Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

“Sistem Pernapasan pada Hewan (Respiratory System)”


Mata Kuliah : Struktur Hewan-K

Dosen Pengampu : Elida Hafni Siregar,S.Pd,M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 6

Marsanda Triandini ( 4201141014) PSPB 20 C

Putri Intan (4202141005) PSPB 20 C

Putri Nora (4201141011 ) PSPB 20 C

Egita Agustina Br. Sitepu (4201141020) PSPB 20 D

Elisabeth Anggelika Nahampun (4203141009) PSPB 20 D

Tarissa Humairah (4201141019) PSPB 20 D

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga Makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini telah di susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih banyak kekurangan dalam
makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan,9 Maret 2021

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

MAKALAH ................................................................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ...................................................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................................................................. 4
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 5
1.3. Tujuan ............................................................................................................................................ 5
BAB II ........................................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 6
2.1. Pengertian Sistem Pernapasan pada Hewan .................................................................................. 6
2.3. Gambaran Umum Pernapasan pada Pisces.................................................................................. 15
2.5. Gambaran Umum Pernapasan pada Reptilia .............................................................................. 19
2.6. Gambaran Umum Pernapasan pada Aves ................................................................................... 21
2.7. Gambaran Umum Pernapasan pada Mamalia ............................................................................. 26
2.8. Evolusi Organ Pernafasan pada Hewan ..................................................................................... 28
BAB III ..................................................................................................................................................... 30
PENUTUP ................................................................................................................................................ 30
3.1. Kesimpulan .................................................................................................................................. 30
3.2. Saran ............................................................................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 31

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Bernafas adalah hal yang harus terus menerus dilakukan oleh mahkluk hidup baik
tumbuhan, manusia, maupun hewan agar dapat melanjutkan hidup . Pernapasan adalah
pertukaran gas yang dibutuhkan untuk metabolisme dalam tubuh . Alat pernafasan pada setiap
jenis mahkluk hidup pun berbeda tergantung pada habitat yang mahkluk hidup tempati atau
menyesuaikan habitat nya. Seperti halnya pada hewan meiliki berbagai macam saluran
pernafasan seperti paru-paru yang dimiliki oleh mamalia,reptilia, amphibi , Cacing (Annelida)
dan Amphibia memiliki kulit yang berfungsi juga sebagai tempat pertukaran gas. Ikan
mengambil oksigen yang berada di lingkungannya (air) dengan menggunakan sistem insang.
Sebagian besar Arthropoda, terutama serangga, telah memiliki sistem saluran pernapasan.
Meskipun demikian, terdapat kelebihan dan kekurangan pada setiap mekanisme pernapasan yang
dimiliki oleh setiap makhluk.

Struktur utama dalam sistem pernafasan adalah saluran udara pernafasan, -saluran ini
terdiri dari jalan napas, saluran napas, serta paru-paru. Struktur saluran napas dibagi menjadi
beberapa bagian diantaranya system penafasan bagian atas dan bawah. Pada system pernafasan
bagian atas terdiri dari hidung, faring, laring dan trakhea. Struktur pernafasan tersebut memiliki
peran masing masing dalam system pernafasan. Sedangkan pada system pernafasan bagian
bawah terdiri dari bronkus, bronkiolus dan alveolus (Manurung dkk, 2013).

Organ-organ pernafasan seperti hidung, dan yang lainnya sangat berperan penting dalam
proses pertukaran gas, yang mana proses pertukaran gas ini yang memerlukan empat proses
yang mempunyai ketergantungan satu sama lainnya, dimana proses tersebut terdiri dari proses
yang berkaitan dengan volume udara napas dan distribusi ventilasi, proses yang berkaitan
dengan volume darah di paru- paru dan distribusi aliran darah, proses yang berkaitan dengan
difusi oksigen dan karbon dioksida, serta proses yang berkaitan dengan regulasi pernafasan.
Sama seperti system dan struktur tubuh lainnya, system pernafasan juga sering mengalami

4
masalah dan gangguan dalam menjalankan fungsinya, baik yang disebabkan oleh infeksi baik
yang disebabkan oleh virus maupun bakteri.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian dari Sistem Pernapasan pada Hewan?
2. Apa saja Organ Pernapasan pada Hewan?
3. Bagaimana Gambaran Umum Pernapasan pada Pisces, Amphibia, Reptilia, Aves dan
Mamalia?

1.3. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Sistem Pernapasan pada Hewan.
2. Untuk Mengetahui Organ Pernapasan pada Hewan.
3. Untuk Mengetahui Gambaran Umum Pernapasan pada Pisces, Amphibia, Reptilia,
Aves dan Mamalia.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sistem Pernapasan pada Hewan


Sistem pernafasan atau yang sering disebut system respirasi merupakan sistem organ yang
digunakan untuk proses pertukaran gas, dimana sistem pernafasan ini merupakan salah satu
sistem yang berperan sangat penting dalam tubuh untuk menunjang kelangsungan hidup. Sistem
pernafasan dibentuk oleh beberapa struktur, seluruh struktur tersebut terlibat didalam proses
respirasi eksternal yaitu oksigen antara atmosfer dan darah serta pertukaran karbon dioksida
darah dan atmosfer, selain itu terdapat juga respirasi internal yaitu proses pertukaran gas antara
darah sirkulasi dan sel jaringan dimana system respirasi internal ini terjadi pada seluruh system
tubuh. (Djojodibroto, 2012).

Organ respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat berdifusi masuk dan
sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar. Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang
satu dengan hewan yang lain, ada yang berupa paruparu, insang, kulit, trakea, dan paruparu
buku, bahkan ada beberapa organisme yang belum mempunyai alat khusus sehingga oksigen
berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh, contohnya pada hewan bersel satu, porifera,
dan coelenterata. Pada ketiga hewan ini oksigen berdifusi dari lingkungan melalui rongga tubuh.

Organ respiratorius merupakan organ yang menyediakan tempat untuk pertukaran gas
antara darah dan atmosfir, dan dalam batas-batas tertentu meningkatkan kualitas udara yang
diinspirasi dan mengatur pengalirannya. Sistem respirasi dimulai nari nostril (lubang
hidung/nares anterior), cavum nasi, faring, laring, trakea, dan paru-paru.

