Anda di halaman 1dari 3

Sosiologi Hukum

Tugas 3

Suara.com - Pengemudi roda dua maupun roda empat atau lebih membutuhkan fokus
dan konsentrasi sehingga menggunakan ponsel dipastikan dapat mengganggu hal
tersebut yang berakibat fatal terjadinya kecelakaan.
Dikutip dari kantor berita Antara, hal ini dikemukakan Direktur Lalu Lintas Polda
Kalimantan Selatan, Kombes Pol Maesa Soegriwo. Ia mengingatkan masyarakat agar
mengabaikan ponsel saat berkendara demi keselamatan di jalan raya.
"Kasus kecelakaan di jalan raya akibat menggunakan ponsel sudah sangat
mengkhawatirkan, stop sekarang juga kebiasaan buruk ini," imbauan ini disampaikannya
di Banjarmasin.
"Jangan sampai menyepelekan penggunaan ponsel ini karena lengah satu detik saja
dapat membuyarkan konsentrasi dan ujungnya celaka," tegas Kombes Pol Maesa
Soegriwo.
Untuk itulah, selama Operasi Patuh Intan 2022 yang digelar mulai hari ini sampai 26
Juni 2022, Polisi menjadikan penggunaan ponsel saat berkendara sebagai prioritas
utama ditindak tilang, selain sejumlah pelanggaran lainnya.
Bagi yang terbukti melanggar, dikenakan denda maksimal Rp 750 ribu dan kurungan
penjara tiga bulan sesuai Pasal 283 Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan.
Dalam Operasi Patuh Intan 2022, Polisi hanya memaksimalkan kamera electronic traffic
law enforcement (e-TLE) dalam menindak pelanggar lalu lintas. Sedangkan tilang
manual dalam kegiatan razia ditiadakan, kecuali tujuh jenis pelanggaran yang
berpotensi menyebabkan kecelakaan.
Selain penggunaan ponsel, enam pelanggaran lainnya yang jadi sasaran penindakan
yaitu pengendara dalam pengaruh alkohol, berkendara melebihi batas kecepatan,
berboncengan lebih dari satu orang, penggunaan helm SNI dan sabuk keselamatan,
pengendara di bawah umur serta melawan arus lalu lintas.

sumber: https://www.suara.com/otomotif/2022/06/14/223951/demi-keselamatan-di-jalan-
raya-abaikan-ponsel-saat-berkendara

Pertanyaan:

1. Analisis kasus di atas menggunakan komponen pengaruh efektivitas hukum menurut


Soerjono Soekanto!
2. Bagaimana apabila kasus di atas dilakukan oleh driver ojol (ojek online) yang
bekerjanya dengan menggunakan HP saat di jalan? Saat driver ojol sedang berupaya
untuk mobilitas vertikal (dari pengangguran menjadi driver ojol)

3. Berikan pendapat anda tentang pemberian sanksi pidana dalam mewujudkan


efektivitas hukum yang berlaku di masyarakat!

Jawaban:

1. Analisis Kasus dengan Komponen Pengaruh Efektivitas Hukum menurut


Soerjono Soekanto:
Menurut Soerjono Soekanto, efektivitas hukum dapat diukur melalui beberapa
komponen, antara lain kepastian hukum, keadilan hukum, dan kemanfaatan hukum.
Dalam kasus ini, penerapan hukum terkait penggunaan ponsel saat berkendara dapat
dijelaskan sebagai berikut:

- Kepastian Hukum: Kepastian hukum terlihat dari upaya polisi dalam menegakkan
aturan terkait penggunaan ponsel saat berkendara. Denda dan kurungan penjara yang
telah diatur memberikan kejelasan mengenai sanksi yang akan diterima pelanggar.

- Keadilan Hukum: Keadilan hukum tercermin dari penindakan yang dilakukan tanpa
memandang status atau profesi pelanggar. Semua pengemudi, termasuk driver ojol,
tunduk pada aturan yang sama sehingga memberikan perlakuan yang adil.

- Kemanfaatan Hukum: Dalam konteks keamanan lalu lintas, aturan terkait


penggunaan ponsel memiliki manfaat besar untuk mencegah kecelakaan. Penerapan
aturan ini dapat dianggap bermanfaat untuk keselamatan seluruh pengguna jalan raya.

2. Driver Ojol yang Menggunakan HP Saat Berkendara:


Dalam kasus driver ojol yang menggunakan HP saat berkendara, prinsip yang sama
harus diterapkan. Meskipun sedang berupaya untuk mobilitas vertikal, pengemudi ojol
tetap harus mematuhi aturan lalu lintas demi keselamatan dirinya dan penumpang.
Pemberian sanksi kepada driver ojol yang melanggar aturan harus tetap dilakukan untuk
menciptakan kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum.

3. Pendapat tentang Pemberian Sanksi Pidana:


Pemberian sanksi pidana memiliki peran penting dalam mewujudkan efektivitas hukum
di masyarakat. Sanksi pidana dapat menjadi deterren bagi pelanggar dan masyarakat
pada umumnya. Namun, penting juga untuk memastikan bahwa sanksi yang diberikan
sebanding dengan pelanggaran yang dilakukan. Selain itu, edukasi dan kampanye
kesadaran hukum perlu ditingkatkan agar masyarakat lebih memahami dan mematuhi
aturan yang berlaku.

SUMBER:
- Johnson Doyle, Paul. (1990). Sociological theory classical founders and
contemporary perspective, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
- Soekanto, Soerjono. (1942). Pokok – Pokok Sosiologi Hukum, Jakarta : Rajawali
Press.
- Soekanto, Soerjono. (1986). Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : UI Press
- P. Soemardjan dan Satjipto Rahardjo. (1987). Penelitian Hukum Normatif: Suatu
Tinjauan Singkat. Jakarta : Djambatan
- BMP SOSI 4416

Anda mungkin juga menyukai