Anda di halaman 1dari 8

PEMBAHASAN JURNAL

JURNAL 1

Upaya Mempercepat Penyembuhan Luka Perineum Melalui Penggunaan Air

Rebusan Sirih Hijau (IJMS – Indonesian Journal On Medical Science –

Volume 5 No. 1 – Januari 2018)

Mayoritas persalinan yang terjadi di dunia merupakan jenis persalinan

pervaginam. Hampir setiap proses persalinan pervaginam terjadi perlukaan pada

perineum. Perlukaan pada daerah perineum yang ditimbulkan saat persalinan perlu

suatu perawatan yang tepat agar luka tersebut segera pulih. Penyembuhan luka

perineum pada masa nifas rata-rata membutuhkan waktu 7-10 hari. Waktu ini dirasa

cukup lama karena mikroorganisme dapat berkembang biak dalam waktu 48 jam (2

hari), di tambah dengan kondisi perineum dalam masa nifas yang selalu lembab

oleh lokhea sehingga dapat menimbulkan infeksi. Selama ini, untuk mencegah

infeksi pada luka perineum dengan cara mengoleskan bahan antiseptic pada luka

tersebut. Pada kenyataanya obat-obat antiseptic mempuyai kelemahan, yaitu

menimbulkan alergi dan waktu penyembuhan cukup lama yaitu 7-10 hari. Metode

yang sangat sederhana dan sudah bayak dilakukan oleh masyarakat yaitu dengan

membasuh luka dengan rendaman daun sirih sebagai obat luar pada perawatan

luka.

Perawatan luka perineum yang dilakukan oleh masyarakat masih banyak

yang menggunakan cara tradisional, salah satunya menggunakan air rebusan daun

sirih tersebut untuk cebok supaya luka perineum cepat sembuh dan bau darah yang

keluar tidak amis. Perawatan tersebut dilakukan oleh masyarakat secara turun-
temurun dari orang tua atau nenek, selain karena kemudahan mendapatkannya.

Tanaman sirih merupakan jenis tanaman herbal dan dikenal dengan apotek hidup.

Manfaaat daun sirih sangat beragam, begitupun cara pengolahannya, yang cukup

direbus atau diseduh dengan air panas. Daun sirih mengandung minyak atsiri yang

terdiri dari estrogen, eugenol, chavicol,seskulterpen bethephenol, hidriksivaikal,

cavibetol, dan karvarool yang merupakan unsur-unsur biokimia dalam daun sirih

(Piperbetle linn.) memiliki daya membunuh kuman dan jamur, juga merupakan

antioksidan yang mampercepat proses penyembuhan luka. Pengobatan

menggunakan daun sirih disukai oleh sebagian besar masyarakat karena kemudahan

mendapatkannya, murah harganya, mudah pengolahannya dan termasuk dalam seri

pengobatan herbal yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Penggunaan

tanaman herbal, seperti daun sirih juga merupakan pengobatan alami karena efek

samping yang ditimbulkannaya bisa ditekan seminimal mungkin, tidak seperti pada

penggunaan produk kimiawi (Agromedia, 2007).

Daun sirih merupakan tanaman yang mempunyai efek terapi. Daun sirih

mengandung minyak astiri, hidroksikavicol, kavicol, kavibetol, allypyrokatekol,

cineole, caryophyllene, cadinene, estragol, terpennena, seskuiterpena, fenil

propane, tannin, diastase, arecoline. Kandungan – kandungan daun sirih tersebut

seperti kavicol, minyak atsiri bersifat anti jamur dan anti bakteri. Diantara

kandungan tersebut sirih juga mempunyai efek antibiotic, arecoline bermanfaat

untuk merangsang saraf pusat untuk meningkatkan gerakan peristaltic

sehingga sirkulasi darah pada luka menjadi lancar, oksigen


menjadi lebih banyak, dengan demikian dapat mempengaruhi penyembuhan

luka lebih cepat. Berdasarkan efek tersebut maka sirih dapat digunakan sebagai

perawatan luka.

JURNAL 2

Efektivitas Sirih Merah dalam Perawatan Luka Perineum di Bidan Praktik

Mandiri (Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 1, Agustus 2013)

Pada persalinan normal, dengan ruptur perineum dapat terjadi infeksi

perineum karena kebersihan perineum yang kurang terjaga. Gejalanya cukup

mudah untuk dilihat, yaitu berupa rasa panas dan perih pada tempat yang terinfeksi,

perih saat buang air kecil, demam dan keluar cairan seperti keputihan yang berbau.

Hal ini dapat dicegah dengan merawat luka menggunakan bath seat, yakni

berjongkok atau duduk, kemudian membasuh bekas luka dengan cairan antiseptik.

Menurut penelitian, piper crocatum extract atau ekstrak daun sirih merah diketahui

mempunyai kandungan kimia yang berefek antiseptik dan antibakteri. Daun sirih

merah mempunyai daya antiseptik dua kali lebih tinggi dari daun sirih hijau.

