Anda di halaman 1dari 10

Tugas Ujian Akhir Semester

Bimbingan Konseling

Dosen Pengampu : Dr. Mukhlis, M. Ag

Nama : Muh. Surya


Nim : 200101099
Kelas : PAI 3 D

1. Kegiatan Pendukung Layanan BK

Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling adalah usaha untuk


mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik (klien) dan
keterangan tentang lingkungannya, baik itu di lingkungan keluarga, sekolah,
ataupun dilingkungan sekitarnya. Kegiatan ini dimaksudkan agar para
pembimbing dan dosen lebih mudah memahami potensi dan kekuatan, serta
masalah yang dihadapi klien. dengan kegiatan pendukung ini diharapkan akan
terkumpul data-data yang akurat yang dihadapi oleh seorang klien.
Kegiatan pendukung ini pada umumnya tidak ditujukan secara langsung
untuk memecahkan atau mengentaskan masalah klien, melainkan untuk
memungkinkan diperolehnya data dan keterangan lain serta kemudahan-
kemudahan atau komitmen yang akan membantu kelancaran dan keberhasilan
kegiatan layanan terhadap peserta didik atau klien. Kegiatan pendukung pada
umumnya dilaksanakan tanpa kontak langsung dengan sasaran layanan1
2. Volume Layanan BK
Volume kegiatan pelayanan BK dalam satu minggu adalah sebagai berikut. 2
1) Volume kegiatan mingguan Guru BK atau Konselor disusun dengan
memperhatikan:
a) Siswa yang diasuh seorang Guru BK atau Konselor, yaitu minimal 150 orang.

1
Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 89.

2
PPPPTK Penajs dan BK, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Guru BK/Konselor
Implementasi Pelayanan Bimbingan Konseling. (Jakarta: Kemendikbud, 2013). Hlm. 42.
b) Semua kegiatan Guru BK atau Konselor dalam pengasuhan siswa tiap minggu
secara langsung ditujukan kepada siswa asuhnya yang berjumlahminimal 150
orang itu. Dengan kata lain semua siswa asuh itu setiap waktu sepanjang tahun
memiliki hak dan kesempatan untuk mendapatkan pelayanan dari Guru BK atau
Konselor sebagai pengasuhnya sesuai dengan kebutuhan/masalah yang
dirasakan dan/atau dianggap perlu mendapatkan pelayanan.
c) Masing-masing Guru BK atau Konselor mendapat kesempatan mengasuh
peserta didik yang ada pada satuan pendidikan dengan cara bergilir, yaitu
mengasuh siswa yang berbeda (secara bergilir) setiap pergantian tahun ajaran,
atau berkelanjutan, yaitu mengasuh peserta didik terus menerus mulai dari
ketika mereka masuk awal satuan pendidikan sampai menamatkannya.
2) Jumlah jam pembelajaran wajib, sesuai peraturan yang berlaku, yaitu 18-24 jam
pembelajaran per minggu.
3) Satu kali kegiatan layanan atau pendukung BK ekuivalen dengan 2 jam
pembelajaran. Dalam hal ini kegiatan Guru BK atau Konselor tiap minggu adalah
menyelenggarakan minimal berupa 9 (sembilan) kali kegiatan layanan dan/atau
pendukung.
4) kegiatan pelayanan BK, baik berupa layanan/maupun pendukungnya, yang
diselenggarakan di dalam mau-pun di luar jam pembelajaran dalam satu minggu
dihitung ekuivalensinya dengan jam pembelajaran mingguan.
3. Waktu Layanan BK
1) Semua kegiatan mingguan (kegitan layanan dan/ atau pendukung BK)
diselenggarakan di dalam kelas (sewaktu jam pembelajaran berlangsung) dan/atau
di luar kelas (di luar jam pembelajaran)
2) Program pelayanan BK pada masing-masing satuan pendidikan dikelola oleh guru
BK atau Konselor dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan
program antar kelas dan antar jenjang kelas, dan mensinkronisasikan program
pelayanan BK dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra
kurikuler dengan mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas satuan
pendidikan.3
4. Manajemen Layanan BK

