Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT, Media Farmasi Vol. 12
No. 1 Tahun 2015 telah terbit.
Pada edisi ini, Jurnal Media Farmasi menyajikan 11 artikel yang
kesemuanya merupakan hasil penelitian. Enam artikel dari luar Fakultas Farmasi
UAD membahas, (1) Formulasi dan evaluasi masker wajah peel-off yang
mengandung kuersetin (2) Pengaruh polivinil pirolidon (PVP) dalam absorpsi
piroksikam (3) Uji perbandingan aktivitas antijamur Pityrosporum ovale dari
kombinasi ekstrak etanol buah belimbing wuluh dan daun sirih (4) Aktivitas
inhibisi α-amilase ekstrak karagenan dan senyawa polifenol (5) Uji antihipertensi
infus kombinasi biji dan rambut jagung (6) Layanan pesan singkat pengingat
meningkatkan kepatuhan minum obat. Lima artikel dari peneliti Fakultas Farmasi
UAD yang membahas tentang : (1) Formulasi emulgel minyak biji bunga
matahari (2) Aktivitas antifungi fraksi etil asetat ekstrak daun pacar kuku (3)
Karakteristik genetik Actinomycetes (4) Simvastatin sebagai hepatoprotektor (5)
Faktor yang diprediksi berpengaruh terhadap pengobatan sendiri.
Harapan kami, jurnal ini dapat bermanfaat bagi pembaca atau menjadi
referensi peneliti lain. Kritik dan saran membangun, senantiasa kami terima
dengan tangan terbuka.
Dewan Editor
66 Uji Perbandingan Aktivitas Siti Sakinah, dkk
ABSTRAK
Kata kunci : buah belimbing wuluh, daun sirih, antijamur, ketokonazole 2%,
Pityrosporum ovale
Media Farmasi Vol 12 No.1 Maret 2015 : 66-82 67
ABSTRACT
(mm)
mm; 20
Ketokonazol
2% (Kontrol
0
Tabel I. Hasil pengujian potensi antijamur Daun sirih)
1%
5%
10%
15%
20%
ekstrak etanol daun sirih dibandingkan Konsentrasi
dengan ketokonazol 2% terhadap
Pityrosporum ovale Gambar 1. Grafik hasil pengujian potensi
antijamur ekstrak etanol daun sirih
Ekstrak Daun Sirih Ketokonazol dibandingkan dengan ketokonazol 2%
Diameter Diameter terhadap Pityrosporum ovale
Konsentrasi Zona konsentrasi Zona
Hambat Hambat pada konsentrasi 10% sebesar 8,75
1% 0 2% 47,10
5% 7,10 2% 42,30 mm; pada konsentrasi 15% sebesar
10% 8,75 2% 48,10 11,55 mm; dan pada 20% sebesar
15% 11,55 2% 50,50
12,05 mm. Nilai Kadar Hambat
20% 12,5 2% 51,80
Minimum (KHM) ekstrak etanol
pada konsentrasi 10% sebesar 8,75 daun sirih didapat pada konsentrasi
mm; pada konsentrasi 15% sebesar 5%.
11,55 mm; dan pada 20% sebesar Berdasarkan gambar 2 dapat
12,05 mm. Hasil zona hambat yang dilihat bahwa semakin besar
terbentuk pada konsentrasi 1-20% konsentrasi ekstrak semakin besar
masih lebih kecil dibandingkan daya hambatnya dibuktikan dengan
dengan ketokonazol 2% dengan nilai R daun sirih sebesar 0,864 dan
diameter zona hambat rata-rata y = 2,855x – 0,675; namun pada
sebesar 48,00 mm. konsentrasi terbesar yakini 20%
Berdasarkan data yang zona hambat yang terbentuk tidak
terdapat pada Gambar 1 diperoleh sebesar zona hambat ketokonazole
hasil uji potensi antijamur ekstrak sebagai kontrol positif dengan rata-
etanol daun sirih terhadap P. ovale rata zona hambat sebesar 48,00 mm,
pada konsentrasi 1% tidak terbentuk
Media Farmasi Vol 12 No.1 Maret 2015 : 66-82 75
15
14
Diameter Zona Hambat (mm)
13
12 11.55 12.05
11
10
9 8.75
8
7 7.1
6 y = 2.855x - 0.675
5 R² = 0.864
4
3
2
1
0 0
1% 5% 10% 15% 20%
Konsentrasi
Gambar 2. Kurva linear hasil pengujian potensi antijamur ekstrak etanol daun sirih dibandingkan
dengan ketokonazol 2% terhadap Pityrosporum ovale
76 Uji Perbandingan Aktivitas Siti Sakinah, dkk
Tabel II. Hasil pengujian potensi antijamur ekstrak etanol buah belimbing wuluh dibandingkan
dengan ketokonazol 2% terhadap Pityrosporum ovale
60
Diameter Zona Hambat
50
40
Ekstrak buah belimbing
(mm)
30 wuluh
20
Ketokonazol 2% (Kontrol
10 Ekstrak buah Belimbing)
0
1% 5% 10% 15% 20%
Konsentrasi
Gambar 3. Grafik hasil pengujian potensi antijamur ekstrak etanol buah belimbing wuluh
dibandingkan dengan ketokonazol 2% terhadap Pityrosporum ovale
12
10.8
Diameter Zona Hambat
10
9.2
8 7.8 8.15
7.2 y = 0.86x + 6.05
(mm)
6
R² = 0.924
4
2
0
1% 5% 10% 15% 20%
Konsentrasi
Gambar 4. Kurva linear hasil pengujian potensi antijamur ekstrak etanol buah belimbing wuluh
dibandingkan dengan ketokonazol 2% terhadap Pityrosporum ovale
Media Farmasi Vol 12 No.1 Maret 2015 : 66-82 77
yang terbentuk pada konsentrasi 1- 15% sebesar 8,20 mm; dan 20%
20% masih lebih kecil dibandingkan sebesar 8,30 mm.
