Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI PERTANIAN

MORFOLOGI SERANGGA

Oleh :
NAMA : AHMAD CANDRA MULIA
NIM : 2210512310016
KELOMPOK : CHILLI
ASISTEN : AZRA JANNATI KHAIRUNNISA

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
BANJARBARU
2023
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI…………………………………………………….………. i

DAFTAR TABEL………………………….........……....………………. ii

I.PENDAHULUAN……………………………………..........…………. 1

Latar Belakang……………………………………....................... 1
Tujuan Praktikum………...………….………………………….. 2

II. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………...…… 3

III. METODOLOGI…..…………………………………………...……. 9

Waktu dan Tempat……………………………………………… 9


Bahan dan Alat……………………………………………….…. 9
Bahan……………………………………………….…… 9
Alat………….…...………………………………...……. 9
Pelaksanaan Praktikum…………………………………………. 10

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……..…………………………......... 11

Hasil………………………………………………...………….... 11
Pembahasan………………………………………………....…... 17

V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………....………..….. 18

Kesimpulan…………………………………….………....…….. 18
Saran…………………………………………….…………........ 18

DAFTAR PUSTAKA…………………………………….…………....... 19
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Hasil Pengamatan Morfologi Capung........................................... 11

2. Hasil Pengamatan Morfologi Kupu-kupu..................................... 12

3. Hasil Pengamatan Morfologi Ngengat.......................................... 13

4. Hasil Pengamatan Morfologi Belalang......................................... 14

5. Hasil Pengamatan Morfologi Kumbang........................................ 15

6. Hasil Pengamatan Morfologi Lalat............................................... 16

7. Hasil Pengamatan Morfologi Kepik.............................................. 17


I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Morfologi tumbuhan adalah studi tentang perkembangan bentuk dan


struktur tumbuhan yang diinterpretasikan berdasarkan kesamaan asal bentuk dan
susunan tubuh tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa morfologi tumbuhan
merupakan ilmu untuk menyelidiki dan membandingkan aspek bentuk dan
struktur tumbuhan sebagai dasar adanya perbedaan di antara berbagai jenis
tumbuhan. Secara garis besarnya morfologi berbeda dengan anatomi tumbuhan,
perbedaannya terletak pada internal dan eksternal. Jika anatomi lebih fokus untuk
mempelajari struktur bagian dalam, sedangkan morfologi hanya fokus
mempelajari luarnya saja. Fokus dari morfologi tumbuhan adalah bentuk dan
susunan luar tubuh tumbuhan yang telah mengalami diferensiasi. Inilah sifat
morfologi yang sering digunakan untuk kepentingan dan kemudahan dalam ilmu
biologi lain terutama taksonomi (Liunokas & Billik, 2021).
Morfologi adalah cabang kajian linguistik (ilmu bahasa) yang mempelajari
tentang bentuk kata, perubahan kata, dan dampak dari perubahan itu terhadap arti
dan kelas kata (Nisa, 2018).
Serangga merupakan binatang terbanyak di dunia. Serangga mempuyai
nama lain insekta dan hexapoda. Kata insekta atau insect berasal dari kata
insecare. Kata tersebut mengandung dua arti, yaitu in berarti “menjadi” dan secare
berarti “memotong” atau “membagi”. Jadi, insekta berarti binatang yang
mempunyai tubuh terbagi-bagi atau bersegmen - segmen. Sedangkan hexapoda
terdiri dari dua kata hexa dan poda. Hexa mempunyai arti “enam” dan poda
mempunyai arti “kaki” sehingga hexapoda berarti binatang berkaki enam (Amy &
Arinafril, 2012).
Serangga memiliki peranan yang cukup penting dalam ekosistem. Peranan
serangga dalam ekosistem diantaranya adalah sebagai polinator, dekomposer,
predator dan parasitoid. Hama adalah hewan yang merusak secara langsung pada
tanaman dan kerusakan tersebut menyebabkan kerugian ekonomi karena dapat
menurunkan kwalitas dan kwantitas produksi tanaman. Hama terdapat beberapa
2

