Anda di halaman 1dari 64

1

Skenario 1

Tumbuh kembang & Imunisasi

Seorang bayi perempuan berusia 12 bulan datang dibawa ibunya ke poli


tumbuh kembang dipuskesmas. Ibunya mengeluhkan saat ini bayinya belum
tumbuh gigi, tapi gusinya sudah memutih sejak umur 7 bulan, saat ini bayi sudah
mulai belajar berdiri dan sudah dapat mengucap sepatah duapatah kata secara
terbata bata. Bayi riwayat kelahiran perivaginam dan ditolong oleh bidan, cukup
bulan, berat badan lahir 3000 gram, panjang badan 40cm. Riwayat bayi asi
esklusif 6 bulan, imunisasi lengkap sesuai usia. Hasil pengukuran antopomerti BB
bayi 9,3 kg , PB 80cm, lingkar kepala 40cm. Ibu menanyakan kepada dokter
apakah bayinya membutuhkan penanganan khusus terkait pertumbuhan &
perkembangan bayinya.

STEP 1

1. Antopomertri : pengukuran TB, BB, lingkar kepala untuk mengetahui


status gizi.
2. Tumbuh kembang: perubahan dalam besar,jumlah,ukuran/dimensi tingkal
sel.

STEP 2

1. Mengapa pada bayi tersebut belum tumbuh gigi?


2. Apa saja faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang?
3. Bagaimana imunisasi yang lengkap pada bayi & hubungan imunisasi
dengan tumbang anak?
4. Bagaimana cara pengukuran antopometri dan interpretasinya,
dihubungkan bayi pada kasus?
5. Apa saja tumbang bayi & bagaimana hubungan dengan kasus?

STEP 3

1. - Mengalami keterlambatan erupsi pertumbuhan.


-pertumbuhan gigi:
2

- <1 tahun : 6-8 gigi susu.


- 2 tahun : 14-16 gigi susu.
-Molar 1 : -7 tahun.
- incisor : 7-9 tahun.
- premolar : 12-16 tahun.
2. - genetik
- Lingkungan : ( prenatal & post natal).
- Pasca lahir : biologis , lingkungan fisik , keluarga , adat istiadat.
- Penghambat : bayi sakit / cacat.
3. Vaksin :
a) Heatitis B : 0-24 bulan.
b) Polio : 0, 1, 4, 18 bulan.
c) BCG : 0 /1/2 bulan.
d) DPT : 2,3,4 bulan.
e) HIB : 2,3,4 bulan
f) Campak : 2,3,4 bulan.
g) MMR : 15 bulan.

4. – TB , BB , lingkar kepala.
- BB diukur sesuai usia:
Cara ukur:
1. Pakaian dilepas
2. Jika bayi rewel/tdk mau maka: timbang dahulu BB ibu
& bayi , kemudiaan dikurangi BB ibu.
- KGB : didaerah subclavia dan lidah
- Penilaian muka.
5. – 0-3 bulan :
-angkat kepala.
-mengocet spontan
- 6-9 bulan :
-duduk tanpa dibantu.
3

-merangkak
- 9-12 bulan :
-berdiri tanpa dibantu.
-perkembangan :
-motorik :
-kasar.
-halus.
-kognitif :
-refleks
-proporsional
STEP 4
1. – Central incisor: 6-7 bulan.
-lateral : 7-8 bulan.
-molar 1: 9-11 bulan.
-carina : 10-12 bulan.
-Molar 2: 25-33 bulan.

- faktor yang mempengaruhi: turunya nutrisi. Rata rata bayi usia 12


bulan sudah mempunyai 4-6 gigi susu, pada usia 2 tahun bertambah
menjadi 16 gigi susu. Gigi yang muncul pertama adalah gigi depan,
sedangkan gigi geraham tumbuh terakhir. Empat gigi susu yang
terakhir muncul pada tahun pertama masa anak anak.
2. -genetik : Mutasi Gen.
-prenatal : toksin ,obat anti ca, radiasi, infeksi.
-postnatal : 0-1 tahun.
-faktor yang mempengaruhi:
-biologis -lingkungan fisik
-psikososial -keluarga
-status gizi:
-asi esklusif: -6 bulan : asi 100%.
-6-9 bulan : asi 70%, MPASI 30%.
4

-9-12 bulan : asi 60%, MPASI 40%.


-12-24 bulan: asi 50%, MPASI 50%.
3. tambahan imunisasi:
-DPT 4X
-MRI 14bulan
-rotavirus:2,4,6 bulan
-PCV :2,4,6 bulan.

Jika anak/bayi tidak diimunisasi , maka tidak ada sistem kekebalan


tubuh sebelumnyz sehingga mengakibatkan gangguan tumbuh
kembang.

4. – pertumbuhan tinggi badan :


-pada laki-laki: -penambahan 1cm/bulan ditahun pertama & 10cm
disisa hidup.
- Berat badan : 3,5 kg waktu lahir.
- Status gizi : ( menurut kurva WHO ).
-Laki-laki : ( TB ayah + TB ibu + 13 : 2 ).
-Perempuan : ( TB ayah + TB ibu -13 : 2 ).
5. – 0 = nangis.
-1 bulan = motorik kasar, motorik halus : menoleh.
-2 bulan = motorik kasar : angkat kepala, senyum..
-3 bulan = teriak & ketawa.
-4 bulan = motorik kasar : terlentang.
-5 bulan = mengambil mainan.
-6 bulan = memasukan benda.
-8 bulan = berdiri.
-9 bulan = tepuk tangan.
-10 bulan = pukul mainan.
-12 bulan = berdiri, main.
5

- Refleks peimitif =
-Releks rooting.
-Refleks Moro.
-Refleks Grof
MIND MAP

IMUNISASI

SDIDTK LINGKUNGAN

BIOPSISOSIAL

FAKTOR YANG
MANAJEMEN MEMPENGARUHI

TUMBUH KEMBANG GENETIK

PENGUKURAN
ANTOPOMETRI TAHAP TUMBUH KEMBANG

ASPEK

MOTORIK MOTORIK
FISIK
KASAR HALUS
6

STEP 5

1. Tahap tumbang anak ( perubahan yang terjadi ) ?


2. Apa faktor yang mempengaruhi tumbang anak ?
3. Bagaimana penilaianya tumbang anak?
4. Manajemen tumbang anak ( biopsisosial) ?

Refleksi Kelompok

Alhamdulillah pada PBL kelompok kami diskenario 1 blok 6.2 berjalan


lancar & Semoga ilmunya bisa bermanfaat. Amiin ya Allah Amiin..

STEP 6

( Belajar Mandiri )

Step 7

1. Tahap-tahap Tumbuh Kembang Anak


1) Masa prenatal
a. Masa zigot : konsepsi-2 minggu.
b. Masa embrio : 2 minggu-8/12 minggu.
c. Masa janin
i. Masa janin dini : 9 minggu-trimester ke-2.
ii. Masa janin lanjut : trimester akhir kehamilan.
2) Masa bayi
a. Masa neonatal
i. Masa neonatal dini : 0-7 hari.
ii. Masa neonatal lanjut : 8-28 hari.
b. Masa paskaneonatal : 29 hari-12/15 bulan.
3) Masa anak dini : Usia 1-3 tahun.
4) Masa prasekolah : Usia 3-6 tahun.
5) Masa sekolah
a. Masa praremaja : usia 6-11 tahun.
7

b. Masa remaja
i. Masa remaja dini : 11-13 tahun.
ii. Masa remaja pertengahan : 14-17 tahun.
iii. Masa remaja lanjut : 17-20 tahun. 1

Tahapan Perkembangan Anak Menurut Umur


a. Umur 0-3 bulan
1) Mengangkat kepala setinggi 45 derajat.
2) Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah.
3) Melihat dan menatap wajah anda.
4) Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh.
5) Suka tertawa keras.
6) Beraksi terkejut terhadap suara keras.
7) Membalas tersenyum ketika diajak bicara atau tersenyum.
8) Mengenal ibu dengan penglihatanm penciuman, pendengaran,
kontak.1
b. Umur 3-6 bulan
1) Berbalik dari telungkup ke terlentang.
2) Mengangkat kepala setinggi 90 derajat.
3) Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil.
4) Menggenggam pensil.
5) Meraih benda yang ada dalam jangkauannya.
6) Memegang tangannya sendiri.
7) Berusaha memperluas pandangan.
8) Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil.
9) Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik.
10) Tersenyum ketika melihat mainan atau gambar yang menarik saat
bermain sendiri.1
c. Umur 6-9 bulan
1) Duduk (sikap tripoid - sendiri)
2) Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan.
8

3) Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang.


4) Memindahkan benda dari tangan satu ke tangan yang lain.
5) Memungut 2 benda, masing-masing lengan pegang 1 benda pada
saat yang bersamaan.
6) Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup.
7) Bersuara tanpa arti, mamama, bababa, dadada, tatata.
8) Mencari mainan/benda yang dijatuhkan.
9) Bermain tepuk tangan/ciluk baa.
10) Bergembira dengan melempar benda.
11) Makan kue sendiri.1
d. Umur 9-12 bulan
1) Mengangkat benda ke posisi berdiri.
2) Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi.
3) Dapat berjalan dengan dituntun.
4) Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan.
5) Mengenggam erat pensil.
6) Memasukkan benda ke mulut.
7) Mengulang menirukan bunyi yang didengarkan.
8) Menyebut 2−3 suku kata yang sama tanpa arti.
9) Mengeksplorasi sekitar, ingin tau, ingin menyentuh apa saja.
10) Beraksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan.
11) Senang diajak bermain “CILUK BAA”. 1
e. Umur 12-18 bulan
1) Berdiri sendiri tanpa berpegangan.
2) Membungkung memungut mainan kemudian berdiri kembali.
3) Berjalan mundur 5 langkah.
4) Memanggil ayah dengan kata “papa”. Memanggil ibu dengan kata
“mama”
5) Menumpuk 2 kubus.
6) Memasukkan kubus di kotak.
9

7) Memperlihatkan rasa cemburu atau bersaing. 1


f. Umur 18-24 bulan
1) Berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik.
2) Berjalan tanpa terhuyung-huyung.
3) Bertepuk tangan, melambai-lambai.
4) Menumpuk 4 buah kubus.
5) Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk.
6) Menggelindingkan bola kearah sasaran.
7) Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti.
8) Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga.
9) Memegang cangkir sendiri, belajar makan-minum sendiri. 1
g. Umur 24-36 bulan
1) Jalan naik tangga sendiri.
2) Dapat bermain dengan sendal kecil.
3) Mencoret-coret pensil pada kertas.
4) Bicara dengan baik menggunakan 2 kata.
5) Dapat menunjukkan 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta.
6) Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda
atau lebih.
7) Membantu memungut mainannya sendiri
atau membantu mengangkat piring jika
diminta.
8) Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah.
9) Melepas pakiannya sendiri. 1
h. Umur 36-48 bulan
1) Berdiri 1 kaki 2 detik.
2) Melompat kedua kaki diangkat.
3) Mengayuh sepeda roda tiga.
4) Menggambar garis lurus.
5) Menumpuk 8 buah kubus.
10

6) Mengenal 2-4 warnah.


