Anda di halaman 1dari 112

IMPLEMENTASI STRATEGI DIFERENSIASI DALAM

MEMASARKAN JASA PENDIDIKAN


(STUDI KASUS DI MTS DARUSSAADAH TANGERANG)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

PENDI
107018200968

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ABSTRAK

Pendi, 107018200968, Implementasi Strategi Diferensiasi Dalam


Memasarkan Jasa Pendidikan di MTs Darussaadah Tangerang (studi kasus),
Program Studi Manajemen Pendidikan, Jurusan Kependidikan Islam,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk memberi masukan terhadap strategi promosi


yang tepat untuk diterapkan di MTs Darussaadah. Karena kegiatan promosi dalam
lembaga pendidikan merupakan bagian yang mesti dilakukan oleh pihak sekolah.
Pada umumnya kegiatan promosi yang dilakukan di lembaga pendidikan yakni
seputar keunggulan atau prestasi yang dimiliki oleh sekolah. Dengan demikian
sekolah akan semakin dikenal oleh masyarakat dan dijadikan bahan pertimbangan
dalam menggunakan jasa pendidikan di lembaga tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan
menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari fenomena seputar strategi promosi
yang dilakukan oleh MTs Darussaadah. Penulis melakukan wawancara dengan
Kepala Sekolah, Tim promosi Sekolah tahun ajaran 2012-2013, sebelas orang
perwakilan setiap kelas VII A,B,C,D, kelas VIII A,B,C,D dan kelas IX A,B,C.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dalam bauran promosi
belum berjalan secara efektif. Pertama, pihak sekolah belum menyusun daftar
nama-nama Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah yang menjadi sasaran. Kedua, isi
pesan pada brosur hanya menampilkan informasi tentang keberadaan sekolah.
Ketiga, media yang digunakan dalam promosi hanya menekankan pada
pendistribusian brosur. Keempat, penetapan anggaran promosi yang dilakukan
yaitu anggaran promosi berdasarkan kemampuan untuk membiayainya (Afforable
Method).
Evaluasi atau mengukur hasil promosi sebaiknya dilakukan secara berkala
dan pada setiap bauran promosi yang digunakan sekolah. Hal ini berguna apabila
langkah-langkah strategi yang digunakan belum cukup baik atau terpenuhi dalam
pelaksanaannya bisa diperbaiki pada kegiatan promosi yang akan datang.

Kata kunci: Promosi

i
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirraahiim

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah S.W.T yang tak pernah berhenti
melimpahkan rahmat ridla-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis
selesaikan. Shalawat teriring salam penulis curahkan kepada Nabi Muhammad
S.A.W, sahabat, tabi’in, dan para pengikut beliau yang setia menjalankan ajaran-
ajarannya hingga akhir zaman.

Skripsi ini merupakan kewajiban yang harus penulis tunaikan sebagai mahasiswa
untuk mendapat gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Manajemen
Pendidikan Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Disamping itu, skripsi ini merupakan tanggung
jawab moral dan sosial sebagai putra daerah yang harus penulis tuangkan dalam
sebuah karya tulis di akhir masa kuliah.

Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis sampaikan rasa terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan kepada penulis baik semasa penulis
berkuliah maupun semasa penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini. Dengan
segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis menghaturkan terima kasih kepada:

1. Nurlena Rifa’i, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy’ari M. Pd, Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Mu’arif SAM M.Pd Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan arahan di tengah kesibukan beliau selama penulis
menjalani penulisan skripsi.
4. Ibu Iffah Zahriyani, S.Pd, Staf Jurusan KI-MP yang telah memberikan
layanan akademik selama penulis menempuh perkuliahan.

ii
5. Dr. Asril Dt. Paduko Sindo, Dosen Penasehat Akademik yang telah
memberikan saran dalam menjalani perkuliahan.
6. Bapak dan Ibu dosen di lingkungan Program Studi Manajemen Pendidikan
yang telah mendidik dan membimbing penulis dengan ketulusan,
profesionalisme, dan dedikasi yang tinggi.
7. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. H. Sehabudin S.Ag Kepala sekolah MTs Darussaadah Jatiuwung Tangerang,
dan bapak Hudori S.Ag yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk mengadakan penelitian dan wawancara.
9. Ayahanda Ujang dan Ibu Hasanah, orang tua penulis yang selalu mendidik,
membimbing, memberikan nasehat dan dukungan, serta doa dimanapun
penulis berada.
10. Isteriku tercinta Santi yang telah mendampingi dan memotivasi penulis
sampai penulis skripsi ini selesai
11. Anakku tersayang Desy Kahla Hinayah yang telah menghibur kepenatan
dalam penyusunan skripsi ini.
12. Adik- adikku Siti Umayah dan Nana Suryana
12. Teman-teman penulis, kelas A dan terutama kelas B Jurusan Manajemen
Pendidikan (KI-MP) angkatan 2007.
Semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang
menggeluti bidang manajemen pendidikan, minimal bagi penulis. Akhirnya hanya
kepada Allah segala sesuatu penulis kembalikan.

Ciputat, 05 Maret 2014

Penulis

iii
iv
vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Melihat perkembangan pendidikan di Indonesia, tentu saja tidak bisa


dipisahkan dari tumbuhnya berbagai sekolah unggulan, baik yang dikelola
oleh Pemerintah (Sekolah Negeri) maupun swasta. Sekolah-sekolah unggulan
ini membedakan diri dari yang lain dengan berbagai program pendidikan dan
pengajaran yang berkualitas, fasilitas sarana dan prasarana pendidikan yang
sangat memadai, dan penguasaan bahasa asing yang baik. Namun demikian, di
sisi lain biasanya biaya untuk masuk sekolah unggulan semacam ini, dan biaya
bulanan yang harus dikeluarkan siswa juga sangat mahal.
Yang menarik adalah, bahwa walaupun sekolah-sekolah unggulan ini
menetapkan tarif yang mahal dibandingkan sekolah sejenis, tetapi tetap saja
diminati masyarakat. Ironisnya, di beberapa daerah, beberapa sekolah terpaksa
ditutup karena kekurangan murid.
Program otonomi daerah membuat setiap daerah berlomba-lomba untuk
mengembangkan SDM yang dimilikinya agar bisa bersaing dengan daerah
lain. Dan salah satu strategi yang digunakan adalah di samping mengirimkan
putra-putri daerah ke lembaga pendidikan yang berkualitas, juga dengan
mendirikan lembaga pendidikan di daerah masing-masing. Dengan demikian,
manfaatnya buat daerah akan lebih terasa karena semakin banyak menampung
1
2

putra daerah untuk belajar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan lebih
berkualitas.
Berbagai fenomena di atas mempunyai beberapa implikasi yang
mendorong percepatan pendidikan sebagai sebuah industri. Dari sisi pelaku
dunia pendidikan, sekarang ini dituntut untuk lebih meningkatkan kualitas
pendidikan dari segala sisi. Karena sekarang ini persaingan menjadi semakin
ketat dengan tumbuh suburnya lembaga pendidikan di lingkungan sekitar.
Dengan persaingan yang semakin ketat, mau tidak mau pengelola
pendidikan harus berupaya dengan keras agar memberikan layanan yang
terbaik. Karena, jika tidak, konsumen akan dengan mudah mencari lembaga
pendidikan lain yang sejenis jika dirasa lebih menguntungkan di sana.
Dari sisi konsumen, sekarang ini dengan semakin banyaknya penawaran
dari lembaga pendidikan, merupakan dua sisi yang terkadang sulit. Di satu sisi
memudahkan konsumen untuk memilih lembaga mana yang sesuai, tetapi di
sisi lain, konsumen juga kesulitan menentukan karena terkadang tidak
memiliki informasi yang cukup tentang lembaga tersebut.
Tidak bisa dipungkiri, dengan berbagai perkembangan di atas, pendidikan
sekarang ini sudah mengarah pada proses industrialisasi. Dunia pendidikan
tidak bisa lagi dianggap sebagai lembaga sosial, tetapi harus diperlakukan
sebagai industri yang harus dikelola secara profesional. Karena, dengan
semakin ketatnya persaingan, lembaga pendidikan akan ditinggalkan
konsumen jika dikelola seadanya.
Pemasaran adalah strategi atau cara bagaimana melakukan berbagai
aktifitas agar terjadi pertukaran (exchange) antara produsen dengan konsumen.
Dalam hal pendidikan, pemasaran mengatur strategi dan cara agar konsumen
mau mengeluarkan uang yang mereka miliki untuk menggunakan berbagai
jasa yang disediakan lembaga pendidikan1.

1
Zainudin Akbar, Artikel Perkuliahan Manajemen Pemasaran, FITK UIN SYARIF
HIDAYATULLAH, Jakarta, 2011 hlm 2-3
3

Karena jasa tidak berwujud, konsumen biasanya melihat tanda-tanda dan


sesuatu yang bisa dilihat atau dirasakan untuk bisa menilai kualitas suatu jasa.
Mereka akan melihat kualitas dari para pegawainya, peralatan, tempat, simbol,
dan juga harga yang bisa mereka rasakan.

Tugas pemasaran adalah bagaimana hal-hal yang tidak terwujud itu bisa
ditunjukkan dalam berbagai bentuk dan wujud yang bisa menunjukkan
kualitas jasa. Para pemasar bisa melakukan beberapa hal seperti:

1. Visualisasi yaitu penggambaran bagaimana suatu jasa diberikan


kepada konsumen. Misalnya dengan penggambaran tentang
kenyamanan dan kenikmatan suatu hotel, kenikmatan melakukan
penerbangan, dan lain-lain sehingga konsumen bisa mendapatkan
gambaran.
2. Asosiasi yaitu mengaitkan jasa yang ditawarkan dengan profil
seseorang, objek, ataupun tempat.
3. Representasi fisik dengan memperlihatkan gedung, fasilitas, dan
berbagai hal yang mendukung jasa yang disampaikan.
4. Dokumentasi sertakan berbagai penghargaan, catatan kepuasan
pelanggan, sehingga menumbuhkan kepercayaan pembeli2.

Banyak faktor yang bisa membuat sekolah maju dan diminati masyarakat.
Sekolah yang maju bisa memanfaatkan peluang-peluang seperti biaya masuk
yang sangat murah untuk diminati masyarakat karena biaya pendidikan
sekarang sangat mahal dan memakan biaya yang sangat besar, tidak semua
masyarakat mampu membiayai anak-anaknya bersekolah. Dengan biaya yang
murah inilah orang tua atau pun masyarakat bisa memasukkan anaknya
bersekolah. Menjalankan strategi penyedian barang atau jasa berbasis biaya
rendah merupakan pendekatan yang ampuh untuk pasar dengan konsumen
yang sangat sensitif terhadap harga. Tujuan strategi tersebut adalah agar
sekolah mempuyai keunggulan biaya yang terus menerus atas pesaing dan
menggunakan keunggulan biaya rendah tersebut sebagai dasar untuk
menekan harga pesaing dan mendapatkan pangsa pasar atas dasar biaya
pesaing untuk memperoleh profit marjin yang lebih tinggi dengan harga jual
2
Zainudin Akbar, Materi Perkuliahan Manajemen Pemasaran, FITK UIN SYARIF
HIDAYATULLAH, Jakarta, 2011 hlm 6
4

yang berjalan.3 Dan sekolah bisa membedakan dirinya dengan sekolah yang
lain melalui sarana dan prasarana yang memadai, seperti ruang kelas yang
layak, memiliki Laboratorium komputer serta bangunan yang memadai. Dan
tidak lupa yang bisa menarik minat masyarakat atau orang tua adalah
penampilan dan kualitas dari pegawai dan tenaga pengajarnya Tenaga
pengajar dengan pendidikan memadai dan pegawai yang profesional dalam
melayani calon murid akan sangat membantu konsumen untuk menilai
kualitas lembaga pendidikan tersebut.
Sekolah sebagai suatu organisasi seperti layaknya manusia yang bisa
lahir, tumbuh dan berkembang, sakit kemudian mati. Untuk bisa tetap eksis
sekolah harus mempunyai strategi pemasaran yang ampuh. Fungsi pemasaran
di lembaga pendidikan adalah untuk membentuk citra baik terhadap lembaga
dan menarik sejumlah minat calon siswa. Oleh karena itu, pemasaran harus
berorientasi kepada “pelanggan” yang dalam konteks sekolah/madrasah
disebut dengan siswa. Di sinilah perlunya sekolah/madrasah untuk
mengetahui bagaimanakah calon siswa melihat sekolah/madrasah yang akan
dipilihnya.

Pemasaran hendaknya dilakukan dengan perencanaan yang matang dan


tujuan yang jelas. Druckers (1990), memberikan langkah-langkah untuk
memenangkan persaingan dengan menggunakan pemasaran:

1. Tujuan harus didefinisikan secara jelas, yang mencakup hasil proses,


dan juga strategi
2. Buatlah rencana pemasaran dan usaha-usaha pemasaran untuk
masing-masing kelompok sasaran
3. Lakukan komunikasi baik ke dalam maupun keluar serta lakukan
pelatihan
4. Daftarkan kebutuhan logistik yang dibutuhkan

3
Bambang Haria, Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan perang bisnis, Bayumedia,
Jakarta, 2003. hlm 101
5

Disamping itu, sekolah/madrasah juga perlu untuk mengutamakan


kebutuhan khusus masyarakat yang diperkirakan dapat memuaskannya.
Sekolah/madrasah juga harus mempromosikan berbagai hal kepada
kelompok-kelompok masyarakat yang paling potensial. Pendekatan ini
harus digabungkan dengan pola-pola yang bertitik tolak dari
pengidentifikasian kebutuhan sekolah/madrasah dan kemudian berusaha
untuk memengaruhi donatur dan calon siswa yang sesuai dengan
karakteristik sekolah/madrasah. Pendapat di atas mengindikasikan bahwa
sekolah/madrasah harus mampu membuat program-program layanan
pendidikan yang berorientasi kepada masyarakat sebagai pangsa pasar
pendidikan, sekaligus berusaha memengaruhi masyarakat yang
menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah/madrasah.

Perencanaan pemasaran menyeluruh harus merupakan bagian dari


rencana institusional yang paling besar. Rencana pemasaran menunjuk
pada proses dua arah yang menyeluruh. Hal ini tidak termasuk dalam
aktivitas penerimaan siswa secara tradisional tetapi juga research pasar
yang meliputi pekerja dan survei kebutuhan calon siswa yang potensial,
analisis citra masyarakat terhadap sekolah/madrasah, penelitian tentang
alur kebutuhan, komunikasi dan profil calon siswa, evaluasi program dan
retensi dari survei yang telah dilakukan.

Hal pertama yang harus dilakukan dalam membuat rencana pemasaran


adalah dengan menentukan visi, misi, tujuan umum, tujuan khusus
sekolah/madrasah. Penentuan keempat tersebut penting sekali karena
bagaimanapun strategi pemasaran yang akan dibuat tentunya tidak terlepas
dari visi, misi, tujuan umum, tujuan khusus yang ingin dicapai oleh
sekolah/madrasah. Langkah berikutnya, adalah menganalisis ancaman dan
peluang eksternal. Lingkungan eksternal tempat sekolah/madrasah
bergerak sangat kompleks dan selalu berubah, oleh karena itu
sekolah/madrasah harus mengetahui peluang-peluang dan tantangannya.
6

Agar sekolah/madrasah dapat melaksanakan pemasaran dengan


berhasil, sekolah/madrasah hendaknya mengetahui kecenderungan
“kondisi pasar” terlebih dahulu. Dan yang terakhir, sekolah/madrasah
harus dapat menganalisis perbandingan anatara besarnya peluang dan
ancaman (resiko) dalam lingkungan eksternal yang dihadapi oleh
sekolah/madrasah dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki oleh sekolah/madrasah.

Dalam pelaksanaan pemasaran di sekolah/madrasah hendaknya


memperhatikan variabel-variabel yang dapat menarik minat siswa.
Variabel-variabel ada yang dapat dikontrol dan tidak dapat dikontrol oleh
sekolah/madrasah. Adapun variabel yang dapat dikontrol tersebut seperti:
budaya, kondisi ekonomi, dan kecenderungan sosial. Sedangkan variabel
yang dapat dikontrol seperti: kurikulum atau pelayanan lembaga
pendidikan yang cocok dengan lembaga users, lokasi pelayanan,
komunikasi dengan siswa, alumni, donatur, atau komunitas lain yang
terkait dengan praktik promosi, besarnya uang sekolah yang
memungkinkan sekolah/madrasah untuk melayani siswa dengan baik dan
efisien.

Strategi biaya yang tepat merupakan sesuatu yang sangat menentukan


bagi sekolah/madrasah dalam menghadapi persaingan. Secara umum calon
siswa akan selalu memilih sekolah/madrasah yang memiliki kualitas baik
dengan biaya yang murah. Kenyataan ini sesuai dengan yang dikemukakan
oleh Kertajaya (1996) bahwa produk atau value = total quality/total cost,
artinya jika ingin memenangkan persaingan, maka sekolah/madrasah harus
meningkatkan kualitas dan menurunkan biaya4.

4
Muhaimin, “Manajemen Pendidikan” Aplikasinya Dalam Penyusunan Rencana Pengembangan
Sekolah/Madrasah, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2010 edisi pertama cetakan kedua
hlm 101-106
7

Setiap lembaga pendidikan tentu ingin terus eksis dan berkembang


maju. Agar berkembang maju, dibutuhkan berbagai kesiapan, seperti
tenaga pengajar yang profesional, berkualitas, sarana prasarana yang
memadai dan strategi biaya pendidikan yang murah. Salah satu lembaga
pendidikan yang selalu berupaya mengembangkan kemampuannya adalah
MTS Darussaadah yang terletak di jalan Siliwangi Kampung Doyong.
Lembaga pendidikan Darusaadah adalah salah satu lembaga pendidikan
swasta formal yang menyediakan produk pendidikan dimulai dari tingkat
dasar (Madrasah Ibtidaiyah), madrasah tsanawiyah dan madrasah aliyah,
selain itu sekolah Darussaadah memiliki tenaga pengajar yang memadai
sesuai dengan disiplin ilmunya masing-masing.

Dilihat dari prospek dan peluang, sekolah tersebut memiliki


pengalaman dari sekolah-sekolah yang ada di sekitarnya. Hal ini menuntut
kepada lembaga ini untuk tetap bersaing dengan lembaga pendidikan lain
dalam mempertahankan eksistensinya sebagai lembaga pendidikan yang
cukup diminati oleh masyarakat.

Dari permasalahan-permasalahan yang penulis temukan di atas,


penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang strategi apa saja
yang harus dilakukan oleh lembaga tersebut dalam memasarkan jasa
pendidikannya.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan


penelitian dengan judul “Implementasi strategi diferensiasi dalam
memasarkan jasa pendidikan (studi di Mts Darusaadah Tangerang)
8

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Belum optimalnya strategi diferensiasi dalam memasarkan jasa


pendidikan

2. Kurangnya dukungan kepala sekolah terhadap strategi deferensiasi


dalam memasarkan jasa pendidikan

3. Masih terdapat yang belum mengembangkan strategi pemasaran jasa


pendidikan
4. Strategi pemasaran jasa pendidikan yang dilaksanakan atau digunakan
lembaga pendidikan belum mampu menarik minat siswa
5. Belum optimalnya pemasaran strategi diferensiasi
6. Kurangnya biaya dalam pemasaran
7. Kurangnya tenaga pemasaran dalam menjalankan pemasaran

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi masalah


pada belum optimalnya strategi diferensiasi dan pemasaran jasa pendidikan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan


masalah yang akan diteliti adalah:

1. Bagaimana implementasi strategi diferensiasi dalam memasarkan jasa


pendidikan
9

E. Tujuan penelitian

Penulis ingin mengetahui:

1. Strategi pemasaran apa saja yang dilakukan sekolah Darussaadah


untuk menarik minat masyarakat

2. Seberapa banyak siswa yang diperoleh setelah strategi pemasaran


dilaksanakan

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara


akademis maupun praktis.

1. Secara akademis dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti lain untuk
meneliti lebih lanjut meneliti dalam strategi pemasaran jasa pendidikan
2. Secara praktis hasil penelitian ini masukan bagi sekolah lain untuk
mengembangkan strategi jasa pendidikan sehingga mampu menarik
minat masyarakat
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Jasa pendidikan
Terdapat beberapa pendapat tentang makna pendidikan. Pendidikan adalah
tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua dan masyarakat. Seruan ini
mengisyaratkan bahwa lembaga pendidikan hendaknya tidak menutup diri,
melainkan selalu mengadakan kontak hubungan dengan orang tua dan masyarakat
sekitarnya sebagai penanggung jawab pendidikan. Lembaga pendidikan harus
menjadi organisasi terbuka yang selalu mengadakan kerjasama dengan warga
masyarakat lainnya secara bersama-sama membangun bidang pendidikan. Hal ini
sangat mungkin dilakukan, karena masyarakat sangat sadar akan manfaat
pendidikan sebagai modal utama dalam membangun dan memajukan bangsa
termasuk membangun masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu maka dalam
merancang dan melaksanakan pendidikan, aspek sosial budaya harus dijadikan
sebagai salah satu landasannya. Hal ini dimaksudkan agar pendidikan nasional
mampu membawa masyarakat Indonesia menuju masyarakat yang berbudaya
maju sebagaimana masyarakat bangsa lainnya di dunia.1

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peran lembaga pendidikan


mempersiapkan generasi muda untuk terjun ke lingkungan masyarakat.
Pendidikan bukan hanya bekal pengetahuan, keterampilan, serta nilai-nilai hidup
saja akan tetapi dapat merealisasikan dan dapat mensosialisasikan dan
pembudayaan berbagai kemampuan. Hubungan masyarakat dengan sekolah
sangat penting karena hampir tidak ada orang tua siswa mampu membina putra-

1
Muhaimin, Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajawali Pers,
2011), hal. 89

10
11

putrinya untuk dapat tumbuh dan berkembang secara total,integratif dan optimal
seperti yang dicita-citakan oleh bangsa indonesia. Itulah sebabnya lembaga-
lembaga pendidikan mengambil alih tugas ini. Lembaga pendidikan memberi
sesuatu yang berharga kepada masyarakat. Lembaga pendidikan sesungguhnya
melaksanakan fungsi rangkap terhadap masyarakat yaitu memberikan layanan dan
sebagai agen pembaharu.
Adapun pengertian sekolah adalah sebagai suatu sistem sosial merupakan
bagian integral dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat. Maju
mundurnya sumberdaya manusia pada suatu daerah, tidak hanya bergantung pada
upaya-upaya yang dilakukan sekolah, namun sangat bergantung kepada tingkat
partisipasi masyarakat terhadap pendidikan. Semakin tinggi tingkat partisipasi
masyarakat terhadap pendidikan di suatu daerah, akan semakin maju pula sumber
daya manusia pada daerah tersebut. Sebaliknya, semakin rendah tingkat
partisipasi masyarakat terhadap pendidikan di suatu daerah, akan semakin mundur
pula sumber daya manusia pada daerah tersebut. Oleh karena itu, “masyarakat
hendaknya selalu dilibatkan dalam pembangunan pendidikan di daerah.
Masyarakat hendaknya ditumbuhkan “rasa ikut memiliki” sekolah di daerah
sekitarnya. Maju mundurnya sekolah di lingkungannya juga merupakan tanggung
jawab bersama masyarakat setempat2”.
Pengertian hubungan sekolah dengan masyarakat menurut Kindred Leslie
seperti dikutip Eka Prihatin hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu
proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat untuk berusaha
menanamkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dari karya
pendidikan seta pendorong minat dan tanggung jawab masyarakat dalam
memajukan sekolah3. Dari uraian diatas Penulis menganalis bahwa sumber daya
manusia pada suatu daerah tidak tergantung pada upaya-upaya yang dilakukan
sekolah namun sangat tergantung kepada partisipasi masyarakat terhadap
pendidikan itu sendiri.