Pertukaran gas terjadi di dalam alveoli paru-paru dimana darah kapiler alveoli berkontakan
dengan udara melalui dinding alveoli yang sangat tipis. Dalam pengaliran mulai dari nostril
sampai alveoli, udara biasa dibersihkan, dilembabkan, dihangatkan, dan volumenya diatur oleh
nostril dan laring. Diafragma dan otot-otot respirasi lain ikut mengatur volume respirasi melalui
pembesaran dan penurunan ukuran cavum thorakalis.

6
Mukosa saluran respirasi dilapisi oleh epitel pseudostartified bersilia dan menghasilkan
mucus karena banyak mengandung sel goblet. Pada lokasi yang terpapar oleh
keausan/kerusakan, seperti nostril dan laring, mukosanya dilapisi oleh epitel pipih banyak lapis.

Gerakan cilia seperti gelombang akan mendorong debu-debu halus yang terperangkap ke
arah nostril atau ke faring dan selanjutnya disalurkan ke sistem pencernaan melalui penelanan.

Kelenjar seromukus pada mukosa saluran respirasi akan menambah kelembaban udara
yang dihisap. Udara yang diinspirasi akan dihangatkan oleh pleksus vaskuler yang ditemukan
pada cavum nasi. Volume darah yang mengalir ke dalam pleksus vaskuler dapat diatur,
karenanya derajat kehangatan yang ditambahkan ke aliran udara dapat memfasilitasi penguapan
secret dari kelenjar mukosa dan menjenuhkan udara dengan air.

Pengaliran udara respirasi dapat pula melalui mulut, tetapi kualitas udara tidak sebaik
melalui nostril. Anjing sering bernafas melalui mulut (panthing) untuk membantu penguapan
cairan dengan tujuan untuk menurunkan suhu tubuhnya.

2.2. Organ Pernapasan pada Hewan

A.Insang (Gills)

Insang vertebrata dirancang untuk bernapas


dalam air. Secara khusus, mereka adalah tempat
tidur kapiler padat di daerah branchial yang
melayani respirasi eksternal. Mereka didukung
oleh elemen kerangka, lengkungan cabang.
Mekanisme ventilasi insang tergantung pada letak
insang internal atau eksternal.

Insang internal berhubungan dengan celah


dan kantong faring. Seringkali mereka ditutupi
dan dilindungi secara lateral oleh lipatan kulit yang lembut, seperti septum antar cabang pada
ikan chondrichthyan, atau dengan operkulum yang kokoh, seperti pada banyak ikan osteichthyan.
Ventilasi biasanya melibatkan pompa otot rongga bukal yang secara aktif menggerakkan air
melintasi insang bagian dalam.

7
Insang eksternal muncul di daerah branchial sebagai tempat tidur kapiler berserabut yang
menonjol ke air di sekitarnya. Mereka ditemukan pada larva banyak vertebrata, termasuk
lungfishes, beberapa actinopterygians, dan amfibi. Arus air mengalir melintasi permukaan yang
memproyeksikannya, atau dalam air yang tenang, otot khusus menyapu insang luar bolak-balik
untuk memberi ventilasi

B. Kantung Gas (Gas Bladders)

Banyak ikan actinopterygian memiliki kantung gas, kantung elon- gated berisi gas,
biasanya udara yang masuk melalui saluran pneumatik yang terhubung ke saluran pencernaan
atau dengan gas yang disekresikan langsung ke dalam kandung kemih dari darah.

Berfungsi sebagai organ hidrostatik


pada waktu ikan berenang dalam
menyesuaikan diri di kedalaman air dan
Kantung gas berpartisipasi dalam
pengendalian daya apung (kantung renang)
dan terkadang dalam pernapasan (paru-paru).
Paru-paru, dalam posisi yang ventral,
berevolusi mulai dari nenek moyang umum
akinopterygians dan sarkopterygians.
Kandung kantung renang di actinopterygians
mungkin telah berevolusi sendiri, atau
mungkin telah dimodifikasi dari paru-paru
sebelumnya.

Beberapa kantung gas berfungsi untuk pernapasan. Di atas dendrogram yang


menguraikan kenaikan evolusioner setiap kelompok, ada sagital (atas)dan pandangan penampang
(bawah) paru-paru dan hubungannya dengan saluran pencernaan. Dalam Polypteriformes
(Polypterus), paru-paru berpasangan terbuka melalui glottis otot umum ke lantai kanan faring.
Paru-paru kiri berkurang, kanan satu panjang, tapi lapisan epitel keduanya halus. Kandung kemih
berenang sturgeon berasal dari perut dan orang-orang dari teleosts primitif dari kerongkongan,
menyarankan bahwa kandung kemih gas nonrespirasi ini mungkin berasal dari independen dalam
dua kelompok ini.

8
1. Paru-Paru

Paru-paru vertebrata dirancang untuk menghirup udara. Paru-paru adalah kantong elastis
yang terletak di dalam tubuh. Volumenya mengembang saat udara dihirup dan berkurang saat
udara dihembuskan. Paru-paru terletak di ventral saluran pencernaan dan, pada amniota,
terhubung ke lingkungan luar melalui trakea. Pintu masuk ke trakea diperoleh melalui glotis,
yang dijaga oleh sekumpulan kecil otot yang membuka dan menutupnya. Biasanya trakea
bercabang menjadi dua bronkus, satu ke setiap paru-paru. Pada beberapa spesies, setiap cabang

bronkus menjadi bronkiolus yang lebih kecil berturut-turut yang akhirnya memasok udara ke
permukaan pernapasan di dalam paru-paru.

