Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI PERTANIAN

MORFOLOGI SERANGGA

Oleh :
NAMA : NAZWA NAZELINA
NIM : 2210517120008
KELOMPOK : BLACKPEPPER
ASISTEN : SRI AINAWATI

JURUSAN HAMA PENYAKIT TUMBUHAN


PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
BANJARBARU
2023
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI............................................................................................. i

DAFTAR TABEL..................................................................................... ii

I. PENDAHULUAN................................................................................. 1

Latar Belakang............................................................................... 1
Tujuan Praktikum.......................................................................... 3
Manfaat Praktikum........................................................................ 3

II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 4

III. BAHAN DAN METODE................................................................... 7

Waktu dan Tempat......................................................................... 7


Bahan dan Alat.............................................................................. 7
Bahan...................................................................................... 7
Alat......................................................................................... 7
Pelaksanaan Praktikum.................................................................. 8

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 9

V. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 16

Kesimpulan.................................................................................... 16
Saran.............................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 17
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Hasil Pengamatan Morfologi Capung........................................... 9

2. Hasil Pengamtan Morfologi Kupu-kupu....................................... 10

3. Hasil Pengamatan Morfologi Ngengat......................................... 11

4. Hasil Pengamatan Morfologi Belalang......................................... 12

5. Hasil Pengamatan Morfologi Kumbang....................................... 13

6. Hasil Pengamatan Morfologi Lalat............................................... 14

7. Hasil Pengamatan Morfologi Kepik............................................. 15


I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Serangga adalah hewan beruas atau arthropoda yang disebut juga dengan
insekta yang memiliki tungkai rata-rata tiga pasang. Insekta atau serangga
mempunyai spesies yang paling banyak jumlahnya di antara semua hewan.
Jumlah spesies Insekta dapat mencapai 675.000 spesies. Hewan ini dapat hidup di
dalam tanah, di darat, di udara, di air tawar atau sebagai parasit pada tubuh
makhluk hidup lain. Oleh karena itu serangga dimasukan dalam kelompok hewan
yang lebih besar dalam filum Arthropoda atau binatang beruas. Beberapa ordo
serangga yang diketahui seperti Hemiptera, Odonata, Coleoptera, Diptera,
Lepidoptera, Orthoptera, dan Homoptera (Borror, 2005).
Arthropoda (arthros = ruas, podos = kaki) yang berarti hewan yang
kakinya bersendi-sendi atau beruas-ruas. Ruas diantara dua sendi disebut dengan
segmen. Adapun ciri-ciri Arthropoda adalah mempunyai appendage atau alat
tambahan yang beruas, tubuhnya bilateral simetri yang terdiri dari sejumlah ruas,
tubuh terbungkus oleh zat kitin sehingga merupakan eksoskeleton. Biasanya ruas-
ruas tersebut ada bagian yang tidak berkitin, sehingga mudah untuk digerakan.
Hewan yang termasuk classis insecta memiliki ciri khusus yaitu kakinya
berjumlah enam atau tiga pasang yang menyebabkan disebut Hexapoda (Hexa:
enam; podos: kaki). Serangga bisa membawa manfaat, namun tak dapat dihindari
bahwa serangga juga dapat merugikan (Jumar, 2000).
Dalam pembahasan ini secara morfologi, tubuh serangga dewasa yang tap
dibedakan menjadi tiga bagian utama. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa
adalah kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen). Pada bagian kepala
antena, mulut, dan mata sedangkan pada thoraks terdapat sayap dan kaki. Setiap
serangga memiliki bentuk dan karakteristik masing-masing seperti keras atau
berkulit lunak. Tak hanya itu, serangga juga memiliki tipe mulut seperti
menggigit-mengunyah, menjilat-mengisap, dan menusuk-mengisap (Fakhrah,
2016).
2

