Anda di halaman 1dari 18

Tugas Observasi Mandiri

PRESPEKTIF MASYARAKAT TERKAIT ELEKTRONIK TILANG


Mata Kuliah:
Ilmu Kewarganegaraan Modern
Dosen Matakuliah:
Nani I Rajaloa, S.Pd.,M.Pd.

Disusun Oleh :
Nama : M. Rifaldi A. Djohra
NPM : 03072011001
Kelas : A/B
Semester : VI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2023
KATA PENGANTAR

Kepada para pembaca yang terhormat,

Saya dengan senang hati mempersembahkan kata pengantar untuk sistem


elektronik tilang yang inovatif ini. Sistem tilang elektronik ini adalah langkah
maju yang signifikan dalam upaya untuk meningkatkan ketertiban dan keamanan
lalu lintas di negara kita.

Sistem tilang elektronik ini memanfaatkan teknologi modern untuk


memudahkan proses pelanggaran lalu lintas dan memberikan kemudahan bagi
pihak berwenang dalam menegakkan hukum. Dengan adopsi sistem tilang
elektronik ini, diharapkan dapat mengurangi pelanggaran lalu lintas dan
memperbaiki perilaku pengemudi di jalan.

Sistem tilang elektronik ini akan memberikan manfaat yang luar biasa bagi
masyarakat kita. Prosesnya cepat dan efisien, meminimalkan waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan pelanggaran lalu lintas. Selain itu, dengan
menggunakan sistem ini, tidak ada lagi kekhawatiran tentang kecurangan atau
penyalahgunaan wewenang oleh petugas lalu lintas.

Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada para pemangku kepentingan


yang telah bekerja keras dalam merancang dan mengimplementasikan sistem
tilang elektronik ini. Saya yakin bahwa sistem ini akan menjadi sarana yang
efektif dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Akhirnya, saya berharap agar sistem tilang elektronik ini dapat digunakan
dengan bijak oleh seluruh masyarakat dan pengemudi di negara kita untuk
menjaga keselamatan dan ketertiban lalu lintas.

Ternate,18 Maret 2023

Peneliti

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Identifikasi Masalah..................................................................................4
C. Pembatasan Masalah.................................................................................4
D. Rumusan Masalah......................................................................................4
E. Tujuan Penelitian.......................................................................................4
F. Manfaat Penelitian.....................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
KAJIAN TEORI....................................................................................................6
1. Persepsi E- Tilang........................................................................................6
BAB IV..................................................................................................................10
HASIL PENELITIAN.........................................................................................10
A. Hasil Penelitian..........................................................................................10
LAMPIRAN..........................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan infrastruktur lalu lintas dan angkutan jalan yang dewasa ini
tengah ditingkatkan oleh pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, terutama pada
beberapa daerah yang selama ini terisolasi memiliki peranan penting dalam
menunjang aktifitas perekonomian masyarakat setempat. Dengan
berkembanganya ekonomi masyarakat menjadikan alat transportasi sebagai
kebutuhan pokok untuk mempermudah aktivitas sehari hari. Namun pada sisi
lain meningkatnya intensitas kegiatan masyarakat di jalan raya tersebut
melahirkan berbagai permasalahan terhadap keamanan, keselamatan,
ketertiban dan kelancaran lalu lintas (Kamseltibcarlantas). Implikasi dari
permasalahan itu antara lain menyangkut pelanggaran hukum lalu lintas,
kecelakaan lalu lintas, ketidak teraturan pengguna jalan, dan kemacetan lalu
lintas di jalan.
Untuk mencegah hal tersebut diatas maka diperlukanya aparat penegak
hukum yang memiliki wewenang dan tanggung jawab atas Keamanan dan
Ketertiban Negara, ialah Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI)
selaku alat negara penegak hukum, pelindung, pengayom dan pelayan
masyarakat sebagaimana tertuang dalam tugas pokoknya yaitu pada pasal 13
UndangUndang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
Satuan Lalu Lintas (Satlantas) adalah unsur pelaksana Polres yang dalam
tugasnya bertanggung jawab menyelenggarakan tugas kepolisian mencakup di
bidang lalu lintas yang merupakan penjabaran kemampuan teknis profesional
yang meliputi pengaturan, penjagaan, pengawalan, patroli, pendidikan
masyarakat dan rekayasa lalu lintas, registrasi dan identifikasi pengemudi atau
kendaraan bermotor, penyidikan kecelakaan lalu lintas dan penegakkan hukum
dalam bidang lalu lintas, guna memelihara keamanan, ketertiban dan
kelancaran lalu lintas sebagaimana diatur dalam Pasal 12 Undang-undang
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan juga

