Skenario 1
STEP 1
STEP 2
STEP 3
4. – TB , BB , lingkar kepala.
- BB diukur sesuai usia:
Cara ukur:
1. Pakaian dilepas
2. Jika bayi rewel/tdk mau maka: timbang dahulu BB ibu
& bayi , kemudiaan dikurangi BB ibu.
- KGB : didaerah subclavia dan lidah
- Penilaian muka.
5. – 0-3 bulan :
-angkat kepala.
-mengocet spontan
- 6-9 bulan :
-duduk tanpa dibantu.
3
-merangkak
- 9-12 bulan :
-berdiri tanpa dibantu.
-perkembangan :
-motorik :
-kasar.
-halus.
-kognitif :
-refleks
-proporsional
STEP 4
1. – Central incisor: 6-7 bulan.
-lateral : 7-8 bulan.
-molar 1: 9-11 bulan.
-carina : 10-12 bulan.
-Molar 2: 25-33 bulan.
- Refleks peimitif =
-Releks rooting.
-Refleks Moro.
-Refleks Grof
MIND MAP
IMUNISASI
SDIDTK LINGKUNGAN
BIOPSISOSIAL
FAKTOR YANG
MANAJEMEN MEMPENGARUHI
PENGUKURAN
ANTOPOMETRI TAHAP TUMBUH KEMBANG
ASPEK
MOTORIK MOTORIK
FISIK
KASAR HALUS
6
STEP 5
Refleksi Kelompok
STEP 6
( Belajar Mandiri )
Step 7
b. Masa remaja
i. Masa remaja dini : 11-13 tahun.
ii. Masa remaja pertengahan : 14-17 tahun.
iii. Masa remaja lanjut : 17-20 tahun. 1
Tabel 1.2 Tahap tumbuh kembang pada masa remaja awal, pertengahan, dan
akhir.
13
Remaja
Variabel Remaja Awal Remaja Akhir
Pertengahan
Usia (tahun) 10-13 14-17 17-20/lebih
Tingkat 1-2 3-5 5
maturitas
kelamin
(TMK)
Somatik Karakteristik Tinggi badan puncak. Matang secara
seks sekunder Bentuk tubuh dan fisik.
(mulai sejak perubahan komposisi. Pertumbuhan
pertumbuhan Jerawat dan bau lambat.
payudara pada badan. Pada laki-laki
anak perempuan Menarche/spermache. dilanjutkan
dan pertumbuhan pembentukan
testis pada anak massa otot dan
laki-laki). pada
Awal pertumbuhan
pertumbuhan rambut di
cepat dan seluruh tubuh.
penampilan yang
canggung.
Kognitif dan Jalan pikiran Berpikir abstrak Orientasi masa
moral konkret. (jalan pikiran depan dengan
Tidak mampu formal). pandangan
melihat akibat Dapat melihat perspektif.
jangka panjang implikasi ke depan, Idealisme,
dari suatu tetapi tidak bisa absolutism.
keputusan yang mengambil Dapat berpikir
dibuat sekarang. keputusan. secara bebas.
Moralitas yang Banyak bertanya.
konvensional.
Konsep diri Asyik dengan Perhatian dengan Lebih stabil
14
b. Umur
Umur yang paling rawan adalah masa balita, terutama pada
umur satu tahun pertama. Karena pada masa itu anak sangat
rentan terhadap penyakit dan sering terjadi kurang gizi.
Disamping itu, masa balita merupakan dasar pembentukan
kepribadian anak. Oleh karena itu, pada masa ini diperlukan
perhatian khusus.1
c. Gizi
Makanan memegang peranan penting dalam tmbuh kembang
anak. Kebutuhan anak berbeda dari orang dewaasa, karena
makanan bagi anak, selain untuk aktivitas sehari-hari juga
untuk pertumbuhan. Ketahanan makanan keluarag
mempengaruhi status gizi anak.1
2) Faktor lingkungan
a. Sanitasi
Sanitasi linglkungan memiliki peran yang cukup dominan
terhadap keschatan anak dan tumbuh kembangnya. Kebersihan,
baik kebersihan perorangan maupun lingkungan, memegang
peranan yang penting dalam menimbulkan penyakit.
