Anda di halaman 1dari 11

ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 5 No.

2, Agustus 2019 ISSN : 2407-4276 (Online)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN E–TILANG TERHADAP PELANGGARAN


LALU LINTAS DI POLRES MAGELANG

Lutfina Zunia Apriliana


Prodi Magister Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro,
Semarang
e-mail: finaapriliana@gmail.com

Nyoman Serikat Putra Jaya


Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro, Semarang
e-mail: putrajaya1984@yahoo.co.id

ABSTRAK
Pembangunan infrastruktur angkutan jalan memiliki peranan
penting dalam menunjang aktifitas perekonomian, namun pada sisi
lain melahirkan berbagai permasalahan menyangkut pelanggaran
hukum lalu lintas, kecelakaan, ketidak teraturan pengguna jalan, dan
kemacetan. Penerapan e-tilang merupakan pilihan yang efektif yang
mencapai sasaran dalam pelaksanaan tilang kepada pelanggar
peraturan lalu lintas walaupun belum dapat dikatakan bahwa e-tilang
ini efektif karena belum semua masyarakat di Indonesia menguasai
teknologi. Penelitian ini menggunakan metode yuridis empiris untuk
menjawab apakah ke efektivitasan penggunaan e-tilang di Polres
Magelang. Hasil dari penelitian ini menunjukan penggunaan aplikasi
e-tilang terlihat belum efektif karena belum memenuhi kelima
indikator efektivitas yang dikemukakan oleh Stees. Indikator tersebut
adalah produktivitas, kemampuan adaptasi kerja, kepuasan kerja,
kemampuan berlaba dan pencarian sumber daya. Terdapat faktor
penghambat yang mempengaruhi efektivitas aplikasi e-tilang,
diantaranya adalah sumber daya manusia, intensitas sosialisasi e-
tilang, mekanisme pelayanan aplikasi e-tilang serta sarana dan
prasarana.

Kata Kunci: Efektivitas, E-Tilang, Lalu Lintas, Polres Magelang.

ABSTRACT
The construction of road transport infrastructure has an important role in
supporting economic activity, but on the other hand it creates various
problems regarding traffic law violations, accidents, road user irregularities
and congestion. The implementation of e-Tilang is an effective choice that
reaches the target in the implementation of Tilang to violators of traffic
regulations although it cannot be said that this e-Tilang is effective because
not all communities in Indonesia have mastered the technology. This study
uses juridical empirical methods to answer whether the effectiveness of the use
of e-Tilang in the Magelang Police Station. The results of this study indicate
that the use of the e-Tilang application has not been effective because it has not
fulfilled the five effectiveness indicators proposed by Stees. These indicators
are productivity, work adaptability, job satisfaction, profitability and resource
search. There are inhibiting factors that influence the effectiveness of e-Tilang

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 1


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 5 No. 2, Agustus 2019 ISSN : 2407-4276 (Online)

applications, including human resources, the intensity of e-Tilang


socialization, the service mechanism of e-Tilang applications and facilities and
infrastructure.

Keywords: Effectiveness, E-Tilang, Traffic, Magelang Police Station.

Pendahuluan merupakan penjabaran kemampuan


Pembangunan infrastruktur lalu teknis profesional yang meliputi
lintas dan angkutan jalan yang dewasa pengaturan, penjagaan, pengawalan,
ini tengah ditingkatkan oleh patroli, pendidikan masyarakat dan
pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, rekayasa lalu lintas, registrasi dan
terutama pada beberapa daerah yang identifikasi pengemudi atau kendaraan
selama ini terisolasi memiliki peranan bermotor, penyidikan kecelakaan lalu
penting dalam menunjang aktifitas lintas dan penegakkan hukum dalam
perekonomian masyarakat setempat. bidang lalu lintas, guna memelihara
Dengan berkembanganya ekonomi keamanan, ketertiban dan kelancaran
masyarakat menjadikan alat lalu lintas sebagaimana diatur dalam
transportasi sebagai kebutuhan pokok Pasal 12 Undang-undang Nomor 22
untuk mempermudah aktivitas sehari Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
hari. Namun pada sisi lain Angkutan Jalan dan juga mendukung
meningkatnya intensitas kegiatan upaya memajukan kesejahteraan
masyarakat di jalan raya tersebut umum sebagaimana diamanatkan juga
melahirkan berbagai permasalahan pada pembukaan Undang-undang
terhadap keamanan, keselamatan, Dasar Negara Republik Indonesia
ketertiban dan kelancaran lalu lintas Tahun 1945.
(Kamseltibcarlantas). Implikasi dari Salah satu Upaya yang di
permasalahan itu antara lain lakukan Anggota Kepolisian Satuan
menyangkut pelanggaran hukum lalu Lalu Lintas dalam pelaksanaaan
lintas, kecelakaan lalu lintas, ketidak tugasnya adalah pembinaan lalu lintas
teraturan pengguna jalan, dan jalan raya, sebagai upaya preventif
kemacetan lalu lintas di jalan. dalam mencegah ketidaknyamanan
Untuk mencegah hal tersebut dan ancaman keselamatan dalam
diatas maka diperlukanya aparat berkendara, salah satu contoh
penegak hukum yang memiliki perlengkapan yang harus ada ketika
wewenang dan tanggung jawab atas berkendara yaitu Helm SNI (Standar
Keamanan dan Ketertiban Negara, Nasional Indonesia). Disamping itu
ialah Kepolisian Negara Republik para pengendara diwajibkan
Indonesia (POLRI) selaku alat negara membawa serta kelengkapan
penegak hukum, pelindung, administrasi kendaraan berupa STNK
pengayom dan pelayan masyarakat dan bukti kecakapan/keterampilan
sebagaimana tertuang dalam tugas berkendara berupa Surat Ijin
pokoknya yaitu pada pasal 13 Undang- Mengemudi. Bagi pengendara yang
Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang tidak memenuhi kriteria aman dalam
Kepolisian Negara Republik Indonesia. berkendara serta tidak membawa
Satuan Lalu Lintas (Satlantas) kelengkapan yang seharusnya ada
adalah unsur pelaksana Polres yang ketika berkendara maka akan di
dalam tugasnya bertanggung jawab kenakan pelanggaran lalu lintas yang
menyelenggarakan tugas kepolisian selanjutnya akan dilakukan
mencakup di bidang lalu lintas yang
Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 2
ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 5 No. 2, Agustus 2019 ISSN : 2407-4276 (Online)