1
mendukung upaya memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan
juga pada pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Salah satu Upaya yang di lakukan Anggota Kepolisian Satuan Lalu Lintas
dalam pelaksanaaan tugasnya adalah pembinaan lalu lintas jalan raya, sebagai
upaya preventif dalam mencegah ketidaknyamanan dan ancaman keselamatan
dalam berkendara, salah satu contoh perlengkapan yang harus ada ketika
berkendara yaitu Helm SNI (Standar Nasional Indonesia). Disamping itu para
pengendara diwajibkan membawa serta kelengkapan administrasi kendaraan
berupa STNK dan bukti kecakapan/keterampilan berkendara berupa Surat Ijin
Mengemudi. Bagi pengendara yang tidak memenuhi kriteria aman dalam
berkendara serta tidak membawa kelengkapan yang seharusnya ada ketika
berkendara maka akan di kenakan pelanggaran lalu lintas yang selanjutnya
akan dilakukan penindakan pelanggaran oleh Satuan Lalu Lintas (Junef,
2014).
Penindakan pelanggaran lalu lintas dilakukan oleh petugas kepolisian baik
secara edukatif maupun yuridis, hal ini sesuai dengan perannya, dalam Pasal 1
ayat 2 Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 2012 menyatakan bahwa
penindakan pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan adalah rangkaian
tindakan yang dilaksanakan oleh penyidik Kepolisian Negara Republik
Indonesia atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil di bidang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan terhadap pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Bukti Pelanggaran atau disingkat Tilang adalah hukuman berupa denda
yang dikenakan oleh polisi kepada pengguna jalan yang melanggar peraturan.
Tilang diharapkan mampu menangani permasalahan berlalu lintas. Ada tiga
fungsi utama tilang yaitu: (1).Sebagai surat panggilan ke Pengadilan Negeri;
(2). Sebagai pengantar untuk membayar denda ke Bank/Panitera; dan (3).
Sebagai tanda penyitaan atas barang bukti yang disita, seperti SIM, STNK
atau kendaraan.
Sejalan dengan Kebijakan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
13 Juli 2016 lalu, Jenderal Polisi Prof. Drs H M Tito Karnavian MA, PhD,

2
mengusung terwujudnya Polri yang makin profesional, modern, dan
terpercaya, maka peningkatan pelayanan publik yang harus berbasis teknologi
informasi (TI), kemajuan teknologi pada zaman era globalisasi ini akan
membantu penegakan hukum dalam mengatasi permasalahan pelanggaran
khususnya Pelanggaran berkendara lalu lintas jalan raya.
Tilang elektronik yang biasa disebut E-tilang adalah digitalisasi proses
tilang, dengan memanfaatkan teknologi informasi” diharapkan keseluruhan
proses tilang menjadi inovasi yang dapat membantu pihak kepolisian dalam
manajemen penindakan serta Pembayaran Denda Pelanggaran Lalu Lintas.
Dengan sistem E-tilang, pelanggar hanya membayar denda pada pasal yang
dilanggar melalui rekening Bank milik pelanggar (Setiyanto, Gunarto, &
Wahyuningsih, 2017). Setelah mendapat notifikasi pembayaran denda tilang,
pelanggar dapat langsung menunjukan kepada petugas bahwa tilang sudah
terbayar, kemudian pelanggar dapat mengambil barang sitaan dan melanjutkan
perjalanan. Hasil putusan sidang tilang tentang denda yang harus dibayar oleh
pelanggar menunggu pelaksanaan sidang. Saat vonis di tetapkan oleh
pengadilan tentang nominal denda tilang, pelanggar akan mendapatkan
pemberitahuan berupa notifikasi dan pengembalian denda yang sudah di bayar
pelanggar melalui rekening bank milik pelanggar (Junef, 2014).
Penerapan E-tilang merupakan langkah baik yang diambil kepolisian
dalam mewujudkan pelayanan publik agar lebih efektif, efisien, transparan dan
akuntabel. Mengedepankan pelayanan yang profesional guna meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap instansi Polri serta meningkatkan peran
serta masyarakat dalam penegakan hukum khususnya dalam penindakan
pelanggaran lalu lintas dimana masyarakat yang menjadi subjek hukum dari
terjadinya sebuah pelanggaran di jalan raya (Setiyanto, Gunarto, &
Wahyuningsih, 2017).
Akan tetapi, pada kenyataanya penggunaan Aplikasi E-Tilang di Wilayah
Hukum Polres Magelang masih terbilang minim dibandingkan pengunaan
tilang manual, padahal sejatinya e-tilang lebih memudahkan para pelanggar
untuk menyelesaikan permasalahan hukum yang di hadapinya dengan