3
PPPPTK Penajs dan BK, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Guru BK/Konselor
Implementasi Pelayanan Bimbingan Konseling. (Jakarta: Kemendikbud, 2013). Hlm. 43-44.
Manajemen mencakup kegiatan untuk mencapai tujuan, dilakukan oleh individu-
individu yang menyumbangkan upayanya yang terbaik melalui tindakan-tindakan yang
telah ditetapkan sebelumnya4
5. Pengawasan Layanan BK
Pelaksanaan pengawasan tersebut di lakukan secara berkala dan berkelanjutan. Fokus
pelaksanaannya adalah kemampuan profesional konselor dan kegiatan implementasi
kebijakan Permendikbud nomor 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling di
sekolah atau madrasah yang bersangkutan. Hasil pengawasannya didokumentasikan, di
analisis dan tindak lanjuti untuk menigkatkan manajemen layanan bimbingan dan
konseling di sekolah atau madrasah.5
6. Pembinaan Layanan BK
Pembinaan merupakan kegiatan yang di lakukan untuk memperoleh hasil yang
lebih baik deengan adanya bantuan yakni berupa bimbingan, pengawasan dan dorongan.
Dengan bantuan tersebut di harapkan hasil yang di peroleh dari pembinaan dapat
berdaya guna dan berhasil guna. 6
7. Konsep Dasar Peminatan Peserta Didik
Peminatan peserta didik juga menantang peran serta bimbingan dan konseling
sebagai sentral untuk memahami peserta didik karena diharapkan konselorlah yang
akan memiliki pemahaman lebih menyeluruh mengenai peserta didik sehingga paling
tahu langkah apa yang tepat untuk mengembangkan potensi siswa. Menurut ABKIN
(2013) Peminatan berasal dari kata minat yang berarti kecenderungan atau keinginan
yang cukup kuat berkembang pada diri individu yang terarah dan terfokus pada
terwujudkannya suatu kondisi dengan memepertimbangkan kemampauan dasar, bakat,
minat, dan kecenderungan pribadi individu. Dalam dunia pendidikan, peminatan
individu atau peserta didik terarah dan terfokus pada peminatan studi dan karir atau
pekerjaan
8. Aspek peminatan Peserta didik.7
1) Prestasi belajar yang telah dicapai selama proses pembelajaran merupakan cerminan
kecerdasan dan potensi akademik yang dimiliki. Prestasi belajar peserta didik pada
kelas VII, VIII, dan IX merupakan profil kemampuan akademik peserta didik, yang