Cara berkembangbiak serangga adalah dengan cara bertelur. Proses


berkembang pada serangga yang diawali dengan telur hingga menjadi dewasa dan
mengalami perubahan pada anatomi, morfologi dan fisiologis disebut
metamorfosis. Proses metamorfosis atau daur hidup serangga memiliki beberapa
tahapan yang dibedakan berdasarkan metamorfosis sempurna dan tidak sempurna.
Perbedaan antara metamorfosis sempurna dengan metamorfosis tidak sempurna
terletak pada siklusnya. Kedua metamorfosis ini memiliki siklus awal yang sama
yaitu telur. Pada metamorfosis sempurna memiliki siklus di mana terjadinya
pembentukan pupa, sedangkan pada metamorfosis tidak sempurna hanya terjadi
pembentukan larva tanpa ada tahap menjadi pupa (Pracaya, 2008).

Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum adalah sebagai berikut:


1. Mengenali berbagai macam bangsa serangga.
2. Mengetahui morfologi serangga.

Manfaat Praktikum

Agar bisa mengetahui tentang morfologi serangga dan macam-macam


bangsa ordo.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Serangga (insecta) adalah kelompok utama dari hewan beruas


(Arthropoda) yang bertungkai enam atau tiga pasang kaki, karena itu disebut
Hexapoda (dalam bahaya Yunani berarti berkaki 6). Serangga termasuk kedalam
kelas insekta yang dibagi menjadi 29 ordo, diantaranya yaitu Diptera (misalnya
lalat). Coleoptera (misalnya kumbang), Hymenoptera (misalnya semut, lebah dan
tabuhan) dan memiliki sayap. Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat
adaptasi yang sangat tinggi. Ukuran serangga relatif kecil dan pertama kali sukses
berkolonisasi di bumi (Pracaya, 2004).
Salah satu alasan mengapa serangga memiliki keanekaragaman dan
kelimpahan yang tinggi adalah kemampuan reproduksinya yang tinggi, serangga
berproduksi dalam jumlah yang sangat besar dan pada beberapa jenis spesies
bahkan mampu menghasilkan beberapa generasi dalam satu tahun. Kemampuan
serangga lainnya yang dipercaya telah mampu menjaga eksistensi serangga hingga
kini adalah kemampuan terbangnya. Hewan yang dapat terbang dapat
menghindari banyak predator, menemukan makanan, pasangan kawin, dan
menyebar ke habibtat baru jauh lebih cepat dibandingkan hewan lain yang harus
bergerak di atas permukaan tanah (Subyanto, 2007).
Ordo Orthoptera (bangsa belalang). Sebagian anggotanya dikenal sebagai
pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya yang bertindak sebagai
predator pada serangga lain. Anggota dari ordo ini umumnya memilki sayap dua
pasang. Sayap depan lebih sempit dari pada sayap belakang dengan vena-vena
menebal/mengeras dan disebut tegmina. Sayap belakang membranus dan melebar
dengan vena-vena yang teratur. Pada waktu istirahat sayap belakang melipat
dibawah sayap depan. Alat-alat tambahan lain pada caput antara lain dua buah
(sepasang) mata, dan sepasang antena. Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki
terdapat pada thorax. Pada segmen (ruas) pertama abdomen terdapat suatu
membran alat pendengar yang disebut tympanum. Spiralukum yang merupakan
alat pernafasan luar terdapat pada tiap- tiap segmen abdomen maupun thorax.
Anus dan alat genetalia luar dijumpai pada ujung abdomen (segmen terakhir
abdomen). Ada mulutnya bertipe penggigit dan penguyah yang memiliki bagian-
4

