dan karakteristik materi


pembelajaran. Pada pembelajaran sewing digunakan media nyata (realia), berupa
baju busana yang sudah jadi, paspop dan alat-alat keperluan menjahit.

38

e.

Penilaian Hasil Belajar


Penilaian yang dilakukan guru untuk mrngukur hasil belajar sewing

dengan pendekatan learning by doing, dilakukan melalui penilaian persiapan alat,


proses kerja, sikap kerja dan penilaian produk.

B. Kemampuan Menjahit dengan Mesin (Sewing) Peserta Didik Di SMK


1. Pengertiann Kemampuan
Kemampuan adalah Kecakapan dalam melakukan suatu pekerjaan
(Depdiknas, 2003: 707). Arti kemampuan menurut pendapat tersebut merupakan
kecakapan dan kesanggupan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan. Sesuai
dengan pendapat yang telah dijelaskan di atas bahwa peserta didik dapat menjahit
bagian-bagian busana dalam praktek menjahit diartikan sebagai kecakapan yang
dimiliki sesuai dengan tujuan.
2.

Kompetensi Menjahit dengan Mesin (Sewing)


Program keahlian Tata Busana bertujuan menyiapkan peserta didik

menjadi tenaga terampil, kreatif dan produktif dalam bidang busana. Kompetensi
pengajaran yang harus dikuasai penuh oleh peserta didik, salah satunya yaitu
kompetensi menjahit dengan mesin (sewing). Materi menjahit dengan mesin
(sewing) adalah menyiapkan tempat kerja dan alat, menyiapkan mesin jahit,
mengoperasikan mesin jahit, dan prosedur langkah kerja menjahit bagian-bagian
busana yang akan dibuat sesuai dengan desain yang telah ditentukan baik untuk
busana anak, remaja dan dewasa wanita maupun pria. Pelaksanaan pembelajaran

39

menjahit dengan mesin (sewing) dilaksanakan dalam bentuk teori dan praktek
dengan perbandingan teori 25% dan praktek 75%.
3. Menjahit Busana Muslim Model Tunik dan Busana Muslim Pria (Baju
Koko)
a) Menjahit Busana Muslim Model Tunik dengan Hiasan Sulaman Fantasi
(1) Desain Busana Muslim Model Tunik
Tunik adalah busana luar wanita bagian atas yang panjangnya sampai di
bawah panggul atau di atas lutut, berasal dari baju bagian luar di jaman Yunani
dan Romawi yang seperti jubah. Saat ini sering dipakai oleh perempuan, yang
dipadukan dengan rok atau celana panjang. Hiasan pada busana muslim model
tunik dapat menerapkan berbagai macam hiasan salah satunya sulaman fantasi.
Busana muslim model tunik yang akan dipraktekan yaitu gambar 2.14 (a)
dengan model variasi kerah cahng ie, variasi lengan licin dan menggunakan garis
priences yang merupakan garis hias dari kerung lengan melengkung ke bawah.
Untuk hiasannya yaitu menggunakan hiasan sulaman fantasi pada bagian dada dan
variasi lengan.

40

(a)

(b)

(c)

Gambar 2.8 Desain Busana Model Tunik


Sumber : Modifikasi penulis (Sanny Poespa, 2003:8)

(2) Langkah-langkah Menjahit Busana Model Tunik


a. Menyambung garis priences pada bagian depan dengan kampuh terbuka
b. Menyambung garis bahu belakang dan garis bahu depan sebelah kiri dan
sebelah kanan dengan kampuh terbuka
c. Memasang tutup tarik pada bagian tengah belakang
d. Menyambung sisi badan depan dengan sisi badan belakang dengan kampuh
terbuka
e. Memasang variasi kerah chang ie pada bagian leher
f. Menyambung variasi lengan, menjahit bagian sisi lengan
g. Memasang lengan pada badan

41

h. Mengelim bagian bawah tunik dengan tusuk selusup atau feston,


sebelumnya kampuh bawah di gunting zig-zag atau di obras
i. Membuat sulaman fantasi pada bagian dada dan variasi lengan

(a)

(b)

(h)

(g)

(c)

(f)

(e)

Sulaman fantasi

(i)
Gambar 2.9 Langkah-Langkah Menjahit Busana Model Tunik
Sumber : Dokumen (2008)

(3) Membuat Hiasan Sulaman Fantasi


Sulaman fantasi adalah sulaman yang menerapkan bermacam-macam
tusuk hias dengan aneka warna benang. Motif hias yang akan dibuat dikerjakan
dengan bermacam-macam tusuk hias paling sedikit tiga macam tusuk hias.

42

Pemakaian tusuk hias harus sesuai dengan bentuk ragam hias. Motif hias dapat
berbentuk bunga, pemandangan atau geometris.
Sulaman fantasi biasanya dikerjakan pada kain polos misalnya : kain
tetoron, poplin, nerkolin, dan mori, sehingga sulaman atau hiasan terlihat lebih
kontras, menarik dan rapi. Penyelesaian dapat menerapkan berbagai macam tusuk
hias ( 3 macam ) misalnya : tusuk pipih, tusuk feston, tusuk flanel, tusuk tangkai.
Contoh penerapan hiasan sulaman fantasi pada busana tunik.

