Anda di halaman 1dari 15

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH GORONTALO
RESOR GORONTALO

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


UNIT KAMSEL
SATUAN LALU LINTAS
POLRES GORONTALO

NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN


B/ /VII / 2022 - 1/16

TANGGAL TERBIT: JANUARI 2020

DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DISAHKAN OLEH


KANIT KAMSEL KASAT LANTAS KAPOLRES GORONTALO

ROY YUSRI PIDU, SH DADANG WIJAYA,S.I.K,M.M


GERRYLIYUS FEBRERA, S.Tr.K
IPDA NRP 83111262 AKBP NRP 78061301
IPTU NRP 92030889

1. PENDAHULUAN

Polri sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat serta penegak hukum,
berdasarkan undang-undang mempunyai tugas untuk menjamin keamaan dalam negeri melalui
penyelengaraan fungsi Kepolisian. Pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat dalam
negeri dilakukan oleh Kepolisian Republik Indonesia dibantu masyarakat dengan menjunjung
tinggi hak asasi manusia harus dilaksanakan secara profesional dan proporsional guna
mewujudkan personil POLRI yang sesuai harapan masyarakat.

Peranan pendidikan masyarakat tentang lalu lintas dengan sasaran terhadap masyarakat
umum dan masyarakat yang terorganisir guna mewujudkan terciptanya sikap mental mentaati
peraturan perundang-undangan lalu lintas agar tercapai peningkatan keikutsertaan masyarakat
dalam usaha menciptakan kamtibcar lantas. Pelaksanaan Kegiatan pendidikan masyarakat
tentang lalu lintas dengan perencanaan yang baik, terus-menerus, konsisten dan
berkesinambungan akan memberikan manfaat bagi masyarakat dalam meningkatkan dan
memperluas pengetahuan terhadap masalah lalu lintas yang dihadapi, dan pada gilirannya
masyarakat menyadari bahwa masalah lalu lintas merupakan tanggung jawab dan untuk
kepentingan bersama.
Salah satu fungsi kepolisian adalah fungsi lalu lintas, melaksanakan kegiatan preventif
antara lain pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli, penegakan hukum (Gakkum) lantas,
Registrasi dan Identifikasi pengemudi dan kendaraan bermotor, manajemen rekayasa lalu lintas,
dan dikmas lantas.

2. TUJUAN

Disusunnya Standar Operasional Prosedur (SOP) penanganan pelanggaran lalu lintas ini
bertujuan untuk memberikan pedoman dalam rangka penanganan pelanggaran lalu lintas, Polri
diharapkan dapat lebih meningkatkan dan memantapkan perannya dalam memberikan
perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat, sehingga dalam pelaksanaan
tugas dilapangan tidak ada keragu-raguan dalam melakukan tindakan penegakan hukum agar
terwujud kepatuhan pengguna lalu lintas yang patuh terhadap peraturan lalu lintas sehingga
trwujud situasi Kamseltibcarlantas di jalan.

3. PEDOMAN/ACUAN

3.1 Undang – Undang No 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;
3.2 Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
3.3 Undang – Undang No 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
3.4 Permenpan Nomor 35 Tahun 2012 Tentang Penyusunan SOP;
3.5 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan;
3.6 Petunjuk Pelaksanaan Kapolri No.Pol.:Juklak/02/II/1996 tanggal 26 Februari 1996
tentang pokok – pokok pembinaan potensi Masyarakat;
3.7 Surat Keputusan Kapolri No. Pol:Skep/1397/XII/1997 tanggal 18 Desember 1997
tentang petunjuk lapangan terhadap Pecinta Disiplin Lalu lintas;
3.8 Petunjuk Pelaksanaan Kapolri No. Pol:Juklak/05/V/2003 Tanggal 29 Mei 2003 tentang
pendIdikan Masyarakat di bidang Lalu lintas.

