Anda di halaman 1dari 11

Makalah Filsafat Pendidikan Islam

Dosen Pengampu : Dr. Syamsul Arifin, M. Ag

Disusun oleh kelompok 1

1. Muh. Surya :
2. Hamzan Wathoni :

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan
idayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam memahami isi maklah ini.

Makalah ini digunakan sebagai tugas dalam mata kuliah filsafat Pendidikan islam,
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif untuk
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan banyak manfaat bagi
pembaca, khususnya bagi mahasiswa program studi Pendidikan Agama Islam. Mohon maaf
apabila terdapat kesalahan baik dalam penyampaian maupun penulisannya. Akhir kata
penulis ucapkan terima kasih.

Mataram, 23 februari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER...............................................................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang........................................................................................................
2. Rumusan Masalah...................................................................................................
3. Tujuan.....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Karakteristik filsafat................................................................................................
B. Karakteristik Pendidikan islam...............................................................................
C. Hubungan filsafat dengan Pendidikan islam...........................................................
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan.............................................................................................................
2. Saran.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Filsafat tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia, karena sejarah filsafat
erat kaitannya dengan sejarah manusia pada masa lampau. Filsafat yang dijadikan sebagai
pandangan hidup, erat kaitannya dnegan nilai-nilai tentang manusia yang dianggap benar
sebagai pandangan hidup oleh suatu masyarakat atau bangsa untuk mewujudkannya yang
terkandung dalam filsafat tersebut. Oleh karena itu suatu filsafat yang diyakini oleh suatu
masyarakat atau bangsa akan berkaitan erat dengan sistem pendidikan yang diraaskan oleh
masyarakat dan bangsa tersebut. Filsafat pendidikan ini sebagai usaha untuk mengenalkan
filsafat pendidikan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan itu. Adapun filsafat
pendidikan adalah disiplin ilmu yang mempelajari dan berusaha mengungkap masalah-
masalah pendidikan yang bersifat filosofis. Agar pendidikan mempunyai arti jelas, karena
pendidikan sangat pesar peranannya dalam membna kemajuan suatu bangsa sesuai dengan
filsafat yang diyakini.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Karakteristik filsafat ?
2. Bagaimana Karakteristik Pendidikan islam ?
3. Bagaimana Hubungan filsafat dengan Pendidikan islam ?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui Karakteristik filsafat
2. Unntuk mengetahui Karakteristik Pendidikan islam
3. Untuk mengetahui Hubungan filsafat dengan Pendidikan islam ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Filsafat
Karakteristik dasar filsafat oleh Jan Hendrik Rapar diungkapkan setidaknya ada
lima hal, yaitu berpikir radikal, mencari asas, memburu kebenaran, mencari kejelasan dan
berpikir rasional.1
1. Berpikir Radikal; Berpikir secara radikal adalah karakter utama filsafat,
karena filosuf berpikir secara radikal, maka ia tidak akan pernah terpaku
hanya pada fenomena suatu entitas tertentu. Ia tidak akan pernah berhenti
hanya pada suatu wujud realitas tertentu. Keradikalan berpikirnya itu akan
senantiasa mengobarkan hasratnya untuk menemukan akar seluruh
kenyataan, termasuk realitas pribadinya. Berpikir rabikal yaitu berpikir secara
mendalam, untuk mencapai akar persoalan yang dipermasalahkan.
2. Mencari Asas; Karakter filsafat berikutnya adalah mencari asas yang paling
hakiki dari keseluruhan realitas, yaitu berupaya menemukan sesuatu yang
menjadi esensi realitas. Dengan menemukan esensi suatu realitas, maka akan
diketahui dengan pasti dan menjadi jelas keadaan realitas tersebut, oleh
karena itu, mencari asas adalah salah satu sifaty dasar atau karakteristik
filsafat.
3. Memburu Kebenaran; Berfilsafat berarti memburu kebenaran tentang segala
sesuatu. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran yang tidak
meragukan, oleh sebab itu ia selalu terbuka untuk dipersoalkan kembali dan
diuji demi meraih kebenaran yang lebih hakiki. Dengan demikian dapat
ditegaskan bahwa kebenaran filsafat tidak pernah bersifat mutlak dan final,
melainkan terus bergerak dari suatu kebenaran menuju kebenaran baru yang
lebih pasti. Kebenaran yang baru ini pun masih bersifat terbuka untuk diuji
dan dikaji lagi sampai menemukan kebenaran yang lebih meyakinkan.

