Anda di halaman 1dari 4

Antibiotik alami

Sejak tahun 1940-an, obat antibiotik seperti penicillin telah digunakan untuk
membantu banyak orang sembuh dari berbagai penyakit infeksi mematikan.
Namun di sisi lain, ternyata antibiotik memiliki sejumlah efek samping yang
terkadang merugikan. Dari sinilah timbul semangat untuk menggunakan antibiotik
alami yang lebih aman. NHS mencatat, 1 dari 10 orang mengalami efek samping
yang membahayakan sistem pencernaan setelah minum antibiotik. Bahkan sekitar
1 dari 15 orang mengalami alergi terhadap obat antimikroba ini. Di sisi lain,
antibiotik alami diklaim lebih aman, karena memang disediakan oleh alam dan
diantaranya termasuk dalam bahan-bahan makanan yang ada di sekitar kita. Para
ilmuan pun tertarik untuk meneliti lebih lanjut terhadap bahan alam dan herbal
yang diduga berkhasiat sebagai antibiotik. Orang-orang zaman dahulu ternyata
telah menggunakan bahan alami seperti ini selama ratusan tahun, sebagian besar
memang belum diuji sepenuhnya. Namun, beberapa menunjukkan hasil yang
menjanjikan di bawah tinjauan medis, dan penelitian lebih lanjut sedang dilakukan.
Tidak semua yang alami itu mutlak aman, hanya gunakan antibiotik alami yang
terbukti aman dan berkhasiat di bawah ini:

1. Madu
Madu adalah antibiotik alami tertua yang pernah ditemukan. Pada zaman dahulu,
penduduk Mesir sering menggunakan madu sebagai antibiotik alami dan pelindung
kulit. Madu mengandung hidrogen peroksida dan methylglyoxal yang memiliki
efek antibakteri.
Selain itu, madu memiliki tingkat pH yang rendah sehingga dapat berfungsi
menarik uap air dari bakteri, sehingga bakteri mengalami dehidrasi dan akan mati.
Untuk menggunakan madu sebagai antibiotik, oleskan langsung ke area tubuh yang
terinfeksi. Madu asli dapat membantu membunuh bakteri dan membantu proses
penyembuhan.
Jika infeksi yang terjadi ada di dalam bagian tubuh, Anda dapat minum madu
untuk membantu proses penyembuhannya. Anda dapat menelannya secara
langsung atau dicampur dalam secangkir teh hangat.
Pada zaman Aristoteles, madu telah digunakan sebagai salep untuk
menyembuhkan luka dan mencegah atau mengusir infeksi. Para profesional medis
hari ini telah menemukan bahwa madu berguna dalam mengobati luka kronis, luka
bakar, bisul, luka baring, dan cangkok kulit.
Namun, madu tidak boleh diberikan pada bayi kurang dari satu tahun sebab madu
mungkin mengandung bakteri yang dapat menghasilkan racun di usus bayi. Hal ini
bisa menyebakan botulisme pada bayi.

2. Bawang putih
Bawang putih adalah zat alami sebagai antimikroba. Satu studi yang diterbitkan
dalam jurnal Applied and Environmental Microbiology pada 2011 menemukan
bahwa senyawa dalam bawang putih efektif melawan bakteri. Oleh karena itu,
tidak heran jika bawang putih sering digunakan sebagai antibiotik alami dari
zaman dahulu.
Anda dapat membeli ekstrak bawang putih di toko herbal atau juga dapat
membuatnya sendiri dengan merendam beberapa siung bawang putih dalam
minyak zaitun.
Bawang putih umumnya aman untuk dikonsumsi. Namun, bawang putih yang
terlalu banyak dapat menyebabkan terjadinya perdarahan dalam. Dua siung
bawang putih per hari masih dapat diterima tubuh dengan baik.
Jika Anda sedang mengonsumsi obat pengencer darah, konsultasikan dengan
dokter Anda sebelum menggunakan bawang putih sebagai antibiotik. Pasalnya,
bawang putih dalam dosis besar dapat memperkuat efek pengenceran darah.
Para peneliti menemukan bahwa bawang putih dapat menjadi pengobatan yang
efektif terhadap berbagai bentuk infeksi akibat bakteri, termasuk Salmonella dan
Escherichia coli ( E. coli ). Bawang putih bahkan telah dipertimbangkan untuk
digunakan dalam melawan tuberkulosis yang resistan terhadap beberapa obat.

