PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Buku merupakan sumber pengetahuan bagi semua orang terkhusus bagi mahasiswa
yang ingin menggali ilmu pengetahuan lebih mendalam. Banyak orang yang berusaha mencari
buku yang terbaik dan diharapkan tidak memiliki kekurangan apapun. Akan tetapi pada
kenyataanya, masih banyak buku yang jauh dari kata sempurna. Sebagus apapun anggapan kita
tentang sebuah buku jika kita analisa lebih jauh pasti pembaca masih menemukan beberapa
kekurangan dari buku tersebut, baik itu dari segi sistematika penulisannya, EYD, bahkan
isinya. Untuk itulah mengkritik sebuah buku itu sangat penting supaya mahasiswa dapat
mengetahui kekurangannya, dapat membandingkan buku yang lain dan berusaha
memperbaikinya menjadi sebuah buku yang sempurna.
Materi yang saya kritik berjudul Analisis Kajian Filsafat Ilmu yang ditulis oleh
Muhammad Surip,S.Pd,M.Si. Dalam hal ini saya berusaha untuk menganalisis isi buku dan
membandingkannya dengan buku karangan Drs.Edward Purba dan Prof.Dr.Yusnadi,MS yang
berjudul Filsafat Pendidikan. Pentingnya materi yang saya kritik ditinjau dari segi
pendidikan yaitu sebagai penyempurnaan dalam menjalankan tugas sebagai pendidik nanti.
Materi yang saya kritik juga berpengaruh pada studi yang saya ambil karena merupakan dasar
dari sistem pendidikan yang ada. Dasar pendidikan inilah yang nantinya saya pergunakan
sebagai acuan saya untuk mendalami dasar pendidikan nanti.
Dengan mengkritik buku ini kita dapat mengetahui apa saja kelebihan maupun
kekurangan dari buku ini, bagaimana sistematika penulisannya, EYD, maupun isinya dan
perbedaanya dengan buku yang lainnya. Dan mahasiswa dapat memberikan solusi dalam
penyempurnaan buku ini sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman atau acuan bagi para
pembaca umum
Adapun tujuan dan manfaat dari buku yang saya kritik ini adalah supaya mahasiswa
dapat mengetahui serta mampu memahami gagasan dan pelaksanaan pendidikan menurut
masing-masing aliran filsafat pendidikan, mahasiswa dapat mendesain rencana pembelajaran
sesuai dengan gagasan aliran filsafat pendidikan tertentu, serta dapat berpartisipasi dalam
meningkatkan pelaksanaan pendidikan yang bermutu.
a. Bibliografi
Buku ini ditulis oleh Muhammad Surip, M.Si. Lahir di Dikraya Jateng,10 Agustus 1980.
Pendidikan sekolah dasar ditamatkan pada tahun1993, SMP tahun 1996 di Aek kwasan Asahan
dan SMU tamat tahun 1999 di P.Rakyat Asahan Sumatra Utara. Kemudian melanjutkan kuliah
S1 di AIAN Sumatra Utara. Kemudian melanjutkan S2 di Universitas Padjajaran Bandung
tamat pada tahun 2007. Tahun 2007 diterima sebagai dosen PNS pada Fakultas Bahasa dan
Seni di Universitas Negeri Medan. Dan mulai tahun 2014 hingga sekarang sebagai Kepala
Humas Unimed
1
BAB II
PEMBAHASAN
Identitas Buku
Kota : Medan
Edisi :II
Halaman :224
Berpikir kritis merupakan salah satu bentuk keterampilan tingkat tinggi yang sangat penting
dimiliki ssetiap manusia, karena akan berdampak positif bagi arah kehidupannya dalam meraih
harapan depan cita-cita hidupnya.
Berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada
pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan (Ennis 1962:124).
Berpikir kritis adalah kemampuan:
Mampu membuat kesimpulan dan solusi yang akurat, jelas, dan relevan terhadap
kondisi yang ada
Berpikir terbuka dengan sistematis dan mempuyai asumsi, implikasi, dan konsekuensi
yang logis
Berkomunikasi secara efektif dalam menyelesaikan suatu masalah yang kompleks.
2
Saat kita mulai untuk berpikir kritis, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan, yaitu
Mulailah dengan berpikirapa dan kenapa, lalu carilah arah yang tepat untuk jawaban
dari pertanyaan tersebut.