penindakan pelanggaran oleh Satuan Tilang elektronik yang biasa


Lalu Lintas (Junef, 2014). disebut E-tilang adalah digitalisasi
Penindakan pelanggaran lalu proses tilang, dengan memanfaatkan
lintas dilakukan oleh petugas teknologi informasi” diharapkan
kepolisian baik secara edukatif keseluruhan proses tilang menjadi
maupun yuridis, hal ini sesuai dengan inovasi yang dapat membantu pihak
perannya, dalam Pasal 1 ayat 2 kepolisian dalam manajemen
Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun penindakan serta Pembayaran Denda
2012 menyatakan bahwa penindakan Pelanggaran Lalu Lintas. Dengan
pelanggaran lalu lintas dan angkutan sistem E-tilang, pelanggar hanya
jalan adalah rangkaian tindakan yang membayar denda pada pasal yang
dilaksanakan oleh penyidik Kepolisian dilanggar melalui rekening Bank milik
Negara Republik Indonesia atau pelanggar (Setiyanto, Gunarto, &
Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Wahyuningsih, 2017). Setelah
bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mendapat notifikasi pembayaran
terhadap pelanggaran Lalu Lintas dan denda tilang, pelanggar dapat
Angkutan Jalan. langsung menunjukan kepada petugas
Bukti Pelanggaran atau bahwa tilang sudah terbayar,
disingkat Tilang adalah hukuman kemudian pelanggar dapat mengambil
berupa denda yang dikenakan oleh barang sitaan dan melanjutkan
polisi kepada pengguna jalan yang perjalanan. Hasil putusan sidang tilang
melanggar peraturan. Tilang tentang denda yang harus dibayar oleh
diharapkan mampu menangani pelanggar menunggu pelaksanaan
permasalahan berlalu lintas. Ada tiga sidang. Saat vonis di tetapkan oleh
fungsi utama tilang yaitu: (1).Sebagai pengadilan tentang nominal denda
surat panggilan ke Pengadilan Negeri; tilang, pelanggar akan mendapatkan
(2). Sebagai pengantar untuk pemberitahuan berupa notifikasi dan
membayar denda ke Bank/Panitera; pengembalian denda yang sudah di
dan (3). Sebagai tanda penyitaan atas bayar pelanggar melalui rekening bank
barang bukti yang disita, seperti SIM, milik pelanggar (Junef, 2014).
STNK atau kendaraan. Penerapan E-tilang merupakan
Sejalan dengan Kebijakan Kepala langkah baik yang diambil kepolisian
Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam mewujudkan pelayanan publik
13 Juli 2016 lalu, Jenderal Polisi Prof. agar lebih efektif, efisien, transparan
Drs H M Tito Karnavian MA, PhD, dan akuntabel. Mengedepankan
mengusung terwujudnya Polri yang pelayanan yang profesional guna
makin profesional, modern, dan meningkatkan kepercayaan
terpercaya, maka peningkatan masyarakat terhadap instansi Polri
pelayanan publik yang harus berbasis serta meningkatkan peran serta
teknologi informasi (TI), kemajuan masyarakat dalam penegakan hukum
teknologi pada zaman era globalisasi khususnya dalam penindakan
ini akan membantu penegakan hukum pelanggaran lalu lintas dimana
dalam mengatasi permasalahan masyarakat yang menjadi subjek
pelanggaran khususnya Pelanggaran hukum dari terjadinya sebuah
berkendara lalu lintas jalan raya. pelanggaran di jalan raya (Setiyanto,
Gunarto, & Wahyuningsih, 2017).