7) Menyebut nama, umur, tempat.
8) Mengerti arti kata di atas, dibawah, di depan.
9) Mendengarkan cerita.
10) Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri.
11) Mengenakan celana panjang, kemeja baju. 1
i. Umur 48-60 bulan
1) Berdiri 1 kaki 6 detik.
2) Melompat-lompat 1 kaki.
3) Menari.
4) Menggambar tanda silang.
5) Menggambarlingkaran.
6) Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh.
7) Mengancing baju atau pakian boneka.
8) Menyebut nama lengkap tanpa di bantu.
9) Senang menyebut kata-kata baru.
10) Senang bertanya tentang sesuatu.
11) Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar.
12) Bicara mudah dimengerti.
13) Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari ukuran dan
bentuknya.
14) Menyebut angka, menghitung jari.
15) Menyebut nama-nama hari.
16) Berpakian sendiri tanpa di bantu.
17) Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu.1
j. Umur 60-72 bulan
1) Berjalan lurus.
2) Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik.
3) Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap
11

4) Menangkap bola kecil dengan kedua tangan.


5) Menggambar segi empat.
6) Mengerti arti lawan kata.
7) Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih.
8) Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan
kegunaannya.
9) Mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10
10) Mengenal warna-warni
11) Mengungkapkan simpati.
12) Mengikuti aturan permainan.
13) Berpakaian sendiri tanpa di bantu. 1
k. Umur 6-12 tahun
1) Teman sebaya sangat penting.
2) Anak mulai ebrpikir logis, meskipun masih konkrit operasional.
3) Egosentris berkurang.
4) Memori dan kemampuan berbahasa meningkat.
5) Kemampuan kognitif meningkat akibat sekolah formal.
6) Konsep diri tumbuh, yang memengaruhi harga dirinya.
7) Pertumbuhan fisik lambat.Kekuatan dan keterampilan atletik
meningkat.1
l. Umur 12-20 tahun
1) Perubahan fisik cepat dan jelas.
2) Maturitas reproduktif dimulai sampai mencapai dewasa.
3) Teman sebaya dapat memengaruhi perkembangan dan konsep
dirinya.
4) Kemampuan berpikir abstrak dan menggunakan alas an yang
bersifat ilmiah sudah berkembang.
5) Sifat egosentris menetap pada beberapa perilaku.
6) Hubungan dengan orang tua pada umumnya baik.
12

Tabel 1.1 Tahap perkembangan bayi dan balita.

Tabel 1.2 Tahap tumbuh kembang pada masa remaja awal, pertengahan, dan
akhir.
13

Remaja
Variabel Remaja Awal Remaja Akhir
Pertengahan
Usia (tahun) 10-13 14-17 17-20/lebih
Tingkat 1-2 3-5 5
maturitas
kelamin
(TMK)
Somatik Karakteristik Tinggi badan puncak. Matang secara
seks sekunder Bentuk tubuh dan fisik.
(mulai sejak perubahan komposisi. Pertumbuhan
pertumbuhan Jerawat dan bau lambat.
payudara pada badan. Pada laki-laki
anak perempuan Menarche/spermache. dilanjutkan
dan pertumbuhan pembentukan
testis pada anak massa otot dan
laki-laki). pada
Awal pertumbuhan
pertumbuhan rambut di
cepat dan seluruh tubuh.
penampilan yang
canggung.
Kognitif dan Jalan pikiran Berpikir abstrak Orientasi masa
moral konkret. (jalan pikiran depan dengan
Tidak mampu formal). pandangan
melihat akibat Dapat melihat perspektif.
jangka panjang implikasi ke depan, Idealisme,
dari suatu tetapi tidak bisa absolutism.
keputusan yang mengambil Dapat berpikir
dibuat sekarang. keputusan. secara bebas.
Moralitas yang Banyak bertanya.
konvensional.
Konsep diri Asyik dengan Perhatian dengan Lebih stabil
14

(formasi perubahan tubuh. penampilan yang terhadap body


identitas) Kesadaran diri atraktif. image.
akan penampilan Peningkatan Penampilan
dan daya tarik. introspeksi yang menarik
Khalayan dan “Stereotypical masih menjadi
orientasi masa adolescent”. pemikiran.
kini. Emancipation
complete.
Identitas lebih
kuat.
Keluarga Peningkatan Konflik seputar Pemisahan
kebutuhan akan control dan emosional dan
privasi. kebebasan. fisik dari
keluarga.
Teman sebaya Mencari teman Intens terhadap Berkurangnya
sebaya yang keterlibatan teman kepentingan
berjenis kelamin sebaya. kelompok
sama untuk sebaya dan
mengatasi nilainya.
ketidakstabilan.
Seksual Peningkatan Uji kemampuan ntuk Konsolidasi
ketertarikan pada menarik lawan jenis. identitas sosial.
anatomi seksual.
Hubungan Penyesuaian Pengukuran Keputusan karir
dengan tingkat sekolah kemampuan dan (contoh : kuliah,
lingkungan menengah kesempatan bekerja)

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak

Tumbuh kembang anak sudah dimulai dari konsepsi sampai dewasa


dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor tersebut adalah faktor genetik dan faktor
lingkungan bio-psikososial, yang bisa menghambat atau mengoptimalkan tumbuh
15

kembang anak. Bila semasa masih didalam kandungan janin mendapatkan


lingkungan yang kondusif untuk tumbuh kembang, bayi akan lahir hidup dengan
kualitas yang prima. Sebaliknya bila lingkungan tidak menguntungkan, bayi akan
lahir dengan menyandang berbagai masalah. Setelah bayi lahir, juga sangat
banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi. Karena itu, dibutuhkan
lingkungan yang menunjang, agar bayi tumbuh kembang sesuai dengan potensi
genetiknya. 1

Faktor-faktor yang mempengaruhi


Secara umum dua faktor yang terkait dengan pertumbuhan kembang anak, yaitu :
1. Faktor genetik
Faktor genetik memegang modal besar dan mempunyai peran utama
dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui
instruksı genetıik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi,
dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Pertumbuhan
ditandai oleh intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas
jaringant terhadap rangsangan, umur pubertas, dan berhentinya
pertumbuhan tulang.yang termasuk faktor genetik antara lain adalah
berbagai faktor bawaan bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin,
suku bangsa atau bangsa. Potensi genetik yang baik, bila berinteraksi
dengan lingkungan yang positif, akan membuahkan hasil akhir yang
optimal. Gangguan pertumbuhan di negara maju sering disebabkan oleh
faktor genetik ini, misalnya kelainan yang berasal dari kromosom kelainan
seperti sindrom Down, sindrom Turner, dan sebagainya. Sementara itu, di
negara yang sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain
disebabkan oleh faktor genetik, juga disebabkan oleh faktor lingkungan
yang kurang kondusif untuk tumbuh kembang anak, seperti penyakit
infeksi, kurang gizi, penelantaran anak dan sebagainya, yang juga
berdampak terhadap tingginya angka kematian bayi dan anak.1
2. Faktor lingkungan
16

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai tidaknya


potensi genetik. Lingkungan yang baik akan memungkinkan tercapainya
potensi genetic, sedangkan yang tidak baik akan menghambatnya.
Lingkungan ini merupakan lingkungan biopsikososisal yang
mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir
hayatnya.1
Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi :
(1) Lingkungan pranatal
Faktor lingkungan prenatal yang berpengaruh terhadap tumbuh
kembang janin mulai dari konsepi sampai lahir, antara lain :
a. Gizi ibu pada wakru hamil
Gizi ibu yang kurang sebelum teradinya kehamilan maupun pada
waktu sedang hamil lebih sering mengalami abortus, BBLR (bayi
berat lahir rendah), hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada
bayi baru lahir, bayi lahir mudah terkena infeksi, lahir mati, dan
jarang menyebablan cacat bawaan.
b. Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan
kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan. Demikian pula dengan
posisi janin pada uterus dapat mengakibatkan antara lain talipes,
dislokasi panggul, tortikolis kongenital, palsi fasialis.
c. Toksin / zat kimia
Masa organogenesis (2-8 minggu pertama kehamilan) adalah masa
yang sangat peka terhadap zat-zat teratogen. Misal obat-obatan
seperti thalidomide, phenytoin, methadion, obat-obat anti kanker,
yang dapat menyebabkan kelainan bawaan. Demikian pula dengan
ibu hamil perokok berat/peminum alkohal kronis yang sering
melahirkan bayi lahir rendah, lahir mati, cacat. atau retardasi
mental. Pada ibu yang peminum alkohol dapat melahirkan bayi
dengan terjemahan grjala FAS (Fetal Alcohol Syndrome), yang
17

ditandai dengan BBLR, kelainan neurologis dan perkembangan


lambat, serta dismorfik fasial.1
d. Endokrin
System endokrin memngaruhi aspek setiap dari kehamilan,
termasuk implantasi, plasentasi, adaptasi maternal, pertumbuhan
embrio, janin, dan diferensiasi sel, serta transisi janin ke kehidupan
luar kandungan.1
Hormone yang diperkirakan berperan pada pertumbuhan
janin dalam kandungan, adalah somatotropin, hormone plasenta,
hormone tiroid, insulin dan insulin like growth factor.
Hormone-hormon tiroid seperti TRH (tyroid releasing
hormone), TSH (tiroid stimulating hormone), T3 dan T4 sudah
diproduksi janin sekitar minggu ke-12. Kadar hormone ini
meningkat sampai minggu ke 24, lalu kontsan. Perannya belum
jelas, tetapi jika terdapat defisiensi hormone tersebut, dapat
menyebabkan gangguan pertumbuhan susunan system saraf pusat
yang dapat menyebabkan retardasi mental.
Cacat bawaan sering terjadi pada ibu dengan diabetes yang
hamil dan tidak mendapatkan pengobatan pada trimester pertama
kehamilan, umur ibu kurang dari 18 tahun atau lebih dari 35
tahun.1
e. Infeksi
Infeksi intrauterine yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah
TORH (toxoplasmosis, rubella, cytomegalovirus dan herpes
simplex). 1
(2) Lingkungan pasca natal
Lingkungan biopsikososial pada masa pascanatal yang mempengaruhi
tumbuh kembang anak secara umum dapat digolongkan menjadi :
1) Faktor biologis
a. Ras/suku bangsa
18

Pertumbuhan somatic dipengaruhi oleh ras/suku bangsa.