Kandungan kimia dalam ekstrak sirih merah antara lain adalah minyak atsiri,

hidroksikavikol, kavikol, kavibetol, alilprokatekol, karvakrol, eugenol, p-cymene,

cineole, cariofelen, kadimen estragol, terpen dan fenil propada. Karvakrol bersifat

desinfektan dan antijamur sehingga digunakan sebagai obat antiseptik.

Daun sirih merah mempunyai banyak kandungan yang sangat bermanfaat

bagi kesehatan antara lain mengandung arecoline di seluruh bagian tanaman yang

bermanfaat untuk merangsang saraf pusat dan daya pikir, meningkatkan gerakan

peristaltik. Dengan peningkatan peristaltik, berarti dapat memperlancar peredaran


darah sehingga kandungan oksigen juga menjadi lebih baik sehingga sangat

membantu proses penyembuhan luka. Daunnya mengandung eugenol yang mampu

mencegah ejakulasi dini, membasmi jamur Candida albicans, dan bersifat analgesik

sehingga dapat meredakan rasa nyeri pada luka. Sedangkan kandungan karvakrol

bersifat disinfektan dan antijamur sehingga bisa digunakan sebagai antiseptik untuk

menghilangkan bau dan keputihan serta mencegah infeksi. Kandungan kimia

minyak atsiri dalam daun sirih bertindak sebagai antiseptik dan penghilang bau

badan seperti, kadinen, kavikol, sineol, eugenol, karvanol dan zat samak. Selain

sebagai ramuan secara eksternal, daun sirih juga bisa digunakan sebagai ramuan

penghilang bau badan secara internal atau dengan diminum. Kandungan tannin

pada daun sirih merah bermanfaat untuk mengurangi sekresi cairan pada vagina

sehingga mempercepat kering pada luka, melindungi fungsi hati, dan mencegah

diare. Dengan sifat antiseptiknya, sirih sering juga digunakan untuk

menyembuhkan kaki yang luka karena mengandung styptic buat menahan

pendarahan dan vulnerary, yang menyembuhkan luka pada kulit. Juga digunakan

ibu postpartum untuk mengobati luka perineum dengan cara dicebok ataupun

direndam bahkan diminum.

Daun sirih tergolong tanaman yang mempunyai banyak efek terapi. Di

antara kandungan daun sirih tersebut adalah minyak atsiri, hidroksikavicol, kavicol,

kavibetol, allylpyrokatekol, cyneole, caryophyllene, cadinene, estragol, terpennena,

seskuiterpena, fenil propana, tanin, diastase, gula, dan pati. Di antara kandungan

tersebut, sirih mempunyai efek antibiotik, berdasarkan pada efek terapi ini maka

sirih juga bisa dijadikan bahan untuk perawatan luka yang biasanya digunakan
dengan cara untuk cebok dan rendam, hal seperti ini sudah menjadi tradisi

dilakukan oleh ibu-ibu setelah melahirkan.

Hal ini didukung juga dengan hasil penelitian menyatakan bahwa ekstrak

etanol daun sirih merah mempunyai kemampuan antibakteri terhadap

staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Eschericia Coli. Selain itu, daun sirih

merah juga mengandung senyawa fitokimia yakni alkoloid, saponin, tanin, dan

flavonoid. Selain itu, kandungan kimia lainnya adalah minyak atsiri,

hidroksikavicol, kavicol, kavibetol, allyprokatekol, karvakrol, eugenol, pcymene,

cineole, caryofelen, kadimen estragol, terpenena, dan fenil propada. Karvakrol

bersifat desinfektan anti jamur sehingga bisa digunakan sebagai antiseptik untuk

menghilangkan bau mulut dan keputihan. Eugenol bisa mengurangi rasa sakit,

selain itu kebanyakan minyak atsiri bersifat sebagai antibakteri dan antijamur yang

kuat. Peneliti lain tentang isolasi jamur endofit dari daun sirih (Piper betle L.)

hasilnya menyatakan bahwa sebagai antimikroba terhadap Escherichia coli,

Staphylococcus aureus dan Candida albicans. Minyak atsiri daun sirih (P. betle L.)

merupakan salah satu minyak atsiri yang bersifat antibakteri. Minyak ini dapat

menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri merugikan seperti Escherichia

coli, Salmonella sp, Staphylococcus aureus, Klebsiella dan Pasteurella. Sirih juga

mengandung arecoline di seluruh bagian tanaman. Zat ini bermanfaat untuk

merangsang saraf pusat dan daya pikir, meningkatkan gerakan peristaltik. Dengan

demikian, sirkulasi darah pada luka menjadi lancar, oksigen menjadi lebih banyak,

hal ini dapat memengaruhi penyembuhan luka menjadi lebih cepat.