jenis, diantaranya adalah insekta (serangga), molusca (bekicot, keong), rodenta


(tikus), mamalia (babi), nematoda, dll. Serangan hama sangat terlihat dan dapat
memberikan kerugian yang besar apabila terjadi secara massive. Namun serangan
hama umumnya tidak memberikan efek menular, terkecuali apabila hama tersebut
sebagai vektor penyakit (Marmaini, 2020).
Serangga memiliki keanekaragaman morfologi yang sangat tinggi
sehingga serangga dapat hidup pada berbagai tipe habitat. Salah satu habitat
serangga adalah pada lahan tanaman kelapa. Tanaman ini merupakan tanaman
yang disukai sebagai habitat serangga baik serangga yang menguntungkan
ataupun merugikan. Serangga. Salah satu serangga yang menguntungkan adalah
belalang sembah sebagai predator pemangsa serangga yang merusak tanaman
kelapa. Sedangkan serangga yang bersifat merugikan diantaranya kumbang,
tungau, serta jenis-jenis serangga lainnya (Hosang, 2010).

Tujuan

Tujuan dilaksanakannya praktikum ialah :


1. Mengetahui teknik perbanyakan tanaman melalui daun dan batang dengan
cara stek.
2. Mengetahui cara pemeliharaan bibit hasil perbanyakan secara vegetatif.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Morfologi berasal dari kata Morphologi (Morphe: bentuk, logos: ilmu)


berarti ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk luar dari tumbuhan, khususnya
tumbuhan berbiji mengenai organ-organ tubuhnya dengan segala variasinya.
Morfologi merupakan ilmu pengetahuan yang mendasari pemahaman tentang
sistematika tumbuhan (Budiono, 2014).
Morfologi adalah cabang kajian linguistik (ilmu bahasa) yang mempelajari
tentang bentuk kata, perubahan kata, dan dampak dari perubahan itu terhadap arti
dan kelas kata (Nisa, 2018).
Serangga merupakan salah satu kelompok binatang yang merupakan hama
utama bagi banyak jenis tanaman yang dibudidayakan manusia. Selain sebagai
hama tanaman beberapa kelompok dan jenis serangga dapat menjadi pembawa
atau vector penyakit tanaman yang berupa jamur (Karindah et al., 2014).
Secara morfologi, tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga
bagian utama. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala (caput), dada
(thorax) dan perut (abdomen). Caput merupakan sebuah kontruksi yang padat dan
keras dan juga terdapat beberapa struktur yang menurut teori evolusi caput
tersebut terdiri dari empat ruas yang mengalami penyatuan dan thorax terdiri dari
tiga ruas yang jelas terlihat, sedangkan abdomen terdiri dari ±9 ruas (Aderisandi,
2012).
Serangga memiliki karakteristik atau morfologi seperti tipe-tipe Kepala
dan mulut, yang dapat disesuaikan dengan habitatnya sehingga serangga dapat
hidup diberbagai tipe habitat, salah satu habitat ialah perkebunan kelapa. Tanaman
kelapa merupakan tanaman yang cukup disukai oleh serangga untuk dijadikan
sebagai habitatnya, baik serangga yang bersifat menguntungkan ataupun serangga
yang bersifat merugikan. Salah satu serangga yang bersifat merugikan diantaranya
adalah tungau, kumbang, serta jenis-jenis serangga lainnya, serangga yang
menguntungkan adalah belalang sembah sebagai predator atau pemangsa serangga
yang merusak tanaman kelapa, seperti ngengat, kupu-kupu, kutu daun, lalat dan
belalang (Supit et al., 2020).
4

serangga tidak bertulang belakang yang mempunyai sayap. Jumlah


sayapnya bermacam-macam, tidak ada serangga yang mempunyai sayap lebih dari
dua pasang (empat sayap). Serangga ada yang menguntungkan dan ada yang
merugikan. Pada umumnya serangga adalah pemakan tumbuhan namun ada pula
seranggayang memakan serangga (Pracaya, 2010).
serangga memiliki jantung dan aorta tetapi darah beredar bebas di dalam
rongga badannya. Serangga juga memiliki peranan yang penting bagi
agroekosistem seperti di areal persawahan dalam sistem perputaran nutrisi, proses
penyerbukan dan pengendalian hama. Serangga hidup di dalam tanah, darat, udara
maupun di air tawar, atau sebagai parasit pada tubuh mahluk hidup lain, akan
tetapi mereka jarang yang hidup di air laut. Serangga sering juga disebut
Heksapoda yang berarti mempunyai 6 kaki atau 3 pasang (Naskah, 2009).
Serangga tergolong dalam Filum Arthrophoda, Sub Filum Mandibulata,
Kelas Insecta. Ruas yang membangun tubuh serangga terbagi atas tiga bagian
yaitu, kepala (caput), dada (toraks) dan perut (abdomen). Sesungguhnya serangga
terdiri dari tidak kurang dari 20 segmen. Enam ruas terkonsolidasi membentuk
kepala, tiga ruas membentuk thoraks, dan 11 ruas membentuk abdomen serangga
dapat dibedakan dari anggota Arthropoda lainnya karena adanya 3 pasang kaki
(sepasang pada setiap segmen thoraks) (Hadi, 2009).

