Anda di halaman 1dari 8

NAMA : PUTRI ANANI

KELAS : AKUNTANSI 3
NIM : 1705114736
MATA KULIAH : BIMBINGAN KONSELING
DOSEN PENGAMPU : 1. Dra. Elni Yakub, MS
2. Fitriana, S.Pd.I., M.Pd., Kons.

TUGAS UAS BIMBINGAN KONSELING

1. Jelaskan minimal 5 jenis layanan BK + 3 kegiatan pendukung BK yang saudara ketahui 

2. Implementasi BK di SMP dan SMA dalam kurikulum 2013 terdapat perbedaan dan tujuan,
coba anda jelaskan dimana letak perbedaannya masing-masing !

3. Jelaskan apa pentingnya peran kepala sekolah dan guru mata pelajaran terhadap kegiatan BK
sehingga betul-betul nampak hubungannya !

4. Menurut pengalaman saudara dan ditambah dengan teori yang mendukung guru BK yang
profesional itu seperti apa dan hal apa saja yang paling penting ada untuk mewujudkannya !

5. Analisis satu masalah siswa terkini (2 bulan terakhir) yang didapat dari koran majalah/berita
online, berikan respon dan solusi dengan metode SWOT (Strengths, Weakness,
Opportunities, Thereats) terhadap berita tersebut !

Jawab:

1. Jenis Layanan BK

a) Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memper-
kenalkan siswa baru atau seseorang dengan lingkungan yang baru dimasukinya. Layanan
orientasi bertujuan untuk membantu individu agar mampu menyesuaikan diri terhadap
lingkungan atau situasi yang baru. Fungsi utama yang didukung oleh layanan orientasi ini
adalah fungsi pemahaman dan pencegahan.
b) Layanan Informasi
Layanan informasi adalah layanan bimbingan yang berupa pemberian pene-
rangan, penjelasan, pengarahan. Dan informasi yang disampaikan ini sangat berguna bagi
kehidupan siswa, namun informasi tersebut jarang dibicarakan dalam mata pelajaran,
misalnya informasi mengenai sistem belajar, informasi mengenai jurusan, dan informasi
mengenai jenis-jenis pekerjaan. Layanan informasi biasanya disampaikan dalam bentuk
kelompok.

c) Layanan Penempatan dan Penyaluran


Layanan penempatan dan penyaluran adalah layanan bimbingan yang
memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat sesuai
dengan potensi, bakat dan minat, serta kondisi pribadinya, seperti penempatan dan
penyaluran jurusan, program studi, dan kegiatan ekstrakurikuler.

d) Layanan Konseling Perorangan


Layanan konseling perorangan adalah layanan bimbingan yang memungkinkan
peserta didik mendapatkan layanan langsung secara tatap muka dengan konselor dalam
rangka membahas dan mengentaskan permasalahan yang dialami siswa tersebut.

e) Layanan Konseling Kelompok


Layanan konseling kelompok adalah layanan bimbingan yang memungkinkan
peserta didik memperoleh kesempatan untuk membahas dan mengentaskan permasalahan
yang dialaminya melalui dinamika kelompok atau membahas secara bersama-sama.
Layanan konseling kelompok merupakan layanan konseling yang diselenggarakan dalam
suasana kelompok.

f) Layanan Penguasaan Konten


Layanan penguasaan konten adalah layanan bantuan kepada siswa baik sendiri
maupun dalam kelompok untuk menguasai kemampuan atau kompetensi melalui
kegiatan belajar. Dengan penguasaan konten, individu diharapkan mampu mengatasi
masalah yang dialaminya.

g) Layanan Konsultasi
Layanan konsultasi adalah layanan konseling oleh konselor sebagai konsultan
kepada konsulti yang membahas permasalahan pihak ketiga, misalnya anak, murid, orang
tua, sehingga membantu terselesaikannya masalah yang dialami pihak ketiga
h) Layanan Mediasi
Layanan mediasi adalah layanan yang dilaksanakan untuk mengatasi
permasalahan diantara dua pihak (atau lebih) yang sedang bertentangan. Layanan mediasi
bertujuan agar konselor dapat membantu membangun hubungan diantara mereka.

i) Layanan Advokasi
Layanan advokasi adalah layanan yang membantu konsulti memperoleh kembali
hak-hak dirinya yang tidak diperhatikan dan mendapat perlakuan yang salah.