Kebersihan yang kurang dapat menyebabkan anak sering sakit,
misalnya diare, demam tifoid, hepatitis, malaria, demam
berdarah, dan sebagainya. Demikian pula, polusi udara yang
dihasilkan dari pabrik, asap kendaraan, atau asap rokok dapat
mempengaruhi tingginya angka ISPA (Infeksi Saluran
Pernapasan Akut). Tumbuh kembang anak yang sering sakit
pasti terganggu.1
19
c. Radiasi
Tumbuh kembang anak dapat terganggu oleh radiasi yang
tinggi.
3) Faktor psikososial
a. Stimulasi
Stimulasi dari lingkungan merupakan hal yang penting untuk
tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi yang
terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan
dengan yang kurang atau tidak mendapat stimulasi. Stimulasi
juga akan meogoptimalkan potensi generik yang dipunvai anak.
Lingkungan yang kondusif akan mendorong perkembangan
fisik dan menral yang baik, sedangkan Lingkungan yang
kurang mendukung akan mengakibatkan perkembangan anak
dibawah potensi genetiknya.1
b. Motvasi belajar
Motivasi belajar dapat belajar dapat ditimbulkan sejak dini
dengan memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar,
misalnya perpustakaan, buku-buku yang menarik minat baca
anak-anak dan bermutu, suasana tempat belajar yang tenang,
sekolah yang tidak terlalu jauh, serta sarana lainnya. 1
c. Ganjaran ataupun hukuman yang wajar (reinforcement/reward
and punishment)
Kalau anak berbuat benar, kita wajib memberi ganjaran,
msialnya pujian, ciuman, belaian, tepuk tangan dan sebagainya.
Ganjaran rersebut akan menimbulkan motivasi yang kuat bagi
20
ada 4 aspek tumbuh kembang yang perlu dibina atau dipantau, yaitu:
a. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dengan sikap tubuh yang
melibatkan otot-otot besar sperti duduk, berdiri, dsb.2
b. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi
yang cermat sperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dsb. 2
c. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara,
berkomunikasi, mengikuti perintah dsb. 2
d. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai
bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya,dsb.2
Pengelompokkan Proses Perkembangan
1. Personal-sosial
3. Bahasa
4. Motorik kasar
24
maka perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut untuk membedakan perilaku yang
masih merupakan variasi normal dari anak yang memerlukan rujukan untuk
pemeriksaan definitif.3
Skrining Bahasa, berhubungan dengan perkembangan kognitif pada usia dini.
Meskipun bahasa ekspresif adalah komponen bicara yang paling tampak, tetapi
perkembangan dramatis bahasa dalam satu tahun pertama melibatkan pengenalan
dan pemahaman (bahasa reseptif).
Jika ditemukan keterlambatan bahasa, yang pertama kali perlu disingkirkan
adalah adanya gangguan pendengaran. Pelaksanaan skrining pendengaran dapat
mendeteksi kelainan pendengaran pada periode neonatus sehingga memungkinkan
intervensi dini. Gagap sering dijumpai pada anak usia 3 sampai 4 tahun. Kecuali
jika gagapnya cukup berat atau disertai dengan tik atau postur yang abnormal atau
timbul setelah usia 4 tahun, orangtua harus dijelaskan bahwa hal ini masih normal
dan bersifat sementara sehingga orangtua harus tenang dan sabar.3
Pada usia 6 tahun sampai remaja, evaluasi perkembangan biasanya diawali
dengan evaluasi prestasi anak di sekolah (pencapaian akademik dan perilaku).