2. Kantung Kemih

Jika kantung gas digunakan untuk mengontrol daya apung ikan di kolom air vertikal, ini
disebut kantung renang. Kadang-kadang kantung gas juga mengalami vaskularisasi berat untuk
berpartisipasi dalam respirasi tambahan dan
disebut kandung kemih gas pernapasan atau
hanya paru-paru.Kantung renang berbeda dari
paru-paru dalam tiga hal. :

a. kantung renang biasanya terletak di


punggung saluran pencernaan,
sedangkan paru-paru terletak di
bagian perut.
b. kantung renang berbentuk tunggal,
sedangkan paru-paru biasanya

9
dipasangkan.
c. di kantung renang, mengembalikan aliran darah ke sirkulasi sistemik umum (vena
kardinal) sebelum memasuki jantung. Di paru-paru, aliran balik vena memasuki
jantung secara terpisah dari sirkulasi sistemik umum.
3. Pernafasan dan Embrio

Di antara anamniota, respirasi umumnya terjadi secara langsung antara lingkungan sekitar
dan embrio melintasi kulit. Pada burung dan kebanyakan reptil, embrio dibungkus dengan
selaput ekstraembrionik dan dibungkus dalam cangkang. Salah satu membran ini,
chorioallantois, terletak tepat di bawah cangkang dan bertindak sebagai organ pernapasan.
Cangkang berpori memungkinkan oksigen diambil oleh darah yang bersirkulasi di dalam
chorioallantois dan karbon dioksida untuk dihilangkan darinya. Chorioallantois menopang
kebutuhan pernapasan embrio ayam untuk sebagian besar waktunya di dalam telur. - Ketika anak
ayam menerobos kulit terluar beberapa jam kemudian, paru-parunya menghirup udara atmosfer
secara langsung dan chorioallantois dengan cepat mati.

4. Mekanisme Ventilasi

Apa pun organ pertukarannya ,paru-paru, insang, kulit, atau struktur asesorisnyaair atau udara
bergerak secara aktif melintasi permukaan pernapasan untuk meningkatkan laju difusi. Beba.
Silia. Jika hewan kecil dan kebutuhan metaboliknya sederhana, silia mikroskopis cukup
untuk memindahkan air melintasi permukaan pernapasan dan mendukung pertukaran gas antara
jaringan dan lingkungan.

10
a. Silia
pada organisme akuatik kecil dengan kebutuhan metabolik yang rendah, seperti
protochordata. Pada vertebrata besar, saluran pernapasan seri Jika hewan kecil dan
kebutuhan metaboliknya sederhana, silia mikroskopis cukup untuk memindahkan air
melintasi permukaan pernapasan dan mendukung pertukaran gas antara jaringan dan
lingkungan. Silia melapisi rute di mana arus air mengalir. Sapuan mereka yang
terkoordinasi mendorong air, media yang relatif kental, melalui pharynx dan
melintasi insang. Silia, seperti dayung, tidak efektif melawan media yang relatif tipis
seperti udara. Selanjutnya silia adalah struktur permukaan, sehingga dibatasi oleh
luas permukaan yang tersedia. Jadi, silia, sebagai bagian dari sistem ventilasi,
ditemukan ng mempertahankan silia, tetapi mereka terlibat dalam membersihkan
puing-puing permukaan yang dapat mengotori alat pernapasan.
b. Mekanisme Otot

Mekanisme otot. Ventilasi pada vertebrata biasanya bergantung pada kerja otot.
Air yang bergerak melintasi insang memberi ventilasi pada mereka. Pada amfibi
dengan insang luar, otot di dalam atau terkait dengan pangkal insang yang
memproyeksikan berkontraksi untuk melambaikan insang bolak-balik melalui air.
Beberapa ikan perenang memanfaatkan gerak maju mereka melalui air. Mereka
membuka mulut sedikit, membiarkan air masuk dan mengairi insang. Teknik ini
dimana gerak maju ikan berkontribusi pada ventilasi insang dikenal sebagai ventilasi
ram. Ini adalah karakteristik dari banyak ikan pelagis besar dan aktif seperti tuna dan
beberapa hiu. Lebih umum, pompa otot secara aktif menggerakkan air atau udara
melalui organ pernapasan. Ada tiga jenis utama pompa, satu umum pada pernapasan
air dan dua ditemukan pada vertebrata yang bernapas dengan udara.

11
5. Ventilasi Air ,Pompa Ganda

Dua pompa yang bekerja sama, bukal dan operkuler, yang bekerja dalam pola sinkron

untuk menggerakkan air dalam aliran searah yang hampir terus-menerus melintasi tirai insang
antara mereka. Pada ikan yang bernapas dalam air, pompa yang paling umum adalah pompa
ganda

Ventilasi Udara:

Pompa Bukal, yaitu menggunakan


rongga mulut, yang mengembang untuk diisi
dengan udara segar dan kemudian dikompres
untuk memompa udara tersebut ke paru-paru.
Gas yang dikeluarkan dari paru-paru keluar
secara sinkron di bawah tekanan bukal. Ikan
dan amfibi yang bernapas dengan udara
menggunakan pompa bukal untuk ventilasi
paru-paru mereka.Pada pompa bukal dua
langkah, ekspansi awal rongga bukal
membawa udara segar dan gas kadaluarsa dari paru-paru ke dalam mulut tempat mereka
bercampur selama stroke pertama. Pada langkah
kedua, kompresi bukal memaksa campuran gas
bukal ini ke dalam paru-paru, dengan gas
berlebih dikeluarkan melalui lubang hidung
atau mulut. Penghirupan dan penghirupan gas
juga dapat didasarkan pada mekanisme empat

12
langkah. Pompa bukal empat langkah dimulai dengan ekspansi bukal yang membawa gas dari
paru-paru ke dalam mulut, sehingga pada langkah kedua, kompresi bukal, gas ini dipaksa keluar
dari lubang hidung. Pada langkah ketiga, ekspansi bukal menarik udara segar ke dalam mulut,
melalui nares, sehingga pada langkah keempat, kompresi bukal memaksa udara ini masuk ke
paru-paru.

Ventilasi Udara: Pompa Aspirasi, yaitu tipe ketiga, setelah pompa ganda dan bukal,
yang tidak mendorong udara ke dalam paru melawan gaya penahan. Sebaliknya, udara tersedot,
atau disedot, oleh tekanan rendah yang dibuat di sekitar paru-paru. Pompa aspirasi dua arah dan
menggerakkan udara secara pasang surut. Ini ditemukan pada amniota — reptil, mamalia, dan
burung. Pada burung khususnya, pompa aspirasi dimodifikasi tinggi.

6. Filogeni Agnathans

Ventilasi pada larva ammocoete.

a.Velum berotot menarik air ke dalam


mulut dan memaksanya melalui celah
faring dan melintasi insang sebelum
keluar ke luar.

b. Penampang depan melalui tiga


lengkungan cabang yang menunjukkan
posisi insang dan arah aliran air

Ventilasi di lamprey dewasa.

