Anda di halaman 1dari 68

JARINGAN LUNAK DAN

JARINGAN PERIODONTAL

By :

Santi Chismirina, drh, M.Si

FKG Unsyiah, Nov 2019


JARINGAN LUNAK MULUT
 Sistem stomatognatik (suatu kesatuan fungsional
jaringan yang terdiri atas tulang rahang, otot dan
ligamen kepala dan leher, sendi
temporomandibula, gigi geligi dengan jaringan
penyangganya termasuk jar lunak mulut,
pembuluh darah dan saraf)  proses
pengunyahan, penelanan, bicara dan ekspresi
wajah
Anatomi Rongga Mulut
Rongga mulut merupakan bagian tubuh yang terdiri
dari jaringan keras dan lunak.

Secara anatomis rongga mulut yang disebut juga


rongga bukal, dibentuk oleh pipi, palatum keras,
palatum lunak, dan lidah.

Jar. Lunak mulut terdiri dari:


 lidah bagian oral (dua pertiga bagian anterior

dari lidah),
 palatum (palatum durum dan molle),

 dasar dari mulut,


 trigonum retromolar,
 bibir,
 mukosa bukal,
 ‘alveolar ridge’, dan
 Gingiva === salah satu jaringan mulut yang
termasuk jar periodontal

Tulang mandibula dan maksila sebagai tempat


beradanya gigi adalah bagian tulang yang
membatasi rongga mulut === Jar keras gigi
PIPI
 Membentuk dinding bagian lateral
masing-masing sisi dari rongga mulut

 Bagian eksternal dari pipi  dilapisi oleh


kulit.

 Bagian internal pipi  dilapisi oleh


membran mukosa, yang terdiri dari epitel
pipih berlapis yang tidak terkeratinasi.
 Otot-otot businator
(otot yang
menyusun dinding
pipi) dan jaringan
ikat tersusun di
antara kulit dan
membran mukosa
dari pipi.

 Bagian anterior
dari pipi berakhir
pada bagian bibir
BIBIR (labium oris)

 Bibir (labia) adalah lekukan jaringan lunak yang


mengelilingi bagian yang terbuka dari mulut.

 Bibir terdiri dari otot orbikularis oris dan dilapisi


oleh kulit pada bagian eksternal dan membran
mukosa pada bagian internal

 Secara histologi, bibir tersusun dari :


 epidermis,
 jaringan subkutan,
 serat otot orbikularis oris, dan
 membran mukosa yang tersusun dari bagian
superfisial sampai ke bagian paling dalam.
 Secara anatomi, bibir dibagi menjadi dua bagian
yaitu

 bibir bagian atas  terbentang dari dasar dari


hidung pada bagian superior sampai ke lipatan
nasolabial pada bagian lateral dan batas bebas dari
sisi vermilion pada bagian inferior.

 bibir bagian bawah  terbentang dari bagian atas


sisi vermilion sampai ke bagian komisura pada
bagian lateral dan ke bagian mandibula pada
bagian inferior
 Secara histologis permukaan bibir
terdiri dari:

Fasies eksterna (Daerah kulit).


Rubrum labii / Daerah merah bibir
(Prolabium)
Fasies interna(Membran mukosa
mulut)
 Permukaan bibir bagian dalam dari bibir atas
maupun bawah berlekatan dengan gusi 
oelh frenulum labial (sebuah lipatan yang
berada di bagian tengah dari membran
mukosa).

 Fungsi bibir (kontraksi otot-otot businator di


pipi dan otot- otot orbukularis oris di bibir) :
 Memosisikan makanan agar berada di
antara gigi bagian atas dan gigi bagian
bawah pada saat mastikasi
 Membantu proses berbicara.
PALATUM

 Merupakan dinding atau pembatas yang


membatasi antara rongga mulut dengan
rongga hidung sehingga membentuk atap
bagi rongga mulut.

 Secara anatomis dibagi menjadi 2 bagian yaitu:


1. Palatum durum (palatum keras)
2. palatum mole (palatum lunak)

 Fungsi : memisahkan cavum nasi di bagian atas


dan cavum oris di bagian bawah.
1. Palatum durum:

o terletak di bagian anterior dari atap rongga


mulut

o merupakan sekat yang terbentuk dari


tulang yang memisahkan antara rongga
mulut dan rongga hidung

o dibentuk oleh tulang maksila dan tulang


palatin yang dilapisi oleh membran mukosa.
2. Palatum mole

 Membentuk bagian posterior dari atap rongga


mulut

 Merupakan sekat berbentuk lengkungan yang


membatasi antara bagian orofaring dan nasofaring

 Terbentuk dari jaringan otot yang sama halnya


dengan paltum durum, juga dilapisi oleh
membran mukosa
LIDAH

 Lidah merupakan salah satu organ aksesoris dalam


sistem pencernaan.

