OLEH:
HARISMAN
C1D319052
PRODI JURNALISTIK
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2022
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
a. Latar Belakang................................................................................................. 1
b. Rumusan Masalah............................................................................................ 6
c. Tujuan Penelitian............................................................................................. 6
d. Manfaat Penelitian........................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Sosialisasi....................................................................................... 9
2.2 Sosialisasi dan Komunikasi........................................................................... 12
2.3 Pengertian Lalu Lintas................................................................................... 14
2.4 E-tilang (Tilang Elektronik)........................................................................... 17
2.5 Konsep media Sosial(Instagram) dan Polres dalam proses e-tilang………... 20
2.6 Teori Spiral Of Silence……………………………………………………. .. 23
2.7 Penelitian Terdahulu………………………………………………………... 23
2.8 Kerangka berpikir.......................................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan waktu Penelitian.......................................................................... 28
3.2 Subyek dan Informan..................................................................................... 28
3.3 Jenis dan Sumber Data................................................................................... 29
3.4 Teknik Pengumpulan Data............................................................................. 30
3.5 Teknik Analisis Data...................................................................................... 32
3.6 Desain Operasinal Penelitian......................................................................... 33
3.7 Konseptualisasi.............................................................................................. 34
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 35
LAMPIRAN........................................................................................................ 35
BAB 1
PENDAHULUAN
Pertumbuhan kota dan pertambahan penduduk adalah dua hal yang saling
perluasan pergerakan di jalan tol. Hal ini sangat konsisten mengingat insting
Perkembangan ini akan membuat pemisahan individu dari satu tempat ke tempat
menggunakan jalan tol menyebabkan arus lalu lintas semakin padat bahkan
Kendari. Dengan luas wilayah 267,37 km², jumlah penduduk Kota Kendari pada
tahun 2014 sesuai informasi BPS Kota Kendari bertambah menjadi 335.889 jiwa
atau dengan perkembangan setiap tahun sebesar 3,51% dari tahun 2013). Dengan
jumlah penduduk yang sangat besar tersebut, Kota Kendari masih dalam
sangat baik untuk menjaga kerahasiaan warganya. Saat ini Kota Kendari sebagai
4
kota berkembang sudah mulai terlihat padatnya lalu lintas di beberapa tempat,
salah satunya di titik perlintasan Pasar Baru, Kawasan Wua - Wua, Kota Kendari,
Wilayah Sulawesi Tenggara. Kemajuan landasan lalu lintas dan angkutan jalan di
Kota Kendari yang saat ini sedang digarap oleh pemerintahan Jokowi, khususnya
kecelakaan mobil, pengguna jalan yang tidak dapat diprediksi, dan kemacetan di
jalan. Untuk mencegah hal tersebut di atas, penting bagi kepolisian memiliki
Korlantas Polri dan Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan
Lintas Jalan Raya. Satuan Lalu Lintas (Satlantas) adalah unsur pelaksana Polres
5
lalu lintas yang merupakan penjabaran dari keahlian khusus yang meliputi
dan perancangan lalu lintas, pendaftaran dan kapasitas pengemudi atau kendaraan
bermotor, pemeriksaan tabrak mobil dan penertiban bidang lalu lintas, untuk
Salah satu upaya yang dilakukan oleh oknum Satuan Lalu Lintas Polri dalam
preventif untuk mencegah gangguan dan keamanan dalam berkendara, salah satu
contoh perlengkapan yang harus ada saat berkendara adalah SNI Head Protector
(Bahasa Indonesia). Norma Publik). Selain itu, pengemudi wajib membawa bukti
lintas dilakukan secara mendidik dan secara hukum oleh aparat kepolisian.
Penyidik lalu lintas dan angkutan pegawai negeri Republik Indonesia atau
pegawai negeri sipil untuk pelanggaran lalu lintas dan angkutan. Pengguna jalan
yang melanggar aturan dikenakan denda yang dikenal sebagai Bukti Pelanggaran
atau disingkat Tilang dari kepolisian. Diharapkan bahwa tiket akan dapat
menangani masalah lalu lintas. Tiket melayani tiga tujuan utama, yaitu: 1).
