1 Antibakteri Herbal
1. Kayu Manis
Kandungan kimia dari kayu manis antara lain minyak atsiri, safrole,
sinamadehide, eugenol, tanin, damar, kalsium oksanat, dan zat penyamak.
Sinamaldehida merupakan turunan dari senyawa fenol. Menurut Moestafa (1988) dan
Chairul (1994) minyak atsiri dari C. burmanni memiliki komponen utama
sinamaldehida dan dehidrokarveol asetat sedangkan menurut Gunawan dan Mulyani
(2004) minyak atsiri C. burmanni atau kayu manis mengandung sinamil aldehida,
eugenol, linalool, kariofilena, dan asam sinamat. Senyawa lain yang ditemukan
adalah flavonoid, tanin, triterpenoid dan saponin. Berdasarkan penelitian Moestafa
(1988) komponen utama minyak atsiri daun C. burmanni atau yang kita kenal dengan
kayu manis adalah linalool 24,33 %, sinamilasetat 10,75 %, kariofilena 9,08 %, dan
trans-sinamaldehid 7,29 %. Minyak atsiri berkhasiat sebagai senyawa antimikroba
(Sukandar et al. 1999) yang dieksrak dengan penyulingan (destilasi uap) (Harris
1994).
2. Lengkuas
Minyak atsiri rimpang lengkuas dapat dikatakan aktif terhadap bakteri E. coli
dan S.aureus. Pada konsentrasi yang sama bahwa minyak atsiri menunjukkan
aktivitas lebih rendah terhadap kedua bakteri, hal ini disebabkan banyaknya
komponen senyawa yang kurang aktif pada minyak atsiri rimpang lengkuas.Minyak
atsiri yang aktif sebagaiantibakteri pada umumnya mengandung gugusfungsi
hidroksil (-OH) dan karbonil. Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri melalui
proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen. Pada kadar rendah terbentuk
kompleks protein fenol dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami peruraian,
diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan menyebabkan presipitasiserta denaturasi
protein.
3. Kunyit
Kunyit (Curcuma domestica) merupakan salah satu jenis tanaman obat yang
banyak memiliki manfaat, di antaranya sebagai bumbu masak, pewarna makanan,
minuman, tekstil dan kosmetik. Kunyit juga dikenala sebagai aplikasi obat. Namun
baru- baru ini sifat kunyit telah diteliti yakni sebagai antioksidan,anti-inflamasi, anti-
karsinogenok, antimutagenik, tindakan anti-trombotik, hepatoprotrktif, dan
antimikroba, antivirus dan anti-parasit (Badmaev et al, 2004).
Mekanisme kerja kurkumin sesungguhnya masih belum bisa dijelaskan tapi rupanya
dia dapat terikat dengan enzim aminopeptidase-N (APN) dan menghambat aktivitas
enzimatiknya. APN adalah suatu enzim yang terdapat pada jaringan membran di
dalam tubuh (dikenal sebagai zinc-dependent metalloproteinase) dan bertanggung
jawab terhadap angiogenesis dan pertumbuhan tumor. APN tersebut yang berfungsi
membongkar protein pada permukaan sel jaringan tubuh sehingga sel kanker dapat
mengambil alih kedudukan sel jaringan tadi dan tumbuh tak terkendali. Dugaan
sementara, kemungkinan besar ikatan tak jenuh (ikatan rangkap), alfa dan beta di
sekitar gugus keton pada kurkumin membentuk ikatan kovalen dengan dua nukleofil
asam amino yang terdapat pada situs aktif APN dan mampu menghambat (inhibit)
aktivitasnya secara tak-dapat balik (irreversible).
4. Jahe
5. Adas
6. Kumis kucing
Salah satu pemanfaatan daun kumis kucing sebagai obat tradisional adalah
untuk menyembuhkan penyakit asam urat. Kandungan senyawa glikosida
orthosiphonin yang terdapat pada daun berperan sebagai pelarut asam urat, asam
fosfat, dan asam oksalat dalam tubuh. Dengan demikian, mengonsumsi sari daun
kumis kucing dapat menurunkan kadar kristal asam urat dalam darah.
7. Bawang Putih
Allicin merupakan salah satu senyawa yang terdapat dalam bawang putih
(Allium sativum L.). Allicin dibentuk dari Alliin yang bertemu dengan enzim
alliinase. Allicin dibentuk ketika bawang putih (Allium sativum L.) ditumbuk atau
diiris. Allicin memiliki banyak manfaat terutama dalam pengobatan tradisional.
Allicin memiliki khasiat sebagai pembunuh kuman atau antibakteri dan daya
antibiotik yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit infeksi. Penyakit infeksi
yang dapat disembuhkan oleh allicin salah satunya penyakit infeksi yang disebabkan
oleh Staphylococcus aureus, Proteus vulgaris, Bacillus subtilis, Serratia marcescens,
Shigella dysentriae dan Escherichia coli.
Menurut jurnal yang berjudul “Uji Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Bawang
Putih (Allium sativum l.) terhadap Staphylococcus aureus atcc 6538 dan Escherichia
coli atcc 11229 secara in vitro” menyatakan bahwa Semakin tinggi konsentrasi
bawang putih, maka aktivitasnya cenderung meningkat. Aktivitas antibakteri bawang
putih ini disebabkan kandungan diallyl thiosulfinate yang biasa disebut allicin.
8. Mustard
9. Oregano
11. Kubis
Selain itu juga potensi daun beluntas dapat digunakan juga sebagai obat
radang (inflamasi) dan obat diare karena kemampuannya untuk menghambat
pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli.
16. Cengkeh
Minyak atsiri dari daun sirih mampu melawan beberapa bakteri gram positf
dan gram negatif. Adapun beberapa penelitian berhasil menguji kemampuan aktivitas
antibakteri terhadap enam jenis bakteri yang meliputi gram positif dan gram negatif,
seperti Bacillus cereus, Staphylococcus aureus, Listeria monocytogenes, Escheria
coli, Salmonela typhimuriumdan Pseudomonas aeruginosa. Semakin tinggi
konsentrasi ekstrak daun sirih maka aktivitas penghambatannya semakin kuat.
Ekstrak daun sirih efektif menghambat bakteri gram positif dan gram negatif dengan
diameter penghambatan bervariasi antara 7 mm sampai 24 mm.
Daun belimbing wuluh berkhasiat untuk mengurangi rasa sakit atau nyeri dan
pembunuh kuman serta dapat menurunkan kadar gula darah, bunganya juga dapat
digunakan sebagai obat batuk dan perasan air buah sangat baik untuk asupan vitamin
C dan di samping itu perasan buah juga dapat dipakai untuk keramas sebagai
penghilang antiketombe, atau digosokkan sebagai penghilang panu (Arland, 2006).
Rasa asam dan sejuk pada buah belimbing wuluh dapat menghilangkan sakit,
memperbanyak pengeluaran empedu, antiradang, peluruh kencing (Wijayakusuma,
2006).
Tanaman belimbing wuluh, baik pada batang, buah dan daun, berdasarkan
hasil pengujian secara in vitro pada bakteri Escherichia coli (E. coli), Staphylococcus
aureus (S. aureus), Micrococcus luteus (M. luteus) dan Pseudomonas fluorescens (P.
fluorescens) menunjukkan potensi yang aktif sebagai antibakteri. Senyawa aktif yang
diduga yang terdapat pada tanaman belimbing wuluh yang bersifat sebagai antibakteri
antara lain, senyawa-senyawa metabolit skunder tannin, flavonoid, alkaloid, tannin,
terpenoid, saponin.
19. Mengkudu