Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

FILSAFAT SEBAGAI ILMU KRITIS

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Umum

Dosen Pengampu :

muhammad hormus, M. Pd.I

Disusun Oleh: Khoirul Basyar [ 126303203048]

JURUSAN TASAWUF PSIKOTERAPI 1A

FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH

ISNTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan nikmat kepada kita, terutama nikmat yang paling besar yaitu nikmat Iman
dan Islam. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita yakni Nabi
Muhammad SAW, juga tak lupa kepada keluarga-Nya, sahabat-sahabatNya, dan seluruh
umat yaang setia mengikuti ajaran-Nya semoga mendapatkan syafa’at di yaumul jaza’wal
hisab. Amin.

Kami besyukur kepada Allah SWT, karena berkat limpahan taufik, hidayah, dan
inayah-Nya kami dapat menyusun makalah dengan judul “FILSAFAT SEBAGAI ILMU
KRITIS” dengan baik tanpa ridhoNya mustahil penulisan makalah ini bisa selesai tepat
waktu.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih batas minimal, sehingga
terdapat banyak sekali kekurangan atau jauh dari kesempurnaan, berhubungan dengan
wawasan atau ilmu yang kami miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif atau
yang dapat membangun sangat kami harapkan utuk perbaikan penulisan selanjutnya.

Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak selaku dosen Filsafat Ilmu yang
telah membimbing dan mengajarkan kami, serta pihak-pihak yang bersangkutan yang telah
membantu, sehingga makalah ini bisa terselesaikan dengan baik.

Akhirnya permohonan dan harapan semoga apa yang telah kami lakukan mendapat
ridho dan kebaikan Allah SWT dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca sebagai jembatan ilmu penegetahuan. Amin.

Tulungagung, November 2020

Penulis
HALAMAN ……………………………………………………………………..!

KATA PENGANTAR……………………………………………………………...!

DAFTAR ISI………………………………………………………………………..!

BAB I: PENDAHULUAN…………………………………………………………..1

A. Latar Belakang……………………………………………………………1

B. Rumusan Masalah…………………………………………………………1

C. Tujuan Masalah …………………………………………………………1

BAB II: PEMBAHASAN……………………………………………………………...2

1.Pengertian Filsafat ………………………………………………………….2

2.Pengertian Berfikir kritis……………………………………………………..2

a.aspek-aspek berfikir kritis…………………………………………………….3

b.unsur-unsur dasar berpikir kritis……………………………………………….4

BAB III: PENUTUP………………………………………………………………………5

KESIMPULAN…………………………………………………………………………..6

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sifat alamiah manusia untuk selalu berfikir merupakan hal yang etis. Proses
berpikir merupakan hal yang natural, lumrah, dan menjadi lingkaran fitrahnya
manusia. Terkadang berpikir yang tidak memiliki titik temu akan berjalan sendiri
sesuai dengan alurnya.

Bahkan orang yang menyimpang saja berfikir akan sesuatu kemaslahatan


sebuah fikiran. Ini berarti berfikir menjadi salah satu tolak ukur dalam berkehidupan.
Kualitas hidup seseorang adakalanya ditentukan dengan cara berpikirnya dalam
segala hal. Baik dalam menjawab tantangan maupun menyesaikan persoalan.
Adakalanya manusia merenung agar berusaha memiliki pemikiran yang berkualitas
sehingga mampu menciptakan penemuan atau hal baru dalam kehidupannya.

Seseorang yang berpikir kritis akan bisa menjawab tantangan serta


menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan cara-cara yang efektif dan
sistematis tanpa terbebani dengan hal yang tak wajar serta menghasilkan daya
intelektual dalam ide-ide yang digagas sehingga dapat menemukan ide-ide yang
abstrak untuk kemudian membuat model penyelesaian masalah secara efektif.1

B. Rumusan Masalah

A. Bagaaimana pengertian filsafat ?

B. Bagaimana pengertian berfikir kritis?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian filsafat .

2. Untuk mengetahui pengertian berfikir kritis

1
Abdul Karim.2014. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan. Fikrah, Vol. 2, No. 1 Hal 273-
289.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian. Filsafat

Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa arab dengan istilah falsafah dan
dalam bahasainggris Falsafah dikenal istilah Phylosophy serta dalam bahasa Yunani
dengan istilah Philosophia.