6
denda Bank/Panitera; dan (3). sebagai tanda bahwa bukti yang ada, seperti SIM,
STNK, atau kendaraan, telah diambil Sesuai dengan kebijakan yang dikeluarkan
pada tanggal 13 Juli 2016, oleh Kapolri Jenderal Polisi Prof. Drs. H M Tito
berbasis teknologi informasi (TI). Kemajuan teknologi di era globalisasi ini akan
pelanggaran
untuk membayar denda pasal yang bersangkutan melalui rekening bank milik
dapat mengambil barang yang telah disita dan melanjutkan perjalanannya. Akibat
pengembalian denda yang telah dibayarkan oleh pelanggar melalui rekening bank
denda tilang.
7
Polri telah mengambil langkah positif untuk menjadikan pelayanan publik
masalah hukum yang dihadapinya dengan reformasi birokrasi yang efektif dan
manual. didapat oleh pihak yang bersalah. Karena setiap pelanggar akan
dikenakan denda sesuai nominal berdasarkan Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri
Mei 2023, maka kepastian hukum menjadi faktor yang paling menjadi sorotan.
yang akan di lakukan oleh penulis dengan penelitian yang sudah ada. Penelitian
ini menjadi selalu penting dan aktual untuk dilakukan pengkajian lanjut.
8
Penggunaan Media Sosial Dalam Sosialisasi E -Tilang Pada Satlantas Di
1.3. TujuanPenelitian
media social (Instagram) dalam sosialisasi e –tilang pada satlantas di Polres Kota
Kendari
Manfaat dari penelitian ini dibagi menjadi 2 (dua), yaitu manfaat teoritis
1.4.2.Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
9
Pengembangan kemampuan Akademik Peneliti dibidang fungsi Lalu
media sosial dalam sosialisasi e –tilang pada satlantas di Polres Kota Kendari.
c. Bagi Masyarakat
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
peran yang diperlukan untuk partisipasi sosial yang efektif (2013: 175). Ada dua
beradaptasi dengan lingkungannya, yang meliputi nilai, norma, dan struktur sosial
kematangan diri adalah proses dimana individu belajar dan mengembangkan pola
perilaku sosial. Dengan demikian, kualitas, standar, dan keyakinan ini dapat
11
Ada beberapa tahapan dalam sosialisasi menurut Robert MZ Lawang (2013:
orang-orang sejak mereka masih kecil. Ini adalah langkah pertama yang harus
komunitas. Individu memulai sosialisasi primer ini dalam keluarga, di mana dia
Anggota keluarga setiap orang memainkan peran penting pada saat ini. Seseorang
belajar tentang budaya keluarga, termasuk agama, aturan, dan sebagainya, di sini.
Pada titik ini, seseorang belajar mengenal lingkungan luarnya, termasuk nilai dan
norma masyarakat. Tujuan dari proses sosialisasi sekunder ini adalah untuk
membantu orang menerima nilai dan norma yang ada. Secara umum, sosialisasi
untuk belajar dan menyesuaikan diri dengan cara hidup dan berpikir dalam
12
kelompok tersebut. Sosialisasi adalah proses mendasar dalam sistem sosial.
masyarakat dan menyerap warisan sosial dan budaya mereka. Melalui sosialisasi,
proses utama.
Seseorang akan berpikir dan diwarnai. Berikut ini adalah tujuan khusus sosialisasi
masyarakat:
1. Agar setiap bagian daerah mengetahui kualitas dan standar yang ada pada suatu
pertemuan daerah.
2. Agar individu dapat melakukan kontrol yang tepat atas fungsi organik melalui
3. Dengan tujuan agar setiap warga negara memahami suatu iklim sosial dan
sosial.
13
Sosialisasi dilakukan secara konsisten oleh daerah setempat, dalam
Jika siklus ini berhasil secara positif, hasil yang dihasilkan oleh komunikator juga
akan benar.