Kegiatan Pendukung BK

a) Aplikasi Instrumentasi BK
Aplikasi instrumentasi data adalah kegiatan untuk mengumpulkan data dan
keterangan tentang peserta didik, dan lingkungan peserta didik Data yang diperoleh
tersebut selanjutnya digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menyelenggarakan
kegiatan bimbingan dan konseling agar lebih efektif dan efisien.

b) Konferensi Kasus
Konferensi kasus adalah kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik
dalam suatu pertemuan dan dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan
agar data tersebut dapat lebih akurat untuk mengentaskan permasalahan klien. Pertemuan
konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.

c) Alih Tangan Kasus


Alih tangan kasus merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan
yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan
penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran
atau konselor, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh penanganan yang lebih
tepat dan tuntas atas permasalahan yang dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten.

2. Perbedaan Implementasi BK di SMP dan SMA dalam kurikulum 2013

a) Implementasi BK di SMP
 Di SMP siswa diarahkan untuk memahami dan mempersiapkan diri bahwa semua
warga negara Indonesia wajib mengikuti pelajaran di sekolah sampai dengan jenjang
SMP dalam rangka Wajib Belajar 9 Tahun.
 Di SMP siswa diarahkan untuk memahami berbagai jenis pekerjaan/ karir dan siswa
SMP yang akan melanjutkan ke SMA atau SMK dibantu untuk memperoleh
informasi tentang jenis penyelenggaraan masing-masing SMA atau SMK, dan pilihan
mata pelajaran yang ada.
 Di SMP siswa diarahkan untuk memahami dan mempersiapkan diri bahwa setamat
dari SMP siswa dapat melanjutkan ke SMA atau SMK, untuk selanjutnya kalau sudah
tamat nanti dapat bekerja atau melanjutkan ke perguruan tinggi.

b) Implementasi BK di SMA
 Di SMA siswa diarahkan dan dikembangkan untuk memilih dan mendalami dan
mengakses keterkaitan lintas mata pelajaran tertentu, pilihan arah pengembangan
karir.
 Di SMA siswa diarahkan untuk memahami dan mempersiapkan diri bagi siswa yang
akan melanjutkan studi ke perguruan tinggi, mereka dibantu untuk memilih salah satu
fakultas dengan program studinya yang ada di perguruan tinggi, sesuai dengan bakat
dan minat, serta memilih dan mendalami pelajaran di SMA.

3. Pentingnya Peran Kepala Sekolah dan Guru Mata Pelajaran terhadap Kegiatan BK

a) Peran Kepala Sekolah terhadap kegiatan BK


Peran Kepala Sekolah terhadap kegiatan BK yaitu memperlancar pelaksanaan
upaya pelayanan arah peminatan di sekolah dengan memberikan kesempatan seluas-
luasnya bagi Guru Kelas, Guru BK, Guru Mata Peajaran dan Wali kelas untuk
menjalankan perannya secara tepat dalam rangka pelayanan arah peminatan siswa.

Selain itu, Kepala Sekolah juga menyediakan waktu, format-format, dan dana
serta fasilitas lain bagi keberhasilan upaya arah peminatan siswa. Dan Kepala Sekolah
juga memberikan kesempatan dan mendorong orang tua untuk berkonsultasi dan
memperoleh informasi tentang pilihan yang ada serta bakat dan minat siswa.

b) Peran Guru Mata Pelajaran terhadap Kegiatan BK


Peran Guru Mata Pelajaran terhadap kegiatan BK, baik guru untuk mata pelajaran
umum maupun yang bersifat wajib atau pilihan. Guru Mata Pelajaran tersebut secara
khusus menyediakan nilai-nilai prestasi belajar siswa dan informasi pendidikan atau
pekerjaan yang memerlukan informasi dari mata pelajaran yang dimaksudkan.

