Anda di halaman 1dari 6

Tugas 3

Sosiologi Hukum

DISUSUN OLEH :

ANDRIYADI
042771097

UPBJJ BANDA ACEH


Kasus

Suara.com - Pengemudi roda dua maupun roda empat atau lebih membutuhkan fokus
dan konsentrasi sehingga menggunakan ponsel dipastikan dapat mengganggu hal
tersebut yang berakibat fatal terjadinya kecelakaan.

Dikutip dari kantor berita Antara, hal ini dikemukakan Direktur Lalu Lintas Polda
Kalimantan Selatan, Kombes Pol Maesa Soegriwo. Ia mengingatkan masyarakat agar
mengabaikan ponsel saat berkendara demi keselamatan di jalan raya.

"Kasus kecelakaan di jalan raya akibat menggunakan ponsel sudah sangat


mengkhawatirkan, stop sekarang juga kebiasaan buruk ini," imbauan ini
disampaikannya di Banjarmasin.

"Jangan sampai menyepelekan penggunaan ponsel ini karena lengah satu detik saja
dapat membuyarkan konsentrasi dan ujungnya celaka," tegas Kombes Pol Maesa
Soegriwo.

Untuk itulah, selama Operasi Patuh Intan 2022 yang digelar mulai hari ini sampai 26
Juni 2022, Polisi menjadikan penggunaan ponsel saat berkendara sebagai prioritas
utama ditindak tilang, selain sejumlah pelanggaran lainnya.

Bagi yang terbukti melanggar, dikenakan denda maksimal Rp 750 ribu dan kurungan
penjara tiga bulan sesuai Pasal 283 Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan.

Dalam Operasi Patuh Intan 2022, Polisi hanya memaksimalkan kamera electronic
traffic law enforcement (e-TLE) dalam menindak pelanggar lalu lintas. Sedangkan
tilang manual dalam kegiatan razia ditiadakan, kecuali tujuh jenis pelanggaran yang
berpotensi menyebabkan kecelakaan.

Selain penggunaan ponsel, enam pelanggaran lainnya yang jadi sasaran penindakan
yaitu pengendara dalam pengaruh alkohol, berkendara melebihi batas kecepatan,
berboncengan lebih dari satu orang, penggunaan helm SNI dan sabuk keselamatan,
pengendara di bawah umur serta melawan arus lalu lintas.

sumber: https://www.suara.com/otomotif/2022/06/14/223951/demi-keselamatan-di-
jalan-raya-abaikan-ponsel-saat-berkendara

Soal 1

Analisis kasus di atas menggunakan komponen pengaruh efektivitas hukum


menurut Soerjono Soekanto!
Jawaban :
Soerjono Soekanto adalah seorang ahli hukum yang membagi efektivitas hukum
menjadi beberapa komponen, termasuk faktor norma (peraturan hukum), faktor
penegak hukum, faktor penerimaan masyarakat terhadap hukum, dan faktor
keterpaduan hukum. Mari kita analisis kasus di atas dengan menggunakan
kerangka ini:

 Faktor Norma (Peraturan Hukum): Dalam kasus ini, peraturan hukum yang
relevan adalah Pasal 283 Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan yang mengatur penggunaan ponsel saat berkendara
sebagai pelanggaran lalu lintas yang dapat dikenai sanksi pidana. Hukum telah
jelas mengatur larangan penggunaan ponsel saat berkendara.
 Faktor Penegak Hukum: Polisi dalam Operasi Patuh Intan 2022 bertindak
sebagai penegak hukum untuk menindak pelanggaran lalu lintas, termasuk
penggunaan ponsel saat berkendara. Mereka menggunakan teknologi kamera
e-TLE untuk mendeteksi pelanggaran ini.
 Faktor Penerimaan Masyarakat Terhadap Hukum: Efektivitas hukum juga
bergantung pada sejauh mana masyarakat mematuhi dan menghormati hukum.
Dalam kasus ini, masyarakat diingatkan tentang bahaya penggunaan ponsel
saat berkendara, dan pelanggaran ini dikenakan sanksi pidana. Hal ini
diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat
terhadap hukum terkait penggunaan ponsel saat berkendara.
 Faktor Keterpaduan Hukum: Dalam Operasi Patuh Intan 2022, Polisi fokus
pada penindakan beberapa jenis pelanggaran lalu lintas yang berpotensi
menyebabkan kecelakaan. Hal ini mencerminkan upaya untuk menciptakan
keterpaduan hukum dalam menangani masalah keselamatan lalu lintas.

Soal 2
Bagaimana apabila kasus di atas dilakukan oleh driver ojol (ojek online) yang
bekerjanya dengan menggunakan HP saat di jalan? Saat driver ojol sedang
berupaya untuk mobilitas vertikal (dari pengangguran menjadi driver ojol)
Jawaban :
Jika kasus penggunaan ponsel saat berkendara melibatkan driver ojol, hal ini masih
tetap merupakan pelanggaran hukum yang sama. Tidak peduli apakah seseorang
bekerja sebagai driver ojol atau bukan, aturan lalu lintas yang melarang penggunaan
ponsel saat berkendara berlaku untuk semua pengemudi. Dalam hal ini, driver ojol
yang melanggar hukum juga dapat dikenai sanksi pidana yang sama seperti
pengemudi lainnya.

Namun, penting untuk mencatat bahwa driver ojol sering kali beroperasi di
lingkungan yang sangat kompetitif dan memiliki tekanan waktu yang tinggi untuk
memberikan layanan kepada pelanggan mereka. Ini bisa menjadi tantangan tambahan
dalam menerapkan aturan terkait penggunaan ponsel saat berkendara. Meskipun
demikian, keselamatan harus tetap menjadi prioritas, dan penerapan hukum harus
konsisten.

Soal 3
Berikan pendapat anda tentang pemberian sanksi pidana dalam mewujudkan
efektivitas hukum yang berlaku di masyarakat!
Jawaban :
Pemberian sanksi pidana dalam mewujudkan efektivitas hukum dapat memiliki
beberapa dampak positif dan negatif tergantung pada konteksnya. Pendapat saya
adalah sebagai berikut:
a. Dampak Positif:
- Sanksi pidana dapat memberikan efek jera kepada pelanggar hukum dan
masyarakat umum, sehingga dapat memotivasi mereka untuk mematuhi
hukum.
- Sanksi pidana dapat menjadi alat penegakan hukum yang kuat untuk
mencegah pelanggaran dan menjaga ketertiban masyarakat.
- Dalam beberapa kasus, sanksi pidana dapat memberikan kompensasi kepada
korban pelanggaran hukum.

b. Dampak Negatif:
- Terlalu banyak pemberian sanksi pidana dapat mengakibatkan overcrowding
di sistem peradilan pidana dan penjara.
- Sanksi

- pidana mungkin tidak selalu efektif dalam mengubah perilaku pelanggar


hukum, terutama jika faktor penyebab pelanggaran tidak diatasi.
- Sanksi pidana dapat memisahkan individu dari masyarakat, yang dapat
mengakibatkan stigmatisasi dan kesulitan reintegrasi.
DAFTAR PUSTAKA

BMP Modul Sosiologi Hukum SOSI4416

Anda mungkin juga menyukai