Proses korespondensi yang tidak berdasar ini kemudian, pada saat itu,
menyebabkan salah menilai atau salah mengartikan. Biasanya, ini karena interaksi
korespondensi adalah cara yang mengintervensi pengiriman data. Jika jalan rusak
atau rusak, hasilnya akan kacau balau. Devito (2015:53) mengatakan siklus
terhubung satu sama lain. Dengan kata lain, komunikator, yang terdiri dari lebih
dari dua orang, bertindak dan menanggapi satu sama lain untuk membentuk
lingkaran yang disebut sebagai "percakapan" selama proses ini. Tujuan utamanya
lainnya dan menjangkau seluruh wilayah daratan dengan mobilitas yang tinggi.
14
kebutuhan lalu lintas dan teratur, aman, nyaman, cepat, teratur, lancar, dan dengan
kendaraan serta pengaturan, aturan, dan tata cara pengemudi sedemikian rupa
sehingga tercipta suatu totalitas yang utuh, efektif, dan berhasil guna,
pengembangan lalu lintas yang ditata sedemikian rupa dalam dilakukan satu
daerah serta unsur-unsur instansi sektoral, unsur-unsur yang saling terkait, serta
lintas dan angkutan jalan, lalu lintas angkutan dan angkutan harus dilakukan
secara berkesinambungan satu sama lain dan terus ditingkatkan agar cakupan
menjadi lebih luas dan pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih baik.
Angkutan Jalan, lalu lintas diartikan sebagai pergerakan kendaraan dan orang di
ruang lalu lintas jalan sebagai prasarana berupa jalan dan sarana pendukung
bahwa lalu lintas adalah berjalan, berbelok, dan berjalan di jalan. Ramdlon
Naning juga memahami konsep lalu lintas, yaitu perkembangan orang yang
bergerak terlepas dari cara kecepatan mulai dari satu titik ke titik berikutnya.
15
2. Mengenai bepergian dengan mobil dan sarana lainnya 3. Antarmuka antara
suatu tempat
lintas adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan lalu lintas kantor jalan
umum sebagai sarana utama untuk mencapai tujuan. Lalu lintas juga dapat dilihat
gerak untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain, baik yang memiliki sarana
untuk berpindah.
dengan lalu lintas jalan, pelanggaran lalu lintas jalan adalah perbuatan atau
sendiri agar dapat memahami pelanggaran lalu lintas secara lebih detail. Dalam
perbuatan salah itu sendiri dalam Kitab Undang-undang Hukum diatur dalam
Buku II yaitu tentang perbuatan salah. Sementara pelanggaran diatur dalam Buku
16
III. Distribusi tindak pidana dan pelanggaran dapat dikendalikan dengan dua cara
"recht delicten", yang mengacu pada segala sesuatu yang dianggap sebagai
pelanggaran keadilan terlepas dari apakah perbuatan itu dapat dihukum oleh
hukuman yang lebih keras daripada pelanggaran. dan tampaknya ini didasarkan
pelanggaran kejahatan. Suatu perbuatan yang tidak mengikuti aturan atau larangan
17
yang ditetapkan oleh otoritas negara disebut "politis-on recht". Sebaliknya,
undang-undang.
ini biasanya merupakan demonstrasi yang sesuai dengan hasil yang sah dapat
diartikan bahwa yang dimaksud dengan tindak pidana lalu lintas adalah kegiatan
atau perbuatan yang dilakukan oleh orang yang mengemudikan kendaraan umum
atau kendaraan bermotor maupun orang yang sedang kaki yang bertentangan
pidana lalu lintas, masyarakat pada umumnya diharapkan untuk mengetahui dan
18
2.3.2. Faktor-Faktor Penyebab Pelanggaran Lalu Lintas Menurut Soedjono
sebagai berikut:
pengemudi yang tidak takut melakukan pelanggaran karena ada faktor yang
2. Faktor Fasilitas Jalan Keberadaan pipa galian merupakan salah satu faktor
listrik, pipa air minum, dll, yang semuanya dapat menyebabkan hal ini terjadi
kemacetan. Selain keberadaan pipa galian, salah satu kantor jalan yang lebih
diperhatikan adalah adanya jalan yang rusak dan menimbulkan genangan air
saat hujan deras. Genangan ini sering mengakibatkan kemacetan lalu lintas
3. Variabel Kendaraan sebagai salah satu variabel penyebab tindak pidana lalu
jenis dan jumlah kendaraan dapat dikirimkan dalam waktu yang relatif
singkat. Jika peningkatan kendaraan yang cepat ini tidak diimbangi dengan
19
Arus lalu lintas yang padat dapat memicu terjadinya pelanggaran seperti
lintas yang sering terjadi karena faktor kendaraan antara lain ban sepeda
pecah, lampu peringatan dini yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, dll.