2
Prihatin Eka. Teori Administrasi Pendidikan. Alfabeta, Bandung, 2011 Hlm 83
3
Prihatin Eka. Teori Administrasi Pendidikan. Alfabeta, Bandung, 2011 Hlm 84
12

Sedangkan Basu Swasta dan Irawan berpendapat bahwa “promosi adalah arus
informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau
organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.4
Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa promosi adalah alat
komunikasi penjual atau produsen untuk mencapaikan informasi mengenai produk
yang ditawarkan kepada pasar yang bersifat membujuk, mengajak dan
menyakinkan agar dapat mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan perilaku calon
pembeli sehingga mereka tertarik membeli produk yang ditawarkan tersebut.
Setelah mengetahui pengertian strategi dan promosi maka dapat disimpulkan
bahwa strategi promosi adalah program yang direncanakan secara fundamental
dalam melaksanakan promosi agar mampu mempengaruhi pengetahuan, sikap dan
perilaku audien sasaran sehingga dapat mencapai tujuan promosi yaitu terjadinya
pembelian atas produk yang ditawarkan.

1. Pengertian Jasa Pendidikan


Jasa adalah sesuatu yang diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan.
Jadi hasil dari jasa akan dapat dilihat setelah jasa tersebut diselesaikan. Norman
seperti dikutip Arman Hakim Nasution menjelaskan bahwa jasa terdiri dari aksi
dan interaksi yang merupakan kontak sosial antara produsen dan konsumen.
Misalnya, jasa profesional seperti kedokteran, hukum, pendidikan, jasa massal
seperti pengecer, grosir, fast food restoran, dan lain-lain, jenis jasa pelayanan
pribadi seperti pembantu, sopir, petugas kebersihan5. Menurut penulis jasa adalah
sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi bisa dirasakan setelah jasa itu dilaksanakan
(sebagai kenyataan)
Sebagian besar definisi jasa menekankan ketidakmampuan jasa untuk
diraba (intagibility) sebagai kebalikan dari kemampuan untuk diraba (tangibility)
dari suatu barang. Ini suatu definisi yang tidak memuaskan sebab tidak mengatasi
sifat fundamental jasa. Suatu definisi yang lebih baik adalah bahwa jasa adalah
sesuatu yang diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan, jadi jasa tidak pernah
ada hanya hasilnya dapat dilihat setelah terjadi (sebagai kenyataan).6 Jadi menurut

4
Basu Swasta dan Irawan, Manajemen Pemasaran I, Jakarta:universitas Terbuka,1999, cet IIIh 65

5
Nasution Arman Hakim,. Manajemen Industri. Penerbit C.V. ANDY OFFSET, Yogyakarta,
2006 hlm 38
6
Schroeder Roger G, Manajemen Operasi (pengambilan keputusan dalam suatu fungsi operasi)
Penerbit Erlangga, Jakarta, 1997 edisi ketiga hlm 138
13

penulis jasa tidak bisa diraba tetapi bisa dirasakan setelah jasa itu terjadi (sebagai
kenyataan). Contoh: seorang siswa dapat merasakan jasa pendidikan setelah
mendaftar masuk atau menjadi seorang murid, selama menjadi murid jasa
pendidikan bisa dirasakan oleh siswa dan para alumni.
Kotler seperti dikutip Nasution, menjelaskan bahwa jasa adalah aktivitas
atau manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apa pun.
Produksinya mungkin terikat atau tidak pada produk fisik7.
Dapat disimpulkan, bahwa jasa adalah setiap tindakan atau aktivitas dan
bukan benda, yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang
pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik), konsumen terlibat secara
aktif dalam proses produksi dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu8.
Paket jasa diartikan sebagai suatu perangkat yang terdiri atas barang dan
jasa yang disediakan dalam penyampaian jasa tertentu.
Menurut Fitzsimmons, komponen termasuk paket jasa (servis package)
adalah sebagai berikut:
a. Fasilitas penunjang (supporting facility), yaitu sumber daya fisik yang
harus ada sebelum suatu jasa dapat ditawarkan kepada konsumen.
b. Barang-barang pendukung (facilitating goods), yaitu bahan-bahan
yang dibeli atau dikonsumsi oleh konsumen dan termasuk setiap item
yang disediakan oleh pemberi jasa.
c. Jasa-jasa eksplisit (explcit services), yaitu segala manfaat yang dapat
diamati dan dirasakan dengan panca indera.
Jasa-jasa implisit (impicit services), yaitu manfaat psikologis yang hanya
dirasakan konsumen secara samar-samar9. Jadi menurut penulis paket jasa seperti
fasilitas penunjang yaitu bangunan dan sarana dan prasarana, barang-barang
pendukung, dan jasa-jasa eksplisit yaitu segala manfaat yang dirasakan dengan
panca indera.

7
Nasution M. Nur, Manajemen MutuTerpadu (Total Quality Management). Penerbit Ghalia
indonesia, Bogor selatan, 2004 hlm 75
8
Jasfar Farida,, Manajemen Jasa (pendekatan terpadu). Penerbit Ghalia indonesia, Jakarta, 2009
hlm 15-17
9
Jasfar Farida,. Manajemen Jasa (pendekatan terpadu). Penerbit Ghalia indonesia, Jakarta, 2009
hlm 29-30
14

2. Karakteristik Jasa Pendidikan


a. Tidak berwujud (intangibility)
Jasa tidak bisa dilihat dan dirasakan oleh konsumen sebelum konsumen
membeli atau mendapatkan penyedia jasa. Konsumen juga tidak bisa
memprediksikan apa hasil yang akan diperoleh dengan mengkonsumsi jasa
kecuali setelah membelinya. Seorang pasien tidak akan tahu apakah nasihat dokter
itu berhasil kecuali setelah ia melakukan konsultasi dan mengikuti apa yang
dinasehatkan.

Karakteristik dari jasa yang bersifat tidak nyata (intangible) sebagai


berikut:

1) Jasa tidak dapat disimpan


2) Jasa tidak dapat dilindungi dengan hak paten
3) Sekolah tidak dapat dengan mudah dan cepat mempertunjukan atau
mengkomunikasikan suatu jasa
4) Harga sukar ditetapkan
5) Sesuatu yang tidak mudah didefinisikan, diformulasi atau dipahami
secara rohaniah
b. Inseparability (tidak terpisahkan)
Barang fisik diproduksi, kemudian disimpan, selanjutnya dijual, dan baru
nantinya dikonsumsi. Sebaliknya, jasa dijual dulu, kemudian diproduksi dan
dikonsumsi bersamaan. Umumnya, jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara
bersamaan. Jasa tak terpisahkan, berarti bahwa jasa tidak dapat dipisahkan dari
penyedianya, entah penyedianya itu manusia atau mesin.
Beberapa karakteristik inseparability:
1) Kegiatan pemasaran dan produksi sangat interaktif
2) Terlibatnya konsumen secara aktif
3) Sangat sukar melakukan produksi massal, karena jasa sangat
bersifat individual sehingga sangat sulit melakukan standarisasi
4) Pengendalian kualitas jasa sulit dilakukan, karena tidak bisa
diproduksi sebelumnya. Kemungkinan kegagalan dalam proses
penyampaiannya sulit untuk diantisipasi
c. Variability (sifat jasa yang berbeda-beda)
Jasa bersifat berbeda karena pada umumnya jasa merupakan
nonstandardized output, artinya banyak variasi kualitas dan jenis, tergantung pada
siapa, kapan, dan di mana jasa tersebut dihasilkan.
Karakteristik variability:
1) Mengindustrialisasikan jasa, dengan cara menambah dan
memanfaatkan peralatan canggih serta melakukan standarisasi
produksi.
2) Melakukan servis customiazation, arttinya meningkatkan intensitas
antara perusahaan dan konsumen, sehingga produk dan program
pemasaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan
setiap konsumen.
15

3) Memantau kepuasan konsumen melalui sistem saran dan keluhan,


survei konsumen dan comparison shopping, sehingga pelayanan
yang kurang baik dapat dideteksi dan dikoreksi10

d. Perishability (sifat jasa yang mudah rusak)


Berbeda dengan produk, suatu jasa tidak bisa disimpan. Ia diproduksi dan
dikonsumsi secara bersamaan dan tidak bisa disimpan. Efeknya pada pemasaran
terutama pada sisi permintaan. Jika permintaan stabil akan memudahkan penyedia
jasa untuk melakukan persiapan. Tetapi jika permintaan fluktuatif, lebih sulit bagi
penyedia jasa untuk melakukan strategi pemasaran.
Untuk mengatasi fluktuasi permintaan yang sering mengakibatkan
kelebihan supply, pemasar bisa melakukan beberapa hal:
1) Meningkatkan penjualan dengan personal selling kepada klien baru
pada saat permintaan menurun.
2) Meningkatkan penjualan produk dan jasa baru kepada klien yang
sudah ada pada saat permintaan menurun.
3) Harga lebih tinggi saat permintaan naik, dan lebih rendah saat
permintaan turun.
4) Pakai sistem reservasi untuk menjual jasa di muka
5) Pelatihan antar divisi berbeda untuk memenuhi permintaan yang
tinggi11.

Dari uraian diatas penulis merangkum karakteristik jasa pendidikan


dengan hubungan strategi pemasaran jasa seperti:
a) Intangibility ( Tidak Berwujud)
Jasa tidak berwujud maksudnya jasa tidak dapat dilihat dan
dirasakan sebelum konsumen membeli atau mendapatkan penyedia
jasa, hubungannya dengan pemasaran jasa adalah calon siswa baru
belum bisa merasakan jasa apabila belum menyekolahkan anaknya
kesekolah yang bersangkutan.
b) Inseprability (tidak terpisahkan)
Maksudnya jasa tidak bisa terpisahkan dari penyedianya, entah
penyedianya itu manusia atau mesin.

10
Jasfar Farida,. Manajemen Jasa (pendekatan terpadu). Penerbit Ghalia indonesia, Jakarta, 2009
hlm 20-25
11
Zainudin Akbar, Materi Perkuliahan Manajemen Pemasaran, FITK UIN SYARIF
HIDAYATULLAH, Jakarta, 2011 hlm 7-8
16

c) Variability (sifat jasa yang berbeda-beda)


Maksud sifat jasa yang berbeda-beda adalah jasa bersifat berbeda
tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan.
d) Perishability (sifat jasa yang mudah rusak)
Berbeda dengan produk, suatu jasa tidak bisa disimpan. Ia
diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan dan tidak bisa disimpan.
Efeknya pada pemasaran terutama pada sisi permintaan. Jika
permintaan stabil akan memudahkan penyedia jasa untuk melakukan
persiapan. Tetapi jika permintaan fluktuatif, lebih sulit bagi penyedia
jasa untuk melakukan strategi pemasaran.

3. Klasifikasi Jasa Pendidikan


Tawaran suatu perusahaan ke pasar sering mencakup beberapa jasa.
Komponen jasa dapat berupa bagian kecil atau bagian utama dari seluruh tawaran
tersebut. Dapat dibedakan lima kategori tawaran:
a. Barang berwujud murni: tawaran tersebut terdiri atas barang berwujud
seperti sabun, pasta gigi, atau garam. Tidak satu pun jasa menyertai
produk tersebut.
b. Barang berwujud disertai jasa: tawaran tersebut atas barang berwujud
yang disertai oleh satu atau beberapa jasa. Levitt berpendapat bahwa
makin canggih secara teknologis produk generik (misalnya, mobil dan
komputer) penjualannya makin bergantung pada mutu dan
ketersediaan layanan pelanggan yang menyertainya (misalnya ruang
pameran, pengiriman, perbaikan dan pemeliharaan, bantuan aplikasi,
pelatihan operator, nasihat pemasangan, pemenuhan garansi).
c. Campuran: tawaran tersebut terdiri atas barang dan jasa dengan bagian
yang sama. Misalnya, orang pergi ke restoran untuk mendapatkan
makanan maupun layanan.
d. Jasa utama yang disertai barang dan jasa yang sangat kecil: tawaran
tersebut terdiri atas jasa utama bersama jasa tambahan atau barang
pendukung. Cotohnya: penumpang pesawat terbang membeli jasa
angkutan. Perjalanan meliputi beberapa barang berwujud, seperti
makanan dan minuman, sobekan tiket, dan majalah penerbangan. Jasa
tersebut memerlukan barang padat modal, yaitu pesawat udara.
e. Jasa murni: tawaran hanya terdiri dari jasa. Contohnya mencakup
penjagaan bayi, psikoterapi, dan pijat12

12
Philip Kotler & Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran Edisi 12. PT Indeks, 2007 hlm 44
17

Menurut penulis klasifikasi jasa pendidikan seperti barang bewujud murni,


barang berwujud disertai jasa, campuran, jasa utama yang disertai barang dan jasa
yang sangat kecil, dan jasa murni.
Jasa bisa diklasifikasikan berdasarkan beragam kriteria, jasa dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Berdasarkan sifat tindakan jasa
Jasa dikelompokan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua
sumbu, dimana sumbu vertikalnya menunjukan sifat tindakan jasa
(tangible actions dan intangible actions) sedangkan sumbu
horizontalnya merupakan penerimaan jasa (manusia dan benda)
b. Berdasarkan hubungan dengan pelanggan
Jasa dikelompokan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua
sumbu, di mana sumbu vertikalnya menunjukan tipe hubungan antara
perusahaan jasa dan pelanggannya (status keanggotaan dan hubungan
temporer). Sedangkan, sumbu horizontalnya sifat penyampaian jasa
(penyampaian secara berkesinambungan/kontinu dan penyampaian
diskrit).
c. Berdasarkan tingkat customization dan kemampuan mempertahankan
standar konstan dalam penyampaian jasa
Jasa diklasifikasikan berdasarkan dua sumbu utama, yaitu tingkat
customization karakteristik jasa sesuai dengan kebutuhan pelanggan
individual (tinggi dan rendah) dan tingkat kemampuan penyedian jasa
dalam mempertahankan standar yang konstan (tinggi dan rendah)
d. Berdasarkan sifat permintaan dan penawaran jasa
Jasa diklasifikasikan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua
sumbu, di mana sumbu vertikalnya menunjukan sejauh mana
penawaran jasa menghadapi masalah sehubungan dengan terjadinya
permintaan puncak (permintaan puncak dapat dipenuhi tanpa
penundaan berarti dan permintaan puncak biasanya melampaui
penawaran). Sedangkan, sumbu horizontalnya adalah tingkat fluktuasi
permintaan sepanjang waktu (tinggi dan rendah).
e. Berdasarkan metode penyampaian jasa
Jasa dikelompokan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua
sumbu, di mana sumbu vertikalnya menunjukan sifat interaksi antara
pelanggan dan perusahaan jasa (pelanggan mendatangi perusahaan
jasa; perusahaan jasa mendatangi pelanggan; serta pelanggan dan
perusahaan jasa melakukan transaksi melalui surat atau media
elektronik). Sedangkan, sumbu horizontalnya adalah ketersedian
outlet jasa (single site dan multiple sites).
18

4. Sistem Pelayanan Jasa


Sistem pelayanan jasa terdiri dari unsur-unsur fisik dan tenaga kerja yang
digunakan untuk memproduksi jasa tersebut. Pada umumnya kelima unsur berikut
ini merupakan bagian yang perlu dipertimbangkan dalam sistem pelayanan jasa.
Teknologi. Derajat otomatis, peralatan, derajat integrasi vertikal
a. Aliran proses. Urutan kejadian yang digunakan untuk memproduksi
jasa
b. Tipe Proses. Jumlah kontak yang terlibat (tinggi atau rendah), derajat
pelayanan dan integrasi.
c. Lokasi dan ukuran. Tempat di mana proses jasa dilokasikan, ukuran
setiap tempat jasa tersebut dilaksanakan.
d. Tenaga kerja. Keterampilan, jenis organisasi, sistem imbalan, derajat
partisipasi.

Beberapa pedoman telah diberikan di atas bagaimana unsur-unsur tersebut


harus dipilih. Kelima unsur tersebut merupakan fungsi dari kontak
pelanggan,derajat pelayanan dan interaksi. Selanjutnya unsur-unsur tersebut
diarahkan dengan strategi jasa dan rancangan produk jasa13.

Menurut penulis sistem pelayanan jasa seperti teknologi, aliran jasa, tipe
proses, lokasi dan ukuran, tenaga kerja. Dari beberapa pedoman yang telah ada
harus dipilih salah satunya.

B. Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan


1. Pemasaran Jasa Pendidikan
Pemasaran merupakan usaha/kegiatan yang menyalurkan barang dan jasa dari
produsen ke konsumen untuk memenuhi kebutuhan konsumen melalui proses
pertukaran. Dalam lembaga sekolah/madrasah pemasaran didefinisikan sebagai
pengolahan yang sistematis dari pertukaran nilai-nilai yang sengaja dilakukan
untuk mempromosikan misi-misi sekolah.madrasah berdasarkan pemuasan
kebutuhan nyata baik itu stakeholder ataupun masyarakat sosial pada umumnya.
Dalam hal yang senada, definisi dikemukakan oleh Evans (1995) yang
menyatakan bahwa pemasaran di sekolah/madrasah merupakan proses manajemen
yang bertujuan untuk melakukan identifikasi dan memberikan kepuasan terhadap
pelanggan dan masyarakat secara terus menerus dan berkesinambungan.
Dengan demikian jelas, bahwa pemasaran merupakan suatu proses yang
harus dilakukan oleh sekolah/madrasah untuk memberikan kepuasan pada
stakeholder dan masyarakat. Penekanan kepada pemberian kepuasan kepada

13
Schroeder Roger G., Manajemen Operasi (pengambilan keputusan dalam suatu fungsi operasi).
Penerbit Erlangga, Jakarta, 1997 edisi ketiga hlm 149
19

stakeholder merupakan hal yang harus dilakukan setiap lembaga, jika lembaga
tersebut menginginkan untuk mampu bersaing14.

Jadi menurut penulis pemasaran jasa pendidikan adalah pengolahan yang


sistematis dari pertukaran nilai-nilai yang sengaja dilakukan untuk
mempromosikan misi-misi sekolah.
Pada dasarnya, proses pemasaran merupakan proses mengkomunikasikan
berbagai hal yang terdapat dalam suatu lembaga kepada masyarakat luas dengan
tujuan untuk menarik minat masyarakat atau mempengaruhi harapan masyarakat
terhadap sesuatu sehingga masyarakat akan membeli atau untuk bergabung
dengan lembaga tersebut.
Untuk menimbulkan motivasi bagi masyarakat tersebut pihak pemasaran
harus dapat melakukan persuasi terhadap hal-hal yang disampaikannya kepada
masyarakat. Secara bahasa persuasi memiliki makna untuk membujuk atau
merayu, yaitu kemampuan untuk membujuk, merayu, memengaruhi pikiran,
perasaan dan perilaku masyarakat. Tetapi dalam kaitan ini persuasi bukan hanya
untuk membujuk atau merayu semata-mata, melainkan suatu teknik untuk
memengaruhi dengan menggunakan data dan fakta psikologis maupun sosiologis
masyarakat. Untuk itulah dalam melalukan pemasaran, hendaknya memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a. Pesan atau ajakan yang disampaikan harus dapat menimbulkan
perasaan tertentu kepada masyarakat.
b. Pesan atau ajakan itu hendaknya berisi lambang-lambang atau tanda-
tanda yang sesuai dengan daya tangkap, daya serap, dan daya nilai
sebagian masyarakat, terutama golongan masyarakat yang dituju
c. Pesan atau ajakan itu dapat membangkitkan kebutuhan dan keinginan
harapan masyarakat
d. Pesan itu membangkitkan harapan.

14
Muhaimin, , “Manajemen Pendidikan” Aplikasinya Dalam Penyusunan Rencana
Pengembangan Sekolah/Madrasah, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2010 edisi pertama
cetakan kedua hlm 98
20

Setelah menerima/ mengetahui dari pemasaran yang dilakukan oleh pihak


pemasaran tersebut diharapkan masyarakat dapat mengambil keputusan.
Pengambilan keputusan ini akan lebih berhasil setelah melalui tahapan “dialog
diri”. Proses mencapai keputusan ini disebut inovasi optimal, yang terdiri dari
lima tahapan:
a. Kesadaran, masyarakat menyadari adanya ide-ide baru tetapi masih
kurang informasi.
b. Menaruh minat, masyarakat mulai menaruh minat terhadap inovasi dan
mencari, menginginkan informasi yang lebih banyak.
c. Penilaian, masyarakat mengadakan penilaian sendiri terhadap ide baru
itu dihubungkan dengan situasinya saat ini dan masa mendatang, lalu
menentukan keinginan untuk mencobanya atau tidak.
d. Percobaan, masyarakat menerapakan ide-ide baru dalam skala kecil
untuk menentukan kegunaannya apakah sesuai dengan situasi dirinya.
e. Penerimaan, masyarakat akhirnya menggunakan ide-ide baru tersebut
secara tetap dan skala luas. Akibatnya banyak pilihan yang ada di
masyarakat (karena banyaknya lembaga yang melakukan pemasaran)15
Menurut penulis pemasaran jasa adalah usaha/kegiatan yang menyakurkan
barang dan jasa dari produsen ke konsumen untuk memenuhi kebutuhan
konsumen melalui proses pertukaran. Dan hendaknya pemasaran memperhatikan
pesan-pesan yang akan disampaikan guna menarik minat masyarakat.

15
Muhaimin, , “Manajemen Pendidikan” aplikasinya dalam penyusunan rencana pengembangan
sekolah/madrasah, Kencana Prenada Media Group, jakarta, 2010 edisi pertama cetakan kedua
hlm 116
21

2. Bauran Jasa Pendidikan


Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan
pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan.
Konsep bauran pemasaran dipopulerkan pertama kali beberapa dekade yang lalu
oleh Jerome Mc. Carthy yang merumuskan menjadi 5 P (Product, Price,
Promotion, Place, Personal Traits)

a. Product, merupakan hal yang paling mendasar yang akan menjadikan


preferensi pilihan bagi calon siswa. Bauran produk dalam strategi ini
dapat berupa diferensiasi produk yang akan memberikan dampak
terhadap kesempatan lapangan kerja dan menimbulkan citra terhadap
nama sekolah/madrasah, dan terhadap mutu produk itu sendiri.
Misalnya muatan lokal apa yang tersedia pada suatu sekolah/madrasah,
ada muatan lokal yang favorit dan ada yang tidak, layanan akademik,
layanan administratif. Demikian pula performance dari lulusan
sekolah/madrasah tersebut, turut memengaruhi pilihan siswa.
b. Price, merupakan elemen yang berjalan sejajar dengan mutu produk.
Tujuan biaya di sekolah/ madrasah adalah untuk mencapai
keseimbangan antara biaya yang digunakan untuk produksi dalam
institusi tersebut. Kenyataan ini seperti yang dikemukakan oleh Batty
bahwa “Apabila mutu produk baik, maka calon siswa berani membayar
lebih tinggi. Mutu produk akan sangat terkait dengan biaya, karena ini
akan sangat memengaruhi posisi kompetitif terhadap sekolah/madrasah
saingan.
c. Promotion merupakan usaha untuk meningkatkan masuknya calon
siswa baru ke sekolah/madrasah yang bersangkutan. Alma (1992)
menyatakan,ada teknik promosi yang dilakukan oleh sekolah/madrasah
di antaranya, yaitu: (1) pubikasi di surat kabar (2) iklan di radio (3)
memasang spanduk (4) brosur (5) buletin (6) televisi (7) publikasi di
radio (8) publikasi di surat kabar (9) mengundang umum (10)
mengundang pelajar (11) logo (12) mengundang pejabat (13)
kunjungan ke sekolah sebelumnya.
d. Place, keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa
bagi para pelanggan potensial16. Seperti lokasi, letak sekolah/madrasah
yang mudah dicapai kendaraan umum, kondisi sekolah, cukup berperan
sebagai bahan pertimbangan calon siswa untuk memasuki
sekolah/madrasah.
e. Personal Traits mengangkut unsur pimpinan sekolah/madrasah,
tercermin pada siapakah yang memimpin? Dengan demikian strategi
memilih siapa saja pimpinan yang akan diangkat, tidak diragunakan
lagi peranannya dalam mengangkat citra sekolah/ madrasah. Figur
seorang pimpinan sekolah/ madrasah dapat membawa perkembangan

16
Tjiptono fandy, Pemasaran Jasa, Bayumedia Publishing, Malang Jawa Timur-indonesia,2004
edisi pertama hlm 31
22

pesat bagi sekolah/ madrasah tersebut, dan dapat pula seorang pimpinan
menjatuhkan nama baik lembaga17.
Menurut penulis penerapan bauran jasa pendidikan seperti produk,
price(harga), promosi, tempat, personal traits dapat diterapkan dilembaga
pendidikan seperti:
a. Produk, dalam penerapan dilembaga pendidikan seperti muatan lokal
(mulok) yang tersedia disekolah ada muatan local yang favorit dan ada
yang tidak. Layanan akademik dan layanan administrative yang baik.
Demikian pula dengan lulusan sekolah yang berkualitas yang turut
mempengaruhi pilihan siswa
b. Price, price atau harga merupakan elemen yang berjalan sejajar dengan
mutu produk. Tujuan biaya di sekolah/ madrasah adalah mencapai
keseimbangan antara biaya yang digunakan untuk produksi dalam
institusi tersebut.
c. Promotion, promosi merupakan usaha meningaktkan masuknya calon
siswa baru ke sekolah yang bersangkutan. Promosi dilakukan oleh
sekolah diantara: publikasi di surat kabar, brosur, bulletin, televise,
spanduk.
d. Place atau tempat merupakan kemudahan akses jasa bagi para
pelanggannya. Seperti lokasi yang mudah dicapai dengan kendaraan
umum, kondisi sekolah cukup berperan sebagai bahan pertimbangan
calon siswa baru untuk memasuki sekolah.
e. Personal traits menyangkut unsur pimpinan sekolah tercermin pada
siapakah yang memimpin sekolah.