 Secara embriologis, lidah mulai terbentuk


pada usia 4 minggu kehamilan

 Lidah tersusun dari otot lurik yang dilapisi


oleh membran mukosa.
 Lidah dibagi menjadi dua bagian
yang lateral simetris oleh septum
median yang berada disepanjang
lidah.

 Lidah menempel pada tulang hyoid


pada bagian inferior, prosesus styloid
dari tulang temporal dan mandibula
 Setiap bagian lateral dari lidah memiliki
komponen otot-otot ekstrinsik dan intrinsik yang
sama.

 Otot ekstrinsik lidah berfungsi berfungsi untuk


menggerakkan lidah dari sisi yang satu ke
sisi yang berlawanan dan menggerakkan ke
arah luar dan ke arah dalam. Terdiri dari:
 otot hyoglossus,
 otot genioglossus dan
 otot styloglossus.
 Otot-otot intrisik lidah berfungsi mengubah
bentuk dan ukuran lidah pada saat berbicara
dan menelan, terdiri dari :
 otot longitudinalis superior,
 otot longitudinalis inferior,
 otot transversus linguae,
 otot verticalis linguae

 Fungsi otot intrinsik lidah; menjaga agar


pergerakan lidah terbatas ke arah posterior
dan menjaga agar lidah tetap pada tempatnya
 Otot ekstrinsik dan intrinsik === N. Hypoglossal, terkecuali otot
palatoglossus yang persyarafannya dikendalikan oleh N. Vagus

 Persyarafan pada lidah anterior === cabang syaraf lingual


mandibula dari N. Trigeminal

 Persyarafan pada lidah posterior === N. Glossopharyngeal

 Peredaran darah di lidah terjadi melalui arteri lingual, yang


merupakan cabang dari arteri karotis eksternal dan Vena lingual
yang terhubung dengan vena jugularis internal.
Lidah berhubungan
langsung dengan
frenulum lingual
yaitu lipatan membran
mukosa yang berada
pada bagian tengah
sumbu tubuh dan
terletak di permukaan
bawah lidah, yang
menghubungkan
langsung antara lidah
dengan dasar dari
rongga mulut
 Bagian-bagian lidah :
1. Corpus linguae
2. Radix linguae
3. Sulcus terminalis (sebuah lekukan melintang
yang membagi lidah menjadi dua bagian,
yaitu lidah bagian rongga mulut (dua pertiga
anterior lidah) dan lidah yang terletak pada
orofaring (satu pertiga posterior lidah)
4. Foramen caecum linguae
5. Dorsum linguae :
6. Permukaan sublingual linguae
pahit

asin
Dorsal surface
asam

manis
PAPILA

 Pada bagian dorsum lidah (permukaan atas lidah)


dan permukaan lateral lidah, lidah ditutupi oleh
papila.

 Papila adalah proyeksi dari lamina propria yang


ditutupi oleh epitel pipih berlapis.
 Papila yang memiliki kuncup perasa 
memiliki reseptor dalam proses pengecapan

 Papila yang tidak memiliki kuncup perasa


 memiliki reseptor untuk sentuhan dan
berfungsi : untuk menambah gaya gesekan
antara lidah dan makanan, sehingga
mempermudah lidah untuk menggerakkan
makanan di dalam rongga mulut.
 Secara histologi, papila ada 4 jenis
yaitu:

1. Papila filiformis
2. Papila fungiformis
3. Papila sirkumvalata
4. Papila foliata
Papila filiformis

 jumlah yang sangat banyak di lidah.

 bentuknya kerucut memanjang dan


terkeratinasi, hal tersebut menyebabkan
warna keputihan atau keabuan pada
lidah.

 tidak mengandung kuncup perasa.


Papila fungiformis

 jumlah yang lebih sedikit dibanding papila


filiformis.

 hanya sedikit terkeratinasi dan berbentuk


menyerupai jamur dengan dasarnya adalah
jaringan ikat.

 memiliki beberapa kuncup perasa pada bagian


permukaan luarnya.

 tersebar di antara papila filiformis.


