Jakarta utara merupakan sebuah kota administrasi dibagian utara Daerah
Khusus Ibu Kota. Wilayah kota administrasi Jakarta Utara mempunyai luas 7.133,51 km2, terdiri dari luas lautan 6.979,4 km2 dan luas daratan 154,11 Km2. Daratan Jakarta Utara membentang dari Barat ke Timur sepanjang kurang lebih 35 km, menjorok ke darat antara 4 s.d 10 km. Dengan luas wilayah hanya sekitar 153,48 km2, Jakarta Utara harus menanggung penduduk yang semakin banyak dari tahun ke tahun. Sehingga tingkat kepadatan penduduk perkilometer persegi juga terus mengalami kenaikan. Berdasarkan data sudin kependudukan kota administrasi Jakarta Utara (www.kependudukancapil.go.id) pada bulan Desember 2009 penduduk di wilayah Jakarta Utara berjumlah 1.422.838 jiwa, yang terdiri dari 777.391 jiwa laki-laki dan 645.447 jiwa perempuan. Peningkatan jumlah populasi tidak selamanya memberikan dampak positif bagi perkembangan umat manusia. Sering sekali peningkatan jumlah penduduk diikuti oleh meningkatnya permasalahan dalam kehidupan terutama permasalahan dalam bidang kesehatan masyarakat. Salah satu permasalahan besar di bidang kesehatan masyarakat adalah tingginya angka kejadian kecelakaan lalulintas. Selain menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia, kecelakaan lalu lintas juga merupakan salah satu penyebab kematian yang paling sering terjadi diantara cedera yang penyebabnya tidak disengaja (unintentional injuries) lainnya seperti cedera akibat terjatuh, tenggelam, terbakar, dan keracunan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan bahwa bahwa Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagai bagian dari sistem transportasi nasional harus dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas dan Angkutan Jalan dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi dan pengembangan wilayah. Berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menggantikan Undang Undang lama Nomor 14 Tahun 1992, bertujuan untuk perubahan penting dalam tata kehidupan berlalu lintas jalan raya di Indonesia. Sebab, jalan merupakan prasarana kehidupan mobilitas masyarakat yang vital bagi pencapaian tujuan yang diinginkan, baik di bidang sosial, ekonomi, budaya, politik, keamanan, dan pertahanan. Kongkretnya, Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional untuk memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan oleh UndangUndang Dasar 1945. Kemudian mengenai upaya penegakan hukum dilaksanakan lebih efektif melalui perumusan ketentuan hukum yang lebih jelas serta penerapan sanksi yang lebih tegas. Selain itu, untuk menangani masalah Kecelakaan Lalu Lintas, pencegahan kecelakaan dilakukan melalui partisipasi para pemangku kepentingan, pemberdayaan masyarakat, penegakan hukum, dan kemitraan global. Pencegahan Kecelakaan Lalu Lintas dimaksud, dilakukan dengan pola penahapan, yaitu program jangka pendek, jangka menengah, dan jangka Panjang. Berkaitan dengan tugas dan wewenang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, maka dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, harus berkoordinasi dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai koordinator dan pengawas Penyidik Pegawai Negeri Sipil. Pasal 1 butir 2 Undan-Undang Nomor 34 Tahun 2009 tentang jalan menyatakan bahwa menteri adalah menteri yang bertanggungjawab dalam bidang jalan. Kemudian Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa penyelenggara jalan adalah pihak yang melakukan pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan jalan sesuai dengan kewenangannya. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, telah diwajibkan bagi setiap kendaraan bermotor yang dioperasikan di jalan harus dilakukan pengujian. Namun mengingat keterbatasan fasilitas dan peralatan pengujian yang ada, maka kewajiban uji tersebut saat ini masih dibatasi pada jenis kendaraan bermotor tertentu saja, yaitu mobil barang, mobil bus, kendaraan khusus dan angkutan umum. Jenis-jenis kendaraan tersebut yang wajib untuk pemeriksaan dan pengujian laik jalan kendaraan yang dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali. Dinas Perhubungan harus mengoptimalkan pelayanan pengujian kendaraan bermotor. Keberadaan pelayanan pengujian kendaraan bermotor ini dirasakan cukup penting sebagai aspek yang harus dilakukan dalam tatanan penyelenggaraan pemerintahan dibidang perhubungan transportasi darat, maka dari itu Dinas Perhubungan dituntut untuk selalu memberikan pelayanan yang baik kepada pengguna kendaraan bermotor agar mereka mau melakukan uji kelayakan kendaraan. Permasalahan dibidang transportasi adalah masalah kecelakaan lalu lintas. Salah satu faktor yang mempengaruhi kecelakaan lalu lintas adalah kondisi kendaraan dan juga kepadatan kendaraan dijalan