4. Guru profesional pada intinya adalah guru yang memiliki kompetensi yang disyaratkan untuk
melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Dan guru yang profesionalharus memiliki 4
kompetensi, yaitu:

a) Kompetensi Pedagogik
Dimana seorang guru harus mampu mengelola pembelajaran peserta didik yaitu
seorang guru harus mengetahui pemahaman siswanya dengan baik, merancang dan
melaksanakan pembelajaran dengan baik, mengevaluasi hasil belajar, dan seorang guru
mampu mengarahkan siswanya untuk mengembankan potensinya dan mengelola
pembelajaran yang akan menunjukkan tingkat keberhasilan guru dalam mengajar.
Contohnya, saat guru SMA saya telah selesai menjelaskan materi pembelajaran, guru
saya akan menanyakan sampai dimana pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran
tersebut. Selain itu juga metode yang digunakan guru saat proses pembelajaran, dimana
guru yang tidak monoton saat mengajar akan memudahkan siswa untuk mmahami materi,
hal itu akan mnjadi pnntu keberhasilan guru dalam mengajar.

b) Kompetensi Kepribadian
Seorang guru harus mencerminkan kepribadian yang dewasa, arif, berakhlak
mulia dan berwibawa, karena guru tersebut akan menjadi teladan bagi siswanya.
Misalnya guru yang memiliki sifat wibawa akan disegani dan dihormati oleh siswanya,
dan juga guru tersebut telah menjadi contoh bagi siswanya.

c) Kompetensi Sosial
Seorang guru harus mampu bergaul dan berkomunikasi secara efektif dengan
peserta didik, sesame pendidik, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Misalnya, di SMA saya guru yang berkomunikasi baik dengan siswanya dan
menyenangkan jika diajak bicara dan tidak sungkan mendengarkan curhatan siswanya,
guru itu akan disukai oleh siswa-siswa. Hal itu menandakan tingkat sosialisasi guru yang
tinggi dengan siswanya

d) Kompetensi Profesional
Seorang guru harus dapat menguasi materi pembelajaran secara luas dan
mendalam. Misalnya, guru yang hanya mngandalkan buku saat mengajar, tanpa
menjelaskan materi, hal itu bisa menandakan bahwa guru tersebut tidak mnguasai materi,
dan hal itu akan mempersulit siswanya untuk memahami materi.

5. Masalah yang saya ambil yaitu tentang ngelem yang diambil dari berita online dengan judul
“Bukannya Blajar, 7 Siswa SMA Malah Asyik Ngelem”, peristiwa ini terjadi bi Gorontalo

Analisis SWOT:
a) Strength (Kekuatan):
 Pihak polisi, pihak polisi terus berkoordinasi dengan masyarakat, agar masyarakat
selalu mengawasi anak dan keluarganya juga lingkungan di sekitarnya. Agar kasus
seperti ini tidak terjadi lagi.
 Orang tua, orang tua harusnya mengawasi anaknya apabila ada kejanggalan atau hal
yang aneh dari anak tersebut, dan untuk kedepannya orang tua lebih mewaspadai
anaknya dan mengajarkan kepada anaknya bahwa perbuatan itu tidak baik. Dan lebih
mendekatkan diri kepada anaknya.
 Masyarakat, masyarakat bekerja sama dengan polisi apabila terjadi kasus seperti ini
kembali, agar pihak polisi langsung turun tangan.
 Guru, disini guru sudah menjalankan perannya yaitu, di mana guru mengawasi
siswanya, seperti pada kasus ini guru mngawasi muridnya yang membolos dan tidak
masuk sekolah, dan guru tersebut juga langsung melaporkan kejadian ini kepada
pihak polisi.