1
2
3

Keterangan :
1. Tusuk benang sari
2. Tusuk pipih
3. Tusuk tangkai
Gambar 2.10 Penerapan Hiasan Sulaman Fantasi pada Busana Muslim Model Tunik
Sumber : Modifikasi penulis (Sanny Poespa, 2003:8)

b) Menjahit Busana Muslim Pria (Baju Koko) dengan Hiasan Lekapan


Benang
(1) Desain Busana Muslim (Baju Koko)
Busana muslim pria (baju koko) yaitu busana luar bagian atas untuk pria
yang panjangnya sampai di bawah panggul. Untuk pemakain biasanya tidak

43

dimasukkan ke dalam celana atau pantalon. Busana muslim pria biasanya model
lebih sederhana di dengan busana muslim bagi perempuan, untuk busana muslim
pria hiasannya biasa menerapkan lakapan benang. Model baju koko yang akan
dipraktekan yaitu busana dengan model kerah chang ie dan mengenakan belahan
buta atau belahan tersembunyi pada bagian tengah muka, menggunakan saku
tempel dan hiasan lekapan benang. Gambar 2.17 (b)

(a)

(b)

(c)

Gambar 2.11 Desain Busana Muslim Pria (Baju Koko)


Sumber : Modifikasi penulis (Sanny Poespa, 2003:46)

(2) Langkah-langkah Menjahit Busana Muslim Pria (Baju Koko)


a. Membuat belahan tersembunyi atau belahan buta pada badan bagian depan
b. Menyambung garis bahu belakang dan garis bahu depan sebelah kiri dan
sebelah kanan dengan kampuh tertutup atau kampuh pipih
c. Memasang kerah chang ie pada bagian leher

44

d. Memasang lengan pada badan, menyambung sisi badan depan dengan sisi
badan belakang dan menyambung sisi lengan dengan kampuh tertutup atau
kampuh pipih
e. Memasang saku tempel pada badan bagian depan
f. Menjahit kelim bagian bawah lengan dan bagian bawah busana
g. Membuat hiasan lekapan benang pada bagian dada dan saku

(a)

(f)

(b)

(c)

(e)

(d)

Lekapan Benang

(g)

Gambar 2.12 Langkah-Langkah Menjahit Busana Muslim Pria (Baju Koko)


Sumber : Dokumen (2008)

(3) Membuat Hiasan Lekapan Benang


Motif hiasan lekapan benang adalah motif yang berupa garis lengkung
yang berjalan terus dan tidak ada putusnya sehingga ujung yang satu dan ujung
yang lainnya bersatu dan tidak tampak dari mana ujung benang dan asal lekapan
dimulai. Motif hiasan lekapan benang dapat dibuat dari renggaan binatang,

45

tumbuh-tumbuhan, atau bentuk/motif bebas. Motif hiasan harus disesuaikan


dengan jenis, model, warna, dan bagian-bagian kain atau busana yang akan dihias.
Lekapan benang pada busana dapat dipergunakan untuk hiasan pada
bagian muka/dada, leher, tepi lengan, hiasan tengah muka, dan hiasan pada tepi
bawah busana. Penyelesaian motif/hiasan dengan menggunakan tusuk lilit.
Contoh penerapan hiasan lekapan benang pada baju koko.

Gambar 2.13 Penerapan hiasan lekapan benang pada busana muslim pria (baju koko)
Sumber : Modifikasi penulis (Sanny Poespa, 2003:46)

4. Kemampuan Menjahit dengan Mesin (Sewing) Peserta Didik di SMK


Peserta didik yang telah mengikuti proses belajar menjahit dengan mesin
(sewing) dengan baik dan sungguh-sungguh diharapkan dapat memberikan
perubahan pada dirinya baik pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Seperti
yang diungkapkan Bloom (Nana Sudjana, 2001:3) bahwa Tujuan pendidikan
yang hendak dicapai dibedakan menjadi tiga bidang yaitu bidang kognitif, bidang
afektif dan bidang psikomotor.

46

a. Kemampuan Menjahit Dengan Mesin (Sewing) ditinjau dari Aspek


Kognitif
1) Pengetahuan (Knowledge), dapat diperoleh dengan cara menghapal dan
mengingat sebagai dasar untuk dapat menguasai suatu konsep atau teori.
Contoh kemampuan pengetahuan yaitu : Peserta didik dapat menyebutkan
macam-macam alat bantu jahit dalam menjahit busana
2) Pemahaman (Comprehension), dapat diartikan sebagai kemampuan peserta
didik dalam menangkap arti dan makna dari suatu konsep. Contoh
kemampuan pemahaman yaitu : peserta didik mampu memahami persiapan
mesin jahit yang sistematis.
3) Penerapan

