OLEH:
RIZALDI, SE
NIP. 19740903 199803 1 007
DINAS PERHUBUNGAN
KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
TAHUN 2022
A. PENDAHULUAN
2. Sistem Retribusi
Retribusi Daerah disebut Retribusi, adalah pungutan daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau
diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan
(Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
Dalam Peraturan Bupati No 12 tahun 2019 tentang Pelimpahan Sebagian
Kewenangan Bupati Selaku Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah
Kepada Kepala Perangkat Daerah Pengelola Pendapatan Asli Daerah, Dinas
Perhubungan Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki wewenang dalam Retribusi
Terminal, Retribusi Pelayanan Parkir di tepi Jalan Umum, Retribusi Pengujian
Kendaraan Bermotor, Retribusi Tempat Khusus Parkir, Retribusi Pelayanan
Kepelabuhan dan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.
Dalam PERDA kabupaten Tanjung Jabung Timur No 10 Tahun 2012
Tentang Retribusi Daerah Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum dipungut
retribusi sebagai pembayaran atas penyediaan pelayanan parkir di tepi jalan umum
dengan Objek Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum adalah penyediaan
pelayanan parkir di tepi jalan umum yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan Subjek Retribusi Pelayanan
Parkir di Tepi Jalan Umum adalah orang pribadi atau Badan yang menggunakan dan
menikmati jasa pelayanan parkir di tepi jalan umum.
Selain itu dari Objek Retribusi dikecualikan Retribusi Pelayanan Parkir di
Tepi Jalan Umum adalah tempat parkir pada :
a. tempat ibadah
b. kantor pemerintah
c. sarana pendidikan formal
d. tempat rambu larangan parkir.
Sedangkan Wajib Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum adalah
orang pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau
pemotong retribusi.
3. Fungsi Dan Manfaat Retribusi
Fungsi pertama yang terdapat pada retribusi yaitu fungsi anggaran (fungsi
regulerend). Dalam arti, retribusi tidak memiliki fungsi mengatur (fungsi regulerend)
sebagaimana yang terdapat pada pajak. Hal ini berarti bahwa retribusi tidak dapat
digunakan untuk mengendalikan kehidupan masyarakat sebagaimana yang
dikehendaki oleh pemerintah (baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah).
Retribusi semata-mata untuk mengisi kas negara maupun daerah sebagai
penggantian yang telah dikeluarkan dalam upaya penyediaan sarana pelayanan
yang telah disediakan. Fungsi yang kedua hanya memiliki fungsi untuk mengisi kas
negara atau daerah karena retribusi hanya sebagai penggantian atas jasa yang
disediakan oleh negara atau daerah.
Retribusi daerah diharapkan menjadi salah satu sumber keuangan untuk
pembiayaan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah. Hal tersebut
tak lain adalah guna meningkatkan dan mencapai pemerataan kesejahteraan
masyarakat. Dan pada hakikatnya, pemungutan retribusi daerah memiliki persamaan
pokok dalam hal tujuannya dengan pemungutan pajak, yaitu sebagai berikut :
a. Memenuhi kebutuhan rutin kas daerah atau negara yang merupakan tujuan
utama.
b. Menciptakan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat yang merupakan
tujuan tambahan.
6. Kriteria Retribusi
Untuk jenis objek yang tidak diatur dalam Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dapat juga di atur
dalam Peraturan Pemerintah dengan memperhatikan kriteria-kriteria sebagai
berikut:
a. Kriteria Retribusi Jasa Umum:
Retribusi Jasa Umum bersifat bukan pajak dan bersifat bukan Retribusi
Jasa Usaha atau Retribusi Perizinan Tertentu.
Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan Daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi.
Jasa tersebut memberi manfaat khusus bagi orang pribadi atau Badan
yang diharuskan membayar retribusi, disamping untuk melayani
kepentingan dan kemanfaatan umum.
Jasa tersebut hanya diberikan kepada orang pribadi atau Badan yang
membayar retribusi dengan memberikan keringanan bagi masyarakat
yang tidak mampu.
Retribusi tidak bertentangan dengan kebijakan nasional mengenai
penyelenggaraannya
Retribusi dapat dipungut secara efektif dan efisien, serta merupakan
salah satu sumber pendapatan daerah yang potensial.