17
Muhaimin, “Manajemen Pendidikan” aplikasinya dalam penyusunan rencana pengembangan
sekolah/madrasah, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2010 edisi pertama cetakan kedua
hlm 109-111
23

3. Differensiasi Sebagai Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan


Differensiasi adalah strategi memberikan penawaran yang berbeda
dibandingkan penawaran yang diberikan oleh kompetitor dalam hal biaya yang
murah dan pelayanan yang baik. Strategi differensiasi mengisyaratkan sekolah
mempunyai jasa atau produk yang mempunyai kualitas ataupun fungsi yang bisa
membedakan dirinya dengan pesaing.
Sumber-Sumber Diferensiasi:
a. Differensiasi Produk
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan
perhatian untuk dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu
keinginan kebutuhan termasuk produk adalah objek fisik, jasa, orang, tempat,
organisasi, dan gagasan18. Jadi produk menurut penulis adalah barang yang
ditawarkan untuk dibeli, digunakan atau dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan.
Dalam diferensiasi produk, pelanggan selalu menginginkan produk yang
memiliki karakteristik yang unik dengan kualitas yang berbeda dimana produk
tersebut juga dipengaruhi oleh selara harga pelanggan. Penelitian Giannas juga
menyatakan bahwa merek merupakan suatu cara yang dapat membedakan dimana
pelanggan dapat mengenali dari produk pesaing lainnya. Dalam hali ini
diferensiasi produk adalah suatu produk yang memiliki merek khusus bagi
pelanggan dengan karakteristik atau keunikan yang dimiliki secara khusus dari
suatu produk tersebut dapat membedakan dengan produk lainnya secara fisik.
Disamping itu penelitian Giannas (1999) menambahkan bahwa pelanggan hanya
menggunakan satu jenis diferensiasi produk jika kualitas yang dimiliki sesuai
dengan keinginan pelanggan.
Produk fisik merupakan hal yang potensial untuk dijadikan pembeda.
Perusahaan dapat membedakan produknya berdasarkan keistimewaan, kualitas
kinerja kualitas kesesuaian, daya tahan, keandalan, mudah diperbaiki, gaya dan
rancangan.
Cara diferensiasi produk sebagai berikut:
1) Mengembangkan produk baru
1). Adaptasi (terhadap ide lain)
2). Modifikasi (mengubah warna, gerak suara, bentuk, dan bau)
3). Memperbesar (membuat lebih besar/berat/kuat/panjang/tebal)
4). Memperkecil (menjadikan lebih kecil/ringan/pendek/tipis/ramping
5). Substitusi (dari proses,power, dan ramuan)

18
Kotler Philip dan Amstrong Gary, alih bahasa Wilhelmus W. Bakuwaton . Dasar-Dasar
Pemasaran, Intermedia, Jakarta 1995 edisi 6, hal 445
24

6). Menata ulang (terhadap pola, layout, komponen, dan rangkaian)


7). Membalik( membuat terbalik)
8). Mengkombinasi (mencampur, mengombinasi unit, maksud
2) Mengembangkan variasi kualitas.
3) Mengembangkan tambahan serta ukuran model19

Menurut penulis diferensiasi produk adalah karakteristik yang unik


dengan kualitas yang berbeda dimana produk tersebut juga dipengaruhi oleh
selera harga pelanggan. Dan cara diferensiasi produk dengan cara
mengembangkan produk baru, mengembangkan variasi kualitas, dan
mengembangkan tambahan serta ukuran model.
b. Diferensiasi Layanan
Pada diferensiasi pelayanan, perusahaan memberikan pelayanan yang khas
dan berbeda dari perusahaan lainnya, sehingga perusahaan akan mampu
memberikan kualitas pelayanan yang lebih baik dari pesaingnya dan mampu
memenangkan persaingan. Pembeda pelayanan yang utama adalah kemudahan
pemesanan, pengiriman, pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan20.

c. Diferensiasi Personnel
Terdapat 6 karakteristik yang menunjukkan personil yang terlatih, yaitu
kemampuan personel, kesopanan, kredibilitas, dapat diandalkan, cepat tanggap
dan komunikasi.
1. Competence: keterampilan dan pengetahuan.
2. Courtesy: ramah, hormat, dan bijak.
3. Credibility: dapat dipercaya
4) Reliability: layanan diberikan dengan konsisten dan akurat
5) Responsiveness: tanggap terhadap permintaan dan masalah pelanggan

19
Bambang Haria, Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Perang Bisnis, Bayumedia,
Jakarta. Hal 108
20
Assuari Sopyan. Manajemen Pemasaran (dasar, konsep dan strategi). PT RajaGrafindo
Persada, Jakarta, 2010 hlm 180-181
25

6) Communication: saling pengertian dan komunikasi yang jelas dengan


pelanggan21
d. Diferensiasi Citra
Dalam diferensiasi citra, pelanggan dapat membentuk citra perusahaan
dimasyarakat,sehingga perusahaan harus memberikan kesan yang baik kepada
pelanggan. Oleh karena itu, perusahaan harus merancang identitasnya untuk
membentuk citra perusahaan dimasyarakat dengan pemenuhan kebutuhan dan
keinginan pelanggan. Citra dapat mempengaruhi image dari perusahaan, image
perusahaan secara langsung diperoleh dari persepsi kualitas produk perusahaan
yang digunakan masyarakat. Perusahaan dapat mengekspresikan citra dengan
melalui lambang, media tertulis dan audio visual serta suasana22.

e. Diferensiasi Saluran
Dalam melakukan diferensiasi saluran, perusahaan dapat melakukan
strategi berdasarkan pada Distribusi Eksklusif, Distribusi Selektif dan Distribusi
Intensif.
Jadi strategi differensiasi pemasaran jasa pendidikan adalah strategi
pemasaran yang membeda-bedakan pasar (Differentiated Marketing). Dengan
cara ini, perusahaan hanya melayani kebutuhan beberapa kelompok konsumen
tertentu dengan jenis produk tertentu pula. Jadi, perusahaan atau produsen
menghasilkan dan memasarkan produk yang berbeda-beda untuk tiap segmen
pasar. Dengan kata lain, perusahaan atau produsen menawarka berbagai variasi
produk dan produk mix yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan
kelompok konsumen atau pembeli yang berbeda-beda, dengan program
pemasaran yang tersendiri diharapkan dapat dicapai tingkat penjualan yang
tertinggi dalam masing-masing segmen pasar tesebut. Perusahaan yang
menggunakan strategi ini bertujuan untuk mempertebal kepercayaan kelompok
konsumen tertentu terhadap produk yang dihasilkan dan dipasarkan, sehingga
pembelianya akan dilakukan berulang kali. Dengan demikian, diharapkan
penjualan perusahaan akan lebih tinggi dan kedudukan produk perusahaan akan
lebih kuat atau mantap di setiap segmen pasar. Keuntungan strategi pemasaran ini,
penjualan dapat diharapkan akan lebih tinggi dengan posisi produk yang lebih
baik di setiap segmen pasar, dan total penjualan perusahaan akan dapat
ditingkatkan dengan bervariasinya produk yang ditawarkan. Kelemahan strategi
ini adalah terdapat kecenderungan biaya akan lebih tinggi karena kenaikan biaya

21
Zainudin Akbar, Materi Perkuliahan Manajemen Pemasaran, FITK UIN SYARIF
HIDAYATULLAH, Jakarta, 2011 hlm 31
22
Assuari Sopyan. Manajemen Pemasaran (dasar, konsep dan strategi). PT RajaGrafindo
Persada, Jakarta, 2010 hlm 180-181
26

produksi untuk modifikasi produk, biaya administrasi, biaya promosi, dan biaya
investasi23.
Menurut penulis strategi diferensiasi adalah strategi memberikan
penawaran yang berbeda dibandingkan penawaran yang diberikan kompetitor.
Dan cara-cara mendiferensiasikan dengan cara produk, layanan, personel,citra dan
saluran.

4. Langkah-langkah Strategi Promosi


Dalam menjalankan sebuah strategi tentu ada langkah-langkahnya. Begitu
pula dalam strategi promosi tentu ada beberapa langkah yang harus dijalani.
Berikut ini adalah penjelasan langkah-langkah dalam strategi promosi:
a. Mengidentifikasi Audiens Sasaran
Perencanaan promosi diawali dengan mengidentifikasi audiens sasaran
terlebih dahulu. Menurut Rambat Lupioyadi audiens target bisa merupakan
individu, kelompok masyarakat umum atau khusus. Bila perusahaan telah
malakukan segmentasi dan penargetan, maka segmen itulah yang menjadi audiens
target.24
Menurut penulis Mengidentifikasi sasaran berarti mendapatkan khalayak
pasar yang diinginkan. Hal itu dilakukan untuk memudahkan dalam pengambilan
keputusan mengenai pesan yang akan disampaikan, waktu penyampaian, media
dan cara pesan disampaikan kepada audiens tersebut.
b. Menentukan Tujuan
Setelah mengetahui audiens target dan ciri-cirinya, maka kemudian dapat
menentukan tanggapan apa yang dikehendaki. Perusahaan harus menentukan
tujuan komunikasinya, apakah untuk menciptakan kesadaran, pengetahuan,
kesukaan, pilihan, keyakinan, atau pembelian.
Oleh karena itu, dalam menentukan tujuan kita akan berhubungan dengan
model “hirarki efek” (mempelajari, merasa, melakukan) seperti kesadaran,
pengetahuan, kesukaan, preferensi, keyakinan, dan pembelian.

23
Assuari Sopyan. Manajemen Pemasaran (dasar, konsep dan strategi). PT RajaGrafindo
Persada, Jakarta, 2010 hlm 180-181
24
Rambat Lumpiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta: Salemba Empat, 2009
edisi ke-2 h. 123
27

Kesadaran menurut Kotler adalah jika sebagian besar audiens sasaran tidak
sadar akan objek tersebut, tugas komunikator adalah membangun kesadaran,
mungkin cukup disebut dengan pengenalan. Hal ini dapat dicapai dengan pesan
sederhana yang mengulang nama tersebut.
Pengetahuan, audiens sasaran mungkin mamiliki kesadaran akan
perusahaan atau produk tetapi tidak tahu lebih banyak dari itu. Maka komunikator
harus mempelajari bagaimana kebanyakan orang dalam audiens sasaran itu
memiliki sedikit, beberapa, atau banyak pengetahuan mengenai produk.
Kemudian komunikator memutuskan memilih pengetahuan produk sebagai tujuan
komunikasinya yang pertama.
Kesukaan, jika anggota sasaran mengetahui produk itu, bagaimana
perasaan mereka mengenalinya? Jika audiens terlihat kurang suka, maka
komunikator harus mencari tahu mengapa dan kemudian mengembangkan suatu
kampanye komunikasi untuk membangun perasaan yang lebih menguntungkan.
Preferensi, audiens sasaran mungkin menyukai produk itu tetapi tidak lebih
menyukai produk itu dari pada yang lain. Dalam hal ini komunikator harus
berusaha membangun preferensi konsumen. Komunikator akan mempromosikan
kualitas produk, nilai kerja dan keistimewaan lainnya.
Keyakinan, audiens sasaran mungkin lebih menyukai produk tertentu tetapi
tidak berkembang ke arah keyakinan untuk membelinya. Tugas komunikator
adalah menyakinkan audiens terhadap produk tersebut.
Pembelian, beberapa anggota audiens sasaran mungkin memiliki keyakinan
tetapi tidak cukup dekat untuk melakukan pembelian. Komunikator harus
menuntun konsumen ini untuk mengambil langkah akhir. Tindakannya dapat
berupa menawarkan produk itu dengan harga rendah, menawarkan premi, atau
membiarkan konsumen mencoba dalam jumlah terbatas25.
Dari uraian diatas penulis menganalis menentukan tujuan strategi promosi
dengan cara terlebih dahulu mengetahui audiens target dan ciri-cirinya, maka
kemudian dapat menentukan tanggapan apa yang dikehendaki.
c. Merancang Pesan
Setelah mendefinisi respon audiens yang diharapkan, komunikator beralih
ke pengembangan pesan yang efektif. Kotler mengungkapkan bahwa idealnya
pesan itu harus memperoleh perhatian (attention), menarik minat (interest),
membangkitkan keinginan (desire), dan menghasilkan tindakan (action) yang
semuanya dikenal dengan metode AIDA26.

25
Kotler dan A.B Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis Perencanaan,
Implementasi, dan Pengandalian, (Jakarta: Salemba Empat), 2001 edisi ke-1 Jilid 2 h. 782-783
26
Ibid,h. 784
28

Dari definisi diatas penulis dapat menjabarkan metode AIDA yang di


kenalkan Kotler yaitu Attention(memperoleh perhatian), interest(menarik minat),
desire(membangkitkan keinginan), action(menghasilkan tindakan)
Selain itu Kotler juga menambahkan merumuskan pesan membutuhkan
pemecahan empat masalah yaitu apa yang dikatakan (isi pesan), bagaimana
mengatakan secara logis (struktur pesan), bagaimana mengatakannya secara
simbolis (format pesan), dan siapa yang harus mengatakannya (sumber pesan)27.
Menurut penulis merumuskan pesan membutuhkan empat masalah yaitu isi
pesan, struktur pesan, format pesan dan sumber pesan.
1) Isi pesan
Komunikator harus memikirkan apa yang akan dikatakan kepada
audiens sasaran untuk menghasilkan respon yang diinginkan. Proses
ini mendapat sambutan yang berbeda-beda daya tarik, tema, ide, atau
rencana penjualan unik (unique selling proposition). Proses ini
merumuskan manfaat, motivasi, identifikasi, atau alasan mengapa
audiens harus memikirkan atau menyelidiki produk itu.28
Kotler dan Amstrong mengatakan bahwa penyusunan isi pesan
adalah komunikator harus menentukan suatu daya tarik yang akan
menghasilkan tanggapan yang diinginkan. Ada tiga jenis daya tarik,
yaitu daya tarik rasional (rational appeals) berhubungan dengan
kepentingan diri audiens. Daya tarik ini menunjukkan bahwa produk
akan menghasilkan manfaat yang diinginkan. Daya penarik emosional
(emotional appeals) berupaya menimbulkan emosi negatif atau positif
yang akan memotivasi pembelian. Daya penarik moral (moral appeals)
diarahkan pada pandangan audiens mengenai apa yang benar dan
tepat.29

Dari pendapat-pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa seorang


komunikator harus menetapkan daya penarik kepada audiens sasaran dalam
rangka menghasilkan respon yang diinginkan. Adapun daya penariknya adalah
sebagai berikut daya penarik rasional, daya penarik emosional, dan daya penarik
moral.

27
Ibid,
28
Ibid, h. 784-785
29
Kotler dan Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, (Jakarta: Intermedia), 1992 edisi ke-5
jilid. 2 h. 111
29

2) Struktur pesan
Menurut Gregorius Chandra struktur pesan yaitu berkaitan dengan
penarikan kesimpulan dan urutan presentasi pesan. Ada dua pilihan
dalam penarikan kesimpulan, yakni membiarkan audiens
menyimpulkan sendiri pesan yang dibaca/ditontonnya atau perusahaan
yang menegaskan kesimpulan untuk para audiens.30
Dari pendapat diatas penulis menyimpulkan komunikator harus
dapat menarik kesimpulan dan urutan presentasi pesan agar audiens
dapat memahami isi pesan tersebut.

3) Format pesan
Dalam penyusunan pesan tentu harus sebaik mungkin agar audiens
sasaran tertarik dengan isi pesan tersebut. format pesan yang
digunakan komunikator harus meyakinkan dan disesuaikan dengan
media yang digunakan.
Untuk media cetak, menurut Kotler komunikator harus
memutuskan mengenai headline, copy, ilustrasi dan warna. Agar
menarik perhatian, pengiklan menggunakan beranekaragam sarana,
seperti menampilkan sesuatu yang baru dan kontras, headline dan
gambar dan menawan, format yang khas, posisi, ukuran pesan, dan
warna. Sedangkan bila pesan disampaikan melalui radio, maka
komunikator harus cermat memilih tutur katanya, sifat suara
(kecepatan ucapan, irama, pola titinada dan artikulasi), dan vokalisasi
(berhenti, berdesah, berkuap).31

Dari pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa komunikator


harus bisa menyusun pesan dengan baik agar audiens tertarik dengan
isi pesan tersebut.
4) Sumber pesan
Menurut Kotler pesan yang disampaikan oleh sumber yang
menarik memperoleh perhatian yang lebih besar dan diingat. Hal yang
perlu diingat bahwa pesan yang disampaikan oleh juru bicara itu harus

30
Gregorius chandra, Strategi Dan Program Pemasaran, (Yogyakarta: Andi Offset), 2002
edisi ke-1 h. 171
31
Kotler dan Amstrong, Opcit, h. 111-112
30

mempunyai kredibilitas. Karena sumber pesan yang disampaikan oleh


sumber yang mempunyai kredibilitas akan lebih persuasif.32
Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa dalam menentukan
sumber pesan kita harus memperhatikan kredibilitasnya, karena sumber pesan
yang mempunyai kredibilitas akan lebih persuasif. Adapun aspek kredibilitas
meliputi keahlian, sifat terpercaya, dan disukai.
d. Menyeleksi Saluran Komunikasi
Perusahaan harus menyeleksi saluran-saluran komunikasi yang efisien untuk
membawa pesan. Saluran komunikasi itu bisa berupa komunikasi personal dan
nonpersonal.
1) Komunikasi Personal
Saluran komunikasi pribadi dapat berupa saluran komunikasi
penganjuran, ahli, dan sosial. Saluran penganjuran terdiri dari para
wiraniaga perusahaan yang mengadakan kontak dengan pembeli
dipasar sasaran. Saluran ahli terdiri dari orang-orang bebas yang
memiliki keahlian dalam membuat pernyataan yang ditujukan kepada
pembeli sasaran. Saluran sosial terdiri dari para tetangga, teman karib,
anggota keluarga, dan teman sejawat yang bercakap-cakap dengan
pembeli sasaran33.
Jadi menurut penulis seorang komunikator harus pintar menarik
minat konsumen dengan tutur bahasa yang baik dan dapat
menyampaikan isi pesan dengan baik pula.
Saluran komunikasi personal melibatkan dua orang atau lebih yang
langsung berkomunikasi satu sama lain. Mereka dapat berkomunikasi
dari muka ke muka, satu orang terhadap audiens, lewat telepon, atau
lewat surat. Saluran komunikasi personal memperoleh efektifitasnya
lewat kesempatan memberikan presentasi dan umpan balik sendiri.34
Jadi menurut penulis setiap lembaga pendidikan harus memiliki tim
promosi yang memiliki saluran komunikasi personal yang baik.

32
Kotler dan A.B Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis Perencanaan,
Implementasi, dan Pengandalian, (Jakarta: Salemba Empat), 2001 edisi ke-1 Jilid. 2 h.788- 789
33
Kotler, Dasar-Dasar Pemasaran, (Jakarta: Intermedia), 1987 edisi ke-3cetakan pertama
h. 186
34
Kotler dan A.B Susanto, Op. cit., h. 790
31

2) Komunikasi Nonpersonal
Menurut Kotler A.B Susanto saluran komunikasi nonpersonal
adalah penyampaian pesan tanpa kontak personal atau interaksi.
Saluran ini meliputi media, suasana, dan peristiwa. Media terdiri dari
media cetak (surat kabar, majalah surat langsung), media siaran (radio,
televisi), media elektronik (audiotape, videotape, videodisk), dan
media display (billboard, papan reklame, poster). Suasana adalah paket
lingkungan yang menciptakan atau memperkuat pengetahuan pembeli
akan pembelian produk. Peristiwa adalah kejadian yang dirancang
untuk mengkomunikasikan pesan tertentu kepada audiens sasaran.
Disini bagian Humas mengatur konferensi pers atau pertemuan besar
agar tercapai pengaruh komunikasi yang spesifik pada audiens35.