raya. Dalam upaya untuk menekan jumlah kecelakaan lalu lintas serta pengendalian masalah lingkungan, langkah yang dilakukan adalah melalui Pengujian Kendaraan bermotor. Tujuan penyelenggaraan pelayanan pengujian berkala kendaraan bermotor (PBKB) adalah untuk memberi jaminan keselamatan secara teknis terhadap pengguna kendaraan bermotor, melestarikan lingkungan dari kemungkinann pencemaran yang diakibatkan oleh pengguna kendaraan bermotor di jalan, memberikan kepastian bahwa kendaraan bermotor yang dioperasikan dijalan telah memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan agar dapat terciptanya transportasi darat yang sesuai dengan kelayakan untuk berada dijalan dan juga agar pelanggan transportasi darat merasa aman, nyaman, cepat/lancar, dan tertib/teratur agar mereka lebih percaya pada sarana transportasi yang digunakan. Pentingnya transportasi tersebut tercermin pada semakin meningkatnya kebutuhan akan jasa bagi mobilitas orang maupun barang keseluruh wilayah. Selain itu transportasi berperan sebagai pendukung, pendorong dan penggerak bagi pertumbuhan daerah dalam upaya peningkatan dan pemerataan pembangunan dan hasilnya. Untuk mewujudkan suatu tatanan transportasi yang efektif dan efisien maka sistem transportasi harus ditata dalam satu kesatuan sistem yang pengembangannya dilakukan dengan mengintegrasikan dan mendinamiskan unsur- unsurnya yang terdiri atas jaringan prasarana, jaringan pelayanan, kendaraan dan manusia serta peraturan dan prosedur yang sedemikian rupa sehingga terwujud situasi lalu lintas yang tertib, nyaman, lancar dan selamat. Dalam rangka pemberdayaan dan pengembangan industri di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 ditegaskan bahwa Pemerintah berkewajiban mendorong industri dalam negeri, antara lain dengan cara memberikan fasilitas, insentif, dan menerapkan standar produk peralatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pengembangan industri mencakup pengembangan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dengan cara dan metode rekayasa, produksi, perakitan, dan pemeliharaan serta perbaikan. Untuk menekan angka Kecelakaan Lalu Lintas yang dirasakan sangat tinggi, upaya ke depan diarahkan pada penanggulangan secara komprehensif yang mencakup upaya pembinaan, pencegahan, pengaturan, dan penegakan hukum. Upaya pembinaan tersebut dilakukan melalui peningkatan intensitas pendidikan berlalu lintas dan penyuluhan hukum serta pembinaan sumber daya manusia. Upaya pencegahan dilakukan melalui peningkatan pengawasan kelaikan jalan, sarana dan prasarana jalan, serta kelaikan Kendaraan, termasuk pengawasan di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang lebih intensif. Upaya pengaturan meliputi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas dan modernisasi sarana dan Prasarana Lalu Lintas. Upaya penegakan hukum dilaksanakan lebih efektif melalui perumusan ketentuan hukum yang lebih jelas serta penerapan sanksi yang lebih tegas. Artinya bahwa keselamatan menjadi hal yang sangat vital atau penting dalam hal lalu lintas, tetap fakta yang terjadi di Jakarta Utara kecelakaan menjadi momok tersendiri. Pasalnya bahawa angka kematian akibat kecelakaan sangat tinggi. Begitupun yang terjadi di Jakarta Utara, berdasarkan data yang ada sebanyak 742 kasus kecelakaan lalu lintas terjadi di Jakarta Utara sepanjang tahun 2022 hingga Sabtu yang mengakibatkan 135 meninggal dunia. Pemerintah wajib bertanggungjawab terhadap kasus kecelakaan ini, sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan pasal 238 bahwa ayat (1) bahwa “ Pemerintah menyediakan dan/atau memperbaiki pengaturan, sarana, dan Prasarana Lalu Lintas yang menjadi penyebab kecelakaan”. Berdasarkan kasus yang terjadi di Jakarta Utara tersebut perlu dipertanyakan kinejra dari pemerintah terkait dalam hal ini Dinas Perhubungan Jakarta Utara. Artinya bahwa Dinas Perhubungan Jakarta Utara tidak melakukan pengawasan dengan tegas sehingga angka kecelakaan di Jakarta Utara sangat tinggi. Seperti halnya terkait dengan Angkutan Umum barang, apabila muatannya tidak diawasi, maka tidak akan sesuai dengan ketentuan mengenai tata cara pemuatannya, daya angkut, dimensi Kendaraan dan kelas jalan. Ketidaksesuaian tata cara pemuatannya, daya angkut, dimensi Kendaraan dan kelas jalan ini sering kali dianggap sepele oleh para pengemudi Angkutan Umum barang, padahal kesesuaian daya angkut serta dimensi Kendaraan sangat berpengaruh terhadap keamanan dan keselamatan dalam berlalu lintas. Dinas Perhubungan Jakarta Utara harus bertanggungjawab terhadap kendaraan yang tidak mematuhi hal-hal yang berkaitan dengan tata cara pemuatannya, daya angkut, dimensi Kendaraan dan kelas jalan agar bisa mengurangi angka kecelekaan.