Papila foliata & Papila
sirkumfalata
 Papila foliata : sedikit berkembang pada
orang dewasa, tetapi mengandung lipatan-
lipatan pada bagian tepi dari lidah dan
mengandung kuncup perasa

 Papilat sirkumfalata
• jumlah paling sedikit (7 sampai 12 buah )
• memiliki ukuran papila yang paling besar
• umumnya membentuk garis berbentuk
menyerupai huruf V dan berada di tepi dari
sulkus terminalis
JAR. PENYANGGA

 Jar.penyangga = periodonsium

 Periodonsium : jar yg mendukung dan mengelilingi gigi.

 Mencakup :
 Gingiva (jar. Pelindung) Unit fungsional yg
 Tulang alveolar dinamakan struktur
Jar.
 Ligamen periodontal periodontal/penduku
Periradikuler ng
 Sementum

 Secara klinis ---------- hanya ginggiva ya membalut


tulang alveolar & mengelilingi leher gigi
1. Gingiva
 Secara klinis:

a. Gingiva bebas (free gingiva/margin gingiva/unattached


gingiva):

- Paling koronal, tidak melekat ke permukaan gigi dan


mengelilingi gigi seperti layaknya kerah baju.

- Lebar sekitar 1,0 mm

- Dgn gingiva cekat dibatasai olh suatu lekukan (indentasi) yg


disebut alur gusi bebas (free gingiva groove)
- Membentuk dinding sulkus gingiva yaitu celah dangkal
disekeliling gigi dan dapat dipisahkan dari permukaan
gigi dengan probe periodontal

- Pada sisi sebelah dalam berbatasan dgn permukaan


gigi dan pada sisi sebelah luar berbatasan dgn epitel
sebelah dalam dari gingiva.

- Sulkus gingiva berbentuk seperti huruf V, secara


klinis kedalaman 2.0-3.0 mm apabila diprob.

- Bagian paling apikal dari lekukan margin gingiva


disebut gingival zenith 
giva
b. Gingiva cekat (attached gingiva)

- Lanjutan gingiva bebas ke arah apikal.

- Sifatnya kaku, lenting dan melekat erat ke periosteum tulang


alveolar.

- Pada bagian fasialnya berlanjut dengan mukosa rongga


mulut yang dipisahkan oleh mucogingival junction.

- Lebarnya bervariasi pada setiap tipe gigi dan berkisar antara 1.0-
9.0 mm.

- Paling lebar pada daerah insisivus (3,5 -4,5 mm pada maksila dan
3,3-3,9 pada mandibula)

- Paling sempit pada daerah premolar pertama (1,9 mm pd maksila


dan 1,8 mm pd mandibula)
Fungsi dari attached gingiva antara lain :

1. Memberikan dukungan terhadap margin gingiva;

2. Memberikan perlekatan yang kuat terhadap mukosa


alveolar yang mudah bergerak seperti bibir, pipi dan
lidah;

3. Menahan tekanan fungsional dan friksional, karena


attached gingiva tersusun dari jaringan ikat yang lebih
padat dan lebih kuat berikatan dengan periosteum dan
tulang yang mendasarinya;

4. Sebagai barrier terhadap mikroba dan proses inflamasi


yang terjadi di atasnya
c. Gingiva interdental (interdental papila)

- Bagian gingiva yg mengisi embrasur gingiva yaitu ruang


interproksimal dibawah area kontak gigi. (ruang
interproksimal=ruang interdental yaitu ruangan berbentuk
segitiga berisi interdental papila)

- Bentuknya : piramida pada gigi geligi anterior atau lembah pada


gigi geligi posterior.

- Bagian tepi dibentuk oleh perluasan gingiva bebas sedangkan


bagian tengah dibentuk oleh gingiva cekat.

- Apabila terdapat diastema diantara dua gigi yang bertetangga


tidak ditemukan adanya papila interdental.
 Warna gingiva yang normal adalah merah
jambu (coral pink)

 Warna ini sangat bervariasi, dipengaruhi


oleh ras, pasok vaskular, ketebalan, derajat
keratinisasi epitel dan keberadaan sel-sel yg
mengandung pikmen (pikmen melanin)

 Konsistensi gingiva normal adalah kaku (firm)


dan lenting (ulet).
Ciri-ciri Gingiva Sehat
1. Gusi berwarna merah muda;

2. Interdental papil mengisi ruang interproksimal sampai


titik kontak gigi dan sudutnya runcing;

3. Bagian tepi gingiva tipis dan tidak bengkak;

4. Permukaan gingiva tidak rata tapi stippling (seperti kulit


jeruk === terjadi karena adanya proyeksi lapisan papilla
lamina propria yg mendorong epitel menjadi tonjolan
tonjolan bulat yg berselang seling dgn perlekukan epitel);
4. Gingiva lekat sekali pada gigi dan procesus
alveolaris;

5. Sulkus gingiva tidak dalam < = 2 mm, jika lebih


dari 2 mm disebut poket;

6. Tidak ada eksudat dan tidak mudah berdarah;

7. Konsistensi kenyal.
2. Ligamen Periodontal

 Yaitu struktur jar. ikat fibrous dgn


komponen-komponen neural dan vaskular
yg mengikatkan sementum yg membalut
akar ke tulang alveolar.