Jadi dari definisi diatas penulis merangkum bahwa sekolah harus


memasang iklan agar saluran non personal dapat tersampaikan.
e. Menetapkan Jumlah Anggaran Promosi
Menurut Munandar anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara
sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit
(kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan
datang36.
Dari definisi diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa anggaran
adalah rencana yang disusun sistematis untuk setiap kegiatan yang akan
dilaksanakan,
Menetapkan anggaran sangatlah penting karena untuk menentukan
menggunakan media, juga tergantung pada anggaran yang tersedia. Kotler
mengungkapkan ada empat metode yang biasanya digunakan untuk menetapkan
total anggaran promosi, yaitu sebagai berikut:37
1) Metode menurut kemampuan
Metode ini menetapkan anggaran promosi dalam jumlah yang
menurut mereka perusahaan mampu membiayainya. Metode penetapan
seperti ini sama sekali tidak menghiraukan dampak promosi atas

35
Ibid., h. 792-793
36
Munandar, Budgeting (Perencanaan, Pengkoordinasian, dan Pengawasan Kerja),
Yogyakarta:BPFE, 1998 cet 1 Edisi ke-12 h.1
37
Kotler dan Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, (Jakarta: Intermedia), 1992 edisi ke-5
jilid. 2 h. 118
32

penjualan. Tidak ada suatu kepastian akan anggaran promosi tahunan


sehingga menyulitkan penyusunan rencana pemasaran jangka panjang.
Sedangkan Kotler dan A.B Susanto menjelaskan bahwa metode
penetapan anggaran seperti ini sama sekali mengabaikan peranan
promosi sebagai suatu investasi dan pengaruh langsung terhadap
penjualan38.
2) Metode presentase dari penjualan
Metode ini dalam menetapkan biaya promosi berdasarkan suatu
presentase dari penjualan (yang sedang berjalan ataukah sedang
terjadi) atau dari harga jual. Metode ini mempunyai beberapa
keuntungan, yaitu, pertama biaya promosi akan berubah-ubah sesuai
dengan kemampuan perusahaan. Hal ini membuat senang manajer
karena mereka berpikir bahwa biaya perusahaan seharusnya
mempunyai hubungan yang erat dengan perkembangan penjualan
perusahaan selama berbisnis. Kedua, metode ini mendorong manjemen
agar pikirannya fokus kepada biaya promosi, harga jual, dan laba
persatuan. Ketiga, mendorong adanya kesetabilan persaingan sehingga
mengeluarkan biaya promosi dengan suatu presentase dari suatu
penjualan.
3) Metode persaingan-berimbang
Metode ini menetapkan anggaran promosinya untuk menandingi
pengeluaran para pesaing. Kotler mengungkapkan bahwa ada dua
argumen yang diajukan untuk metode ini. Pertama, pengeluaran
pesaing menyatakan kebijakan kolektif industri tersebut. Yang kedua
adalah mempertahankan keseimbangan kompetitif membantu
mencegah perang promosi39. Dari definisi diatas penulis menarik
kesimpulan agar setiap persaingan promosi lembaga pendidikan harus
berimbang agar tidak terjadi perang promosi.
4) Metode tujuan dan tugas
Pada metode ini pemasar mengharuskan mengembangkan anggaran
promosinya dengan cara menetapkan sasaran yang spesifik,
menentukan tugas yang harus dilaksanakan untuk tercapainya sasaran
tersebut, dan mengestimasi biaya untuk menyelesaikan tugas
tersebut40. Jadi menurut penulis lembaga pendidikan harus

38
Kotler dan A.B Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis Perencanaan,
Implementasi, dan Pengandalian, (Jakarta: Salemba Empat), 2001 edisi ke-1 Jilid. 2 h. 794
39
Ibid., h. 795
40
Kotler dan Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, (Jakarta: Intermedia), 1992 edisi ke-5
jilid. 2 h. 119
33

mengembangkan anggaran promosinya agar tidak terbuang sia-sia dan


dan dapat menghemat anggaran promosi.

f. Menentukan Bauran Promosi


Langkah selanjutnya setelah menetapkan anggaran promosi adalah
menentukan alat promosi apa yang digunakan, apakah melalui periklanan,
penjualan perorangan, promosi penjualan, atau hubungan masyarakat.
1) Periklanan
Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada
informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk yang
disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan
yang akan mengubah pkiran seseorang untuk melakukan pembelian41.
Jadi menurut penulis iklan adalah media tidak langsung yang
didalamnya terdapat informasi tentang keunggulan suatu produk atau
jasa guna menarik minat pembeli.
2) Penjualan perorangan (personal selling)
Menurut Fandy Tjiptono personal selling adalah komunikasi
langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk
memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan
membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka
kemudian akan mencoba dan membelinya42. Dari definisi diatas
penulis dapat merangkum bahwa lembaga pendidikan tidak seharusnya
membebankan promosi kepada tim promosi saja akan tetapi harus ada
yang menjadi suri teladan yang baik kepada masyarakt guna untuk
menarik minat masyarakat.
Sedangkan Kotler berpendapat bahwa personal selling merupakan
sarana yang paling efektif pada tahap-tahap tertentu dari proses

41
Tjiptono Fandy, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andi) 2002, edisi ke-2, cet. 6 h. 226
42
Tjiptono, Op.cit, h. 224
34

pembelian, terutama dalam membangun preferensi, keyakinan, dan


tindakan pembeli.43
Jadi, personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka)
antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu
dalam rangka membangun preferensi, kayakinan dan tindakan membeli
produk yang ditawarkan.
3) Promosi penjualan
Fandy Tjiptono berpendapat bahwa promosi penjualan adalah
bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang
dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera
dan/atau meningkatkan jumlah barang yang akan dibeli pelanggan44.
Dari definisi diatas penulis dapat merangkum bahwa promosi
penjualan adalah bentuk promosi yang dapat meningkatkan penjualan
yang lebih besar.
Promosi penjualan terdiri dari beraneka ragam sarana seperti
kupon, kontes, premi dan sebagainya. Perusahaan menggunakan sarana
promosi penjualan untuk menciptakan tanggapan yang lebih kuat dan
lebih cepat45.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa promosi
penjualan adalah kegiatan promosi yang dilakukan secara langsung
dengan berbagai insentif seperti demonstrasi, leaflet, coba gratis,
kontes dan hadiah. Materi promosi penjualan mencoba mendorong
suatu respon untuk bertindak dan mencoba produk atau jasa yang
ditawarkan.
4) Humas
Menurut Kotler Humas adalah salah satu alat promosi untuk
membangun hubungan baik dengan berbagai publik perusahaan

43
Kotler dan Amstrong, Op.cit., h. 121
44
Tjiptono, Op.cit., h. 229
45
Kotler, Dasar-Dasar Pemasaran, (Jakarta:Intermedia), 1987 h. 196
35

dengan memperoleh publisitas yang menguntungkan, membentuk citra


korporasi yang bagus, dan menangani atau menghilangkan rumor,
cerita, dan peristiwa yang tidak menguntungkan46. Dari definisi diatas
penulis menarik kesimpulan bahwa humas adalah salah satu alat
promosi untuk membangun hubungan baik dengan berbagai instansi
perusahaan dengan memperoleh keuntungan yang berbentuk citra baik
dan lain sebagainya.

g. Mengukur Hasil-hasil Promosi


Mengukur hasil promosi berarti mengukur dampak atau umpan balik yang
dihasilkan oleh audiens sasaran terhadap produk yang ditawarkan sebagai akibat
dari kegiatan promosi yang dilakukan. Dampak yang diukur meliputi pengetahuan
audiens sasaran terhadap produk sampai menghitung seberapa besar tingkat
penjualan produk.
Setiap bauran promosi yang digunakan memiliki cara yang berbeda dalam
mengukur efektifitasnya, berikut ini menjelaskan tentang bagaimana mengukur
hasil promosi yang telah dilakukan.
1) Personal selling
Pengukuran efektivitas personal selling dilakukan untuk
mengetahui kinerjanya dalam meningkatkan penjualan. Evaluasinya
meliputi perbandingan penjualan sekarang dan penjualan yang lalu,
evaluasi kepuasan pelanggan dan evaluasi kualitas wiraniaga itu
sendiri. Karena komunikasi pribadi memperoleh efektivitasnya melalui
presentasi dan umpan balik yang bersifat perorangan.47
2) Periklanan
Pengukurannya dilakukan untuk mengetahui dampak potensial atau
pengaruh komunikasi iklan terhadap kesadaran, pengetahuan dan
preferensi audiens sasaran, serta untuk mengetahui pengaruh iklan
terhadap penjualan iklan tersebut.48

46
Kotler dan Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, (Jakarta:Indeks), 2004 edisi ke-9 jilid. 2
h. 668
47
Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, (Jakarta:Indeks), 2008 edisi ke-
12 h. 220
48
Ibid, h. 262
36

3) Humas dan publisitas


Mengetahui banyaknya paparan yang disampaikan media
merupakan cara termudah untuk mengukur efektifitas publisitas,
walaupun hasilnya kurang memuaskan karena tidak dapat mengetahui
berapa banyak orang yang mengetahui, berapa banyak orang yang
membaca, menyimak dan tertarik terhadap jumlah paparan tersebut.
Namun demikian, sesuai dengan sasarannya publisitas lebih
menekankan pada jangkauan paparan tersebut.49
Kontribusi publisitas terhadap penjualan dan laba yang tinggi
menjadi ukuran yang memuaskan. Publisitas yang mampu
meningkatkan penjualan efektif dengan biaya yang relatif rendah
berarti mencapai efektifitas publisitas.
4) Promosi penjualan
Dalam pengukuran hasil promosi penjualan menggunakan 3 (tiga)
metode, yaitu:
a) Metode data penjualan menggunakan alat pemindai, metode ini
bertujuan untuk dapat menganalisis jenis orang yang
memanfaatkan promosi tersebut, untuk mengetahui prilaku
konsumen terhadap produk/merek sebelum adanya promosi
penjualan, untuk mengetahui bagaimana prilaku konsumen
terhadap produk yang mereka beli.
b) Metode survei lapangan, dilakukan untuk mempelajari berapa
banyak pelanggan atau konsumen yang ingat terhadap promosi
tersebut, apa yang mereka pikirkan, berapa banyak yang
mengambil kesempatan ketika promosi dilakukan dan bagaimana
promosi mempengaruhi prilaku dalam pemilihan merek.
c) Metode pengalaman dilakukan untuk memudahkan pengaruh yang
dihasilkan dari atribut promosi penjualan yang dilakukan.50
5) Pemasaran langsung
Pemasaran langsung dapat diukur tingkat efektifitasnya dengan cara:
a) Menjumlahkan biaya kampanye yang direncanakan kemudian
dikurangi dengan barang dagangan yang dikembalikan oleh
pelanggan dan piutang yang tak tertagih.
b) Menganalisa kegiatan pemasaran langsung terdahulu dengan teliti
sehingga hasil analisa yang diperoleh dapat dijadikan pedoman
untuk meningkatkan kinerja pemasaran langsung.
c) Memperkirakan nilai seumur hidup pelanggan yaitu laba yang
diharapkan dapat dihasilkan oleh semua pembelian pelanggan
dimasa yang akan datang51. Dari definisi diatas pemasaran

49
Ibid, h. 280
50
Ibid, h. 272-273
51
Ibid, h. 295
37

langsung dapat diukur tingkat efektifitasnya dengan cara


menjumlahkan biaya kampanye, menganalisa kegiatan pemasaran
langsung, memperkirakan nilai seumur hidup pelanggan.
h. Mengelola dan Mengordinasi Proses Komunikasi
Karena jangkauan komunikasi yang luas dari alat dan pesan komunikasi
yang tersedia untuk mencapai audiens target, maka alat dan pesan komunikasi
perlu dikordinasikan. Karena jika tidak, pesan-pesan itu akan menjadi lesu pada
saat produk tersedia, pesan kurang konsisten atau tidak efektif lagi. Untuk itu,
perusahaan-perusahaan mengarah pada penerapan konsep komunikasi pemasaran
yang terkordinasi52.
Dari penjelasan diatas penulis menarik kesimpulan bahwa mengelola dan
mengordinasi proses komunikasi harus dengan baik agar proses komunikasi lebih
menarik agar pesan-pesan yang disampaikan tersalurkan dengan baik dan
terorganisir

52
Rambat Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta:Salemba Empat,
2009 edisi ke-2 h. 124
38

5. Kerangka Teori

Input Proses Out Put

Kondisi Nyata Masalah Strategi Hasil/ Harapan

- Belum optimalnya strategi diferensiasi Belum - Perlu kebijakan Terimplementasi


dalam memasarkan jasa pendidikan diterapkan strategi biaya strategi
- Kurangnya dukungan kepala sekolah strategi murah diferensiasi
terhadap strategi diferensiasi dalam diferensiasi - Perlunya dalam
memasarkan jasa pendidikan dalam pelatihan tentang memasarkan jasa
- Masih terdapat yang belum memasarkan pemasaran jasa pendidikan yang
mengembangkan strategi pemasaran jasa pendidikan efektif
jasa pendidikan pendidikan - Perlu adanya
- Strategi pemasaran jasa pendidikan keterlibatan aktif
yang dilaksanakan atau digunakan kepala sekolah
lembaga pendidikan belum mampu - Perlu adanya
menarik minat siswa sarana dan
- Belum optimalnya pemasaran strategi prasarana yang
diferensiasi memadai
- Kurangnya biaya dalam pemasaran
- Kurangnya tenaga pemasaran dalam
menjalankn pemasaran
\\\

Feed Back
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di MTs Darussaadah yang berlokasi di jln
Siliwangi Kota Tangerang . Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini adalah
bulan Februari sampai Maret 2013.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian
deskriptif ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik
fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia1. Dalam penelitian ini,
peneliti hanya mengkaji kejadian yang alamiah/menggambarkan suatu kondisi apa
adanya yakni terkait seputar Implementasi Strategi Diferensiasi Dalam
Memasarkan Jasa Pendidikan
Penelitian kualitatif dilaksanakan untuk menggambarkan realitas empiris
sesuai dengan fenomena yang terjadi secara rinci dan tuntas serta untuk
mengungkapkan gejala secara holistik melalui pengumpulan data dari latar yang
alami dengan peneliti sebagai instrumen kunci.

1
Sukmadinata Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2010), cet-6, hal. 72.
39
40

C. Sumber Data
Sumber data penelitian ini terdiri dari 2 macam, yaitu data primer dan
sekunder.
1. Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini, sumber data primer berasal
dari kepala sekolah, tenaga pengajar, orang tua dan siswa-siswi MTs
Darusaadah Tangerang yang dipilih sesuai dengan kebutuhan.
2. Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data. Sumber data sekunder dalam penelitian ini
berasal dari data tertulis lembaga.
Dalam penelitian kualitatif sumber data akan berkembang terus (snowball)
secara bertujuan (purposive) sampai data yang dikumpulkan dianggap
memuaskan2. Oleh karena itu, sumber data akan bertambah terus jika sumber data
yang ditentukan belum dapat memberikan data yang relevan bagi penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Wawancara
Metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara
dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau menggunakan
pedoman (guide) wawancara3. Wawancara yang digunakan yaitu jenis
wawancara mendalam (in-depth interview). Wawancara dilakukan secara
langsung oleh peneliti kepada informan kunci seperti kepala sekolah, tim
promosi, komite sekolah, siswa untuk mendapatkan data-data mengenai
penelitian ini. Teknik ini digunakan untuk menggali data tentang strategi
pemasaran yang dilakukan di MTs Darussaadah

2
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial,
Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008, hal. 78.
3
Bungin M. Burhan, Penelitian Kuantitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Kencana Jakarta, 2009) hal. 108.
41

2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah lalu, yang dapat
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang4.
Dokumentasi digunakan untuk mengetahui profil sekolah yang meliputi latar
belakang, visi, misi dan tujuan, keadaan sumber daya kependidikan yang
meliputi guru, murid, sarana prasarana, dan struktur organisasi sekolah.

Tabel 1
Kisi-kisi Instrumen Wawancara dengan Kepala Sekolah
MTs Darussa’adah

Variabel
No. Dimensi Indikator
penelitian

1. Promosi Mengidentifikasi  Mengidentifikasi target


Target Audiens audiens
 Menentukan kriteria target
audiens
Menentukan tujuan  Menentukan tujuan promosi
 Menentukan prioritas tujuan
 Meningkatkan jumlah siswa
Merancang pesan  Merencanakan isi pesan
 Langkah-langkah menyusun
pesan
 Menentukan sumber pesan
Menyeleksi saluran  Menentukan saluran
komunikasi komunikasi

4
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D), (Bandung: Alfabeta, 2010), cet-9, hal. 329.
42

Menentukan  Merancang anggaran promosi


anggaran  Menetapkan anggaran
promosi
Menentukan bauran  Menentukan bauran promosi
promosi  Mengidentifikasi bauran
promosi
Mengukur hasil  Mengukur dampak atas
promosi audiens sasaran
 Mengukur hasil promosi
Mengelola dan  Mengelola alat komunikasi
mengordinasi  Mengordinasi pesan-pesan
proses komunikasi
komunikasi

E. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk
menguraikan keterangan-keterangan atau data-data yang diperoleh agar data-data
tersebut dapat dipahami bukan saja oleh orang yang meneliti, akan tetapi juga oleh
orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian itu.
1. Proses klasifikasi data yaitu proses pengelompokan data dari nara sumber
berdasarkan jawaban sumber informasi

2. Proses kategorisasi yaitu proses pengelompokan data berdasarkan aspek-


aspek masalah pendidikan dalam hal ini aspek strategi diferensiasi dalam
memasarkan jasa pendidikan

3. Proses interpretasi data yaitu proses member tafsir data/ informasi yang
diperoleh dari sumber data yang ada

4. Penarikan kesimpulan yaitu proses menemukan kaitan-kaitan penting dari


variabel-variabel penelitian yang ada
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran umum objek penelitian

1. Sejarah Singkat MTs Darussaadah Jatiuwung Tangerang

Madrasah Tsanawiyah Darussaadah merupakan lembaga pendidikan formal


yang pertama didirikan di Yayasan Pendidikan Islam Darussaadah (YASPIDA).
Lembaga ini telah berkiprah membantu pemerintah dalam bidang pemerataan
kesempatan pendidikan sejak tahun 2001. Penerimaan siswa barunya pertama
dimulai pada tahun pelajaran2001/2002 dan berhasil menjaring siswa sebanyak
42 siswa. Mereka umumnya berasal dari sekitar Kampung Doyong. Dalam awal
pendiriannya, lembaga pendidikan ini belum memiliki gedung sekolah. Mereka
belajar alakadarnya di teras rumah pemilik Yayasan.

Namun, pada akhir 2003 Yayasan Islam Darussaadah dikaruniai sebuah


gedung sekolah yang megah, berlantai tiga, tepat dipintu gerbang masuk
Pendidikan Yayasan Pendidikan Islam Darussaadah. Gedung in memiliki ruang
kelas sebanyak 12 lokal, kantor kepala sekolah, ruang guru, dan ruang pusat
administrasi lembaga pendidikan Yayasan Pendidikan Islam Darussaadah. Di
43
44

gedung ini pula terdapat laboratorium komputer sebagai tempat pendidikan dan
pelatihan komputer bagi para siswa MTs Darussaadah.

Suatu kebanggaan bagi Yayasan Pendidikan Islam Darussaadah di mana


dalam awal pendiriannya telah banyak mendapat sambutan hangat dari berbagai
kalangan dan lapisan masyarakat. Nama Yayasan Pendidikan Islam Darussaadah
semakin dikenal di masyarakat Kp Doyong Jatiuwung Kota Tangerang. Pada
tanggal 08- Februari 2001 Madrasah Tsanawiyah Darussaadah mendapatkan SK
Departemen Agama dengan No/HK. 008/83/01 dengan nomor data sekolah
213324560435

Dengan semangat dan idealisme yang kuat dari seluruh dewan guru, pimpinan
lembaga dan pengurus Yayasan untuk meningkatkan kualitas para siswanya,
alhamdulilah pada Ujian Nasional yang diikuti pertama kali para siswa tahun
pelajaran 2003 MTs Darussaadah mendapat peringkat yang cukup memuaskan
Suatu prestasi yang dapat dibanggakan dalam awal merangkak menuju masa
depan yang lebih baik.

Dengan beberapa prestasi yang diraih oleh MTs Darussaadah baik dalam
bidang kreatifitas maupun akademis para siswanya serta didukung kegiatan
belajar yang kondusif, MTs Darussaadah diakreditasi oleh Departemen Agama
dengan nomor statistik madrasah 121236710024 dan mendapat Akreditasi B

Para pendiri yayasan diantaranya K.H Muhammad Juhri, H. Uwes


Qurni(Penasehat Sekolah), ketua I H. Sehabudin, S. Ag, sekretaris I Ahmad
Hudori, S. Ag, Sekretaris II Ahmad Muhdi SPd. I, bendahara I Abdul Muhith,
bendahara II Ida Farida S. Ag.1

1
Data TU MTs Darussaadah
45

2. Visi, Misi dan Tujuan MTs Darussaadah

VISI Madrasah :

Unggul dalam prestasi, Kretaif Dan Islami

Sedangkan Misi MTs Darusaadah adalah

MISI Madrasah :

1. Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif dan Islami.


2. Mengembangkan kemampunan profesionalisme guru dan seluruh
jajaran warga sekolah.
3. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga
setiap siswa dapat berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi
yang dimilikinya.
4. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh
warga sekolah.
5. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk menggali potensi
dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara optimal.
6. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut, dan
juga budaya jujur, terbuka, dan berakhlak mulya, sehingga menjadi
sumber kearifan dalam bertindak.
7. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh
warga sekolah dan komite sekolah

Tujuan dari MTs Darusaadah yaitu:

a. Meningkatkan prestasi akademik siswa, prestasi kerja guru, dan


pegawai sekolah.
b. Menumbuh kembangkan silaturahmi dan azas kekeluargaan.
c. Melengkapi sarana dan prasarana sekolah.
d. Melaksanakan pembagian tugas secara proporsional dan
professional.
46

e. Melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)2

2
Papan di kantor Mts Darussaadah
47

3. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI MADRASAH TSANAWIYAH


DARUSSAADAH

Yayasan Pendidikan Islam Darussaadah

KEPALA MADRASAH KOMITE SEKOLAH

H. Sehabudin S. Ag Acep Hasan Ashari

UR. TATA USAHA


1. Ida Farida, S. Ag
WAKAMAD
2. Santi Fatmawati, SPd.I
Ahmad Muhdi, SPd.i
3. Syarifah Alawiyah

PKM. BID KESISWAAN PKM. BID. BP/PK KEMASYARAKATAN


KURIKULUM
Ahmad Ulumuddin SPd.I Abdul Muhith M. Suryadi, spd.i
Ahmad Hudori, S. Ag

WALI KELAS/ GURU-GURU

Pengurus osis SISWA-SISWI

Sumber: Data diolah dari papan chart struktur organisasi Madrasah Tsanawiyah Darussaadah
48

B. Keadaan Guru, Siswa

1. Guru atau tenaga pendidik adalah salah satu faktor pendidikan yang tidak
dapat di tinggalkan, maka kemampuan profesionalitas serta kualitasnya
perlu diperhatikan. Di Madrasah Tsanawiyah Darussaadah jumlah tenaga
pendidik seluruhnya 25 orang. Adapun data tenaga pendidik di Sekolah
Madrasah Tsanawiyah Darussaadah adalah sebagai berikut:

DATA GURU

MADRASAH TSANAWIYAH DARUSSAADAH JATIUWUNG

NO NAMA IJAZAH/ JABATAN&GU STATUS


PENDIDI RU BIDANG KEPEGAWAIAN/
KAN TAHUN
BEKERJA

1 H. Sehabudin, S.Ag S. 1 Kepala GTY/ 2001


Madrasah/Fiqih

2 Ahmad Muhdi, SPd. I S. 1 Wakamad/Quran GTY/2001


Hadist

3 Ahmad Hudori S. 1 Seksi kurikulum/ GTY/2001


TIK

4 Abdul Muhith, SPd. I S. 1 Nahwu GTY/2001

5 Ahmad Ulumuddin, SPd. I S. 1 Bahasa Arab + GTY/2007


SKI

6 Syuhada, SPd. I S. 1 Bahasa Inggris GTTY/2007

7 Ida Farida, S. Ag S. 1 Aqidah Akhlak GTY/2001

8 Lilis Solehah SPd. I S. 1 Bahasa Indonesia GTY/2004

9 Santi Fatmawati SPd. I S. 1 KTK+IPS GTY/2005


49

10 H.M. Romli SPd. MM S. 2 IPA Fisika GTTY/2003

11 Suryadi SPd. I S. 1 IPA biologi GTY/2003

12 Ika Andriani SPd. I S. 1 Pkn GTTY/2006

13 Lina Marlina, S.H.I S. 1 IPS GTY/2006

14 Asep supriyatna SPd.i MA Penjas GTTY/2005

15 Siti Suryani SE, i S. 1 IPS GTY/2007

16 H. Nurholis S. 1 Fiqih GTY/2008

17 Ninah Hasanah MA Nahwu GTY/2008

18 Inda Handayani S. Hum S. 1 IPS GTTY/2008

19 Dra. Ninik Mufidah, M.Si S. 2 Bahasa Indonesia GTTY/2008

20 Hayati S.Ag S. 1 Bahasa Indonesia GTTY2008

21 Dede Maswanah SPd. I S. 1 Aqidah Akhlak GTY/2009

22 Suherman MA Kaligrafi GTY/2009

23 Muhammad Ridwan MA Fiqih GTY/2009

24 Endang Iskandar S. 1 Matematika GTTY/2010

25 Syarifah Awaliyah S. 1 Tata Usaha GTY/2007

Sumber data pegawai Madrasah Tsanawiyah Darussaadah Jatiuwung

Madrasah Tsanawiyah Darussaadah memiliki tenaga pengajar yang sudah


cukup baik karena sebagian besar tenaga pengajar sudah memiliki gelar sarjana hanya
beberapa yang belum sarjana. Akan tetapi belum semuanya pengajar mengajar
dengan klasifikasi jurusan yang diambilnya. Itu adalah sebagian dari promosi
sekolah untuk menarik minat mayarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya ke MTs
Darussaadah.
50

2. Keadaan Siswa

Untuk menjalankan proses belajar mengajar dan mencapai tujuan


pendidikan yang diharapkan, sekolah sebagai institusi pendidikan
membutuhkan peran serta dari berbagai pihak yang bekerja sama dalam
mewujudkan visi dan misi yang direncanakan oleh sekolah.
Adapun pihak yang mendukung atas terselenggaranya pendidikan di
sekolah adalah siswa. Mengenai keadaan siswa Madrasah Tsanawiyah
Darussaadah sebagai berikut:

kelas Ruang Jumlah siswa Jumlah


Belajar Laki-laki Perempuan
VII A 1 25 15 40
VII B 1 10 20 30
VII C 1 14 26 40
VII D 1 15 9 24
VIII A 1 17 21 38
VIII B 1 20 20 40
VIII C 1 14 22 36
VIII D 1 18 20 38
IX A 1 15 30 45
IX B 1 22 23 45
IX C 1 21 23 44
Jumlah 191 229 420
Sumber:Diolah dari data TU Madrasah Tsanawiyah Darussaadah

Jumlah siswa di atas menunjukan eksistensi MTs Darussaadah yang


memiliki siswa yang banyak, itu adalah imbas dari strategi promosi yang
dilakukan oleh MTs Darussaadah untuk merekrut jumlah siswa sebanyak
mungkin. MTs Darussaadah akan selalu meningkatkan promosi dan mutu
51

pendidikan guna menjaga eksistensinya dalam dunia pendidikan. Karena


persaingan dunia pendidikan sekarang ini sudah sangat ketat, apabila promosi
dilakukan seadaanya maka tidak menutup kemungkinan akan tertinggal
dengan sekolah-sekolah serupa. Maka dari itu MTs Darussaadah harus selalu
memberikan warna yang berbeda dengan pesaingnya agar selalu di minati dan
di gemari oleh masyarakat luas.