Tujuan pertanyaan akan apa dan kenapa
Informasi yang spesifik untuk menjawab pertanyaan di atas
Kriteria standar yang ditetapkan untuk memenuhi jawaban atas pertanyaan.
Kejelasan dari solusi permasalahan/pertanyaan
Konsekuensi yang mungkin terjadi dari pilihan yang kita inginkan.
Menegvaluasi kembali hasil pemikiran kita untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Ada beberapa alasan mengapa berpikir kritis itu penting dimiliki setiap manusia, diantaranya
yakni:
Ada beberapa langkah cara meningkatkan kemampuan kita dalam berpikir kritis diantaranya
adalah:
1) Jangan terburu-buru: pikirkan secara baik-baik dan mendalam mengenai beberapa ide
sebelum anda mengambil keputusan.
2) Mencoba berpikir di luar kotak: selalu berpikir bersama kelompok akan membuat
pikiran anda terbatasi.
3) Mendukung perbedaan pendapat: berdebat tidak selalu berarti masalah.
4) Berkomunikasi dengan maverick: maverick adalah istilah yang digunakan untuk
menyebut orang-orang atau organisasi yang tidak konvensional, yang seringkali
memiliki sudut pandang yang tidak biasa.
3
Bab II Konsep Dasar Filsafat Ilmu
Secara epistimology, filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia, yang terdiri dari
kata Philos yang berarti kesukaan atau kecintaan terhadap sesuatu, dan kata Sophia yang berarti
kebijaksanaan. Secara harafiah, filsafat diartikan sebagai suatu kecintaan terhadap
kebijaksanaan ( kecenderungan untuk menyenangi kebijaksanaan).
Filsafat dalam bahasa Inggris, yaitu philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari bahasa
Yunani: plisophia, yang terdiri atas dua kata: philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik
kepada) dan sophos (hikamah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman
praktis, intelegensi). Jadi , secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran
(love of wisdom)
B. Pengertian Ilmu
Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-
metode tertentu,yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala- gejala tertentu di bidang
(pengetahuan) itu.
4
Keduanya hendak memberikan sintesis, yaitu suatu pandangan yang
bergandengan
Keduanya mempunyai metode dan sistem.
Keduanya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya
timbul dari hasrat manusia , akan pengetahuan yang lebih mendasar.
a. Objek material (lapangan) filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu segala sesuatu
yang ada (realita) sedangkan objek material( pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus
dan empiris.
b. Objek formal (sudut pandang) filsafat itu berarti bersifat nonfragmentaris, karena
mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara luas, mendalam dan
mendasar.
c. Filsafat dilaksanakan dalam suatu suasana pengetahuan yang menonjolkan daya
spekulasi, kritis, dan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan riset lewat
pendekatan trial and error.
d. Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada
pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskurtif, yaitu menguraikan
secara logis, yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu.
e. Filsafat memberikan penjelasan yang terakhir, yang mutlak, dan mendalam sampai
mendasar (primary cause), sedangkan ilmu menunjukkan sebab-sebab yang tidak
begitu mendalam , yang lebih dekat , yang sekunder ( secondary cause).
5
Bab III Perkembangan Filsafat Dan Sains
Menurut Comte , sejarah pengetahuan melalui tiga tahap yaitu: teologis, metafisis dan terahir
positifis.
Sains merupakan perkembangan terakhir fase ketiga- maka manusia modern harus
meninggalkan fase-fase sebelumnya yang dianggap sudah kuno seperti fase agama-teologis-
dan metafisika filosofis jika ingin tetap dikatakan manusia modern.
Descartes mewariskan suatu metode berpikir yang menjadi landasan berpikir dalam ilmu
pengetahuan modern. Langkah- langkah tersebut adalah:
a) Tidak menerima apa pun sebagai sebagai hal yang benar, kecuali kalau diyakini
sendiri bahwa itu memang benar.
b) Memilah-milah masalah menjadi bagian-bagian terkecil untuk mempermudah
penyelesaian.
c) Berpikir runtut dengan mulai dari hal yang sederhana sedikit demi sedikit untuk
mencapai ke hal yang paling rumit.
6
Bab IV Manusia Dan Pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu gambaran objek-objek eksternal yang hadir dalam pikiran manusia.
