Anda di halaman 1dari 11

Tugas Metodologi Penelitian dan Penulisan Skripsi

Proposal (Empiris)

Di Susun Oleh

Nama : Indisari Sahril Taohi

NIM : 202021020

Kelas : R6A

Fakultas Hukum

Universitas Pattimura

2023
Tugas Metodologi Penelitian dan Penulisan Skripsi

Proposal (Normatif)

Di Susun Oleh

Nama : Indisari Sahril

NIM : 202021020

Kelas : R6A

Fakultas Hukum

Universitas Pattimura

2023
EFEKTIVITAS PENERAPAN TILANG ELEKTRONIK

TERHADAP PELANGGARAN LALU LINTAS DI KOTA

AMBON

OLEH

INDISARI SAHRIL TAOHI


NIM : 2020-21-020

PROPOSAL

FAKULTAS HUKUM UNIVERSTITAS PATTIMURA


AMBON
2023
A. Latar Belakang

Lalu lintas yang semakin padat dan kompleks menjadi masalah krusial di Indonesia,

termasuk di Kota Ambon. Tingginya jumlah kendaraan motor yang berlalu lalang di jalan raya,

di tambah dengan minimnya kesadaran pengguna jalan akan aturan lalu lintas, membuat

pelanggaran lalu lintas semakin meningkat. Pelanggaran lalu lintas adalah tindakan mengabaikan

atau melanggar peraturan yang telah di tetapkan oleh pemerintah untuk mengatur lalu lintas di

jalan raya. Pelanggaran lalu lintas dapat dilakukan oleh pengendara kendaraan bermotor atau

pejalan kaki, seperti tidak menggunakan helm, tidak memakai sabuk pengaman, melanggar

rambu-rambu lalu lintas, menggunakan ponsel saat berkendara, dan masih banyak lagi.

Pelanggaran lalu lintas dapat berakibat fatal, seperti kecelakaan lalu lintas, yang mengakibatkan

kerugian sosial dan ekonomi yang signifikan

Upaya penegakan hukum terhadap pelanggaran lalu lintas perlu dilakukan untuk

mengurangi angka pelanggaran dan mendorong kesadaran masyarakat akan aturan lalu lintas.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia adalah dengan menerapkan tilang

elektronik sebagai sistem penegakan hukum lalu lintas. Tilang elektronik menggunakan

teknologi elektronik, seperti kamera CCTV atau alat pemindai barcode, untuk menangkap

pelanggaran lalu lintas dan mengirimkan surat tilang kepada pelanggar. Tilang elektronik

diharapkan dapat mengurangi angka pelanggaran lalu lintas dan meningkatkan kepatuhan

masyarakat akan aturan lalu lintas..

Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menjadi

dasar hukum atas penggunaan tilang elektronik. Pasal 272 dalam Undang-Undang Lalu Lintas

dan Angkutan Jalan menyatakan bahwa peralatan elektronik dapat digunakan sebagai upaya
penindakan pelanggaran lalu lintas. Penggunaan peralatan elektronik tersebut dapat

menghasilkan bukti yang sah dan dapat digunakan dalam persidangan1.

Penerapan tilang elektronik di Kota Ambon telah di berlakukan sejak tanggal 31 Oktober

2022 dengan menggunakan kamera ETLE statis dan ETLE Mobile. Penggunaan ETLE di

khususkan di daerah yang tidak terjangkau kamera tilang elektronik, seperti kawasan Teluk

Ambon dan Baguala. Untuk tahap awal dari penerapan tilang elektronik ini telah di siapkan

kamera pantauan elektronik di beberapa titik, yakni Jalan Pattimura, Jalan Sultan Hairun dan

Jalan AY Patty Ambon. Adapun pelanggaran yang menjadi sasaran kamera ETLE ini meliputi

tidak menggunakan helm, menggunakan ponsel saat berkendara, menerobos lampu merah,

hingga tidak menggunakan sabuk pengaman bagi pengendara mobil.2

Sejak di terapkannya tilang elektronik di Kota Ambon, sejauh data terakhir pelanggar lalu

lintas di update telah di konfirmasi bahwa terdapat ratusan pelanggar yang telah di kirimkan

surat tilang elektronik. Dari ratusan pelanggar paling banyak berasal dari sektor kendaraan roda

empat, yakni tidak menggunakan sabuk pengaman dan menggunakan ponsel saat berkendara.