Pemungutan Retribusi memungkinkan penyediaan jasa tersebut dengan
tingkat dan/atau kualitas pelayanan yang lebih baik.
b. Untuk Kriteria Retribusi Jasa Usaha:
Retribusi Jasa Usaha bersifat bukan pajak dan bersifat bukan
RetribusiJasa Umum atau Retribusi Perizinan Tertentu.
Jasa yang bersangkutan adalah jasa yang bersifat komersial yang
seyogyanya disediakan oleh sektor swasta tetapi belum memadai atau
terdapatnya harta yang dimiliki/dikuasai Daerah yang belum
dimanfaatkan secara penuh oleh Pemerintah Daerah.
c. Untuk Kriteria Retribusi Perizinan Tertentu:
Perizinan tersebut termasuk kewenangan pemerintahan yang diserahkan
kepada Daerah dalam rangka asas desentralisasi.
Perizinan tersebut benar-benar diperlukan guna melindungi kepentingan
umum.
Biaya yang menjadi beban Daerah dalam penyelenggaraan izin tersebut
dan biaya untuk menanggulangi dampak negatif dari pemberian izin
tersebut cukup besar sehingga layak dibiayai dari retribusi perizinan.
2. Uang ukur/registrasi.
a. Pungutan pertama dipungut tiap M3 isi kotor :
(a) Ukuran sampai dengan 100 M3 .................... Rp 200,-
(b) Ukuran diatas 100 M3.................................... Rp. 250,-
(c) Minimum uang ukur (registrasi)..................... Rp 1000,-
b. Pengukuran ulang :
(a) Apabila tidak diberikan surat ukur (registrasi)
baru, tiap – tiap bulan M3.............................. Rp 200,-
(b) Minimum uang ukuran (registrasi)................. Rp 2500,-
c. Pemberian surat ukur (registrasi) karena ganti nama kapal atau
pemberian salinan surat ukur (registrasi) :
(a) Kapal ukuran sampai dengan 20 M3 isi kotor .Rp. 1500,-
(b) Kapal berukuran 20 M3 sampai 100 M3.......... Rp. 2500,-
(c) Kapal berukuran 100 M3 keatas...................... Rp. 3500,- (d) Biaya untuk
pemasangan tanda selain (nomor registrasi) :
- Motor Boat/Tugboat/Tongkang........................... Rp. 3500,-
- Motor Tempel/Speed Boat ................................. Rp. 2000,-
- Motor Ketek dll.................................................... Rp. 1000,-
B. PENUTUP
1. Kesimpulan
Retribusi Daerah disebut Retribusi, adalah pungutan daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau
diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan
(Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009). Dalam PERDA kabupaten
Tanjung Jabung Timur No 10 Tahun 2012 Tentang Retribusi Daerah Retribusi
Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum dipungut retribusi sebagai pembayaran atas
penyediaan pelayanan parkir di tepi jalan umum dengan Objek Retribusi Pelayanan
Parkir di Tepi Jalan Umum adalah penyediaan pelayanan parkir di tepi jalan umum
yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan Subjek Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum
adalah orang pribadi atau Badan yang menggunakan dan menikmati jasa pelayanan
parkir di tepi jalan umum.
Adapun fungsi dari retribusi daerah itu adalah untuk mengisi kas negara
maupun daerah sebagai penggantian yang telah dikeluarkan dalam upaya
penyediaan sarana pelayanan yang telah disediakan. Fungsi yang kedua hanya
memiliki fungsi untuk mengisi kas negara atau daerah karena retribusi hanya
sebagai penggantian atas jasa yang disediakan oleh negara atau daerah untuk
mencapai tujuan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah melalui peningkatan
penerimaan semua sumber Pendapatan Asli Daerah agar mendekati atau bahkan
sama dengan penerimaan potensialnya.
Retribusi Sesuai Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Pasal 18 Ayat (2)
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 108
ayat 1 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Retribusi Daerah dibagi atas tiga
golongan yaitu Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha dan Retribusi Perizinan
Tertentu. Selain itu Pemungutan Retribusi telah diatur lengkap didalam PERDA
Kabupaten Tanjung Jabung Timur nomor 54 tahun 2001 tentang pungutan retribusi
jasa fasilitas sungai, dermaga dan penyelenggaraan keselamatan pelayaran kapal
pedalaman dalam wilayah kabupaten tanjung jabung timur.
DAFTAR PUSTAKA