JURNAL 3

Efektifitas Air Rebusan Simplisia Daun Binahong (Anredera Cordifolia

(Tenore) Steen) untuk Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas Di Klinik

Murniati Kecamatan Kota Kisaran Barat (Jurnal Penelitian Kesehatan Suara

Forikes. Volume 9 Nomor 3, Juli 2018)

Hampir setiap persalinan normal melalui jalan lahir mengakibatkan trauma

pada jaringan dan mukosa vagigenetna akibat tekanan bagian keras harus bias janin.

Seorang wanita menginginkan jalan lahir kembali pada keadaan sebelum hamil dan

rasa nyaman. Sehingga seseorang ibu nifas harus bisa menjaga kebersihan terutama

pada daerah alat genitalnya. Menurut asumsi peneliti bahwa kesembuhan luka

perineum pada responden yang diberikan rebusan daun binahong lebih cepat

dibandingkan responden yang tidak diberikan, hal ini dikarenakan kandungan kimia

dari daun binahong yang dapat mempercepat proses penyembuhan. Penyembuhan

luka perineum cepat karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi seperti faktor

usia, usia reproduksi sehat adalah usia 20-35 bagi seorang wanita untuk hamil dan

melahirkan, dan faktor nutrisi, nutrisi yang mengandung protein akan

meningkatkan daya imunitas tubuh. Ekstrak daun binahong menjadi salah satu

alternatif untuk mempercepat penyembuhan luka perineum.

Pemberian air rebusan daun binahong merupakan salah satu faktor risiko

yang berpengaruh terhadap penyembuhan luka perineum ibu nifas. Daun binahong

digunakan untuk pengobatan berbagai jenis penyakit seperti typus, maag, radang

usus dan ambeien serta untuk menyembuhkan luka dalam dan luar pasca operasi.

Daun binahong dapat pula di manfaatkan untuk mengatasi pembengkakan dan

pembekuan darah, memulihkan kondisi lemah setelah sakit, rematik, luka memar
terpukul, asam urat dan mencegah stroke. Daun binahong adalah jenis tanaman

yang amat berkhasiat untuk menyembuhkan beberapa penyakit. Beberapa lembar

daun ini dikunyah hingga halus atau dimasak dengan segelas air dan diminum

beserta ampasnya atau lebih mudah di jus atau di blender. Adapun khasiat dari daun

tersebut dapat dimanfaatkan untuk pengobatan berbagai jenis penyakit seperti

batu/muntah darah, paru-paru/bolong, diabetes, sesak nafas, borok akut (menahun),

patah tulang, darah rendah, radang ginjal, gatal-gatal/eksim kulit, gegar otak

ringan/berat, disentri/buang air besar, ambeien berdarah, hidung mimisan, luka

pasca bedah/operasi, luka bakar, kecelakaan/cedera benda tajam, jerawat, usus

bengkak, gusi berdarah, kurang nafsu makan, haid tidak lancar, penyembuhan pasca

bersalin/melahirkan, menjaga stamina tubuh, penghangat badan, lemah syahwat,

kanker, dan lain sebagainya.

Menurut asumsi peneliti bahwa ibu post partum yang mengkonsumsi air

rebusan daun binahong sebagian besar mengalami proses penyembuhan luka

perineum yang lebih cepat. Hal ini karena tanaman binahong mengandung

antiseptik yang mampu membunuh kuman dan dapat meningkatkan daya tahan

terhadap infeksi serta mempercepat penyembuhan luka. Kondisi kesehatan ibu baik

secara fisik maupun mental dapat menyebabkan lamanya penyembuhan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Beberapa hal yang dapat dijadikan rekomendasi dari hasil penelitian diatas yaitu

bagi pelayanan kebidanan di Bidan Praktik Mandiri (BPM) atau di rumah sakit,

bidan merupakan tenaga kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat,

kemungkinan besar masyarakat percaya dengan bidan, karena itu bidan dalam
memberikan pelayanan harus maksimal supaya pasien merasa puas. Sebaiknya

bidan setelah menolong persalinan seyogyanya dilanjutkan dengan perawatan

terhadap ibu maupun bayinya, terutama pada ibu yang mengalami luka perineum

dengan jahitan, diharapkan bidan atau tenaga kesehatan lainnya dapat

menyampaikan kepada pasien cara perawatan luka perineum dengan menggunakan

rebusan daun sirih merah, rebusan daun sirih hijau maupun rebusan daun binahong,

dan cara pembuatan infusum dengan cara yang murah, mudah, dan aman.

Pengobatan menggunakan herbal disukai oleh sebagian besar masyarakat karena

kemudahan mendapatkannya, murah harganya, dan mudah pengolahannya.

Penggunaan tanaman herbal, merupakan pengobatan alami karena efek samping

yang ditimbulkannaya bisa ditekan seminimal mungkin, tidak seperti pada

penggunaan produk kimiawi.

Anda mungkin juga menyukai