C. Keadaan Sarana dan Prasarana

Keberadaan sarana dan prasarana adalah sangat diperlukan dalam proses


pembelajaran di sekolah. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan
penunjang proses bejalar mengajar. Fasilitas harus dirancang dan disusun
secara rapih agar siswa/i merasa nyaman dan semangat dalam belajar. Sarana
dan prasarana di MTs Darussaadah Jatiuwung baik dan memadai dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Banyak orang tua siswa menyekolahkan anaknya ke MTs Darussaadah
karena sarana dan prasarananya lengkap. Adapun data tentang sarana dan
prasarana di Madrasah tsanawiyah Darussaadah sebagai berikut : Ruangan
kelas yang terdiri dari 11 kelas, Masjid/musholla, perpustakaan, lapangan
olah raga seperti lapangan basket, lapangan sepak bola/futsal, lapangan voli
dan tenis meja, alat-alat kesenian berupa alat-alat marawis, kasidah,
laboratorium. Laboratorium fisika, kimia, komputer dan ruangan OSIS yang
berrfungsi sebagai tempat siswa-siswa belajar berorganisasi, ruang UKS,
kantin dan koperasi.3
Secara umum MTs Darussaadah Jatiuwung sudah memiliki sarana dan
prasarana yang cukup baik dalam mendukung kegiatan proses belajar
mengajar seperti tersedianya berbagai macam laboratorium dan alat-alat untuk
mendukung kegiatan ekstrakulikuler serta ruangan belajar yang nyaman.

3
Brosur penerimaan siswa baru
52

Namun, dari segi sarana media pendukung pembelajaran belum maksimal


terpenuhi, karena belum tersedianya proyektor untuk mendukung media
pembelajaran agar mempermudah guru dalam kegiatan proses belajar
mengajar.
Dengan semakin lengkapnya sarana dan prasarana pendukung
terlaksananya proses belajar mengajar, maka akan menambah nilai dan
pandangan masyarakat terhadap sekolah tersebut. Pandangan positif
masyarakat terhadap sekolah akan berdampak pada pamor sekolah semakin
terkenal.
D. Kegiatan Ekstrakulikuler

Kegiatan ekstrakurikuler untuk membantu siswa-siswi dalam


mengembangkan bakat dan minatnya pada bidang tertentu. Adapun kegiatan
ekstrakurikuler yang ada di Sekolah MTs Darussaadah Jatiuwung seperti
OSIS DAN MPK, Pramuka, Muhadhoroh, Marawis. Ekstrakulikuler di MTs
Darussaadah yang digemari siswa seperti marawis dan pramuka, kegiatan
ekstrakulikuler bisa dijadikan sebagai alat promosi yang potensial untuk
menarik minta masyarakat, karena kegiatan-kegiatan itu bisa dilihat dan
dirasakan langsung oleh masyarakat. Terkadang tim marawis Darussaadah di
undang untuk acara-acara keagamaan disekitar masyarakat kampung Doyong,
dengan cara seperti itu secara tidak langsung sekolah yang di bantu oleh siswa
telah mempromosikan sekolahnya.4

4
Brosur penerimaan siswa baru
53

E. Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Kondisi Lingkungan MTs Darusaadah Jatiuwung Tangerang

Makin pesatnya perkembangan teknologi serta arus globalisasi yang


semakin cepat memaksa kita berlomba-lomba untuk mengantisipasi dan
menyongsong hal tersebut. Hal tersebut pula berpengaruh terhadap dunia
pendidikan, maka sudah semestinya setiap lembaga pendidikan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan, agar mampu menghadapi era globalisasi
ini.
Sebagai lembaga pendidikan formal swasta, MTs Darussaadah
Jatiuwung Tangerang seringkali merasa kesulitan dalam meningkatkan jumlah
siswa, ini disebabkan oleh tingginya tingkat persaingan antar sekolah guna
memperoleh minat dan perhatian masyarakat untuk memasukan anak-anaknya
ke sekolah tersebut. Dalam perkembangannya dari tahun 2007-2013 ada
peningkatan dan penurunan jumlah siswa baru di MTs Darussaadah
Jatiuwung Tangerang, berikut tabel perkembangan siswa/i baru MTs
Darussaadah Jatiuwung Tangerang

Sumber dioleh dari data TU MTs Darussaadah tanggal 26 Nopember 2013


54

Berdasarkan data tersebut menunjukan bahwa terjadi peningkatan dan


penurunan jumlah siswa setiap tahunnya di MTs Darussaadah , hal ini tidak
terlepas dari strategi promosi yang digunakan oleh MTs Darussaadah.
Secara umum pihak MTs Darussaadah tidak melakukan kegiatan promosi
secara intensif. Meskipun demikian, pihak sekolah melakukan berbagai upaya
untuk mengenalkan keunggulan yang dimiliki sekolah.
2. Strategi promosi MTs Darusaadah Jatiuwung Tangerang

Madrasah Tsanawiyah Darussaadah Jatiuwung terus berupaya dengan


melakukan kegiatan-kegiatan yang bertujuan memperkenalkan program-program
keunggulan sekolah tersebut, seperti melakukan prinsip-prinsip atau langkah-
langkah kegiatan promosi. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi Audiens Sasaran

Kepala sekolah MTs Darussaadah menyatakan bahwa target audiens sasaran


adalah masyarakat yang berada di lingkungan sekolah atau untuk umum dari
semua golongan.5 khususnya sekolah-sekolah SD/ MI yang merupakan tempat
lulusan siswa MTs Darussaadah sebelum masuk ke MTs Darussaadah. Mengapa
sasarannya adalah sekolah-sekolah SD/MI tersebut? Hal ini dikarenakan para
siswa MTs Darussaadah ikut serta berperan aktif dalam melakukan promosi di
sekolah ini. Selain itu juga dapat meminimalisir dana promosi.
Selain itu kriteria yang ditentukan yaitu pastinya harus sudah lulus SD/MI,
lulus tes akademik dan wawancara yang dilakukan oleh MTs Darussaadah. Baru
kemudian bisa menjadi Siswa/siswi Mts Darussaadah.
Kegiatan mengidentifikasi audiens sasaran yang dilakukan MTs Darussadah
cukup baik. Kegiatan mengidentifikasi audiens sasaran sangat penting dilakukan,
karena dalam kegiatan tersebut akan dapat diketahui media apa saja yang akan
digunakan, waktu penyampaian pesan dan cara penyampaian pesan. Hal demikian

5
Hasil wawancara dengan H. Sehabudin, kepala sekolah MTs Darussaadah di ruang kepala sekolah
pada tanggal 20 Nopember 2013 jam 09.30-11.00. No 1
55

dikuatkan dari pernyataan tim promosi MTs darussadah yang mengatakan bahwa
“media yang digunakan adalah brosur yang disebarkan melalui para siswa,
spanduk yang dipasang dibeberapa tempat strategis dilingkungan dekat sekolah
dan dari siswa/siswi itu sendiri”.6
Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa MTs Darussaadah sudah
melakukan identifikasi audiens sasaran cukup baik. Kondisi ini merupakan
kekuatan yang dimiliki sekolah tersebut, karena dari kegiatan identifikasi audiens
sasaran, sekolah dapat menentukan media apa yang akan digunakan untuk pesan
yang akan disampaikan kepada audiens sasaran.
Namun, masih ada kelemahan yang dimiliki oleh sekolah ini yaitu sekolah
tidak mendaftarkan nama-nama sekolah yang akan dijadikan sasaran promosi.
Mendaftarkan sekolah-sekolah akan mempermudah dalam kegiatan promosi.
Karena telah melakukan identifikasi audiens sasaran cukup baik, pada
gilirannya menghasilkan keputusan menggunakan tiga media promosi yaitu
brosur, spanduk dan siswa (mulut ke mulut). Hasilnya, MTs Darussaadah
memiliki peluang memperoleh jaringan yang luas akan terbuka lebar. Sehingga
masyarakat memiliki informasi akses cepat tentang MTs Darussaadah.
Tantangan yang dihadapi MTs Darussaadah jatiuwung adalah semakin
pesatnya perkembangan dunia pendidikan, tentu akan membuat persaingan antara
lembaga pendidikan semakin ketat. Dengan demikian tidak menutup
kemungkinan akan bermunculan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan
program yang sama. Hal tersebut akan menjadi tantangan yang serius dalam
mengidentifikasi dan mempengaruhi audiens sasaran.

6
Wawancara dengan Ahmad Hudori, Tim Promosi Mts Darussaadah 2012/2013 di ruang
wakasek kesiswaan pada tanggal 21 Nopember 2013 jam 09.30-10.30 No 5.
56

b. Menentukan Tujuan

Kepala sekolah MTs Darussaadah mengatakan tujuan dari kegiatan promosi


yang dilakukan adalah, pertama, untuk mengenalkan sekolah kami kepada
masyarakat (para audiens) agar tetap mendapatkan siswa. Kedua, agar tetap dapat
bersaing dengan sekolah-sekolah yang lainnya khususnya yang berada di daerah
Jatiuwung Kota Tangerang. Karena untuk tetap menjaga eksistensi keberadaan
sekolah MTs Darussaadah itu sendiri.7

Arah tujuan promosi yang dilakukan oleh MTs Darussaadah salah satunya
adalah untuk memperoleh siswa sesuai dengan kuota atau kapasitas sekolah. Hal
ini sejalan dengan hasil wawancara dengan salah satu tim promosi Mts
Darussaadah yang mengatakan “Salah satu tujuan dari kegiatan promosi yang
dilakukan ini adalah untuk meningkatkan jumlah siswa”.8
Dari fakta yang telah diungkapkan di atas dapat diketahui bahwa tujuan
promosi yang dilakukan oleh MTs Darussaadah adalah membangun kesadaran
masyarakat terhadap keberadaan sekolah tersebut dengan berbagai keunggulan
yang dimilikinya. Upaya-upaya untuk mengenalkan sekolah terlihat pada
beberapa kegiatan seperti menyebarkan brosur melalui para siswa dan alumni
MTs Darussaadah , bakti sosial.
Dari beberapa penjelasan tersebut dapat dijelaskan bahwa dari segi kekuatan
yang dimiliki oleh MTs Darussaadah, pihak sekolah telah menentukan tujuan dari
kegiatan promosi yang dilakukan, yaitu untuk meningkatkan jumlah siswa agar
tetap terjaga eksistensinya. Karena keberadaan siswa sangat menentukan agar
proses pembelajaran tetap berlangsung. Tidak tertutup kemungkinan banyak
sekolah swasta yang harus gulung tikar karena tidak mampu bersaing.

7
Hasil wawancara dengan H. Sehabudin, kepala sekolah MTs Darussaadah di ruang kepala
sekolah pada tanggal 20 Nopember 2013 jam 09.30-11.00. no 5
8
Hasil wawancara dengan Ahmad Hudori, Tim Promosi MTs Darussaadah 2012/2013 di ruang
wakasek kesiswaan pada tanggal 21 Nopember 2013 jam 09.30-10.30 no 3
57

Salah satu kelemahan yang dimiliki sekolah tersebut adalah pihak sekolah
belum memahami model-model “hirarki efek” (mempelajari, merasa, melakukan)
dalam arah menentukan tujuan promosi yang meliputi kesadaran, pengetahuan,
kesukaan, pereferensi, keyakinan dan pembelian. Sehingga hal tersebut
mengakibatkan belum jelasnya tujuan promosi secara spesifik. Peluang yang
dimiliki oleh MTs Darussaadah adalah berada dalam lingkungan yang strategis,
serta mempunyai citra yang positif dari masyarakat sekitar.
Sedangkan ancaman yang akan dihadapi adalah jika arah tujuan promosi tidak
jelas, maka akan mempengaruhi kebijakan lainnya dalam kegiatan promosi.
Selain itu, sekolah juga akan mengalami kesulitan dalam mengevaluasi kegiatan
promosi.
c. Merancang Pesan

Pada kegiatan promosi tentunya ada pesan yang ingin disampaikan kepada
masyarakat (audiens sasaran), dalam hal ini agar masyarakat (audiens sasaran)
tertarik dengan pesan yang akan disampaikan tentunya sekolah harus seoptimal
mungkin merancang pesan yang akan disampaikan.
Kegiatan yang dilakukan MTs Darussaadah dalam merancang pesan adalah
menyusun konsep brosur yang menarik, terstruktur dengan baik seperti bahan
yang bagus, warna yang menarik dan harus hati-hati dalam penempatan isi pesan
serta harus memperhatikan segi bahasanya. Maka dari itu pada setiap tahunnya
selalu ada revisi isi brosur tersebut.9
Setelah rancangan pesan sudah dicetak dan diperbanyak, kegiatan selanjutnya
adalah menyebarkan pesan (brosur) kepada masyarakat (audiens sasaran). Dalam
hal ini yang menjadi sumber pesan adalah para siswa yang membawa dan
menyebarkan kepada teman, saudara, tetangga dan lain-lain.

9
Hasil wawancara dengan Sehabudin, kepala sekolah MTs Darussaadah di ruang kepala
sekolah pada tanggal 20 Nopember 2013 jam 09.30-11.00. no 6
58

Seperti yang dikatakan oleh salah satu tim promosi MTs Darussaadah
“bahwasannya ujung tombak promosi kami adalah peran aktif siswa untuk
membagikan brosur kepada tetangganya, teman ataupun saudara-saudaranya”.10
Dari beberapa fakta tersebut, secara umum MTs Darussaadah sudah menerapkan
prinsip-prinsip dalam menyusun pesan (penyusunan brosur). Isi pesan hanya
memunculkan informasi tentang keberadaan sekolah, belum pada nilai-nilai
persuasif (bujukan/rayuan) kepada masyarakat untuk menyekolahkan putra-
putrinya ke sekolah tersebut.
Meskipun rancangan pesan bukan satu-satunya yang merupakan indikator
dalam menambah nilai jual sebuah sekolah, tetapi hal ini mampu mempengaruhi
dan membujuk audiens memutuskan memilih sekolah tersebut. Isi pesan yang
menarik menggambarkan citra yang dimiliki oleh suatu lembaga. Selain itu,
sumber pesan yang dimiliki hanya mengandalkan siswa.
Jika sekolah mampu mengoptimalkan kekuatan dari tim perumus pesan dalam
merancang isi pesan dengan memberikan kesempatan dalam berkreasi dan dan
berinovasi dalam mengembangkan konsep pesan yang akan disampaikan kepada
audiens, hal ini akan menjadi peluang yang baik dalam mengembangkan pesan
yang lebih persuasif dengan berbagai alat media promosi yang bisa digunakan.
MTs Darussaadah harus tetap melakukan inovasi dan memperbaiki
kelemahan-kelemahan yang dimiliki dalam merancang pesan, karena jika tidak
akan berdampak pada berkurangnya peminat. Audiens akan lebih memilih
lembaga yang menyajikan pesan-pesan yang menarik, selain itu akan berdampak
pada timbulnya keragu-raguan pada audiens sasaran kepada sekolah tersebut.

10
Hasil wawancara dengan Ahmad Hudori, Tim Promosi MTs Darussadah2012/2013 di ruang
wakasek kesiswaan pada tanggal 21 Nopember 2013 jam 09.30-10.30. no7
59

d. Menyeleksi Saluran Komunikasi

Saluran komunikasi yang dipakai oleh MTs Darussaadah adalah komunikasi


personal dan nonpersonal.
Dalam melakukan komunikasi personal pihak sekolah selain melalui tim
promosi juga dibantu oleh para siswa untuk menyebarkan brosur kepada teman,
saudara, tetangga, dan lain-lain. Hal ini ditegaskan oleh kepala sekolah yang
mengatakan “penggunaan saluran komunikasi hanya melalui para siswa yang
membawa brosur dan membagikannya kepada saudaranya, teman dan
tetangganya. dan juga melalui para alumni MTs Darussaadah spanduk, yang
lebih bagus sikap, kompetensi siswa itu sendiri (iklan berjalan).”11
Kekuatan yang dimiliki oleh MTs Darussaadah adalah dengan komunikasi
personal yang mendominasi, hal ini terbukti bahwa ujung tombak dari kegiatan
promosi yang dilakukan sekolah ini menggunakan pendistribusian brosur melalui
para siswa Mts Darussaadah.
Komunikasi personal ini sangat positif karena masyarakat (audiens sasaran)
bisa bertanya langsung tentang informasi sekolah tersebut kepada para siswa.
Selain itu, citra baik yang berkembang dimasyarakat turut mempengaruhi minat
masyarakat (audiens sasaran).
Adapun kelemahan yang dimiliki dari komunikasi personal yang digunakan
MTs Darussaadah adalah tidak melakukan kerja sama dengan lembaga-lembaga
sekolah SD/MI secara tertulis untuk melakukan kegiatan promosi sekaligus
perekrutan calon siswa dengan kesepakatan-kesepakatan yang sudah dibuat
sebelumnya.12

11
Hasil wawancara dengan Sehabudin, kepala sekolah MTs Darussaadah di ruang kepala
sekolah pada tanggal 20 Nopember 2013 jam 09.30-11.00 no 13
12
Ibid h 19 e
60

Sedangkan untuk saluran komunikasi non personal yang digunakan MTs


Darussaadah menggunakan media seperti brosur, dan spanduk yang dipasang
disekitar lingkungan sekolah.13
Adapun upaya mengkomunikasikan MTs Darussaadah kepada khalayak
adalah mengadakan kegiatan tahunan kenaikan kelas dan acara keislaman,
Adapun penyampaian pesan saluran komunikasi nonpersonal dilakukan cukup
baik, karena dilakukan dengan beberapa cara, yaitu melalui media dan
peristiwa/kegiatan. Namun, media yang digunakan untuk mempromosikan
sekolah lebih mendominasi kepada pendistribusian brosur saja, meskipun ada
beberapa media baik cetak maupun elektronik yang digunakan seperti spanduk
dan website (media online).
Dari fakta yang telah dijelaskan di atas, MTs Darussaadah melakukan dua
saluran komunikasi yaitu saluran komunikasi personal dan nonpersonal. Peluang
yang diraih sekolah jika memilih saluran komunikasi dengan baik akan
memberikan alternatif pilihan saluran komunikasi sesuai dengan kebutuhan dan
keadaan yang sedang dihadapi. Karena semakin banyak saluran komunikasi yang
dilakukan akan menambah pengetahuan masyarakat akan keberadaan sekolah
tersebut.
Tantangan yang dihadapi dalam menyeleksi saluran komunikasi adalah
kebutuhan dana yang tidak sedikit sebagai akibat dari beragamnya bentuk dan
variasi dari saluran komunikasi serta pihak sekolah harus menyediakan tenaga
yang handal dalam menangani setiap saluran komunikasi.
Untuk itu perlu dibangun saluran komunikasi yang konstruktif agar tujuan
promosi benar-benar dapat tercapai dengan baik.

13
Wawancara dengan Ahmad Hudori Tim Promosi MTs Darussaadah 2012/2013 di ruang
wakasek kesiswaan pada tanggal 21 Nopember 2013 jam 09.30-10.30 no 6
61

e. Menentukan Anggaran

Untuk terselenggaranya kegiatan promosi, MTs Darussaadah dan pihak


yayasan telah menganggarkan dalam RAPBS. Kepala Sekolah mengatakan
anggaran promosi disesuaikan dengan kebutuhan dan dana yang ada yakni tidak
selalu bermewah-mewah dalam melakukan acara promosi.14

Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa metode penetapan anggaran


promosi Mts Darussaadah adalah metode menurut kemampuan. Hal ini terlihat
dalam penetapan anggaran tahunan yang telah ditetapkan dalam RAPBS.
Sekolah juga memandang bahwa penetapan anggaran promosi berdasarkan
kemampuan untuk membiayainya saja, yaitu untuk memperbanyak brosur,
spanduk, biaya mencetak formulir dan transportasi.
Dengan metode penetapan anggaran demikian tentu menyulitkan sekolah
dalam menyusun rencana pemasaran jangka panjang. Selain itu, sekolah juga
belum menganggap kegiatan promosi yang dikelola dengan baik dan disertai
penganggaran yang baik sebagai investasi jangka panjang. Selain itu, sekolah
tidak memperhatikan dampak anggaran promosi yang dilakukan terhadap
keberhasilan dalam kegiatan promosi.
f. Menentukan Bauran Promosi

Menentukan bauran promosi merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh
sebuah lembaga untuk mengiklankan sebuah produk atau jasa melalui beberapa
alat promosi. Bauran promosi yang digunakan oleh MTs Darussaadah adalah
sebagai berikut:
1) Periklanan
Ketua tim promosi Ahmad Hudori menjelaskan bahwa tidak banyak media
yang kita gunakan dalam mengiklankan sekolah. Kita hanya melalui media

14
Hasil wawancara dengan Sehabudin, kepala sekolah MTs Darussaadah di ruang kepala
sekolah pada tanggal 20 Nopember 2013 jam 09.30-11.00 no 16
62

brosur, spanduk, dan siswa dan alumni saja. Akan tetapi yang lebih kami
tekankan adalah brosur.15
Brosur tersebut dibagikan kepada siswa, kemudian siswa tersebut
membagikannya kepada teman, saudara, tetangga dan lain-lain. Hal demikian
juga dijelaskan oleh kepala sekolah MTs Darussaadah “Kami tidak banyak
menggunakan media dalam memperkenalkan sekolah, paling pasang spanduk,
dan brosur saja. Para siswa dan alumni yang meminta dan kemudian
menyebarkan dan membagikannya kepada teman, saudara atau tetangganya.
Jadi, siswa dan alumni sendirilah yang menjadi media utama sehingga ada
cerita yang berkembang dimasyarakat.”.16
Selain itu dari hasil wawancara yang dilakukan kepada beberapa
perwakilan siswa Mts Darussaadah menyatakan bahwa siswa tertarik dengan
iklan yang dilakukan oleh MTs Darussaadah baik dari brosur ataupun
menyatakan bahwa kecendrungan siswa memilih MTs darussaadah dari
wawasan agama islam yang baik 17
Hal tersebut dipengaruhi oleh salah satu faktornya yaitu ada banyak lulusan
dari sekolah tersebut yang mempunyai pengetahuan agama yang bagus dan
banyak meneruskan ke pesantren.
2) Promosi penjualan
Kepala sekolah MTs Darussaadah mengatakan bahwa pihak sekolah tidak
menerapkan bentuk-bentuk insentif lain seperti bonus kepada perorangan atau
sekolah yang mampu membawa atau mendaftarkan calon siswa dengan
jumlah sekian orang.
3) Hubungan masyarakat

15
Wawancara dengan Ahmad Hudori, Tim Promosi MTs Darussaadah 2012/2013 di ruang
wakasek kesiswaan pada tanggal 21 Nopember 2013 jam 09.30-10.30 no 6
16
Wawancara dengan Sehabudin, kepala sekolah MTs Darussaadah pada tanggal 20 Nopember
2013 jam 09.30-11.00 19 a
17
Wawancara dengan siti Dalfa kelas VII B, Fadli Hakim kelas VII D, Aditya dwi Mulyati VIII
A, Nur safitri kelas VIII B, Ayu nurhidayah VIII D, Makfiroh IX A, Abdul Rois IXB, Iswatun IXC
siswa/i MTs Darussaadah di ruang wakasek kesiswaan pada tanggal 22 Nopember 2013.
63

MTs Darussaadah melakukan berbagai kegiatan dalam upaya membantu


hubungan masyarakat, seperti bakti sosial, perayaan hari besar keagamaan,
sarasehan. Dalam melaksanakan bakkti sosial banyak masyarakat bertanya
tentang sekolah MTs Darussaadah dan Akhirnya pihak sekolah (guru, panitia
dan siswa) menjelaskan tentang sekolah tersebut serta membagikan brosur
kepada masyarakat yang menginginkannya.18
Kepala sekolah MTs Darussaadah mengatakan bahwa Sejauh ini
pandangan masyarakat terhadap sekolah ini positif, citra yang baik kita
bangun adalah dengan cara mengeluarkan alumni yang berkualitas dan
berakhlak mulia. walaupun dalam prosesnya selalu ada masalah yang kami
hadapi. Untuk itu kami selalu berusaha menyelesaikan permasalahan tersebut
dengan cara yang terbaik. Artinya kami selalu berkomunikasi dengan
masyarakat melalui berbagai kegiatan seperti rapat wali murid, acara
kenaikan kelas dan lain-lain19
Peran hubungan masyarakat pada suatu lembaga memang sangat penting
untuk menjalankan keberlangsungan lembaga tersebut. Hal ini juga dijalankan
oleh MTs Darussaadah dengan menjalin kerja sama dengan berbagai sekolah-
sekolah dasar/Mi yang berada disekitar Mts Darussadah. Upaya yang
dilakukan oleh pihak sekolah dalam membangun hubungan dengan
masyarakat cukup baik dengan mengadakan berbagai kegiatan seperti bakti
social,acara keagamaan dan acara kenaikan kelas.
Kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung maupun tidak langsung sebagai
upaya untuk mengkomunikasikan atau mempromosikan sekolah.