Sementara untuk kendaraan beroda dua dengan pelanggaran tidak menggunakan helm dan

melanggar rambu lalu-lintas.3 Meskipun telah diterapkannya tilang elektronik, namun sejauh ini

belum di ketahui efektivitas dari penerapan tilang elektronik terhadap pelanggaran lalu lintas di

Kota Ambon. Oleh karena itu penelitian ini perlu di lakukan yang kemudian hasilnya akan di

tuangkan ke dalam sebuah penulisan ilmiah dengan judul “EFEKTIVITAS PENERAPAN

1
Adji Prasteyo dkk, Penegakan Hukum di Indonesia, Unisiri Press, Surakarta, 2021, hal. 38
2
NTMCPOLRI (29 September 2022). Polda Maluku Mulai Terapkan Tilang Elektronik di Ambon. Ntmcpolriinfo,
13 Mei 2023. https://ntmcpolri.info/polda-maluku-mulai-terapkan-tilang-elektronik-di-ambon/
3
RR Ukisari Manggalani (08 November 2022). Polda Maluku Telah Mengirimkan 246 Surat Tilang ETLE kepada
Para Pelanggar Lalu-Lintas. Suara.com, 13 Mei 2023. https://www.suara.com/otomotif/2022/11/08/090340/polda-
maluku-telah-mengirimkan-246-surat-tilang-etle-kepada-para-pelanggar-lalu-lintas
TILANG ELEKTRONIK TERHADAP PELANGGARAN LALU LINTAS DI KOTA

AMBON”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam

penulisan ini adalah :

1. Bagaimanakah efektivitas penerapan tilang elektronik terhadap pelanggaran lalu

lintas di Kota Ambon?

2. Apakah faktor yang mempengaruhi efektivitas penerapan tilang elektronik di Kota

Ambon?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis efektivitas penerapan tilang elektronik terhadap

pelanggaran lalu lintas di Kota Ambon

2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor yang mempengaruhi efektivitas penerapan

tilang elektronik di Kota Ambon

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangsih dalam

bidang ilmu hukum guna mengetahui efektivitas dari penerapan tilang elektronik

dalam menurunkan angka pelanggaran lalu lintas

2. Manfaat Praktis
Secara Praktik, hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan bagi

pihak terkait dalam pengembangan sistem penegakan hukum lalu lintas yang lebih

efektif dan efisien.

E. Kerangka Konseptual

1. Konsep Efektivitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektivitas diartikan sebagai

kemampuan mencapai tujuan yang diinginkan atau keberhasilan dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.4, maka dapat di katakan bahwa efektivitas

merupakan konsep yang berkaitan dengan sejauh mana suatu program atau kebijakan

dapat mencapai tujuan yang ditetapkan.

Untuk mengevaluasi tingkat efektivitas suatu hukum, ada beberapa tolak ukur

yang dapat digunakan. Salah satunya adalah dengan mengukur sejauh mana hukum

tersebut ditaati oleh target yang menjadi sasarannya. Apabila sebagian besar target

telah mematuhi aturan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa hukum tersebut efektif.

Namun, perlu diingat bahwa tingkat ketaatan seseorang terhadap suatu hukum dapat

dipengaruhi oleh kepentingannya. Oleh karena itu, meskipun suatu hukum telah

ditaati oleh sebagian besar targetnya, derajat efektivitasnya masih perlu dipertanyakan

lebih lanjut.5

Teori efektivitas dan efektivitas hukum saling berkaitan, di mana keefektifan

hukum memerlukan adanya aparat penegak hukum yang dapat memberlakukan sanksi

atas pelanggaran hukum. Salah satu bentuk aktualisasi sanksi dalam masyarakat

4
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Kelima), Balai ,Jakarta, 2016
5
Achmad Ali. Menguak Teori Hukum (Legal Theory) Dan Teori Peradilan (Judicialprudance) Termasuk
Interpretasi Undang-Undang (Legisprudance). Kencana, Jakarta, 2009, hal. 375
adalah ketaatan (compliance), dan hal ini menunjukkan bahwa hukum tersebut

efektif.

2. Tilang Elektronik

Tilang elektronik (electronic trafic law enforcment) merujuk pada sistem tilang

yang dilakukan secara elektronik dengan menggunakan teknologi informasi dan

komunikasi. Sistem ini digunakan untuk menggantikan sistem tilang konvensional

yang masih menggunakan surat tilang fisik. istem ini digunakan untuk menggantikan

sistem tilang konvensional yang masih menggunakan surat tilang fisik. Penerapan

tilang elektronik memiliki landasan hukum yang kuat di antaranya, UU No 11 Tahun

2008 tentang Transaksi Elektronik dan UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas

Jalan dan Angkutan Jalan

Tilang elektronik umumnya dilakukan dengan menggunakan kamera pengawas

atau sistem pendeteksi pelanggaran lalu lintas (traffic violation detection system).