3
reformasi birokrasi yang efektif serta kepastian hukum terhadap denda tilang
yang di dapatkan oleh pelanggar. Kepastian hukum merupakan faktor yang
paling menjadi sorotan dalam penindakan pelanggaran hukum, karena setiap
pelanggar akan di kenakan sanksi denda yang sesuai dengan nominal
berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, yang telah disahkan DPR-RI pada tanggal 22 Juni 2009.
Mengingat penelitian mengenai penggunaan e-tilang sebelumya telah
dilakukan seperti penerapan sanksi denda e-tilang di Polres Rembang
(Setiyanto, Gunarto, & Wahyuningsih, 2017) dan inovasi program e-tilang
sebagai peningkatan pelayanan publik di Polres Kediri (Salsabila, 2018).
Berdasarkan penelitian sebelumnya, terdapat perbedaan fokus penelitian
yang akan di lakukan oleh peneliti dengan penelitian yang sudah ada.
Penelitian ini sama-sama bertemakan e-tilang, namun penulis lebih
menekankan indikator-indikator penghambat penggunaan e-tilang di Polres
Ternate, sehingga membuat pembahasan mengenai e-tilang ini menjadi selalu
penting dan aktual untuk dilakukan pengkajian lanjut.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut :
1. belum adanya pemahaman masyarakat terkait proses e-tilang
2. masih adanya pelanggaran masyarakat dalam proses e-tilang

C. Pembatasan Masalah
Untuk mengetahui Prespektif masyarakat terkait e tilang di kota ternate
maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut
1. Terbatas pada pemaknaan e-tilang pengendara di Kota Ternate
2. Terbatas pada faktor faktor yang mempengaruhi efektivitas proses e
tilang di kota ternate.

D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemaknaan e-tilang bagi pengendara kota ternate?

4
2. Apa faktor yang mempengaruhi efektivitas proses e-tilang di kota
ternate?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pemahaman masyarakat mengenai proses e-tilang ?
2. Untukk mengetahui faktor yang mempengaruhi efektivitas proses e-
tilang di kota ternate
F. Manfaat Penelitian
a. Bagi Pengendara
Untuk meningkatkan pemahaman pengedara terkait proses e tilang
b. Bagi Polres Ternate
Dapat dijadikan sebagai masukan untuk Polres Kota Ternate terkait
proses e tilang.
c. Bagi peneliti
Dapat dijadikan sebagai pengalaman, dan sumber pengentahuan
mengenai prespektif masyarakat terhadap e tilang di kota ternate

d. Bagi masyarakat
Dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan terkait pelaksanaan e
tilang di kota ternate.