1
Jan Hendrik Rapar, “Pengantar Filsafat”, (Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 1996), h. 21-24
Dengan demikian, terlihat bahwa salah satu karakteristik filsafat adalah
senantiasa memburu kebenaran.
4. Mencari Kejelasan; Berfilsafat berarti berupaya mendapatkan kejelasan
mengenai seluruh realitas. Geisler dan Feinberg mengatakan bahwa ciri khas
penelitian filsafat ialah adanya usaha keras demi meraih kejelasan intelektual.
2
Mengejar kejelasan berarti harus berjuang dengan gigih untuk mengeliminasi
segala sesuatu yang tidak jelas, yang kabur dan yang gelap, bahkan juga yang
serba rahasia dan berupa teka-teki.
5. Berpikir Rasional; Berpikir secara radikal, mencari asas, memburu
kebenaran, dan mencari kejelasan tidak mungkin dapat berhasil dengan baik
tanpa berpikir secara rasional. Berpikir secara rasional berarti berpikir logis,
sistematis dan kritis. Berpikir logis itu bukan hanya sekedar mengapai
pengertian-pengertian yang dapat diterima oleh akal sehat, melainkan agar
sanggup menarik kesimpulan dan mengambil keputusan yang tepat dan benar
dari premis-premis yang digunakan. Berpikir logis juga menuntut pemikiran
yang sistematis, di mana rangkaian pemikiran yang berhubungan satu sama
lain atau saling berkaitan secara logis. Tanpa berpikir yang logis-sistematis
dan koheren, maka satu hal yang tak mungkin dicapai kebenaran yang dapat
dipertanggungjawabkan. Berpikir kritis ialah terus menerus mengegevaluasi
dan memverifikasi argument-argumen yang mengklaim diri benar. Berpikir
logis, sistematis-kritis adalah ciri utama berpikir rasional, dan berpikir
rasional adalah salah satu karakteristik filsafat.
B. Karakteristik Filsafat Pendidikan islam
Menurut Prof. Dr. Azyumardi Azra, ada beberapa karakteristik pendidikan Islam,
yaitu:
1. Penguasaan Ilmu Pengetahuan. Ajaran dasar Islam mewajibkan mencari ilmu
pengetahuan bagi setiap Muslim dan muslimat. Setiap Rasul yang diutus
Allah lebih dahulu dibekali ilmu pengetahuan, dan mereka diperintahkan
untuk mengembangkan llmu pengetahuan itu. Hal ini sesuai hadits
Rasulullah saw ,
2
Norman L. Geisler dan Paul D. Feinberg, “Introduction to Philosophy”, (Grand Rapids : Baker Book House,
1982), h. 18-19
2. Pengembangan Ilmu Pengetahuan. Ilmu yang telah dikuasai harus diberikan
dan dikembangkan kepada orang lain. Nabi Muhammad saw sangat
membenci orang yang memiliki ilmu pengethauan, tetapi tidak mau memberi
dan mengembangkan kepada orang lain (HR. Ibn al-Jauzy).
3. Penekanan pada nilai-nilai akhlak dalam penguasaan dan pengembangan
ilmu penetahuan. Ilmu pengetahuan yang didapat dari pendidikan Islam
terikat oleh nilai-nilai akhlak .
4. Penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan, hanyalah untuk
pengabdian kepada Allah dan kemaslahatan umum, seperti pada hadits
riwayat Abu al-Hasan Bin Khazem bin Anas,
5. Penyesuaian terhadap perkembangan anak. Sejak awal perkembangan Islam,
pendidikan Islam diberikan kepada anak sesuai umur, kemampuan,
perkembangan jiwa, dan bakat anak. Setiap usaha dan proses pendidikan
haruslah memperhatikan faktor pertumbuhan anak.  
6. Kepribadian. Bakat alami dan keampuan pribadi tiap-tiap anak didik
diberikan kesempatan berkembang sehingga bermanfaat bagi dirinya dan
masyarakat. Setiap murid dipandang sebagai amanah Tuhan, dan seluruh
kemampuan fisik & mental adalah anugerah Tuhan. Perkembangan
kepribadian itu berkaitan dengan seluruh nilai sistem Islam, sehingga setiap
anak dapat diarahan untuk mencapai tujuan Islam.
7. Penekaanan pada amal saleh dan tanggung jawab. Setiap anak didik diberi
semangat dan dorongan untuk mengamalkan ilmu pengetahuan sehingga
benar-benar bermanfaat bagi diri, keluarga dan masyarakat secara