Klasifikasi Capung

Capung atau sibar-sibar adalah kelompok serangga yang tergolong ke dalam


bangsa Odonata. Kedua macam serangga ini jarang berada jauh-jauh dari air, tempat
mereka bertelur dan menghabiskan masa pra-dewasa anak-anaknya. Menurut
Triplehorn & Jonshon (2005), berdasarkan klasifikasi dalam tatanama
(sistematika) hewan capung (Anisoptera) termasuk dalam :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
5

Ordo : Odonata
Famili : Libelluidae
Genus : Pantala
Spesies : Nezara viridula

Klasifikasi Kupu-kupu

Kupu-kupu merupakan serangga yang tergolong ke dalam ordo Lepidoptera,


atau serangga bersayap sisik. Secara sederhana, kupu-kupu dibedakan dari ngengat
alias kupu-kupu malam berdasarkan waktu aktifnya dan ciri-ciri fisiknya. Menurut
Triplehorn & Jonshon (2005), berdasarkan klasifikasi dalam tatanama
(sistematika) hewan kupu-kupu (Rhopalocera) termasuk dalam :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Nymphalidae
Genus : Danaus
Spesies : Danaus plexippus

Klasifikasi Ngengat

Ngengat merupakan serangga yang tergolong ke dalam ordo Lepidoptera,


atau 'serangga bersayap sisik'. Secara sederhana, kupu-kupu dibedakan dari ngengat
alias kupu-kupu malam berdasarkan waktu aktifnya dan ciri-ciri fisiknya. Menurut
Triplehorn & Jonshon (2005), berdasarkan klasifikasi dalam tatanama
(sistematika) hewan ngengat (Daphanis sp.) termasuk dalam :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
6

Famili : Spingidae
Genus : Daphanis
Spesies : Daphanis sp.

Klasifikasi Belalang

Belalang adalah serangga herbivora dari subordo Caelifera dalam ordo


Orthoptera. Serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari
tubuhnya dan juga memiliki ovipositor pendek. Menurut Triplehorn & Jonshon
(2005), berdasarkan klasifikasi dalam tatanama (sistematika) hewan belalang
(Dissosteira Carolina) termasuk dalam :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Famili : Acrididae
Genus : Dissosteira
Spesies : Dissosteira Carolina

Klasifikasi Kumbang

Kumbang adalah salah satu binatang yang memiliki penampilan seperti


kebanyakan spesies serangga. Ordo Coleoptera, diambil dari kata coeleos yang
berarti seludang dan pteron yang berarti sayap, maka dapat disimpulkan
Coleoptera adalah serangga yang memiliki seludang pada sayapnya. Menurut
Triplehorn & Jonshon (2005), berdasarkan klasifikasi dalam tatanama
(sistematika) hewan kumbang (Oryctes rhinoceros) termasuk dalam :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
7

Ordo : Coleoptera
Famili : Scarabaeidae
Genus : Oryctes
Spesies : Oryctes rhinoceros

Klasifikasi Lalat

Lalat adalah jenis serangga dari ordo Diptera. Perbedaan yang paling jelas
antara lalat dan ordo serangga lainnya adalah lalat hanya memiliki sepasang sayap
untuk terbang yang disebut halteres, yang berasal dari sayap belakang, pada
metatoraks. Menurut Triplehorn & Jonshon (2005), berdasarkan klasifikasi dalam
tatanama (sistematika) hewan lalat (Bactrocera sp.) termasuk dalam :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Tephritidae
Genus : Bactrocera
Spesies : Bactrocera sp.