4
George R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, Alih Bahasa J. Smith D.F.M., (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), Hlm. 9
5
Silphy A. Octavia, Implementasi Manajemen Bimbingan Konseling di Sekolah/Madrasah, (Yogyakarta:
Deepublish,2019), h.66-67.
6
Tamamah Rofikah, “Kompetensi Guru Bimbingan dan Konseling dan Upaya Pembinaan”,Jurnal
Dimensi, Vol. 2, No. 1, (2013). Hlm 3.
7
Edris Zamroni, Urgensi Career Decision Making Skills Dalam Penentuan Arah Peminatan Peserta
Didik,(Kudus: FKIP Universitas Muria Kudus,Vol 2,No 2, 2o16),hal.149
dapat dijadikan dasar pertimbangan pokok dalam peminatan. Profil kondisi prestasi
belajar yang dicapai dapat sebagai prediksi keberhasilan belajar selanjutnya.
2) Prestasi non akademik merupakan cerminan bakat tertentu pada diri peserta didik.
Prestasi non akademik yang telah dicapai, seperti kejuaraan dalam lomba melukis,
menyanyi, menari, pidato, bulu tangkis, tenis meja, dll., merupakan indikasi peserta
didik memiliki kemampuan khusus/bakat tertentu
3) Nilai ujian nasional (UN) yang dicapai merupakan cerminan kemampuan akademik
mata pelajaran tertentu berstandar nasional. Prestasi belajar dapat sebagai
pertimbangan untuk pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik.
4) Minat belajar tinggi ditunjukkan dengan perasaan senang yang mendalam terhadap
peminatan tertentu (mata pelajaran, bidang studi keahlian, program studi keahlian,
kompetensi keahlian) berkontribusi positif terhadap proses dan hasil belajar.
5) Cita-cita peserta didik untuk studi lanjut, pekerjaan, dan jabatan erat hubungannya
dengan potensi yang dimilikinya dan dipengaruhi oleh hasil pengamatan terhadap
figur dan keberhasilan seseorang/sekelompok dalam kehidupannya.
6) Perhatian orang tua, fasilitasi dan latar belakang keluarga berpengaruh positif
terhadap kesungguhan-ketekunan-kedisiplinan dalam belajar. Restu orang tua
merupakan kekuatan spiritual yang dapat memberikan kemudahan yang dirasakan
oleh peserta didik dalam belajar dan mencapai keberhasilan belajar. Anak
mempunyai hubungan emosional dengan orang tua, juga berkaitan dengan
semangat belajar.
7) Diteksi potensi menggunakan instrumen tes psikologis atau tes peminatan bagi
calon peserta didik tentang bakat dan minat dapat dilakukan oleh tim khusus yang
memiliki kemampuan dan kewenangan.
8) Hasil diteksi potensi peserta didik dapat menggunakan hasil diteksi pada saat di
SMP/MTs, hasil tes peminatan yang diselenggarakan di SMA/MA atau SMK atau
dengan data hasil tes peminatan yang diselenggarakan di SMA/MA atau SMK. 8