bagian labrum, sepasang mandibula, sepasang maxilla dengan masing-masing


terdapat palpus maxillaris nya, dan labium dengan palpus labialisnya. Pada
umumnya antena serangga terbagi menjadi 3 ruas utama yaitu: scape yang
melekat pada kepala, pedisel, flagellum. Fungsi antena pada setiap jenis serangga
sangat beragam, namun pada umumnya fungsi utama dari antena tersebut adalah
sebagai alat peraba dan pencium. Bagian-bagian tipe mulut penggigit dilengkapi
dengan rahang atas dan bahwa yang sangat kuat, contohnya mulut belalang dan
jangkrik. Tipe mulut penusuk-penghisap yaitu mulut tipe penusuk-penghisap
mempunyai rahang yang panjang dan runcing, contohnya nyamuk. Mulut
penghisap yaitu mulut tipe penusuk-penghisap dilengkapi dengan alat seperti
belalai panjang yang dapat digulung, contohnya mulut kupu kupu, dan mulut
penjilat yaitu mulut tipe penjilat dilengkapi dengan alat untuk menjilat Contohnya
mulut lebah madu dan lalat (Jumar, 2000).
Toraks adalah bagian yang menghubungkan antara caput dan abdomen.
Pada dasarnya tiap ruas toraks pada serangga dapat dibagi menjadi tiga bagian
yaitu prothorax (bagian depan dari thoraks dan sebagai tempat atau dudukan bagi
sepasang tungkai depan), mesothorax (bagian tengah dari thorax dan sebagai
tempat atau dudukan bagi sepasang tungkai tengah dan sepasang sayap depan).
metathorax (bagian belakang dari thorax dan sebagai tempat atau dudukan bagi
sepasang tungkai belakang dan sepasang sayap belakang). Karena pada torak
terdapat tiga pasang kaki dan dua atau satu pasang sayap (kecuali ordo Thysanura
tidak bersayap). Torak bagian dorsal disebut notum (Pracaya, 2004).
Secara garis besar peranan serangga dalam kehidupan manusia ada dua,
yakni menguntungkan dan merugikan. Peranan serangga yang menguntungkan
(berguna) tersebut yaitu, serangga sebagai penyerbuk tanaman, serangga sebagai
penghasil produk (seperti: madu, lilin, sutra, bahan lac, dan lain-lain), serangga
yang bersifat entomofagus (predator dan parasitoid), serangga pemakan bahan
organik, serangga pemakan gulma. serangga sebagai bahan penelitiana.
Sedangkan peranan serangga yang merugikan (merusak) yaitu, serangga perusak
tanaman di lapangan, baik buah, daun, ranting, cabang, batang akar maupun
5

bunga, serangga perusak produk dalam simpanan (hama gudang), serangga


sebagai vektor penyakit bagi tanaman, hewan maupun manusia (Jumar, 2000).
Menurut Boror (2002), serangga capung diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insekta
Ordo : Odonata
Menurut Scobel (2005), serangga kupu-kupu diklasifikasikan sebagai
berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Menurut Scobel (2005), serangga ngengat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Menurut Hidayat (2014), serangga belalang diklasifikasikan sebagai
berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insekta
Ordo : Orthoptera
Menurut Hidayat (2014), serangga kumbang diklasifikasikan sebagai
berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insekta
Ordo : Coleoptera
Menurut West (2001), serangga lalat diklasifikasikan sebagai berikut:
6

Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insekta
Ordo : Diptera
Menurut Kalshoven (2001), serangga kepik diklasifikasikan sebagai
berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insekta
Ordo : Hemiptera
III. BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 5 Juni 2023 pukul 14.40-
16.20 WITA. Bertempat di Ruang Kapul 2, Fakultas Pertanian, Universitas
Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Bahan dan Alat

Bahan

Capung. Digunakan sebagai objek pengamatan.


Kupu - kupu. Digunakan sebagai objek pengamatan.
Ngengat. Digunakan sebagai objek pengamatan.
Belalang. Digunakan sebagai objek pengamatan.
Kumbang. Digunakan sebagai objek pengamatan.
Lalat. Digunakan sebagai objek pengamatan.
Kepik. Digunakan sebagai objek pengamatan.

Alat

Alat tulis. Alat tulis digunakan untuk menuliskan hasil pengamatan.