(a) Penampang longitudinal. Karena mulut lamprey


dewasa sering menempel pada mangsa, air harus masuk
dan keluar melalui celah faring secara bergantian. Jadi,
ventilasi insang di lamprey, tidak seperti kebanyakan
ikan, bersifat pasang surut.

13
(b) Bagian depan dari tiga lengkungan insang. Panah ganda menunjukkan aliran air pasang:
hitam, aliran masuk; abu-abu, arus keluar.

Ventilasi di hagfish.

a. Penampang longitudinal. Air (ditunjukkan


dengan panah) masuk melalui lubang
hidung, bukan mulut, untuk mencapai
faring. Velum berbentuk gulungan
menggulung ke atas dan ke bawah saat
kantong cabang berkontraksi untuk
mendorong arus ini melintasi insang dan
keluar dari pori-pori insang.
b. Penampang velum berbentuk gulungan.
c. Tampak lateral velum menggulir dan membuka gulungan untuk memindahkan air
melalui faring.
d. Kantong branchial individu yang menunjukkan tempat masuk dan keluarnya air dan
posisi alas kapiler di dalamnya. Dinding otot kantong ini dikompresi oleh kontraksi
tetapi diperluas oleh rekoil elastis

Insang hiu

a. Septum antar cabang memiliki bank


lamellae yang didukung oleh sinar insang dan medial
lengkungan cabang.

b. Unit struktural termasuk hemibranch dan


holobranch serta unit pernapasan fungsional.

Ventilasi insang pada hiu.

Tampilan lateral (a, c) dan frontal (b, d). Tekanan positif dan negatif
relatif masing-masing ditunjukkan oleh + dan - . Mekanisme
ventilasi terdiri dari pompa bukal yang menarik air masuk dan
memaksanya melewati tirai insang dan keluar. Perhatikan bahwa

14
katup penutup menutup selama penghirupan dan tekanan relatif selalu lebih rendah di ruang
parabranchial daripada di faring. Dengan demikian, air bergerak searah melintasi insang dalam
aliran yang berdenyut tetapi terus menerus

Ventilasi insang di teleost.

a. Satu batang insang dilepas, menunjukkan tumpukan


lamellae insang.
b. Aliran air diarahkan melintasi lamellae sekunder
yang berlawanan dengan aliran darah yang mengalir
di dalam setiap lamella sekunder, membentuk
pertukaran arus berlawanan di antara mereka

2.3. Gambaran Umum Pernapasan pada Pisces


1. Insang

Kebanyakan ikan yang menghirup udara


menggunakan pompa bukal untuk mengisi kantung
udara mereka atau paru-paru, yang mampu
memisahkan udara yang dikeluarkan dan udara
yang masuk selama ventilasi. Mulut memecah
permukaan (a) sehingga udara yang ditarik di
sepanjang tabung pneumatik secara istimewa
memasuki ruang udara anterior (b). Udara yang
dikeluarkan di ruang posterior dipaksa keluar
melalui tabung pneumatik dan keluar di bawah
operkulum (c). Sfingter antara ruang anterior dan
posterior terbuka, memungkinkan udara untuk
mengisi kembali ruang posterior juga (d).

2. Paru-paru & Kantung Kemih

15
A. Paru-paru (Protopterus lungfish) (a)
Pandangan paru-paru dari sisi kanan dan
penampang. (b) Pembesaran dinding internal paru.
Paru-paru terbagi secara internal, membentuk
kompartemen kecil, atau faveoli. Faveoli paling
banyak terdapat di bagian anterior paru-paru.
Perkiraan lokasi paru-paru ditunjukkan oleh area
yang digelapkan (atas) pada tampilan samping
tubuh ikan

B. Kantung renang
(a) Kantung renang Physostomous
mempertahankan koneksi mereka ke faring melalui saluran
pneumatik. Volume udara bisa dikontrol jika ikan Saluran
pneumatik (a) Physostomous Arteri Tekak (b) Secara fisik
vena kapiler mirabile kapiler O2 (c) Kandung kemih renang
Sfingter otot Lonjong O O2 2 Kelenjar gas O2 Rete O2
meneguk lebih banyak udara atau melepaskan lebih banyak
melalui pneumatik saluran. (b) Dalam kandung kemih
physoclistous, saluran pneumatik penghubung telah hilang. Volume udara,
dan karenanya daya apung, dikendalikan jika lebih banyak gas dilepaskan ke
kandung kemih di rete mirabile atau jika beberapa dikeluarkan di oval. (c)
Rete mirabile adalah simpul kapiler. Saat darah meninggalkan kelenjar gas
kandung kemih melalui kapiler vena rete, asam laktat ditambahkan. Ini
mengurangi afinitas hemoglobin terhadap oksigen. Oksigen, oleh karena itu,
cenderung berdifusi keluar dan memasuki kapiler arteri yang berdekatan
mengalirkan darah ke rete. Konsekuensinya, konsentrasi oksigen menumpuk.
2.4. Gambaran Umum Pernapasan pada Amphibia

A. LARVA AMPHIBIA

16
Ventilasi insang kecebong.

a. Kondrokranium dan komponen utama dari


tempurung kepala viseral diilustrasikan.

b. Lantai rongga bukal dinaikkan dan diturunkan


(panah berkepala dua) untuk menghasilkan gerakan
air. Dua set otot terutama bertanggung jawab.
Orbitohyoideus menekan lantai, dan interhyoideus
mengangkatnya.

i. Organ Pernafasan Pada Kulit


 Respirasi melalui kulit, disebut sebagai respirasi kulit, dapat terjadi di udara,
air, atau keduanya.
 Pada belut dan plaice Eropa, pengambilan oksigen melalui kulit dapat
mencapai hingga 30% dari total pertukaran gas.
 Amfibi sangat bergantung pada respirasi kulit, seringkali mengembangkan
struktur kulit aksesori untuk meningkatkan luas permukaan yang tersedia untuk
pertukaran gas.
 Seperti kebanyakan mamalia, manusia bernafas sangat sedikit secara kulit,
meskipun kulit kita dapat ditembus oleh beberapa bahan kimia yang dioleskan
secara topikal (menyebar ke permukaan). Contohnya seperti salep obat yang
terserap melalui kulit.
 Kelelawar memanfaatkan respirasi kulit melintasi membran sayap mereka yang
bervaskularisasi baik untuk menghilangkan sebanyak 12% dari total limbah
karbon dioksida mereka, tetapi mereka hanya mengambil 1% atau 2% dari total
kebutuhan oksigen mereka melalui jalur kulit ini.
 Pada reptil, lapisan permukaan sisik membatasi respirasi kulit. Namun, di area
antara sisik (di engsel sisik) dan di area dengan sisik yang berkurang (misalnya,
di sekitar kloaka), kulit sangat tervaskularisasi untuk memungkinkan beberapa
respirasi kulit.
 Ular laut dapat menambah hingga 30% dari asupan oksigennya melalui
respirasi kulit di sisi dan punggungnya.