Pengetahuan merupakan suatu keadaan yang hadir karena persentuhan kita dengan suatu
perkara.
Pengetahuan manusia pada umumnya dikelompokkan ke dalam empat jenis pengetahuan, yaitu
Ilmu pengetahuan merupakan suatu pengetahuan metodis, sistematis, dan koheren (bertalian)
tentang suatu bidang tertentu dari kenyataan.
7
Bab V Filsafat Dan Pendidikan
Teori nilai
Teori nilai merupakan kerangka ketiga dalam tiga kerangka besar filsafat, teori pengalaman,
teori hakikat dan teori nilai. Teori nilai mencakup dua cabang filsafat yang cukup terkenal:
Etika dan Estetika. Yang pertama membicarakan soal baik buruk perbutan manusia.
Etika
Pokok persoalan dalam etika keilmuan selalu mengacu kepada elemen-elemen, kaidah
moral, yaitu hati nurani kebebasan dan tanggung jawab, nilai dan norma yang bersifat
utilarastik (kegunaan) .
8
Bab VI Fondasi Pengkajian Ilmu
A. Ontologi
Ontologi merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno yang berasal dari
Yunani.Hakikat kenyataan atau realitas memang bisa didekati ontologi dengan dua macam
sudut pandang:
Pengetahuan yang diperoleh manusia melalui akal, indera, dan lain-lain mempunyai metode
tersendiri dalam metode pengetahuan, di antaranya adalah:
Metode induktif
Metode deduktif
Metode positivisme
Metode kontemplatif
Metode dialektis
9
Bab VII Filsafat Ilmu Pengetahuan
A. Pemikiran-pemikiran Filsafat
Humanisme adalah sebuah gerakan filsafat dan literatur yang bermula dari Italia pada paruh
kedua abad ke-14 kemudian menjalar ke nagara-negara Eropa lainnya. Humanisme adalah
filsafat yang menjunjung tinggi nilai dan kedudukan manusia serta menjadikannya sebagai
kriteria segala sesuatu.
Rasionalisme
Aliran rasionalisme dipelopori oleh Rene Descrates. Dalam buku Discourse de la Methode
tahun 1637 ia menegaskan perlunya ada metode yang jitu sebagai dasar kokoh bagi semua
pengetahuan , yaitu dengan menyangsikan segalanya, secara metodis.
Descrates menerima 3 realitas atau substansi bawaan, yang sudah ada sejak kita lahir, yaitu:
Positivisme
Dasar-dasar filsafat ini dibangun oleh Saint Simon dan dikembangkan Auguste Comte. Ia
mengatakan bahwa pengetahuan manusia berkembang secar evolusi dalam tiga tahap, yaitu
teologis,metafisik,dan positif.
Empirisme
Aliran empiris nyata dalam pemikiran David Hume yang memilih pengalaman sebagai sumber
utama pengetahuan. Pengalaman itu dapat bersifat lahiriah (yang menyangkut dunia) maupun
batiniah (yang menyangkut pribadi manusia). Dua hal yang dicermati oleh Hume, yaitu
substansi dan kausalitas.
10
B. Science/ Ilmu Pengetahuan
Science merupakan bagian dari himpunan informasi yang termasuk dalam pengetahuan
ilmiah, dan berisikan informasi yang memberikan gambaran tentang struktur dari sistem-sistem
serta penjelasan tentang pola-laku sistem-sistem tersebut.
Ilmu pengetahuan harus diperoleh dengan cara sadar, melakukan sesuatu terhadap objek,
didasarkan pada suatu sistem, prosesnya menggunakan cara yang lazim, mengikuti metode
serta melakukannya dengan cara yang lazim, mengikuti metode serta melakukannya dengan
cara berurutan yang kemudian diakhiri dengan verifikasi atau pemetiksaan tentang kebenaran
ilmiahnya (kesahihan). Dengan demikian pendekatan filsafat ilmu mempunyai implikasi pada
sistematika pengetahuan sehingga memerlukan prosedur, harus memenuhi aspek metodologi,
bersifat teknis dan normatif akademik.