Pensil warna. Digunakan sebagai alat untuk menggambar hasil
pengamatan.
Lembar laporan sementara. Lembaran laporan sementara digunakan untuk
mencatat hasil pengamatan yang diteliti.
Kamera. Digunakan untuk mendokumentasikan bahan - bahan penelitian.
8

Pelaksanaan Praktikum

1. Siapkan bahan dan alat.


2. Mengamati bagian-bagian serangga.
3. Menggambar serangga beserta bagian-bagiannya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil Pengamatan Morfologi Capung


Gambar Sketsa

Identifikasi
 Ordo Odonata
 Serangga menguntungkan
 Bagian kepala terdiri dari :
- Mata majemuk
- Antena
- Mulut (menggigit-mengunyah)
 Bagian dada terdiri dari :
- Sayap
- Kaki
 Bagian perut terdiri dari :
- Ovipositor
- Serkus

Capung memiliki ordo Odonata. Capung merupakan serangga yang


menguntungkan karena ia dapat berperan sebagai predator atau musuh alami
hama. Bagian kepalanya terdiri dari mata majemuk, sepasang antena, dan mulut
dengan tipe menggigit-mengunyah. Pada bagian dada terdapat 2 pasang sayap
dan 3 pasang kaki, dan pada bagian perutnya terdapat ovipositor (alat
reproduksi) dan serkus (alat pencernaan).
10

Tabel 2. Hasil Pengamatan Morfologi Kupu-kupu


Gambar Sketsa

Identifikasi
 Ordo Lepidoptera
 Serangga menguntungkan
 Bagian kepala terdiri dari :
- Mata majemuk
- Antena
- Mulut (mengisap)
 Bagian dada terdiri dari :
- Sayap
- Kaki
 Bagian perut terdiri dari :
- Ovipositor
- Serkus

Kupu-kupu memiliki ordo Lepidoptera. Kupu-kupu merupakan serangga


yang menguntungkan karena ia dapat membantu penyerbukan pada bunga.
Bagian kepalanya terdiri dari mata majemuk, sepasang antena, dan mulut dengan
tipe mengisap. Pada bagian dada terdapat sepasang sayap dan 3 pasang kaki, dan
pada bagian perutnya terdapat ovipositor (alat reproduksi) dan serkus (alat
pencernaan).
11

Tabel 3. Hasil Pengamatan Morfologi Ngengat


Gambar Sketsa

Identifikasi
 Ordo Lepidoptera
 Serangga merugikan
 Bagian kepala terdiri dari :
- Mata majemuk
- Antena
- Mulut (mengisap)
 Bagian dada terdiri dari :
- Sayap
- Kaki
 Bagian perut terdiri dari :
- Ovipositor
- Serkus

Ngengat memiliki ordo Lepidoptera. Ngengat merupakan serangga yang


merugikan, karena ia dapat bertindak sebagai hama pada tanaman. Bagian
kepalanya terdiri dari mata majemuk, sepasang antena, dan mulut dengan tipe
mengisap. Pada bagian dada terdapat sepasang sayap dan 3 pasang kaki, dan
pada bagian perutnya terdapat ovipositor (alat reproduksi) dan serkus (alat
pencernaan).
12

Tabel 4. Hasil Pengamatan Morfologi Belalang


Gambar Sketsa

Identifikasi
 Ordo Orthoptera
 Serangga merugikan
 Bagian kepala terdiri dari :
- Mata majemuk
- Antena
- Mulut (menggigit-mengunyah)
 Bagian dada terdiri dari :
- Sayap
- Kaki
 Bagian perut terdiri dari :
- Ovipositor
- Serkus

Belalang memiliki ordo orthoptera (bersayap lurus). Belalang merupakan


serangga yang merugikan, karena dapat bertindak sebagai hama perusak
tanaman. Bagian kepalanya terdiri dari mata majemuk, sepasang antena, dan
mulut dengan tipe menggigit-mengunyah. Pada bagian dada terdapat sepasang
sayap dan 3 pasang kaki, dan pada bagian perutnya terdapat ovipositor (alat
reproduksi) dan serkus (alat pencernaan).
13

