Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Buku merupakan sumber pengetahuan bagi semua orang terkhusus bagi mahasiswa
yang ingin menggali ilmu pengetahuan lebih mendalam. Banyak orang yang berusaha mencari
buku yang terbaik dan diharapkan tidak memiliki kekurangan apapun. Akan tetapi pada
kenyataanya, masih banyak buku yang jauh dari kata sempurna. Sebagus apapun anggapan kita
tentang sebuah buku jika kita analisa lebih jauh pasti pembaca masih menemukan beberapa
kekurangan dari buku tersebut, baik itu dari segi sistematika penulisannya, EYD, bahkan
isinya. Untuk itulah mengkritik sebuah buku itu sangat penting supaya mahasiswa dapat
mengetahui kekurangannya, dapat membandingkan buku yang lain dan berusaha
memperbaikinya menjadi sebuah buku yang sempurna.

Materi yang saya kritik berjudul Analisis Kajian Filsafat Ilmu yang ditulis oleh
Muhammad Surip,S.Pd,M.Si. Dalam hal ini saya berusaha untuk menganalisis isi buku dan
membandingkannya dengan buku karangan Drs.Edward Purba dan Prof.Dr.Yusnadi,MS yang
berjudul Filsafat Pendidikan. Pentingnya materi yang saya kritik ditinjau dari segi
pendidikan yaitu sebagai penyempurnaan dalam menjalankan tugas sebagai pendidik nanti.
Materi yang saya kritik juga berpengaruh pada studi yang saya ambil karena merupakan dasar
dari sistem pendidikan yang ada. Dasar pendidikan inilah yang nantinya saya pergunakan
sebagai acuan saya untuk mendalami dasar pendidikan nanti.

b. Tujuan Dan Manfaat

Dengan mengkritik buku ini kita dapat mengetahui apa saja kelebihan maupun
kekurangan dari buku ini, bagaimana sistematika penulisannya, EYD, maupun isinya dan
perbedaanya dengan buku yang lainnya. Dan mahasiswa dapat memberikan solusi dalam
penyempurnaan buku ini sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman atau acuan bagi para
pembaca umum

Adapun tujuan dan manfaat dari buku yang saya kritik ini adalah supaya mahasiswa
dapat mengetahui serta mampu memahami gagasan dan pelaksanaan pendidikan menurut
masing-masing aliran filsafat pendidikan, mahasiswa dapat mendesain rencana pembelajaran
sesuai dengan gagasan aliran filsafat pendidikan tertentu, serta dapat berpartisipasi dalam
meningkatkan pelaksanaan pendidikan yang bermutu.

a. Bibliografi

Buku ini ditulis oleh Muhammad Surip, M.Si. Lahir di Dikraya Jateng,10 Agustus 1980.
Pendidikan sekolah dasar ditamatkan pada tahun1993, SMP tahun 1996 di Aek kwasan Asahan
dan SMU tamat tahun 1999 di P.Rakyat Asahan Sumatra Utara. Kemudian melanjutkan kuliah
S1 di AIAN Sumatra Utara. Kemudian melanjutkan S2 di Universitas Padjajaran Bandung
tamat pada tahun 2007. Tahun 2007 diterima sebagai dosen PNS pada Fakultas Bahasa dan
Seni di Universitas Negeri Medan. Dan mulai tahun 2014 hingga sekarang sebagai Kepala
Humas Unimed

1
BAB II

PEMBAHASAN

a. Rangkuman Isi Buku

Identitas Buku

Judul buku : BERPIKIR KRISTIS ANALISIS KAJIAN FILSAFAT ILMU

Penulis : MUHAMMAD SURIP S.Pd, M.Si

Penerbit : Halaman Moeka

Kota : Medan

Edisi :II

Halaman :224

Bab I. Konsep Berpikir Kritis

1. Defenisi Berpikir Kritis

Berpikir kritis merupakan salah satu bentuk keterampilan tingkat tinggi yang sangat penting
dimiliki ssetiap manusia, karena akan berdampak positif bagi arah kehidupannya dalam meraih
harapan depan cita-cita hidupnya.

Berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada
pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan (Ennis 1962:124).
Berpikir kritis adalah kemampuan:

a) Menentukan kredibilitas suatu sumber


b) Membedakan anatara yang relevan dari yang tidak relevan
c) Membedakan fakta dari penilaian
d) Mengidentifikasi daqn mengevaluasi asumsi yang tidak terucapkan
e) Negidentifikasi bias yang ada
f) Mengidentifikasi sudut pandang
g) Menngevaluasi bukti yang di tawarkan untuk mendukung pengakuan.

Ciri khas dari pemikir kritis antara lain:

Mampu membuat kesimpulan dan solusi yang akurat, jelas, dan relevan terhadap
kondisi yang ada
Berpikir terbuka dengan sistematis dan mempuyai asumsi, implikasi, dan konsekuensi
yang logis
Berkomunikasi secara efektif dalam menyelesaikan suatu masalah yang kompleks.

2
Saat kita mulai untuk berpikir kritis, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan, yaitu

Mulailah dengan berpikirapa dan kenapa, lalu carilah arah yang tepat untuk jawaban
dari pertanyaan tersebut.
Tujuan pertanyaan akan apa dan kenapa
Informasi yang spesifik untuk menjawab pertanyaan di atas
Kriteria standar yang ditetapkan untuk memenuhi jawaban atas pertanyaan.
Kejelasan dari solusi permasalahan/pertanyaan
Konsekuensi yang mungkin terjadi dari pilihan yang kita inginkan.
Menegvaluasi kembali hasil pemikiran kita untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Ada beberapa alasan mengapa berpikir kritis itu penting dimiliki setiap manusia, diantaranya
yakni:

a) Berpikir kritis merupakan keterampilan universal.


b) Berpikir kritis sangat penting di abad ke-21.
c) Berpikir kritis meningkatkan keterampilan verbal dan analitik.
d) Berpikir kritis meningkatkan kreativitas.
e) Berpikir kritis penting untuk refleksi diri.

D. Cara Berpikir Kritis

Ada beberapa langkah cara meningkatkan kemampuan kita dalam berpikir kritis diantaranya
adalah:

1) Jangan terburu-buru: pikirkan secara baik-baik dan mendalam mengenai beberapa ide
sebelum anda mengambil keputusan.
2) Mencoba berpikir di luar kotak: selalu berpikir bersama kelompok akan membuat
pikiran anda terbatasi.
3) Mendukung perbedaan pendapat: berdebat tidak selalu berarti masalah.
4) Berkomunikasi dengan maverick: maverick adalah istilah yang digunakan untuk
menyebut orang-orang atau organisasi yang tidak konvensional, yang seringkali
memiliki sudut pandang yang tidak biasa.

3
Bab II Konsep Dasar Filsafat Ilmu

A. Filsafat dan Hikmah

Secara epistimology, filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia, yang terdiri dari
kata Philos yang berarti kesukaan atau kecintaan terhadap sesuatu, dan kata Sophia yang berarti
kebijaksanaan. Secara harafiah, filsafat diartikan sebagai suatu kecintaan terhadap
kebijaksanaan ( kecenderungan untuk menyenangi kebijaksanaan).

Filsafat dalam bahasa Inggris, yaitu philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari bahasa
Yunani: plisophia, yang terdiri atas dua kata: philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik
kepada) dan sophos (hikamah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman
praktis, intelegensi). Jadi , secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran
(love of wisdom)

B. Pengertian Ilmu

Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-
metode tertentu,yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala- gejala tertentu di bidang
(pengetahuan) itu.

Ciri-ciri utama ilmu menurut terminologi adalah:

a) Ilmu adalah sebagian pengetahuan bersifat koheren, empiris, sistematis, dapat


diukur , dan dibuktikan.
b) Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tidak pernah mengartikan kepingan
pengetahuan satu utusan tersendiri, sebaliknyailmu menandakan seluruh
kesatuan ide yang mengacu ke objek yang sama dan saling berkaitan secara
logis.
c) Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan dengan masing-masing
penalaran perorangan, sebab ilmu dapat memuat di dalamnya dirinya sendiri
hipotesis-hipotesis dan teori teori yang belum sebelumnya dimantapkan.
d) Di pihak lain, yang seringkali berkaitan dengan konsep ilmu ( pengetahuan
ilmiah) adalah ide bahwa metode-metode yang berhasil dan hasil-hasil yang
terbukti pada dasarnya harus terbuka pada semua pencari ilmu.
e) Ciri hakiki lainnya dari ilmu ialah metodologi , sebab kaitan logis ynag dicari
ilmu tidak dicapai dengan penggabunganterpisah-pisah.
C. Persamaan dan Perbedaan Filsafat dan Ilmu