4. PENGERTIAN

4.1 Pendidikan adalah Segala kegiatan dan perbuatan yangg berhubungan dengan hal dan
cara mendidik dalam rangka usaha memelihara kemampuan maupun kemahiran
tertentu.
4.2 Masyarakat adalah pergaulan hidup manusia atau sekelompok orang yang hidup
bersama dalam suatu tempat dengan ikatan – ikatan aturan tertentu.
4.3 Lalu lintas jalan adalah gerak pindah dengan atau tanpa alat penggerak dari satu
tempat ke tempat lain dengan menggunakan jalan sebagai ruang penggeraknya.
4.4 Pendidikan masyarakat bidang lalu lintas adalah segala kegiatan yang meliputi segala
usaha untuk menumbuhkan pengertian, dukungan dan pengikut sertaan masyarakat
yang aktif dalam usaha menciptakan keamanan, ketertiban dan kelancaraan lalu lintas.
4.5 Penerangan Lalu lintas adalah Kegiatan komunikasi berisi keterangan-keterangan,
gagasan-gagasan atau kebijaksanaan yang disertai pesan atau anjuran dengan maksud
menjelaskan, mendidik dan mempengaruhi atau mengajak menerima pesan, bersedia
untuk dan bertindak sesuai harapan juru penerangan (Komunikator).
4.6 Pendidikan dan Rekayasa adalah Memberikan Pendidikan rekayasa kepada
masyarakat tentang pentingnya Kamtibcar lantas yang dapat memberikan dan
memupuk rasa disiplin dan tertib dalam berlalu lintas sejak dini, sehingga menanamkan
dan mengerti peraturan-peraturan lalu lintas di jalan raya.
4.7 Pameran Lalu Lintas adalah usaha Polri / Polantas dengan memberikan penerangan
secara visual kepada masyarakat tentang tugas, kegiatan dan masalah-masalah yang
dihadapi oleh Polantas, sehingga masyarakat mengerti dan memahami serta ikut
berpartisipasi dalam menciptakan Kamtibcar Lantas.
4.8 Perlombaan/sayembara Lalu Lintas adalah Perlombaan lalu lintas adalah perlombaan
keterampilan mengendarai kendaraan bermotor/tidak bermotor yang diselenggarakan
oleh Polri/Polantas yang diikuti oleh masyarakat dengan penilaian tertentu, baik bidang
keterampilan mengendarai maupun penguasaan lalu lintas dan peraturannya.
Sayembara lalu lintas adalah sayembara mengenai pengetahuan lalu lintas (karya tulis,
gambar karikatur/foto-foto) yang penilaiannya menurut kriteria tertentu dengan tujuan
untuk meningkatkan disiplin dan kesadaran berlalu lintas.
4.9 Taman Lalu Lintas adalah Taman Lalu Lintas adalah suatu taman atau tempat yang
dibuat sedemikian rupa sehingga menggambarkan suatu kota dalam bentuk mini yang
dilengkapi sarana lalu lintas (rambu-rambu), dengan tujuan mendidik bagi para
pengunjung khususnya anak-anak sekolah tentang tata cara berlalu lintas, sopan santun
dan kesadaran lalu lintas.

5. TUJUAN DAN SASARAN


5.1. Tujuan
a. Dikmas Lantas
Tujuan dari pendidikan masyarakat bidang lalu lintas adalah untuk memperdalam dan
memperluas pengertian pada masyarakat terhadap masalahmasalah lalu lintas yang dihadapi
dan menginsyafkan masyarakat untuk membantu rencana, kebijaksanaan dan cara-cara yang
ditempuh dalam penyelesaian masalah lalu lintas, sehingga tertanam kebiasaan yang baik
masyarakat pemakai jalan pada umumnya dan para pengemudi khususnya, untuk bergerak di
jalan sendiri maupun orang lain, dengan tingkah laku mentaati perundang-undangan dan
peraturan lalu lintas
b. Rekayasa Lantas
Rekayasa lalu lintas bertujuan untuk mengatasi permasalahan lalu lintas yang terjadi seperti
kurangnya rambu-rambu lalu lintas pada daerah tertentu, jalanan licin, jalan rusak, kemacetan
lalu lintas dan lain-lain.
5.2. Sasaran
Di dalam pelaksanaan pendidikan masyarakat bidang lalu lintas (Dikmas Lantas) dapat
dibedakan dan dikelompokkan terhadap 2 (dua) kelompok masyarakat, yaitu :
a. Masyarakat terorganisir:
1) Patroli Keamanan Sekolah.
2) Police Goes To School (SD, SMP, SMA).
3) Police Goes To Campus.
4) Polisi Sahabat Anak (Taman Kanak-Kanak).
5) Police Goes To Community:
a) Satpam
b) Instansi Pemerintahan/TNI
c) Swasta
d) FKPM
e) Kelompok Ojek
f) Klub Motor
g) Saka Bhayangkara/Pramuka
h) Paskibraka
i) Senkom
b. Masyarakat tidak terorganisir :
1) Pengemudi kendaraan baik angkutan umum maupun angkutan pribadi/perorangan.
2) Pengguna jasa angkutan umum/pribadi.
3) Masyarakat pemakai jalan lainnya.

