DISUSUN OLEH:
QILLYALAILI
NIM : 01.19.040
PARE
TAHUN
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia pada saat ini, hal ini
disebabkan karena gula mempunyai berbagai fungsi baik dalam makanan
maupun dalam berbagai industri yang bukan makanan seperti industri obat-
obatan, bahan baku industri fermentasi dan sebagai sumber energi terbarukan.
Gula aren merupakan gula yang dibuat dari hasil deresan pohon aren. Gula
aren ternyata sudah dibuat bahkan digunakan selama berabad-abad oleh
bangsa Indonesia dan dibeberapa daerah di Indonesia, menjadikan gula aren
ini sebagai usaha/bisnis yang pemasarannya bukan hanya di dalam negeri
bahkantelah mencapai pasaran internasional (Kutacane, 2009). Gula aren
memiliki banyak manfaat seperti memiliki kandungan kalori yang tinggi,
sebagai pewarna alami pada makanan, kandungan serat yang tinggi, sehingga
baik untuk pencernaan dan menghambat penyerapan kolesterol oleh tubuh
(Hidayati, 2008).
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah sediaan gula dalam ekstrak kunyit mengandung Antioksidan?
2. Apakah terjadi perbedaan antara ekstrak kunyit dengan sediaan gula sebagai
Antioksidan?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
a. Tujuan umum
1. Mengetahui sediaan gula dalam ekstrak kunyit yang mengandung
Antioksidan.
2. Mengetahui perbedaan antara ekstrak kunyit dengan sediaan gula
sebagai Antioksidan.
b. Tujuan khusus
1. Mengetahui adanya Antioksidan didalam ekstrak kunyit dengan
sediaan gula.
2. Memahami perbedaan ekstrak kunyit dengan ekstrak dalam sediaan
gula yang mengandung Antioksidan.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1. Memberikan informasi kepada masyarakat manfaat dari ekstrak kunyit
dalam sediaan gula yang mengandung Antioksidan.
2. Hasil penelitian dapat menjadi inovasi pengembangan produk ekstrak kunyit
sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomi obat tradisional.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.4 Ekstraksi
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang tidak dapat
larut dengan pelarut cair. Simplisia yang diekstrak mengandung senyawaaktif
yang dapat larut dan senyawa yang tidak dapat larut dalam cairan penyari.
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan
mengekstraksisenyawa aktif dari simplisia hewani menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa yang
tersisa diperlukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan
(Anonim, 2000). Cairan penyari dalam proses pembuatan ekstrak adalah pelarut
yang optimal untuk senyawa kandungan yang berkhasiat atauaktif, dengan
demikian senyawa tersebut dapat dipisahkan dari bahan dan dari senyawa
kandunganlainnya.
Ekstrak yang diperoleh hanya mengandung sebagian besar senyawa yang
diinginkan. Dalam halekstrak total, maka cairan pelarut dipilih yang melarutkan
hampir semua metabolit sekunder yang terkandung (Anonim, 2000). Faktor
utama yang dipertimbangkan pada pemilihan cairan penyari adalah selektivitas,
kemudahan bekerja dan proses dengan cairan penyari tersebut,ekonomis, ramah
lingkungan, dan faktor keamanan. Pelarut yang diperbolehkan adalah air dan
alkohol (etanol) serta campurannya. Jenis pelarut lain seperti metanol, heksana,
toluen, kloroform, aseton, umumnya digunakan sebagai pelarut untuk tahap
pemurnian (Anonim, 2000).
Menurut (Agoes, 2009) pembuatan ekstraksi air dapat dilakukan dengan
cara-cara sebagai berikut :
a. Infusum (infus) : sama seperti dekoktum hanya ekstraksinya lebih
singkat yakni 15 menit.
b. Coque (perebusan) : penyarian dengan merebus tanaman obat dengan
menggunakan api langsung misalnya pada pembuatan jamu tradisional.
c. Seduhan: simplisia direndam menggunakan air mendidih selama 10-15
menit.
d. Maserasi : penyarian simplisia menggunakan pelarut pada suhu kamar
dalam waktu tertentu.
e. Perkolasi : ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai semua
bahan aktif terekstraksi
2.5 Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis adalah metode pemisahan fisikokimia
menggunakan teknik padat cair, dimana terjadi perpindahan fase gerak (cairan)
melalui suatu fase diam (padatan).
Kromatogafi lapis tipis merupakan motode analisis yang sensitif, cepat,
sederhan, dan tidak mahal (Gritter, 1991). Disamping itu pemakaian pelarut dan
cuplikan hanya sedikit. KLT dapat digunakan untuk analisis kualitatif,
kuantitatif, dan preparatif, dapat juga digunakan untuk mencari pelarut yang
digunakan pada kromatografi kolom, mengetahui arah reaksi, mengidentifikasi,
dan mengisolasi senyawa murni berskala kecil ( Gritter, 1991).
Prinsip kerja KLT berupa lapisan yang memisah, yang terdiri atas bahan
berbutir-butir atau fase diam ditempatkan pada penyangga berupa pelat gelas,
logam, atau lapisan yang cocok. Campuran yang akan dipisahberupalarutan yang
ditotolkan berupa bercak atau pita, setelah pelat ditaruh di dalam bejana tertutup
rapat yang berisi larutan pengembang atau fase gerak yang cocok, pemisahan
terjadi selama perambat kapiler atau pengembangan, selanjutnya senyawa yang
tidak berwarna harus ditampakkan atau dideteksi dengan lampu UV atau dengan
pereaksi semprot (Stahl, 1985).
Identifikasi bercak pada kromatogram dilakukan di bawah lampu
ultraviolet pada daerah panjang gelombang 254 nm dan 365 nm ditandai dengan
ada atau tidaknya warna. Untuk menampakkan bercak senyawa yang
intensitasnya lemah dapat digunakan reaksi semprot yang sesuai (Stahl, 1985).
Jarak pengembangan senyawa pada kromatogram biasanya dinyatakan
dengan angka Rf atau hRf. Harga Rf didefinisikan sebagai perbandingan antara
jarak senyawa dari titik awal dan jarak tepi muka pelarut dari awal.
Kunyit
Gula Jawa
Ekstraksi
Ekstrak
Sediaan Gula
Uji
Identifikasi
Uji Identifikasi
DPPH
Analisis Data
Kesimpulan
n
2.7 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalahpenelitian telahdinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan (Sugiyono, 2018:63).
H0 : Tidak ada perbedaan kromatogram ekstrak kunyit dan sedian gula
dengan metode Kromatografi Lapis Tipis.
H1 : Ada perbedaan kromatogram ekstrak kunyit dan sedian gula dengan
metode Kromatografi Lapis Tipis.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan
pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional,empiris, dan sistematis (Darmadi, 2013).
Sampel : Ekstrak
Simplisia
Diserbukkan
Maserasi
Uji dengan
metode KLT
Analisa data
Kesimpulan
Hasil penelitian
3.4 Populasi, sampel
3.4.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti sebuah elemen yang ada dalam wilayah penelitian tersebut, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto Suharsimi 1998: 117).
3.4.2 Sampel
Sampel adalah suatu bagian dari keseluruhan serta karakteristik yang dimiliki
oleh sebuah populasi (Sugiyono, 2008 : 118).