4. Unsur Keadaan Biasa Tindak pidana lalu lintas yang disebabkan oleh faktor
biasa atau ekologis biasanya terjadi dalam kondisi yang mencengangkan. Pada
saat hujan, secara umum semua kendaraan akan melaju kencang sehingga
kemungkinan besar akan terjadi tindak pidana lalu lintas. Misalnya seorang
pengendara sepeda motor yang takut terkena hujan, maka ia menempuh jalan
tunduk dan sependapat dengan peraturan dan pedoman yang ada dan terikat
sebagai keputusan yang harus dipatuhi selamanya. Dalam hal ini, jika pedoman
pelanggaran. Berikut ini akan dijelaskan beberapa jenis tindak pidana lalu lintas
lalu lintas, marka dan lain-lain (Pasal 275 Peraturan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan)
20
3. Mengendarai kendaraan bermotor umum tanpa henti di terminal (Pasal 276
dalam rangka ban tambahan, perawatan darurat pada kecelakaan dan lain-lain
yang dapat mengganggu keamanan lalu lintas (Pasal 279 Peraturan Lalu
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Pasal 280 Peraturan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan)
adalah pelanggaran yang tidak sulit dibuktikan dan sulit dibantah oleh
sederhana dan cepat. Peradilan yang lugas dan cepat memang tepat untuk tindak
pidana lalu lintas karena pada saat terjadi tindak pidana ringan, baik pelanggar,
barang bukti, maupun ahli (polisi) sudah berada di lokasi perkara, sehingga
pemeriksa (polisi) dapat segera memaksa sanksi sesuai pasal pelanggaran pelaku.
Tindak pidana lalu lintas yang dilakukan dengan sengaja atau karena
kesalahan, yang tertuang dalam Pasal 31 ayat (1) UU Jalan. Peraturan Lalu Lintas
21
dan Angkutan. Dalam pasal 316 ayat (1) Peraturan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan terdapat pasal yang mengatur kegiatan yang diatur sebagai tindak pidana
Pelaksanaan Peraturan No. 14 Tahun 1992 mengingat pengaturan akhir Pasal 324
Angkutan Jalan.
22
mengeluarkan tilang elektronik, para pelanggar dihentikan dengan santun dan
diharapkan dapat membuat seluruh proses menjadi lebih efektif dan efisien, serta
semua data atau catatan kepolisian terkait kronologis denda yang akan diberikan
database yang sama. Alhasil, aplikasi ini hanya mendigitalkan ticketing pada
fungsi nomor dua. Berdasarkan ketiga fungsi utama tersebut, aplikasi E-Tilang
tidak menerapkan fungsi sebagai pengantar membayar denda kepada Bank karena
ticket atau web based tagging. Dengan aturan baru ini, diharapkan sistem
waktu setelah selesai, tidak akan pernah ada lagi. Prosedur ticketing yang harus
dicatat secara manual di selembar kertas kosong tidak diperlukan lagi karena
23
merekam aksinya langsung menggunakan aplikasi milik polisi. Denda maksimum
Dalam hal pengemudi yang telah di-tag telah menyelesaikan denda sepenuhnya,
selanjutnya dapat mengambil surat tersebut di tempat yang tertera dalam surat
ini.
dilaksanakan oleh jaksa dalam waktu seminggu sampai dua minggu. Cara Paling
pengemudi yang telah didenda. Bagi masyarakat yang tidak memiliki ponsel
berbasis android juga bisa melakukan pembayaran secara fisik melalui petugas
bank yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk membayar denda tersebut, polisi
penandaan elektronik dan tidak perlu pergi ke uji coba. Di negara lain tilang
24
adalah denda manajerial, bukan denda pelanggar hukum, sedangkan di Indonesia
tilang adalah denda penjahat. Selain itu, akan ada satu lagi sisi pasti dari E-ticket.