17
 Larva yang baru menetas dari ikan teleost Monopterus albus, penghuni Asia
Tenggara, sebagian besar menggunakan respirasi kulit selama aw al
kehidupannya.
ii. Aksesori Organ Pernafasan Udara
 Paru-paru dan kulit bukanlah satu-satunya organ yang memanfaatkan sumber
oksigen di udara. Banyak ikan memiliki daerah khusus yang mengambil oksigen
dari udara.
 Hoplosternum, ikan lele tropis ditemukan di perairan segar di Amerika Selatan,
menghirup udara dan menelannya ke dalam saluran pencernaannya. Oksigen di
udara yang diteguk berdifusi melintasi dinding saluran pencernaan ke dalam
aliran darah. Saluran pencernaan kaya akan pembuluh darah yang melengkapi
pernapasan insang.
 Belut listrik Electrophorus menelan dan menahan udara di mulutnya untuk
mengekspos jaringan kapiler mulut ke oksigen.
 Rockskipper Mnierpes, penghuni pantai berbatu yang tersapu ombak di pesisir
Pasifik tropis Amerika Tengah dan Selatan, kadang-kadang membuat
persinggahan singkat ke darat untuk mencari makanan, untuk menghindari
predator air, dan untuk menghindari periode aksi gelombang yang intens.
Selama persinggahan ini, ia
menahan udara pada insangnya
untuk mengekstraksi oksigen.
Insangnya diperkuat untuk
mencegah kejang selama
pernapasan udara ini.
B. AMPHIBIA DEWASA

Saat larva amfibi mengalami metamorfosis


menjadi dewasa, insang hilang. Empat tahap
ventilasi paru pada katak adalah:

18
 Pada tahap pertama, rongga bukal mengembang menjadimenarik udara segar melalui
lubang terbuka
 Pada tahap kedua, glotis terbuka dengan cepat, terlepasmenghabiskan udara dari paru-
paru elastis. Aliran udara ini melintasirongga bukal dengan sedikit pencampuran dan
dibuang melaluibuka nares .
 Pada tahap ketiga, nares menutup, dan lantai rongga bukal naik, memaksaudara segar
yang tertahan di rongga ini masuk ke paru-paru melalui tempat terbukaglotis.
 Pada tahap keempat, glotismenutup, menahan udara yang baru saja mengisi paru-paru,
danlubang hidungnya terbuka lagi. Di antara siklus, rongga bukaldapat berosilasi
berulang kali .

Ventilasi insang pada katak berekor larva.

Kecebong menggunakan pengisap oral yang luas di sekelilingnya mulut untuk membuat
sambungan yang aman ke permukaan bawah batu dalam aliran yang bergerak cepat (panah
padat). (a) Saat lisan pengisap dipasang, air (panah padat) untuk mengairi insang masuk melalui

lubang hidung, melewati rongga bukal melintasi insang tirai, lalu keluar. (b) Air dikeluarkan dari
area mana hisap oral terpasang menciptakan ruang hampa yang membantu pengisap memegang
batu

2.5. Gambaran Umum Pernapasan pada Reptilia

19
Dalam beberapa kelompok, luwes-respirasi kulit mental penting, tetapi untuk sebagian besar
bagian, paru-paru berpasangan memenuhi kebutuhan pernapasan mereka. Paru-paru ular dan
kebanyakan kadal biasanya termasuk ruang udara sentral tunggal tempat faveoli terbuka. Seperti
tali tas, tali dari kain halus cle mendefinisikan dan melingkari bukaan di setiap faveolus. Itu
dinding tipis masing-masing membawa tempat tidur kapiler dan mungkin subdi-disediakan oleh
septa internal yang lebih kecil. Terkadang faveoli berkurang di bagian posterior paru-paru,
meninggalkannya sebagai wilayah nonexchange. Pada biawak, kura-kura, dan buaya- diles,
ruang udara sentral tunggal itu sendiri dibagi lagi menjadi banyak ruang internal yang menerima
udara dari tra-chea. Ruang-ruang internal ini berventilasi oleh pernafasan gerakan, sedangkan

pertukaran gas antara faveoli dan bilik-bilik ini tampaknya terjadi melalui difusi.

Ventilasi paru-paru pada kadal.

a. Itu paru-paru terletak di dada, dikelilingi oleh tulang rusuk dan terhubung ke trakea.
Kompresi dan perluasan tulang rusuk sangkar memaksa udara masuk atau keluar dari
paru-paru.
b. Tampilan cutaway dari lapisan dalam paru-paru menunjukkan banyak faveoli itu

20
secara kolektif memberikan lapisan tampilan sarang lebah. Internal faveoli paru-paru
meningkatkan luas permukaan pernapasan dan berfungsi dalam pertukaran gas dengan
kapiler yang melapisi dindingnya.

2.6.Gambaran Umum Pernapasan pada Aves


Organ pernapasan utama burung sama dengan manusia , yaitu paru-paru. Paru-paru
burung berjumlah sepasang dan letaknya di dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang
rusuk. Paru-paru burung juga diselimuti oleh selaput bernama pleura dan berhubungan dengan
kantong-kantong udara. Alat pernapasannya terdiri dari lubang hidung, trakea (batang
tenggorokan), bronkus (cabang batang tenggorokan), dan paru-paru. Pada pangkal perkabangan,
bronkus juga terdapat alat suara yang disebut dengan siring .