6. PELAKSANAAN KEGIATAN
6.1. Polisi Sahabat Anak
a. Maksud
Memberikan pengertian kepada anak-anak sejak dini bahwa Polisi itu tidak menakutkan,
mengingat banyak sekali dari kalangan orang tua yang menakuti-nakuti putra-putrinya bahwa
kehadiran Polisi selalu menakutkan/menghukum/marah.
b. Tujuan
Memberikan pengetahuan pada anak-anak tentang peran dan tugas seorang Polisi
ditengah-tengah masyarakat dan pengenalan rambu-rambu lalu lintas yang paling sederhana
serta pengenalan lingkungan kerja Polisi.
c. Koordinasi
Dalam melaksanakan kegiatannya Unit KAMSEL menjalin kerjasama dengan pihak sekolah
dan orang tua wali murid.
d. Wasdal
Pengawasan dan pengendalian tugas dilaksanakan oleh Kasat Lantas Polres Gorontalo.
6.2. Kegiatan Dikmas Lantas Terhadap Masyarakat
a. Maksud dan tujuan.
1) Meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam menciptakan Kamtibcar lantas.
2) Mengendalikan potensi masyarakat secara positif dan konsisten dapat membantu tugas-
tugas Polantas di lapangan dengan konsisten.
3) Memelihara kebersamaan antara Polri/Polantas dengan masyarakat dalam membina
Kamtibcar lantas.

b. Kegiatan yang dilaksanakan


1) Instansi / lintas sektoral terkait.
a) Tahap perencanaan dan persiapan.
(1) Metoda yang digunakan adalah rapat koordinasi dan penyuluhan (bagi
anggota/keluarganya).
(2) Tentukan materi yang dikoordinasikan yang meliputi masalahmasalah lalu lintas yang
diketemukan atau penanggulangan yang tidak berhasil dll.
(3) Tentukan peserta (lintas fungsi) dan instansi / linsek terkait.
(4) Tentukan waktu, tempat dan sarananya.
b) Tahap pelaksanaan.
(1) Paparan terhadap masalah-masalah lalu lintas yang dihadapi untuk dapat di
diskusikan bersama.
(2) Menentukan solusi upaya penanggulangan atas kesepakatan bersama.
(3) Menentukan rencana kegiatan bersama secara terkoordinatif.
(4) Menentukan dan melaksanakan pembagian tugas sesuai kewenangan masing-
masing.
(5) Menentukan waktu pertemuan kembali atas hasil kegiatan yang telah dilaksanakan
bersama.
c) Tahap penilaian.
(1) Adakan analisa atas kegiatan yang telah dilaksanakan pada akhir kegiatan dan
bagaimana tanggapan masing-masing pelaksana (intern dan ekstern).
(2) Lakukan penilaian sejauh mana kekurangan dan keberhasilannya.
(3) Tentukan kembali kegiatan selanjutnya.