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 3


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 5 No. 2, Agustus 2019 ISSN : 2407-4276 (Online)

Akan tetapi, pada kenyataanya terhadap pelanggaran lalu lintas di


penggunaan Aplikasi E-Tilang di Polres Magelang?; dan (2). Apa saja
Wilayah Hukum Polres Magelang faktor-faktor yang mempengaruhi
masih terbilang minim dibandingkan efektivitas aplikasi e-tilang dalam
pengunaan tilang manual, padahal pembayaran denda pelanggaran lalu
sejatinya e-tilang lebih memudahkan lintas di Polres Magelang?.
para pelanggar untuk menyelesaikan
permasalahan hukum yang di Metode Penelitian
hadapinya dengan reformasi birokrasi Pada artikel ini, jenis penelitian
yang efektif serta kepastian hukum yang digunakan bersifat doktrinal
terhadap denda tilang yang di yakni metode penelitian yuridis
dapatkan oleh pelanggar. Kepastian empiris. Deskriptif analitis merupakan
hukum merupakan faktor yang paling sifat spesifikasi penelitian yang
menjadi sorotan dalam penindakan digunakan oleh penulis, karena
pelanggaran hukum, karena setiap spesifikasi penelitian ini
pelanggar akan di kenakan sanksi menggambarkan serta
denda yang sesuai dengan nominal mendeskripsikan permasalahan dari
berdasarkan Undang-Undang Nomor obyek yang sedang diteliti serta faktor
22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan yang mempengaruhinya (Suteki &
Angkutan Jalan, yang telah disahkan Taufani, 2018).
DPR-RI pada tanggal 22 Juni 2009. Data primer serta data sekunder
Mengingat penelitian mengenai dipergunakan dalam penulisan artikel
penggunaan e-tilang sebelumya telah ini. Data primer ialah data yang
dilakukan seperti penerapan sanksi diperoleh melalui kegiatan wawancara
denda e-tilang di Polres Rembang responden di lapangan. Data sekunder
(Setiyanto, Gunarto, & Wahyuningsih, ialah data tidak langsung diperoleh
2017) dan inovasi program e-tilang dari sumber obyek penelitian (Suteki &
sebagai peningkatan pelayanan publik Taufani, 2018). Dalam mengumpulkan
di Polres Kediri (Salsabila, 2018). data primer pada penelitian ini yakni
Berdasarkan penelitian sebelumnya, melalui kegiatan wawancara terhadap
terdapat perbedaan fokus penelitian responden, sedangkan teknik yang
yang akan di lakukan oleh penulis digunakan untuk mengumpulkan data
dengan penelitian yang sudah ada. sekunder ialah melalui melakukan
Penelitian ini sama-sama bertemakan studi pustaka (library research) ataupun
e-tilang, namun penulis lebih studi dokumenter. Data yang diperoleh
menekankan indicator-indikator saat wawancara terhadap responden
penghambat penggunaan e-tilang di serta bahan-bahan hukum dipelajari
Polres Magelang, sehigga membuat dan dianalisis untuk memberikan
pembahasan mengenai e-tilang ini gambaran-gambaran tentang topic
menjadi selalu penting dan aktual penelitian sehingga membantu penulis
untuk dilakukan pengkajian lanjut. membuat suatu kesimpulan yang
benar.
Perumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan Pembahasan
uraian di atas yaitu: (1). Bagaimana
efektivitas penggunaan e-tilang

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 4


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 5 No. 2, Agustus 2019 ISSN : 2407-4276 (Online)

Efektivitas Penggunaan E-Tilang kabupaten pada kenyataanya


Terhadap Pelanggaran Lalu Lintas Di penggunaan aplikasi e-tilang di
Polres Magelang wilayah hukum polres magelang
Aplikasi e-tilang merupakan kabupaten masih sangatlah minim,
inovasi dari Korlantas Polri dalam berikut merupakan data 2 tahun
meningkatan pelayanan pembayaran terakhir penggunaan aplikasi e-tilang
denda pelanggaran lalu lintas berbasis di polres magelang.
TI (Teknologi Informasi), pembuatan Tabel 1. Data Dakgar Menggunakan
aplikasi e–tilang terintegrasi dengan Tilang Manual & E-Tilang Tahun 2017
instansi terkait yang telah disepakati
dan dikoordinasikan antara Korps Lalu HASIL SIDANG
NO BULAN E TILANG KET
Lintas (Korlantas) Kepolisian RI., DAKGAR MANUAL