Bangsa kulit putih/ras eropa mempunyai pertumbuhan somatic
lebih tinggi daripada bangsa asia.1

b. Umur
Umur yang paling rawan adalah masa balita, terutama pada
umur satu tahun pertama. Karena pada masa itu anak sangat
rentan terhadap penyakit dan sering terjadi kurang gizi.
Disamping itu, masa balita merupakan dasar pembentukan
kepribadian anak. Oleh karena itu, pada masa ini diperlukan
perhatian khusus.1
c. Gizi
Makanan memegang peranan penting dalam tmbuh kembang
anak. Kebutuhan anak berbeda dari orang dewaasa, karena
makanan bagi anak, selain untuk aktivitas sehari-hari juga
untuk pertumbuhan. Ketahanan makanan keluarag
mempengaruhi status gizi anak.1
2) Faktor lingkungan
a. Sanitasi
Sanitasi linglkungan memiliki peran yang cukup dominan
terhadap keschatan anak dan tumbuh kembangnya. Kebersihan,
baik kebersihan perorangan maupun lingkungan, memegang
peranan yang penting dalam menimbulkan penyakit.
Kebersihan yang kurang dapat menyebabkan anak sering sakit,
misalnya diare, demam tifoid, hepatitis, malaria, demam
berdarah, dan sebagainya. Demikian pula, polusi udara yang
dihasilkan dari pabrik, asap kendaraan, atau asap rokok dapat
mempengaruhi tingginya angka ISPA (Infeksi Saluran
Pernapasan Akut). Tumbuh kembang anak yang sering sakit
pasti terganggu.1
19

b. Keadaan rumah : struktur bangunan, konstruksi, cahaya dan


kepadatan hunian
Keadaan perumahan yang layak, dengan konstruksi bangunan
yang tidak membahayakan penghuninya, serta tidak penuh
sesak, akan menjamin kesehatan penghuninya.1

c. Radiasi
Tumbuh kembang anak dapat terganggu oleh radiasi yang
tinggi.
3) Faktor psikososial
a. Stimulasi
Stimulasi dari lingkungan merupakan hal yang penting untuk
tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi yang
terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan
dengan yang kurang atau tidak mendapat stimulasi. Stimulasi
juga akan meogoptimalkan potensi generik yang dipunvai anak.
Lingkungan yang kondusif akan mendorong perkembangan
fisik dan menral yang baik, sedangkan Lingkungan yang
kurang mendukung akan mengakibatkan perkembangan anak
dibawah potensi genetiknya.1
b. Motvasi belajar
Motivasi belajar dapat belajar dapat ditimbulkan sejak dini
dengan memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar,
misalnya perpustakaan, buku-buku yang menarik minat baca
anak-anak dan bermutu, suasana tempat belajar yang tenang,
sekolah yang tidak terlalu jauh, serta sarana lainnya. 1
c. Ganjaran ataupun hukuman yang wajar (reinforcement/reward
and punishment)
Kalau anak berbuat benar, kita wajib memberi ganjaran,
msialnya pujian, ciuman, belaian, tepuk tangan dan sebagainya.
Ganjaran rersebut akan menimbulkan motivasi yang kuat bagi
20

anak untuk mengulangi tingkah laku yang baik tersebut.


Sementara itu, menghukum dengan cara yang wajar kalau anak
berbuat salah, masih dibenarkan. Hukuman harus diberikan
secara obyektif dengan disertai penjelasan pengertian dan
maksud hukuman tersebut; bukan hukuman untuk melampiskan
kebencian dan kejengkelan kepada anak, atau penganiyaan
pada anak (absue). Anak diharapkan tahu mana yang baik dan
yang tidak baik, sehingga dapat timbul rasa percaya diri pada
anak, yang penting untuk perkembangan kepribadiannya kelak.
1

d. Kualitas interaksi anak dan orang tua


Interaksi timbul balik antara anak dan orang tua akan
menimbulkan keakraban dalam keluarga. Anak akan terbuka
kepada orangtuanya, sehingga komunikasi bisa timbal balik
dan segala permasalahan dapat dipecahkan bersama. Kedekatan
atau kepercayaan antara orang tua dan anak sangat penting.
Interaksi tidak ditentukan oleh lamanya waktu bersama anak,
tetapi lebih ditentukan oleh kualitas interaksi tersebut. Kualitas
interaksi adalah pemahaman terhadap kebutuhan masing-
masing dan upaya optimal untuk memenuhi kebuthan tersebut
yang dilandasi oleh rasa saling menyayangi. Hubungan yang
menyangkan akan antara anggota keluarga akan mendorong
anak untuk mengembangkan kepribadian dan interaksi sosial
dengan orang lain.1

3. Bagaimana penilaianya tumbang anak?

Aspek Perkembangan Anak


21

ada 4 aspek tumbuh kembang yang perlu dibina atau dipantau, yaitu:

a. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dengan sikap tubuh yang
melibatkan otot-otot besar sperti duduk, berdiri, dsb.2
b. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi
yang cermat sperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dsb. 2
c. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara,
berkomunikasi, mengikuti perintah dsb. 2
d. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai
bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya,dsb.2
Pengelompokkan Proses Perkembangan

Dari proses perkembangan dapat dikelompokan menjadi 3 aspek yaitu:


a. Aspek bilogis. Aspek biologis tersebut merupakan perkembangan pada fisik
individu, contohnya: bertambahnya berat badan dan tinggi badan yantg
tentunya dapat kita ukur. 2
b. Aspek kognitif meliputi perubahan kemampuan dan cara berfikir. Aspek ini
merupakan perubahan dalam proses pemikiran yang merupakan hasil dari
lingkungan sekitar. salah satunya yaitu anak mampu menyelesaikan soal
matematika. 2
c. Aspek psikososial dapat diartikan bahwa aspek ini merupakan perubahan
aspek perasaan, emosi, dan hubungannya dengan orang lain. Dengan
demikian aspek psikososial merupakan aspek perkembangan individu
dengan lingkungan sekitar atau masyarakat. Dari semua aspek tersebut yaitu
aspek biologis (fisik), aspek kognitif (pemikiran), dan aspek psikososial
(hubungan dengan masyarakat semuanya saling mempengaruhi sehingga
22

apabila pada suatu aspek mengalami hambatan maka akan mempengaruhi


perkembangan aspek yang lainnya.2
Survailans dan Skrining Perkembangan

Survailans perkembangan, dilakukan pada setiap kunjungan dan


merupakan proses informal yang membandingkan ketrampilan anak terhadap
tahapan perkembangan normal. Jika terdapat dugaan adanya masalah
perkembangan atau perilaku, perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut. 3
Skrining perkembangan melibatkan penggunaan alat skrining standar dan
evaluasi singkat dengan membandingkan kemampuan perkembangan anak dengan
populasi untuk mengidentifikasi anak yang memerlukan pemeriksaan diagnostik
lebih lanjut. The American Academy of Pediatrics merekomendasikan
penggunakan alat skrining standar yang tervalidasi pada tiga kali kunjungan
kesehatan rutin yaitu pada usia 9 bulan, 18 bulan, dan 30 buian. Klinik yang
melayani populasi pasien yang berisiko tinggi (misalnya anak yang hidup dalam
kemiskinan) biasanya melakukan pemeriksan skrining pada setiap kunjungan
kesehatan rutin. Anak yang tidak lulus pemeriksaan skrining perkembangan
memerlukan evaluasi yang lebih lanjut. Evaluasi perkem bangan untuk anak
dengan dugaan perkembangan dan intervensi untuk anak dengan disabilitas
tersedia gratis. Kombinasi pembiayaan dari negara bagian dan pemerintah
memungkinkan dilaksanakannya pelayanan ini. Pemeriksaan skrining dibagi atas
pemeriksaan skrining umum mencakup semua domain perilaku dan pemeriksaan
skrining spesifik fokus pada satu area perkembangan. Beberapa mungkin perlu
dilakukan di klinik oleh profesional dan lainnya dapat diselesaikan di rumah (atau
di ruang tunggu) oleh orangtua. Instrumen skrining perkembangan perilaku yang
baik memiliki sensitivias 70-80 % untuk mendeteksi gangguan perkembangan dan
spesifisitas sebesar 70-80 % untuk mendeteksi perkembangan normal. Meskipun
30 % dari anak diskrining sebenarnya adalah kelompok positif palsu, termasuk
anak ketrampilan di bawah rerata . Pada 20-30 % anak, disabilitasnya tidak dapat
dideteksi dengan instrumen skrining tunggal tetapi dapat dideteksi pada skrining
ulang pada saat kunjungan kesehatan rutin. 3
23

Denver Developmental Screening Test II biasanya digunakan oleh dokter anak


umum. Denver II menilai perkembangan anak dari lahir sampai usia 6 tahun
dalam 4 domain :

1. Personal-sosial

2. Motorik halus dan adaptif

3. Bahasa

4. Motorik kasar
24

Poin-poin dalam Denver II dipilih berdasarkan reliabilitas dan konsistensinya.


Denver Il berguna sebagai instrumer skrining, tetapi tidak dapat menilai
perkembangan sosioemosional secara adekuat. Anak dengan skor "diduga" atau
terjadi "tidak dapat dinilai" harus dipantau secara cermat. 3
Dokter anak dapat mengajukan pertanyaan (poin yang at dilabel dengan "L"
ditanyakan kepada orangtua untuk mendokumentasikan tugas tersebut dengan
keterangan "laporan orangtua" atau observasi perilaku secara langsung. Pada
lembar penilaian, satu garis vertikal digambar pada usia kronologis anak. Semua
tugas di sebelah kiri garis yang tidak berhasil dikerjakan oleh anak dianggap
terlambat ( paling tidak 90 % populasi mampu menyelesaikan tugas tersebut). Jika
instruksinya tidak diikuti dengan baik atau tidak dikerjakan, maka validitas
pemeriksaan ini menurun. Untuk membantu dokter mengerjakan Denver Il, pada
lembar penilaian juga disertai dengan dokumentasi perilaku yang mungkin
berpengaruh pada hasil pemeriksaan, misalnya ketertarikan, takut, atau durasi
konsentrasi yang pendek. Skrining ulang pada kunjungan kesehatan selanjutnya
dapat mendeteksi abnormalitas yang tidak dapat dideteksi skrining awal.3
Alat skrining perkembangan yang lain meliputi parent completed ages and stages
Questionnaires, Child Development Inventories, dan Parents' Evaluations of
Developmental Status. Yang terakhir sangat sederhana, berupa kuesioner yang
terdiri dari 10 pertanyaan yang diisi oleh orangtua untuk anak mulai dari lahir
sampai usia 8 tahun. Skrining yang dilaporkan oleh orangtua memiliki validitas
yang lebih baik jika dibandingkan skrining yang dilakukan di klinik. Selain
skrining lengkap ini, mungkin ditemukan masalah pada satu area perkembangan
spesifik yang dlidentifiksi oleh orangtua atau abnormal pada skrining dengan
Denver lI atau dengan alat skrining standar lainnya.3
Skrining autisme, direkomendasikan untuk semua anak usia 18 sampai 24 bulan.
Meskipun terdapat beberapa alat, banyak dokter anak yang menggunakan
Modified Checklist for Autisme in Toddlers (M-CHAT). M-CHAT merupakan
kuesioner yang terdiri dari 23 pertanyaan tentang periaku yang khas yang
ditanyakan kepada orangtua, beberapa pertanyaan lebih prediktif autisme atau
beberapa pertanyaan lainnya lebih dari dua perilaku prediktif atau 3 perilaku total
25

maka perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut untuk membedakan perilaku yang
masih merupakan variasi normal dari anak yang memerlukan rujukan untuk
pemeriksaan definitif.3
Skrining Bahasa, berhubungan dengan perkembangan kognitif pada usia dini.
Meskipun bahasa ekspresif adalah komponen bicara yang paling tampak, tetapi
perkembangan dramatis bahasa dalam satu tahun pertama melibatkan pengenalan
dan pemahaman (bahasa reseptif).
Jika ditemukan keterlambatan bahasa, yang pertama kali perlu disingkirkan
adalah adanya gangguan pendengaran. Pelaksanaan skrining pendengaran dapat
mendeteksi kelainan pendengaran pada periode neonatus sehingga memungkinkan
intervensi dini. Gagap sering dijumpai pada anak usia 3 sampai 4 tahun. Kecuali
jika gagapnya cukup berat atau disertai dengan tik atau postur yang abnormal atau
timbul setelah usia 4 tahun, orangtua harus dijelaskan bahwa hal ini masih normal
dan bersifat sementara sehingga orangtua harus tenang dan sabar.3
Pada usia 6 tahun sampai remaja, evaluasi perkembangan biasanya diawali
dengan evaluasi prestasi anak di sekolah (pencapaian akademik dan perilaku).
Evaluasi juga termasuk tentang kekhawatiran yang diajukan oleh guru atau
konselor, pelatih, pemimpin atau pemuka agama. Pemeriksaan perkembangan
seperti di atas adalah diluar ruang lingkup perawatan dokter anak umum. Dokter
seharusnya menjadi koordinator pemeriksaan dan evaluasi yang dilakukan oleh
spesialis lain (misalnya psikolog atau profesional pendidikan lainnya).3
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
Formulir KPSP adalah alat instrumen yang digunakan untuk mengetahui
perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.4
Cara menggunakan KPSP:
Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang digunakan adalah yang lebih
kecil dari anak usia Contoh: bayi umur umur 7 bulan maka yang digunakan adalah
KPSP 6 bulan. Bila anak ini kemudian sudah berumur 9 bulan yang diberikan
adalah KPSP 9 bulan.4
1) Tentukan umur anak dengan menjadikannya dalam bulan.
Bila umur anak lebh dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.
26