Persamaan filsafat dan ilmu adalah sebagai berikut:

Keduanya mencari ilmu yang sebaik-baiknya menyelidiki objek selengkap-


lengkapnya samapai ke akar-akarnya.
Keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada
antara kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukkan sebab-
sebabnya.

4
Keduanya hendak memberikan sintesis, yaitu suatu pandangan yang
bergandengan
Keduanya mempunyai metode dan sistem.
Keduanya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya
timbul dari hasrat manusia , akan pengetahuan yang lebih mendasar.

Perbedaan filsafat dan ilmu adalah sebagai berikut:

a. Objek material (lapangan) filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu segala sesuatu
yang ada (realita) sedangkan objek material( pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus
dan empiris.
b. Objek formal (sudut pandang) filsafat itu berarti bersifat nonfragmentaris, karena
mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara luas, mendalam dan
mendasar.
c. Filsafat dilaksanakan dalam suatu suasana pengetahuan yang menonjolkan daya
spekulasi, kritis, dan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan riset lewat
pendekatan trial and error.
d. Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada
pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskurtif, yaitu menguraikan
secara logis, yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu.
e. Filsafat memberikan penjelasan yang terakhir, yang mutlak, dan mendalam sampai
mendasar (primary cause), sedangkan ilmu menunjukkan sebab-sebab yang tidak
begitu mendalam , yang lebih dekat , yang sekunder ( secondary cause).

D. Pengertian Filsafat Ilmu


a. Plato mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada, ilmu
yang berminat untuk mencapai kebenaran asli.
b. Aristoteles mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu yang meliputi kebenaran ysng
terkandung di dalamnya ilmu-ilmu , metafisika, logika, etika, ekonomi, politik, dan
estetika.
c. Marcus Tullius Cicero merumuskan filsafat sebagai pengetahuan tentang sesuatu
yang maha agung dan usaha-usaha untuk mencapainya.
E. Tujuan Filsafat Ilmu

Tujuan filsafat ilmu oleh Bakhtiar dijelaskan sebagai berikut:

a. Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat


memahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu.
b. Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan ilmu di berbagai
bidang, sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara
historis.
c. Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di
perguruan tinggi.

5
Bab III Perkembangan Filsafat Dan Sains

A. Sains dan Filsafat

Menurut Comte , sejarah pengetahuan melalui tiga tahap yaitu: teologis, metafisis dan terahir
positifis.

Sains merupakan perkembangan terakhir fase ketiga- maka manusia modern harus
meninggalkan fase-fase sebelumnya yang dianggap sudah kuno seperti fase agama-teologis-
dan metafisika filosofis jika ingin tetap dikatakan manusia modern.

Descartes mewariskan suatu metode berpikir yang menjadi landasan berpikir dalam ilmu
pengetahuan modern. Langkah- langkah tersebut adalah:

a) Tidak menerima apa pun sebagai sebagai hal yang benar, kecuali kalau diyakini
sendiri bahwa itu memang benar.
b) Memilah-milah masalah menjadi bagian-bagian terkecil untuk mempermudah
penyelesaian.
c) Berpikir runtut dengan mulai dari hal yang sederhana sedikit demi sedikit untuk
mencapai ke hal yang paling rumit.

6
Bab IV Manusia Dan Pengetahuan

Pengetahuan adalah suatu gambaran objek-objek eksternal yang hadir dalam pikiran manusia.
Pengetahuan merupakan suatu keadaan yang hadir karena persentuhan kita dengan suatu
perkara.