Klasifikasi Kepik

Hemiptera adalah ordo dari serangga yang juga dikenal sebagai kepik.
Hemiptera terdiri dari 80.000 spesies serangga seperti tonggeret, kutu daun, anggang-
anggang, walang sangit, dan lain-lain. Mereka semua memiliki ciri-ciri khusus seperti
mulut berbentuk jarum dan tidak mengalami metamorfosis sempurna Menurut
Triplehorn & Jonshon (2005), berdasarkan klasifikasi dalam tatanama
(sistematika) hewan kepik (Nezara viridula) termasuk dalam :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
8

Ordo : Hemiptera
Famili : Pentatomidae
Genus : Nezara
Spesies : Nezara viridula

4
menjadi lebih tinggi.
Setelah mencapai tinggi
tertentu, disisi lain
terjadi
pembelahan periklinal
yang serupa.
Perkembangan kelompok
sel tersebut
membentuk tonjolan-
tonjolan, bakal primodium
daun. Letak bakal-bakal
daun
9

tersebut mengikuti pola


tata letak daun (filotaksis)
tumbuhan yang
bersangkutan.
Pada tumbuhan dikotil
tonjolan bakal daun
tersebut biasanya
berbentuk pasak,
sedangkan pada monokotil
menempati keliling batang
cukup panjang, dan pada
dikotil pangkal tersebut
sempit (Sumeru, 2004).
Klasifikasi Tumbuhan
sebagai berikut :
10

Menurut Steenis (2003)


berdasarkan klasifikasi
dalam tatanama
(sistematika) tumbuhan,
tumbuhan singkong
(Manihot utilisima)
termasuk
dalam:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
11

Spesies : Manihot utilisima


4
menjadi lebih tinggi.
Setelah mencapai tinggi
tertentu, disisi lain
terjadi
pembelahan periklinal
yang serupa.
Perkembangan kelompok
sel tersebut
membentuk tonjolan-
tonjolan, bakal primodium
daun. Letak bakal-bakal
daun
12

tersebut mengikuti pola


tata letak daun (filotaksis)
tumbuhan yang
bersangkutan.
Pada tumbuhan dikotil
tonjolan bakal daun
tersebut biasanya
berbentuk pasak,
sedangkan pada monokotil
menempati keliling batang
cukup panjang, dan pada
dikotil pangkal tersebut
sempit (Sumeru, 2004).
Klasifikasi Tumbuhan
sebagai berikut :
13

Menurut Steenis (2003)


berdasarkan klasifikasi
dalam tatanama
(sistematika) tumbuhan,
tumbuhan singkong
(Manihot utilisima)
termasuk
dalam:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
14

Spesies : Manihot utilisim


4
menjadi lebih tinggi.
Setelah mencapai tinggi
tertentu, disisi lain
terjadi
pembelahan periklinal
yang serupa.
Perkembangan kelompok
sel tersebut
membentuk tonjolan-
tonjolan, bakal primodium
daun. Letak bakal-bakal
daun
15

tersebut mengikuti pola


tata letak daun (filotaksis)
tumbuhan yang
bersangkutan.
Pada tumbuhan dikotil
tonjolan bakal daun
tersebut biasanya
berbentuk pasak,
sedangkan pada monokotil
menempati keliling batang
cukup panjang, dan pada
dikotil pangkal tersebut
sempit (Sumeru, 2004).
Klasifikasi Tumbuhan
sebagai berikut :
16

Menurut Steenis (2003)


berdasarkan klasifikasi
dalam tatanama
(sistematika) tumbuhan,
tumbuhan singkong
(Manihot utilisima)
termasuk
dalam:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
17

Spesies : Manihot utilisima


III. METODOLOGI

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin, 5 Juni 2023 Pukul 14.40-16.30


WITA. Bertempat di Student Center, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung
Mangkurat Banjarbaru.

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:


Capung (Anisoptera). Digunakan sebagai objek yang di amati pada
praktikum kali ini.
Kupu-kupu (Rhopalocera). Digunakan sebagai objek yang di amati pada
praktikum kali ini.
Ngengat (Daphanis sp.). Digunakan sebagai objek yang di amati pada
praktikum kali ini.
Belalang (Dissosteira carolina). Digunakan sebagai objek yang di amati
pada praktikum kali ini.
Kumbang (Oryctes rhinoceros). Digunakan sebagai objek yang di amati
pada praktikum kali ini.
Lalat (Batrocera sp.). Digunakan sebagai objek yang di amati pada
praktikum kali ini.
Kepik (Nezara viridula). Digunakan sebagai objek yang di amati pada
praktikum kali ini.

Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah:


Alat tulis atau pensil warna. Buku gambar dan alat tulis atau pensil warna
digunakan untuk menggambar hasil pengamatan.
10

Lembar kerja dan laporan sementara. Lembar kerja dan laporan sementara
digunakan sebagai hasil sementara saat melakukan pengamatan.