2) Setelah menentukan umur anak pilih KPSP yang sesuai dengan umur
anak.
3) KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu:
 Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak. Contoh:
"dapatkah bayi makan kue sendiri?
 Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk
melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP
4) Baca dulu dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang ada. Bila tidak jelas
atau ragu-ragu tanyakan lebih lanjut agar mengerti sebelum melaksanakan.
5) Pertanyaan dijawab berurutan satu persatu.
6) Setiap pertanyaan hanya mempunyai satu jawaban YA atau TIDAK
7) Teliti kembali semua pertanyaan dan jawaban. 4

Interpretasi Hasil KPSP

1) Hitung jawaban Ya (bila djawab bisa atau sering atau kadang-kadang)


2) Hitung jawaban Tidak (bila jawaben belum pernah atau tidak pernah)
3) Bila jawaban YA 9-10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan
perkembangan (S)
4) Bila jawaban YA 7 atau 8 perkembangan anak meragukan (M)
5) Bila jawaban YA 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P)
6) Rincilah jawaban TIDAK pada nomer berapa saja

Untuk Anak dengan Perkembangan SESUAI (S)

1) Orangtua/pengasuh anak sudah mengasuh anak dengan baik


2) Pola asuh anak selanjutnya terus lakukan sesuai dengan bagan stimulasi
sesuaikan dengan umur dan kesiapan anak
3) Keterlibatan orangtua sangat baik dalam tiap kesempatan stimulasi. Tidak
usah mengambil momen khusus. Laksanakan stimulasi sebagai kegiatan
sehari-hari yang terarah.
4) Ikutkan anak setiap ada kegiatan Posyandu.4
27

Untuk Anak dengan Perkembangan MERAGUKAN (M)

1) Konsultasikan nomer jawaban tidak, mintalah jenis stimulasi apa yang


diberikan lebih sering
2) Lakukan stimulasi intensif selama 2 minggu untuk mengejar
ketertinggalan anak
3) Bila anak sakit lakukan pemeriksaan kesehatan pada dokter atau dokter
anak. Tanyakan adakah penyakit pada anak tersebut yang menghambat
perkembangannya
4) Lakukan KPSP ulang setelah 2 minggu menggunakan daftar KPSP yang
sama pada saat anak pertama dinilai
5) Bila usia anak sudah berpindah golongan dan KPSP yang pertama sudah
bisa semua dilakukan. Lakukan lagi untuk KPSP yang sesuai umur anak.
28
29
30
31
32
33
34
35

4. Manajemen tumbang anak ( biopsisosial)

A. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan

1.Fisiologi tumbuh kembang

Pola tumbuh kembang secara normal antara anak yang satu dengan yang
lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi banyak
faktor (Nursalam, 2005). Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang
mempengaruhi tumbuh kembang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.5
36

1) Faktor Dalam (Internal)

a) Genetika

Faktor genetik akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan


kematangan tulang, alat seksual, serta saraf, sehingga merupakan modal dasar
dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang, yaitu :

i. Perbedaan ras, etnis, atau bangsa

ii. Keluarga

iii. Umur

iv. Jenis Kelamin

v. Kelainan Kromosom

b) Pengaruh hormon

Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin
berumur 4 bulan. Pada saat itu, terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon yang
berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang
dikeluarkan oleh kelenjar pituitary. Selain itu, kelenjar tiroid juga menghasilkan
kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta maturasi tulang, gigi, dan
otak.5

2) Faktor eksternal (lingkungan)

Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga


yaitu pranatal, kelahiran, dan pascanatal.

a) Faktor pranatal (selama kehamilan),meliputi :

i. Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama selama
trimester akhir kehamilan.

ii. Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan
kelainan congenital misalnya club foot.
37

iii. Toksin/zat kimia, radiasi

iv. Kelainan endokrin

v. Infeksi TORCH atau penyakit menular seksual

vi. Kelainan imunologi

vii. Psikologis ibu

b) Faktor kelahiran

Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat


menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan
jaringan otak.5

c) Faktor pascanatal

Seperti halnya pada masa pranatal, faktor yang berpengaruh terhadap


tumbuh kembang anak adalah gizi, penyakit kronis/kelainan kongenital,
lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan
pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan.5

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum dibagi


menjadi 3 kebutuhan dasar yaitu:

1. Kebutuhan fisik-biomedis (”ASUH”)

Meliputi:

- pangan/gizi

- perawatan kesehatan dasar: imunisasi, pemberian ASI,

penimbangan yang teratur, pengobatan

- pemukiman yang layak

- kebersihan perseorangan, sanitasi lingkungan

- pakaian
38

- rekreasi, kesegaran jasmani

- dll.5

2. Kebutuhan emosi/kasih sayang (”ASIH”)

Kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat dan
kepercayaan dasar untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik,
mental, atau psikososial.5

3. Kebutuhan akan stimulasi mental (”ASAH”)

Stimulasi mental mengembangkan perkembangan kecerdasan,


kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas dan
sebagainya.

Anak yang mendapat ASUH, ASIH, dan ASAH yang memadai akan
mengalami tumbuh kembang yang optimal sesuai dengan potensi genetik yang
dimilikinya. Setiap anak akan melalui setiap tahapan tumbuh kembang yang
mempunyai ciri tersendiri, yaitu:

1. Masa pranatal

2. Masa bayi: usia 0 - 1 tahun

3. Masa pra-sekolah: usia 1 – 6 tahun

4. Masa sekolah: usia 6 – 18/20 tahun

a. Masa pra-remaja: usia 6 – 8/10 tahun

b. Masa remaja: 8/10 – 18/20 tahun

PERTUMBUHAN FISIK

1. Pertumbuhan janin dalam kandungan

Pertumbuhan pada masa janin merupakan pertumbuhan yang paling pesat


yang dialami seseorang dalam hidupnya. Janin tumbuh dari berat 0,0000175 gram
menjadi 3700 gram, dan panjang badan dari 0,01 menjadi 50 cm.
39

2. Pertumbuhan setelah lahir

Indikator pertumbuhan:

1. Berat badan
Berat badan lahir rata-rata 3,4 kg (2,7-4,1 kg)
Bayi yang dilahirkan cukup bulan akan kehilangan berat badannya selama
3-4 hari pertama dan akan kembali sama dengan berat badan lahir pada hari ke-8-
9. Berat badan meningkat:
2 x berat badan lahir pada umur 5 bulan,
3 x berat badan lahir pada umur 1 tahun,
4 x berat badan lahir pada umur 2½ tahun
Penambahan berat badan
6 bl ke-1 : 0,5-1,0 kg/bl
6 bl ke-2 : 0,3-0,5 kg/bl
1-2 th : 0,2 kg/bl
2. Tinggi Badan
Rata-rata tinggi (panjang) badan lahir + 50 cm
Panjang badan meningkat 1½ x panjang badan pada umur 1 tahun
Penambahan panjang badan:
Umur 6 bl ke-1 : 2,5 cm/bl
6 bl ke-2 : 1,25 cm/bl
1-7 th : 7,5 cm/th5
3. Lingkar Kepala
Rata-rata lingkar kepala lahir 33,0 - 35,6 cm
Pada tahun ke-1, lingkar kepala menjadi 44,4 - 46,9 cm (  + 10 cm)
Pada tahun ke-2 menjadi 46,9 - 49,5 cm ( + 2,5 cm)
Pada tahun ke-3 menjadi 47,7 - 50,8 cm ( + 1,25 cm)
4. Erupsi gigi
Gigi pertama tumbuh pada umur 5 – 9 bulan dan gigi susu yang berjumlah
20 buah biasanya telah tumbuh seluruhnya pada umur 2,5 th.
40

PERKEMBANGAN ANAK
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena
pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini kemampuan berbahasa,
kreativitas, sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan
merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-
dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini.5

Deteksi dini perkembangan anak dilakukan dengan cara pemeriksaan


perkembangan secara berkala, apakah sesuai dengan umur atau telah terjadi
penyimpangan dari perkembangan normal. Empat parameter yang dipakai dalam
menilai perkembangan anak adalah:

1. Gerakan motorik kasar (pergerakan dan sikap tubuh).

2. Gerakan motorik halus (menggambar, memegang suatu benda dll).

3. Bahasa (kemampuan merespon suara, mengikuti perintah, berbicara

spontan).

4. Kepribadian/tingkah laku (bersosialisasi dan berinteraksi dengan

lingkungannya).

Tahap-Tahap Tumbuh Kembang Anak

Pada dasarnya manusia dalam kehidupannya mengalami berbagai tahapan


tumbuh kembang dan setiap tahap mempunyai ciri tertentu. Tahapan tumbuh
kembang yang paling memerlukan perhatian adalah pada masa anak-anak
(Nursalam, 2005).
41

Menurut Nursalam (2005), ada beberapa tahapan tumbuh kembang pada


masa anak-anak. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Masa Pranatal
Kehidupan bayi pada masa prenatal dikelompokkan menjadi dua periode
yaitu :
a) Masa embrio yang dimulai sejak konsepsi sampai kehamilan 8 minggu. Ovum
yang telah dibuahi akan datang dengan cepat menjadi suatu organisme yang
berdeferensiasi secara pesat untuk membentuk berbagai sistem organ tubuh.
b) Masa fetus yang dimulai sejak kehamilan 9 minggu sampai masa kelahiran.
Masa fetus terbagi menjadi dua. Yang pertama adalah masa fetus dini (usia 9
minggu sampai trimester dua), dimana terjadi percepatan pertumbuhan dan
pembentukan manusia sempurna serta alat tubuh mulai berfungsi. Yang kedua
adalah masa fetus lanjut (trimester akhir) yang ditandai dengan pertumbuhan tetap
yang berlangsung cepat disertai dengan perkembangan fungsi-fungsi.5
2) Masa Neonatal
Masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah,
serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh. Saat lahir, berat badan normal dari
bayi yang sehat berkisar antara 2500-4000 gram, panjang badan berkisar 50 cm
dan berat otak sekitar 350 gram. Selama 10 hari pertama biasanya terdapat
penurunan berat badan sekitar 10% dari berat badan lahir, kemudian berat badan
bayi akan berangsur-angsur mengalami kenaikan.5
Masa neonatal ini, refleks-refleks primitif yang bersifat fisiologis akan
muncul. Diantaranya adalah refleks moro, yaitu refleks merangkul, yang akan
hilang pada usia 3-5 bulan, refleks menghisap (sucking refleks); refleks menoleh
(rooting refleks); refleks mempertahankan posisi leher/kepala (tonick neck
refleks); refleks memegang (palmar graps refleks) yang akan menghilang pada
usia 6-8 tahun. Refleks-refleks tersebut terjadi secara simetris dan akan
menghilang seiring dengan bertambahnya usia. Fungsi pendengaran dan
penglihatan juga mulai berkembang.5
42