keseluruhan. Amal shaleh dan tanggung jawab itulah yang
menghantarkannya kelak kepada kebahagiaan di hari kemudian kelak (HR.
Muslim).
Dengan karakteristik-karakteristik pendidikan tersebut tampak jelas keunggulan
pendidikan Islam dibanding dengan pendidikan lainnya. Karena, pendidikan dalam Islam
mempunyai ikatan langsung dengan nilai-nilai dan ajaran Islam yang mengatur seluruh
aspek kehidupannya.
C. Hubungan filsafat dengan Pendidikan islam
Filsafat yang dijadikan pandangan hidup oleh suatu masyarakat atu bangsa
merupakan asas dan pedoman yang melandasi semua aspek hidup dan kehidupan bangsa,
termasuk aspek pendidikan. Filsafat pendidikan yang dikembangkan harus berdasarkan
filsafat yang dianut suatu bangsa. Sedangkan pendidikan merupakan suatu cara atau
mekanisme dalam menanamkan dan mewariskan nilai-nilai filsafat itu sendiri.
Pendidikan sebagai suatu lembaga yang berfungsi menanamkan dn mewariskan sistem-
sistem norma tingkah laku yang didasarkan pada prinsip-prinsip filsafat yang dijunjung
oleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu masyarakat. Untuk menjamin upaya
pendidikan dan proses tersebut efektif, dibutuhkan landasan-landasan filosofis dan ilmiah
sebagai asas normatif dan pedoman pelaksanaan pembinaan.
Filsafat dan pendidikan, keduanya merupakan usaha yang sama. Berfilsafat ialah
mencari nilai-nilai ideal yang lebih baik, sedangkan pendidikan mewujudkan nilai-nilai
tersebut dalam kehidupan pribadi manusia. Pendidikan bertindak mencari arah yang
terbaik, sedangkan filsafat dapat memberi latihan yang pada dasarnya diberikan kepada
peserta didik. Hal ini bertujuan untuk membina manusia dalam membangun nilai-nilai
kritis dalam watak mereka. Dengan demikian, filsafat pendidikan adalah mencari
kesatuan pandangan untuk memecahkan berbagai problem dalam lapangan pendidikan.
Dari sini dapat diperoleh hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan
sebagai berikut:
1. Filsafat, dalam arti filosofis, merupakan satu cara pendekatan yang dipakai
dalam memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori
pendidikan oleh para ahli.
2. Filsafat berfungsi member arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut
aliran filsafat tertentu yang memiliki relevansi dengan kehidupan nyata.
3. Filsafat, dalam hal ini filsafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk
memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan
menjadi ilmu Pendidikan.3
Hubungan antara filsafat dan pendidikan menjadi penting sekali, sebab ia
menjadi dasar, arah dan pedoman suatu sistem pendidikan. Filsafat pendidikan adalah

3
Jalaluddin dan Abdullah Idi. “Filsafat Pendidikan”, (Jogjakarta: Al-Ruzz Media 2009), h 33
aktivitas pemikiran teratur yang menjadikan filsafat sebagai medianya untuk menyusun
proses pendidikan, menyelaraskan, mengharmoniskan dan menerangkan nilai-nilai dan
tujuan yang ingin dicapai. Jadi, terdapat kesatuan yang utuh antara filsafat, pendidikan
dan pengalaman manusia.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Trimakasi banyak
2. Saran
Demikian yang kami dapat paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, dan karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau refrensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini. Kami banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini
DAFTAR PUSTAKA

Jan Hendrik Rapar. 1996. “Pengantar Filsafat”.Yogyakarta : Penerbit Kanisius. h. 21-24


Norman L. Geisler dan Paul D. Feinberg. 1982. “Introduction to Philosophy”. Grand Rapids :
Baker Book House. h. 18-19
Jalaluddin dan Abdullah Idi. 2009. “Filsafat Pendidikan”. Jogjakarta: Al-Ruzz Media 2009. h
33

Anda mungkin juga menyukai