Burung memiliki dua pasang lubang hidung yang terdapat pada pangkal paruh sebelah
atas (lubang hidung luar) dan langit-langit rongga mulut (lubang hidung dalam). Saluran utama
pernapasan (trakea) burung berupa pipa yang tersusun dari tulang rawan berbentuk cincin yang

diselimuti otot-otot polos. Di bagian bawah trakea terdapat siring yang berfungsi untuk
menimbulkan suara.

Paru-paru burung terdiri dari bronkus primer, bronkus sekunder, dan


parabronkus. Bronkus primer merupakan saluran percabangan dari trakea. Percabangan ini
membagi bronkus primer menjadi dua, yaitu bronkus kiri dan kanan. Kemudian, bronkus primer
21
bercabang lagi menjadi bronkus sekunder (mesobronkus). Paru-paru burung tidak memiliki
alveolus, tetapi digantikan oleh pembuluh udara (parabronkus).parabronkus ini berhubungan
dengan pembuluh darah kapiler, sehingga dapat terjadi proses pertukaran gas secara difusi.

Paru-paru burung berhubungan dengan kantong udara. Kantong udara berjumlah


sembilan, yaitu:

 Dua kantong udara terletak di leher


 satu di antartulang selangka
 dua di rongga dada bagian depan
 dua di rongga dada bagian belakang
 dan dua di perut

Kantong udara memiliki beberapa fungsi, yaitu:

1. Membantu pernapasan saat terbang karena menyimpan banyak cadangan


oksigen.
2. Memperkeras suara dengan memperbesar ruang siring.
3. Mempertahankan suhu badan dengan mencegah hilangnya panas badan secara
berlebihan.
4. Mengatur massa jenis tubuh dengan memperbesar atau memperkecil kantong
udara.

 Tarif Transfer Gas pada aves

Organ pernapasan juga harus dirancang agar sesuai dengan kecepatan dimana udara atau
air melewati permukaan pernapasan (ven-ubin) dengan kecepatan dimana darah bergerak melalui
organ pernapasan (perfusi)

Ventilasi : rasio perfusi , Organ pernapasan udara atau air menyeimbangkan aliran darah (
perfusi ) dengan pergerakan media pernapasan (ventilasi) . (a) jika perfusi dan ventilasi cocok
dan benar, darah keluar dari organ pernafasan seperti itu menjadi jenuh dengan oksigen . (b) jika
ventilasi terlalu cepat, darah bertahan lebih lama dari yang diperlukan di organ pernapasan dan
menjadi jenuh lebih awal tetapi tidak membutuhkan lebih banyak oksigen. (c) jika ventilasi

22
terlalu lambat, darah hanya mengalir sebagian teroksigenasi ketika berangkat dari pertukaran
organ . pernapasan yang terlalu cepat atau terlalu lambat tidak efisien.

 Evolusi Organ Pernafasan

1) Regulasi Asam Basa : Evolusi Organ pernapasan sebagian besar terkait dengan masalah
yang melibatkan ekstrasi oksigen dari air atau udara untuk memicu metabolisme, tetapi
tidak seluruhnya , seringkali desain organ pernapasan bergantung pada peran
kebalikannya. Yaitu elim- inasi produk sisa metabolisme , mekanisme yang mengatur
akhir keseimbangan asam basa darah menggambarkan bagaimana tubuh menangani
produk sampingan metabolisme.
2) Ventilasi : Evolusi organ pernafasan juga merupakan cerita perangkat mekanis yang
memindahkan air atau udara. Beberapa respirasi pompa tory bergantung pada silia :
namun sebagian besar didasarkan pada kontraksi otot.
3) Pompa Siliaris : pertukaran gas kulit mungkin memainkan peran penting pada respirasi
vertebrata awal, dan dalam beberapa kelompok , seperti amfibi, masih melakukannya ,
pertukaran langsung antara gas jaringan dan gas lingkungan melalui kulit adalah
sederhana dan cara langsung untuk memenuhi kebutuhan metabolisme sederhana dari
organ kecil.
4) Pompa Otot : Seperti disebutkan sebelumnya, jika seekor hewan besar atau aktif,
kemampuan tilasi silia tertinggal dalam peningkatan metabolisme. Pompa otot yang
menggantikan silia sebagai mekanisme untuk memindahkan arus air adalah jawaban
untuk masalah ini.
5) Transisi Air ke Darat : Tidak ada satu pun perubahan dalam gaya hidup yang berdampak
lebih penting desain vertebrata dari transisi dari kehidupan di air kehidupan di darat.
Transisi ini termasuk perubahan dari organ pernapasan air ke udara dan akhirnya terjadi
perubahan jenis pompa ventilasi.
6) Organ Bernapas di Udara : Salah satu syarat untuk hidup di darat adalah adanya
pernafasan organ yang dapat berfungsi dalam pertukaran gas dengan udara. Evolusi organ
pernafasan terjadi beberapa kali dalam waktu yang berbeda baris ikan bergulang.

 Mekanisme Pernapasan Burung

23
Mekanisme pernapasan pada burung dibagi menjadi dua, yaitu saat sedang beristirahat
dan saat terbang.

Pada waktu istirahat

Fase inspirasi (penarikan napas) terjadi ketika tulang rusuk bergerak ke bawah.
Akibatnya, rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. Paru-paru yang mengembang
menyebabkan udara dapat masuk. Kemudian, udara yang kaya oksigen sebagian diserap oleh
paru-paru dan terjadi pertukaran gas. Sementara itu, sebagian lagi dialirkan menuju kantong
udara bagian belakang. Nah, udara yang sudah ada di kantong udara bagian belakang mengalir
lagi ke paru-paru dan menuju kantong udara bagian depan. Di sana, udara sudah tidak banyak
mengandung oksigen.

Fase ekspirasi (pengeluaran napas) terjadi ketika tulang rusuk kembali ke posisi semula,
rongga dada mengecil, dan paru-paru mengempis. Akibatnya, udara dari kantong udara masuk ke
paru-paru. Di sana, juga berlangsung proses pertukaran gas O2 dengan CO2 secara difusi. Udara
yang mengandung CO2 akan dikeluarkan melalui paru-paru, menuju trakea, dan berakhir
melewati hidung.

24
Pada waktu terbang, pernapasan burung dibantu oleh kantong-kantong udara. karena
saat mengepakkan sayap, gerakan otot sayap menekan paru-paru, sehingga menghambat
masuknya udara. Akibatnya, burung tidak dapat bernapas dengan baik.

