Anda di halaman 1dari 13

Tugas 10

Untuk memenuhi tugas mata kuliah


Bimbingan Konseling
(BK)

OLEH:

DYTA TRI UTARI


17004005

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
IMPLEMENTASI BK DALAM KURIKULUM 2013

A. Peran Dan Fungsi BK Dalam Implementasi Kurikulum 13


Peminatan peserta didik yang difasilitasi oleh bimbingan dan konseling, tidak
berakhir pada penetapan pilihan dan keputusan bidang keahlian yang dipilih peserta
didik, melainkan harus diikuti layanan pembelajaran yang mendidik, aksesibilitas
perkembangan yang luas, dan penyiapan lingkungan perkembangan belajar yang
mendukung. Untuk itu, bimbingan dan konseling berperan secara kolaboratif dalam hal
sebagai berikut:
1. Menguatkan Pembelajaran yang Mendidik
Untuk mewujudkan arahan Pasal 1 (1), 1 (2), Pasal 3, dan Pasal 4 (3) UU No. 20
tahun 2003 secara utuh, kaidah-kaidah implementasi Kurikulum 2013 sebagaimana
dijelaskan harus bermuara pada perwujudan suasana dan proses pembelajaran
mendidik yang memfasilitasi perkembangan potensi peserta didik. Suasana belajar
dan proses pembelajaran dimaksud pada hakikatnya adalah proses mengadvokasi dan
memfasilitasi perkembangan peserta didik yang dalam implementasinya memerlukan
penerapan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling harus
meresap ke dalam kurikulum dan pembelajaran untuk mengembangkan lingkungan
belajar yang mendukung perkembangan potensi peserta didik. Untuk mewujudkan
lingkungan belajar dimaksud, guru hendaknya:

 memahami kesiapan belajar peserta didik dan penerapan prinsip bimbingan


dan konseling dalam pembelajaran.

 melakukan asesmen potensi peserta didik

 melakukan diagnostik kesulitan perkembangan dan belajar peserta didik.

 mendorong terjadinya internalisasi nilai sebagai proses individuasi peserta


didik.
2. Memfasilitasi Advokasi dan Aksesibilitas
Kurikulum 2013 menghendaki adanya diversifikasi layanan, jelasnya layanan
peminatan. Bimbingan dan konseling berperan melakukan advokasi, aksesibilitas, dan
fasilitasi agar terjadi diferensiasi dan diversifikasi layanan pendidikan bagi
pengembangan pribadi, sosial, belajar dan karir peserta didik. Untuk itu kolaborasi
guru bimbingan dan konseling/konselor dengan guru mata pelajaran perlu
dilaksanakan dalam bentuk:

 memahami potensi dan pengembangan kesiapan belajar peserta didik,

 merancang ragam program pembelajaran dan melayani kekhususan kebutuhan


peserta didik,

 membimbing perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karir.

3. Menyelenggarakan Fungsi Outreach


Untuk mendukung prinsip dimaksud bimbingan dan konseling tidak cukup
menyelenggarakan fungsi-fungsi inreach tetapi juga melaksanakan fungsi outreach
yang berorientasi pada penguatan daya dukung lingkungan perkembangan sebagai
lingkungan belajar. Dalam konteks ini kolaborasi guru bimbingan dan
konseling/konselor dengan guru mata pelajaran hendaknya terjadi dalam konteks
kolaborasi yang lebih luas, antara lain:

 kolaborasi dengan orang tua/keluarga

 kolaborasi dengan dunia kerja dan lembaga pendidikan

 “intervensi” terhadap institusi terkait lainnya dengan tujuan membantu


perkembangan peserta didik.
B. Layanan Peminatan Di Satuan Pendidikan
Dengan memperlihatkan konsep peminatan dipahami bahwa pada satuan
pendidikan (SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK) terdapat kelompok mata pelajaran
peminatan studi meliputi peminatan akademik, peminatan vokasional, peminatan
pendalaman, dan lintas mata pelajaran dan peminatan studi lanjut. Untuk
SMA/MA/SMALB peminatan akademik meliputi peminatan matematika, dan sains,
peminatan sosial dan peminatan bahasa ; sedangkan untuk SMK/MAK meliputi
peminatan akademik dan vokasional. Guru BK atau konselor melalui pelayanan BK
membantu peserta didik dalam memenuhi arah peminatan peserta didik sesuai dengan
kemampuan mental dasar, bakat, minat dan kecenderungan pribadi mereka masing-
masing.