Sistem ini akan merekam pelanggaran seperti melanggar lampu merah, melanggar

batas kecepatan, atau tidak menggunakan sabuk pengaman. Setelah pelanggaran

terdeteksi, data akan diproses dan dikirimkan ke sistem tilang elektronik

Sistem tilang elektronik ini memiliki beberapa keuntungan, di antaranya adalah

efisiensi waktu dan biaya di karena kan Sistem tilang elektronik memungkinkan

petugas kepolisian untuk mencatat pelanggaran lalu lintas dengan lebih cepat dan

mudah. Selain itu, sistem ini juga mengurangi biaya cetak dan pengiriman surat tilang

fisik. Keuntungan lainnya adalah dapat meningkatkan transparansi dalam penegakan

hukum karena informasi tentang pelanggaran lalu lintas dapat dengan mudah diakses

oleh masyarakat.
3. Pelanggaran Lalu Lintas

Pelanggaran adalah tindakan yang melanggar aturan dan ketentuan yang telah

ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan. Perbuatan yang melanggar ketentuan

tersebut dapat berakibat pada adanya sanksi administrasi, denda, atau bahkan

hukuman kurungan jika ada pemenuhan terhadap hukum yang dilanggar, maka

pelanggaran dalam kaitannya dengan lalu lintas adalah perbuatan atau tindakan yang

bertentangan dengan ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan lalu lintas.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang di gunakan adalah yuridis empiris, dengan tipe penelitian

deskriptif analisis yang mana penelitian ini menggambarkan secara jelas

mengenai pemaparan fakta-fakta penerapan tilang elektronik di Kota Ambon yang

diperoleh melalui wawancara dan pengamatan secara langsung di lapangan.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini di lakukan pada dua lokasi, yakni :

a. Ditlantas Polda Maluku, untuk mendapatkan data penelitian mengenai

penerapan tilang elektronik terhadap pelanggar lalu lintas.

b. Melakukan survei di titik lokasi penempatan kamera ETLE yakni di Jalan

Pattimura, Jalan Sultan Hairun, dan Jalan. A.Y Patty Ambon.

3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna jalan raya di Kota

Ambon yang terkena tilang elektronik dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan

sampel yang digunakan diambil dari data tilang elektronik dengan kriteria tertentu
yang tercatat pada Ditlantas Polda Maluku selama periode waktu yang ditentukan.

Dari data tersebut, dipilih sampel secara acak dengan menggunakan teknik simple

random sampling.

4. Sumber Data

a. Sumber Data Primer, yaitu data-data yang bersumber data penelitian lapangan

melalui, penyebaran kuesioner, wawancara dan observasi secara langsung.

b. Sumber Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari studi kepustakaan dan

tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen. Dalam penelitian ini, sumber data

sekunder terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan tersier

1) Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum berupa peraturan

perundang-undangan yakni:

- Undang- Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan

Angkutan Jalan

- Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 2012 tentang Tata Cara

Pemeriksaan Kendaraan Bermotor Di Jalan Dan Penindakan

Pelanggaran Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan

2) Bahan Hukum Sekunder

Bahan Hukum Sekunder bersumber dari bahan bahan hukum yang

dapat membantu dalam menganalisa serta memahami permasalahan

dalam penelitian dan diperoleh dengan cara studi pada buku-buku,

literatur-literatur, dan hasil penelitian yang berhubungan dengan

permasalahan dalam penelitian.


5. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini di lakukan dengan studi

bahan-bahan pustaka yang berhubungan dengan permasalahan. Penelitian ini juga

di lakukan dengan cara observasi lapangan dan wawancara untuk memperoleh

data-data primer

6. Analisis Data

Data yang diperoleh akan dianalisis secara kualitatif. Analisis kualitatif

dilakukan dengan menyusun data penelitian yang diperoleh secara sistematis

dengan interpretasi dan evaluasi. Data kemudian akan di sajikan secara deskriptif

kualitatif6

6
Imade Pasek Diantaha, Metodologi Penelitian Hukum Normatif dalam Justifikasi Teori Hukum, Prenada Media,
Jakarta, 2016, hal. 200

Anda mungkin juga menyukai