dengan ketokonazol 2% dengan Berdasarkan gambar 6
zona hambat yaitu sebesar 48.40; kombinasi ekstrak etanol daun sirih
46.10; 50.40; 44.60; 42.40. Hasil dan buah belimbing wuluh hasil
diameter zona hambat ketokonazol setelah penggabungan ternyata
2% berubah-ubah karena terdapat didapatkan diameter zona hambat
beberapa faktor pada saat tidak selalu bertambah dengan
pengerjaan pengujian, seperti waktu bertambahnya konsentrasi, hal ini
perendaman tidak konstan, dan getar kontradiksi dari pernyataan
tangan saat penempelan kertas sebelumnya yang menyatakan
cakram ke media. bahwa makin tinggi konsentrasi
Berdasarkan data gambar 6 maka daya hambatnya makin
kombinasi ekstrak etanol daun sirih meningkat. Hal ini bisa terjadi
dan buah belimbing wuluh pada karena beberapa faktor yaitu faktor
konsentrasi 1% zona hambat yang pengerjaan pada saat pengujian
terbentuk sebesar 11,20 mm; pada ataupun reaksi kimia yang dapat
konsentrasi 5% sebesar 12,00 mm; terjadi antara kandungan ekstrak
pada 10% sebesar 9,10 mm; pada yang dapat bersifat antagonis.
Tabel III. Hasil Pengujian kombinasi ekstrak etanol daun sirih dan buah belimbing wuluh
dibandingkan dengan ketokonazol 2% terhadap Pityrosporum ovale
55
(mm)
wuluh
25
15 Ketokonazol 2%
5
1% 5% 10% 15% 20%
Konsentrasi
Gambar 5. Grafik hasil Pengujian kombinasi ekstrak etanol daun sirih dan buah belimbing wuluh
dibandingkan dengan ketokonazol 2% terhadap Pityrosporum ovale
14
y = -0.96x + 12.64
Diameter Zona Hambat (mm)
12 12
11.2 R² = 0.762
10
9.1
8 8.2 8.3
6
4
2
0
1% 5% 10% 15% 20%
Konsentrasi
Gambar 6. Kurva linear hasil Pengujian kombinasi ekstrak etanol daun sirih dan buah belimbing
wuluh dibandingkan dengan ketokonazol 2% terhadap Pityrosporum ovale
Kejadian ini kemungkinan terjadi sterik daerah orto dan para yang
karena adanya interaksi antagonis memiliki elektron bebas akan
antara kandungan dari daun sirih mengurangi kekuatan asam pada
yaitu kavicol dengan belimbing gugus induknya (Rochmat Agus,
wuluh yaitu gingerol, seperti tersaji 2012). Gugus fenolik pada gingerol
pada gambar 7. memiliki keasaman yang sangat
Reaksi ini merupakan reaksi rendah karena adanya gugus sterik
adisi markovnikov yang terjadi pada metoksi pada posisi orto dan gugus
kondisi standar dan berlangsung alifatik enol pada posisi para.
sangat lambat. Pengaruh gugus Akibatnya, ketika penetrasi elektron
pada gugus ena di kavicol menarik
80 Uji Perbandingan Aktivitas Siti Sakinah, dkk
O OH
OH H3CO
HO
Kavicol gingerol
O OH
H3CO
H3 C
OH
5-hydroxy-1-(4-(1-(4-hydroxyphenyl)ethoxy)-3-methoxyphenyl)decan-3-one
H pada gugus fenolik gingero mm; 10% sebesar 9,20 mm; 15%
berlangsung sangat lambat. Reaksi sebesar 8,20 mm; dan 20% sebesar
diatas merupakan asumsi pendekatan 8,30 mm.
reaksi yang terjadi berdasarkan pola 2. Konsentrasi Hambat Minimum
reaksi yang terjadi pada gugus fungsi kombinasi ekstrak etanol daun sirih
dan merujuk pada review problem 18 dan buah belimbing wuluh pada
pada buku Designing Organic perbandingan 1:1 dengan konsentrasi
Syntheses. 1%, 5%, 10%, 15%, dan 20%
memiliki aktivitas antijamur. Hasil
KESIMPULAN zona hambat paling besar terdapat
pada konsentrasi 5% dengan zona
1. Larutan kombinasi ekstrak
hambat 12,00 mm; namun masih
etanol daun sirih dan buah belimbing
kecil dibandingkan dengan
wuluh dengan metode difusi
Ketokonazol 2% dengan diameter
memiliki aktifitas antijamur, hal ini
zona hambat rata-rata sebesar 46,38
ditandai dengan terbentuknya zona
mm.
hambat pada kombinasi 1:1 dengan
konsentrasi 1% dengan zona hambat
sebesar 11,20 mm; 5% sebesar 12,00
Media Farmasi Vol 12 No.1 Maret 2015 : 66-82 81