Ketika sayap diangkat ke atas, terjadilah fase inspirasi. Kantong udara bagian ketiak
mengembang, sedangkan kantong udara di antartulang korakoid terjepit. Udara luar kemudian
masuk ke kantong udara di ketiak dan mengalir masuk ke kantong udara di perut (abdominal).
Sebagian kecil udara akan dialirkan ke paru-paru dan kantong udara yang lain. Selanjutnya,
kantong-kantong udara tersebut kemudian mengempis dan udara akan masuk ke paru-paru untuk
proses difusi.

Ketika sayap diturunkan, dimulailah fase ekspirasi. Kantong udara bagian ketiak
terjepit, sedangkan kantong udara di antartulang korakoid mengembang. Oleh karena kantong
udara di ketiak terjepit, maka udara yang sebelumnya ada di sana mengalir ke paru-paru. Di sana
terjadi proses pertukaran gas. Nah, udara dari paru-paru kemudian mengisi kantong udara bagian
dada, sehingga kantong udara di dada mengembang. Selanjutnya, udara kotor dialirkan keluar
melalui bronkus, trakea, lalu ke hidung.

Semakin tinggi burung terbang, semakin cepat burung harus mengepakkan sayapnya, agar
memperoleh lebih banyak oksigen. Udara yang dihirup dari luar, sebagian kecil tetap berada di
paru-paru dan sebagian besar akan diteruskan ke kantong udara sebagai cadangan. Sementara itu,
udara di kantong udara hanya dimanfaatkan saat oksigen di paru-paru telah berkurang, yaitu saat

25
burung sedang terbang.

 Keuntungan Pergerakan Mendarat

Kondisi apa yang mungkin mendukung gerakan tersebut tanah? Satu saran adalah bahwa
pengeringan musiman kolam air tawar menyukai pergerakan ikan yang terdampar tanah ke
kolam yang bertahan

 Paru – Paru Burung dan Kantong Udara

Kadang – kadang beberapa burung mencapai ketinggian yang luar biasa . pada migrasi
malam hari . sebagian besar burung mencapai ketinggian 1.800 m ( 6. 000 kaki ) . pesawat dan
radar melaporkan penampakan burung di 6.100 hingga 6.400 m ( 20.000-21.000 kaki ) . pendaki
di Mt. Everest menyebutkan mengamati burung diketinggian 7.940m ( 26.000 kaki ) . Aliran satu
arah yang terus menerus melintasi unggas jaringan pernapasan, mungkin dalam pola arus silang.

2.7.Gambaran Umum Pernapasan pada Mamalia


Sistem pernapasan hewan mamalia melalui paru-paru. Udara yang dihirup akan masuk
ke lubang hidung, tenggorokan, kemudian paru-paru.

Sistem pernapasan mamalia salah satunya sistem paling vital. Hal ini merupakan
aktivitas untuk memasukkan oksigen ke dalam tubuh dan keluarnya CO2 dari tubuh
menggunakan bantuan alat. Nah, dalam hal ini alat yang dimaksud pada alat pernapasan
mamalia. Mamalia sendiri mempunyai alat pernapasan sempurna berbentuk paru-paru.

Hewan mamalia adalah vertebrata yang tubuhnya tertutup dengan rambut berbulu, bulu
itu untuk lapisan terluar hewan misalnya kelas aves, yakni burung burung. Banyak jenis hewan
mamalia yang hidup disekitar kita dengan beragam variasi yang berbeda dan mempunyai
keunikan itu sendiri dan masing-masingnya berbeda.

Berikut ini adalah salah satu contoh gambaran Sistem Pernapasan pada hewan mamalia

26
Berikut ini adalah penjelasan pada sistem pernapasan mamalia , antara lain:

 Proses Pemasukan Oksigen


Respirasi adalah proses untuk memasukkan oksigen yang berasal dari sekitarnya dan
mencampakkan CO2. Mamalia adalah hewan yang mempunyai tingkat evolusi yang lebih
sempurna, misalnya amfibi, aves atau reptile.

Sistem respirasi mamalia yakni alurnya hidup yang dipunya mamalia yang terkandung
tulang-tulang turbinal berkelok-kelok. Jadi, Perluas dari permukaan olfaktori. Laringnya
mempunyai atap serta terpisah. Fase aktif pada pernapasannya sendiri dikenal dengan inspirasi
yang mengalami perataan mulai dari diafragma serta elevasi dalam tulang - tulang iga serta
gerakannya lengkung keluar. Ada dua jenis respirasi, yakni respirasi eksternal dan respirasi
internal.

 Proses Memasukkan Oksigen ke Dalam Hewan Mamalia


Untuk proses ini terdapat 2 fase, yakni fase saat memasukkan oksigen (inspirasi) dan fase
mengeluarkan CO2 (ekspirasi. Inspirasi adalah proses aktif yang mengalami kontraksi dalam otot
inspirator. Ototo inspiratory isyarat antara tulang iga dengan tulang bagian diafragma. Kontraksi
ini yang dapat menyebabkan peningkatan volume rongga dada.

Pada proses ini, paru-paru akan mengembang serta pengawasan tekanan negatif
didalam. Jadi, udara disekitar dimasukki oleh paru-paru. Sementara proses ekspirasi / proses

27
pengeluaran CO2 ini prosesnya lebih pasif. Hal ini terjadi karena proses ekspirasi mengalami
relaksasi pad aotot inspiratory saja, sehingga terjadi pengerutan dalam dinding alveoli.

 Proses Fisiologi pada Kegiatan Pemasukan Oksigen


Pada saat karbondioksida terjadi peningkatan, yang mana mamalia telah terjadi proses
aktif pada kegiatannya sehingga kemoreseptor (pusat respirasi) yang ada terdapat dimedula yang
terjadi rangsangan. Hal inilah yang mengakibatkan syaraf impuls akan menjalar ke sepanjang
serabut eferen dalam organ efektor (ada di otot dada, pembuluh darah dan jantung). Lalu organ
efektor ini mengakibatkan proses yang lebih kompleks kembali, yakni mengalami peninkatan
ventilitaso serta pelepasan CO2.