 Elemen terpentingnya adalah serabut


utama (principal fibers) yg dibentuk olh
serat kolagen tipe I.

 Ujung serat kolagen yg masuk ke dlm tulang


dan sementum disebut serat Sharpey.
 Serat utama pada lig. periodontal terdiri dari 5
klmpk yaitu:

a. Kelompok alveolar crest: dari sementum dibawah


batas sementum-enamel merentang ke krista
alveolar, fungsinya utk mempertahankan gigi didlm
soket gigi.

b. Kelompok horizontal: serat-serat berjalan tegak


lurus sumbu gigi dari sementum ke tulang alveolar,
fungsinya menahan gerak gigi ke lateral.

c. Kelompok oblik: kelompok serat terbesar yg


berjalan miring/serong dari sementum ke tulang
alveolar, fungsinya menahan tekanan dalam arah
aksial.
d. Kelompok periapikal: menyebar di daerah apikal
dari sementum ke dasar soket, fungsinya
mencegah gigi menjadi miring, mencegah luksasi
gigi, melindungi pembuluh darah, limfe dan saraf
yg mensuplai gigi.

e. Kelompok transeptal/interradikular: tertanam di


dalam sementum yang berdekatan dan meluas ke
interproksimal di atas kristal alveolar, fungsinya
membantu menahan gigi agar tidak miring atau
berputar dan mencegah luksasi gigi.
 Fungsi ligamen periodontal :

1. Fungsi fisikal/suportif,
fisikal/suportif mencakup:
- Menghantarkan tekanan oklusal ke tulang
alveolar
- Melekatakan gigi ke tulang alveolar
- Mempertahankan hub jar gingiva ke gigi
- Menahan dampak (meredam) tekanan oklusal
- Melindungi pembuluh darah dan saraf dari
trauma mekanik selama gigi berfungsi.
2. Fungsi formatif : berperan dlm remodeling karena
mengandung sel-sel yg dpt membentuk maupun meresorbsi
struktur periodontal pendukung. Salah satu cntoh fungsi ini
adalah pembentukan dan resorbsi tulang alveolar dan
sementum pd proses migrasi/pergerakan gigi secara fisiologis
ke arah mesial.

3. Fungsi sensori :saraf-saraf dental yg masuk ke lig periodontal


merupakan reseptor bagi rasa sakit dan tekanan.

4. Fungsi nutritif : memasok nutrien ke sementum, tulang


alveolar, dan gingiva melalui pembuluh darah.
3. Sementum

 Yaitu jar keras termineralisasi yg meliputi akar gigi dan


merupakan tempat tertanamnya serabut gingiva dan lig
periodontal.

 Komposisinya menyerupai tulang yg terdiri dari 65%


anorganik (hidroksiapatit), 35% air dan organik (serat
kolagen).

 Sel sementum terdiri dari sementoblast ( membentuk serat


kolagen dan substansi dasar yaitu matriks sementum----
sementoid; sementum yg belum terkalsifikasi).

 Sementoblast yg tertanam dlm matriks sementum disebut


sementosit.
 Fungsi sementum:
1. Menahan gigi pada soket tulang dgn perantaraan serabut
utama lig periodontal.
2. Mengompensasi keausan strukutr gigi karena pemakaian
dengan pembentukan terus menerus.
3. Memudahkan terjadinya pergeseran mesial fisiologis.
4. Memungkinkan penyusunan kembali serabut lig
periodontal secara terus menerus.
5. Memberikan makanan yg utama berupa fosfor untuk gigi
terutama pada lansia dimana rongga pulpa telah
menyempit.

 Sementum dpt diklasifikasikan berdasarkan:


 Lokasi
 Seluler
 Keberadaan fibril kolagen
 Asal atau sumber serabut matriks
 Berdasarkan lokasi, sementum dibedakan atas:
1. Sementum radikular (dijumpai pada akar gigi)
2. Sementum koronal (terbentuk diatas enamel yg membalut
mahkota gigi).