Cara Memperoleh Pengetahuan

Pengetahuan manusia pada umumnya dikelompokkan ke dalam empat jenis pengetahuan, yaitu

Pengetahuan umum (common sense) sebagai pengetahuan yang digunakan


untuk memenuhi kebutuhan sehari hari tanpa mengetahui seluk beluk yang
luas dan mendalam.
Pengetahuan ilmiah (sains), yaitu pengetahuan yang masih berkisar di seputar
pengalaman dan diperoleh melalui metodologi dan cara-cara tertentu.
Pengetahuan filsafat, merupakan pengetahuan tanpa batas dengan
menggunakan pengkajian secara mendalam dan hakiki menembus batas
pengalaman biasa.
Pengeetahuan agama sebagai pengetahuan yang dapat diperoleh melalui Tuhan
lewat perantaraan utusan-Nya, biasanya bersifat mutlak dan wajib diikuti.

B. Hakikat Pengetahuan Manusia

Ilmu pengetahuan merupakan suatu pengetahuan metodis, sistematis, dan koheren (bertalian)
tentang suatu bidang tertentu dari kenyataan.

J. Sudarminta mengatakan bahwa ciri-ciri hakiki pengetahuan manusia yaitu:

Kepastian mutlak tentang kebenaran segala pengetahuan kita memang tidak


mungkin, sebab manusia adalah makhluk contingent dan fallible.
Subjek berperan aktif dalam kegiatan mengetahui dan tidak hanya bersifat pasif
menerima serta melaporkan objek apa adanya.
Pengetahuan manusia memang bersifat relasional dan kontekstual, tetapi itu
tidak berarti bahwa objektivitas dan universalitas pengetahuan menjadi tidak
mungkin.

7
Bab V Filsafat Dan Pendidikan

Teori nilai

Teori nilai merupakan kerangka ketiga dalam tiga kerangka besar filsafat, teori pengalaman,
teori hakikat dan teori nilai. Teori nilai mencakup dua cabang filsafat yang cukup terkenal:
Etika dan Estetika. Yang pertama membicarakan soal baik buruk perbutan manusia.

Etika

Pokok persoalan dalam etika keilmuan selalu mengacu kepada elemen-elemen, kaidah
moral, yaitu hati nurani kebebasan dan tanggung jawab, nilai dan norma yang bersifat
utilarastik (kegunaan) .

1. Sifat Dasar Etika


Etika mempunyai sifat yang sangat mendasar, yaitu sifat kritis.
2. Objek Etika
Objek penyelidikan etika adalah pernyataan-pernyataan moral yang
merupakan perwujudan dari pandangan-pandangan dari persoalan-
persoalan dalam bidang moral.
3. Metode Etika
Ada empat macam pendekatan dalam menilai suatu pendapat moral yaitu,
pendekatan empiris deskriptif, pendekatan fenomenologis, pendekatan
normative dan pendekatan metaetika.
4. Etika Normatif
a. Teori dentologis mengatakan bahwa betul-salahnya sesuatu tindakan
tidak dapat ditentukan dari akibat-akibat tindakan itu, melainkan ada
cara bertindak yang begitu saja terlarang, atau begitu saja wajib.
b. Teori teleologis mengtakan bahwa betul-tidaknya tindakan justru
tergantung dari akibatnya-akibatnya, kalau akibat-akibat dari tindakan
itu baik, maka boleh dilakukan , bahkan wajib untuk dilakukan.
c. Teori Egoisme etis menyoroti tentang akibat dari perbuatan-perbuatan
bagi kepentingan pribadi, bukan kepentingan orang banyak.
5. Etika Utilitarisme
Dibagi menjadi dua cabang yaitu egoisme etis dan utilitarisme.
6. Etika Teonom Murni
Mengajarkan bahwa tindakan dikatakan benar bila sesuai dengan kehendak
Allah, dan dikatakan salah apabila tidak sesuai, suatu tindakan wajib
dikerjakan jikq diperintahkan Allah.
7. Teori Hukum Kodrat
Mengatakan bahwa baik buruk ditentukan oleh Allah seakan-akan secara
sewenang-wenang.