Kata Philosophia terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love) dan sophia
yang berarti kebijasanaan (wisdom) sehingga secara etimologis istilah filsafat berarti
cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya.

Dengan demikian, seorang filsuf adalah pencinta atau pencari kebijaksanaan


(Suaedi.2016). Prof. Dr. Harun Nasution, menyatakan bahwa intisari filsafat ialah
“berfikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tidak terikat pada tradisi, dogma
serta agama) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar
persoalannya”.filsafat bersifat menyeluruh, mendasar, dan spekulatif. Menyeluruh,
artinya pemikiran yang luas karena tidak membatasi diri dan tidak hanya ditinjau
dari satu sudut pandang tertentu.

Mendasar, artinya pemikiran yang dalam sampai pada hasil yang fundamental
atau esensial objek yang dipelajarinya sehingga dapat dijadikan dasar berpijak bagi
segenap nilai dan keilmuan. Spekulatif, artinya hasil pemikiran yang diperoleh
dijadikan dasar bagi pemikiran selanjutnya.

Hasil pemikiran berfilsafat selalu dimaksudkan sebagai dasar untuk


menelusuri bidang bidang pengetahuan yang baru2

B. Pengertian berfikir kritis

Berfikir kritis menurut beberapa pengertian yakni:

2
Danny Rusmono. 2018. Filsafat Ilmu - Pengetahuan Dan Ilmu Pengetahuan.
- Perry dan potter (2005) menyatakan bahwa Berfikir kritis adalah suatu proses
dimana seseorang atau individu dituntut untuk menginterpretasikan dan
mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah penilaian atau keputusan
berdasarkan kemampuan,menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.

- Menurut Bandman dan Bandman (1988), berpikir kritis adalah pengujian secara
rasional terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran, masalah,
kepercayaan dan tindakan.

- Menurut Strader (1992), bepikir kritis adalah suatu proses pengujian yang
menitikberatkan pendapat tentang kejadian atau fakta yang mutakhir dan
menginterprestasikannya serta mengevaluasi pandapat-pandapat tersebut untuk
mendapatkan suatu kesimpulan tentang adanya perspektif/ pandangan baru.Berpikir
kritis adalah suatu proses berpikir sistematik yang penting bagi seorang profesional.
Berpikir kritis akan membantu profesional dalam memenuhi kebutuhan klien.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis
merupakan suatu tehnik berpikir yang melatih kemampuan dalam mengevaluasi atau
melakukan penilaian secara cermat tentang tepat-tidaknya ataupun layak-tidaknya
suatu gagasan yang mencakup penilaian dan analisa secara rasional tentang semua
informasi, masukan, pendapat dan ide yang ada, kemudian merumuskan kesimpulan
dan mengambil suatu keputusan.

a. Aspek-Aspek Berpikir Kritis

Kegiatan berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat penampilan dari


beberapa perilaku selama proses berpikir kritis itu berlangsung. Berpikir kritis
seseorang dapat dilihat dari beberapa aspek ;

- Relevance : Relevansi (keterkaitan) dari pernyataan yang dikemukakan.

- Importance : Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukakan.

- Novelty : Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi
baru maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide baru orang lain.

- Outside Material : Menggunakan pengalamannya sendiri atau bahan-bahan yang


diterimanya dari perkuliahan (refrence).
- Ambiguity clarified : Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan
ada ketidak jelasan.

- Linking ideas: Senantiasa menghubungkan fakta, idea tau pandangan serta


mencaridata baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan.