 Berdasarkan selular, sementum dibedakan atas:


1. Sementum aseluler
- Pertama terbentuk
- tidak mengandung sel dalam matriksnya
- terletak pd 2/3 atas
- dibentuk sebelum gigi mencapai dataran oklusal
- kalsifikasi kurang, kecuali di bagian serat Sharpeys

2. Sementum seluler
- mengandung sementosit dalam lakuna diantara matriks
sementum
- terletak pd 1/3 apeks.
- dibentuk setelah gigi mencapai dataran oklusal
 Berdasarkan keberadaan fibril kolagen, sementum
dibedakan atas:
1. Sementum fibrilar (matriksnya mengandung fibril
kolagen tipe I)
2. Sementum afibrilar (matriksnya tidak
mengandung fibril kolagen tipe I, bahkan
konsistensinya granular dan halus)

Sementum terdiri dari hidroksiapatit


(Ca10(PO4)6(OH)2
 Berdasarkan sumber serabut matriks, sementum
dibedakan atas:

1. Sementum Serabut ekstrinsik : mengandung


sertabut Sharpey yg dihasilkan oleh fibroblas lig
periodontal, sehingga berfungsi dlm penjangkaran.

2. Sementum Serabut intrinsik : mengandung serabut


intrinsik yg dihasilkan oleh sementoblast, dijumpai
pd sisi yg mengalami perbaikan setelah resorpsi
akar, tidak berfungsi dlm penjangkaran .

3. Sementum serabut bercampur : mengandung


campuran serabut ekstrinsik dan serabut intrinsik
Abnormalitas Sementum

1. Cemental aplasia / hypoplasia  tidak ada


cellular cementum
2. Cemental hyperplasia /hypercementosis 
penebalan sementum
3. Resorpsi Sementum  local, sistemik,
idiopatik
4. Ankylosis  fusi antara sementum dan
tulang alveolar (menyatu)
5. Resesi  terpaparnya sementum oleh
lingkungan mulut (caries, hipersensitivitas)
4. Tulang Alveolar (Prosesus Alveolaris)

 Bagian tulang pada mandibula dan maksila yg memiliki alveoli


(soket gigi).

 Alveoli berfungsi sebagai tempat tertanamnya gigi.

 Perkembangannya sangat tergantung pada erupsi gigi dan


terpertahankannya gigi.

 Bila gigi tidak erupsi maka tulang alveolar tidak terbentuk.

 Sebaliknya bila semua gigi telah dicabut, sebagian besar


tulang ini menyusut sehingga tulang rahang hanya terdiri dari
tulang basal.

 Secara radiografik tulang ini tampak sebagai garis yg radiopak


sehingga disebut juga lamina dura.
dura
 Anatomis tulang alveolar dibagi menjadi dua
bagian yaitu :

1. Alveolar bone proper : Bagian tulang


alveolar yang membentuk dinding soket gigi 

2. Supporting alveolar bone : bagian tulang


alveolar yg mendukung alveolar bone proper
 Tulang alveolar terdiri dari :

1. Lempeng eksternal ; lempeng sebelah luar dari


tulang kortikal yg dibentuk olh tulang haversian
dan lamela tulang kompak.

2. Dinding soket sebelah dalam berupa tulang kompak


tipis yg dinamakan sebagai tulang alveolar utama.

3. Trabekula kanselous, berada diantara tulang


kompak, bertindak sebagai gulang alveolar
pendukung
 Tulang alveolar disebut juga lempang kribiformis
(tapisan) karena memiliki banyak lubang-lubang yg
merupakan saluran yg disebut kanal Volkman.

 Kanal ini mengandung pembuluh darah yg mensuplai lig


periodontal.

 Berdasarkan fungsi dan adaptasinya, prosesus alveolaris


dibagi atas 2 bagian yaitu:
1. Tulang alveolar proprium : lapisan tipis tulang yg
mengelilingi akar dan memberikan tempat perlekatan
bagi lig periodontal.

2. Tulang alveolar pendukung : bagian tulang alveolar


ygn mengelilingi tulang alveolar proprium dan memberi
dukungan terhadap soket.
 Tulang alveolar pendukung terdiri dari:

a. Tulang kompakta (tulang kortikal), terdpt pd bagian


vestibular dan oral prosesus alveolar.

b. Tulang kanselus (tulang spongiosa), terlekat


diantara tulang alveolar proprium dan tulang
kortikal.

 Struktur tulang alveolar sama dgn jar tulang di seluruh


tubuh.
Barakallah fiikum......

Anda mungkin juga menyukai