Mahkamah Agung RI., Kejaksaan 2 3 4 5 6


1 JANUARI 3,959 3,959 0
Agung RI., dan PT. Bank Rakyat 2 FEBRUARI 4,427 4,427 0
3 MARET 4,013 4,013 0
Indonesia (Persero) Tbk. Aplikasi 4 APRIL 2,857 2,460 397
tersebut terdiri dari 26 kolom yang diisi 5
6
MEI
JUNI
2,217
3,012
1,990
2,534
227
478
oleh masing-masing instansi dengan 7 JULI 3,060 2,317 743
8 AGUSTUS 6,509 5,337 1,172
kewenangan masing masing dengan 9 SEPTEMBER 2,030 1,745 285
10 OKTOBER 7,900 5,339 2,561
proses pengelolaan data perkara 11 NOVEMBER 6,252 4,616 1,636
pelanggaran lalu lintas / tilang dengan 12 DESEMBER
JUMLAH
241
46,477
241
38,978
0
7,499 -
menggunakan aplikasi tilang online (e-
tilang) (Chusminah, Haryati, & Sumber: Baur Min Tilang Polres
Kristiani, 2018). Magelang Kabupaten 2018.
Pelaksanaan aplikasi e-tilang di
mulai pada bulan November tahun Tabel 2. Data Dakgar Menggunakan
2016 dan baru terealisasi di Polres Tilang Manual & E-Tilang Tahun 2018
Magelang Kabupaten pada bulan April HASIL
NO BULAN SIDANG MANUAL E TILANG KET
tahun 2017. Dengan penerapan e- DAKGAR

tilang, akan sangat membantu 2 3 4 5 6


1 JANUARI 8,499 6,249 2,250
masyarakat (pelanggar) untuk
2 FEBRUARI 5,950 4,820 1,130
melakukan pembayaran denda tilang 3 MARET 7,102 5,362 1,740
melalui jasa perbankan (atm, teller, e- 4 APRIL 4,420 3,430 990
5 MEI 4,187 3,317 870
banking) dan akan memudahkan 6 JUNI 801 291 510
pengelolaan data perkara pelanggaran 7 JULI 456 96 360
lalu lintas / tilang baik bagi Polri, 8 AGUSTUS 4,651 3,331 1,320
9 SEPTEMBER 4,489 3,079 1,410
Makamah Agung RI., maupun 10 OKTOBER 3,557 2,507 1,050
Kejaksaan RI. Disamping itu data 11 NOVEMBER 4,448 3,188 1,260
12 DESEMBER 397 397 0
penyelesaian perkara tilang menjadi JUMLAH 48,957 12,890 -
36,067
transparan dan akuntabel sehingga Sumber: Baur Min Tilang Polres
tercapai tertib adminsitrasi dalam Magelang Kabupaten 2018
pengelolaan data perkara tilang, bebas Dari data tabel-tabel di atas
pungli dan penerimaan negara dari bahwasanya hanya kurang lebih 20%
hasil penanganan perkara tilang penggunaan aplikasi e-tilang yang di
menjadi lebih optimal. terapkan sebagai penindakan
Namun, berdasarkan data yang pelanggaran lalu lintas di polres
penulis dapatkan di polres magelang magelang kabupaten, mengingat

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 5


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 5 No. 2, Agustus 2019 ISSN : 2407-4276 (Online)