Pelaksanaan Praktikum

Tujuan dari praktikum kali ini sebagai berikut:


1. Siapkan bahan dan alat.
2. Mengamati bagian-bagian serangga.
3. Menggambar serangga serta bagian-bagiannya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari praktikum ini berupa beberapa data pengamatan yang dapat dilihat
pada beberapa table berikut :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Morfologi Capung.
Gambar Sketsa

Identifikasi
1.

Capung (Anisoptera) termasuk ke dalam ordo Odonata. Capung


(Anisoptera) terdapat tiga bagian tubuh, yaitu kepala (caput), dada (thorax), dan
perut (abdomen). Pada bagian kepala (caput) terdapat mata majemuk, antena, dan
mulut. Sedangkan pada bagian dada (thorax) terdapat sayap dan kaki. Dan pada
bagian perut (abdomen) terdapat alat pencernaan dan alat reproduksi. Capung
(Anisoptera) memiliki tipe mulut menggigit.
12

Tabel 2. Hasil Pengamatan Morfologi Kupu-kupu.


Gambar Sketsa

Identifikasi
2.

Kupu-kupu (Rhopalocera) termasuk ke dalam ordo Lepidoptera. Kupu-


kupu (Rhopalocera) terdapat tiga bagian tubuh, yaitu kepala (caput), dada
(thorax), dan perut (abdomen). Pada bagian kepala (caput) terdapat mata
majemuk, antena, dan mulut. Sedangkan pada bagian dada (thorax) terdapat sayap
dan kaki. Dan pada bagian perut (abdomen) terdapat alat pencernaan dan alat
reproduksi. Kupu-kupu (Rhopalocera) memiliki tipe mulut menghisap dan
biasanya sebagai hewan pembantu penyerbukan.
13

Tabel 3. Hasil Pengamatan Morfologi Ngengat.


Gambar Sketsa

Identifikasi
3.

Ngengat (Daphanis sp.) termasuk ke dalam ordo Lepidoptera sama seperti


kupu-kupu (Rhopalocera), namun ngengat (Daphanis sp.) termasuk hama
tanaman. Ngengat (Daphanis sp.) terdapat tiga bagian tubuh, yaitu kepala
(caput), dada (thorax), dan perut (abdomen). Pada bagian kepala (caput) terdapat
mata majemuk, antena, dan mulut. Sedangkan pada bagian dada (thorax) terdapat
sayap dan kaki. Dan pada bagian perut (abdomen) terdapat alat pencernaan dan
alat reproduksi. Ngengat (Daphanis sp.) memiliki tipe mulut menghisap.
14

Tabel 4. Hasil Pengamatan Morfologi Belalang.


Gambar Sketsa

Identifikasi
4.

Belalang (Dissosteira carolina) termasuk ke dalam ordo Orthoptera.


Belalang (Dissosteira carolina) terdapat tiga bagian tubuh, yaitu kepala (caput),
dada (thorax), dan perut (abdomen). Pada bagian kepala (caput) terdapat mata
majemuk, antena, dan mulut. Sedangkan pada bagian dada (thorax) terdapat sayap
dan kaki. Dan pada bagian perut (abdomen) terdapat alat pencernaan dan alat
reproduksi. Belalang (Dissosteira carolina) memiliki tipe mulut menggigit dan
termasuk hama tanaman.

Tabel 5. Hasil Pengamatan Morfologi Kumbang.


15

Gambar Sketsa

Identifikasi
5.

Kumbang (Oryctes rhinoceros) termasuk ke dalam ordo Coleoptera.


Kumbang (Oryctes rhinoceros) terdapat tiga bagian tubuh, yaitu kepala (caput),
dada (thorax), dan perut (abdomen). Pada bagian kepala (caput) terdapat mata
majemuk, antena, dan mulut. Sedangkan pada bagian dada (thorax) terdapat sayap
dan kaki. Dan pada bagian perut (abdomen) terdapat alat pencernaan dan alat
reproduksi. Kumbang (Oryctes rhinoceros) memiliki tipe mulut menggigit.

Tabel 6. Hasil Pengamatan Morfologi Lalat.


16

Gambar Sketsa

Identifikasi
6.