3. Minyak cengkeh
Dilansir dari Brazilian Journal of Microbiology, minyak cengkeh memiliki sifat
antibakteri. Minyak cengkeh ditemukan dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif maupun bakteri gram positif. Karena sifat ini, minyak cengkeh dapat
digunakan sebagai antibiotik alami untuk melawan bakteri. Bukan hanya dapat
melawan bakteri, tetapi minyak cengkeh juga memiliki sifat antifungi dan
memiliki komponen antioksidan di dalamnya.

4. Minyak oregano
Dilansir dari laman Healthline, oregano diduga dapat meningkatkan sistem
kekebalan tubuh dan bertindak sebagai antioksidan yang memiliki sifat anti-
inflamasi. Sayangnya, belum ada penelitian yang membuktikan kebenaran ini.
Namun, beberapa studi menunjukan bahwa minyak oregano memiliki sifat seperti
obat antibiotik.
Selain itu, minyak oregano memiliki senyawa bernama carvacrol. Carvacrol
memiliki peran penting untuk membantu proses penyumbuhan dari infeksi ketika
dihirup tubuh. Minyak oregano sering digunakan untnuk menyembuhkan luka
(ulkus) di lambung dan meredakan peradangan.

5. Minyak thyme
Minyak ini terbukti dapat membantu melawan bakteri. Dalam Journal Medicinal
Chemistry tahun 2011, para peneliti menguji keampuhan minyak thyme dan
membandingkannya dengan minyak lavender. Kedua minyak ini diuji pada lebih
dari 120 strain bakteri. Beberapa bakteri yang diujikan adalah Staphylococus,
Escherichia, dan Enterococcus.
Para peneliti menemukan bahwa minyak thyme lebih efektif dalam membunuh
bakteri daripada minyak esensial lavender. Minyak thyme ini digunakan hanya
untuk pemakaian luar. Sebelum dioleskan ke kulit yang mengalami peradangan
dan iritasi, minyak thyme harus dilarutkan terlebih dahulu. Larutkan minyak thyme
ke dalam minyak kelapa atau minyak zaitun.

6. Jahe
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jahe mengandung zat yang dapat
mengurangi peradangan pada tubuh dan membasmi kuman penyebab infeksi.
Beberapa jenis kuman yang diketahui dapat dimatikan oleh jahe ini adalah kuman
E. Coli, Staphylococcus, dan Streptococcus. Kuman-kuman tersebut dapat
menimbulkan infeksi kulit, diare, dan pneumonia. Sayangnya, sejauh ini masih
dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menentukan efektivitas jahe sebagai
antibiotik secara umum, karena belum ada riset yang dapat memastikan bahwa jahe
memiliki efek yang sama efektifnya dengan obat antibiotic dalam pengobatan
penyakit infeksi.

7. Echinacea
Echinacea telah digunakan untuk mengobati infeksi selama bertahun-tahun. Para
peneliti pun mulai menguak rahasianya. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam
Journal of Biomedicine and Biotechnology melaporkan bahwa ekstrak Echinacea
purpurea dapat membunuh berbagai jenis bakteri, termasuk Streptococcus
pyogenes (S. pyogenes). Bakteri inilah yang bertanggung jawabmenyebabkan
radang tenggorokan, toxic shock syndrome, dan pembusukan kaki.

8. Goldenseal
Goldenseal biasanya dikonsumsi dalam bentuk teh atau kapsul untuk mengobati
masalah pernapasan dan pencernaan. Juga dapat memerangi diare akibat bakteri
dan infeksi saluran kemih. Selain itu, hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa
penggunaan goldenseal mampu mengobati infeksi kulit. Di laboratorium, ekstrak
goldenseal digunakan untuk mencegah pertumbuhan MRSA pada jaringan yang
rusak. Tapi ingat! Penggunaan Goldenseal harus dengan hati-hati. Alkaloid yang
terkandung di dalamnya tidak aman untuk bayi, atau wanita yang sedang hamil
atau menyusui.