aplikasi ini merupakan inovasi dari memakan waktu karena hal tersebut,
korlantas polri agar terciptanya kinerja dengan berbagai keluhan yang di
dengan birokrasi yang memudahkan sampaikan oleh petugas sebagai
petugas penindak dan pelanggar. penindak ini menjadi alasan bahwa
Membahas tentang efektivitas tilang konvensional lebih mudah untuk
penggunaan aplikasi e-tilang dalam menyelesaikan perkara yang menjadi
pembayaran denda pelanggaran lalu kewajiban dalam penindakan
lintas penulis menganalisis dengan pelanggaran lalu lintas di jalan raya
menggunakan teori efektivitas yang di ketimbang menggunakan aplikasi e-
kemukakan oleh Stees dimana terdapat tilang sebagai penindakan pelanggaran
5 indikator dalam pengukuran lalu lintas.
efektivitas suatu program, diantaranya: Fakta tersebut dapat kita tinjau
(1).Produktivitas; (2).Kemampuan dari angka penggunaan e-tilang dalam
Adaptasi Kerja; (3).Kepuasan Kerja; penindakan pelanggaran lalu lintas
(4).Kemampuan Berlaba; dan sebagai sarana pembayaran denda
(5).Pencarian Sumber Daya pelanggaran lalu lintas tahun 2018
(Chusminah, Haryati, & Kristiani, yang masih berada pada angka 1.038,
2018). bila dibandingkan dengan angka
Indikator pertama adalah pembayaran denda tilang manual
produktivitas yang merupakan (konvensional) yang terdapat di polres
kuantitas atau volume dari produk magelang. Apabila direkapitulasi,
atau jasa pokok yang dihasilkan angka pembayaran denda pelanggaran
organisasi. Dapat diukur menurut tiga lalu lintas tahunan yang menggunakan
tingkatan yakni tingkatan individual, aplikasi e-tilang hanya sekitar 20%
kelompok dan keseluruhan organisasi. pertahun, tentu hal tersebut
Indikator produktivitas dari segi merupakan sebuah angka yang sangat
organisi dapat dilihat dari segi kecil bagi penggunaan sebuah aplikasi
keefektivitas suatu program, aplikasi e- sebagai sarana pembayaran denda
tilang sudah beroperasi lebih dari dua pelanggaran dalam instansi
tahun dan masih membutuhkan pemerintahan. Maka dari itu, apabila
beberapa perubahan sistem yang dilihat dari indikator produktivitas,
mengatur mengenai embuatan blangko aplikasi e-tilang belum memenuhi
e-tilang kepada pelanggar indikator karena penggunaan aplikasi
(Rakhmadani, 2017). e-tilang belum produktif dan masih
Wawancara dilakukan Bersama cenderung menggunakan tilang
Aipda Budi Sartono di Pos Lantas konvensional di daerah magelang
Borobudur Kabupaten Magelang pada kabupaten.
1 Maret 2019, menyebutkan yang Indikator ke dua adalah,
menjadi persoalan yang di temukan kemampuan adaptasi kerja yang
adalah karena pengisian identitas yang merupakan suatu kemampuan untuk
harus dilaksanakan dua kali karena mengubah atau merombak standarisasi
perlu di salin ke Blangko Biru sebelum prosedur operasinya apabila
pelanggar teregistrasi dengan e-tilang. lingkungannya berubah pula, hal ini
Petugas sebagai pelaksana dimaksudkan untuk mencegah
penggunaan aplikasi e-tilang pun kebakuan terhadap rangsangan
merasa hal ini menyulitkan dan

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 6


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 5 No. 2, Agustus 2019 ISSN : 2407-4276 (Online)

lingkungan (Chusminah, Haryati, & mengukur tingkat kesenangan yang


Kristiani, 2018). dirasakan seseorang atas peranan atau
Aipda Budi Sartono juga pekerjaannya dalam organisasi.
menyampaikan dari segi penegakan Tingkat rasa puas individu bahwa
hukum menggunakan aplikasi e-tilang mereka mendapatkan imbalan yang
yang dilaksanakan di Kabupaten setimpal dari bermacam-macam aspek
Magelang petugas kepolisian tidak situasi dimana mereka berada. Faktor
mampu beradaptasi dengan ketentuan kepuasan kerja ini tentunya menjadi
penggunaan e-tilang sebagai sarana suatu hal yang bersifat subjektif, setiap
tindak pelanggaran, karena memiliki pelanggar memiliki penilaian sendiri
birokasi yang lebih rumit di terhadap pelayanan aplikasi e-tilang
bandingkan tilang konvesional dan (Rakhmadani, 2017).
petugas dalam penggunaan e-tilang di Dewasa ini, sangat jarang
Polres Magelang tidak melaksanakan adanya pelanggar yang
sesuai dengan SOP e-tilang menurut menggunnakan e-tilang terhadap
Peraturan Kepala Korps Lalu Lintas penindakan pelanggaran lalu lintas.
Kepolisian Negara Republik Indonesia Hasil wawancara bersama Bapak
No. 6 Tahun 2018 tentang Standar Dewantoro, pelanggar yang
Operasional, Prosedur Penindakan menggunakan e-tilang pada 28 April
Pelanggaran Lalu Lintas Dan 2019 merasa puas karena dengan
Angkutan Jalan Dengan Surat Tilang menggunakan aplikasi e-tilang,
Elektronik. pelanggar tersebut dapat menghemat
Pihak organisasi yang pada hal waktu, tenaga dan biaya serta dapat
ini diwakili oleh Satuan Lantas Polres menyelesaikan perkara di tempat.
Magelang Kabupaten belum dapat Namun disisi lain, penulis juga
melakukan adaptasi dan aplikasi melakukan wawancara bersama Ibu
terhadap program aplikasi e-tilang Siti Rahmawati sebagai pelanggar yang
karena sebelum aplikasi tersebut masih membayara denda dengan
diluncurkan, terlebih dahulu disiapkan menggunakan tilang manual di polres
sumber daya manusia yang magelang kabupaten pada tanggal 28
bertanggung jawab atas aplikasi April 2019, pelanggar tersebut
tersebut, yang mampu, mumpuni dan mengaku belum merasakan pelayanan
memiliki kualifikasi dalam hal dan pemberlakuan aplikasi e-tilang di
teknologi informasi, serta memahami Polres Magelang Kabupaten, tidak
SOP pelaksanaan aplikasi yang pada adanya sosialisasi dan tawaran untuk
akhirnya berakibat pada meningkatnya penyelesaian pembayaran denda
animo masyarakat untuk dengan menggunakan aplikasi e-tilang
menggunakan aplikasi e-tilang sebagai di polres tersebut, pelanggar hanya
sarana penindakan pelanggaran lalu dianjurkan untuk membayar denda
lintas, sehingga dalam hal ini apabila dan mengambil barang bukti yang
dilihat dari indikator kemampuan nanti di proses di Kejaksaan Agung.
adaptasi kerja satuan lantas polres Maka dari itu, pelanggar yang tidak
magelang belum memenuhi indikator menggunakan pelayanan aplikasi e-
tersebut. tilang dikarenakan belum adanya
Indikator ke tiga adalah, sosialisasi dan penerapan secara
kepuasan kerja yaitu indikator yang menyeluruh di Polres Magelang,