18
Sehabudin, Loc. Cit no 19 d
19
Ibid no 19 c
64

g. Mengukur Hasil Promosi

Sebuah program atau rencana sangat erat kaitannya dengan evaluasi,


berhasil atau tidaknya sebuah program yang dijalankan dapat dilihat dari hasil
evaluasi yang dilakukan.
Kepala sekolah Mts Darussaadah mengatakan bahwa pernah mengukur
efektivitas dari kegiatan promosi yang dilakukan, hasilnya adalah seberapa
banyaknya penerimaan jumlah siswa baru yang masuk ke MTs Darussaadah.
Akan tetapi penerimaan jumlah siswa baru ditentukan dengan kapasitas ruang
belajar, dan kami mempunyai 11 ruang belajar.20
Dari fakta yang telah diungkapkan diatas dapat dikatakan bahwa kegiatan
mengukur hasil promosi Mts Darussaadah sudah dilakukan dan hasilnya
cukup efektif. Keefektifan bisa dilihat dari salah satu aspek yaitu pengetahuan
masyarakat (audiens sasaran) terhadap lembaga tersebut. Hal ini tidak terlepas
dari peran aktif siswa yang diikut sertakan dalam kegiatan promosi disekolah
tersebut untuk menyebarkan langsung kepada teman, tetangga ataupun
saudara-saudaranya sehingga dengan demikian orang tua/masyarakat bisa
mengetahui informasi tentang sekolah MTs Darussaadah dari para siswa
tersebut, dan jumlah minimum yang telah ditargetkan pihak sekolah tercapai
pada setiap tahunnya.
Secara kuantitas penerimaan siswa baru memang telah mencapai target
yang telah ditentukan oleh pihak sekolah bahkan lebih dari pencapaian target,
hal demikian terlihat tidak mencukupinya ruang kelas sehingga dilakukan tes
seleksi. Namun, dari tiga bauran promosi yang digunakan (periklanan,
promosi penjualan dan hubungan masyarakat) tidak berjalan efektif.
Media yang digunakan hanya brosur yang disebarkan oleh para siswa
tidak ada tim khusus yang dibentuk sekolah untuk melakukan presentasi ke

20
Ibid no 8
65

sekolah-sekolah Dasar, di dalam brosur tidak mencantumkan tanggal


pendaftaran.
Program promosi penjualan yang digunakan adalah program beasiswa
bagi siswa kurang mampu namun berprestasi, hal ini pun tidak diketahui oleh
banyak siswa. Menjalin hubungan dengan masyarakat sudah dilakukan
dengan berbagai kegiatan. Namun, kegiatan tersebut tidak dikelola oleh tim
khusus humas, sehingga banyak program yang semestinya bisa lebih
dikembangkan lagi.
h. Mengelola dan mengkoordinasi Proses Komunikasi

Kepala sekolah MTs Darussaadah mengatakan “saya sebagai pemimpin


di sekolah selalu melakukan kordinasi kepada guru-guru dan para siswa
bahwa akan dimulai penerimaan siswa baru di MTs Darussaadah setelah tim
promosi dibentuk. Untuk prosesnya saya selalu mengontrol dan mengawasi
setiap kegiatan yang ada khususnya penerimaan siswa baru dalam
pendistribusian brosur.”21
Hal senada juga dikatakan oleh tim promosi MTs darussaadah Ahmad
Hudori “setiap bulan januari kami sudah membentuk tim promosi yang dibagi
dalam panitia penerimaan siswa baru, selain itu kami mencetak brosur baru,
spanduk dan yang lainnya. Kemudian dari kepala sekolah beliau selalu
memantau untuk mengetahui apakah kegiatan promosi ini sudah berjalan
dengan baik atau belum. Apabila masih ada kekurangan kami akan segera
memperbaikinya”.22
Tim promosi itu terdiri dari kepala sekolah sebagai penanggung jawab,
wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan kesiswaan sebagai pengatur
jadwal penerimaan dan operasional penerimaan siswa baru, TU sebagai yang

21
Wawancara dengan Sehabudin, kepala MTs Darussaadah di ruang kepala sekolah pada
tanggal 20 Nopember 2013 jam 09.30-11.00 no 24
22
Wawancara dengan Ahmad Hudori, Tim PromosiMTs Darussaadah 2012/2013 di ruang
wakasek kesiswaan pada tanggal 21 Nopember 2013 jam 09.30-10.30 no 19
66

bertanggung jawab tentang administrasi siswa baru, serta melibatkan para


siswa untuk membantu mendistribusikan brosur dan membantu dalam
pelaksanaan tes seleksi penerimaan siswa baru.
Dari beberapa penjelasan diatas tata kelola kordinasi dan proses
komunikasi dalam penyampaian pesan sudah terkordinasi dengan baik.
Artinya, proses awal dari mengkonsep pesan sudah melibatkan beberapa
pihak. Dengan demikian ada kekuatan yang dimiliki oleh MTs Darussaadah
terletak pada adanya pembagian tugas di setiap divisinya.
Terbentuknya kepanitiaan penerimaan siswa baru merupakan langkah
awal dalam proses mengkomunikasikan pesan yang akan disampaikan kepada
audiean sasaran. Meskipun sudah terbentuk diawal proses kordinasi yang
dilakukan masih sederhana. Hal demikian disebabkan salah satunya adalah
bauran promosi yang dilakukan hanya memprioritaskan brosur saja.
Kepanitiaan penerimaan siswa baru hanya difokuskan untuk menangani
administrasi pendaftaran siswa baru dan proses tes seleksi masuk.
Jika pihak sekolah mampu mengoptimalkan sumber daya yang ada pada
panitia penerimaan siswa baru dengan membentuk inovasi-inovasi atau
program baru dalam mengkordinasikan proses komunikasi, maka proses
penyampaian informasi menjadi lebih efektif dan efisien.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas dapat diketahui bahwa
strategi promosi yang dilakukan MTs Darussaadah,yaitu:
1. Kegiatan identifikasi audiens sasaran yang dilakukan sekolah belum
menyusun daftar nama-nama sekolah SD/MI yang merupakan tempat
lulusan siswa sebelum masuk ke MTs Darussaadah yang menjadi
sasarannya
2. Isi pesan dari kegiatan merancang pesan yang dilakukan sekolah belum
mengungkapkan manfaat yang yang dapat oleh audiens sasaran terhadap
program-program yang ditawarkan oleh sekolah. Isi pesan hanya
67

memunculkan informasi tentang keberadaan sekolah, belum pada nilai-


nilai persuasif (bujukan/rayuan) kepada masyarakat untuk
menyekolahkan putra-putrinya ke sekolah tersebut.
3. Media yang digunakan untuk mempromosikan sekolah lebih menekankan
kepada pendistribusian brosur saja yang pendistribusiannya dilakukan
oleh siswa sebagai ujung tombaknya, meskipun ada beberapa media baik
cetak maupun elektronik yang digunakan seperti spanduk dan website
(media online) namun belum dilakukan dengan optimal.
4. Penetapan anggaran promosi yang dilakukan sekolah adalah metode
menurut kemampuan (Affordable Method). Yaitu anggaran promosi
berdasarkan kemampuan untuk membiayainya saja, dengan metode
penetapan demikian akan menyulitkan sekolah dalam menyusun rencana
pemasaran jangka panjang.
5. Strategi diferensiasi yang digunakan oleh MTs Darussaadah sebagai
strategi pembeda adalah dengan menggunakan biaya yang murah (low
cost) dikarenakan strategi ini cukup baik dan merupakan pendekatan yang
ampuh untuk masyarakat yang sensitive terhadap harga pendidikan yang
mahal
6. Citra sekolah yang baik dimata masyarakat membuat MTs Darussaadah
diminati masyarakat
Dari temuan di atas dapat disimpulkan bahwa strategi diferensiasi dalam
memasarkan jasa pendidikan yang dilakukan MTs Darussaadah belum
optimal/efektif. Karena promosi yang dilakukan belum mengoptimalkan
sumber daya (strategi) yang dimiliki oleh sekolah.
68

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
implementasi strategi diferensiasi dalam memasarkan jasa pendidikan di MTs
Darussaadah dalam bauran promosi belum berjalan secara efektif dikarenakan
masih kurang berminatnya masyarakat dengan pendidikan putra-putrinya dan
pihak sekolah belum menyusun daftar nama-nama sekolah sekolah dasar/
madrasah Ibtidaiyah yang menjadi sasaran, isi pesan pada brosur hanya
menampilkan informasi tentang keberadaan sekolah. Media yang digunakan
dalam promosi hanya menekankan pada pendistribusian brosur dan penetapan
anggaran promosi yang dilakukan yaitu anggaran promosi berdasarkan
kemampuan untuk membiayainya (Afforable Method). Dengan demikian kegiatan
promosi yang dilakukan belum mengoptimalkan sumber daya (strategi) yang
dimiliki oleh sekolah.
Keefektifan implementasi strategi diferensiasi di MTs Darussaadah dalam
memasarkan jasa pendidikan belum cukup efektif dilihat dari strategi pemasaran
yang dilakukan MTs Darussaadah yang berimbas naik turunnya murid baru pada
setiap ajaran baru. Hal ini dikarenakan promosi yang dilakukan hanya media
brosur, spanduk. Akan tetapi yang lebih ditekankan adalah brosur.

68
69

B. Saran-saran
Adapun saran-saran yang bisa ditindak lanjuti adalah sebagai berikut:
1. Pada saluran komunikasi personal, pihak sekolah perlu mempresentasikan
tentang MTs Darusaadah ke berbagai SD/MI dan melakukan kerja sama
dengan pihak sekolah SD/MI tersebut dalam merekrut calon siswa baru.
Sedangkan pada saluran komunikasi nonpersonal adalah pihak sekolah dapat
mengoptimalkan beberapa media baik cetak maupun elektronik yang ada,
seperti brosur, spanduk ataupun website sehingga masyarakat dapat
mengetahui hal-hal yang terkait dengan sekolah.
2. Penetapan anggaran untuk kegiatan promosi harus lebih dilihat secara
komprehensif demi kelancaran pelaksanaan promosi.
3. Agar kegiatan promosi dapat berjalan lebih efektif, maka sekolah perlu
membentuk divisi humas yang berfungsi sebagai pendukung keberhasilan
kegiatan promosi MTs Darussaadah.
4. Evaluasi atau mengukur hasil promosi sebaiknya dilakukan secara berkala
dan pada setiap bauran promosi yang digunakan sekolah. Hal ini berguna
apabila langkah-langkah strategi yang digunakan belum cukup baik atau
terpenuhi dalam pelaksanaannya bisa diperbaiki pada kegiatan promosi yang
akan datang.
5. Untuk kedepannya pihak sekolah perlu meningkatkan kerjasama dengan
segenap lapisan masyarakat dan instansi-instansi terkait agar MTs
Darussaadah dapat dikenal khalayak luas.
DAFTAR PUSTAKA
Assuari, Sofyan, Manajemen Pemasaran(Dasar, Konsep dan Strategi), PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010

Bambang, Haria, Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Perang Bisnis,


Bayumedia, Jakarta, 2003

Basu, Swasta dan Irawan, Manajemen Pemasaran I, Jakarta: Universitas


Terbuka, 1999 cet III

Bungin, M. Burhan, Penelitian kuantitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan


public, dan Ilmu Sosial Lainnya, Kencana, Jakarta, 2009

Gregorios, Chandra, Strategi dan Program Pemasaran, Intermedia,


Yogyakarta, 2002 edisi ke-1

Husaini, Usman dan Purnomo, Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial,


PT Bumi Aksara, Jakarta, 2008

Jasfar, Farida, Manajemen Jasa (Pendekatan Terpadu), penerbit Ghalia


Indonesia, Jakarta, 2009

Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane, Manajemen Pemasaran, PT Indeks,


2007, edisi 12

Kotler, Philip dan Amstrong, Gary, alih bahasa Wilhelmus W. Bakuwaton,


Dasar-Dasar Pemasaran, Intermedia, Jakarta, 1995, edisi 6

Kotler, dan Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran, intermedia, Jakarta, 1992


edisi ke lima jilid 2

70
71

Kotler, dan Susanto, A. B, Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis


Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian, Salemba Empat, Jakarta, 2001

Kotler, Dasar-dasar Pemasaran, Intermedia, Jakarta 1987 edisi ke-3 cetakan


pertama

Muhaimin, Manajemen Pendidikan” aplikasinya dalam penyusunan rencana


pengembangan sekolah/madrasah edisi pertama cetakan kedua, kencana prenada
media group, Jakarta 2010

--------------, Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam,


Jakarta: Raja wali pers, 2011

Munandar, Budgeting(Perencanaan, pengkoordinasian, dan pengawasan


kerja), Yogyakarta,1998 cet 1 edisi ke-12

Nasution, Arman Hakim, Manajemen Industri, penerbit C.V Andy Offset,


Yogyakarta, 2006

Nasution, M. Nur, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management),


penerbit Ghalia Indonesia, Bogor Selatan, 2004

Prihatin, Eka, Teori Administrasi Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2011

Rambat, Lumpiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Salemba


Empat, Jakarta, 2009, edisi kedua

Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, PT Remaja


Rosdakarya, Bandung, 2010, cet ke-6

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif


dan R&D), Alfabeta, Bandung, 2010 cet-9
72

Schroeder, Roger G, Manajemen Operasi(Pengembangan keputusan dalam


suatu fungsi operasi), Erlangga, Jakarta,1997, edisi ketiga

Tjiptono, Fandy, Pemasaran Jasa, Bayumedia publishing, Malang Jawa


Timur-Indonesia, 2004

Zainudin, Akbar, Artikel Perkuliahan Manajemen Pemasaran, FITK UIN


Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011
t{

tr:

- \
v
O \
I )

ta
Ed v
t-i c) co oo (n oo
tr*
F.b I I oo ca rat
c-.1 oo cn \o
I
ca I*r rr)
I

-: c) oo

r! u)
FO
c.l ca cn N c.l co ca

+v)

It | Z
t-
-
z .s
NN
i:
tr\s
lI -
t\l
.S
%F
X
ci z
IF r' M "r<
RN! v) t.: +
IH l*
lTi
l-
I
R
t
q)
't
Flr aa \i
c. ct)
-
lsr-
tr
IH ci (,) F\i
!v S"s *A<
.ii
lko
llr

tul a ^|< *<; R O sx


sx
s
g
\J vv ti o l:ltf
d.
+i*= r I*H R sc\|
*d . $sxe
I F

O t0) () l--Y
.-.: l s -R c

z -
-l q)
I
L. lJ3 c-r $
alc t-
,\) -ftr v
o0
.ss
q
so
<l i
t{t0)
lc)
IF

l6
\ a*.q
S-c.(s
d. tse
-)sU) s

bo
q)
'SU r t-r
lo0F
I s'+ e.O
ilb0
Fr<

t<r l
tlY -
v
v
on R
a
s
tGr s;
q)H
ti
F (/) la= )* -v\)y .A< -al q) lvs

=\- $ 5o ll F' {e 5L
q) 'Sl
- c'! tv a +s c,) s as.5
G

P IaN r- C'.1
=u)
C)
lF d i.: t {9
i9
.F2
cl
l-i
q)
$so FS
a)
r-
C)
d
s \)H
6^o =x
'S
*. rq S
.a) 6 S:l
|<r
t4
I-J

tE-t
(g ..t

6*i
(g 'S!
!

< N.HI
v

F^
{<:
4
- 'rl
ob
ss a,)
L s o <i *. =l .q)
.-1
t<l
s >sFl v{
.h
> j\o
l ao
.x- J1 I ; : . 1
u
t 6 { l I Jo - h-.1
lX-l MO sN
iN
s.e ' n v l
I'i hl '.5 :-) FNEI -b
st :Y'O
->o PI
\
E c.'l S{ lr
;- c) \ E '-rlu ) s > t l0 ) l
l<?li >
!
L-t cd ^ ol
6k tl
ji>l ESEI
< s xl
Q= t
a Ol
c€ J<
x!1 r .A) b 8l
t f i A<l l
lx XA
bo J4 =EsI SB \
q) =OI 7. ls
ioo 9s. P.l
cd F) Jal
t- -l n f;"Sl .r c 5il U) E'I H
t.-
lcg
rl
Hl cgH
O.
-lu - (\ Pl v>
5 o#, l l (,& cs il
zxl H
P *a<l cs v)
lt -Nl f : . 1N tri X U IL: \ s l F dl riF d

| * r/.1
!i
- al !''1 \J.:s li SJI

I - 6< l j i < r{> Fi RXI


ssl -r .,-}<l
s5l
a !J-)
CB C,
l\
os tsl
t r <> l f < > FSNI g a=l
sol
ts t+(
i fr.
boF
i< , <sl
11

l < c a4l a q ! vl > l-. rl


I
H9 l lr

C)

Aal

Z-o a.l ca v N ca v la) F

tu
t

$
{
-i
z l, N cn + t.
l*
N co lf,
v
i

\'

\"

ca

N
I
(r)
d

o.l
I
a
|.-
I v
-+ .<r
J a
@
oo
I
ca
I
tr)
=f,
v
oo
oo

oo
I

co n c'- N cn v s (r) t-
N N N (-.1 C\ N N

t!Y
l'- 7 lr

%
trY :r
t+ (\.f
tr-
bo
- 4 C4
I r- R
b0
I P
c- <1.
* s: bo .<
t-
IF
Lr
rr +i *F: :s .iS
d
a
al
v)
FS
F o{
-xi +3 13 *Xn
() C)
- !L vL !L
t
q)
S)
0) ko SR SR SP
R
s.
-\ L-
N q
-< .S

t9 t
R F "p LA^
S"F d
d S"r
"s S
N
t
f.5
FS
"\c -\i
3 t \:) C
-N dc
5€= q)
o
3E!
sgF
"+<
oa .x
A r- d.
!
q) :- -.i
|rr
G \) di' Sg"ss o t*d v A

cf d c ! 3 + - io
I!! ! -

S.) >) >t s - 3 s () 4


t)J= I y=

Er<
R
a)

q)
q)
! -
onF
s'+ s s'-
st-u
scd sE* ^ st*
x s'- FS
-r
Q Fl<

NNg N€:
!
'St
t "\q)
R
s
GT
+iN =
F
s: i u1 s q

s* e st
s"x: s XU
.i3
s
\) X-
\ '!-':
x* E q)
f
() .v

S N = f.a l- x"* a . * * ? G
4
i.

q !:Y
L'
()
\:
P ;':
s;.8 s x.s +sl
(h
s x.E raq
s El +c go€
ts
\
R

\
N

>- \ = l
A5C 5s).l
-;
F\).i
P.PPtr
8x ssq)
FSd.
,R- Pp tl ^tr
\) 4
v
i\-s - a)
; c\l
lvl
'l !ii
l\) | q)
*< vv
s :'o ; c.ll
N !t F \c; S)

ssFF s
c) R !'d vl
l \ l
t$
It v' ls
|
I $i * <El I
R
r-1
.x- g ss ss;0: s! F <' .a: ll d (t)l
\l

!l 'F J
su2
,* N^gsP E I9 l R O I bo'ii \1 |
-l
\)l
rlN orlS o\l Fll
t:l rl
I

>ts ol N ^l q) HI I
.exx .vx: 63PE aAl
>l< ol \i Al F
(.)I : d dHl U)Y \)" I
\l . Nl - Nl ,r'| |
Fi.=l
OxQ cr-cg

?SHisH
: rl
^l rrl ^l
q- i
^l -<l 63 N !l stl
s!l
CSI I
x\
i\ SNa 3 <8 L Fql
a El s l
Hltsi til -.: Lr I
^ \.l
8l .*
SJ1 \ trI ^:F I > H.v
irl
.)
5JI2
VI
GI
JI
> csl
= <l
X ^l
-l
()l
5ts l $ s ' RJ1 '
lSs >rrrl >rFl a$s
cl
19
oQ
S
Q)
:l
b o x l .l-ij t
d .csl I
-ti{ r-l r F\l
qFl = >l c\
f v l

6;l q sl 5 ql n& O'l-


= SN F sN ss al E sN (nl
Jta il
l l -c s . : 9 1 -.
'i h \ { xl^ l ivv
3 S-\ E S-\<
g6l
-r% ql

Dla
al
(-)l a
Al
Ol
fvl
Iril
-l
f%s =ta=
F S-\C A

a
f - l

o0l i€ xol \l

is*
=Eat
E < t = b l 6o osF = N*U A -l
^tv al v l

v >l < G]\


I N N r.{Rxhx
| (-!l
x sl
q Hl

i$t
.R:
bh
I

AS
_v J :tl
-tr >rl >.1
rlrr
-lF'rl
Hl
-'*l <al El rrx)f 4Q /)l
">l I

oo N cn .tr t{r) t-r oo


c\

n tr- oo N cn (r)
$ I'.r
6l N c\ N c.l c\l N N
t'
1I

r \
?
ca .'\
cn
(t.l
oo
tr-
o.l
I oo
s =f,
oo
q\ (--
N

I
oo
f-
I oo O\/
oo
c- t-- +\ oo tr*,
oo
t- K\ |,-

t-* C\ c.l
N N N ca ca cn cn ca co cn

c.l tl
l.*S /-
I()
t,4
IH
t,^
IP
It :A lI F/ { . IN It €A tI - t.k E
lci IA

l'ri 3 l'; + l'!s O l't + t-l F


I '!s O. | (/)
llr
I'{
lt
}-
'5
t.3 i
lF ,5
|'FS

lF ,ii
)< la
t^
/a
t.= i
Its .ii | (,)
Is
I (g
rr'1

;i l'.
lt -+l r
() I
I
l\ -d l\s l\ j5 l\! | (.)
a-l
r l\j5 lf-
Ioo
I t*'i
I.FF
l!
lq t'. E t'. E l'. E E ()
IR
tt -\ lC a) l(J a) l$ a) ls U IF
ls 6 t-l
lS ,;
'd
l% cd l.a cg
l o+a) >.
b0 t-
lR") lRc, lsd; lS c; lS r)i
I
t^ tx .:
ls.
IN ll v*F( s l.x cg ll *s :F A I'X d H lt "9 X A
tI tqr s
t4 INE I:E r -
tq Ir -q
IN
lq s l\i \V
l*i g I F