Evaluasi juga termasuk tentang kekhawatiran yang diajukan oleh guru atau
konselor, pelatih, pemimpin atau pemuka agama. Pemeriksaan perkembangan
seperti di atas adalah diluar ruang lingkup perawatan dokter anak umum. Dokter
seharusnya menjadi koordinator pemeriksaan dan evaluasi yang dilakukan oleh
spesialis lain (misalnya psikolog atau profesional pendidikan lainnya).3
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
Formulir KPSP adalah alat instrumen yang digunakan untuk mengetahui
perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.4
Cara menggunakan KPSP:
Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang digunakan adalah yang lebih
kecil dari anak usia Contoh: bayi umur umur 7 bulan maka yang digunakan adalah
KPSP 6 bulan. Bila anak ini kemudian sudah berumur 9 bulan yang diberikan
adalah KPSP 9 bulan.4
1) Tentukan umur anak dengan menjadikannya dalam bulan.
Bila umur anak lebh dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.
26
2) Setelah menentukan umur anak pilih KPSP yang sesuai dengan umur
anak.
3) KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu:
Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak. Contoh:
"dapatkah bayi makan kue sendiri?
Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk
melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP
4) Baca dulu dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang ada. Bila tidak jelas
atau ragu-ragu tanyakan lebih lanjut agar mengerti sebelum melaksanakan.
5) Pertanyaan dijawab berurutan satu persatu.
6) Setiap pertanyaan hanya mempunyai satu jawaban YA atau TIDAK
7) Teliti kembali semua pertanyaan dan jawaban. 4
Pola tumbuh kembang secara normal antara anak yang satu dengan yang
lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi banyak
faktor (Nursalam, 2005). Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang
mempengaruhi tumbuh kembang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.5
36
a) Genetika
ii. Keluarga
iii. Umur
v. Kelainan Kromosom
b) Pengaruh hormon
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin
berumur 4 bulan. Pada saat itu, terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon yang
berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang
dikeluarkan oleh kelenjar pituitary. Selain itu, kelenjar tiroid juga menghasilkan
kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta maturasi tulang, gigi, dan
otak.5
i. Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama selama
trimester akhir kehamilan.
ii. Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan
kelainan congenital misalnya club foot.
37
b) Faktor kelahiran
c) Faktor pascanatal
Meliputi:
- pangan/gizi
- pakaian
38
- dll.5
Kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat dan
kepercayaan dasar untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik,
mental, atau psikososial.5
Anak yang mendapat ASUH, ASIH, dan ASAH yang memadai akan
mengalami tumbuh kembang yang optimal sesuai dengan potensi genetik yang
dimilikinya. Setiap anak akan melalui setiap tahapan tumbuh kembang yang
mempunyai ciri tersendiri, yaitu:
1. Masa pranatal
PERTUMBUHAN FISIK
Indikator pertumbuhan:
1. Berat badan
Berat badan lahir rata-rata 3,4 kg (2,7-4,1 kg)
Bayi yang dilahirkan cukup bulan akan kehilangan berat badannya selama
3-4 hari pertama dan akan kembali sama dengan berat badan lahir pada hari ke-8-
9. Berat badan meningkat:
2 x berat badan lahir pada umur 5 bulan,
3 x berat badan lahir pada umur 1 tahun,
4 x berat badan lahir pada umur 2½ tahun
Penambahan berat badan
6 bl ke-1 : 0,5-1,0 kg/bl
6 bl ke-2 : 0,3-0,5 kg/bl
1-2 th : 0,2 kg/bl
2. Tinggi Badan
Rata-rata tinggi (panjang) badan lahir + 50 cm
Panjang badan meningkat 1½ x panjang badan pada umur 1 tahun
Penambahan panjang badan:
Umur 6 bl ke-1 : 2,5 cm/bl
6 bl ke-2 : 1,25 cm/bl
1-7 th : 7,5 cm/th5
3. Lingkar Kepala
Rata-rata lingkar kepala lahir 33,0 - 35,6 cm
Pada tahun ke-1, lingkar kepala menjadi 44,4 - 46,9 cm ( + 10 cm)
Pada tahun ke-2 menjadi 46,9 - 49,5 cm ( + 2,5 cm)
Pada tahun ke-3 menjadi 47,7 - 50,8 cm ( + 1,25 cm)
4. Erupsi gigi
Gigi pertama tumbuh pada umur 5 – 9 bulan dan gigi susu yang berjumlah
20 buah biasanya telah tumbuh seluruhnya pada umur 2,5 th.
