Anda di halaman 1dari 8

PERAN BRANDING PROGRAM KELAS PEMINATAN TERHADAP

MENINGKATNYA JUMLAH SISWA


SERTA MUTU SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA DAN
SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA PADA TAHUN 2021-2022

Rancangan Proposal Penelitian


Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Metode Penelitian MP

Diajukan oleh:
Agus Rifai, S.Pd.
2108046049

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2022

0
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebuah lembaga pendidikan profesional selayaknya memiliki program unggulan

untuk meningkatkan citra positif dan daya saing sekolah. Persaingan dalam dunia

sekolah secara rutin berlangsung sebanyak dua kali dalam satu tahun ajaran, yakni,

pada saat kelulusan dan pendaftaran. Sekolah yang mempunyai citra (image) sebagai

sekolah favorit/ unggulan oleh masyarakat selalu mendapatkan jumlah pendaftar yang

banyak. Sekolah favorit ini juga biasanya dikenal luas di kalangan masyarakat.

Membangun animo masyarakat terhadap suatu sekolah diperlukan kerja keras dari

semua pihak untuk membangun citra yang baik di mata masyarakat (Kowalski, 2011).

Citra merupakan nyawa dari kehidupan sebuah institusi (Dudding, 1974; Neuman,

2012) dan keputusan peserta didik dalam memilih lembaga pendidikan sangat

dipengaruhi oleh citra yang dibangun oleh lembaga pendidikan tersebut.

Citra lembaga menurut Simamora (2004) merupakan sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap suatu promosi. Citra lembaga dibangun agar

menjadi positif dimata publik baik yang telah menjadi konsumen nyata maupun

potensial customer yang hendak dibidik sehingga sangat mempengaruhi keputusan

konsumen dalam hal ini adalah peserta didik. Membangun citra memerlukan sinergi

berbagai hal dalam sebuah strategi manajemen humas yang baik. Hal ini berkaitan

erat dengan beberapa point, antara lain (a) pemahaman masyarakat tentang tujuan

pendidikan di sekolah, (b) kepercayaan masyarakat terhadap sekolah, (c)

1
pertanggungjawaban sekolah atas harapan yang dibebankan masyarakat kepada

sekolah, (d) dukungan masyarakat dalam memperoleh sumber-sumber yang

diperlukan untuk meneruskan dan meningkatkan program sekolah, dan (e) kesadaran

masyarakat tentang pentingnya peran serta mereka dalam memajukan pendidikan di

sekolah (Hermawati, 2017).

Merujuk pada paparan sebelumnya, sekolah dituntut harus memiliki citra positif

sehingga muncul persepsi positif di kalangan masyarakat yang pada akhirnya

berdampak pada semakin meningkatnya kepercayaan dan minat masyarakat pada

pelaksanaan pendidikan di sekolah tersebut. Masyarakat senantiasa menginginkan

sekolah yang mempunyai citra yang baik seperti: sekolah unggulan, sekolah yang

memiliki ciri khas tersendiri. Oleh sebab itu, Citra lembaga penting dan harus dijaga

agar tetap baik di mata publik, baik internal maupun eksternal (Ruslan, 2008). Citra

positif dapat dibangun melalui layanan pendidikan bermutu yang berorientasi pada

kepuasan pelanggan. Di samping beberapa pernyataan tersebut di muka, salah satu

point dasar membangun citra positif di masyarakat adalah melakukan pembenahan

manajemen humas yang mampu mempresentasikan mutu pendidikan di sebuah

sekolah. Semakin baik persepsi masyarakat terhadap citra suatu sekolah, maka

semakin tinggi pula partisipasi warga sekolah dan masyarakat terhadap sekolah

tersebut.

Di era sekarang, banyak sekolah yang belum menyadari manfaat membangun

citra ini, dalam memanfaatkan media massa misalnya, untuk memperkenalkan

sekolah. Berdasarkan observasi peneliti, mayoritas sekolah di daerah khususnya di

2
Daerah Istimewa Yogyakarta baru memanfaatkan untuk mempromosikan kegiatan

tahunan tutup tahun mereka. Ada banyak informasi positif dari internal sekolah yang

dapat dipublikasikan di media masa seperti: guru yang berprestasi, siswa yang

berprestasi, hasil karya guru maupun siswa, dan sebagainya, namun sedikit sekali

sekolah yang memanfaatkan hal tersebut. Di dalam manajemen sekolah, membangun

citra ini dapat dilakukan dengan pembentukan program kelas peminatan yang

dipelopori oleh bagian kurikulum, kesiswaan, dan hubungan masyarakat (humas).