(Application),

merupakan

kemampuan

menerapkan

dan

mengabstraksikan suatu konsep atau ide kedalam benda kongkrit. Contoh


kemampuan penerapan yaitu : peserta didik mengetahui cara mengaplikasikan
macam-macam kampuh pada busana sesuai dengan jenis kain.
4) Analisis (Analysis), merupakan kemampuan untuk menguraikan atau
menjabarkan sesuatu ke dalam bagian yang mempunyai arti. Contoh
kemampuan analisis yaitu : peserta didik mengetahui cara menganalisis teknik
menjahit yang berkaitan dengan teknik pemasangan tutup tarik.
5) Sintesis (Synthesis), merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan
menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga
terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. Contoh : peserta didik mengetahui
cara menerapkan hiasan sulaman fantasi pada busana muslim model tunik.
6) Evaluasi (Evaluation), merupakan kemampuan peserta didik dalam membuat
keputusan atau memberi nilai sesuatu yang berdasarkan standar nilai dan

47

kriteria yang dimiliki. Contoh kemampuan evaluasi yaitu : Peserta didik


mengetahui cara menilai kualitas jahitan yang baik dalam pembuatan busana
tunik.
b. Kemampuan Menjahit Dengan Mesin (sewing) ditinjau dari Aspek
Afektif
1) Menerima (Receiving)
Kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar pada peserta didik baik dalam
bentuk masalah, situasi atau gejala. Misalnya : menunjukan kesadaran
pentingnya akan manfaat yang didapatkan setelah belajar menjahit dengan
mesin (sewing).
2) Menanggapi (Responding)
Menunjukan partisipan aktif dalam kegiatan tertentu atau reaksi yang dapat
diberikan peserta didik terhadap stimulasi yang datang dari luar, misalnya
peserta didik giat mengikuti kegiatan pembelajaran menjahit dengan mesin
baik secara teori maupun praktek.
3) Menghargai (Valuing), berkenaan dengan penghargaan peserta didik terhadap
benda atau orang, gejala perbuatan tertentu, contoh : peserta didik mampu
menghargai hasil karya jahitan busana.
4) Organisasi (Organization)
Memadukan nilai yang berbeda, menyelesaikan pertentangan dan membentuk
sistem nilai yang bersifat konsisten dan internal. Contoh : peserta didik dapat
menyelesaikan persoalan yang dihadapi dalam menjahit busana dan dapat
menyelesaikan dengan penuh kesabaran dan ketelitian.

48

5) Karakterisasi (Characterization) atau kemauan menyelesaikan prilaku dengan


sistem tertentu, contoh : setelah mengikuti kompetensi menjahit dengan mesin
(sewing) peserta didik memiliki semangat untuk menjahit bagian-bagian
busana.
c. Kemampuan Menjahit Dengan Mesin (sewing) ditinjau dari Aspek
Psikomotor
1) Kekuatan (Strenght)
Memperkuat dan memantapkan hasil belajar yang didapat dalam bentuk
pemahaman akan prinsip tertentu. Contoh : setelah mengikuti kompetensi
menjahit dengan mesin peserta didik mampu memantapkan keterampilannya
dalam menjahit bagian-bagian busana dengan cara sering berlatih.
2) Kecepatan (Speed)
Kecepatan yang dimiliki oleh peserta didik didalam menyelesaikan suatu
permasalahan. Contohnya peserta didik mampu menyelesaikan tugas-tugas
menjahit dengan mesin dengan cepat dan dapat mengatasi kesulitan dalam
menjahit bagian-bagian busana.
3) Dorongan (Implusion)
Dorongan dapat diartikan sebagai dukungan-dukungan, baik yang berasal dari
dalam diri maupun dari luar. Contoh : peserta didik termotivasi untuk berlatih
menjahit lebih giat.
4) Ketelitian (Presion)
Ketelitian dapat diartikan sebagai ketelitian peserta didik dalam proses
pemahaman masalah. Contoh : peserta didik mampu menjahit bagian-bagian
busana dengan teliti.

49

5) Keserasian/Koordinasi (Coordination)
Kemampuan peserta didik dalam menuangkan ide dalam kompetensi menjahit
dengan mesin sesuai kriteria yang diharapkan. Contoh : peserta didik mampu
menjahit bagian-bagian busana dan mampu menentukan teknik jahit yang
tepat disesuaikan dengan desain busana yang dibuat.
6) Keluwesan (Flexibility)
Keluwesan peserta didik dalam menanggapi situasi yang baru. Contoh :
peserta didik dapat menciptakan desain bsuana yang lebih bervariasi dan rapi
serta terampil menangani dengan penuh keluwesan apabila terjadi kesalahan
dalam proses menjahit busana.
7) Daya Tahan (Endurance)
Daya tahan dapat diartikan sebagai daya tahan fisik dan psikis peserta didik
selama dalam situasi tertentu. Seperti : peserta didik mampu menyelesaiakan
busana yang detail busananya agak rumit dengan hasil yang rapi dan dalam
waktu yang relatif singkat.

Anda mungkin juga menyukai