8
Bab VI Fondasi Pengkajian Ilmu

A. Ontologi

Ontologi merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno yang berasal dari
Yunani.Hakikat kenyataan atau realitas memang bisa didekati ontologi dengan dua macam
sudut pandang:

1. Kuantitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan itu tunggal


atau jamak?
2. Kualitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan (realitas)
tersebut memilki kualitas tertentu, seperti misalnya daun ynag memiliki
warna kehijauan, bunga mawar yang berbau harum.
Dalam ontologi dapat dikemukakan pandangan-pandangan pokok
pemikiran sebagi berikut:
Monoisme
Idealisme: Duaisme, Pluralisme, Nihilisme, Agnotitisme
Epistomologi

Pengetahuan yang diperoleh manusia melalui akal, indera, dan lain-lain mempunyai metode
tersendiri dalam metode pengetahuan, di antaranya adalah:

Metode induktif
Metode deduktif
Metode positivisme
Metode kontemplatif
Metode dialektis

9
Bab VII Filsafat Ilmu Pengetahuan

A. Pemikiran-pemikiran Filsafat

Humanisme adalah sebuah gerakan filsafat dan literatur yang bermula dari Italia pada paruh
kedua abad ke-14 kemudian menjalar ke nagara-negara Eropa lainnya. Humanisme adalah
filsafat yang menjunjung tinggi nilai dan kedudukan manusia serta menjadikannya sebagai
kriteria segala sesuatu.

Ideologi-ideologi yang terbentuk berdasarkan paham humanisme:

Komunisme, karena di dalam ideologi humanisme bisa menghapus keterasingan


manusia dari dirinya akibat kepemilikan swasta dan sistem masyarakat kapitalisme.
Pragmatis, karena pandangan yang menjadikan manusia sebagai orientasi, sebagaimana
pandangan protagoras , telah menjadikan manusia sebagai kriteria segala sesuatu
Eksistensialisme yang telah memberi argumentasi bahwa tidak ada satupun alam yang
sebanding dengan alam subyektivitas manusia.

Rasionalisme

Aliran rasionalisme dipelopori oleh Rene Descrates. Dalam buku Discourse de la Methode
tahun 1637 ia menegaskan perlunya ada metode yang jitu sebagai dasar kokoh bagi semua
pengetahuan , yaitu dengan menyangsikan segalanya, secara metodis.

Descrates menerima 3 realitas atau substansi bawaan, yang sudah ada sejak kita lahir, yaitu:

Realitas pikiran (res cogitan)


Realitas perluasan (res extensa) atau materi
Tuhan (sebagai wujud yang seluruhnya sempurna, penyebab sempurna
dari kedua realitas itu).

Positivisme

Dasar-dasar filsafat ini dibangun oleh Saint Simon dan dikembangkan Auguste Comte. Ia
mengatakan bahwa pengetahuan manusia berkembang secar evolusi dalam tiga tahap, yaitu
teologis,metafisik,dan positif.

Empirisme

Aliran empiris nyata dalam pemikiran David Hume yang memilih pengalaman sebagai sumber
utama pengetahuan. Pengalaman itu dapat bersifat lahiriah (yang menyangkut dunia) maupun
batiniah (yang menyangkut pribadi manusia). Dua hal yang dicermati oleh Hume, yaitu
substansi dan kausalitas.

10
B. Science/ Ilmu Pengetahuan

Science merupakan bagian dari himpunan informasi yang termasuk dalam pengetahuan
ilmiah, dan berisikan informasi yang memberikan gambaran tentang struktur dari sistem-sistem
serta penjelasan tentang pola-laku sistem-sistem tersebut.

Beberapa tiang penyangga dalam pembangunan ilmu pengetahuan sebenarnya berupa


penilaian yang terdiri dari ontologi , epistomologi dan aksiologi.

C. Peran Filsafat Ilmu dalam Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan harus diperoleh dengan cara sadar, melakukan sesuatu terhadap objek,
didasarkan pada suatu sistem, prosesnya menggunakan cara yang lazim, mengikuti metode
serta melakukannya dengan cara yang lazim, mengikuti metode serta melakukannya dengan
cara berurutan yang kemudian diakhiri dengan verifikasi atau pemetiksaan tentang kebenaran
ilmiahnya (kesahihan). Dengan demikian pendekatan filsafat ilmu mempunyai implikasi pada
sistematika pengetahuan sehingga memerlukan prosedur, harus memenuhi aspek metodologi,
bersifat teknis dan normatif akademik.