11
Bab VIII Sarana Berpikir Ilmiah
Berpikir ilmiah adalah landasan atau kerangka berpikir penelitian ilmiah. Untuk melakukan
kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana berpikir. Oleh karena itu, proses berpikir untuk
sampai pada suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan diperlukan sarana tertentu yang
disebut dengan sarana tertentu yang disebut dengan sarana berpikir ilmiah.
Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik diperlukan sarana berpikir ilmiah
berupa:
a) Bahasa ilmiah: alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir
ilmiah.
b) Logika dan matematika: mempunyai peran penting dalam berpikir deduktif .
c) Logika dan statistika: mempunyai peran penting dalam berpikir induktif untuk mencari
konsep-konsep yang berlaku umum.Sarana ilmiah mempunyai fungsi yang khas ,
sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan dalam kaitan kegiatan ilmiah secara
keseluruhan. Sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang pengetahuan
untuk mengembangkan materi pengetahuannya pada dasarnya ada tiga:
Bahasa Ilmiah
Syarat-syarat:
12
Bab IX Metode Saintifik
Secara garis besar, common sense dan science dapat dibedakan menjadi lima, yakni:
Tenacity, cara memperoleh pengetahuan yang akan dilakukan dengan sangat menyakini
sesuatu, meski bisa jadi apa yang diyakininya belum tentu benar.
Authority, yaitu metode memperoleh pengetahuan dengan mempercayakan pada pihak
yang diangap kompeten.
A priori, metode memperoleh pengetahuan dengan menitikberatkan pada kemampuan
nalar dan intuisi diri sendiri, tanpa mempertimbangkan informasi dari pihak luar.
Science, cara memperoleh pengetahuan dengan melakukan serangkaian cara-cara
ilmiah, seperti mengajukan dugaan , pengontrolan variabel, hingga penyimpulan
13
b. Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan
Buku ini sudah cukup bagus dan cocok digunakan sebagai paduan untuk belajar. Dalam buku
lebih banyak membahas tentang berpikir kritis dan lebih menekankan hubungan filsafat
pendidikan dengan manusia, dan pengertian filsafat ilmu. Setiap pokok bahasan dalam buku
ini selalu dilengkapi dengan pendapat dari beberapa ahli yang memperkuat materi tersebut ,
seperti pengertian berpikir kritis, dikutip dari 5 pendapat ahli. Yang membuat kita benar-
benar paham apa itu berpikir kritis.
Buku ini juga dilengkapi kutipan-kutipan beberapa ahli dalam bahasa Inggris. Dan materinya
dijelaskan secara rinci dan diberikan contoh untuk mempermudah pembaca memahaminya
Sistematika penulisannya juga sudah cukup bagus dan bab yang satu dan yang lainnya saling
berhubungan. Jadi topik yang dibahas dalam buku ini terfokus dan tidak membuat binggung.
Kelemahan
Menurut saya buku ini sudah cukup bagus hanya saja saya mendapati beberapa kekurangan
seperti, ada beberapa penulisan kata yang tidak tepat atau yang salah ketik seperti dalam hal 1,
dan juga ada beberapa kata yang penggunaan EYD yang kurang tepat. Dalam buku ini juga
banyak disertai materi dari beberapa ahli tanpa disertai dengan contoh. Ukuran tulisan dalam
buku ini terlalu kecil dan terlalu padat sehigga membuat pembbaca terlalu bosan.banyak
menggunkan bahasa ilmiah yang sangat sulit untuk dipahami.
14
BAB III
Adapun yang dapat saya simpulkan dari kritik buku dari bapak Muhammad Surip,S.Pd,M,Si
dan bapak Edward ini adalah buku ini cukup bagus dan layak dipakai sebagai pedoman dalam
mempelajari dan mendalami ilmu filsafat pendidikan. Namun setiap buku terdapat kelebihan
dan kekurangannya masing-masing. Akan tetapi saya disini hanyalah sebagai pengkritik dan
pemandu pembaca dalam memilih buku yang ada.
Saran saya kepada penulis agar lebih memperhatikan penyusunan dan tata cara dalam penulisan
buku terutama pada aspek sistematika penulisan dan penggunaan EYD dan membuat tampilan
yang lebih menarik lagi. Dan saya berharap agar penulis dapat mereview kembali buku hasil
cetakannya agar tidak terjadi kesalahan dalam penulisan sehingga buku ini layak untuk
digunakan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Halaman Moeka
16