Impuls lalu sampai di jantung serta pembuluh darah pada jaringan yang terjadi
penimbunan CO2 yang akan mendorong respon sehingga memudahkan pelepasan C02 dari
dalam tubuh. hal inilah yang membuat peningkatan pasokan oksigen pada tubuh.

2.8.Evolusi Organ Pernafasan pada Hewan


1. Regulasi Asam Basa
Evolusi organ pernapasan sebagian besar terkait dengan masalah yang melibatkan
ekstraksi oksigen dari air atau udara untuk memicu metabolisme, tetapi tidak seluruhnya.
Seringkali desain aorgan pernapasan bergantung pada peran kebalikannya, yaitu elim-
inasi produk sisa metabolisme. Mekanisme yang mengatur akhir keseimbangan asam
basa darah menggambarkan bagaimana tubuh menangani produk sampingan
metabolisme.
2. Ventilasi
Evolusi organ pernafasan juga merupakan cerita perangkat mekanis yang memindahkan
air atau udara. Beberapa respira- pompa tory bergantung pada silia; namun, sebagian
besar didasarkan pada kontraksi otot.
3. Pompa Siliaris
Pertukaran gas kulit mungkin memainkan peran penting pada respirasi vertebrata awal,
dan dalam beberapa kelompok, seperti amfibi, masih melakukannya. Pertukaran langsung
antara gas jaringan dan lingkungan melalui kulit adalah sederhana dan cara langsung
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme sederhana dari organ kecil-isme.

28
4. Pompa Otot
Seperti disebutkan sebelumnya, jika seekor hewan besar atau aktif, ven- kemampuan
tilasi silia tertinggal dalam peningkatan metabolisme Persyaratan. Pompa otot yang
menggantikan silia sebagai mekanisme untuk memindahkan arus air adalah jawaban
untuk ini masalah. Misalnya, larva ammocoete lamprey menggunakan velum berotot
untuk memompa air melintasi insangnya. Di dewasa, keranjang branchial berpartisipasi
dalam otot pergerakan air melintasi permukaan pertukaran.
5. Transisi Air ke Darat
Tidak ada satu pun perubahan dalam gaya hidup yang berdampak lebih penting desain
vertebrata dari transisi dari kehidupan di air ke kehidupan di darat. Berkenaan dengan
sistem pernapasan, transisi ini termasuk perubahan dari organ pernapasan air ke udara
dan akhirnya terjadi perubahan jenis pompa ventilasi. Udara- pernapasan paru-paru
muncul sebelum transisi ini berlangsung, dan pompa aspirasi yang mengisi paru-paru
secara efisien muncul lebih banyak kemudian, setelah vertebrata darat menjadi mapan.
6. Organ Bernapas di Udara
Salah satu prasyarat untuk hidup di darat adalah adanya pernafasan organ yang dapat
berfungsi dalam pertukaran gas dengan udara. Evolusi organ pernafasan terjadi beberapa
kali dalam waktu yang berbeda baris ikan bertulang. Organ-organ ini termasuk renang
vaskularisasi kandung kemih, bagian saluran pencernaan, kompartemen khusus.
7. Paru-paru Burung dan Kantung Udara
Kadang-kadang, beberapa burung mencapai ketinggian yang luar biasa. Pada migrasi
malam hari, sebagian besar burung mencapai ketinggian 1.800 m (6.000 kaki). Pesawat
dan radar melaporkan penampakan burung di 6.100 hingga 6.400 m (20.000–21.000
kaki). Pendaki di Mt. Everest menyebutkan mengamati burung di ketinggian 7.940 m
(26.000 kaki). Aliran satu arah yang terus menerus melintasi unggas jaringan pernapasan,
mungkin dalam pola arus silang, memberi burung memiliki sistem pernapasan yang
efisien untuk mendukung tinggi mereka kebutuhan metabolisme. Mamalia memiliki
ventilasi sistem yang mendukung tingkat metabolisme yang tinggi juga.

29
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pernapasan (Respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang,mengandung
(oksigen) serta menghembuskan udara yang banyak memngandung karbondioksida sebagai sisa
dari oksidasi keluar dari tubuh. Pengisapan udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan
disebut ekspirasi.

o System pernapasan mencakup semua proses pertukaran gas yang terjadi antara
atmosfir melalui rongga hidung  faring  laring  trakea  bromkus  paru-paru 
alveolus  sel-sel melalui dinding kapiler darah.
o Sistem pernapasan bekerja untuk memasukkan dan mengeluarkan udara ke dalam
dan keluar tubuh. Udara yang dimasukkan ke dalam tubuh adalah oksigen, sedangkan
yang dikeluarkan adalah karbon dioksida. Sistem pernapasan berfungsi untuk
memasok oksigen ke sel-sel tubuh. Oksigen digunakan oleh sel tubuh untuk membakar
sari-sari makanan supaya dihasilkan tenaga. Tenaga berguna untuk melakukan segala
aktivitas hidup. Udara yang dihasilkan dari proses pembentukan energi ini adalah
karbon dioksida.
o Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang satu dengan hewan yang lain,
ada yang berupa paru-paru, insang, kulit, trakea, dan paru-paru buku, bahkan ada
beberapa organism yang belum mempunyai alat khusus sehingga oksigen berdifusi
langsung dari lingkungan ke dalam tubuh.

3.2. Saran
Dari makalah yang kami buat mungkin terdapat banyak kesalahan dan kekurangan untuk
lebih memperdalam pengetahuan, maka kami minta kritik dan saran dari teman-teman yang
membaca makalah kami

30
DAFTAR PUSTAKA

Figures 11.27a & b: From D.L. Uchtel and K.V. Kardong in Journal of Morphology, Vol. 169,
Issue 1, pp. 29-47, 1981―Ultrastructure of the Lung of the Rattlesnake, Crotalus viridis
oreganos,‖ Reprinted by permission of Wiley-Liss, a division of John Wiley & Sons Inc.

Ardiyanto, Tonang Dwi. 2011. Sistem Respiratory. Diakses : 16 April 2014. Kuliah-sistem-
respirasi_2.pdf

Ikawati, Zullies. 2011. Penyakit Sistem Pernafasan dan Tatalaksana Terapinya. Yogyakarta:
Bursa Ilmu.

31

Anda mungkin juga menyukai