D. Nilai-nilai yang Ditimbulkan Science


1. Teknologi, merupakan bagian dari himpunan informasi yang termasuk dalam
pengetahuan ilmiah yang berisikan informasi preskriptif mengenai penciptaan
sitem-sistem dan pengoperasian sistem-sistem ciptaan tersebut.
2. Materialis adalah paham filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan
benar- benar ada adalah materi.
3. Refleksi/reifikasi adalah kecenderungan untuk mewujudkan segala kebudayaan
dalam bentuk-bentuk, angka-angka, atau kuantitas dan bentuk lahiriah.
4. Manipulasi adalah kegiatan yang menyalahgunakan proses dan barang kebudayaan
untuk kepentingan yang rendah, demi keuntungan .
5. Pragmatisme adalah aliran pemikiran yang memandang bahwa benar tidaknya satu
ucapan , dalil, atau teori, semata-mata bergantung kepada berfaedah atau tidaknya
ucapan, dalil, atau teori tersebut bagi manusia untuk bertindak dalam kehidupannya.
6. Individualisme adalah kecenderungan memecah masyarakat menjadi individu-
individu yang dikemudikan oleh kepentingan pribadi (self-interest) yang sempit.

11
Bab VIII Sarana Berpikir Ilmiah

Berpikir ilmiah adalah landasan atau kerangka berpikir penelitian ilmiah. Untuk melakukan
kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana berpikir. Oleh karena itu, proses berpikir untuk
sampai pada suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan diperlukan sarana tertentu yang
disebut dengan sarana tertentu yang disebut dengan sarana berpikir ilmiah.

Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik diperlukan sarana berpikir ilmiah
berupa:

a) Bahasa ilmiah: alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir
ilmiah.
b) Logika dan matematika: mempunyai peran penting dalam berpikir deduktif .
c) Logika dan statistika: mempunyai peran penting dalam berpikir induktif untuk mencari
konsep-konsep yang berlaku umum.Sarana ilmiah mempunyai fungsi yang khas ,
sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan dalam kaitan kegiatan ilmiah secara
keseluruhan. Sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang pengetahuan
untuk mengembangkan materi pengetahuannya pada dasarnya ada tiga:
Bahasa Ilmiah

Syarat-syarat:

Bebas dari unsur emotif


Reproduktif
Obyektif
Eksplisit
Matematika dan Logika
Jelas, spesifik dan informative
Tidak menimbukan konotasi emosional, dan
Kuantitatif
Statistika
Dapat digunakan untuk menguji tingkat ketelitian
Untuk menentukan hubungan kusalitas antar factor terkait.

12
Bab IX Metode Saintifik

Secara garis besar, common sense dan science dapat dibedakan menjadi lima, yakni:

Penggunaan teori dan konsep-konsep tertentu


Pengujian terhadap hipotesis
Ada tidaknya kontrol
Pengujian secara sistematis
Mengamati hal-hal yang teramati.

Metode memperoleh pengetahuan yaitu:

Tenacity, cara memperoleh pengetahuan yang akan dilakukan dengan sangat menyakini
sesuatu, meski bisa jadi apa yang diyakininya belum tentu benar.
Authority, yaitu metode memperoleh pengetahuan dengan mempercayakan pada pihak
yang diangap kompeten.
A priori, metode memperoleh pengetahuan dengan menitikberatkan pada kemampuan
nalar dan intuisi diri sendiri, tanpa mempertimbangkan informasi dari pihak luar.
Science, cara memperoleh pengetahuan dengan melakukan serangkaian cara-cara
ilmiah, seperti mengajukan dugaan , pengontrolan variabel, hingga penyimpulan

13
b. Kelebihan dan kekurangan

Kelebihan

Buku ini sudah cukup bagus dan cocok digunakan sebagai paduan untuk belajar. Dalam buku
lebih banyak membahas tentang berpikir kritis dan lebih menekankan hubungan filsafat
pendidikan dengan manusia, dan pengertian filsafat ilmu. Setiap pokok bahasan dalam buku
ini selalu dilengkapi dengan pendapat dari beberapa ahli yang memperkuat materi tersebut ,
seperti pengertian berpikir kritis, dikutip dari 5 pendapat ahli. Yang membuat kita benar-
benar paham apa itu berpikir kritis.