5
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Persepsi E- Tilang

Aplikasi e-tilang merupakan inovasi dari Korlantas Polri dalam


meningkatan pelayanan pembayaran denda pelanggaran lalu lintas berbasis TI
(Teknologi Informasi), pembuatan aplikasi e–tilang terintegrasi dengan instansi
terkait yang telah disepakati dan dikoordinasikan antara Korps Lalu Lintas
(Korlantas) Kepolisian RI., Mahkamah Agung RI., Kejaksaan Agung RI., dan PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Aplikasi tersebut terdiri dari 26 kolom
yang diisi oleh masing-masing instansi dengan kewenangan masing masing
dengan proses pengelolaan data perkara pelanggaran lalu lintas / tilang dengan
menggunakan aplikasi tilang online (etilang) (Chusminah, Haryati, & Kristiani,
2018).
Pelaksanaan aplikasi e-tilang di mulai pada November tahun 2016 dan
baru terealisasi di Polres Ternate pada 1 Januari 2023 tahun. Dengan penerapan e-
tilang, akan sangat membantu masyarakat (pelanggar) untuk melakukan
pembayaran denda tilang melalui jasa perbankan (atm, teller, ebanking) dan akan
memudahkan pengelolaan data perkara pelanggaran lalu lintas / tilang baik bagi
Polri, Makamah Agung RI., maupun Kejaksaan RI. Disamping itu data
penyelesaian perkara tilang menjadi transparan dan akuntabel sehingga tercapai
tertib adminsitrasi dalam pengelolaan data perkara tilang, bebas pungli dan
penerimaan negara dari hasil penanganan perkara tilang menjadi lebih optimal.
Namun, berdasarkan data yang penulis dapatkan di polres magelang kabupaten
pada kenyataanya penggunaan aplikasi e-tilang di wilayah hukum Polres Ternate
masih sangatlah minim, berikut merupakan data tahun terakhir penggunaan
aplikasi e-tilang di polres Kota Ternate.
NO Data Lokasi Pelanggar
CCTV
1 Aktif Lampu merah Polres Ternate 400 Orang
2 Aktif Lampu Merah Siko 700 Orang
Sumber : antaranews2023

6
Tilang elektronik atau electronic traffic ticketing system (ETTS)
merupakan sistem yang digunakan oleh pihak kepolisian untuk merekam
pelanggaran lalu lintas dan mengeluarkan tilang secara elektronik tanpa harus
melalui proses manual.

Terdapat beberapa teori ahli yang dapat dihubungkan dengan penggunaan


tilang elektronik, antara lain:

Teori Rasionalitas

Teori ini menyatakan bahwa tilang elektronik diimplementasikan untuk


memberikan sanksi yang sepadan dengan pelanggaran lalu lintas yang dilakukan.
Dengan adanya tilang elektronik, maka sanksi dapat diberikan secara cepat dan
efektif tanpa adanya diskriminasi dalam penerapan hukum.

Teori Efisiensi

Teori ini menyatakan bahwa tilang elektronik dapat meningkatkan


efisiensi dalam penegakan hukum lalu lintas. Dengan sistem tilang elektronik,
penggunaan sumber daya manusia dan waktu dapat dioptimalkan, sehingga dapat
mempercepat penanganan pelanggaran lalu lintas.

Teori Deterrence

Teori ini menyatakan bahwa tilang elektronik dapat berperan sebagai alat
untuk mencegah pelanggaran lalu lintas. Dengan adanya tilang elektronik yang
memberikan sanksi yang tegas dan terukur, pelanggaran lalu lintas dapat
dikurangi.

Teori Akuntabilitas

Teori ini menyatakan bahwa tilang elektronik dapat meningkatkan


akuntabilitas pihak kepolisian dalam memberikan sanksi terhadap pelanggaran
lalu lintas. Dengan tilang elektronik, pihak kepolisian dapat menghindari praktik
korupsi atau nepotisme dalam penegakan hukum.

Dalam keseluruhan teori-teori di atas, tilang elektronik dipandang sebagai


suatu sistem yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi penegakan hukum
lalu lintas, serta berperan dalam mencegah pelanggaran dan meningkatkan
akuntabilitas pihak kepolisian.

7
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di sepanjang jalan Bandara Udara Sultan


Babullah kota Ternate.

Waktu penelitian dilaksanakan pada 17 Maret 2023.


B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif


dengan pendekatan Deskriptif.