Namun memang tidak banyak sekolah yang memiliki program kelas peminatan ini.

Umumnya, sekolah hanya terfokus dalam pembinaan akademik secara reguler/ umum

yang berorientasi pada nilai kelulusan.

Contoh sekolah yang dianggap mempunyai citra yang baik oleh masyarakat

dalam mengembangkan program kelas peminatan di Kota Yogyakarta adalah SMP

Muhammadiyah 1 Yogyakarta dan SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Sekolah

tersebut terbukti telah menujukkan kinerja yang sangat baik dalam membangun citra

sekolah lewat program kelas peminatan. Pada awal berdiri, sekolah ini sama seperti

sekolah pada umumnya hanya memfokuskan pada pencapaian akademik dan

pembinaan akhlak belum memiliki program kelas peminatan. Prestasi sekolah juga

awalnya tidak terlalu menjadi perhatian bahkan ketika murid sekolah tersebut

mengikuti kompetisi, murid belum terlalu didorong untuk berprestasi. Selain

pemanfaatan media juga belum masif, promosi yang dilakukan baru sebatas mulut ke

mulut, yakni melalui warga Muhammadiyah dan alumni untuk menyekolahkan putra

dan putrinya di sekolah tersebut, sehingga informasi terkait sekolah ini menjadi

3
terbatas hanya di sekelompok kecil kalangan saja, yakni kader Muhammadiyah dan

alumni setempat.

Pada awalnya SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta adalah sekolah khusus untuk

putra sedangkan SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta adalah sekolah untuk putri.

Pada tahun 90an sekolah ini mulai menerima siswa lawan jenis. Pada tahun 2000an

pihak sekolah baru mulai membentuk program kelas peminatan yang berimbas pada

peningkatan jumlah peserta didik. Sekolah ini dapat dikatakan sebagai sekolah yang

berhasil dalam membangun citra. Hal tersebut tentunya tidak terlepas dari penyebaran

informasi yang tersistem dengan baik oleh sekolah tersebut kepada masyarakat

sehingga jumlah peserta didik yang mendaftar dapat semakin bertambah, bahkan

berkali-kali lipat seperti saat ini.

Menarik karena itu untuk melihat bagaimana perubahan manajemen sekolah yang

dilakukan terkait dengan pembangunan citra sekolah melalui program unggulan

dalam hal ini program kelas peminatan. Apakah yang menyebabkan sekolah

melakukan hal itu dan bagaimanakah sekolah tersebut melakukan perubahan

manajemen sekolah tersebut?

Bertolak dari paparan di atas, dapat digaris bawahi bahwa tentu ada

perkembangan manajemen sekolah lewat program kelas peminatan yang dijalankan

sekolah ini untuk meningkatkan citra mereka. Oleh karena itu penelitian ini tidak

hanya akan melihat bagaimana program kelas peminatan dilakukan di awal

pembentukannya, tetapi bagaimana inovasi dan perkembangan yang dilakukan

selanjutnya. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat yang semakin

4
besar dan jumlah siswa yang mendaftar juga bertambah banyak, bahkan

meningkatnya nilai kelulusan. Karenanya, menarik kemudian untuk melihat

bagaimanakah perkembangan program kelas peminatan yang diterapkan sekolah

tersebut dalam membangun citra yang ada saat ini serta apa implikasi dari citra yang

terbentuk oleh sekolah tersebut terhadap kemajuan sekolah. Penelitian ini kemudian

ingin menjawab kedua pertanyaan tersebut. Sehingga dapat menjadi gambaran yang

komprehensif bagi sekolah-sekolah lain tentang pengembangan program kelas

peminatan yang baik dalam mendongkrak citra sekolah. Untuk kemudian juga

harapannya dapat diterapkan di berbagai sekolah lain.

B. Identifikasi Masalah
C. Fokus Penelitian
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
B. Kajian Penelitian Relevan
C. Alur Pikir
D. Pertanyaan Penelitian

6
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Sumber Data
D. Teknik dan Pedoman Pengumpulan Data
E. Keabsahan Data
F. Teknik Analisis Data

Anda mungkin juga menyukai