6.3. Patroli Keamanan Sekolah (PKS)


a. Maksud
Memberikan dan memupuk disiplin dan tata tertib Kamseltibcar lantas kepada anggota PKS
sehingga mengerti peraturan-peraturan lalu lintas di jalan raya.
b. Tujuan
Memberdayakan potensi generasi penerus sebagai ganda kekuatan Polri dan juga sebagai
sarana pendidikan dan turut berperan serta didalam menegakkan Kamseltibcar lantas kepada
kelompok masyarakat terorganisir maupun tidak terorganisir.
c. Koordinasi
Dalam melaksanakan kegiatannya Unit KAMSEL menjalin kerjasama dengan pihak sekolah.
d. Wasdal
Pengawasan dan pengendalian tugas dilaksanakan oleh Kasat Lantas Polres Gorontalo.
e. Administrasi
a) Tahap perencanaan dan persiapan.
(1) Koordinasikan dengan Diknas untuk menentukan materi pendidikan/latihannya (teori
maupun praktek);
(2) Tentukan metoda (ceramah, simulasi, diskusi, tutorial dll);
(3) Tentukan jumlah pesertanya dan persyaratannya;
(4) Tentukan Instruktur/pelatihnya (Polri/Polantas dan instansi yang diperlukan);
(5) Tentukan waktu dan tempatnya;
(6) Tentukan dukungan anggarannya dan sarananya (melalui koordinasi).
b) Tahap pelaksanaan.
(1) Memberikan materi.
(a) Teori.
- Perundang-undangan lalu lintas;
- Pengetahuan rambu-rambu lalu lintas, marka jalan dan lampu lalu lintas;
- Teori dasar PBB;
- Teori pengaturan lalu lintas (12 gerakan dan pluit);
- Teori senam lalu lintas.
(b) Praktek.
- Penjagaan dan pengaturan lalu lintas;
- Melaksanakan PBB;
- Menolong korban sementara;
- Senam lalu lintas;
- Menyeberangkan kelompok / barisan anak didepan sekolah.
(2) Menanamkan kebiasaan agar anggota PKS menjadi teladan bagi rekan-rekannya
dalam berlalu lintas yaitu: memupuk disiplin, bertingkah laku yang baik selaku
pemakai jalan, memiliki rasa tanggung jawab bersama terhadap lalu lintas.
(3) Penugasan.
(a) Mengutamakan pengaturan lalu lintas di sekolah untuk menyeberangkan teman-
temannya;
(b) Di tempat-tempat lain sesuai kebutuhan dan situasi kondisi;
(c) Mencegah kendaraan berhenti di depan pintu keluar/masuk sekolah;
(d) Wajib mengetahui alamat dan telepon penting;
(e) Pakaian seragam sesuai ketentuan.
c) Tahap penilaian.
(1) Adakan analisa atas pelaksanaan pendidikan/pelatihan;
(2) Lakukan penilaian atas kekurangan dan keberhasilan untuk bahan acuan kegiatan
selanjutnya;
(3) Buat rencana periode pelatihan / penugasan selanjutnya.