- Justification : Member bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi


atau kesimpulan yang diambilnya. Termasuk di dalalmnya senantiasa member
penjelasan mengenai keuntungan (kelebihan) dan kerugian (kekurangan) dari suatu
situasi atau solusi.

- Critical assessment : Melakukan evaluasi terhadap setiap kontribusi/ masukan yang


dating dari dalam dirinya maupun dari orang lain.

- Practical utility: Ide-ide baru yang dikemukakan selalu dilihat pula dari sudut
keperaktisan/ kegunaanya dalam penerapan.

- Width of understanding: Diskusi yang dilaksanakan senantiasa bersifat muluaskan


isi atau materi diskusi.

b. Unsur-unsur Dasar Berpikir Kritis

Menurut Ennis (1996: 364) terdapat 6 unsur dasar dalam berpikir kritis yang
disingkat

menjadi FRISCO :

- F (Focus): Untuk membuat sebuah keputusan tentang apa yang diyakini maka
harus bisa memperjelas pertanyaan atau isu yang tersedia, yang coba diputuskan itu
mengenai apa.

- R (Reason): Mengetahui alasan-alasan yang mendukung atau melawan putusan-


putusan yang dibuat berdasar situasi dan fakta yang relevan.

- I (Inference): Membuat kesimpulan yang beralasan atau menyungguhkan. Bagian


penting dari langkah penyimpulan ini adalah mengidentifikasi asumsi dan mencari
pemecahan, pertimbangan dari interpretasi akan situasi dan bukti.

- S (Situation): Memahami situasi dan selalu menjaga situasi dalam berpikir akan
membantu memperjelas pertanyaan (dalam F) dan mengetahui arti istilah-istilah
kunci, bagian-bagian yang relevan sebagai pendukung.
- C (Clarity): Menjelaskan arti atau istilah-istilah yang digunakan.

- O (Overview): Melangkah kembali dan meneliti secara menyeluruh keputusan


yang diambil.3

3
Qosim. 1997. Filsafat Ilmu Dan Beberapa Pokok Ajaran Fenomenologi. Malang: Al-Farabi.
BAB II

PENUTUP

A. KESIMPULAN

     1. Secara etimologis, filsafat diambil dari bahasa Arab, falsafah-berasal dari bahasa
Yunani, Philosophia, kata majemuk yang berasal dari kata Philos yang artinya
cinta atau suka, dan kata Sophia yang artinya bijaksana. Dengan demikian secara
etimologis, filsafat memberikanpengertian cinta kebijaksanaan.

2. Secara terminologis, filsafat adalah ilmu yang meliputi kebenaran yang terkandung
di dalamnya ilmu-ilmu; metafisika, logika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.

3.  Ada tiga metode yang digunakan untuk memecahkan problema-problema  Filsafat


yaitu: metode deduksi, induksi dan metode dialektik.

4. Obyek penyelidikan filsafat adalah segala yang ada dan yang mungkin ada, tidak
terbatas.

5. Struktur/sistematika filsafat berkisar pada tiga cabang flsafat yaitu teori


pengetahuan, teori hakikat dan teori nilai.

B. SARAN

1.Bagi tenaga pendidik kami mengharap kritikan dan masukan tentang pembahasan
makalah yang telah kami buat di atas.

2.Bagi calon pendidik agar makalah ini bisa berguna sebagai salah satu sarana dari
sumber pembelajaran
Daftar Pustaka

Abdul Karim.2014. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan. Fikrah, Vol. 2, No. 1


Hal 273-289.

Danny Rusmono. 2018. Filsafat Ilmu - Pengetahuan Dan Ilmu Pengetahuan.

Qosim. 1997. Filsafat Ilmu Dan Beberapa Pokok Ajaran Fenomenologi. Malang: Al-
Farabi.

Suaedi Fachruddin. 2016. Pengantar Filsafat Ilmu. Universitas Cokroaminoto Palopo.

Anda mungkin juga menyukai