C. Tingkat dan Arah Peminatan


Memperhatikan pengertian, fungsi, dan tujuan diatas, tingkat arah peminatan yang
perlu dikembangkan sebagai berikut :

 Arah peminatan pertama perlu dikembangkan pada siswa SD/MI/SDLB yang


akan melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs/SMPLB. Mereka dibantu untuk
memperoleh informasi memilih SMP/MTs/SMPLB

 Arah peminatan kedua perlu dikembangkan pada siswa SMP/MTs/SMPLB yang


akan melanjutkan studi ke SMA/MA/SMALB atau SMK/MAK. Mereka dibantu
untuk memperoleh informasi yang cukup lengkap tentang jenis dan program
penyelenggaraan masing-masing SMA/MA/SMALB atau SMK/MAK, pilihan
peminatan mata pelajaran dan arah karir yang ada, serta kemungkinan studi
lanjutan.

 Arah peminatan ketiga umum perlu dikembangkan pada siswa


SMA/MA/SMALB untuk memilih peminatan akademik, pilihan dan pendalaman
mata pelajaran lintas peminatan, serta pilihan arah pengembangan karir.
 Arah peminatan ketiga kejuruan perlu dikembangkan pada siswa SMK/MAK
untuk memilih peminatan vokasional, pilihan mata pelajaran lintas peminatan dan
mata pelajaran praktik/kejuruan yang ada di SMK/MAK

 Arah peminatan keempat perlu dikembangkan pada siswa di SMA/MA/SMALB


dan SMK/MAK yang akan melanjutkan studi ke perguruan tinggi, mereka dibantu
untuk memilih salah satu fakultas dengan program studinya yang ada di
perguruan tinggi, sesuai dengan bakal dan minat, serta pilihan
peminatan/pendalaman mata pelajaran yang bersifat akademik atau vokasional di
SMA/MA/SMALB atau SMK/MAK

D. Langkah Pokok Pelayanan Peminatan


Pelayanan peminatan peserta didik dimulai sejak sedini mungkin, yaitu sejak
peserta didik menyadari bahwa ia berkesempatan memilih jenis sekolah dan mata
pelajaran dan arah karir dan studi lanjut. Ketika itulah langkah-langkah pelayanan
peminatan secara sistematik dimulai, mengikuti langkah yang disesuaikan dengan tingkat
dan arah peminatan yang ada.
1. LANGKAH PERTAMA : pengumpulan data dan informasi

Langkah ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang :

1. Data pribadi siswa : kemampuan mental dasar (intelegensi), bakat


dan minat serta kecenderungan khusus

2. Kondisi keluarga dan lingkungan

3. Mata pelajaran wajib dan pilihan jalur peminatan yang ada

4. Sistem pembelajaran, termasuk system Satuan Kredit Semester


(SKS)

5. Informasi pekerjaan/karir

6. Imformasi pendidikan lanjutan dan kesempatan kerja

7. Data kegiatan dan hasil belajar

8. Data khusus tentang pribadi peserta didik


2. LANGKAH KEDUA : layanan informasi/orientasi arah peminatan
Dengan langkah ini kepada para peserta didik diberikan informasi
selengkapnya, sesuai dengan jenis dan jenjang satuan pendidikan peserta
didik, yaitu informasi tentang :

1. Sekolah ataupun program yang sedang mereka ikuti serta selamat dari
sekolah atau program tersebur, dan selepas dari kelas yang mereka
duduki sekarang.