Buku ini juga dilengkapi kutipan-kutipan beberapa ahli dalam bahasa Inggris. Dan materinya
dijelaskan secara rinci dan diberikan contoh untuk mempermudah pembaca memahaminya
Sistematika penulisannya juga sudah cukup bagus dan bab yang satu dan yang lainnya saling
berhubungan. Jadi topik yang dibahas dalam buku ini terfokus dan tidak membuat binggung.

Dibandingkan dengan buku karangan Drs.Edward Purba,M.si yang berjudul Filsafat


Pendidikan. Dalam buku ini lebih banyak dibahas tentang aliran aliran filsafat pendidikan.
Buku ini juga dilengkapi dengan pendapat pendapat dari para ahli untuk memperkuat dan
memperdalam materi yang dibahas. Struktur bahasa yang digunakan mudah dipahami sehingga
pembaca tidak bosan dan tidak bingung untuk membacanya. Dalam setiap bab disertai dengan
standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator dengan tujuan pembaca mengetahui apa
yang akan dibahas dalam bab tersebut dan tujuan setelah mempelajari materi yang dibahas
dalam bab tersebut. hubungan antar bab juga saling berhubungan dan terkait. Sehingga
pembhasannya terarah atau terfokus.

Kelemahan

Menurut saya buku ini sudah cukup bagus hanya saja saya mendapati beberapa kekurangan
seperti, ada beberapa penulisan kata yang tidak tepat atau yang salah ketik seperti dalam hal 1,
dan juga ada beberapa kata yang penggunaan EYD yang kurang tepat. Dalam buku ini juga
banyak disertai materi dari beberapa ahli tanpa disertai dengan contoh. Ukuran tulisan dalam
buku ini terlalu kecil dan terlalu padat sehigga membuat pembbaca terlalu bosan.banyak
menggunkan bahasa ilmiah yang sangat sulit untuk dipahami.

Dibandingkan dengan buku karangan Drs.Edward Purba,M.si yang berjudul Filsafat


Pendidikan. Buku ini juga cukup bagus hanya saja ada beberapa kekurangan yang saya
temukan: buku ini banyak dilengkapi dengan materi tetapi tidak dilengkapi dengan contoh.
Ada juga beberapa penulisan kata yang kurang tepat. Tampilan isi buku kurang menarik karena
biasanya bab baru dibuat dalam lembar baru akan tetapi dalam buku ini saya menemukan bab
baru yang dilanjutkan dari bab sebelumnya, seperti pada hal 50 bab IV tentang filsafat
Pancasila. Pada halaman 171 juga ada bagan yang tertinggal yang dilanjutkan ke halaman
selanjutnya yang membuat bagannya menjadi kurang menarik.

14
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Adapun yang dapat saya simpulkan dari kritik buku dari bapak Muhammad Surip,S.Pd,M,Si
dan bapak Edward ini adalah buku ini cukup bagus dan layak dipakai sebagai pedoman dalam
mempelajari dan mendalami ilmu filsafat pendidikan. Namun setiap buku terdapat kelebihan
dan kekurangannya masing-masing. Akan tetapi saya disini hanyalah sebagai pengkritik dan
pemandu pembaca dalam memilih buku yang ada.

Saran saya kepada penulis agar lebih memperhatikan penyusunan dan tata cara dalam penulisan
buku terutama pada aspek sistematika penulisan dan penggunaan EYD dan membuat tampilan
yang lebih menarik lagi. Dan saya berharap agar penulis dapat mereview kembali buku hasil
cetakannya agar tidak terjadi kesalahan dalam penulisan sehingga buku ini layak untuk
digunakan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Surip, Mohammad.2014. Berpikir Kritis Analisis Kajian Filsafat Ilmu.Medan:

Halaman Moeka

Purba, Edward dan Yusnadi.2017.Filsafat Pendidikan.Medan: Unimed Press.

16

Anda mungkin juga menyukai