3) Masa bayi 1-12 bulan


Pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara cepat. Pada umur 5 bulan
berat badan anak sudah 2 kali lipat berat badan lahir, sementara pada umur 1
tahun berat badannya sudah menjadi 3 kali lipat. Sedangkan untuk panjang badan,
pada umur 1 tahun sudah menjadi satu setengah kali panjang badan saat lahir.
Pertambahan lingkar kepala juga pesat. Pada 6 bulan pertama, pertumbuhan
lingkar kepala sudah mencapai 50%. Oleh karena itu, diperlukan pemberian gizi
yang baik, yaitu dengan memperhatikan prinsip menu gizi seimbang.5
Pada tiga bulan pertama, anak berusaha mengelola koordinasi bola mata
untuk mengikuti suatu obyek, membedakan seseorang dengan benda, senyum
naluri dan bersuara. Terpenuhinya rasa aman dan kasih sayang yang cukup
mendukung perkembangan yang optimal pada masa ini. Pada posisi telungkup,
anak berusaha mengangkat kepala. Jika tidur telentang, anak lebih menyukai sikap
memiringkan kepala ke samping.5
Pada tiga bulan kedua, anak mampu mengangkat kepala dan menoleh ke
kiri-kanan saat telungkup. Setelah usia lima bulan anak mampu membalikkan
badan dari posisi telentang ke telungkup dan sebaliknya, berusaha meraih benda-
benda di sekitarnya untuk dimasukkan ke mulut. Anak mampu tertawa lepas pada
suasana yang menyenangkan, misalnya diajak bercanda, sebaliknya akan
menangis pada suasana yang tidak menyenangkan.5
Pada enam bulan kedua, anak mulai bergerak memutar pada posisi
telungkup untuk menjangkau benda-benda di sekitarnya. Sekitar usia sembilan
bulan, anak bergerak merayap atau merangkak dan mampu duduk sendiri tanpa
bantuan. Apabila dibantu berdiri, anak berusaha untuk melangkah sambil
berpegangan. Koordinasi jari telunjuk dan ibu jari lebih sempurna sehingga anak
dapat mengambil benda dengan menjepitnya. Kehadiran orang asing akan
membuatnya cemas (stranger anxiety), demikian juga perpisahan dengan ibunya.
Anak suka sekali bermain “ci-luk-ba”. Pada usia 9 bulan-1 tahun, anak mampu
melambaikan tangan, bermain bola, memukulmukul mainan dan memberikan
benda yang dipegang bila diminta.
43

Berdasarkan teory psikososial (Erikson), anak berada pada tahap percaya


dan tidak percaya , sehingga lingkungan dalam hal ini orang tua yang
memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup, akan menumbuhkan rasa
percaya diri anak. Sedangkan menurut teori psikoseksual (Sigmund Freud), anak
berada pada fase oral, sehingga segala sesuatu yang dipegangnya cenderung
dimasukkan ke dalam mulut. Oleh karena itu, orang tua harus memperhatikan
keamanan dan kebersihan makanan maupun permainan anaknya. Masa ini
merupakan perkembangan interaksi yang menjadi dasar persiapaan untuk menjadi
anak yang lebih mandiri.5
Kegagalan untuk memperoleh perkembangan interaksi yang positif dapat
menyebabkan terjadinya kelainan emosional dan sosialisasi pada masa
mendatang. Oleh karena itu diperlukan hubungan yang mesra antara ibu (orang
tua) dan anak.
4) Masa Balita (1-3 tahun)
Pada masa ini, pertumbuhan fisik anak relatif lebih lambat dibandingkan
dengan masa bayi, tetapi perkembangan motoriknya berjalan lebih cepat. Anak
sering mengalami penurunan nafsu makan dan anak mulai belajar jalan. Pada
mulanya, anak berdiri tegak dan kaku, kemudian berjalan dengan berpegangan.
Sekitar usia 16 bulan, anak mulai belajar berlari dan menaiki tangga, tetapi masih
kelihatan kaku. Oleh karena itu anak perlu diawasi, karena dalam beraktivitas
anak tidak memperhatikan bahaya. Pada masa ini, anak bersifat egosentris yaitu
mempunyai sifat keakuan yang kuat sehingga segala sesuatu yang disukainya
dianggap sebagai miliknya. Apabila anak menginginkan mainan kepunyaan
temannya, sering ia akan merebutnya karena dianggap miliknya.
Menurut teori Erikson, anak berada pada fase mandiri dan malu/ragu-
ragu. Hal ini terlihat dengan berkembangnya kemampuan anak, yaitu dengan
belajar untuk makan atau berpakaian sendiri. Apabila orang tua tidak mendukung
upaya anak untuk belajar mandiri, maka hal ini dapat menimbulkan rasa malu/rasa
ragu akan kemampuannya, misalnya orang tua yang selalu memanjakan anak dan
mencela aktivitas yang telah dilakukan oleh anak. Pada masa ini, sudah sampai
waktunya anak dilatih untuk buang air besar atau buang air kecil pada tempatnya
44

(toilet training). Anak juga dapat menunjuk beberapa bagian tubuhnya, menyusun
2 kata, dan mengulang kata-kata baru. Pada masa ini, anak perlu dibimbing
dengan akrab, penuh kasih sayang, tetapi juga tegas, sehingga anak tidak
mengalami kebingungan. Jika orang tua mengenal kebutuhan anak, maka anak
akan berkembang perasaan otonominya sehingga anak dapat mengendalikan otot-
otot dan rangsangan lingkungan.
5) Masa Pra sekolah akhir (3-5 tahun)
Pada masa ini, pertumbuhan gigi susu sudah lengkap. Pertumbuhan fisik
relatif pelan, naik turun tangga sudah dapat dilakukan sendiri. Demikian pula
halnya dengan berdiri satu kaki secara bergantian atau melompat. Anak mulai
berkembang superegonya (suara hati), yaitu merasa bersalah bila ada tindakannya
yang keliru.
Menurut teori Erikson, pada usia tersebut anak berada pada fase inisiatif
dan rasa bersalah. Pada masa ini, anak berkembang rasa ingin tahu (courius) dan
daya imaginasinya, sehingga anak banyak bertanya mengenai segala sesuatu di
sekelilingnya yang tidak diketahuinya. Sedangkan menurut teori Sigmund Freud,
anak berada pada fase phalik, dimana anak mulai mengenal perbedaan jenis
kelamin perempuan dan laki-laki. Anak juga mengidentifikasikan figus atau
perilaku orang tua sehingga mempunyai kecenderungan meniru tingkah laku
orang dewasa di sekitarnya. Anak juga mulai mengenal cita-cita, belajar
menggambar, menulis mengenal angka serta bentuk/warna benda (Soetjiningsih,
2002).
2. Gangguan tumbuh kembang

Dalam buku Pedoman Pembinaan Perkembangan Anak Di Keluarga yang


disusun oleh Direktorat Bina Kesehatan Keluarga, masalah-masalah/gangguan
pada masa kecil atau kelainan yang dibawa sejak lahir sering mengakibatkan
hambatan pada perkembangan anak (Direktorat Bina Kesehatan Keluarga, 1992).
Masalah tumbuh kembang yang sering timbul :
45

1) Gangguan pertumbuhan fisik

Untuk mengetahui masalah tumbuh kembang fisik pada anak, perlu


pemantauan yang kontinue. Dengan pemantauan berat badan, tinggi badan,
lingkar kepala, umur tulang dan pertumbuhan gigi, maka dapat diketahui adanya
suatu kelainan tumbuh kembang fisik seorang anak seperti : obesitas atau kelainan
hormonal, perawakan pendek akibat kelainan endokrin dan kurang gizi,
pertumbuhan/erupsi gigi terlambat yang disebabkan oleh hipotiroid,
hipoparatiroid, keturunan dan idiopatik, serta gangguan penglihatan dan
pendengaran.

2) Gangguan perkembangan motorik


Perkembangn motorik yang lambat dapat disebabkan oleh :
a) Faktor keturunan
b) Faktor lingkungan
c) Faktor kepribadian
d) Retardasi mental
e) Kelainan tonus otot
f) Obesitas
g) Penyakit neuromuscular
h) Buta
3) Gangguan perkembangan bahasa
Gangguan perkembangan bahasa pada anak dapat diakibatkan berbagai
faktor yaitu adanya faktor genetik, gangguan pendengaran, intelegensi rendah,
kurangnya interaksi anak dengan lingkungan, maturasi yang terlambat, faktor
keluarga, kembar, psikosis, gangguan lateralisasi, masalah-masalah yang
berhubungan dengan disleksia dan afasia.
4) Gangguan fungsi vegetatif
a) Gangguan makan
b) Gangguan fungsi eliminasi
c) Gangguan tidur
d) Gangguan kebiasaan
46

e) Kecemasan
Kecemasan pada umumnya merupakan bagian dari perkembangan.
Tetapi bila kecemasan ini berlebihan sehingga mempunyai efek terhadap
interaksi sosial dan perkembangan anak, maka merupakan hal yang
patologis yang memerlukan suatu intervensi.

5) Gangguan suasana hati (mood disorders)


Gangguan tersebut antara lain adalah major depression yang ditandai
dengan disforia, kehilangan minat, sukar tidur, sukar konsentrasi, dan nafsu
makan yang terganggu.
6) Bunuh diri dan percobaan bunuh diri
Bunuh diri sering merupakan penyelesaian masalah psikologi dan
lingkungan bagi remaja.
7) Gangguan kepribadian yang terpecah (disruptive behavioural disorders)
Kelainan ini mungkin sebagai akibat dari frustasi dan kemarahan.
8) Gangguan perilaku seksual
Gangguan perilaku seksual antara lain transseksualism, transventism,
dan homoseksual.
9) Gangguan perkembangan pervasif dan psikosis pada anak
Meliputi autisme (gangguan komunikasi verbal dan non verbal,
gangguan perilaku dan interaksi sosial), Asperger (gangguan interaksi
sosial, perilaku yang terbatas dan diulang-ulang, obsesif), childhood
disintegrative disorder (demensia heller), dan kelainan Rett (kelainan x-
linked dominan pada anak perempuan).
10) Disfungsi neurodevelopmental pada anak usia sekolah
Disfungsi susunan saraf pusat sering disertai dengan kemampuan
akademik yang di bawah normal, kelainan perilaku dan masalah dalam
interaksi sosial.
11) Kelainan saraf dan psikiatrik akibat dari trauma otak
Trauma otak meningkatkan resiko gangguan intelektual maupun
psikiatris, terutama bila trauma berat.
47