Misalnya untuk mengurangi aksi unjuk rasa yang biasanya dilakukan oleh pihak
wilayah setempat. Karena masyarakat tidak perlu lagi pergi ke pengadilan yang
cicilan. Nantinya, framework ini juga akan dikoordinasikan dengan server SIM
dan STNK. Sehingga jika ada pelanggar yang belum menunaikan kewajibannya,
Saat ini, E-tiket sebenarnya memiliki batasan. Karena bantuan baru ini
dapat melayani slip tiket biru. Sebagai data, tiket biru selama ini harus bisa
pemerasan, berlaku E-tiket ini. Karena dengan kerangka ini, tidak ada lagi
pertukaran uang antara pelanggar dan pejabat. Setelah terekam, driver dalam
waktu singkat akan mendapatkan peringatan berupa kode yang isinya sama
dengan tiket, digabung dengan kode untuk melakukan cicilan halus melalui BRI.
E-tiket membuka pintu bagi pelanggar untuk menyetor denda secara langsung di
membayar denda terbesar sesuai pasal yang diabaikan. Jika sudah lunas, petugas
25
penandaan juga akan mendapat notifikasi di ponselnya. Pelanggar dapat
pemberitahuan.
Media sosial terdiri dari dua kata, yaitu media dan sosial. Media
berbagi.
seluruh dunia. Media sosial ialah fitur berbasis website yang dapat
26
Berikut beberapa pengertian media sosial menurut beberapa ahli
atau bermain.
ikatan sosial. Mike dan Young juga mengartikan media sosial sebagai
di antara individu dan media publik untuk berbagi kepada siapa saja
27
Berbagai alasan mengapa seseorang membuat sebuah akun pada
media sosial maka mereka semakin dianggap keren dan gaul. Namun
28
pengguna instagram telah mencapai 1 juta pengguna dan pada juni
2011 telah mencapat 5 juta pengguna dengan total 150 juta photo pada
miliar dalam bentuk tunai dan saham. Pada tanggal 11 Mei 2016,
gradien (Aning,2021).
29
penegakan hukum di bidang lalu lintas. Dalam melaksanakan tugas
lintas
Teori Spiral Of Silince diapresiasi sebagai salah satu bentuk teori yang
menjelaskan bahwa opini publik terbangun dari suatu proses saling memengaruhi
antara persepsi individu atau pendapat pribadi kaitannya dengan pendapat orang
lain dalam konteks sosial dan opini yang ada di media massa. Teori ini dibagun
30
Elizabeth Noelle-Neumann pasca Perang Dunia II di Jerman. Teori ini berangkat
dominan) atau tergolong pendapat minoritas. Apakah individu pada akhirnya tetap
pada persepsinya dengan resiko akan diisolasi dari kehidupan sosial atau
bertahan dalam rentang waktu tertentu dan mendapatkan dukungan atau dominan,
ketakutan akan isoalsi dari orang-orang yang secara sosial memiliki hubungan
membahas oleh Ahmad Fadli (2020) tentang Efektivitas Penerapan Sanksi Denda
31
Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan (Studi di Polres Rembang)
dengan hasil penelitian suatu penerapan e-tilang akan berjalan lancar, cepat dan
mudah apabila didukung oleh fasilitas sistem informasi yang berbasis jaringan
atau website sehingga menjadi cepat dan mudah serta keterbukaan pelaksanaan
pungutan liar yang belum mengacu pada prinsip-prinsip pelayanan yang meliputi
Menyikapi fenomena yang ada aparat harus memahami betul tugas pokok
masyarakat yang kurang puas terhadap citra dan kualitas pelayanan kepolisian
Ilmu Sosial. Universitas Negeri Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk : (1)
tilang di Kota Makassar, (3) untuk mengetahui upaya yang harus dilakukan oleh
32
sepenuhnya setuju. Sebagian masyarakat menganggap bahwa tilang elektronik
tilang elektronik di Kota Makassar ada beberapa : 1) Ruas jalan yang tidak
prosedur penyelesaian yang pelanggaran yang panjang dan tidak dipahami oleh
masyarakat Kota Makassar. (3) upaya yang harus dilakukan oleh pemerintah
dan lain-lain.