6.4. Terhadap Pramuka Saka Bhayangkara (sesuai tingkatannya).


a. Tahap perencanaan dan persiapan.
(1) Lakukan Koordinasi fungsi Bimmas Polri dan Instansi terkait (Kwarda / Kwarcab);
(2) Tentukan meteri (teori dan praktek);
(3) Tentukan metodanya (ceramah, simulasi, dll);
(4) Tentukan Instruktur / p elatih / pembinaannya;
(5) Tentukan waktu dan tempatnya;
(6) Tentukan dukungan anggarannya dan sarananya (peralatannya).
b. Tahap pelaksanaan.
(1) Materi yang diberikan.
(a) Teori.
- Perundang-undangan lalu lintas;
- Pengetahuan rambu-rambu lalu lintas, marka jalan dan lampu lalu lintas;
- Teori dasar PBB;
- Teori senam lalu lintas;
- Kecelakaan lalu lintas.
(c) Praktek.
- Pengaturan lalu lintas;
- Melaksanakan PBB;
- Menolong korban kecelakaan lalu lintas;
- Menangani kecelakaan lalin secara terbatas;
- Senam lalu lintas.
(2) Penugasan.
(a) Penjagaan dan pengaturan lalu lintas sesuai kebutuhan , situasi dan kondisi;
c. Tahap penilaian.
(1) Adakan analisa hasil pendidikan/latihan;
(2) Lakukan penilaian atas kekurangan dan keberhasilannya;
(3) Melakukan rengiat kembali untuk periode/waktu selanjutnya.
6.5. Supeltas
a. Tahap perencanaan dan persiapan.
(1) Lakukan koordinasi;
(2) Tentukan materi pendidikan/pelatihan yang akan diberikan (teori /praktek);
(3) Tentukan, metodanya (ceramah, simulasi, dll);
(4) Tentukan jumlah peserta;
(5) Tentukan Instruktur/pelatihnya;
(6) Tentukan waktu dan tempat;
(7) Tentukan dukungan anggaran dan sarananya (melalui koordinasi).
b. Tahap pelaksanaan.
(1) Materi yang diberikan.
(a) Teori meliputi :
- Perundang-undangan lalu lintas;
- Pengetahuan rambu-rambu marka jalan dan lampu lalu lintas;
- Teori pengaturan lalu lintas (12 gerakan & pengguna pluit );
- Teori dasar PBB (Peraturan baris Berbaris);
(b) Praktek yang diberikan.
- Pengaturan lalu lintas
(2) Penugasan.
(a) Penjagaan dan pengaturan lalu lintas
(b) Penempatannya di daerah yang tidak terjangkau oleh Petugas / Polantas;
(c) Bila anggota Polri / Polantas memadai maka penugasannya selalu didampingi oleh
anggota;
(d) Dapat melakukan penangkapan (dalam tertangkap tangan) dan menangani
kecelakaan lalu lintas secara terbatas dan selanjutnya diserahkan pada
Polri/Polantas yang berwenang;
(e) Menggunakan pakaian seragam yang telah ditentukan.
c. Tahap penilaian.
(1) Adakan analisa terhadap hasil pendidikan dan pelatihan serta penugasannya;
(2) Adakan penilaian kekurangan dan kelebihan atau keberhasilannya, untuk bahan acuan
kegiatan selanjutnya;
(3) Tentukan rencana kegiatan selanjutnya.
6.6. Sosialisasi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
a. Safety Riding/Responsible Riding
1) Maksud
Memberikan pengertian kepada masyarakat umum khususnya masyarakat pengguna
jalan baik itu pengendara Roda 2 maupun Roda 4 atau lebih agar mematuhi segala
ketentuan lalu lintas karena berguna bagi keselamatan pengguna jalan itu sendiri.
2) Tujuan
Memberikan pengetahuan pada masyarakat umum khususnya pengguna jalan tentang
pentingnya mengerti dan melaksanakan program safety riding dan responsible riding
yang bertujuan untuk menjaga keselamatan pengguna jalan sendiri maupun masyarakat
sekitarnya.
3) Koordinasi
Dalam melaksanakan kegiatannya Unit KAMSEL menjalin kerjasama dengan pihak
panitia penyelenggara.
4) Wasdal
Pengawasan dan pengendalian tugas dilaksanakan oleh Kasat Lantas Polres Gorontalo.
6.7. Goes To School & Goes To Campus
1) Maksud
Memberikan dan memupuk disiplin serta tata tertib Kamseltibcar lantas kepada para
murid SD, SMP, SMA dan Mahasiswa PT sejak dini sehingga menanamkan dan
mengerti peraturan-peraturan lalu lintas dan memupuk kedisiplinan di jalan raya serta
memberi sosialisasi UU No. 22 Tahun 2009.
2) Tujuan
Memberdayakan potensi generasi penerus sebagai ganda kekuatan Polri dan juga
sebagai sarana pendidikan dan turut berperan serta didalam menegakkan Kamseltibcar
lantas kepada kelompok masyarakat terorganisir maupun tidak terorganisir.
3) Koordinasi
Dalam melaksanakan kegiatannya Unit KAMSEL menjalin kerjasama dengan pihak
Sekolah dan Rektorat.
4) Wasdal
Pengawasan dan pengendalian tugas dilaksanakan oleh Kasat Lantas Polres Gorontalo.
6.8. Rekayasa
1) Maksud
Melaksanakan rekayasa terhadap jalan berlubang, jalan rusak, genangan air, drainase
rusak, pohon tumbang, pohon rindang, pohon rapuh serta rambu-rambu lalu lintas
sehingga angka kecelakaan dan kemacetan bisa ditekan / diminimalisir.
2) Tujuan
Menekan/meminimalisir terjadinya kecelakaan lalu lintas.
3) Koordinasi
Dalam pelaksanaan rekayasa unit KAMSEL berkoordinasi dengan instansi terkait (Dinas
Bina Marga, Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kebersihan dan
Pertamanan, PDAM, PLN, PT. Telkom).
4) Wasdal
Pengawasan dan pengendalian tugas dilaksanakan oleh Kasat Lantas Polres Gorontalo.