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 7


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 5 No. 2, Agustus 2019 ISSN : 2407-4276 (Online)

artinya bahwa petugas kepolisian pelanggaran lalu lintas di kabupaten


selaku penindak pelanggar lalu lintas magelang.
belum melaksanakan tugas sesuai Indikator kelima adalah
dengan SOP dan belum adanya pencarian sumber daya, yang
pemberdayaan aplikasi e-tilang, merupakan kemampuan organisasi
sehingga kemudahan dan manfaat dalam mencari sumber daya yang
pelayanan aplikasi e-tilang sebagai diperlukan yang memiliki kemampuan
sarana pembayaran denda yang mumpuni dalam bidang yang
pelanggaran lalu lintas tidak diperlukan. Pelayanan aplikasi e-tilang
berdampak secara simultan kepada ini membutuhkan sarana yang tepat
masyarakat kabupaten magelang dan untuk meningkatkan ketertarikan
minimnya eksistensi dari pelayanan penggunaan e-tilang dalam
aplikasi e-tilang, sehingga apabila pembayaran denda pelanggaran lalu
indikator kepuasan kerja ingin lintas, salah satunya adalah EDC
dijadikan sebagai acuan tingkat (Electronic Data Capture). Sesuai dengan
efektivitas suatu program, maka pasal 7 ayat 1 Peraturan Kepala Korps
indikator kepuasan kerja harus Lalu Lintas Kepolisian Negara
disandingkan dengan indikator- Republik Indonesia Nomor 6 Tahun
indikator lain yang memperkuat hasil 2018 menyatakan bahwa penyidik atau
penulisan penulis. penyidik pembantu sebagaiaman di
Indikator ke empat adalah maksud dalam pasal 6 melaksanakan
kemampuan berlaba, adalah penindakan pelanggaran lalu liintas
kemampuan untuk mendapatkan tertentu dengan sistem e-tilang,
penghasilan atas penanaman modal menggunakan : (a).Surat tilang
yang dipakai untuk menjalankan elektronik; (b).Telephone genggam
organisasi dilihat dari sudut pandang sistem android (smartphone e-tilang);
si pemilik. Bahwa pada tahun 2018 dan (c).Alat transaksi elektronik
transaksi yang menggunakan aplikasi perbankan untuk penyetoran uang
e-ilang sebagai media pembayaran titipan denda secara elektronik melalui
denda pelanggaran lalu lintas hanya bank
sebesar 12.890 dari hasil jumlah dakgar Pada huruf c ini menekankan
e- tilang jika dibandingkan dengan bahwa EDC sebagai sarana pelayanan
pembayaran denda tilang manual aplikasi e-tilang dalam pembayaran
sebesar 36,067 dari hasil jumlah dakgar denda perlu di hadirkan dalam setiap
tilang manual yang berati angka penggunaan aplikasi e-tilang namun
tersebut merupakan angka yang sangat kenyataanya, edc masih belum
kecil apabila dibandingkan dengan terdapat di setiap pos penindakan
tilang manual di polres magelang pelanggaran lalu lintas, hanya terdapat
kabupaten. Bahkan masyarakat 1 pos dari 6 pos yang menggunakan
kabupaten magelang lebih tertarik EDC, hal ini perlu di perhatikan oleh
membayar denda pelanggaran lalu pimpinan terhadap eksistensi
lintas melalui kejaksaan negeri karena penggunaan aplikasi e-tilang.
pembayaran denda yang lebih murah Dari kelima indikator diatas, belum
dan sudah menjadi birokrasi yang ada satupun dari kelima indikator yang
sering di gunakan sebagai dapat dipenuhi oleh aplikasi e-tilang
penyelesaian pembayaran denda sebagai sarana pembayaran denda