lalulintas di Polres Kendari dengan kondisi awal dimana pelanggaran lalu lintas
pidana lalu lintas merupakan upaya penanggulangan yang biasa dilakukan dalam
penanganan masalah lalu lintas. Aplikasi E-tiket yang diterapkan dapat menjadi
alat bantu untuk pendakwaan tindak pidana pelanggaran lalu lintas sehingga
menimbulkan dampak hambatan bagi pihak yang bersalah dan tidak melakukan
33
pelanggaran lebih lanjut. Pelaksanaan pelanggaran ini merupakan kegiatan berat
yang dilakukan oleh satuan lalu lintas Polres Kendari.. Adapun kerangka berpikir
Gambar 2.1
Skema Kerangka Berpikir
Berkurangnya Tingkat
Pelanggaran Lalu Lintas
34
BAB III
METODE PENELITIAN
di Polres Kota Kendari. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut, karena peneliti
35
Informan diambil dari lingkungan Kantor Polrestabes Kota Kendari.
diperlukan yakni, polisi lalu lintas outsourcing. Informan yakni ditentukan tidak
data dan informasi yang akurat mengenai efektivitas penggunaan media sosial
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yakni Data
1. Data Primer
penelitian.
2. Data Sekunder
36
Data Sekunder berupa data yang didapatkan dari lembaga atau instansi
langsung terhadap berbagai aspek yang berkaitan dengan objek yang akan
diteliti
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
37
Definis operasional menurut Arikunto (2010) merupakan suatu rangkaian
variabel yang akan diteliti agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap judul
Kepercayaan Observasi
Efektivitas Nilai Wawancara
Pengharapan Dokumentasi
3.7 Konseptualisasi
yang terpercaya dan fakta atau bukti untuk memastikan nilai informasi yang
didapatkan.
38
3. Pengharapan dalam penelitian ini diharapkan mampu memahami penggunaan
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Suteki, dan Taufani, G. (2018). Strategi Eksplorasi Halal (Penalaran, Hipotesis
dan Praktek). Depok: PT. Tuan Grafindo Persada.
Buku harian:
Chusminah, S., Haryati, R.A., dan Kristiani, D. (2018). Kecukupan
Pelaksanaan E-Ticket Kendaraan Mekanik Dalam Rangka Menangani
Pedoman Korlantas Polri. WIDYA CIPTA: Buku Harian Sekretaris dan
Pengurus, Vol.2 No.2, hal. 217-224.
Junef, M. (2014). Perilaku PUBLIK TERHADAP Kegiatan Pembuktian
Pelanggaran (FIKSI) PADA Jam Sibuk Kemacetan. WIDYA Yustisia E-
Diary, Vol. 1 No. 1, hlm. 52-60.
Rakhmadani, S. (2017). Kajian Pemanfaatan E-Tilang Dalam Mensyukuri
Administrasi Hebat di Indonesia. Buku Harian Sosial, Keuangan dan
Kemanusiaan, Vol.7 No.3, hal. 663-671.
Salsabila, F. (2018). Pengembangan Sistem Penandaan Elektronik (E-Tilang)
dalam Pengerjaan Administrasi Terbuka di Kepolisian Resor
(POLRES) Kediri. Publica, Vol.6 No.2, hal.1-7.
Setiyanto, Gunarto, dan Wahyuningsih, S.E. (2017). Kecukupan Pelaksanaan
Denda E-Ticket Bagi Pelanggar Lalu Lintas Ditinjau dari Peraturan
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Studi
di Polres Rembang). Buku Harian Regulasi Khaira Ummah, Vol.12
No.4, hal. 742-766.