6.9. Dikmas Lantas terhadap masyarakat terorganisir, antara lain:


a. Pramuka Saka Bhayangkara;
b. Supeltas;
c. Klub otomotif.

6.10. Dikmas Lantas terhadap masyarakat tidak terorganisir, antara lain :


a. Kusir Bendi
b. Ojek/Bentor
c. Pengemudi angkutan umum.

6.11. Penyelenggaraan kegiatan Dikmas Lantas terhadap masyarakat tidak terorganisir.


a. Penerangan Lalu Lintas.
1) Maksud dan tujuan penerangan lalu lintas: menumbuhkan sikap dan mental mentaati
peraturan perundang-undangan lalu lintas (Law Abiding People), berpartisipasi dalam
bidang lalu lintas sehingga terwujud masyarakat pemakai jalan yang sopan, disiplin dan
sadar berlalu lintas.
2) Kegiatan yang dilaksanakan :
a) Tahap perencanaan dan persiapan :
(1) Koordinasi lintas fungsi dan instansi terkait tentukan materi dengan cara
mengadakan penelitian terhadap masalah lalu lintas yang menonjol di daerah
masing-masing:
- Pelanggaran lalu lintas
- Sering terjadi kebut-kebutan
- Kelebihan muatan.
- Berhenti disembarang tempat, dsb.
- Kecelakaan lalu lintas :
 Penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas.
 Tempat yang sering terjadi kecelakaan lalu lintas
- Kemacetan lalu lintas :
 Tempat-tempat yang sering terjadi kemacetan lalu lintas.
 Penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas.
(2) Setelah mengadakan penelitian secara seksama kemudian menyusun materi
penerangan lalu lintas berdasarkan azas prioritas;
(3) Materi diolah kemudian dijadikan bahan informasi yang akan dikomunikasikan
kepada masyarakat;
(4) Tentukan media/saluran komunikasi mana yang akan digunakan;
(5) Tentukan petugas, waktu dan tempatnya;
(6) Tentukan sarana yang akan digunakan.
b) Tahap pelaksanaan :
(1) Penerangan melalui radio.
Materinya: berupa pesan-pesan keamanan lalu lintas, bentuknya boleh sandiwara,
wawancara dan dialog interaktif
Waktu: Pagi atau saat-saat orang pergi ke kantor/akan meninggalkan rumah dan
disisipkan pada acara-acara hiburan.
(2) Penerangan lalu lintas melalui sarana media massa/surat kabar.
Materinya : berupa berita biasa, pesan-pesan keamanan lalu lintas (bagaimana
caranya berlalu lintas yang baik).
Bentuknya : bisa berita biasa, karikatur, naskah, gambar kecelakaan lalu lintas atau
data-data dll.
Waktu : berkala/insidentil disesuaikan dengan situasi pada saat itu.
(3) Melalui TV :
Materinya : Di titik beratkan pada masalah lalu lintas yang rawan / menonjol serta
akibat-akibatnya dan diikuti ajakan/himbauan.
Bentuk : Berita peristiwa, wawancara, penjelasan, sandiwara, slide dan interaktif.
Waktu : Berkala dan sesuai dengan rencana kegiatan..
(4) Penerangan lalu lintas melalui film.
Materinya : Di titik beratkan pada bagaimana cara berlalu lintas dengan baik (benar
dan sopan).
Bentuk : Film dokumenter.
Waktu : 10 s/d 15 menit.
(5) Penerangan lalu lintas melalui ceramah face to face, diskusi, anjangsana, ramah
tamah dan penerangan keliling.
Materi : Di titik beratkan pada masalah-masalah umum lalu lintas yang disesuaikan
dengan audience yang dihadapi. Contoh : untuk SD/SMP/SMA/SMK.
Titik berat materi :
- Berlalu lintas yang aman
- Cara menyeberang
- Cara bersepeda
- Cara berjalan ditrotoar
- Cara naik / turun penumpang, dll.
Untuk pengemudi ranmor umum, materi :
- Mengemudi yang aman
- Sopan santun dan disiplin berlalu lintas
- Keamanan penumpang, dll.
Waktu : berkala/insidentil.
(6) Penerangan melalui alat peraga (rambu-rambu) seperti penempatan rambu-rambu
tertentu di ruang kelas play group atau tempat anak-anak bermain di TK dan SD.