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 8


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 5 No. 2, Agustus 2019 ISSN : 2407-4276 (Online)

pelanggaran lalu lintas di polres sangatlah minim di daerah tersebut,


magelang kabupaten sehingga penulis masih banyak masyarakat yang belum
dapat menyimpulkan bahwa aplikasi memiliki rekening atm dan belum
e-tilang yang diterapkan di polres mengerti tentang manfaat dari e-tilang
magelang kabupaten belum efektif yang memberikan kemudahan dalam
dipakai sebagai sarana pembayaran pembayaran denda pelanggaran lalu
denda pelanggaran lalu lintas di polres lintas.
magelang kabupaten. Kendala kedua adalah
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi sosialisasi dari penerapan aplikasi e-
Efektivitas E-Tilang Terhadap tilang dalam proses penindakan
Pelanggaran Lalu Lintas Di Polres pelanggaran lalu lintas serta
Magelang pembayaran denda pelanggaran lalu
Dalam mewujudkan pelayanan lintas di Polres Magelang Kabupaten,
e-tilang terhadap pembayaran denda pelaksanaan aplikasi e-tilang di Polres
pelanggaran lalu lintas yang baik, Magelang Kabupaten sudah berjalan 2
korlantas polri tentunya telah berupaya tahun 2017, namun dari hasil data
untuk meningkatkan pelayanan secara jumlah Dakgar yang diperoleh, e-tilang
maksimal yang selanjutnya di terapkan masih minim di bandingkan tilang
di berbagai daerah termasuk daerah konvensional salah satu faktor nya
kabupaten magelang. Namun dalam adalah pengetahuan masyarakat
mewujudkan hal tersebut, terdapat tentang e-tilang yang ada di Polres
faktor penghambat yang Magelang.
mempengaruhi efektivitas aplikasi e- Mekanisme pelayanan aplikasi
tilang, diantaranya adalah: (1).Sumber e-tilang yang selama ini ada
Daya Manusia; (2).Intensitas Sosialisasi sesungguhnya tidak sesuai dengan
E-tilang; (3).Mekanisme Pelayanan pasal 4 huruf (b) Peraturan Kepala
Aplikasi E-tilang; dan (4).Sarana dan Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara
Prasarana. Republik Indonesia Nomor 6 Tahun
Dilihat dari aspek sumber daya 2018 yaitu efesiensi dan efektivitas,
manusia, dari sisi keduanya memiliki yaitu prosedur e-tilang harus
kekurangan. Dari sisi petugas sederhana, cepat, dan mudah
penindak pelanggaran lalu lintas, dilaksanakan serta berdampak pada
petugas belum bisa menerapkan menurunya pelanggaran lalu lintas,
aplikasi e-tilang secara simultan karena namun fakta di lapangan prosedur e-
motivasi dari petugas kepolisian untuk tilang justru mempersulit penindakan
melayani dan mengayomi masyarakat pelanggaran lalu lintas karena
sangatlah kurang, sehingga perlunya dua kali kerja dalam tahap
pemanfaatan aplikasi e-tilang tidak di registrasi identitas pelanggar, hal ini di
laksanakan dengan baik. Yang kedua, sebabkan petunjuk pelaksanaan tata
dilihat dari sisi masyarakat sendiri, cara penyelesaian pelanggaran lalu
masyarakat magelang kabupaten lintas yang memuat bahwa
termasuk dalam kategori masyarakat penyelesaian perkara pelanggaran lalu
berkembang yang mana belum bisa lintas harus disertai lembar surat tilang
mengikuti perkembangan teknologi yang mana blangko No.14 pernyataan
yang berkembang dengat cepat terlebih / keterangan tersangka / pelanggar
halnya pengetahuan tentang e-tilang bahwa telah melakukan pelanggaran

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 9


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 5 No. 2, Agustus 2019 ISSN : 2407-4276 (Online)