2. Struktur dan isi kurikulum dengan berbagai mata pelajaran yang ada,
baik yang wajib maupun pilihan yang diikuti siswa, terutama
berkenaan dengan jalur peminatan dan pilihan mata pelajaran
pendalaman lintas peminatan.

3. Sistem jalur peminatan, sistem SKS serta penyelenggaraan


pembelajarannya.

4. Informasi tentang karir atau jenis pekerjaan yang perlu dipahami atau
yang dapat dijangkau oleh tamatan pendidikan yang sedang ditempuh
sekarang, terutama berkenaan dengan peminatan vokasional.

5. Informasi tentang studi lanjut selama pendidikan yang sedang


ditempuh sekarang.

Layanan informasi tentang berbagai hal diatas dapat dilakukan melalui


layanan informasi klasikal. Layanan informasi ini dapat dilengkapi dengan
layanan orientasi melalui kunjungan ke sekolah/madrasah atau lembaga kerja
yang dapat memperkaya arah peminatan peserta didik, dan layanan (misalnya
layanan bimbingan kelompok) yang memungkinkan peserta didik ber-BMB3
(berfikir, merasa, bersikap, bertindak, dan bertanggung jawab) berkenaan dengan
arah peminatan akademik dan vokasional serta studi lanjut.

3. LANGKAH KETIGA : identifikasi dan penetapan arah peminatan


Langkah ini terfokus pada kecocokan antara kondisi pribadi
peserta didik dengan syarat-syarat atau jalur peminatan yang ada dan mata
pelajaran lintas peminatan pada satuan pendidikan, arah pengembangan
karir, kondisi orang tuan, dan lingkungan pada umumnya, terutama dalam
rangka peminatan akademik, vokasional, dan studi lanjutan, dan syarat-
syarat pengambilan mata pelajaran dalam sistem SKS yang berlaku.
Langkah ketiga ini dilaksanakan melalui kontak langsung dengan guru BK
atau konselor dengan peserta didik melalui penyajian angket ataupun
modul. Kontak langsung ini disertai pembahasan individu, diskusi
kelompok dan kegiatan lain melalui strategi transformasi-BMB3 atas
berbagai aspek pilihan yang tersedia dan keputusan yang diambil.
4. LANGKAH KEEMPAT : penyesuaian

Arah penyesuaian yang dimaksud pada garis besarnya adalah sebagai


berikut :

1. Apabila pilihan tepat tetapi pada satuan pendidikan yang sedang atau akan
diikuti tidak tersedia pilihan yang diinginkan, maka siswa yang
bersangkutan dapat dianjurkan untuk mengambil pilihan itu di satuan
pendidikan lain.

2. Apabila pilihan tepat dan fasilitas pada satuan pendidikan tersedia, tetapi
dukungan finansial tidak ada, maka perlu dilakukan konseling perorangan
dan layanan lain serta kegiatan pendukung yang relevan terhadap peserta
didik dan orang tuanya untuk membahas kemungkinan mencari bantuan
atau beasiswa.

3. Apabila pilihan tidak tepat, maka peserta didik yang bersangkutan perlu
menggantikan pilihan lain dan perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian
pada diri peserta didik dan pihak-pihak yang berkepentingan. Untuk itu
diperlukan layanan konseling perorangan dan layanan lain serta kegiatan
pendukung yang relevan bagi siswa yang bersangkutan.

5. LANGKAH KELIMA : monitoring dan tindak lanjut


Guru BK atu konselor memonitor penampilan dan kegiatan peserta
didik asuhnya secara keseluruhan dalam menjalani program pendidikan
yang diikutinya, melalui pendampingan oleh guru BK atau konselor dan
guru mata pelajaran, khususnya berkenaan dengan peminatan yang telah
dipilih/ditetapkan. Perkembangan dan berbagai permasalahan peserta
didik dalam menjalani peminatannya itu perlu diantisipasi dan meperoleh
pelayanan BK secara komprehensif dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Dedi, Supriyadi Bimbingan Dan Konseling, Fak Psikologi UM Surakarta, 2004.