C. Subjek Penelitian atau Sumber Data

Data primer serta data sekunder dipergunakan dalam penulisan tugas ini.
Data primer ialah data yang diperoleh melalui kegiatan wawancara responden
di lapangan. Data sekunder ialah data tidak langsung diperoleh dari sumber
obyek penelitian (Suteki & Taufani, 2018). Dalam mengumpulkan data primer
pada penelitian ini yakni melalui kegiatan wawancara terhadap responden,
sedangkan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data sekunder ialah
melalui melakukan studi pustaka (library research) ataupun studi dokumenter.
Data yang diperoleh saat wawancara terhadap responden serta bahan-bahan
hukum dipelajari dan dianalisis untuk memberikan gambaran-gambaran
tentang topic penelitian sehingga membantu penulis membuat suatu
kesimpulan yang benar.
D. Teknik dan Prosedur Pengambilan Data
1. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah cara pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik
tentang gejala gejala yang akan diselidiki. (Cholid Narbuko, 2008:70)
Observasi atau metode pengamatan mempunyai sifat dasar naturalistik
yang berlangsung dalam konteks natural (asli) dari kejadian, pelakunya
berpartisipasi secara wajar dalam interaksi dan observasi ini menelusri
aliran alamiah dari kehidupan sehari hari.

8
2. Wawancara
Wawancara (interview) adalalah tanya jawab atau pertemuan
antara dua orang atau lebih dengan seseorang untuk suatu 23Cholid
Narbuko, Metode Penelitian (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), 70. 17
pembicaraan secara langsung. Susiadi, (2008: 17) Adapun wawancara
yang peneliti gunakan adalah jenis wawancara yang bersrtuktur, yaitu
teknik wawancara dimana pewawancara menggunakan
(mempersiapkan) daftar pertanyaan, atau daftar isian sebagai pedoman
saat melakukan wawancara. Peneliti melakukan wawancara dengan
Pengedara Kota Ternate.

3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal hal atau Variabel
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda, dan
sebagainya. Sandu Sitoyo, (2015.120)

E. Teknik Analisis Data


1. Pengumpulan data
2. Reduksi data
3. Penyajian data
4. Pengambilan simpulan

9
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang didaptkan adalah sebagai berikut

Dokumentasi Pribadi

Nama Pengendara : Bapak Fikram


Alamat : Koloncucu
Kendaraan : Sepeda Motor
Tanggapan : Bapak Fikram mengatakan bahwa beliau belum
mengetahui adanya tilang elektronik, namun bapak fikram menyatakan bahwa
beliau setuju dengan penerapan tilang elektronik CCTV di Kota Ternate. Dan
perlu diadakan pengembangan lebih lanjut.

Dokumentasi Pribadi

10
Nama Pengendara : Bapak Dedi
Alamat : Sangaji
Kendaraan : Mobil
Tanggapan : Bapak Dedi mengatakan bahwa beliau tahu akan adanya
tilang elektronik dan sangat mendukung penerapan tilang elektronik, karena
berdasarkan pengalaman mengemudi di Jakarta beliau sempat terkena rahazia,
dengan adanya tilang elektronik maka pengendara lain akan lebih hati hati
terutama terkait keselamatan berkendara yang berhubungan dengan , terobos lalu
lintas, sabuk pengaman, dan pengamanan berkendara.

Dokumentasi Pribadi

Nama : Ibu Noval


Alamat : Jambula
Kendaraan : Sepeda Motor
Tanggapan : Ibu Noval berpendapat bahwa hadirnya tilang elektronik adalah
Langkah yang baik namun saya belum mengetahui mengenai apa itu tilang
elektronik. Jika mengenai CCTV saya rasa perlu dipertahakan namun untuk cahay
a kamerannya tidak perlu.

Dokumentasi Pribadi

11
Nama : Bapak Fandi
Alamat : Tarau
Kendaraan : Mobil Angkutan Umum
Tanggapan : Bapak Fandi menyatakan bahwa belum tahu terkait hadirnya
tilang elektronik sebagai supir angkutan umum saya bekerja belum tahu tentang
tilang elektronik. Titiknya dimana saja saya tidak tahu. Namun kalo penggunaan
CCTV di Kota Ternate saya setuju.

Kaitan E- Tilang dengan warga Global

E-Tilang adalah sistem tilang elektronik yang diterapkan di Indonesia.


Dalam konteks kaitannya dengan warga global, E-Tilang mencerminkan upaya
modernisasi dan digitalisasi sistem penegakan hukum di Indonesia, yang dapat
memberikan kemudahan dan kecepatan dalam penyelesaian masalah pelanggaran
lalu lintas.