lalu lintas jalan tertentu, dan kolom produktivitas, kemampuan adaptasi


tanda tangan. Inilah mengapa perlunya kerja, kepuasan kerja, kemampuan
pengisian blangko, sehingga dengan berlaba dan pencarian sumber daya.
birokrasi yang memberatkan petugas Faktor-faktor yang
kepolisian menjadi kurangnya Mempengaruhi efektivitas aplikasi e-
motivasi untuk melakukan sosialisasi tilang dalam pembayaran denda
dan menggunakan aplikasi e-tilang pelanggaran lalu lintas di Polres
sebagai sarana penindakan Magelang Babupaten adalah: (1).
pelanggaran lalu lintas, hal ini Faktor Sumber Daya Manusia, dilihat
dikemukakan oleh Aipda Budi Sartono dari aspek sumber daya manusia, dari
di Pos Lantas Borobudur Kabupaten sisi keduanya memiliki kekurangan
Magelang pada 1 Maret 2019. yaitu, dari sisi Petugas Penindak
Sarana prasarana, Aipda Budi Pelanggaran Lalu lintas yang belum
Sartono juga menyampaikan dengan bisa menerapkan aplikasi e-tilang
keterbatasan ATM Bank, membuat secara simultan dan dilihat dari sisi
pelanggar merasa jauh dalam masyarakat sendiri, masih banyak
keterjangkauan pembayaran denda masyarakat yang belum memiliki
pelanggaran lalu lintas, EDC menjadi rekening ATM dan belum mengerti
salah satu sarana yang sangat tentang manfaat dari e-tilang;
membantu dalam pembayaran denda (2).Kurangnya sosialisasi dari
tilang di tempat, namun ketersediaan penerapan aplikasi e-tilang dalam
di lapangan terhadap penyediaan EDC penindakan pelanggaran lalu lintas
di setiap pos yang menjadi titik serta pembayaran denda pelanggaran
pelaksanaan penindakan pelanggaran lalu lintas di Polres Magelang
lalu lintas belum tersedia secara Kabupaten sehingga penggunaan e-
menyeluruh, hanya terdapat 1 dari 6 tilang masih minim di bandingkan
pos yang berada di Pos Unit Turjawali tilang konvensional; (3).Mekanisme
Polres Magelang Kabupaten, hal ini di pelayanan aplikasi e-tilang yang
karenakan belum adanya kebijakan selama ini ada sesungguhnya tidak
dan koordinasi antara instansi Bank Bri sesuai dengan pasal 4 huruf (b)
dan Polres Magelang Kabupaten Peraturan Kepala Korps Lalu Lintas
terhadap permasalahan kekurangan Kepolisian Negara Republik Indonesia
sarana EDC tersebut. Nomor 6 Tahun 2018 yaitu efesiensi
dan efektivitas, yaitu prosedur e-tilang
Simpulan harus sederhana, cepat, dan mudah
Efektivitas aplikasi e-tilang dilaksanakan serta berdampak pada
dalam pembayaran denda pelanggaran menurunya pelanggaran lalu lintas,
lalu lintas di Polres Magelang terlihat namun fakta di lapangan prosedur e-
belum efektif. Hasil penelitian yang tilang justru mempersulit penindakan
berdasarkan temuan data di pelanggaran lalu lintas; dan (4). Sarana
Kabupaten Magelang, aplikasi e- tilang Prasarana, dengan keterbatasan ATM
di Polres Magelang belum memenuhi Bank yang membuat pelanggar merasa
kelima indikator efektivitas suatu jauh dalam keterjangkauan
program sebagaimana dikemukakan pembayaran denda pelanggaran lalu
oleh Stees dimana kelima indikator lintas, EDC menjadi salah satu sarana
tersebut merupakan indikator yang sangat membantu dalam

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 10


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 5 No. 2, Agustus 2019 ISSN : 2407-4276 (Online)

pembayaran denda tilang di tempat, Berdasarkan Undang-Undang


namun ketersediaan di lapangan Nomor 22 Tahun 2009 Tentang
terhadap penyediaan EDC hanya Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan
terdapat 1 dari 6 pos yang berada di Pos (Studi Di Polres Rembang).
Unit Turjawali Polres Magelang Jurnal Hukum Khaira Ummah,
Kabupaten. Vol.12 No.4, pp. 742-766.

Daftar Pustaka Peraturan Perundang-Undangan:


Buku: Undang-Undang Dasar Negara
Suteki, & Taufani, G. (2018). Metodologi Republik Indonesia Tahun 1945
Penelitian Hukum (Filsafat, Teori Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002
Dan Praktik). Depok: PT. Raja tentang Kepolisian Negara
Grafindo Persada. Republik Indonesia
Jurnal: Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009
Chusminah, S., Haryati, R. A., & tentang Lalu Lintas dan
Kristiani, D. (2018). Efektivitas Angkutan Jalan
Implementasi E-Tilang
Kendaraan Bermotor Dalam
Rangka Tertip Berlalu Lintas
Pada Korps Lalu Lintas Polri.
WIDYA CIPTA: Jurnal Sekretari
dan Manajemen, Vol.2 No.2, pp.
217-224.
Junef, M. (2014). PERILAKU
MASYARAKAT TERHADAP
OPERASI
BUKTIPELANGGARAN
(TILANG) DALAM BERLALU
LINTAS. E-Journal WIDYA
Yustisia, Vol.1 No.1, pp.52-60.
Rakhmadani, S. (2017). Analisis
Penerapan E-Tilang Dalam
Mewujudkan Good Governance
Di Indonesia. Jurnal Sosial,
Ekonomi dan Humaniora, Vol.7
No.3, pp. 663-671.
Salsabila, F. (2018). Inovasi Program
Elektronik Tilang (E-Tilang)
Dalam Meningkatkan Pelayanan
Publik di Kepolisian Resort
(POLRES) Kediri. Publika, Vol.6
No.2, pp.1-7.
Setiyanto, Gunarto, & Wahyuningsih, S.
E. (2017). Efektivitas Penerapan
Sanksi Denda E-Tilang Bagi
Pelanggar Lalu Lintas

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 11

Anda mungkin juga menyukai