40
PERKEMBANGAN ANAK
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena
pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini kemampuan berbahasa,
kreativitas, sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan
merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-
dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini.5
spontan).
lingkungannya).
(toilet training). Anak juga dapat menunjuk beberapa bagian tubuhnya, menyusun
2 kata, dan mengulang kata-kata baru. Pada masa ini, anak perlu dibimbing
dengan akrab, penuh kasih sayang, tetapi juga tegas, sehingga anak tidak
mengalami kebingungan. Jika orang tua mengenal kebutuhan anak, maka anak
akan berkembang perasaan otonominya sehingga anak dapat mengendalikan otot-
otot dan rangsangan lingkungan.
5) Masa Pra sekolah akhir (3-5 tahun)
Pada masa ini, pertumbuhan gigi susu sudah lengkap. Pertumbuhan fisik
relatif pelan, naik turun tangga sudah dapat dilakukan sendiri. Demikian pula
halnya dengan berdiri satu kaki secara bergantian atau melompat. Anak mulai
berkembang superegonya (suara hati), yaitu merasa bersalah bila ada tindakannya
yang keliru.
Menurut teori Erikson, pada usia tersebut anak berada pada fase inisiatif
dan rasa bersalah. Pada masa ini, anak berkembang rasa ingin tahu (courius) dan
daya imaginasinya, sehingga anak banyak bertanya mengenai segala sesuatu di
sekelilingnya yang tidak diketahuinya. Sedangkan menurut teori Sigmund Freud,
anak berada pada fase phalik, dimana anak mulai mengenal perbedaan jenis
kelamin perempuan dan laki-laki. Anak juga mengidentifikasikan figus atau
perilaku orang tua sehingga mempunyai kecenderungan meniru tingkah laku
orang dewasa di sekitarnya. Anak juga mulai mengenal cita-cita, belajar
menggambar, menulis mengenal angka serta bentuk/warna benda (Soetjiningsih,
2002).
2. Gangguan tumbuh kembang
e) Kecemasan
Kecemasan pada umumnya merupakan bagian dari perkembangan.
Tetapi bila kecemasan ini berlebihan sehingga mempunyai efek terhadap
interaksi sosial dan perkembangan anak, maka merupakan hal yang
patologis yang memerlukan suatu intervensi.
bertambah sebesar ± 0,5 cm / bulan pada bulan pertama atau menjadi ±44 cm.
pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan kepala paling cepat dibandingkan pada
tahap berikutnya, kemudian tahuntahun pertama lingkar kepala bertambah
tidak lebih dari 5 cm per tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala
hanya bertambah ± 10 cm. Pengukuran lingkar kepala lebih sulit untuk
dilakukan bila dibandingkan dengan ukuran antropometri lainnya dan jarang
dilakukan pada balita, kecuali apabila ada kecurigaan akan pertumbuhan yang
tidak normal. Namun alat yang dibutuhkan cukup sederhana, yaitu dengan pita
pengukuran (meteran).
iv. Lingkar lengan atas (Lila)
Dapat dilihat dengan cubitan tebal pada lengan atas, pantat, dan paha
untuk mengetahui lemak subcutan.
iii. Jaringan lemak
Diperiksa dengan cubitan tipis pada kulit di bawah triceps dan
subskapular.