9. Tingkatan Peminatan peserta didik
1) Peminatan di SD/MI perlu dikembangkan pada peserta didik SD/MI yang akan
melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. Mereka dibantu untuk memperoleh nformasi
untuk memilih SMP/MTs.
2) Peminatan di SMP/MTs perlu dibangun pada peserta didik SMP/MTs yang akan
melajutkan ke SMA/MA dan SMK. Mereka dibantu untuk memperoleh informasi
yang cukup lengkap tentang jenis dan penyelenggaraan masing-masing SMA/MA

8
Kemendikbud, Pedoman Peminatan Peserta Didik,(Jakarta: PSDMP DAN PMP,2013),hlm.20-21
dan SMK, pilihan peminatan kelompok mata pelajaran, peminatan lintas mata
pelajaran, dan peminatan pendalaman materi mata pelajaran. dan arah karir yang
ada, dan kemungkinan studi lanjutannya.
3) Peminatan di SMA/MA perlu dikembangkan pada peserta didik SMA/MA untuk
mengambil pilihan peminatan kelompok mata pelajaran, peminatan lintas mata
pelajaran, dan peminatan pendalaman materi mata pelajaran. , dan
pendalamanmateri mata pelajaran, serta pilihan lintas mata pelajaran tertentu,
pilihan arah pengembangan karir.
4) Peminatan di SMK perlu dikembangkan pada peserta didik SMK untuk memilih
program keahlian dan mata pelajaran program keahlian, mendalami mata pelajaran
program keahlian dan mengakses keterkaitan lintas mata pelajaran praktik/kejuruan
yang ada di SMK.
5) Peminatan Pasca SMA/MA dan SMK perlu dikembangkan pada peserta didik di
SMA/MA dan SMK yang akan melanjutkan studi ke perguruan tinggi, mereka
dibantu untuk memilih dan menentukan minat salah satu fakultas dengan program
studinya yang ada di perguruan tinggi, sesuai dengan kemampuan umum
(kecerdasan), bakat, minat dan karakteristik peserta didik, serta pilihandan
pendalaman materi mata pelajaran di SMA/MA atau SMK 9
10. Arah peminatan peserta didik
Peminatan untuk jenjang pendidikan SMA dilaksanakan sejak kelas X, sehingga
sejak pertama masuk peserta didik mendapatkan sembilan mata pelajaran pokok
ditambah dengan empat mata pelajaran peminatan. Pelayanan arah peminatan peserta
didik merupakanupaya untuk membantu peserta didik dalam memilih dan menjalani
program atau kegiatan studi dan mencapai hasil sesuai dengan kecenderungan hati atau
keinginan yang cukup atau bahkan sangat kuat terkait dengan program
pendidikan/pembelajaran yang diikuti pada satuan pendidikan dasar dan menengah 10
11. Langkah pokok peminatan peserta didik
a) Pengumpulan data
Ketepatan dalam penempatan peminatan siswa memerlukan berbagai macam data
atau informasi tentang siswa.

9
PPPPTK Penajs dan BK, Modul 2 Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Guru BK/Konselor
Implementasi Pelayanan Bimbingan Konseling. (Jakarta: Kemendikbud, 2013). Hlm. 55.

10
ABKIN. Panduan Khusus Bimbingan dan Konseling Pelayanan Arah Peminatan Peserta Didik pada
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah (SD/MI, SMP/MTS/SPMLB, SMA,MA,SMALB, DAN
SMK/MAK) (2013) . (Jakarta: asosiasi bimbingan dan konseling Indonesia).
b) Informasi arah peminatanInformasi tentang peminatan siswa dilakukan saat pertama
kali masuk sekolah atau pada awal masuk sekolah setelah dinyatakan diterima.
c) Identifikasi dan penetapan arah peminatanLangkah ini terfokus pada kecocokan
antara kondisi pribadi siswa dengan syarat-syarat atau tuntutan kelompok mata
pelajaran dan mata pelajaran pilihan dan/ atau sekolah/ madrasah, arah
pengembangan karir, kondisi orang tua dan lingkungan pada umumnya, terutama
dalam rangka peminatan akademik, kejuruan, pendalaman mata pelajaran, lintas
minat mata pelajaran dan studi lanjutan.11
12. Peminatan secara individual
Layanan Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk
mengakomodasi pilihan minat, bakat atau kemampuan peserta didik dengan orientasi
pemusatan, perluasan, atau pendalaman mata pelajaran 12
1) Tujuan dan Manfaat Konseling Individual dalam Layanan Peminatan2
Konseling individual dalam konteks peminatan siswa bertujuan untuk membantu
siswa mengembangkan kesadaran yang kuat atas hasil asesmen sehingga mereka
mampu mengambil keputusan secara bijak terkait bidang akademik dan karier
mereka.
2) Proses Menemukan Masalah yang Membutuhkan Layanan Konseling Individual
Masalah yang dialami siswa dan membutuhkan konseling ditemukan dari hasil
asesmen atau setelah ditempatkan di peminatan tertentu siswa tidak mendapatkan
kepuasan. Penggunaan asesmen di sini dimaksudkan untuk memperoleh informasi
yang sebelumnya tidak didapatkan, atau untuk mengecek informasi yang telah
ada.13
13. Layanan peminatan secara berkelompok
Kegiatan layanan bimbingan kelompok merupakan suatu proses interpersonal yang
dinamis yang memusatkan pada kesadaran berfikir dan tingkah laku serta melibatkan
pada fungsi-fungsi terapi yang dimungkinkan, serta melibatkan pada fungsi-fungsi
terapi yang berorientasi pada kenyataankenyataan, membersihkan jiwa, saling percaya,
pemeliharaan, pengertian, penerimaan dan bantuan. Oleh karena itu siswa yang
motivasi belajar menurun dalam menghadapi ulangan, akan sangat terbantu karena
adanya rasa aman dan mendapatkan gambaran percaya diri. Pemberian layanan
11
Fanistika dan Wiryo, Pengembangan Paket Peminatan dalam Layanan Bimbingan Klasikal untuk
Siswa di SMP, (Surabaya: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 2014). Hlm 3
12
Dede Rahmat Hidayat, Wening Cahyawulan, Robani Alfan, Teori Dan Aplikasi Dalam Bimbingan Dan
Konseling Komperensif, (Jawa Barat : Cv Jejak, 2019 ), h. 142
13
PPPPTK Penjas dan BK, Modul 4 Praktik Pelayanan Peminatan Peserta Didik. (Jakarta:
Kemendikbud, 2013). Hlm 33.
bimbingan kelompok yang baik akan memberikan rasa percaya diri dan menghilangkan
bisa menghilangkan motivasi belajar yang menurun, sehingga disini siswa dapat
mencapai perkembangannya secara optimal.14
14. Layanan peminatan secara klasikal
Layanan klasikal adalah layanan yang diberikan kepada sejumlah siswa yang
tergabung dalam suatu satuan kegiatan pengajaran.7 Selain itu pengertian Layanan
Klasikal merupakan layanan yang berorientasi pada kelompok siswa dalam jumlah yang
cukup besar antara 30-40 orang siswa (sekelas). Bimbingan klasikal lebih bersifat
preventif dan berorientasi pada pengembangan pribadi siswa yang meliputi bidang
pembelajaran, bidang sosial dan bidang karir.15
pengertian layanan klasikal adalah layanan bantuan bagi siswa yang berjumlah
antara 30-40 orang melalui kegiatan klasikal yang disajikan secara sistematis, bersifat
preventif dan memberikan pemahaman diri dan pemahaman tentang orang lain yang
berorientasi pada bidang pembelajaran, pribadi, sosial dan karir dengan tujuan
menyediakan informasi yang akurat dan dapat membantu individu untuk merencanakan
pengambilan keputusan dalam hidupnya serta mengembangkan potensinya secara
optimal.
15. Buatlah daftar revisi makalah anda dalam tabel dibawah ini

