Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama : YOUME

NIM : 049535343

Kode/ Nama Mata Kuliah : SOSI4416/SOSIOLOGI HUKUM

Kode/Nama UPBJJ : 47/Pontianak.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Dalam analisis kasus di atas, efektivitas hukum dapat dilihat dari implementasi sanksi
terhadap pelanggaran penggunaan ponsel saat berkendara. Soerjono Soekanto
menekankan bahwa efektivitas hukum tergantung pada dua faktor utama: kepastian
hukum dan keadilan hukum.
1. Kepastian Hukum:
 Terlihat bahwa polisi menjadikan penggunaan ponsel sebagai prioritas utama dalam
Operasi Patuh Intan 2022.
 Sanksi yang diterapkan berupa tilang dengan denda maksimal Rp 750 ribu dan
kurungan penjara tiga bulan sesuai Pasal 283 Undang-Undang No 22 Tahun 2009.
 Kepastian hukum tercermin dalam pemberian sanksi yang jelas dan tegas terhadap
pelanggaran tersebut.
2. Keadilan Hukum:
 Sanksi yang diberikan sebanding dengan potensi bahaya penggunaan ponsel saat
berkendara, menunjukkan adanya keadilan dalam penegakan hukum.
 Fokus penindakan juga diberikan pada pelanggaran lain yang berpotensi
menyebabkan kecelakaan, mencerminkan keadilan dalam penanganan berbagai aspek
keselamatan berkendara.
Dengan mengutip prinsip-prinsip Soerjono Soekanto, dapat dikatakan bahwa penindakan
terhadap penggunaan ponsel dalam kasus ini mencerminkan upaya untuk meningkatkan
efektivitas hukum dengan memberikan sanksi yang jelas dan sebanding, serta
menegaskan keadilan dalam penegakan aturan lalu lintas.

2. Jika seorang driver ojol melanggar aturan dengan menggunakan ponsel saat berkendara,
dia dapat dikenakan sanksi yang sama seperti pengendara lainnya. Operasi Patuh Intan
2022 menekankan penindakan terhadap penggunaan ponsel saat berkendara, dan driver
ojol tidak terkecuali.
Denda maksimal Rp 750 ribu dan kurungan penjara tiga bulan sesuai dengan Undang-
Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dapat diberlakukan
pada driver ojol yang terbukti melanggar. Keselamatan di jalan raya harus menjadi
prioritas untuk semua pengendara demi mengurangi risiko kecelakaan.

3. Pemberian sanksi pidana, seperti denda dan kurungan penjara, terhadap pelanggaran lalu
lintas, termasuk penggunaan ponsel saat berkendara, dapat menjadi langkah efektif untuk
meningkatkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap aturan tersebut. Sanksi
yang tegas dapat menjadi dorongan untuk mentaati regulasi lalu lintas, sehingga dapat
mengurangi risiko kecelakaan dan meningkatkan keselamatan di jalan raya.
Namun, penting juga untuk disertai dengan upaya edukasi yang intensif agar masyarakat
lebih memahami konsekuensi dari perilaku tersebut. Kombinasi antara sanksi pidana dan
pendekatan preventif melalui kampanye keselamatan berkendara dapat menciptakan
dampak positif dalam menciptakan budaya berlalu lintas yang lebih aman.

Anda mungkin juga menyukai