Prihadi, M.D. 2020. Pengenalan dasar Manajemen Publik Relasi. Jawa Timur:
KBM Indonesia.
39
Ramli, M. 2012. Media dan Teknologi Pembelajaran. Kalimantan Selatan: IAIN
Antasari Press.
Rannu, A dan Kunni, J. 2019. Teknik Mencari & Menulis Berita. Gowa: Jariah
Publishing Intermedia
Ronda, A.M. 2019. Komunikasi Sosial dan Demokrasi Warung Kopi. Jakarta:
Yayasan Komunikasi Pasca Tiga Belas Sahid Sudirman Center 11Th Floor
A. Jl. Jendral Sudirman Kav. 86 Jakarta 10220
Sari, A.A. 2017. Dasar-Dasar Public Relations Teori dan Praktik. Yogyakarta:
Grub Penerbit CV Budi Utama.
Sugiono, 2006. Metode Penelitian Kualitatif dan R & D. Bandung : PT. Alfabet
Zhuri. S, Fajria. N, Wibowo. RTH, Prakoso. AAD, Indriani. RO, Windari. AT,
Thomas. C, Auliya. AZ, Annisa. M, Yusuf. M, Yulianto. A, Sadaika. S,
Pramesti. WD, Isma. MRA, Trinanda. PA.A, Asrih. MA, Raenafisal. H,
Primayuda. RA, Pradana. AW, Permatasari. BN, Asri. GM, Cahyo. YA,
Febrianta. MI, Arsy. AN, Putri. VVP, Kamila. RK, Albitasyah. YZ,
Maudy. S, Sa’adah. NSM, Purnama. MD, Pratama. SD, Yogia KY. 2020.
Teori Komunikasi Massa dan Perubahan Masyarakat. Malang: Prodi Ilmu
Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang.
Pratama, M. R., & Yanuar, F. (2023). Persepsi Mahasiswa Fikom Usahid Atas
Polri Terkait Kasus Ferdy Sambo. Seminar Nasional Pariwisata dan
Kewirausahaan (SNPK) (Vol. 2. 570-579).
Purba, A.E. 2022. Studi Kasus Pembunuhan Brigadir Yosua di Youtube Kompas
TV. Journal of Communication. 1(1). 1-7.
40
Rosmala dan Thoyyibah, I. 2022. Analisis Pelanggaran Kode Etik Humas Polri
(Studi Kasus Ferdy Sambo). Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi
Communique, 5(2), 161-172.
Wildan, M. 2023. Sentimen negatif netizen dalam kolom komentar detik. com
terhadap pemberitaan kasus Ferdy Sambo. LITERA, 22(1).
Zukarnaim, 2022. Pengaruh Terpaan Berita Media Massa Tentang Kasus Sambo
Terhadap Citra Polri Di Mata Mahasiswa. Jurnal KomUtama. 12(2). 1-15.
Peraturan:
Undang-undang tidak resmi Nomor 43 Tahun 1993 Pasal 93 Ayat 1 Tentang
Tabrakan Kendaraan.
Undang-undang tidak resmi Nomor 80 Tahun 2012 tentang Tata Cara
Peninjauan Kendaraan Mekanik Keluar Jalan dan Persyaratan
Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Nomor Pesanan 23 Tahun 2010.
Perma Nomor 12 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelesaian Perkara
Tindak Pidana Lalu Lintas.
Permintaan Kapolri Nomor: sprin/1376/VII/2016 Tanggal 1 Juli 2016
perihal Kelompok Penggerak Program Kebutuhan Kapolri.
Surat Pesan Kapolri Nomor: st/2581/X/2016 tanggal 22 Oktober 2016
tentang Penyiapan Aplikasi Framework Tagging Berbasis Web.
Peraturan Nomor 11 Tahun 2008 tentang Data dan Pertukaran Elektronik.
Peraturan No. 22 Tahun 2009 Pasal 1 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.
Peraturan Nomor 22 Tahun 2009 Pasal 264 s/d Pasal 272 tentang
Persyaratan Tindak Pidana Lalu Lintas.
41