IHE IRE I's E I's E .V r. IRG I I'r ls+


lq)
t\
l-h I-h l-F'r at
q
l-f-) II Pc ) ls*
IF
lS s
lr"
I S R
t9'x
S
I\
l;s
R t\
tll
t-s
s! I\
t.s
R
\
v t\
IS.X
s l-
I
lci
tss
ts-N
'Sr t:^: :^x t:-;3 l-*: q lS.X
t€
I l-r l^- X
ls: ts P ls:
v
Ju\ SN \s JuN l^u R
ls:3
^$N
Y
s \
ei3
\) \)
a-^ \
si3
$\)
r."^ \
-xJ
r-^ v
q0
\
\fr
t\^v
tNs
c\ d.
's,
\)s
s\ s\ s\ s\ F\ + 4 s\ rS
t$\
l'N -
s Qos
'S' \)e
'S! Q)s
'S! '\s) ss ti< s
r
d
Cgnl

Hq :3* :*
F
NI
F
x*
F
N
4
I I
NI
v
tsr
N
.* S ' s r €.s ri '*i
S '."
I
\ t
s s ..i f-i I
rli
)1 u) < 3
v
<3 s ri 3 <3 4 oo F; JEE sq )l I ik
I

I
-l cd ol ;h
-VAI ;- \l
I
AI
Hrl
;s
! \ l
i
csl i HN \l I U NNI
oo bol
U) uE uE 4u t-l
(5D *: E l r l
a$E m S"t c, $'t 64SeEE
CD $E -l
U) \)E
u)l x otl ") ,j.*

B c-rlcn $'s
l-i I !l FSI
O I >' +jl !
rlN
i:(, -Y il
m s"Fl
cQ|\* m\* FQT* cQ\* EE @*i*
s =l
\ il|
:\l
^l
<sc, <s() -i-l
<SO <$o
d

cc! i
\
.Yl
-il <Sq, sr a. 5 l
Lrl _ s ol
F S sl
H - l

HI jr rr'\ | v= s ol
trl
II
*( gr ' YFl l
.l

"3 F€ € F€ ! R= t s.= 3 . { o d l " s€


t tarc0 \ar I -:l s ar) Q s l d_ s'Hl
!wl
tsl
O I 'o trl b N O
"-: u P'lJ lr^
vc) F €I
N C'I
b Nq )(- ' ) !rSq)
'o,l b N ( ' ] (.) .
ti-V l-i -Y I
0)I h N q ) C ) E I h
H 0)l - q)F - =rQ)- - \ ) F
PA ?
g )pf r . u) V)l + Q)*
= p =t
rY (gl
.YJDO .Y^q,)O .Y.9O x 6l A\Vl

I Z U t5 l u l .* iY\ C^\ u o ,D' 4t coall


,YJDO
X , A l I )4i '-\ N i.r \ C.J i x \ c n ix\c{ s{Rl
c-l cn =f, ta) ttr oo
c.l C\ N N c.l N c.l c.l
N cn cO

oo c...i cA \f, \n
N N cn ca f- @
cA co ca ca c.) ca ca
l#
t
I

v k\
\\ 1
ca
/t
|.-
I
oo \t- trl + oo 6
c.l N c.l c\l N N
t-- trr N N N N
t-

ca ca ca -d. sf, (a) .a) trl \o


ca cn cn cn cn
F-- c-
c.) cn ca ca ca ca ca ca

Il c' ak -= i c.l .3A .3A N N c.l c.l I'a


4= .k i6 I I I Ch
c.) 0) o J1
9d IO
I
0)
4 /-\ ls
lY
l--
rr'l
^ v) v) /- v) al

.. cd .. tv
l6 q)
d
(.) () C) C) tc.l iY

..i .H€
q)
jl '. ir = t r oa (<,
. sFdE - r-l
I

l- (.) q) r
:?O -O - N N |.' c\t
I/^
lv)
C) () C)
IE F-)

lS,); .xs
s(,i
N',
sdt N c.t c.l
r-. IF

l\ i: t\
lE
'\$ 'r: Y lt 9i l o( t.?
t|< r d cl
lcg !
l-s sq aj'
RE RCg Iti
lcg
Itr
l!.Y 9FY \)F!<
J1 tcq v
v)
lt Nsv ' E f.i F-) ss
(3v (ssgv l-r . d lr-
G Lcs
IJ
lN -r \s s. r F lI v 1l t3 q)
l- F
*iN Ss | -!' t^
l. l s! s! J4 r
t:s QO \ ss E
*Qx ..\4 NE >' >.
Lv
>. trv
lR-:
t{N
:
Oa ca
4
N
R*:
dN
st
\s
bo bo tv
t%
bo f

IFS
IN lv
'Sr
tt xs $ q) soo *
R:!
i:^ :Y
It
tq) !
i SS x: \
t$\
t'\ Bol
\ R^*
$\
S^-
.$\ i\ le L
J4 I
L s.<
s o l qR
tss
ls !
S o o ls
P O\l !

tr
I
tf'e
ss
tri*
\- v
s -
lf' s
ss
ri "xv
4
R
?il
il
v
q
F{ *l
N]

il
!

si
A
U.)

\ tl
li
o
''F r-l L. I L
S*l
R q) LI a2
,s3 h .,il
%
:3 rR
YN
%l
vl
v1 |
Fa viI v
^- i{l vl
()
Frr LLI \ c o !lR !l oo oo \l
F
oo s
u iN u s c \ u= n ?* N ^l s) S') I \I d.

5S? o.^nl o
- 0l bol b0 l
I

(,*E 5::
2*E /r*E -l \ ..J

F* \ b0
-t
l
r}.\ Si5 l: i:l H * lil 4 4 4 a<.
oa 631A N r/t s's 6 crl
Lrl
Lrl

F ..r
FS
L DN I PI
u)l

dhl aq
H ? I
\^l \-l al F F I
.sc)
g. ss0s) so I .Yl t HI
-o
_Es:
" S.= s>t
-'-
cg ta)
E S.- E sS:
\ -il v
4 - Nl
PE c,d) " S
PE
.= " .3 PE
F , r ,t l l
- tC . ) l i tt
(s Lar|
- ot ll \ :: ca
!-.Ho li "€
-V
b ;UrI g l > . . ^
- N\ )(-) !- i Nqo) # H tt >..^ >'.^ 'i
=( Q)*
ERIu l ia
ul
j|r')l cv ov
+) Al
ov
-.
li
q) o '-l
l-r I ti
9oo
C.)

E{R zvl 'l 46 i Jrr <>


4\N ziR 4vl s6
LiO
S()
rrO v ul r r ( ) 36
4 .Y !21
t)(r 5l
A tl

I
ZR
C'l ca $ r.a, oo
ca c.l ca ca co
f-
cn cO cn $ .+ N
s
co v-+
$

oi ca + ar; t-- o<;


ca v s tf, $ s s \f, $ !f, s |tr) r.)
v
I

\
")-
\
A
J
\
J )
f 1 \
c.)
c-'l
oo
t--
N
I h sr
cn N
(-- oo
t-- c'l
oa
v
z
tr)
c.l c.I N
t-r
c\
N =\ cn OI
z

t'- oo oo $ tr- cl ca st.a) (r)


ca ca ca ca cn .f, \f, $ v \r $ .f, la) ta) la)

lu)
l.{ lzi
lu) v) a
tI F, ' l\i ls lkr
.F d

th t\Y
(.) Fi l'\e -
ci
lc) lb C) \ I td trY
- el l b b lt d
-
x l:s
tN
I N 0.)
lRt ^ la
IH I- lv)
t'l
lGi
r
Gi ^i
'r N
t-
t!
Lq)
lt _v tv
I lFi
t6-
lad
t/
I l-i lli \ IF
l(c
IK lh lr- #
4 lq)
I l= |
t-
I|-. ||- r- lv lbb lH ca la
I

lv lv I H
) o\
I t-

lr-
Fi
IF
| "Ai
l"N
t\
I
I'N
loo
l:lt
Itrl a
IR

lv
t1

I H
l(g
ll .- U
A

t 2 t rI l5
ll.
IN tv
L.
IF I l6 l(h
tb I lv
ts IN
4
F. t* \)c\ IR t- loqcn
ts IF

q) l+i
tv
E.s * LS
l\i
tb
16 c.t
l$i
lq)

I
la)
l+i
I lt <* \d
* ti lI -
l* I I *"1O
t-
la) IU a) q) S lh
v02
q)

.{ - \ z F- UI
or tv ;itr t;-
98.
tq
' F) \)
'S,
!
q)

s'
$
'aq
(so
\) tI <
l>'
'ior
F.5
.sh s8
*-r
:j

.gz
li
l'!r

\ s S
N
N or IY EJ1
R= 5c\|
:l- xv €-
HLA a)
Sr
C)
f(.) li
o
ti
c)
6q5
\ l
0)
(n6 a( s' i c.l ,ci oo
H (.)
<6 s\ \Q C)bo
c) q
M
q) ()
:Y
rC)
aO
q c-.1 .s s'
.s .s .SNRE
oo
a-l d
- / Atl
lTi I -
() (.) ': c.l T\ €oo -d

- C)
- C)
al
r-v
l-i ti s\ x \l Y
XN I c€
cq c.t
lx
i ..1 F aB
(/)
,t tl I -l \':- bOle 9 ? rA
x^vi t r l
(h
g< U) V) V) v) o tl HI
(\t
al
F d d
*F .E8 * r J l -- 1-. , + '
,- t-. e!
b0l
I
l N+
!.'l Rot RN ft c.t F . c a El= ) .r=
bOr
x cl
b 5l r-l
:: J1
rd ()l
| ()l
Mc5 \ll -o q ( )
? t r( ) l =El FA\ Q tr,Io c.ll V) U) ' ! - o " ) lE J
v|,l <-l FI - l-r I
iJ
>l>i
v q) O]
t-l Gl
ju)
- l .o
s >.1 r l -l g c d l cHgI l
j o/) j ( , :(, ol
G ^/l Dhl
>,-l
cs
-\| c) o l > o,t ( g l
'(f E s " !: ll : \ l Fal
!s (.)l c ) l
E
c/) csl H + J( Z
- c.) c6 d p(ls l s lI
$r -l X axl 7l
$r() lil <
-| -vl d l
*r C) lr() 5 'tl F
' l r l '- -
l l
:YI L
.9 oo -9 oo 9 o o 9oo Fi Lil
6 ' \ l > ' A < l >r'<, I -r hOl
= -vl
(, rvl '
" A l b0 sl '/ ol
(hl csl v) ol FI
w= gR JR ZR H-l zdl
Cg OI
)Jr hl iNl 5 +31
hi
PI PI
CBIcsl v
-l
r, Hl
l-r I c s E l
H r. I >l
I I

rn (-r oo
$ \t .f, s <q N ca ta) c\ co $ \n

oi c.; v(r) ,r; cn \n tr-


tr) |.r) lr) \n ra) N @
f-
v
i

-l
\

j
ca 0.)
(a) ca t-
A
z z z z z z z z
z z

tr- t-r oo
rn tr) tn tl^) tr) ta) tr)

l.vt *
IF
l€-
t-A
IFN
t<: -
l€-
l-
&co
qO v lsd
l*
t\|
l5* trY
t.z,
I IE: s (-'r Hcn tE t=
t1t
tv
l- -
la
tv
lCg- laa
lA^ IYA Eo lYa
(h

ER
,1 rt) e
A^ -l

lol
lr
IO
l(/)-
tv?-
It--
I rJ

ln
Ct.l

()
la
lrhd l8 s
t-u
a
v)-
l(h
14*
Ab
!J c\

l= | I J F
l! | lrl Itr I (/) v)
I H
lH co
t-
IUl H Itr a cl v) l>6
| (.) IFO IH Cg ,nt, 7. - 8d -. lra.Y
l6 1."1 0\
t>x lzlXi cn: lrnX idq
z,o
t ! v

l.-z 'N t| -:a6 E;r


IZ t2 tr I ct)
ts
ta=
H 1..
Itr
Q =rF
z=
t= tr
ta H 'a- v)
z v) |-
tc.] lt lEi c - t | ,-'-
, l'6 *
I lcgca l€* o c.l IHJ
t'u >
G ti o0
bo lh bb tl . l^ B( t ) xbo tE<
oo
- 6ot l-h0 t)4 N lJ c..1lj1 c..l FE6 ls
U), to
17) 6
.. on lc) tC).
U)6 l.,, 6
|+i r: trv
aO
l'.- ! E
.;)Y-
lFa l*! Lr. -9
J t.:- F
;i t: :E
d9 lA c) q) xo lx o l9o 3o | .> tH !-

v
to * (h dP ld* t.n
a-l
.dz Ff{ Ctr
t-ta .v
fi^
=V
^Z H Fr*
zt cS -:z .u J . v
^Z ^Z
x>
6l
E* 6l t=
> a.)
' ,\4
(n
=c\ =Al
€N €c.I Y.=
9H IB 9; 2
p.2 * ?. u) rY 't<
a s( b) oo o q c/i
xb0
?r Cg boA
J -
iaCg =G l'T1 c) alv v)
C) FC) q) r-l t-
Fh0 - E o ! ;i o0 # w
at FJA
br g

C) FTr H
?-v crs Cglir
b0
(/)s
Otr 6q
c D s ( € ((/)) .r
Erv w=i .-
,!g c,)

a l CtrCO trv €ca


aQ Q.n
()Eca
v
csH 5-V
<s
F ! V
I
bo -z
doE bo't
sa -5
bbF vo\
cno
bbF 'al Ic n N
()O
J\ c&g
cn 6tl
,l
0)-d (.)_c 6-c lr oa<
b0 O? Esq rcd E C€] E o o Y lq E Foo s gl a1
d

i:J (aF
d.
C€O HN.g
Oc.l* Lr.|4 H -:al
C'3EI $ F E Ibo
!i 5 al
trl b0 trl c g -
H C.) C6E
3 g 3sl J J 5La ,l X l b R l b 9l E >l
t- C.)=
<, cn OH <)a il^- I ':t #!

.a -l FL
[s eo
B FI x E
rxRl} F d
v -l
tl
d zl J V A I
ll

*zl E.-l
!tr cal
bl5
r v v l
Fcncn RdI ! m l l\ , l-r al ! cn cnl l-< al
= >rl
a3*-i = oJ - Al
:v \ *^
BR+ -r
vl
sto U NI u c.tl9 . l
w
-vl Y ol Y AI a.l y o l o;-
-
col -v il l
- \ ^ | _rt - vbI) 2.\41 il trl -54 2 J l v

bOl FNAI
6l rl P - -l - d l

'a ae H6.1
O0l-
I
l -r ool- CE Cg-I t C - . 1 r I cd Cgl H>l
t c\ -l > o0l
E 6'-9l hol
Nvl
* :I r,H
csE
=1H U)
cs El
HI
C d E I FEI
= r, Hl d*-l bol
>
= BI bol
'--l
rJ
*! )Ji C.l O g !l fr.(1 17 l r
|+r
Jl
L. l * f. l >R ql* Fl'>
pl c..t ol I
>
-Pl
E l.: - tsl
P dl

tr- oo ci cn v tr) fr.

t*r
c.]
|.-
cn
t\
+
t.-
,r;
f- t,-
tr- od
(--
fr. t-- oo oo
fi

I
I

I
5
\ $
C) oo ol

z z
o b0
z al

>.
l13
tq
ts
t'
ol c.l cn -()
l''E F
t\
I13
(h

t- LAJ
t\
t\Y IR 0)
tv
- el -! d
ls bo
I tt)
la d
ts
ta
c)
d

I|i v)
cn a a a
(h v) a P
- -. / - lq
l-
t,a
t-
t.s
ta
l> .*i a IP v)
t= lr U) v)
14
v)
t-r 0.)
l>N
t ! e .
t . b , Lr
o
H

tB 6 6
j\
I
lU).o d.
lPp -
tch

1., p N
ti
tY=
t)< ju
(.) IT
tI ' - z,
cdq
9o 9 o ll -9 o l* b0
6
c.)
lqN l v
t,
ITN q
6- t\Y*
cd# cg#
$=
oA qJ. ts
eP* -cn
Es!
> !v-
9X 9; g3 l\) ti
a)
ts d
E]
Xd
e
l$
'-
-
6

6J
Eco ($cn
Yd O*
6/= rh Ct ()O C,)O c)O OO
cn 7) c\ c n N 'tr-
:'(J
-> -t
7)N
ti ! l-i
(.)
s
(,) |
8og ER FgI ER oo
< 3t€C ) gt r ll d o = b0 trl o0
- ,B
< JZI 8E bRl bR
>'
Fl
. . C.)l C g . V I
azl ^z) s
x- rv ll dzl *z v)

9 ol ll al Lr al

o > l H
NI u c.rjg . ( l U (-.II .!r.
B
f5
t -l
rnl X al c -l

ad bOi S S'lS 8old


>
ts-l
ot)l
(A Vt
a
(g 6Jl
> bol r o0la bol = bOl 0

> rl
? tl
G
. Pl F Sl>
- E lr<
€l '
csl
Fl
,(a
!\
\
R
oo -- t
N N C)
--
o
-- Na)
;sy
c.i ca + ra1 - s9
oo oo oo oo -
Fr ^$'Y
\E
1..

\f,

c\
HO
Fi
tj*
4rn
-1 -bo >9
< d
c, o\
d
'tr r--
\#

r 50F
EF-
C) IJi
E >-' lr)
all
a

o;'
kt=
AZ
tr
KEMENTERIANAGAMA No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081

MW,
lrrrnl
Ll81!J
UINJAKARTA
FITK
FORM(FR)
Tgl.Terbit
No. Revisi:
:
:
1 Maret 2010
01
Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia Hal 1t1
SKRIPSI
SURATBIMBINGAN
Nomor : Un.0l/F. llKM .01.3l.ELl.l2012 Jakarta,29Maret2012
Lamp. : -
Hal : BimbinganSkripsi

KepadaYth.

Drs.H. Mu'arif SAM M.Pd


PembimbingSkripsi
Fakultasllmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.

Assalamu'alaikum wr.wb.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pernbimbing I/II
(materi/teknis)penulisanskripsi mahasiswa:

Nama Pendi
NIM 10701
8200968
Jurusan KI/ManajemenPendidikan
Semester X (sepuluh)
JudulSkripsi
'oStrategiDiferensiasi Citra yang BerpengaruhTerhadap

Keunggulan Bersaing di Mts DarussaadahTangerang"


Judul tersebuttelah disetujui oleh Jurusanyang bersangkutanpada tanggal 29 Maret
2012 , abstraksiloutline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional
padajudultersebut. Apabila perubahansubstansialdianggapperlu, mohon pembimbing
menghubungiJurusanterlebih dahulu.

Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat
diperpanjangselama6 (enam) bulan berikutnyatanpa surat perpanjangan.

Atas ferhatian dan kerja samaSaudara,kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum wr.wb.

zi,n..D.ekan

. M.Phil
| 002
Tembusan:
l. Dekan FITK
2. Mahasiswaybs.
lrr
I
I

KEMENTERIANAGAMA No.Dokumen : FITK-FR-AKD-084


UINJAKARTA Tgl.Terbit : 1 Maret2010
FITK
FORM(FR)
No.Revisi: : 01
Jl. h. H. JuaMa No 95 Ciputat 154i2 lndonesia
Hal . . ..t. .
PENGAJUAN
JUDULSKRIPSI

Nama Pendi

NIM 107018200968

Jurusan/Prodi ManajemenPendidikan-Kependidikan
Islam

TanggalPengajuan 7 Muet20I2

PembimbingSeminarProposalSkripsi

No Nama DosenPembimbing NIP

I RusydyZakafia,M.Ed.,M.Phil 19560s30
198s03
| 002

JudulSkripsi:
"strategiDiferensiasiCitra yangBerpengaruh
TerhadapKeunggulanBersaingdi Mts
Darussaadah
Tangerang"

*)
Status
( ) Disetujui
( ) TidakDisetujui

Jakarta,T Marct2}l?
DosenPembimbinsSeminar Mahasiswa ybs,
')
/\
")

RusydyZakada,Ivf.Ed.,M.Phil
\v
Pendi
NIP.19560530
1985031002 NIM. 107018200968

) Berikan
tanda centang ( ,,1) pada bagian yang sesuai
-
I

KEMENTERIANAGAMA No.Dokumen : FITK-FR-AK


UINJAKARTA Tgl.Terbit : 1 Maret2010
FITK FoRM (FR)
Jl. h. H. JuandaNo g5 Ciputat1g412tndonesja

PERMOHONAN
SURATBIMBINGAN
SKRIPSI
Nomor : Istimewa Jakarta,7 Marct2}l2
Lampiran : SatuberkasProposal
Perihal : BimbinganSkripsi

KepadaYth.
Ka. SubbagAkademik& Kemahasiswaan
FakultasIlmu TarbiyahdanKeguruan
di
Tempat

Assalamu'alaikumwr. wb.

Yang bertandatangandi bawahini

Nama Pendi
NIM 107018200968
Jurusan/Prodi ManajemenPendidikan-Kependidikan
Islam
Semester X (Sepuluh)

Denganini mengajukanpermohonan suratbimbinganskripsi,sebagaisalah


satusyaratmenyelesaikan programs-l (Strata1) UIN SyarifHidayatullah
Jakarta.Adapunjudul skripsiyangdiajukanadalah:
"StrategiDiferensiasiCitrayangBerpengaruh TerhadapKeunggulanBersaing
di Mts Darussaadah Tangerang"
DosenPembimbingSkripsiyangdiusulkan:
PembimbingI : l\rtuaortFI AM
PembimbingII

Sebagaibahan pertimbangansayalampirkan proposal.


Demikian permohonanini sayasampaikan,atasperhatiannyadiucapkan
terima kasih.

llassalamu'alaikum wr. wb.

Mengetahui,
Pemohon,
a/

fi.usvoi zakaria, M.phil


t(rt.p,a.,
av
Pendi
NrP.19s60530
198s03
1 002 NrM.107018200968
Tembusan:
1.DosenPenasehat
Akademik
v
t
.l

KEMENTERIANAGAMA No.Dokumen : FITK-FR-AKD-081


UINJAKARTA Tgl.Terbit : 1 Maret 2010
FORM(FR) No.Revisi: : 0't
FITK
Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia Hal 1t1
SKRIPSI
SURATBIMBINGAN
Nomor : Un.0l/F.l/l(M.01.3/.ELl./2012 Jakarta.29 Marct2012
Lamp. : -
Hal : BimbinganSkripsi

KepadaYth.

Drs.H. Mu'arif SAM M.Pd


PembimbingSkripsi
FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.

Assalamu'alaikum wr.w b.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I/II
(materi/teknis)penulisanskripsi mahasiswa:

Nama : Pendi
NIM :107018200968
Jurusan : KI/Manajemen Pendidikan
Semester : X (sepuluh)

Judul Skripsi : "Strategi Diferensiasi Citra yang Berpengaruh Terhadap

Keunggulan Bersaing di Mts DarussaadahTangerang"


Judr.rltersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutanpada tanggal 29 Maret
2012 , abstraksi/or.rtlineterlampir. Saudara dapat melakukan perubahanredaksional
padajudul tersebut.Apabila perubahansubstansialdianggapperlu, mohon pembimbing
menghubungiJurusanterlebihdahulu.

Bimbingan skripsi ini diharapkanselesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat
diperpanjangselama6 (enam)bulan berikutnya tanpasuratperpanjangan.

