BAB I
PENDAHULUAN
Daun kelor tidak hanya kaya nutrisi akan tetapi juga memiliki sifat
fungsional karena tanaman ini mempunyai khasiat dan manfaat kesehatan
manusia. Baik itu kandungan nutrisi maupun zat aktif yang terkandung
dalam tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan makhluk hidup
dan lingkungan. Semua bagian dari tanaman kelor memberikan khasiat dan
manfaat di bidang pangan maupun non pangan. Sebagian tanaman yang
kaya akan nutrisi baik makro maupun mikro tidak hanya sebagai sumber
nutrisi bagi produk pangan tetapi memberikan efek farmakologi. Hal ini
disebabkan oleh tingginya kandungan senyawa bioaktif pada tanaman kelor.
Potensi ini memberikan peluang bagi industri farmasi untuk menjadikan
tanaman kelor sebagai obat alternatif berbahan baku alami.1
cepat dibandingkan
kontrol positif dan kontrol
negatif. Hal ini ditandai
dengan adanya
pengurangan panjang luka
hingga ditumbuhi bulu
pada mencit.
2. Taufik Gunawan, Efektifitas Eksperimental Efektivitas gel campuran
Gel Campuran Ekstrak Daun ekstrak daun kelor dan
Kelor Dan Katekin Gambir katekin untuk
untuk Penyembuhan Luka penyembuhan luka bakar
Bakar yang Terinfeksi Pada yang terinfeksi pada tikus
Tikus, 2015.7 Sprague dawley.
Kelompok perlakuan
terdiri dari formula 1
(ekstrak daun kelor 50g :
katekin 2g), formula 2
(ekstrak daun kelor 50g :
katekin 4g), formula 3
(ekstrak daun kelor 50g :
katekin 6g). Hasil
penelitian membuktikan
bahwa gel campuran
ekstrak daun kelor dan
katekin dapat memberikan
efek sebagai obat luka
bakar, dimana terlihat
proses penyembuhan yang
ditandai dengan
penurunan diameter luka
yang lebih cepat pada luka
tikus. .
2. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu variabel terikat yang digunkan pada
penelitian sebelumnya adalah penyembuhan pada luka bakar sedangkan
pada penelitian ini variabel terikat yang digunakan adalah penyembuhan
pada luka insisi.
BAB II
7
TINJAUAN PUSTAKA
Daun kelor berbentuk bulat telur dengan tepi daun rata dan
ukurannya kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai. Daun
kelor muda berwarna hijau muda dan berubah menjadi hijau tua pada
daun yang sudah tua. Daun muda teksturnya lembut dan lemas
sedangkan daun tua agak kaku dan keras. Daun berwarna hijau tua
biasanya digunakan untuk membuat tepung atau powder daun kelor.
Apabila jarang dikonsumsi maka daun kelor memiliki rasa pahit tetapi
tidak beracun. Rasa pahit hilang jika kelor sering dipanen secara
berkala untuk dikonsumsi umumnya digunakan daun yang masih
muda dan buahnya.1
2.1.1.1. Taksonomi
2.1.2. Luka
2. Fase Proliferasi
14
3. Fase Remodelling
Luka Insisi
Fase Inflamasi
Angiogenesis Pembentukan
Epitelisasi Jaringan Ikat
mempengaruhi : Alkaloid
↓↓
Keterangan :
Ekstrak daun
Ketebalan
Kelor (Moringa
epitelisasi
oleifera)
2.3 Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Tikus jantan
4. Sehat
(n-1) (t-1) ≥ 15
(n-1) (5-1) ≥ 15
4n-4 ≥ 15
4n ≥ 19
n ≥ 4,75
Keterangan
n = jumlah sampel
t = jumlah kelompok
3.6.1.1. Alat
1. Alat ekstrak
(4) Gunting
3.6.1.2. Bahan
1. Bahan Penelitian
(5) Lidokain
(6) Aquades
2. Bahan Ekstrak
(2) Metanol
2. Pengadaptasian Mencit
5 ekor mencit 5 ekor mencit 5 ekor mencit 5 ekor mencit 5 ekor mencit
jantan yg di lukai jantan di beri jantan diberi jantan diberi jantan diberi
dan tidak diberi povidone iodine ekstrak daun ekstrak daun ekstrak daun
perlakuan 10% kelor 50 % kelor 75 % kelor 100 %
Analisis data
Analisis data yang pertama dilakukan adalah uji normalitas dengan uji
Saphiro-Wilk karena sampel yang digunakan dalam penelitian ini
berjumlah 25 ekor (<50). Analisis selanjutnya adalah melakukan uji
komparasi dengan one way Anova untuk menguji hipotesis yang ada
kemudian dilakukan uji Post-hoc dengan menggunakan uji Least
Significant Different (LSD) untuk mengetahui kelompok-kelompok mana
saja yang berbeda. Interpretasi hasil dari uji normalitas berdasarkan nilai p
yaitu p>0.05 artinya data berdistribusi normal, apabila p<0.05 data tidak
berdistribusi normal, dan untuk uji hipotesis berdasarkan nilai p yaitu
p<0.05 artinya hipotesis diterima, apabila p>0.05 berarti hipotesis ditolak.
DAFTAR PUSTAKA
9. Sjamsuhidajat. Buku Ajar Ilmu Bedah Jilid III. Jakarta: EGC; 2010.
Hlm 95-100.
10. Kartika RW, Bedah B, Paru J, Luka AP. Perawatan Luka Kronis
dengan Modern Dressing. Perawatan Luka Kronis Dengan Modern
Dressing. Wound Care/Diabetic Center RS Gading Pluit Jakarta.
2015;42(7):546–50.
31
11. Kramer M.et All. Iodine Release and antibacterial effects of wound
paste combined with PVP-iodine powder and/or solution in vitro.
International
12. Tjay, T. H., & Raharja K. Obat-obat penting : khasiat, penggunaan dan
efek samping. 5th ed. Jakarta: Gramedia; 2002. hlm 62-88.
13. Kumar Abbas Aster. Buku Ajar Patologi Robbins. Nasar IM, editor.
Vol. 9. Elsevier Saunders; 2015. 67-69.