Dalam era globalisasi, masyarakat semakin terhubung dan terintegrasi


melalui teknologi digital. Oleh karena itu, penerapan E-Tilang di Indonesia juga
mencerminkan upaya Indonesia untuk ikut serta dalam tren globalisasi ini dengan
memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas
layanan publik. Sistem E-Tilang juga dapat membantu mengurangi korupsi di
Indonesia, karena proses tilang yang terjadi secara elektronik akan mengurangi
peluang adanya pungli atau suap kepada petugas penegak hukum. Hal ini juga
dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi penegak hukum di
Indonesia.

Secara keseluruhan, E-Tilang dapat dianggap sebagai salah satu upaya


Indonesia untuk berpartisipasi dalam masyarakat global yang semakin terhubung
melalui teknologi digital, sambil meningkatkan efisiensi dan kepercayaan
masyarakat terhadap sistem penegakan hukum di Indonesia.

Kaitan E- Tilang dengan Modern

12
E-Tilang adalah sistem penindakan pelanggaran lalu lintas dengan
menggunakan teknologi elektronik yang memungkinkan petugas kepolisian untuk
mengeluarkan surat tilang secara elektronik. Sistem ini dapat mempercepat proses
penindakan pelanggaran lalu lintas dan juga mengurangi peluang terjadinya
korupsi atau pungutan liar dalam penanganan pelanggaran.

Kaitannya dengan warga modern adalah bahwa sistem E-Tilang ini


merupakan implementasi dari teknologi digital yang semakin berkembang dalam
era modern ini. Dengan adanya E-Tilang, warga modern dapat memanfaatkan
teknologi untuk mempercepat proses penanganan pelanggaran lalu lintas dan juga
meminimalisir adanya penyelewengan dalam penindakan pelanggaran. Selain itu,
E-Tilang juga memudahkan warga modern dalam membayar denda pelanggaran
lalu lintas secara online, sehingga tidak perlu mengunjungi kantor polisi untuk
membayar denda secara langsung. Hal ini dapat menghemat waktu dan biaya bagi
warga modern yang sibuk dengan kesibukan lainnya.

Secara keseluruhan, E-Tilang memperlihatkan bagaimana perkembangan


teknologi dapat membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi penegakan
hukum di Indonesia, serta memberikan kemudahan bagi warga modern dalam
menangani pelanggaran lalu lintas.

13
LAMPIRAN

KUESIONER PERTANYAAN

N Pertanyaan Iya Tidak


O
1 Apakah Ibu/Bapak Tahu
mengenai E-Tilang ?
2 Jenis Kendaraan apa yang
bapak/Ibu gunakan sebagai
pengedara
3 Menurut Bapak/Ibu apakah
Ternate Perlu menggunakan
CCTV dalam E-Tilang ?
4 Apa Bapak/Ibu tahu mengenai
CCTV E-Tilang ?
5 Apakah cahaya CCTV
mengganggu aktivitas Bapak/Ibu
Sebagai pengendara ?

14
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 12 Tahun 2019 tentang Penindakan


Pelanggaran dan Sanksi Administratif di Bidang Perhubungan Jalan

Peraturan Kapolri No. 4 Tahun 2020 tentang Pengendalian Pelanggaran dan


Penegakan Hukum di Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Peraturan Mahkamah Agung No. 1 Tahun 2019 tentang Tata Cara Penyelesaian
Perkara Tilang Elektronik

Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Situs resmi E-Tilang yang dapat diakses melalui www.e-tilang.id

Artikel "Implementasi E-Tilang Kota Ternate untuk Tingkatkan Kesadaran


Berlalu Lintas" yang diterbitkan oleh Kompas.com pada tanggal 01 Januari 2023

Artikel "E-Tilang di Jakarta dan Pandemi Covid-19" yang diterbitkan oleh


Hukumonline.com pada tanggal 16 September 2020

Artikel "E-Tilang, Jangan Takut Bayar Denda Lewat ATM" yang diterbitkan oleh
CNN Indonesia pada tanggal 19 Maret 2021.

15

Anda mungkin juga menyukai