b) Weakness (Kelemahan)
 Anak tersebut hanya mementingkan kepuasaan dirinya, tanpa memerhatikan dampak
dari perbuatannya
 Kurang mengontrol diri hal ini bisa jadi disebabkan oleh pengaruh teman atau ajakan
teman dan hanya memikirkan kepuasan dirinya saja.
 Akibat dari perbuatannya, anak tersebut akan dikucilkan oleh masyarakat sekitarnya

c) Opportunity (Peluang)
 Kurangnya kegiatan positif seperti rohis di sekolah, sehingga anak tersebut tidak
mengtahui perbuatannya itu salah, bertentangan dengan nilai-nilai dan dilarang oleh
agama.
 Kurangnya pengawasan oran tua, orang tua yang jarang di rumah, sibuk bekerja,
bercerai dan merupakan keluarga broken home, menjadi salah satu peluang seorang
anak melakukan perbuatan yang salah.
 Sosialisasi pihak berwenang, seperti tidak adanya sosialisasi dari pihak polisi atau
suatu lembaga juga merupakan peluang seorang anak melakukan perbuatan yang
salah.
 Kondisi sosial ekonomi yang kurang

d) Threats (tantangan)
 Cara membujuk, saat anak tersebut sudah diberi nasihat, tetapi untuk selanjutnya anak
tersebut masih melakukan perbuatan tersebut, hal itu yang menjadi hambatan untuk
membujuk anak tersebut bahwa apa yang diperbuatnya merupakan perbuatan yang
salah dan membujuk anak tersebut untuk berhenti ngelem.
 Pengaruh dari teman yang tidak baik.
NAMA : PUTRI ANANI
KELAS : AKUNTANSI 3
NIM : 1705114736
MATA KULIAH : BIMBINGAN KONSELING
DOSEN PENGAMPU : 1. Dra. Elni Yakub, MS
2. Fitriana, S.Pd.I., M.Pd., Kons.

Bukannya Belajar, 7 Siswa SMA Malah Asyik Ngelem

Liputan6.com, Gorontalo - Sekalipun kerap dirazia, sejumlah remaja di Gorontalo tetap


nekat ngelem atau mabuk dengan menghirup aroma lem. Kasus terbaru, tujuh siswa dibekuk
saat ngelem di salah satu rumah di Desa Ulapato, Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo,
Provinsi Gorontalo. Mirisnya, beberapa di antara mereka adalah remaja putri.

Ketujuh siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) itu digerebek pada Rabu, 15 November 2017,
sekitar pukul 13.00 Wita. Mereka kedapatan sedang teler usai menghirup aroma lem.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Liputan6.com, siang itu, Komandan Rayon Militer
(Danramil) Telaga, Kapten Infanteri Idjmail Patawe mendapat telepon dari salah satu guru SMA
1 Telaga Biru. Guru tersebut mengatakan bahwa di salah satu rumah yang ada di Perum Sultana
1, Telaga Biru, Desa Ulapato, sedang terjadi pesta ngelem.

Sang guru membeberkan, beberapa anak yang asyik ngelem itu membolos atau tidak masuk
sekolah. Tujuh remaja itu bahkan mabuk sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya.

Mendapat laporan tersebut, Danramil Telaga segera memerintahkan babinsa setempat untuk
segera berkoordinasi dengan Polsek Telaga Biru. Mereka kemudian segera mempersiapkan
penggerebekan terhadap siswa-siswa SMA yang sedang mengonsumsi lem merek tertentu itu.

Saat penggerebekan, babinsa dan polisi mendapati tujuh remaja dalam kondisi teler akibat
pengaruh aroma lem. Di dalam salah satu kamar, polisi menemukan barang bukti berupa tujuh
kaleng lem yang sudah dipakai.

Mereka kemudian digelandang ke Polsek Telaga biru. Danramil Telaga mengatakan, Babinsa
dan aparat Polsek Telaga Biru sudah membawa ketujuh siswa tersebut. "Mereka dan barang
bukti diamankan di Polsek Telaga Biru sambil menunggu orangtua masing-masing guna
diberikan pembinaan," ujarnya.

Terkait kasus remaja ngelem, menurut Patawe, polisi akan terus berkoordinasi dengan
masyarakat. "Tidak menutup kemungkinan ke depannya bisa memicu untuk mengonsumsi
narkoba yang akan merusak generasi muda bangsa," katanya.

Anda mungkin juga menyukai