Lalat buah (Batrocera sp.) termasuk ke dalam ordo Diptera. Lalat


(Batrocera sp.) terdapat tiga bagian tubuh, yaitu kepala (caput), dada (thorax),
dan perut (abdomen). Pada bagian kepala (caput) terdapat mata majemuk, antena,
dan mulut. Sedangkan pada bagian dada (thorax) terdapat sayap dan kaki. Dan
pada bagian perut (abdomen) terdapat alat pencernaan dan alat reproduksi. Lalat
(Batrocera sp.) memiliki tipe mulut menghisap.

Tabel 7. Hasil Pengamatan Morfologi Kepik.


17

Gambar Sketsa

Identifikasi
7.

Kepik (Nezara viridula) termasuk ke dalam ordo Hemiptera. Kepik


(Nezara viridula) terdapat tiga bagian tubuh, yaitu kepala (caput), dada (thorax),
dan perut (abdomen). Pada bagian kepala (caput) terdapat mata majemuk, antena,
dan mulut. Sedangkan pada bagian dada (thorax) terdapat sayap dan kaki. Dan
pada bagian perut (abdomen) terdapat alat pencernaan dan alat reproduksi. Kepik
(Nezara viridula) memiliki tipe mulut menggigit.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :


1. Tubuh serangga terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, dada dan perut.
Morfologi serangga secara umum dicontohkan dengan belalang (Orthoptera)
yaitu, kepala, toraks, abdomen, antena, mata, tarsus, koksa, trokhanter,
timpanum, spirakel, femur, tibia, ovipositor dan serkus.
2. Berdasarkan ordonya, serangga dapat dibedakan menjadi beberapa ordo,
yaitu, Ordo Orthoptera, Ordo Hemiptera, Ordo Coleoptera, Ordo Diptera,
Ordo Lepidoptera, Ordo Odonata.
3. Serangga termasuk dalam filum arthropoda, arthropoda terbagi menjadi 3 sub
filum yaitu Trilobita, Mandibulata dan Chelicerata.

Saran

Saran untuk praktikum kali ini adalah pada saat melakukan praktikum,
waktu yang telah ditetapkan digunakan sebaik-baiknya sehingga praktikum dapat
berjalan sesuai dengan yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Aderisansi, (2012). Hama Tanaman. Kanisius. Yogyakarta.

Amy, V. F., & Arinafril, A. (2022). Indeks Keragaman Arthropoda Pada Tanaman
Terung (Solanum Melongena L.) Yang Ditanam Pada Lahan Dengan Dan
Tanpa Mulsa, Analisa Korespondensi Dan Analisa Klaster Di Kecamatan
Indralaya Kabupaten Ogan Ilir (Doctoral Dissertation, Sriwijaya
Univesity).

Hadi, M. (2009). Biologi Insekta Entomologi. Yogyakarta: Graha ilmu.

Hosang, M. L. A. (2010). Serangan Hama Bunga Kelapa. (Lepidoptera: Pyralidae)


pada Tanaman Kelapa Genjah Salak di Kebun Percobaan Kima
Atas.Buletin Palma. 39: 172 –180.

Intan, (2021). Morfologi Bunga, Buah, dan Biji. Universitas Andalas. Padang.
Sumatra Barat.

Liunokas, A. B., & Billik, A. H. S. (2021). Karakteristik Morfologi Tumbuhan.


Deepublish

Marmaini, (2020). Penggunaan Agens Pengendalian Hayati (APH) Untuk


Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Palembang-
Indonesia.

Naskah, (2009). Serangan Sahabat Petani Padi.Bandung: PT. Sarana Ilmu Pustaka

Nisa, K., (2018). Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Berita Dalam Media Surat
Kabar Sinar Indonesia Baru. Jurnal Bindo Sastra. 2(2), 218-224.

Pracaya, (2010). Hama & Penyakit Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya.

Pradhana, A. I., Mudjiono, G., & Karindah, S. (2014). Keanekaragaman serangga


dan laba-laba pada pertanaman padi organik dan konvensional. Jurnal HPT
(Hama Penyakit Tumbuhan), 2(2), 58-66.

Supit, M. M., Pinaria, B. A., & Rimbing, J. (2020). Keanekaragaman Serangga


pada Beberapa Varietas Kelapa (Cocos nucifera L.) dan Kelapa Sawit
(Elaeis guenenssis Jacq). Sam Ratulangi Journal of Entomology Review,
1(1).

Triplehorn, C. A & Johnson, N. F. (2005). Borror and Delong's Introduction to


theStudy of Insects 7th Edition. Thomson Brook/Cole. Pasific Grove.
20

Anda mungkin juga menyukai