iv. Rambut
Perlu diperiksa pertumbuhannya, tebal / tipisnya rambut, serta apakah akar
rambut mudah dicabut atau tidak.
v. Gigi geligi
Perlu diperhatikan kapan tanggal dan erupsi gigi susu atau gigi permanen.
c) Pemeriksaan laboratorium dan radiologis
Pemeriksaan laboratorium dan radiologis baru dilakukan di klinik apabila
terdapat gejala atau tanda akan adanya suatu gangguan / penyakit, misalnya
anemia atau pertumbuhan fisik yang tidak normal. Pemeriksaan laboratorium
yang sering adalah pemeriksaan darah untuk kadar Hb, serum protein (albumin
dan globulin), dan hormon pertumbuhan.
Pemeriksaan radiologis dilakukan terutama untuk menilai umur biologis,
yaitu umur tulang (boneage). Biasanya, hal tersebut dilakukan bila ada kecurigaan
akan adanya gangguan pertumbuhan. Bagian tulang yang biasanya di rontgen
adalah tulang radius sebelah kiri.
2) Deteksi Perkembangan
Menurut Frankerburg (1981) yang dikutip oleh Soetjiningsih (1995),
terdapat empat aspek perkembangan anak balita, yaitu :
a) Kepribadian/tingkah laku social (personal social), yaitu aspek yang
berhubungan dengan kemampuan untuk mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungan.
b) Motorik halus (fine motor adaptive), yaitu aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak untuk mengamati sesuatu dan melakukan gerakan yang
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan otot-otot kecil, memerlukan
koordinasi yang tepat, serta tidak memerlukan banyak tenaga, misalnya
memasukkan manik-manik ke dalam botol, menempel dan menggunting.
50
c) Motorik kasar (gross motor), yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan
dan sikap tubuh yang melibatkan sebagian besar tubuh karena dilakukan oleh
otot-otot yang lebih besar sehingga memerlukan cukup tenaga, misalnya berjalan
dan berlari.
d) Bahasa (language), yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk
memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara secara
spontan. Pada masa bayi, kemampuan bahasa bersifat pasif, sehingga pernyataan
akan perasaan atau keinginan dilakukan melalui tangisan atau gerakan. Semakin
bertambahnya usia, anak akan menggunakan bahasa aktif, yaitu dengan berbicara.
Aspek-aspek perkembangan tersebut merupakan modifikasi dari tes/skrining
perkembangan yang ditemukan oleh Frankerburg, yang dikenal dengan Denver
Development Screening Test (DDST), yaitu salah satu test atau metode skrining
yang sering digunakan untuk menilai perkembangan anak mulai usia 1 bulan
sampai 6 tahun. Perkembangan yang dinilai meliputi perkembangan personal
sosial, motorik halus, motorik kasar dan bahasa pada anak (Nursalam dkk, 2005).
Pada buku petunjuk program BKB (Bina Keluarga dan Balita)
perkembangan balita dibagi menjadi 7 aspek perkembangan, yaitu
perkembangan :
a) Tingkah laku sosial
b) Menolong diri sendiri
c) Intelektual
d) Gerakan motorik halus
e) Komunikasi pasif
f) Komunikasi aktif
g) Gerakan motorik kasar
Banyak “milestone” perkembangan anak yang penting dalam mengetahui
taraf perkembangan seorang anak (yang dimaksud dengan “milestone”
perkembangan adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai anak pada umur
tertentu), misalnya :
a) 4-6 minggu : tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu.
51
i. Memakai baju
ii. Mencuci dan menyeka tangan dengan lap
iii. Mudah dipisahkan dari ibu
iv. Bermain dengan anak lain
v. Mengancing baju
vi. Memakai baju dengan pengawasan
vii. Memakai baju tanpa bantuan
Berdasarkan buku Pedoman Deteksi Tumbuh Kembang yang disusun oleh
Departemen Kesehatan RI, tes perkembangan yang dapat dilakukan adalah
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP), Kuesioner Perilaku Anak
Prasekolah (KPAP), Tes Daya Lihat dan tes kesehatan mata (TDL), serta Tes
Daya Dengar anak (TDD) (Depkes RI, 1996).