No Dalam versi lama Hlm Dalam versi Revisi Hlm


1. Masih ada banyak typo 1-3 Aplikasi instrumentasi 1-3
(salah penulisan) dalam
makalah, saran saya
untuk memperbaiki
penulisan typo typo
tersebut.
Seperti kata instrumensi

14
PPPPTK Penjas dan BK, Modul 4 Praktik Pelayanan Peminatan Peserta Didik (Jakarta: Kemendikbud,
2013). Hlm. 26

15
Siwabessy, Louise B. dan Sri Hastoeti, Bahan Ajar Sertifikasi Guru Bimbingan dan Konseling dalam
Jabatan melalui Jalur Pendidikan: Praktik Bimbingan Klasikal (Jakarta: Jurusan Bimbingan dan
Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan, 2008). Hlm 136.
2. 7 PPPTK Penajs dan 7
BK, Modul Pelatihan
Kekurangan dalam Implementasi Kurikulum
mengutip fotonote 2013 Untuk Guru
BK/Konselor
Implementasi Pelayanan
Bimbingan Konseling.
Hlm.33-34.

16. Pilihlah 1 (satu) kelemahan teknis dari makalah kelompok anda yang diungkapkan oleh
reviewer dan berikan tanggapan anda terhadapnya
KELEMAHAN TEKNIS: Dikemukakan oleh Muhammad Sopian Asrin (200101116):
Pada footnote yang nomer 5 disitu tidak dicantumkan tempat terbit dan penerbitnya,
saran saya untuk menambahkan lagi kelengkapan footnote tersebut dengan
memasukkan tempat terbit Jakarta dan penerbitnya Kemendikbud.
TANGGAPAN DARI SAYA: Sebelumnya saya minta maaf Mungkin karena
kekhilafan saya pribadi dalam menyusun makalah tersebut sehingga saya tidak pokus
dalam mengerjakannya.
17. Pilihlah 1 (satu) keunggulan/kelebihan teknis dari makalah kelompok anda yang
diungkapkan oleh reviewer dan berikan tanggapan anda terhadapnya
KEUNGGULAN TEKNIS: Dikemukakan oleh oleh Muhammad Sopian Asrin
(200101116) : Pada penyusunannya makalah ini sudah baik yakni dengan menggunakan
margin 3 pada setiap sisi dan menggunakan kertas A4.
TANGGAPAN DARI SAYA: Sebelumnya saya berterima kasih kepada reviewer
mengenai makalah tersebut,, dikarenakan saya pribadi mengikuti saran dari pak dosen
18. Pilihlah 1 (satu) kelemahan substantif dari makalah kelompok anda yang diungkapkan
oleh reviewer dan berikan tanggapan anda terhadapnya
KELEMAHAN SUBSTANTIF: Dikemukakan oleh Muhammad Sopian Asrin
(200101116) : Masih ada banyak typo (salah penulisan) dalam makalah, saran saya
untuk memperbaiki penulisan typo typo tersebut.
Terima kasih atas tanggapannya in sya Allah saya pribadi akan memperbaiki penulisan
dari makalah tersebut.
TANGGAPAN DARI SAYA:
Terima kasih atas tanggapannya in sya Allah saya pribadi akan memperbaiki penulisan
dari makalah tersebut.
19. Pilihlah 1 (satu) keunggulan/kelebihan substantif dari makalah kelompok anda yang
diungkapkan oleh reviewer dan berikan tanggapan anda terhadapnya
KEUNGGULAN SUBSTANTIF: Dikemukakan oleh Muhammad Sopian Asrin
(200101116) : Pembahasan isi subtansi-subtansi pada makalah sudah baik dan
langsung fokus ke judulnya.
Sudah Menggunakan rumus pyramid penulisan journal. Dari meluas sampai meruncing
TANGGAPAN DARI SAYA:
Saya sangat berterimakasih terhadap reviewer semoga kedepannya semakin lebih baik
lagi.
20. Pilihlah 1 (satu) pertanyaan yang diajukan oleh reviewer dan berikan jawaban anda
terhadapnya!
PERTANYAAN: Dikemukakan oleh Dikemukakan oleh Muhammad Sopian Asrin
(200101116) : Jelaskan contoh bagaimana kasus siswa di sekolah sehingga pihak
konselor melakukan adanya aliran tangan kasus terhadapnya. ?
JAWABAN DARI SAYA: Pada suatu ketika terjadi peristiwa seseorang siswa yang
mengalami masalah tertentu disarankan oleh guru (melalui orang tuanya) untuk dibawa
ke psikiater. Orang tua memenuhi saran tersebut. Setelah psikiater melaksanakan
pelayanan profesionalnya terhadap siswa yang dimaksud ia tidak menemukan hal-hal
tertentu pada diri siswa yang perlu ditangani secara psikiatri. Psikiater itu selanjutnya
mengalihtangankan siswa tersebut ke kantor UPBK (Unit Pelayanan Bimbingan dan
Konseling) yang ada di kampus perguruan tinggi setempat.
Di UPBK siswa tersebut ditangani oleh konselor dengan cara-cara konseling.
Siswa itu ternyata memang mengalami masalah belajar disebabkan lingkungan di
rumah dan di sekolah yang kurang kondusif. Terhadap siswa dilaksanakan layanan
konseling perorangan (KP). Kepada orang tuanya juga diberikan sejumlah informasi
untuk membangun wawasan orang tua serta saran-saran untuk terbinanya suasana
hubungan sosio-emosional antar angggota keluarga yang lebih akomodatif dan
konstruktif.

Anda mungkin juga menyukai