12) Penyakit psikosomatik


Konflik psikologik yang dapat memberikan gejala somatik disebut
psikosomatik. Contohnya adalah kelainan konversi, hipokondriasis, sindrom
Munchausen by proxy, reflex sympathetic dystrophy (Soetjiningsih dkk,
2002).
3.Diagnosis tumbuh kembang
Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
1) Deteksi Pertumbuhan dan standar normalnya
Menurut Nursalam (2005) parameter untuk pertumbuhan yang sering
digunakan dalam pedoman deteksi tumbuh kembang anak balita adalah :
a) Ukuran antropometri
i. Berat badan
Pedoman perkiraan berat badan menurut Behrman (1992), yaitu :
1. Berat badan lahir rata-rata : 3,25 kg
2. Berat badan usia 3-12 bulan, menggunakan rumus :
[Umur (bulan) + 9 ] / 2 = [n + 9] / 2
3. Berat badan usia 1-6 tahun, menggunakan rumus :
[Umur (tahun) × 2] + 8 = 2n + 8
Keterangan : n adalah usia anak.
ii. Tinggi badan
Seperti halnya berat badan, tinggi badan juga dapat diperkirakan
berdasarkan rumus dari Behrman (1992), yaitu:
1. Perkiraan panjang lahir : 50 cm
2. Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 × panjang badan lahir
3. Perkiraan tinggi badan usia 2-12 tahun = (umur × 6) + 77 = 6n + 77
Keterangan : n adalah usia anak dalam tahun, bila usia lebih 6 bulan
dibulatkan ke atas, bila usia anak 6 bulan atau kurang dihilangkan.
iii. Lingkar kepala
Secara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap relatif
konstan dan tidak dipengaruhi oleh faktor ras, bangsa, dan letak geografis. Saat
lahir, ukuran lingkar kepala normalnya adalah 34-35 cm. Kemudian akan
48

bertambah sebesar ± 0,5 cm / bulan pada bulan pertama atau menjadi ±44 cm.
pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan kepala paling cepat dibandingkan pada
tahap berikutnya, kemudian tahuntahun pertama lingkar kepala bertambah
tidak lebih dari 5 cm per tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala
hanya bertambah ± 10 cm. Pengukuran lingkar kepala lebih sulit untuk
dilakukan bila dibandingkan dengan ukuran antropometri lainnya dan jarang
dilakukan pada balita, kecuali apabila ada kecurigaan akan pertumbuhan yang
tidak normal. Namun alat yang dibutuhkan cukup sederhana, yaitu dengan pita
pengukuran (meteran).
iv. Lingkar lengan atas (Lila)

Ukuran lingkar lengan atas mencerminkan pertumbuhan jaringan lemak


dan otot yang tidak terpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dan berguna untuk
menilai keadaan gizi dan pertumbuhan anak prasekolah. Keuntungan dari
pengukuran lingkar lengan atas adalah murah, mudah, alatnya bisa dibuat
sendiri, dan siapa saja yang melakukannya. Namun, kadangkadang hasil
pengukuran kurang akurat karena sukar untuk mengukur lila tanpa menekan
jaringan. Pada praktiknya, pengukuran lila jarang digunakan kecuali ada
gangguan pertumbuhan atau gangguan gizi yang berat, sehingga pengukuran
lila hanya efektif pada usia di bawah 3 tahun (usia prasekolah).
v. Lipatan kulit
Tebalnya lipatan kulit pada daerah triceps dan subskapular merupakan
refleksi pertumbuhan jaringan lemak di bawah kulit yang mencerminkan
kecukupan energi. Apabila anak mengalami defisiensi kalori, maka lipatan
kulit menipis, lipatan tersebut akan menebal bila anak kelebihan energi.
b) Keseluruhan fisik
Berkaitan dengan pertumbuhan, hal-hal yang dapat diamati dari
pemeriksaan fisik adalah :
i. Keseluruhan fisik
Dilihat bentuk tubuh, perbandingan kepala, tubuh dan anggota gerak, ada
tidaknya odema, anemia, dan ada tanda gangguan lainnya.
ii. Jaringan otot
49

Dapat dilihat dengan cubitan tebal pada lengan atas, pantat, dan paha
untuk mengetahui lemak subcutan.
iii. Jaringan lemak
Diperiksa dengan cubitan tipis pada kulit di bawah triceps dan
subskapular.
iv. Rambut
Perlu diperiksa pertumbuhannya, tebal / tipisnya rambut, serta apakah akar
rambut mudah dicabut atau tidak.
v. Gigi geligi
Perlu diperhatikan kapan tanggal dan erupsi gigi susu atau gigi permanen.
c) Pemeriksaan laboratorium dan radiologis
Pemeriksaan laboratorium dan radiologis baru dilakukan di klinik apabila
terdapat gejala atau tanda akan adanya suatu gangguan / penyakit, misalnya
anemia atau pertumbuhan fisik yang tidak normal. Pemeriksaan laboratorium
yang sering adalah pemeriksaan darah untuk kadar Hb, serum protein (albumin
dan globulin), dan hormon pertumbuhan.
Pemeriksaan radiologis dilakukan terutama untuk menilai umur biologis,
yaitu umur tulang (boneage). Biasanya, hal tersebut dilakukan bila ada kecurigaan
akan adanya gangguan pertumbuhan. Bagian tulang yang biasanya di rontgen
adalah tulang radius sebelah kiri.
2) Deteksi Perkembangan
Menurut Frankerburg (1981) yang dikutip oleh Soetjiningsih (1995),
terdapat empat aspek perkembangan anak balita, yaitu :
a) Kepribadian/tingkah laku social (personal social), yaitu aspek yang
berhubungan dengan kemampuan untuk mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungan.
b) Motorik halus (fine motor adaptive), yaitu aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak untuk mengamati sesuatu dan melakukan gerakan yang
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan otot-otot kecil, memerlukan
koordinasi yang tepat, serta tidak memerlukan banyak tenaga, misalnya
memasukkan manik-manik ke dalam botol, menempel dan menggunting.
50

c) Motorik kasar (gross motor), yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan
dan sikap tubuh yang melibatkan sebagian besar tubuh karena dilakukan oleh
otot-otot yang lebih besar sehingga memerlukan cukup tenaga, misalnya berjalan
dan berlari.
d) Bahasa (language), yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk
memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara secara
spontan. Pada masa bayi, kemampuan bahasa bersifat pasif, sehingga pernyataan
akan perasaan atau keinginan dilakukan melalui tangisan atau gerakan. Semakin
bertambahnya usia, anak akan menggunakan bahasa aktif, yaitu dengan berbicara.
Aspek-aspek perkembangan tersebut merupakan modifikasi dari tes/skrining
perkembangan yang ditemukan oleh Frankerburg, yang dikenal dengan Denver
Development Screening Test (DDST), yaitu salah satu test atau metode skrining
yang sering digunakan untuk menilai perkembangan anak mulai usia 1 bulan
sampai 6 tahun. Perkembangan yang dinilai meliputi perkembangan personal
sosial, motorik halus, motorik kasar dan bahasa pada anak (Nursalam dkk, 2005).
Pada buku petunjuk program BKB (Bina Keluarga dan Balita)
perkembangan balita dibagi menjadi 7 aspek perkembangan, yaitu
perkembangan :
a) Tingkah laku sosial
b) Menolong diri sendiri
c) Intelektual
d) Gerakan motorik halus
e) Komunikasi pasif
f) Komunikasi aktif
g) Gerakan motorik kasar
Banyak “milestone” perkembangan anak yang penting dalam mengetahui
taraf perkembangan seorang anak (yang dimaksud dengan “milestone”
perkembangan adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai anak pada umur
tertentu), misalnya :
a) 4-6 minggu : tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu.
51

b) 12-16 minggu: menegakkan kepala, tengkurap sendiri, menoleh ke arah suara,


memegang benda yang ditaruh di tangannya.
c) 20 minggu : meraih benda yang didekatkan kepadanya
d) 26 minggu : Dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya,
duduk dengan bantuan kedua tangannya ke depan, makan biskuit sendiri.
e) 9-10 bulan : Menunjuk dengan jari telunjuk, memegang benda dengan ibu jari
dan telunjuk, merangkak, bersuara da… da…
f) 13 bulan : berjalan tanpa bantuan, mengucapkan kata-kata tunggal
Dengan mengetahui berbagai “milestone”, maka dapat diketahui apakah
seorang anak perkembangannya terlambat ataukah masih dalam batas-batas
normal. Kalau ada kecurigaan dapat dilakukan tes skrining (deteksi dini) dan
intervensi dini agar tumbuh kembang anak dapat lebih optimal, antara lain dengan
DDST (Denver Development Screening Test) yaitu meliputi :
a) Motorik kasar
i. Berdiri pada satu kaki selama 1 detik
ii. Lompat di tempat
iii. Naik sepeda roda 3 (tiga)
iv. Lompatan lebar
v. Berdiri pada satu kaki selama 5 detik
b) Motorik halus
i. Mencoret sendiri
ii. Menata dari 4 kubus
iii. Menata dari 8 kubus
iv. Meniru garis vertikal dalam batas 300
v. Mengeluarkan manik-manik dari botol sendiri
vi. Mengeluarkan manik-manik dari botol dengan contoh
vii. Mengikuti membuat +
viii. Mengikuti membuat O
ix. Meniru jembatan
x. Membedakan garis panjang (3 dari 3 atau 5 dari 6).
c) Personal sosial
52

i. Memakai baju
ii. Mencuci dan menyeka tangan dengan lap
iii. Mudah dipisahkan dari ibu
iv. Bermain dengan anak lain
v. Mengancing baju
vi. Memakai baju dengan pengawasan
vii. Memakai baju tanpa bantuan
Berdasarkan buku Pedoman Deteksi Tumbuh Kembang yang disusun oleh
Departemen Kesehatan RI, tes perkembangan yang dapat dilakukan adalah
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP), Kuesioner Perilaku Anak
Prasekolah (KPAP), Tes Daya Lihat dan tes kesehatan mata (TDL), serta Tes
Daya Dengar anak (TDD) (Depkes RI, 1996).
4. Upaya peningkatan kualitas
Tumbuh kembang anak merupakan hasil interaksi faktor genetik dan
faktor lingkungan, baik lingkungan sebelum anak dilahirkan maupun lingkungan
setelah anak itu lahir.
FAKTOR PRALAHIR
Supaya janin selama dikandung dapat tumbuh dengan baik, harus dijaga
agar setiap kelainan diketahui sedini mungkin dengan melakukan pemeriksaan
kehamilan yang teratur. Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian diantaranya:
1. Gizi ibu pada waktu hamil
Kenaikan berat badan wanita hamil yang baik selama kehamilan adalah 10
– 12,5 kg, supaya pada saat lahir berat badan bayi tidak rendah. Berat badan bayi
rendah selain menyebabkan tingginya jumlah bayi yang sakit/meninggal, juga
lebih beresiko buruk terhadap tumbuh kembang anak selanjutnya. Untuk
mencapai hal tersebut dianjurkan pada ibu hamil untuk meningkatkan kalori
makanan yang dimakan dengan tambahan sekitar satu porsi makanan lebih banyak
daripada sebelum hamil dan juga yang mengandung gizi lengkap. Juga ditambah
vitamin-vitamin yang terutama mengandung zat besi supaya ibu tidak menderita
anemia yang juga akan berpengaruh buruk pada janin yang dikandungnya.
53