4. Upaya peningkatan kualitas
Tumbuh kembang anak merupakan hasil interaksi faktor genetik dan
faktor lingkungan, baik lingkungan sebelum anak dilahirkan maupun lingkungan
setelah anak itu lahir.
FAKTOR PRALAHIR
Supaya janin selama dikandung dapat tumbuh dengan baik, harus dijaga
agar setiap kelainan diketahui sedini mungkin dengan melakukan pemeriksaan
kehamilan yang teratur. Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian diantaranya:
1. Gizi ibu pada waktu hamil
Kenaikan berat badan wanita hamil yang baik selama kehamilan adalah 10
– 12,5 kg, supaya pada saat lahir berat badan bayi tidak rendah. Berat badan bayi
rendah selain menyebabkan tingginya jumlah bayi yang sakit/meninggal, juga
lebih beresiko buruk terhadap tumbuh kembang anak selanjutnya. Untuk
mencapai hal tersebut dianjurkan pada ibu hamil untuk meningkatkan kalori
makanan yang dimakan dengan tambahan sekitar satu porsi makanan lebih banyak
daripada sebelum hamil dan juga yang mengandung gizi lengkap. Juga ditambah
vitamin-vitamin yang terutama mengandung zat besi supaya ibu tidak menderita
anemia yang juga akan berpengaruh buruk pada janin yang dikandungnya.
53
2. Kesehatan anak
Kesehatan anak harus mendapat perhatian dari orang tua, yaitu dengan
cara segera membawa anaknya yang sakit ke tempat pelayanan kesehatan yang
terdekat. Anak yang sehat pada umumnya akan tumbuh dan berkembang
dengan baik.5
3, Imunisasi
4.Stimulasi (perangsangan)
Kecukupan gizi rata-rata bagi anak usia di bawah 3 tahun dengan berat
badan 12 kg dan tinggi badan 89 cm, energi yang dibutuhkan sebanyak 1220
kkl dan kebutuhan protein sebesar 23 gram. Sedangkan pada umur 4-5 tahun
dengan berat badan 18 kg dan tinggi badan 108 cm, energi yang dibutuhkan
sebanyak 1720 kkl dan kebutuhan protein sebesar 32 gram (Pudjiadi, 2003).
Balita merupakan masa peralihan makanan dari makanan pendamping ASI ke
makanan orang dewasa. Namun, pemberiannya juga masih bertahap
disesuaikan dengan kemampuan sistem pencernaan anak dan kebutuhan
gizinya. Di usia ini, saatnya dikenalkan ragam makanan yang sehat dan alami
karena akan menentukan pola makan anak selanjutnya.5
seimbang sangat besar pengaruhnya. Pada masa ini otak balita telah siap
menghadapi berbagai stimulasi seperti belajar berjalan dan berbicara lebih
lancar. Balita memiliki kebutuhan gizi yang berbeda dari orang dewasa.
Mereka butuh lebih banyak lemak dan lebih sedikit serat.
Nutrisi yang anak butuhkan berasal dari beras/gandum/umbi, daging, kacang-
kacangan, sayuran, buah, dan dua gelas susu per hari. Tentunya dengan gizi
yang seimbang sehingga dalam sehari tercapai 1.000 s.d. 1.500 kalori. Variasi
ini sangatlah bergantung pada usia, tinggi badan, serta aktivitas anak (dalam
hal ini sekitar 30 menit aktivitas fisik per hari). Pada usia ini, susu masih
merupakan makanan yang penting karena mengandung semua zat gizi dasar
yang dibutuhkan anak yang sedang tumbuh: energi, lemak, karbohidrat,
protein, vitamin dan mineral.5
1) Energi
Seperti halnya mesin, tubuh manusia membutuhkan pasokan energi (atau
kalori) yang terus-menerus. Tanpa energi, fungsi tubuh yang penting tidak
mungkin berjalan. Energi diperoleh dari zat gizi kaya energi yang terdapat
dalam makanan: karbohidrat kompleks, lemak, protein dan gula sederhana.