Prayitno, dkk. 2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Depdiknas.

Ridwan, M.Pd. Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Penerbit:


Pustaka Pehjar.

Tohirin. 2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi).
Jakarta: Raja Grapindo Persada.

WS.Winkell. Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: Grasindo. 1993.


Soal dan kunci jawaban terkait materi

Objektif

1. Peran Dan Fungsi BK Dalam Implementasi Kurikulum 13 adalah ? Kecuali


a. Menguatkan Pembelajaran yang Mendidik
b. Memfasilitasi Advokasi dan Aksesibilitas
c. Menyelenggarakan Fungsi Outreach
d. Layanan Peminatan Di Satuan Pendidikan
2. Untuk mewujudkan lingkungan belajar yang diinginkan, guru hendaknya ?
a. memahami potensi dan pengembangan kesiapan belajar peserta didik
b. kolaborasi dengan orang tua/keluarga
c. kolaborasi dengan dunia kerja dan lembaga pendidikan
d. “intervensi” terhadap institusi terkait lainnya dengan tujuan membantu
perkembangan peserta didik.
3. Dengan memperlihatkan konsep peminatan dipahami bahwa pada satuan pendidikan
(SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK) terdapat kelompok mata pelajaran peminatan studi
meliputi peminatan akademik, peminatan vokasional,Disebut?
a. Layanan Peminatan Di Satuan Pendidikan
b. Tingkat dan Arah Peminatan
c. Arah peminatan ketiga umum
d. Menguatkan Pembelajaran yang Mendidik
4. Memperhatikan pengertian, fungsi, dan tujuan diatas, berapakah tingkat arah peminatan
yang perlu dikembangkan ?
a. 1 Tingkat Arah
b. 2 Tingkat Arah
c. 3 Tingkat Arah
d. 5 Tingkat Arah
5. Berapa langkah yang disesuaikan dengan tingkat dan arah peminatan ?
a. 1 langkah
b. 3 langkah
c. 5 langkah
d. 4 langkah
Essay

6. Jelaskan kolaborasi guru bimbingan dan konseling/konselor dengan guru mata pelajaran
perlu dilaksanakannya !

7. Jelaskan bagaimana cara Untuk mewujudkan lingkungan belajar yang diinginkan,apa


yang harus dilakukan guru tersebut!

8. Jelaskan langkah Pertama dari Pelayanan Peminatan !

Kunci Jawaban
1. D. Layanan Peminatan Di Satuan Pendidikan
2. A. Memahami potensi dan pengembangan kesiapan belajar peserta didik
3. A. Layanan Peminatan Di Satuan Pendidikan
4. D. 5 Tingkat Arah
5. C. 5 Langkah
6.

a. memahami potensi dan pengembangan kesiapan belajar peserta didik,

b. merancang ragam program pembelajaran dan melayani kekhususan kebutuhan


peserta didik,
c. membimbing perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karir.
7.
a. memahami kesiapan belajar peserta didik dan penerapan prinsip
bimbingan dan konseling dalam pembelajaran.
b. melakukan asesmen potensi peserta didik
c. melakukan diagnostik kesulitan perkembangan dan belajar peserta didik.
d. mendorong terjadinya internalisasi nilai sebagai proses individuasi peserta
didik.
8. LANGKAH PERTAMA : pengumpulan data dan informasi
Langkah ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang :

1. Data pribadi siswa : kemampuan mental dasar (intelegensi), bakat dan minat
serta kecenderungan khusus

2. Kondisi keluarga dan lingkungan

3. Mata pelajaran wajib dan pilihan jalur peminatan yang ada

4. Sistem pembelajaran, termasuk system Satuan Kredit Semester (SKS)

5. Informasi pekerjaan/karir

6. Imformasi pendidikan lanjutan dan kesempatan kerja

7. Data kegiatan dan hasil belajar

8. Data khusus tentang pribadi peserta didik

Anda mungkin juga menyukai