2. Penyakit pada ibu


Hampir semua penyakit berat yang diderita ibu pada saat hamil dapat
mengakibatkan keguguran, lahir mati, atau berat badan bayi rendah. Juga
beberapa dapat menyebabkan infeksi pada janin, gangguan pertumbuhan janin,
bahkan cacat bawaan. Infeksi yang sering menyebabkan cacat bawaan, yang
terkenal adalah TORCH (Toksoplasosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes
simplex), yang lainnya yang juga berpengaruh adalah cacar air, hepatitis,
campak, dan lain-lain. Selain yang tersebut diatas beberapa penyakit ibu yang
berpengaruh buruk pada janin diantaranya adalah hipertensi, penyakit jantung,
ginjal, asma, kencing manis. Oleh karena itu dianjurkan sebelum dan selama
hamil ibu memeriksakan kesehatannya secara teratur.
FAKTOR PADA SAAT LAHIR
Persalinan yang berjalan mulus tanpa komplikasi pada bayinya akan
memberi dampak yang baik bagi tumbuh kembang anak di kemudian hari.
Karena berbagai komplikasi persalinan seperti anak tidak segera menangis saat
lahir (asfiksia), trauma lahir, dapat mengakibatkan kelainan tumbuh kembang.
Oleh karena itu perawatan pralahir sangat penting, dengan perawatan pralahir
yang baik, akan dapat dilakukan tindakan secara lebih awal sehingga bayi lahir
dengan selamat.
FAKTOR SETELAH LAHIR
Bagaimana caranya untuk medapatkan anak yang sehat? Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan diantaranya:
1. Gizi anak
Makanan memegang peranan amat penting dalam tumbuh kembang
anak, karena anak sedang tumbuh sehingga kebutuhannya berbeda dengan
orang dewasa. Pemberian ASI sangat penting bagi bayi karena selain nilai
gizinya yang tinggi, terdapat zat-zat kekebalan yang melindungi anak dari
berbagai macam infeksi. Disamping itu dengan menyusui akan mendekatkan
hubungan anak-ibu. Sentuhan serta belaian ibu saat bayi berada dalam
dekapannya memberikan rasa aman sehingga menenangkan bayi. ASI adalah
makanan terbaik yang dapat memenuhi kebutuhan gizi untuk tumbuh kembang
54

bayi dibulan-bulan pertama kehidupannya. Dianjurkan pemberian ASI saja


tanpa makanan apapun pada bayi sampai 6 bulan (ASI ekslusif).
Bila kondisi ASI ibu (jumlah dan kualitasnya) tidak memenuhi
kebutuhan gizi bayi, yang ditandai dengan kenaikan berat badan yang tidak
adekuat, maka perlu diberikan pengganti ASI (PASI) untuk bayi usia dibawah
4 bulan, dan makanan pendamping ASI (M-PASI) untuk bayi usia diatas 4
bulan.5

Pengaturan makanan selanjutnya harus disesuaikan dengan usia anak.


Makanan harus mengandung energi dan semua zat gizi (karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral) yang dibutuhkan pada tingkat usianya. Pemberian
makanan pendamping harus bertahap dan bervariasi dari mulai bentuk bubur
cair ke bentuk bubur kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan
lembek dan akhirnya makanan padat. Pada usia 1-2 tahun perlu diperkenalkan
pola makanan dewasa secara bertahap dengan menu seimbang.5

2. Kesehatan anak

Kesehatan anak harus mendapat perhatian dari orang tua, yaitu dengan
cara segera membawa anaknya yang sakit ke tempat pelayanan kesehatan yang
terdekat. Anak yang sehat pada umumnya akan tumbuh dan berkembang
dengan baik.5

Monitoring pertumbuhan anak dengan KMS, merupakan usaha untuk


mencegah terjadinya gangguan pertumbuhan pada anak. Sebaiknya anak
sampai umur 3 tahun ditimbang tiap bulan. Dengan KMS kita bisa mengetahui
status kesehatan anak.5

3, Imunisasi

Imunisasi adalah pemberian kekebalan agar anak tidak mudah terserang


atau tertular penyakit. Pemberian imunisasi harus sedini mungkin dan lengkap.
Imunisasi yang wajib diberikan adalah BCG, hepatitis B, polio, DPT, dan
campak, sedangkan yang dianjurkan adalah Hib, MMR, tifoid, hepatitis A, dan
varisela.5
55

4.Stimulasi (perangsangan)

Stimulasi adalah perangsangan (penglihatan, bicara, pendengaran,


perabaan) yang datang dari lingkungan anak. Anak yang mendapat stimulasi
yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang
bahkan tidak mendapat stimulasi.
Memberikan perhatian dan kasih sayang merupakan stimulasi yang
penting pada awal perkembangan anak, misalnya dengan bercakap-cakap,
membelai, mencium, bermain dll. Buku bacaan anak akan menambah
kemampuan berbahasa, berkomunikasi, serta menambah wawasan terhadap
lingkungannya. Bermain dan olah raga (melempar/menangkap bola, melompat,
naik sepeda dll) baik untuk perkembangan motorik dan pertumbuhan otot-otot
tubuh.5
5. Perumahan
Perumahan yang layak, ventilasi dan pencahayaan cukup, tidak penuh
sesak, akan menjamin keselamatan dan kesehatan penghuninya.
6. Sanitasi lingkungan
Kebersihan baik perorangan maupun lingkungan memegang peranan
penting dalam tumbuh kembang anak. Dengan kebersihan yang baik dapat
mencegah/ mengurangi terjadinya penyakit-penyakit kulit, diare, saluran
pernafasan, demam berdarah dll.
7. Keluarga
Suasana damai dan kasih sayang dalam keluarga sangat penting dalam
tumbuh kembang anak.
56

L.O.2. MM Peranan zat gizi pada tumbuh kembang bayi

1. Zat gizi untuk tumbuh kembang bayi

Kecukupan gizi rata-rata bagi anak usia di bawah 3 tahun dengan berat
badan 12 kg dan tinggi badan 89 cm, energi yang dibutuhkan sebanyak 1220
kkl dan kebutuhan protein sebesar 23 gram. Sedangkan pada umur 4-5 tahun
dengan berat badan 18 kg dan tinggi badan 108 cm, energi yang dibutuhkan
sebanyak 1720 kkl dan kebutuhan protein sebesar 32 gram (Pudjiadi, 2003).
Balita merupakan masa peralihan makanan dari makanan pendamping ASI ke
makanan orang dewasa. Namun, pemberiannya juga masih bertahap
disesuaikan dengan kemampuan sistem pencernaan anak dan kebutuhan
gizinya. Di usia ini, saatnya dikenalkan ragam makanan yang sehat dan alami
karena akan menentukan pola makan anak selanjutnya.5

Sesuai dengan kemampuan pencernaan dan kebutuhan gizi, balita dipilah


menjadi dua, yaitu batita (1-3 tahun) dan prasekolah (4-5 tahun). Batita
merupakan konsumen pasif, artinya dia masih menerima saja makanan yang
diberikan orang tuanya. Berikan makan dalam porsi kecil dengan frekuensi
sering (7-8 kali) sehari, terdiri atas tiga kali makan pagi, siang, dan sore, 2-3
kali makan selingan, dan 3-4 kali minum susu. Masingmasing usia ini
memerlukan makanan yang berbeda sesuai tahap perkembangan saluran
pencernaannya dan kebutuhan gizinya. Berbeda dengan batita, anak prasekolah
adalah konsumen aktif sehingga sudah bisa menentukan makanannya sendiri.
Aktivitasnya juga lebih tinggi sehingga kebutuhan energinya lebih banyak
daripada batita. Oleh karena itu, porsi makan diperbesar daripada batita dengan
frekuensi diturunkan menjadi 5-6 kali sehari, terdiri atas 3 kali makan pagi,
siang, dan sore dan 2 kali makan selingan. Susu 2 kali sehari (pagi dan malam
hari) atau dicampurkan pada makanan.5
Sumber Kebutuhan Gizi Balita
Sepanjang usia balita, selera makan dan kebiasaan makan terus
berubah-ubah. Setelah ulang tahun pertama, pertumbuhan melambat dan selera
makan pun cenderung menurun. Pada masa tumbuh kembangnya, gizi
57

seimbang sangat besar pengaruhnya. Pada masa ini otak balita telah siap
menghadapi berbagai stimulasi seperti belajar berjalan dan berbicara lebih
lancar. Balita memiliki kebutuhan gizi yang berbeda dari orang dewasa.
Mereka butuh lebih banyak lemak dan lebih sedikit serat.
Nutrisi yang anak butuhkan berasal dari beras/gandum/umbi, daging, kacang-
kacangan, sayuran, buah, dan dua gelas susu per hari. Tentunya dengan gizi
yang seimbang sehingga dalam sehari tercapai 1.000 s.d. 1.500 kalori. Variasi
ini sangatlah bergantung pada usia, tinggi badan, serta aktivitas anak (dalam
hal ini sekitar 30 menit aktivitas fisik per hari). Pada usia ini, susu masih
merupakan makanan yang penting karena mengandung semua zat gizi dasar
yang dibutuhkan anak yang sedang tumbuh: energi, lemak, karbohidrat,
protein, vitamin dan mineral.5
1) Energi
Seperti halnya mesin, tubuh manusia membutuhkan pasokan energi (atau
kalori) yang terus-menerus. Tanpa energi, fungsi tubuh yang penting tidak
mungkin berjalan. Energi diperoleh dari zat gizi kaya energi yang terdapat
dalam makanan: karbohidrat kompleks, lemak, protein dan gula sederhana.
Kalori yang dibutuhkan balita usia 1-5 tahun adalah sekitar 1300 – 1500 kalori
per hari.5
2) Lemak
Merupakan komponen utama membran sel otak dan selubung myelin
disekeliling saraf otak. Lemak mempengaruhi perkembangan dan kemampuan
otak, terutama pada dua tahun pertama. DHA (asam lemak omega 3) & AA
(asam lemak omega 6) adalah komponen utama struktur otak dan mempunyai
peran penting dalam perkembangan fungsi otak dan retina. Sphingomyelin
adalah komponen utama dari sel saraf, jaringan otak dan selubung myelin
disekitar saraf. Sphingomyelin mempunyai peran dalam mengirim sinyal dan
membawa informasi dari satu sel saraf ke sel saraf otak lainnya. Sumber lemak
antara lain seperti yang terdapat dalam minyak , santan , dan mentega, roti, dan
kue juga mengandung omega 3 dan 6 yang penting untuk perkembangan otak.5
3) Protein
58