Atas ferhatian dan kerja samaSaudara,kami ucapkanterima kasih.

l4/as
sal amu'al aikum wr. wb.

a.n.Dekan

RuSvdi . M.Phil
l 9s60s03 002
Tembusan:
l . D e k a nF I T K
2 . M a h a s i s w ya b s .
I rr

PBDOMAN WAWANCARA
KEPALA SEKOLAH MTS DARUSSA'ADAH

l. Bagaimanacaramengidentifikasitargetaudiens/sasaran
(siswa)?
Kepala sekolahMTs Darussaadah
menyatakanbahwa target audienssasaranadalah
masyarakatyang beradadi sekitarlingkungansekolahatau untuk umum dari semua
golongan.
2. Langkah-langkahapa yang dilakukan dalam mengidentifikasitarget audiens/sasaran
(siswa)?
Langkah-langkahnyamenyiapkanpenerimaansiswa baru yang hendak mendaftar
kesekolahini
3. Apa sajakriteriatargetaudiens/sasaran
(siswa)?
Kriteria yang ditentukanyaitu pastinyaharussudahlulus SDAvII,lulus tes akademik
dan wawancarayangdilakukanoleh MTs Darussaadah.
Baru kemudianbisamenjadi
Siswa/siswi Mts Darussaadah.
4. Bagaimanakriteria target audiens/sasaran
(siswa) yang telah ditentukan oleh MTs
Darussa'adah?
Kriteria target sasarantidak ada target khusus,akan tetapi mengikuti prosuderyang
ada
5. Apa tujuandiadakannya
promosibagiMTs Darussa'adah?
Pertama, untuk mengenalkansekolahkami kepadamasyarakat(para audiens)agar
tetapmendapatkansiswa.
Kedua, agar tetap dapat bersaingdengansekolah-sekolahyang lainnya khususnya
yangberadadi daerahJatiuwungKota Tangerang.
6. Bagaimanabentuksalahsatutujuanyangdilaksanakan
olehMTs Darussa'adah?
KegiatanyangdilakukanMTs Darussaadah
dalammerancang
pesanadalahmenyusun
konsepbrosuryang menarik,terstrukturdenganbaik sepertibahanyang bagus,warna
yang menarik dan harus hati-hati dalam penempatanisi pesan serta harus
memperhatikansegi bahasanya.Maka dari itu pada setiaptahunnyaselaluada revisi
isi brosurtersebut.
7. Apakah pihak sekolahmempunyaitarget khusus terlebih dari segi kuantitas siswa
padakegiatanpromosiyang dilaksanakansetiaptahunnya?
Tidak pihak sekolahtidak mempunyaitargetkhususdari segikuantitassiswa
_t#
ti
l

8. Apakah pihak sekolah menetapkantarget jumlah siswa yang ingin dicapai setiap
tahunnya?
Iya mempunyaitargetjumlah siswa 160disesuaikandengan4 ruangbelajar
9. Apakah tujuan utama promosi yang dilakukan hanya sebatasuntuk meningkatkan
jumlah siswa?
Iya disatusisi, yang paling utamaadalahmeningkatkankualitasoutputyang baik
10.Apakahdalammenyusunpesanperlu adanyaperencanaan?
Iya sangatdiperlukanuntuk menyusunperencanaan
I 1. Bagaimanalangkah-langkah pesanpromosi?
dalammerancang
Meskipun rancanganpesan bukan satu-satunyayang merupakan indikator dalam
menambahnilai jual sebuah sekolah, tetapi hal ini mampu mempengaruhidan
membujukaudiensmemutuskanmemilih sekolahtersebut.Isi pesanyang menarik
menggambarkancitra yang dimiliki oleh suatu lembaga.Selain itu, sumberpesan
yangdimiliki hanyamengandalkan
siswa.
12.Siapayangditunjukdalamkegiatanpromosidi MTs Darussa'adah?
Tim promosidiambildari guru-gurudanmelibatkanOSIS
13.Saluran komunikasi apa yang digunakan dalam kegiatan promosi di MTs
Darussa'adah?
Penggunaan
salurankomunikasihanyamelalui parasiswayang membawabrosurdan
membagikannyakepadasaudaranyao
temandan tetangganya.dan juga melalui paru
alumni MTs Darussaadah,spanduk,yang lebih bagus sikap, kompetensisiswa itu
sendiri(iklan berjalan)
14.Apakahsekolahmempunyaianggarantersendiriuntuk kegiatanpromosi?
MTs Darussaadahdan pihak yayasantelah menganggarkandalam RAPBS. Kepala
Sekolahmengatakananggaranpromosidisesuaikandengankebutuhandan danayang
adayakni tidak selalubermewah-mewah
dalammelakukanacarapromosi
15.Bagaimanapenyusunananggaranuntuk kegiatanpromosisetiaptahunnya?
Penyusunananggaran adalah dengan Metode penetapan anggaranpromosi Mts
Darussaadah
adalahmetodemenurutkemampuan
| 6. B agaimanacaramenetapkananggaranpromosi?
Menetapkan anggaranpromosi disesuaikandengan dana yang ada tidak selalu
berrmewah-mewah
17.Apakah anggaranuntuk kegiatanpromosisudahmemadai?
Sudahmemadai
r'I

18.Apakah MTs Darussa'adahmenerapkanbauran promosi dalam memperkenalkan


sekolahnyakepadapublik?
Iya, kami menerapkanbauranpromosidalammemperkenalkan
sekolahkepadapublik
19.BauranpromosisepertiapayangdigunakanolehMTs Darussa'adah?
a. Media apasajayang digunakansekolahdalammengiklankansekolah?
Kami tidak banyakmenggunakanmedia dalammemperkenalkansekolah,paling
pasang spanduk,dan brosur saja. Para siswa dan alumni yang meminta dan
kemudian menyebarkan dan membagikannyakepada teman, saudara atau
tetangganya.Jadi, siswa dan alumni sendirilah yang menjadi media utama
sehinggaadaceritayang berkembangdimasyarakat.
b. Apa yang membuatorangtua/siswatertarikdengansekolahini?
Yang membuatorangtua tertarik dengansekolahini dari segi outputyang bagus,
biaya y angmemadai,j araktempuhdekat/strategi
s.
c. Apa image ataucitrayang dibangunolehMTs Darussa'adah?
Citra/image yang dibangun oleh MTs DarussaadahSejauh ini pandangan
masyarakatterhadap sekolah ini positif, citra yang baik kita bangun adalah
dengan cara mengeluarkanalumni yang berkualitas dan berakhlak mulia.
walaupundalamprosesnya
selaluadamasalahyangkami hadapi.Untuk itu kami
selalu berusahamenyelesaikan
permasalahan
tersebutdengancarayangterbaik.
Artinya kami selaluberkomunikasidenganmasyarakatmelalui berbagaikegiatan
sepertirapatwali murid, acarakenaikankelasdan lain-lain
d. Programataukegiatansekolahapa sajayang dianggapefektif dalammembangun
hubungandenganmasyarakat?
MTs Darussaadahmelakukan berbagai kegiatan dalam upaya membantu
hubungan masyarakat,seperti bakti sosial, perayaanhari besar keagamaan,
sarasehan.
Dalam melaksanakan
bakti sosialbanyakmasyarakatbertanyatentang
sekolahMTs Darussaadah
dan Akhirnya pihak sekolah(guru, panitia dan siswa)
menjelaskan tentang sekolah tersebut serta membagikan brosur kepada
masyarakatyangmenginginkannya
e. Instansi atau lembaga mana saja yang menjalin kerjasama dengan MTs
Darussa'adah?
Instansi disekitar sekolah,seperti sekolahMI, SD dan kami kerjasamadengan
sekolahlain tetapi tidak dalamikatantertulis
1
I. i :

20. Apakahsebelumnyadilakukanidentifikasisetiapbauranpromosi?
Ya, sebelumkami melakukanbauranpromositerlebihdahulumelakukanidentifikasi
2l.Bagaimanadampakdari promosiyangdilakukanolehpihakMTs Darussa'adah?
Dampaknyaadalahmeningkatkanjumlah siswasetiaptahunnya
22. Apayang menjadiukurankeberhasilannya?
Meningkatnyajumlah siswasetiaptahunnya
23.Kendalasepertiapayangkerapkali ditemukandalamkegiatanpromosi?
Kendala yang kerap kali ditemukanadalah sudahbanyak sekolah bermunculandi
sekitarwilayah MTs Darussaadah,
akantetapi MTs Darussaadahtetap optimis dapat
merekrutjumlah siswayangbanyakdanberanibersaingsecarasehat
24.Bagaimana cara mengelola komunikasi agar MTs Darussa'adahterus mendapat
sambutanbaik dari masyarakat?
Sayasebagaipemimpindi sekolahselalumelakukankordinasikepadaguru-gurudan
para siswa bahwa akan dimulai penerimaansiswa baru di MTs Darussaadahsetelah
tim promosidibentuk.Untuk prosesnyasayaselalumengontroldan mengawasisetiap
kegiatanyang adakhususnyapenerimaansiswabaru dalampendistribusianbrosur.
Z5.Bagaimanasistem kordinasi yang dibangun oleh pihak MTs Darussa'adahagar
kegiatanpromositetapberjalan?
Tim promosi itu terdiri dari kepalasekolahsebagaipenanggungjawab, wakil kepala
sekolahbidang kurikulum dan kesiswaansebagaipengaturjadwal penerimaandan
operasionalpenerimaansiswa baru, TU sebagaiyang bertanggungjawab tentang
administrasi siswa baru, serta melibatkan para siswa untuk membantu
mendistribusikanbrosur dan membantudalam pelaksanaantes seleksi penerimaan
siswabaru.

40s10200710| 002
,t
1I

PEDOMAN WAWANCARA

TIM PROMOSI MTS DARUSSA'ADAH

1. Apa saja upaya-upayayang dilakukan sekolah dalam meyakinkan siswa/orangtua


siswauntuk menyekolahkananaknyake MTs Darussa'adah?
Upaya yang dilakukan sekolahsepertioutput yang bagus,biayamemadaidan lokasi
yang strategis
2. Apakahadatim khususyang menanganimasalahpromosisekolah?
Ada tim khususyang menanganimasalahpromosi
3. Apa tujuan diadakannyapromosibagi MTs Darussa'adah?
Salah satu tujuan dari kegiatan promosi yang dilakukan ini adalah untuk
meningkatkanjumlah siswa
4. Bagaimanapengelolaan
promosidi sekolah?
Cukup baik pengelolaanpromosidi sekolah
5. Alat promosiapayangseringdigunakanuntukmempromosikan
sekolah?
Media yang digunakanadalahbrosur yang disebarkanmelalui para siswa, spanduk
yang dipasang dibeberapatempat strategis dilingkungan dekat sekolah dan dari
siswa/siswiitu sendiri
6. Media apasalayang digunakansekolahdalammengiklankansekolah?
Kita hanyamelalui media brosur,spanduk,dan siswadan alumni saja.Akan tetapi
yang lebih kami tekankanadalahbrosur
7. Apakahsiswadilibatkandalamkegiatanpromosidi sekolah?
Iya. Bahwasannyaujung tombak promosi kami adalah peran aktif siswa untuk
membagikanbrosurkepadatetangganya,
temanataupunsaudara-sau
daranya
8. Apa image ataucitrabaik yang dibangunolehMTs Darussa'adah?
Murid yang berkualitasdan berakhlakmulia dan berwawasankeagamaan
9. Apakahsebelumnyadilakukanidentifikasisetiapbauranpromosi?
Ya sebelumnyadilakukanidentifikasisetiapbauran
10.Apakahsekolahpernahmengukurdampakpromositerhadaptargetaudiens?
Ya sekolahpernahmengukurdampakpromosiyang dilakukanoleh kepalasekolah
11.Salurankomunikasiapayangdigunakandalampelaksanaan
promosi?
Saluransepertibrosur,spanduk,dan siswa(iklan berjalan)
12. Apakahterdapatsistemkordinasidalampenyampaianpesan?
Ya terdapatsistemkoordinasidalampenyampaianpesan

.l
I

13.Berapaanggaranpromosiyang dikeluarkansekolah?
Sesuaidengankebutuhanpromosiitu sendiri
14.Apakah tujuan utama promosi yang dilakukan hanya sebatasuntuk meningkatkan
jumlah siswa?
Ya, disatu sisi, akantetapi yang lebih terpentingadalahmencetakdan meningkatkan
kualitaskeilmuanparamurid
15.Apa yangmembuatorangtualsiswatertarikdengansekolahini?
Orang tua tertarik dengan sekolah ini adalah dari segi output yang bagus, biaya
memadai,lokasistrategis
16.Program atau kegiatan sekolah apa sajayang dianggapefektif dalam membangun
hubungandenganmasyarakat?
Program seperti bakti sosial, perayaanhari besarkeagamaan,saresehan,dan acara
kenaikankelas.
17.Instansiataulembagamanasajayangmenjalinkerjasama
denganMTs Darussa'adah?
Instansidisekitarsekolah,sepertisekolahMI, SD dankami kerjasamadengansekolah
lain tetapi tidak dalamikatantertulis
18.Bagaimanadampakdari promosiyangdilakukanolehpihakMTs Darussa'adah?
Dampaknyaadalahmeningkatnya
jumlah siswasetiaptahunnya
19.BagaimanasistemkoordinasDampaknyaadalahmeningkatkan
jumlah siswasetiap
tahunnya
YangdibangunolehpihakMTs Darussa'adah
agarkegiatanpromositetapberjalan?
SetiapbulanJanuarikami sudahmembentuktim promosiyang dibagi dalampanitia
penerimaansiswa baru, selain itu kami mencetakbrosur baru, spandukdan yang
lainnya.Kemudiandari kepala sekolahbeliau selalumemantauuntuk mengetahui
apakahkegiatanpromosiini sudahberjalandenganbaik ataubelum.Apabilamasih
adakekurangankami akansegeramemperbaikinya

ffis
F
1
I

PEDOMAN WAWANCARA
SISWA/I MTS DARUSSA'ADAH
Nama: Nur Safitri
Kelas: VIII B
1. Dari manaandamenqetahuitentansMTs Darussa'adah?
Dari teman
2. Apa yang membuatandatertarik dari MTs Darussa'adah?
Dari pelajaran agamanya
3. Siapayang memutuskanuntuk masukataubersekolahdi MTs Darussa'adah?
Orangtua yang memutuskanuntuk masukke sekolahDarussa'adah
4. Apa yang menjadi pertimbangananda memilih MTs Darussa'adahsebagaitempat
andamelanjutkanstudi?
Yang menjadipertimbanganadalahpendidikanagama
5. Berdasarkanpengalamananda ketika berencanamasuk ke MTs Darussa'adah,
penggunaanmedia apa yang mempengaruhipengetahuansehinggaandamenetapkan
untuk masukke MTs Darussa'adah?
Brosuryang dibawatemandan Spanduk

W #HS
$u(
guftt'

w
s
[ilADnAsAHrsAMwryAH]g
I
I
i:

PEDOMAN WAWANCARA
SISWA/I MTS DARUSSA'ADAH
Nama : Abdul Rois
Kelas: IX B
1. Dari manaandamengetahuitentangMTs Darussa'adah?
Dari Bibi
2. Apa yang membuatandatertarik dari MTs Darussa'adah?
Dari pelajaranagamanya,ingin bisaberbahasa
arab
3. Siapayang memutuskanuntuk masukataubersekolahdi MTs Darussa'adah?
Sendirdan Orangtua yangmemutuskanuntuk masukke sekolahDarussa'adah
4. Apa yang menjadi pertimbangananda memilih MTs Darussa'adahsebagaitempat
andamelanjutkanstudi?
Yang menjadipertimbanganadalahpendidikanagama
5. Berdasarkanpengalamananda ketika berencanamasuk ke MTs Darussa'adah,
penggunaanmedia apayang mempengaruhipengetahuansehinggaandamenetapkan
untukmasukke MTs Darussa'adah?
Brosuryangdibawabibi

#iffi
w
$ {ruonrsarrsruvtwml:
'r \

PEDOMAN WAWAIICAIL{
SISWA/I MTS DARUSSA'ADAH
Nama : Gusti Mario Vernando
Kelas: VIII C
l. Dari manaandamengetahuitentangMTs Darussa'adah?
Dari kakak
2. Apa yang membuatandatertarikdari MTs Darussa'adah?
Dari Ekstrakulikuler
3. Siapayang memutuskanuntuk masukataubersekolahdi MTs Darussa'adah?
Orangtuayang memutuskanuntuk masukke sekolahDarussa,adah
4. Apa yang menjadi pertimbangananda memilih MTs Darussa'adahsebagaitempat
andamelanjutkanstudi?
Yang menjadipertimbanganadalahpendidikanagaffra
5. Berdasarkanpengalamananda ketika berencanamasuk ke MTs Darussa'adaho
penggunaanmedia apayang mempengaruhipengetahuansehinggaandamenetapkan
untuk masukke MTs Darussa'adah?
Brosuryang dibawakakak

ffis
w
W/A/14,o! {*,oo*oson
ttrmwttttf
E
/t -----

C usc;lgaritt I ern.aa)
fr- \i\q
I

PEDOMAN WAWANCARA
SISWA/I MTS DARUSSA'ADAH
Nama: Ayu Nurhidayah
Kelas: VIII D
l. Dari manaandamengetahuitentangMTs Darussa,adah?
Dari tetangga
2. Apayangmembuatandatertarik dari MTs Darussa,adah?
Dari pelajaran agamanya
3. Siapayang memutuskanuntuk masukataubersekolahdi MTs Darussa'adah?
Orangtua yang memutuskanuntuk masukke sekolahDarussa,adah
4. Apa yang menjadi pertimbangananda memilih MTs Darussa'adahsebagaitempat
andamelanjutkanstudi?
Yang menjadi pert imbangan adalahpendidikan agama
5. Berdasarkanpengalamananda ketika berencanamasuk ke MTs Darussaoadah,
penggunaanmedia apa yang mempengaruhipengetahuansehinggaandamenetapkan
untuk masukke MTs Darussa'adah?
Brosuryang dibawa tetangga

6*f ,**;\?
a/-
!d l ltlnon
s
,E

%e
z\_
I
a

PEDOMAN WAWANCARA
SISWA/I MTS DARUSSA'ADAH
Nama: Makfiroh
Kelas: IX A
l. Dari manaandamengetahuitentangMTs Darussa,adah?
Daritetangga
2 . Apa yang membuatandatertarikdari MTs Darussa'adah?
Dari pelajaranagamanya,lokasiyang strategis,ekstrakulikuler
3 . siapayang memutuskanuntuk masukataubersekolahdi MTs Darussa'adah?
Orangtua yang memutuskanuntuk masukke sekolahDarussa,adah
4 . Apa yang menjadi pertimbangananda memilih MTs Darussa'adahsebagaitempat
andamelanjutkanstudi?
Yang menjadipertimbanganadalahpendidikanagama,danbiayayangmemadai
5 . Berdasarkanpengalaman anda ketika berencanamasuk ke MTs Darussa,adah,
penggunaanmedia apayang mempengaruhipengetahuansehinggaandamenetapkan
untukmasukke MTs Darussa'adah?
Brosuryang dibawa tetangga

#trq
MqYFL*oL'
,{
\

PEDOMAN WAWAIICAIL{
SISWA/I MTS DARUSSA'ADAH
Nama: Siti Dalfa
Kelas: VII B
1. Dari manaandamengetahuitentangMTs Darussa'adah?
Dari kakakyang bersekolahdisini
2. Apa yangmembuatandatertarikdari MTs Darussa'adah?
Dari pelajaran agamanya
3. Siapayang memutuskanuntuk masukataubersekolahdi MTs Darussa'adah?
Orangtua yang memutuskanuntuk masukke sekolahDarussa,adah
4. Apa yang menjadi pertimbanganandamemilih MTs Darussa'adahsebagaitempat
andamelanjutkan studi?
Yang menjadipertimbanganadalahpendidikanagama
5. Berdasarkanpengalamananda ketika berencanamasuk ke MTs Darussa'adah,
penggunaanmedia apayang mempengaruhipengetahuansehinggaandamenetapkan
untuk masukke MTs Darussa'adah?
Brosuryang dibawakakak

9ni gnrrR
iI
PEDOMAN WAWANCARA
SISWA/I MTS DARUSSA'ADAH
Nama : Ahmad saiful fatah
Kelas: VII C
1. Dari manaandamengetahuitentangMTs Darussa'adah?
Dari temanyang bersekolahdisini
2. Apa yangmembuatandatertarik dari MTs Darussa'adah?
Dari pelajaranagamanya,danekstrakulikuler
3. Siapayang memutuskanuntuk masukataubersekolahdi MTs Darussa'adah?
Orangtua yang memutuskanuntuk masukke sekolahDarussa'adah
4. Apa yang menjadi pertimbanganandamemilih MTs Darussa'adahsebagaitempat
andamelanjutkan studi?
Yang menjadipertimbanganadalahpendidikanagama
5. Berdasarkanpengalaman anda ketika berencanamasuk ke MTs Darussa'adah,
penggunaanmedia apayang mempengaruhipengetahuansehinggaandamenetapkan
untukmasukke MTs Darussa'adah?
Brosuryang dibawatemandan Spanduk
II

PEDOMAN WAWANCARA
SISWA/I MTS DARUSSA'ADAH
Nama: FadliHakim
Kelas : VII D
1. Dari manaandamengetahuitentangMTs Darussa'adah?
Dari ayah
2. Apa yang membuatandatertafikdari MTs Darussa'adah?
Dari pelajaran agamanya
3. Siapayang memutuskanuntuk masukataubersekolahdi MTs Darussa'adah?
Orangtua yang memutuskanuntuk masukke sekolahDarussa'adah
4. Apa yang menjadi pertimbanganandamemilih MTs Darussa'adahsebagaitempat
andamelanjutkanstudi?
Yang menjadipertimbanganadalahpendidikanagama
5. Berdasarkanpengalamananda ketika berencanamasuk ke MTs Darussa'adah,
penggunaanmedia apayang mempengaruhipengetahuansehinggaandamenetapkan
untuk masukke MTs Darussa'adah?
Brosuryang dibawa ayahdan Spanduk

| ^^
ta cl /a h,V
f

PEDOMAN WAWANCARA
SISWA/I MTS DARUSSA'ADAH
Nama: Iswatun
Kelas : IX C
1. Dari manaandamengetahuitentangMTs Darussa'adah?
Dari orangtua
2. Apa yangmembuatandatertarikdari MTs Darussa'adah?
Dari pelajaran agamany
a
3. Siapayang memutuskanuntuk masukataubersekolahdi MTs Darussa'adah?
Orangtua yang memutuskanuntuk masukke sekolahDarussa'adah
4. Apa yang menjadi pertimbangananda memilih MTs Darussa'adahsebagaitempat
andamelanjutkanstudi?
Yang menjadipertimbanganadalahpendidikanagarna,danbiayayangmemadai
5. Berdasarkanpengalaman anda ketika berencanamasuk ke MTs Darussa'adah,
penggunaanmedia apayang mempengaruhipengetahuansehinggaandamenetapkan
untuk masukke MTs Darussa'adah?
Brosuryang dibawaorangtua

eHs
w
3 lmnonmrrsruwryArll
E
YAYASANPENDIDIKAN ISLAMPAARUSSA'ADAH
MAI}NASAHTSANAWTYAH
AKTA NOTARIS : UMAR SAlLl, SH. NO. 13 TGL 25-O7-2OO1
KM3 Alamjaya
Alamat: Jln.Siliwangi Kotalbngerang
Jatiuwung
Telp./Fax: (021 :
e-Mail
) 59308015 yaspidajtu@yahoo.co.id
NSS: 121236710024 NPSN:20606943

Nomor :0281MTs-DS/YASPIDA,D(V2013
Lamp :-
HaI : PERSETUJUANIZIN TEMPAT PENELITIAN

KepadaYth.
Bapak/ Ibu KetuaProdi
FKIT-UIN Jakarta
Di-
Tempat

Assalamu'alaikam Wr. lVb.

BerdasarkanSuratPermohonanIzin TempatPenelitian No. Un. 01/F.1/KM..01.31155412013


yang menerangkanbahwa;

Nama PNNDI
NIM 107018200968
Jurusan ManajemenPendidikan
Semester XIII
Judul ImplementasiStrategiDeferensiasiDalam MemasarkanJasaPendidikan( Stu&f
Kasusdi MTs. Daarussa'adah
)

adalahsedangdalamprosespenelitiangunamenyelesaikan
skripsi dan memohonkepadakami untuk
penelitiandi tempatyangkami kelola,padadasarnyakami tidak berkeberatan
mengadakan
( menyetuiui ) MadrasahTsanawiyah Daarussa'adah
yang kami kelola untuk dijadikan tempat
penelitiantersebut,sepanjangsesuaidenganketentuanyangberlaku.
mestinya.
Demikian Suratini kami buat untuk dipergunakansebagaimana

Wassalamu'alaikum Wn Wb.

16Nopember2013

Anda mungkin juga menyukai