Kalori yang dibutuhkan balita usia 1-5 tahun adalah sekitar 1300 – 1500 kalori
per hari.5
2) Lemak
Merupakan komponen utama membran sel otak dan selubung myelin
disekeliling saraf otak. Lemak mempengaruhi perkembangan dan kemampuan
otak, terutama pada dua tahun pertama. DHA (asam lemak omega 3) & AA
(asam lemak omega 6) adalah komponen utama struktur otak dan mempunyai
peran penting dalam perkembangan fungsi otak dan retina. Sphingomyelin
adalah komponen utama dari sel saraf, jaringan otak dan selubung myelin
disekitar saraf. Sphingomyelin mempunyai peran dalam mengirim sinyal dan
membawa informasi dari satu sel saraf ke sel saraf otak lainnya. Sumber lemak
antara lain seperti yang terdapat dalam minyak , santan , dan mentega, roti, dan
kue juga mengandung omega 3 dan 6 yang penting untuk perkembangan otak.5
3) Protein
58
berbahan dasar susu yang cukup. Dua atau tiga gelas susu dapat memenuhi
kebutuhan asupan kalsium dalam sehari.
7) Vitamin A
Dibutuhkan untuk perkembangan sel dan kulit yang sehat. Makanan
balita seringkali kurang asupan Vitamin A.
8) Vitamin C
Penting untuk sistem pertahanan tubuh dan pertumbuhan balita. Vitamin C
juga membantu penyerapan zat besi, khususnya zat besi yang bukan berasal
dari hewan. Asupan vitamin C pada balita seringkali rendah karena sedikit
mengkonsumsi sayur dan buahbuahan.
9) Vitamin D
Sangat penting untuk metabolisme kalsium dan dapat diperoleh melalui
aksi sinar matahari pada kulit.
10) Vitamin E
Berperan penting dalam mencegah kerusakan struktur sel membran.
Vitamin E termasuk dalam golongan antioksidan dan berperan dalam
mengurangi risiko penyakit seperti kanker.
11) Susu
Pada usia 1 dan 2 tahun, seorang anak membutuhkan , paling sedikit
800 ml susu per hari dan pada usia 3 tahun ke atas, paling sedikit 500 ml susu
per hari.
2. Peranan ASI
4. Enzim
62
Marasmus
Marasmus adalah gangguan gizi karena kekurangan karbohidrat. Gejala
yang timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut), tidak terlihat lemak
dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit), rambut mudah patah
dan kemerahan, gangguan kulit, gangguan pencernaan (sering diare),
pembesaran hati dan sebagainya. Anak tampak sering rewel dan banyak
menangis meskipun setelah makan, karena masih merasa lapar. Berikut adalah
gejala pada marasmus adalah (Depkes RI, 2000) :
a. Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan otot-
ototnya, tinggal tulang terbungkus kulit
b. Wajah seperti orang tua
c. Iga gambang dan perut cekung
d. Otot paha mengendor (baggy pant)
e. Cengeng dan rewel, setelah mendapat makan anak masih terasa lapar
Kwashiorkor
63
Marasmik-Kwashiorkor
Gambaran klinis merupakan campuran dari beberapa gejala klinik
kwashiorkor dan marasmus. Makanan sehari-hari tidak cukup mengandung
protein dan juga energi untuk pertumbuhan yang normal. Pada penderita demikian
disamping menurunnya berat badan < 60% dari normal memperlihatkan tanda-
tanda kwashiorkor, seperti edema, kelainan rambut, kelainan kulit, sedangkan
kelainan biokimiawi terlihat pula.5
Daftar Pustaka
64