Mempunyai fungsi penting dalam membangun dan memelihara sel


jaringan tubuh. Protein juga merupakan prekursor untuk neurotransmitter yang
mendukung perkembangan otak. Fungsi otak yang baik tergantung pada
kapasitas menyerap dan memproses informasi. Neurotransmitter catecholaimes
dibentuk dari asam amino penting: Tyrosine dan neurotransmitter serotonin
dibentuk dari Tryptophan. Serotonin menstimulasi tidur yang penting untuk
perkembangan otak dalam memproses informasi, sedangkan catecholamine
berkaitan dengan keadaan siaga yang membantu menyerap informasi di otak.
Sumber protein terdiri dari daging 2 ons atau telur 2 butir atau kacang-
kacangan 100 gram (untuk usia 5 tahun: daging 3-4 ons atau telur 4 butir atau
kacang-kacangan 200 gram). Sumber protein antara lain seperti ikan, susu,
daging, telur, kacang-kacangan.5
4) Karbohidrat
Sebagai sumber utama energi. Salah satu bentuk karbohidrat di otak
adalah Sialic Acid (SA). SA merupakan komponen struktur dan fungsi
ganglion otak yang penting. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian SA
sejak awal dapat meningkatkan perkembangan otak dan mempunyai efek
dalam proses belajar dan memori. Untuk anak usia 1 atau 5 tahun diperlukan
karbohidrat sebagai sumber energi untuk berbagai aktivitas. Diperlukan 2-3
lembar roti atau 1 sampai dengan 1,5 mangkuk nasi atau mi (untuk usia 5
tahun, 4-5 lembar roti atau 2-2,5 mangkuk nasi/mi).Sumber karbohidrat antara
lain seperti nasi, roti, sereal, kentang, atau mi.5
5) Zat Besi
Kekurangan zat besi merupakan hal yang biasa pada balita. Hal ini
disebabkan oleh tingginya kebutuhan akan zat besi yang tidak tercukupi dari
asupan makanan, khususnya jika tidak mengkonsumsi daging. Makanan yang
kaya akan vitamin C seperti segelas jus jeruk dapat dihidangkan ketika makan
malam untuk memaksimalkan penyerapan zat besi.
6) Kalsium
Kalsium sangat penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Kebutuhan
akan kalsium dapat terpenuhi asalkan balita mengkonsumsi susu dan produk
59

berbahan dasar susu yang cukup. Dua atau tiga gelas susu dapat memenuhi
kebutuhan asupan kalsium dalam sehari.
7) Vitamin A
Dibutuhkan untuk perkembangan sel dan kulit yang sehat. Makanan
balita seringkali kurang asupan Vitamin A.
8) Vitamin C
Penting untuk sistem pertahanan tubuh dan pertumbuhan balita. Vitamin C
juga membantu penyerapan zat besi, khususnya zat besi yang bukan berasal
dari hewan. Asupan vitamin C pada balita seringkali rendah karena sedikit
mengkonsumsi sayur dan buahbuahan.
9) Vitamin D
Sangat penting untuk metabolisme kalsium dan dapat diperoleh melalui
aksi sinar matahari pada kulit.
10) Vitamin E
Berperan penting dalam mencegah kerusakan struktur sel membran.
Vitamin E termasuk dalam golongan antioksidan dan berperan dalam
mengurangi risiko penyakit seperti kanker.
11) Susu
Pada usia 1 dan 2 tahun, seorang anak membutuhkan , paling sedikit
800 ml susu per hari dan pada usia 3 tahun ke atas, paling sedikit 500 ml susu
per hari.
2. Peranan ASI

ASI merupakan satu-satunya makanan terbaik bagi bayi sampai


berumur 6 bulan karena mempunyai komposisi gizi yang paling lengkap dan
ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang dapat memenuhi
kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. Rekomendasi pemberian ASI saja
yang dikenal dengan ASI eksklusif sampai 6 bulan didasarkan pada bukti
ilmiah tercukupinya kebutuhan bayi dan lebih baiknya pertumbuhan bayi yang
mendapat ASI eksklusif serta menurunnya morbiditas bayi. Sayangnya hanya
39% dari semua bayi di dunia yang mendapat ASI eksklusif (WHO, 2002).
60

Beberapa peneliti menganalisa perbedaan kecepatan pertumbuhan


antara bayi yang disusui dan bayi yang diberi formula selama 1 tahun pertama
dan diamati kemudian. Birkbeck (1992) mengukur anak usia 7 tahun yang
mendapat ASI sedikitnya 12 minggu dan yang mendapat formula sejak lahir.
Hasilnya menyatakan bahwa anak yang mendapat ASI lebih tinggi, tetapi
secara statistik tidak nyata ketika dikontrol dengan berat lahir, tinggi orangtua,
dan status sosial ekonomi. Selain itu juga dinyatakan bahwa tidak ada
perbedaan kecepatan pertumbuhan usia 3-12 bulan antara anak yang disusui
sedikitnya 2 bulan dan anak yang mendapat formula.5

Pertumbuhan, infeksi, dan perbedaan efisiensi penggunaan zat gizi


mempengaruhi kecepatan penggunaan zat gizi oleh bayi, yang ditentukan oleh
status gizi bayi (WHO, 2002). Studi-studi di beberapa negara berkembang
menunjukkan bahwa penyebab terbesar defisiensi gizi dan retardasi
pertumbuhan pada anak berumur 3 – 15 bulan adalah rendahnya pemberian
ASI dan buruknya pemberian MPASI (Shrimpton et al, 2001). Keunggulan
ASI yang berperan dalam pertumbuhan bayi dilihat dari protein, lemak,
elektrolit, enzim, dan hormon dalam ASI.
1. Protein
Protein ASI dibentuk dalam ribosom pada retikulum endoplasma yang
terdiri dari kasein, alpha laktalbumin dan beta laktoglobulin. Alpha
laktalbumin adalah 25 – 30% dari total protein ASI yang merupakan penyedia
terbesar asam amino untuk pertumbuhan bayi. Protein ASI berkaitan dengan
fungsi tertentu seperti kasein yang membentuk miscelles dengan kalsium dan
fosfat yang merupakan pengangkut penting bagi mineral tersebut. Pada bayi
baru lahir (neonatus) belum mampu mengelola protein dalam jumlah besar
seperti yang banyak terdapat pada susu formula. Kombinasi asam amino dalam
ASI sangat sesuai secara biokimiawi untuk periode pertumbuhan bayi. Kadar
protein yang rendah ini mengakibatkan saluran pencernaan bayi tidak dimasuki
zat protein asing dalam jumlah besar.5
2. Lemak
61

Lemak dalam ASI berbentuk gumpalan yang terdiri dari trigliserida


dengan campuran fosfolipid, kolesterol, vitamin A, dan karotenoid. Trigliserida
berasal dari lemak yang dimakan dan diangkut dalam darah ke payudara
sebagai trigliserida dalam kilomikron. Susunan asam lemak ASI tergantung
pada sumber lemak dalam makanan ibu dan keragaman jumlah lemak. Kadar
lemak juga tergantung ada idaknya cadangan lemak. Ibu dengan gizi kurang
menghasilkan ASI dengan kadar lemak rendah dan asam lemak kebanyakan
berantai pendek, lemak ASI menurun sampai 1 % tetapi protein dan laktosa
tetap. Lemak adalah bahan penyusun yang penting bagi sistem saraf. Asam
lemak dalam ASI memungkinkan bayi memperoleh energi cukup dan dapat
membentuk mielin dalam susunan saraf. Pencernaan lemak ASI secara baik
dilakukan oleh enzim lipase yang banyak terdapat dalam ASI sehingga
memberikan energi yang cukup bagi bayi untuk pertumbuhannya.5

3. Elektrolit dalam ASI

ASI mengandung elektrolit (natrium, kalium, klorida) sangat rendah


dibanding susu sapi sehingga tidak memberatkan beban ginjal. Pada bayi yang
mendapat formula elektrolit tinggi akan mengakibatkan osmolalitas plasma
yang tinggi. Hal ini akan membahayakan karena fungsi ginjal pada bayi belum
sempurna sehingga sukar untuk diekskresikan. Pada bayi dengan osmolalitas
plasma dan natrium tinggi bila demam atau diare ringan sangat beresiko
terhadap dehidrasi hipernatremik. Selain itu bayi yang osmolalitas plasma
tinggi karena selalu minum beban larut yang berat akan sering merasa haus dan
minta minum. Apabila diberi susu kental menyebabkan haus dan menginginkan
minum lagi dan seterusnya sehingga dapat berakibat pemberian kalori
berlebihan pada bayi. Pada banyak contoh obesitas yang dijumpai pada anak
pra sekolah disebabkan overfeeding pada waktu bayi.5

4. Enzim
62

Enzim dalam ASI berperan secara tidak langsung terhadap pertumbuhan


dimana bila fungsi enzim dalam berbagai proses metabolisme tubuh terganggu
maka pertumbuhan juga akan terganggu.
5. Hormon
ASI mengandung beberapa hormon dan faktor pertumbuhan. Hormon
dalam ASI terdiri dari kortisol, somatostatin, laktogenik, oksitosin, dan
prolaktin. Faktor pertumbuhan terdiri dari faktor pertumbuhan epidermal,
insulin, laktoferin dan faktor-faktor yang secara spesifik berasal dari sel epitel
kelenjar payudara (ACC/SCN, 1991).
3. Gangguan gizi terhadap tumbuh kembang bayi
Terdapat 3 tipe gizi buruk adalah marasmus, kwashiorkor, dan
marasmus-kwashiorkor. Perbedaan tipe tersebut didasarkan pada ciri-ciri atau
tanda klinis dari masing-masing tipe yang berbeda-beda.

Marasmus
Marasmus adalah gangguan gizi karena kekurangan karbohidrat. Gejala
yang timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut), tidak terlihat lemak
dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit), rambut mudah patah
dan kemerahan, gangguan kulit, gangguan pencernaan (sering diare),
pembesaran hati dan sebagainya. Anak tampak sering rewel dan banyak
menangis meskipun setelah makan, karena masih merasa lapar. Berikut adalah
gejala pada marasmus adalah (Depkes RI, 2000) :
a. Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan otot-
ototnya, tinggal tulang terbungkus kulit
b. Wajah seperti orang tua
c. Iga gambang dan perut cekung
d. Otot paha mengendor (baggy pant)
e. Cengeng dan rewel, setelah mendapat makan anak masih terasa lapar

Kwashiorkor
63

Penampilan tipe kwashiorkor seperti anak yang gemuk (suger baby),


bilamana dietnya mengandung cukup energi disamping kekurangan protein,
walaupun dibagian tubuh lainnya terutama dipantatnya terlihat adanya atrofi.
Tampak sangat kurus dan atau edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh
tubuh.5
a. Perubahan status mental : cengeng, rewel, kadang apatis.
b. Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah dicabut, pada
penyakit kwashiorkor yang lanjut dapat terlihat rambut kepala kusam.
c. Wajah membulat dan sembab
d. Pandangan mata anak sayu
e. Pembesaran hati, hati yang membesar dengan mudah dapat diraba dan terasa
kenyal pada rabaan permukaan yang licin dan pinggir yang tajam.
f. Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah menjadi
coklat kehitaman dan terkelupas.5

Marasmik-Kwashiorkor
Gambaran klinis merupakan campuran dari beberapa gejala klinik
kwashiorkor dan marasmus. Makanan sehari-hari tidak cukup mengandung
protein dan juga energi untuk pertumbuhan yang normal. Pada penderita demikian
disamping menurunnya berat badan < 60% dari normal memperlihatkan tanda-
tanda kwashiorkor, seperti edema, kelainan rambut, kelainan kulit, sedangkan
kelainan biokimiawi terlihat pula.5

Daftar Pustaka
64

1. Soetjiningsih, Ranuh G. Tumbuh Kembang Anak. Edisi 2. Jakarta


:EGC ;2013
2. Dapus Tri, Ratnaningsih. BUKU AJAR (Teori dan Konsep) TUMBUH
KEMBANG DAN STIMULASI. Sidoarjo, Indomedia Pustaka.2017
3. Marcdante, karen j. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial. Edisi 6.
Singapura : elsevier ; 2014
4. Kementerian kesehatan RI. Instrumen Stimulasi, Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak.;2012
5. Kementerian kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi
dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak;2016

Anda mungkin juga menyukai