Tabel 5. Hasil Pengamatan Morfologi Kumbang


Gambar Sketsa

Identifikasi
 Ordo Coleoptera
 Serangga menguntungkan
 Bagian kepala terdiri dari :
- Mata majemuk
- Antena
- Mulut (mengunyah-mengisap)
 Bagian dada terdiri dari :
- Sayap
- Kaki
 Bagian perut terdiri dari :
- Ovipositor
- Serkus

Kumbang memiliki ordo Coleoptera (bersayap keras). Kumbang


merupakan serangga yang menguntungkan karena ia dapat berperan sebagai
predator. Bagian kepalanya terdiri dari mata majemuk, sepasang antena, dan
mulut dengan tipe mengisap. Pada bagian dada terdapat sepasang sayap dan 3
pasang kaki, dan pada bagian perutnya terdapat ovipositor (alat reproduksi)
dan serkus (alat pencernaan).
14

Tabel 6. Hasil Pengamatan Morfologi Lalat


Gambar Sketsa

Identifikasi
 Ordo Diptera
 Serangga merugikan
 Bagian kepala terdiri dari :
- Mata majemuk
- Antena
- Mulut (menjilat-mengisap)
 Bagian dada terdiri dari :
- Sayap
- Kaki
 Bagian perut terdiri dari :
- Ovipositor
- Serkus.

Lalat memiliki ordo Diptera. Lalat merupakan serangga yang merugikan


karena dapat menyerang tanaman yang siap produksi, seperti buah. Bagian
kepalanya terdiri dari mata majemuk, sepasang antena, dan mulut dengan tipe
menjilat-mengisap. Pada bagian dada terdapat sepasang sayap dan 3 pasang
kaki, dan pada bagian perutnya terdapat ovipositor (alat reproduksi) dan serkus
(alat pencernaan).
15

Tabel 7. Hasil Pengamatan Morfologi Kepik


Gambar Sketsa

Identifikasi
 Ordo Hemiptera
 Serangga merugikan
 Bagian kepala terdiri dari :
- Mata majemuk
- Antena
- Mulut (menggigit-mengunyah)
 Bagian dada terdiri dari :
- Sayap
- Kaki
 Bagian perut terdiri dari :
- Ovipositor
- Serkus
Kepik memiliki ordo hemiptera. Kepik merupakan serangga yang
merugikan karena dapat bertindak sebagai hama perusak tanaman. Bagian
kepalanya terdiri dari mata majemuk, sepasang antena, dan mulut dengan tipe
mengisap. Pada bagian dada terdapat sepasang sayap dan 3 pasang kaki, dan
pada bagian perutnya terdapat ovipositor (alat reproduksi) dan serkus (alat
pencernaan).
V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum adalah sebagai berikut:


1. Perbanyakan serangga adalah kelompok hewan kelas insecta, yang merupakan
salah satu kelas dari filum Arthropoda. Hewan yang tergolong kelas ini
memiliki ciri khusus yaitu memiliki kaki yang berjumlah enam atau tiga
pasang kaki yang disebut Hexapoda.
2. Tubuh serangga terbagi menjadi tiga yaitu kepala, dada, dan perut. Pada
kepala biasanya terdapat antena, mata, dan mulut. Bagian dada terdiri dari
sayap dan kaki, dan pada bagian perut terdapat ovipositor (alat reproduksi)
dan serkus (alat pencernaan).
3. Tipe mulut serangga berbeda-beda. Ada tipe mulut menggigit dan
mengunyah, contohnya serangga capung, belalang, dan kepik. Ada tipe
mulut menghisap, contohnya serangga kupu-kupu dan ngengat. Tipe mulut
nengunyah dan menghisap, contohnya pada serangga kumbang, dan ada
pula tipe mulut menjilat dan menghisap, contohnya serangga lalat.

Saran

Saran untuk praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Sebaiknya materi yang disampaikan singkat dan jelas agar praktikan dapat
lebih mudah memahami.
2. Para praktikan diharapkan dapat memperhatikan dengan baik, dan tetap
kondusif, sehingga tidak mengganggu praktikan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai