Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL PENELITIAN

DAUN SIRIH

GURU MATA PELAJARAN :

HIKMAH PRABUWATI S.PD.

DiSUSUN OLEH :

NAMA : SUSANTI AULIA

KELAS : XI IPS 1

MAPEL : BAHASA INDONESIA

SMA NEGERI 1 SIMPANG RIMBA

TAHUN AJARAN 2023


A. Latar Belakang

Daun sirih sudah sejak dulu digunakan masyarakat Indonesia sebagai obat tradisional.
Tanaman sirih (Piper bettle L.) merupakan salah satu tanaman yang mempunyai daya
antibakteri dimana kemampuan tersebut karena adanya berbagai zat yang terkandung
didalamnya. Kandungan minyak atsiri daun sirih mengandung 4.2% yang sebagian besar adalah
chavica betel, isomer euganol allypyrocatechine, cineol methil euganol dan caryophyllen, kavikol,
kavibekol, estragol, terpinen. Selain itu juga masih mengandung flafonoid, saponin, tanin.

Kavikol bersifat sebagai desinfektan dan antijamur sehingga bisa digunakan sebagai
antiseptik; euganol dan methyl-euganol dapat digunakan untuk mengurangi sakit gigi; saponin
dan tanin bersifat sebagai antiseptik pada luka permukaan, bekerja sebagai bakteriostatik yang
biasanya digunakan untuk infeksi pada kulit, mukosa dan melawan infeksi pada luka; flavanoid
selain berfungsi sebagai bakteriostatik juga berfungsi sebagai antiinflamasi. Recoline yang
terdapat pada seluruh bagian tanaman sirih dapat merangsang saraf pusat dan daya pikir,
meningkatkan gerakan peristaltik, meredakan dengkuran, dilaporkan bahwa kavikol dan
kavibetol yang merupakan turunan dari fenol mempunyai daya antibakteri lima kali lipat dari
fenol biasa terhadap Staphylococcus aureus. Cara kerja fenol dalam membunuh
mikroorganisme yaitu dengan cara mendenaturasi protein sel.

Tanaman sirih merupakan tanaman yang berasal dari India, Sri Lanka,dan
Malaysia,tanaman ini sudah dikenal sejak tahun 600 SM. Dalam farmakologi Cina, sirih dikenal
sebagai tanaman yang memiliki sifat hangat dan pedas. Secara tradisional mereka
menggunakan daun sirih untuk meluruhkan kentut, mengurangi peradangan, dan
menghilangkan gatal. Pada pengobatan tradisional India, daun sirih dikenal sebagai zat
aromatik yang menghangatkan. Dengan sifat antiseptiknya, sirih sering digunakan untuk
menyembuhkan kaki yang luka serta juga biasa dikunyah untuk memperbaikikualitas suara
pada penyanyi.

Untuk lebih memudahkan penggunaan dauh sirih ini perlu dilakukan inovasi bentuk sediaan
dari daun sirih, salah satu diantaranya adalah dengan cara mengolah ekstrak daun sirih dalam
bentuk sediaan tablet. Tablet merupakan bentuk sediaan yang mudah dibawa, memiliki durasi
kerja obat yang dapat dikontrol dan dengan daya teknik tertentu dapat diatur rasa dan aromanya,
namun pada pediatri dan geriatri seringkali mengalami kesulitan menelan tablet konvensional
secara utuh, oleh sebab itu untuk ekstrak daun sirih ini lebih tepat jika dibuat dalam bentuk
tablet hisap.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang tertulis maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai
berikut:

1. Apakah ekstrak etanol daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) memiliki aktivitas
antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa dan Shigella dysenteriaedan berapa nilai
Kadar Bunuh Minimumnya (KBM)?

2. Golongan senyawa kimia apa yang terkandung dalam ekstrak etanol daun sirih merah
yang miliki aktivitas aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa dan Shigella
dysenteriae?

3. Bagaimana pengaruh konsentrasi PVP K-30 sebagai bahan pengikat dengan basis
manitol terhadap mutu fisik tablet hisap ekstrak daun sirih (Piper betle L.) dengan cara
cetak langsung?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz &
Pav) terhadap Pseudomonas aeruginosa dan Shigella dysenteriae beserta nilai Kadar
Bunuh Minimumnya (KBM).

2. Mengetahui golongan senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak etanol daun sirih
merah yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa dan Shigella
dysenteriae.

3. Menentukan pengaruh kadar bahan pengikat PVP K-30 (1%, 2%, dan 3%) dengan basis
manitol terhadap mutu fisik tablet hisap ekstrak daun sirih secara cetak langsung.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan memudahkan dalam mencari informasi
tentang formulasi ekstrak daun sirih dengan bahan pengikat PVP K-30 dengan basis manitol
dalam bentuk sediaan tablet hisap dengan mutu fisik yang baik.

E. Manfaat tanaman

Sirih merah memiliki banyak manfaat dalam pengobatan tradisional, mempunyai potensi
menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Banyak pengalaman bahwa menggunakan sirih merah
dapat menurunkan asam urat, menurunkan tekanan darah, mengobati hepatitis dan maag.
Selain itu sirih merah dapat digunakan sebagai. Antiseptik, serta memiliki efek hipoglikemik.
Sirih merah juga dapat digunakan sebagai obat untuk batuk, asma, radang tenggorokan, dan
radang hidung.

F. Hipotesis

Dengan meningkatkan kadar bahan pengikat PVP K-30 dapat menghasilkan mutu fisik tablet
hisap yang baik dengan meningkatkan kekerasan, mengurangi kerapuhan,dan memperlambat
waktu hancur tablet hisap ekstra daun sirih.
G. Kajian Teori

Kandungan kimia dalam sirih merah adalah flavonoid, alkaloid senyawa polifenolat, tanin,
dan minyak atsiri. Minyak atsiri tersebut diketahui mengandung kavikol, eugenol, fenol, trans-
karyopilen, beta-selinen

Senyawa-senyawa tersebut diketahui memiliki sifat antibakteri. Flavonoid berfungsi


sebagai antibakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks terhadap protein ekstraseluler
yang mengganggu integritas membran sel bakteri (Cowan, 1999). Flavonoid merupakan
senyawa fenol, sementara senyawa fenol dapat bersifat sebagai koagulator protein.

Alkaloid memiliki kemampuan sebagai antibakteri. Mekanisme yang diduga adalah dengan
cara mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding
sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel bakteri.

Tanin memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Secara garis besar mekanisme yang
diperkirakan adalah tannin dapat merusak membran sel antibakteri, senyawa astringet tanin
dapat menginduksi pembentukan kompleks senyawa ikatan terhadap enzim atau substrat
mikroba dan pembentukan suatu kompleks ikatan tanin terhadap ion logam yang dapat
menambah daya toksisitas tanin . Tanin diduga dapat mengkerutkan dinding sel atau membran
sel sehingga mengganggu permeabilitas sel. Akibat terganggunya permeabilitas sel, sel tidak
dapat melakukan aktivitas hidup sehingga pertumbuhannya terhambat atau bahkan mati . Tanin
juga mempunyai daya antibakteri dengan mempresipitasi protein, karena diduga tanin
mempunyai efek yang sama dengan senyawa fenolik. Efek antibakteri tanin antara lain melalui
reaksi dengan membran sel, inaktivasi enzim, dan destruksi atau inaktivasi fungsi materi
genetik.

Minyak atsiri berperan sebagai antibakteri dengan cara mengganggu proses terbentuknya
membran atau dinding sel sehingga tidak terbentuk atau tidak terbentuk sempurna. Minyak
atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH)
dan karbonil. Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri melalui proses adsorpsi yang
melibatkan ikatan hidrogen. Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol dengan ikatan
yang lemah dan segera mengalami peruraian, diikuti penetrasi fenol ke dalam sel menyebabkan
presipitasi serta denaturasi protein. Pada kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan
sel membran mengalami lisis. Trans-karyopilen dan beta selinen merupakan golongan senyawa
terpenoid yang dapat menurunkan tegangan permukaan, sehingga merusak dinding sel
membrane sitoplasma. Dalam minyak atsiri sirih merah juga terdapat komponen kimia lain yaitu
kavibetol, katekol, sineol, kadinen, estragol, dan karvakrol.

Ekstrak etanol sirih merah (Piper crocatum) memiliki potensi sebagai agen antibakteri
terhadap Gram positif (Staphylococcus aureus) dan Gram negatif (Escherichia coli). Ekstrak
etanol sirih merah mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan dan membunuh
Staphylococcus aureus (Gram positif) pada konsentrasi 25%.
Sedangkan kemampuan menghambat pertumbuhan dan membunuh Escherichia coli (Gram
negatif) pada konsentrasi 6,25% (pengamatan visual dan setelah ditanam pada media Mc
Conkey). Hal ini dapat dijadikan dasar dalam melakukan penelitian menggunakan bakteri
Pseudomonas aeruginosa dan Shigella dysenteriae yang merupakan golongan bakteri Gram
negatif.

H. Metodologi Penelitian

1. Strerilisasi Alat

Alat-alat yang distrerilkan anatara lain: cawan petri, tabung reaksi, pipet ukur, tip mikro
pipet,gelas arloji, spatula, gelas beaker, pinset. Sterilisasi alat dengan cara sterilisasi panas
menggunakan alat oven pada suhu 1800 C selama 1 jam.

2 Pembuatan sampel Daun Sirih (Peper betle L)

Alat dan bahan:

a. Alat:

pisau, tlenan, baskom peniris, grinder, mesh atau ayakan, dan plastic klip.

b. Bahan:

Daun sirih hijau

Sampel Daun sirih hijau (Piper betle L) di petik dengan kriteria yang dipilih yaitu daun yang
berwarna hijau tua, dengan lebar kisaran 8-10 cm. Selanjutnya daun sirih di cuci sampai
bersih dilanjutkan dengan proses perajangan dan pengeringan dengan oven suhu 370 C
sampai warna daun berubah menjadi kecoklatan dan akan menimbulkan suara
bergemerisik saat di remas. Simplisia daun sirih hijau di haluskan dengan grinder dan
diayak dengan Mesh No.50 untuk menseragamkan ukuran serbuk daun sirih hijau.

I. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2019 - Januari 2020 dengan tempat penelitian:

1) Laboratorium Mikrobiologi Poltekkes Kemenkes Malang untuk pengujian daya hambat


aktivitas antibakteri

2) Laboratorium Kimia Poltekkes Kemenkes Malang untuk pengujian kualitatif senyawa


motabolit sekunder (Flavonoid, Saponin, Polifenol, dan Minyak atsiri)

3) Laboratorium Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maliki Ibrahim
Malang untuk lanjutan proses ekstraksi yaitu pemekatan ekstrak menggunakan instrumeni
Evaporator rotary vacuum.

4) Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang untuk


peremajaan kultur bakteri uji Staphylococcus aureus.

J. Penutup

Kesimpulan

1. Ekstrak daun sirih dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus,


Pseudomonas aeruginosa, dan bakteri Vibrio cholera serta menghambat pertumbuhan
jamur Candida albicans danCandida utilis.

2. Ekstrak daun sirih hijau memiliki konsentrasi efektif 75%b/v dengan zona hambat rata₋
rata 20,3 mm. Untuk air rebusan daun sirih memiliki konsentrasi efektif 100%v/v.
Sedangkan untuk infusa daun sirih merah memiliki konsentrasi efektif pada 25%b/v
terhadap mikroba tangan yang setara dengan handsanitizer alkohol, konsentrasi 15%
terhadap bakteri Candida albican, konsentrasi 20% terhadap Candida utilis, dan 25%
terhadap Vibrio cholera.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan dari kelima jurnal yang di review
maka diberikan saran₋ saran yang dapat dipergunakan untuk melakukan penelitian
selanjutnya. Adapun saran₋ saran tersebut adalah :

1. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut dengan metode yang berbeda dan dengan
konsentrasi rendah yang lebih spesifik untuk mengetahui sejauh mana ekstrak daun sirih
dapat menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri.

2. Perlu diteliti lebih lanjut faktor lingkungan yang berpengaruh pada penelitian tersebut.

Peneliti

Susanti Aulia

Anda mungkin juga menyukai