(7) Melalui pemasangan poster / spanduk, brosur, pamflet, monumen dan bill board.
Materinya : Pesan-pesan yang bersifat anjuran / petunjuk atau mengingatkan.
Bentuk : Menggunakan kalimat yang bersahaja (singkat, jelas dan padat).
Waktu : Insidentil (sekali-kali) atau sesuai situasi dan kondisi masing-masing wilayah.
(8) Melalui pertunjukan kesenian tradisional.
Materinya : Di titik beratkan pada masalah sopan santun lalu lintas yang dikaitkan
dengan adat istiadat setempat (azas persuasif) serta bahasa yang sederhana yang
sesuai bahasa setempat.
Bentuk : Sandiwara dan sebagainya.
Cara penyajian : Harus betul-betul cermat karena penerangan hanya efektif terhadap
kelompok masyarakat tertentu saja pembinaan pemain harus betul-betul secara
intensif karena atau yang menyampaikan bukan Polantas sendiri.
(9) Penerangan lalu lintas mengenai persyaratan memperoleh santunan asuransi
kecelakaan lalu lintas.
c) Tahap penilaian :
(1) Mengadakan perbandingan tentang situasi lalu lintas sebelum dan sesudah
dilakukan penerangan.
(2) Menganalisa tanggapan masyarakat sebagai umpan balik dan usaha
penanggulangan masalah lalu lintas itu sendiri.
(3) Hasil perbandingan dan analisa tersebut dipakai untuk bahan meningkatkan usaha
penerangan selanjutnya.
6.12. Taman Lalu Lintas
a. Maksud dan Tujuan :
1) Taman Lalu lintas sebagai wahana pendidikan lalu lintas kepada anak - anak dalam
menanamkan nilai-nilai kedisiplinan pengetahuan dan wawasan tentang kelalu lintasan
secara dini yang diharapkan mengakar menjadi suatu kepribadian dalam berperilaku di
jalan raya di masa depan.
2) Taman Lalu lintas sebagai model pendidikan terapan kepada anak – anak yang secara
langsung dapat diaplikasikan di tempat bermain melalui penanaman nilai budaya disiplin
dan tertib berlalu lintas.
3) Taman Lalu lintas adalah sarana bermain bagi anak-anak dengan memperhatikan
aspek-aspek afiktif (perasaan dan emosi), psikomotorik (refleksi) terhadap pengetahuan
lalu lintas, sehingga memiliki kemampuan secara kognitif (pemahaman keyakinan ) yang
mendasar dalam memahami atau menyakini aturan kelalulintasan.
b. Kegiatan yang dilaksanakan dalam pembuatan Taman Lalu Lintas
1) Tahap perencanaan dan persiapan .
(a) Koordinasikan lintas fungsi dan instansi/lintas terkait.
(b) Buat konsep gambar/market awal Taman Lalu Lintas sesuai dengan kondisi tempat
dan kebutuhan sarananya serta sasaran pengunjungnya.
(c) Tentukan pengelola dan dukungan anggarannya.
(d) Tentukan materi atau isi yang perlu disajikan peta Taman Lalu Lintas.
(e) Tentukan jadwal waktu pengunjung untuk mengenal atau menguji pengetahuan
tentang lalu lintas.
2) Tahap Pelaksanaan.
Materi atau isi yang disajikan pada Taman Lalu Lintas, meliputi:
(a) Rambu-rambu lalu lintas (ukuran disesuaikan).
(b) Marka jalan yang meliputi:
- Garis pemisah.
- Petunjuk arah.
- Garis berhenti.
(c) Tempat penyeberangan.
(d) Lampu lalu lintas.
(e) Jembatan-jembatan.
(f) Persimpangan.
(g) Pintu kereta api.
(h) Bangunan miniatur seperti:
- Rumah Sakit.
- Pompa bensin.
- Pos Polisi.
- Rumah makan.
- Gedung-gedung Pemerintah.
- Halte, trotoar
- Bangunan lain yang dianggap penting
3) Tahap Penilaian.
(a) Lakukan analisa tanggapan/kesan bagi pengunjung (siswa/masyarakat).
(b) Lakukan penilaian kekurangan dan kelebihannya baik terhadap isi maupun dampak
hasil kunjungannya.
(c) Lakukan perbandingan dengan kegiatan sebelumnya.
(d) Pengelolaan Taman Lalu Lintas:
(1) Dilaksanakan kerja sama dengan Pemda/Dinas Pendidikan dan Polri.
(2) Dapat digunakan sarana latihan PKS.

VI. HASIL YANG DICAPAI


Hasil yang dicapai dalam kegiatan Kamsel :
1. Mengerti aturan hukum yang berlaku
2. Mengerti etika dalam berlalu lintas di jalan raya;
3. Paham akan keselamatan diri sendiri maupun orang lain ketika berkendaraan;
4. Mengerti rambu-rambu lalu lintas.

VII. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN


1. Pengawasan
a. Analisa dan evaluasi hasil Laporan.
b. Mengecek pelaksanaan melalui alat komunikasi (Telepon/HT).
c. Survei secara langsung kepada masyarakat dalam hal permasalahan lalu lintas.
2. Pengendalian
a. Melalui pelaporan hasil pelaksanaan tugas.
b. Langsung dan tidak langsung oleh Pimpinan.

VIII. KETENTUAN LAIN


1. Dalam pelaksanaan tugas personel dilarang :
a. Memberikan arahan atau ceramah yang menyesatkan atau bersifat SARA.
b. Menerima segala bentuk imbalan dan atau pungli.
c. Melepas atribut atau perlengkapan yang ada pada perorangan.
d. Bersikap kasar dan arogan.
e. Melakukan tindakan tercela yang dapat merugikan Masyarakat, profesi dan Kesatuan.
f. Merokok saat memberikan ceramah.
g. Tidak mencatat/membuat/melaporkan hasil kegiatan Patroli kepada pimpinan.
2. Indikator keberhasilan:
a. Masyarakat mudah menghubungi dan menemui Polisi di manapun.
b. Petugas patroli ada pada saat dibutuhkan Masyarakat.
c. Petugas patroli cepat datang di TKP.
d. Patroli Polisi berinteraksi positif dengan Masyarakat.
e. Masyarakat lapor kepada Polisi tanpa ada rasa takut tentang gangguan Kamtibmas.
f. Meningkatnya pelaku kejahatan yang tertangkap tangan.
g. Tindak pidana dan atau gangguan Kamtibmas yang terjadi menurun secra signifikan.
h. Partisipasi masyarakat meningkat untuk membentu menciptakan rasa aman.
i. Masyarakat merasakan kenyamaan dan kepuasan terhadap pelayanan unit Patroli.
j. Zero Complain.

VIII. PENUTUP
Demikian Standar Operasional Prosedur (SOP) Unit Kamsel SatLantas Polres Gorontalo ini
dibuat untuk dipergunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas Kamsel Lantas di
wilayah hukum Polres Gorontalo.

Ditetapkan di : Limboto
Pada tanggal : Juli 2022

Anda mungkin juga menyukai