9. Daun kelor
Kelor (moringa oleifera) merupakan tanaman khas indonesia yang di konsumsi
sebagai sayur dan obat tradisional.berbagai penelitian menunjukan bahwa tanaman
kelor banyak mengandung senyawa sapanin,flavonoid,tanin,dan palifinol yang
merupakan agen anti mikroba alami pada tumbuhan.tujuan dari penelitian untuk
mengetahui pengaruh gel daun kelor terhadap luka yang terinfeksi p.aeruginose.

10.Kunyit
Tanaman kunyit ini telah di gunakan sebagai pengobatan masyarakat india dan
masyarakat tiongkok untuk mengobati infeksi .kualitas antibakteri dan anti
inflamasi pada kunyit sangat efektif dalam mengobati infeksi bakteri .kunyit juga
bisa di gunakan dengan cara di oleskan untuk mengobati bakteri methicillin
resistant staphylococcus aureus (bakteri yang di temui di kulit dan rongga hidung)
11.Daun zaitun
Daun zaitun memiliki keistimewaan besar sebagai anti inflamasi, anti jamur, dan
anti bakteri. Selain meningkatkan sistem kekebalan tubuh ,daun zaitun juga
mengobati gejala penyakit jantung,masalah pencernaan,jamur dan infeksi saluran
kemih. Para peneliti baru-baru ini menemukan bahwa asam elenolik dalam daun
zaitun yang berfungsi sebagai antibiotic spectrum luas yang dapat membunuh
bakteri, vitus, dan jamur.

12.Lengkuas
Senyawa kimia yang terdapat pada lengkuas antara lain mengandung minyak
atsiri,minyak terbang,cugenol,pinen,metil sinamat,galangan.lengkuas berkhasiat
anti jamur,anti bakteri,menghangatkan,dan mempermudah pengeluaran angindari
dalam tubuh

13.Minyak kelapa
Asam lemak yang ada pada minyak kelapa mempunyai zat anti bakteri dan virus.
Asam lemak ini tidak hanya mudah diserap oleh hati, tetapi juga dimetabolisme
dengan cepat. Selain itu, minyak kelapa juga memiliki sifat antibakteri dan
antijamur yang bisa membantu meredakan berbagai infeksi kulit. Cara
menggunakannya minyak kelapa bisa langsung dioleskan pada area kulit yang
bermasalah

14.Sambiloto
Tanaman sambiloto memang mirip dengan tanaman liar tapi sangat berkhasiat bagi
kesehatan. Tanaman antibiotik ini dapat mencegah penyakit kangker juga untuk
meningkatkan daya kekebalan tubuh.sambiloto juga mengandung senyawa
flavonoid yang sangat baik dalam tubuh untuk membantu melancarkan peredaran
darah serta ada zat kimia lain yang terkandung seperti kalium yang berfungsi untuk
menurunkan tekanan darah

15.Temulawak
Zat kimia yang terkandung pada temulawak yaitu minyak atsiri seperti limonina
yang mengharumkan .sedangkan kandungan flavonoida berkhasiat menyembuhkan
radang .minyak atsiri pada temulawak bisa untuk membunuh mikroba

16. Tembelekan
Zat kimia yang terkandung pada tenaman tembelekan yaitu lantanina, minyak
atsiri,minyak lemak,asam latanilat dan asam lantabetulat.memiliki daya hambat
terhadap bakteri.khasiat tanaman tembelekan diaforetik,antipiretik,analgesic

17. Cabai Rawit


Cabai Rawit sebenarnya antibiotic dan antijamur di alam, jadi anda mungkin ingin
merasakan luka bakar untuk memperpendek penyakit. Yang terbaik adalah
mengencerkan cabai anda dengan minyak pembawa- zaitun atau kelapa adalah
pilihan yang baik sehingga anda mendapatkan manfaatnya tanpa merusak jaringan
halus.

Anda mungkin juga menyukai